Kementrian Lembaga: BPBD

  • Gempa 6,4 M Guncang Maluku, Belum Ada Laporan Kerusakan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 Oktober 2025

    Gempa 6,4 M Guncang Maluku, Belum Ada Laporan Kerusakan Regional 29 Oktober 2025

    Gempa 6,4 M Guncang Maluku, Belum Ada Laporan Kerusakan
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku memastikan, gempa tektonik berkekuatan 6,5 magnitudo yang mengguncang sejumlah daerah di wilayah Maluku tidak berdampak pada kerusakan rumah warga maupun fasilitas umum lainnya.
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Maluku Sandi Luhulima mengatakan, pasca-gempa, pihaknya langsung melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan sejumlah BPBD di daerah untuk memastikan ada atau tidaknya dampak kerusakan yang terjadi.
    “Dari Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya sampai saat ini belum ada laporan dampak kerusakan ada atau tidak. Sekitar 15 menit lalu saya juga komunikasi dengan mereka (BPBD) Tanimbar,” katanya kepada
    Kompas.com
    , Rabu (29/10/2025).
    Sandi mengakui bahwa gempa yang terjadi dirasakan sebagian besar warga di wilayah tersebut.
    “Getarannya ada, getarannya dirasakan tapi belum ada laporan kerusakan, mudah-mudahan tidaka da kerusakan,” kata dia. 
    Kepala BPBD Maluku Barat Daya Djemi Lico yang dikonfirmasi
    Kompas.com
    secara terpisah juga mengakui bahwa gempa yang terjadi cukup kuat dirasakan getarannya di wilayah tersebut.
    Namun, sejauh ini beluma ada laporan mengenai dampak kerusakan maupun korban jiwa atau luka yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
    “Sampai saat ini belum ada laporan dari kecamatan terkait adanya korban maupun kerusakan. Nanti kalau ada laporan akan saya sampaikan,” katanya.
    Ia mengatakan, getaran gempa di wilayah tersebut dirasakan kuat getarannya di Tiakur, Ibu Kota Maluku Barat Daya di Pulau Moa, Kecamatan Babar, Leti, Damer, Babar Dawelor Dawera dan Kecamatan Masela.
    “Getarannya cukup kuat tapi mungkin kedalaman gempa yang dalam,” ujarnya.
    Selain dirasakan di dua kabupaten tersebut, gempa tersebut juga ikut dirasakan getarannya di Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Kota Tual dan sejumlah daerah di wilayah Papua.
    Gempa tersebut sendiri terjadi pada Selasa malam (28/10/2025) Pukul 23.40 WIT.
    Adapun gempa tersebut berpusat di Laut Banda pada kedalaman 185 km di bawah permukaaan laut.
    Lokasi gempa tersebut berada pada titik koordinat 06.81 Lintang Selatan dan 130.13 Bujur Timur atau berjarak 106 km bagian Utara Dawelor Dawera-dan 114 km Timur laut Tepa Maluku Barat Daya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPBD pastikan banjir luapan Sungai Ciliwung telah surut

    BPBD pastikan banjir luapan Sungai Ciliwung telah surut

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memastikan banjir luapan Sungai Ciliwung yang sempat merendam 20 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan dan Timur, telah surut.

    “Pada pukul 13.45 WIB, seluruh banjir di wilayah DKI Jakarta sudah surut,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Yohan mengatakan bahwa hujan yang melanda Jakarta dan sekitarnya sempat mengakibatkan 20 RT di bantaran Sungai Ciliwung terendam banjir pada Selasa pagi.

    Namun, kata dia, berkat upaya kolaborasi yang dilakukan oleh petugas terkait dengan mengerahkan personel berikut peralatan pendukung seperti pompa portabel membuat penanganan banjir semakin cepat.

    “Kolaborasi antar instansi dan masyarakat membuat penanganan banjir semakin cepat,” ujarnya.

    Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan sebanyak 20 rukun tetangga (RT) di Jakarta pada Selasa pagi terendam banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung.

    “Banjir merendam 20 RT di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur,” kata Yohan.

    Menurut dia, hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan debit air di Bendung Katulampa sehingga berstatus waspada/siaga 3 pada Senin (27/10) pukul 19.00 WIB.

    Kemudian, lanjut dia, Pos Pantau Depok berstatus waspada/siaga 3 pada Senin (27/10) pukul 21.00 WIB sehingga menyebabkan banjir pada sejumlah daerah di Jakarta.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Depok Tambah CCTV di Lokasi Pembuangan Sampah Liar Usai Gubernur Jabar Tetapkan Siaga Darurat Bencana

    Depok Tambah CCTV di Lokasi Pembuangan Sampah Liar Usai Gubernur Jabar Tetapkan Siaga Darurat Bencana

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Jawa Barat atau Gubernur Jabar Dedi Mulyadi telah menetapkan status siaga darurat bencana untuk 27 kabupaten dan kota, salah satunya Kota Depok.

    Ada pun Keputusan Gubernur Jawa Barat tertuang pada surat Nomor 360/Kep.626-BPBD/2025 dan berlaku hingga 30 April 2026.

    Menyikapi hal tersebut, Wali Kota Depok Supian Suri meminta dinas terkait untuk mengantisipasi potensi terjadinya bencana.

    Ada pun, kata dia, untuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), untuk mengantisipasi luapan saluran air akibat penyumbatan sampah.

    “Saya meminta PUPR untuk buat jaring-jaring sehingga tidak ada sampah yang sulit dijangkau,” ujar Supian, Selasa (28/10/2025).

    Dia menjelaskan, Pemerintah Kota atau Pemkot Depok akan tetap menerapkan sanksi kepada pembuang sampah liar yang tertangkap.

    Tidak hanya itu, Supian telah meminta Wakil Wali Kota Depok untuk memasang CCTV di lokasi terjadinya pembuangan sampah liar maupun saluran air dan sungai.

    “Makanya Insya Allah, Pak Wakil tolong perbanyak CCTV di titik yang kita bisa monitor, siapa sih yang buang sampah liar,” terang Supian.

    Supian mengakui, sampah liar maupun sampah yang hanyut terbawa aliran air saluran, cukup berat untuk dilakukan pembersihan. Untuk itu, kata dia, diperlukan CCTV untuk memonitor sampah pada aliran sungai dan saluran, maupun pembuangan sampah liar.

    “Titik-titik Margonda kita akan siapkan (CCTV), (bangunan di atas kali) ini yang harus kita bongkar,” papar Supian.

    Menurut dia, Pemkot Depok akan bersikap persuasif kepada pemilik bangunan liar melakukan pembongkaran sendiri. Namun, kata Supian, apabila bangunan liar tidak dilakukan pembongkaran secara mandiri, Pemerintah Kota Depok akan mengambil sikap tegas.

    “Tapi kalau memang tetap nggak mau bongkar, ya kita langsung bongkar,” terang dia.

     

    Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek menyebabkan tumpukan sampah menggunung di Pintu Air Manggarai. Sampah berasal dari aliran Ciliwung di Boogor, Depok, dan sekitarnya.

  • Awal Musim Hujan, BPBD Ponorogo Catat 8 Bencana dalam Sepekan

    Awal Musim Hujan, BPBD Ponorogo Catat 8 Bencana dalam Sepekan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Memasuki awal musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo mencatat peningkatan aktivitas bencana alam di wilayah Bumi Reog. Dalam kurun waktu 21 hingga 27 Oktober 2025, tercatat delapan peristiwa bencana terjadi di berbagai kecamatan.

    Dari data BPBD, enam kejadian berupa tanah longsor dan dua lainnya merupakan peristiwa cuaca ekstrem. Seluruh kejadian tersebut menimbulkan kerusakan ringan hingga sedang tanpa menelan korban jiwa.

    “Dari enam bencana longsor di Bumi Reog, lima di antaranya menimpa bangunan rumah warga. Beruntung tidak ada korban jiwa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, Selasa (28/10/2025).

    Satu kejadian longsor lainnya mengakibatkan talud jalan poros di Kecamatan Sawoo ambrol. Berdasarkan pendataan, longsor tercatat melanda Desa Tempuran dan Desa Sawoo di Kecamatan Sawoo, Desa Wagir Kidul di Kecamatan Pulung, Desa Wonodadi di Kecamatan Ngrayun, serta Desa Pupus di Kecamatan Ngebel.

    Sementara dua bencana cuaca ekstrem dilaporkan terjadi di Desa Karangan dan Sambirejo Kecamatan Balong, serta Desa Sempu Kecamatan Ngebel. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan sejumlah atap rumah warga mengalami kerusakan ringan.

    “Di awal-awal musim penghujan ini memang sering kali terjadi cuaca ekstrem, diikuti dengan angin kencang, lalu hujan begitu lebat. Nah, kombinasi ini mengakibatkan longsor terutama di daerah lereng yang awalnya kering. Kemudian angin kencang tadi mengakibatkan pohon-pohon roboh,” jelas Masun.

    Masun mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi di awal musim hujan. Warga yang tinggal di kawasan perbukitan atau lereng diminta rutin memeriksa kondisi drainase di sekitar rumah agar air hujan tidak menggenang dan meresap ke tanah.

    Menurutnya, drainase yang buruk menjadi salah satu penyebab utama terjadinya longsor. “Jadi sering kali longsor itu terjadi akibat drainase yang buruk, meskipun ada faktor kemiringan,” tambahnya.

    BPBD Ponorogo kini terus memantau kondisi cuaca dan berkoordinasi dengan pemerintah desa di wilayah rawan bencana. Petugas lapangan juga disiagakan untuk melakukan langkah cepat bila terjadi kejadian serupa dalam beberapa hari mendatang, terutama di wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi seperti Ngebel, Pulung, dan Sawoo. [end/beq]

  • Jalur Kandangan Madiun Terputus Longsor, Warga Kare Gotong Royong Buka Akses Jalan

    Jalur Kandangan Madiun Terputus Longsor, Warga Kare Gotong Royong Buka Akses Jalan

    Madiun (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, selama sepekan terakhir menyebabkan longsor di Dusun Kandangan, Desa Kare. Akibatnya, jalur alternatif yang menghubungkan Madiun dan Ponorogo terputus sementara karena tertimbun material tanah dan batu.

    Sedikitnya tujuh titik longsor terpantau di sepanjang jalur Kandangan. Warga setempat bersama relawan bahu-membahu membersihkan timbunan tanah menggunakan peralatan seadanya agar akses jalan bisa kembali dilalui. Meski sebagian titik sudah terbuka untuk kendaraan roda dua, satu lokasi longsor masih sulit dibersihkan karena material menumpuk cukup tebal.

    “Satu titik masih parah karena tanahnya menumpuk tinggi. Dari kemarin Kami sudah coba bersihkan, tapi tanpa alat berat tidak bisa cepat selesai,” kata Gianto, warga Desa Kare, Selasa (28/10/2025).

    Menurut Gianto, tebing di lokasi longsor memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan panjang longsoran sekitar 20 meter. Jalur tersebut sangat vital bagi masyarakat karena menjadi satu-satunya akses menuju Ponorogo melalui wilayah selatan.

    Meski lokasi longsor berada cukup jauh dari permukiman, jalur Kandangan–Ponorogo kerap digunakan warga untuk menuju ladang dan pasar. Kondisi jalan yang licin dan masih labil membuat pengguna jalan diminta lebih berhati-hati, terutama pada malam hari atau saat hujan deras.

    “Kalau hujan deras, sebaiknya jangan dulu lewat sini. Selain tanah masih labil, tebingnya juga rawan turun lagi,” imbuhnya.

    Pemerintah Desa Kare telah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Kare dan BPBD Kabupaten Madiun untuk meminta bantuan alat berat. Sambil menunggu penanganan dari petugas, warga tetap melakukan pembersihan manual agar jalur tidak tertutup total dan aktivitas masyarakat bisa segera pulih.

    Petugas BPBD mengingatkan pengguna jalan agar waspada terhadap potensi longsor susulan mengingat curah hujan di wilayah selatan Madiun masih tinggi. BMKG juga memprakirakan cuaca ekstrem berpotensi berlangsung hingga beberapa hari ke depan seiring meningkatnya intensitas hujan di kawasan lereng selatan Gunung Wilis. [rbr/beq]

  • Warga Histeris Tebing di Bogor Longsor, Air Lalu Terjang Rumah-rumah

    Warga Histeris Tebing di Bogor Longsor, Air Lalu Terjang Rumah-rumah

    Kota Bogor

    Tebing Penahan Tanah (TPT) setinggi 10 meter longsor imbas hujan deras dan membanjiri 12 rumah di Bondongan, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar). Warga menceritakan detik-detik ngerinya tebing longsor terjadi saat hujan deras.

    “Kalau kejadian sekitar jam 19.00 WIB, habis (azan) isya lah kira-kira. Awalnya memang hujan deras banget, terus tiba-tiba suara ‘bruk, bruk’, pas dicek itu tebingan yang di belakang pos, longsor,” kata warga bernama Kusnadi ditemui di lokasi, Selasa (28/10/2025).

    Kusnadi mengatakan, aliran air deras yang mengalir ke sejumlah rumah imbas longsor, sempat membuat warga panik. Warga berteriak histeris tiba-tiba air masuk ke dalam rumah.

    “Saya denger istri teriak-teriak banjir, terus warga juga ramai teriak semua. Saya cek di luar air sudah deras banget, pada masuk ke rumah, kursi sofa basah semua,” kata Kusnadi.

    Dia mengatakan mayoritas warga panik ketika tebing longsor dan air menerjang rumah-rumah. Warga pun menjaga agar tak ada korban pada peristiwa yang terjadi Senin (27/10) sore kemarin.

    Longsor mengakibatkan air mengalir deras dan membanjiri 12 rumah warga. Hingga saat ini, perbaikan tebing longsor masih dilakukan.

    “Betul, saat ini masih proses penanganan masih berlangsung oleh teman-teman BPBD, Damkar, Tagana, relawan dibantu TNI dan Polri,” kata Kalak BPBD Kota Bogor Dimas Tiko Prahadi Sasongko, Senin (27/10).

    (sol/jbr)

  • Hujan dan Angin Kencang Sapu 4 Desa di Blitar, 15 Rumah Rusak Tertimpa Pohon

    Hujan dan Angin Kencang Sapu 4 Desa di Blitar, 15 Rumah Rusak Tertimpa Pohon

    Blitar (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang menerjang wilayah Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, pada Senin (27/10/2025) siang, menyebabkan setidaknya 15 rumah warga mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon tumbang dan atap yang terbang akibat sapuan angin.

    Laporan dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Blitar menyebutkan, bencana ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dan berdampak signifikan di empat desa: Modangan, Kemloko, Dayu, dan Penataran.

    Plt. Kepala Pusdalops BPBD Blitar, Bajoe Poerna Siswa menyatakan bahwa kerusakan terparah terjadi di Desa Modangan. Salah satu rumah di sana, milik Bapak Busono di Dusun Modangan RT 03 RW 02, dilaporkan mengalami kerusakan berat setelah tertimpa pohon sengon buto yang besar.

    “Total kerugian akibat pohon tumbang dan angin kencang mencakup 15 titik rumah dan infrastruktur. Sebagian besar mengalami rusak ringan, namun ada satu rumah di Modangan yang rusak berat,” Plt. Kepala Pusdalops BPBD Blitar, Bajoe Poerna Siswa pada Selasa (28/10/2025).

    Di Desa Modangan, selain rumah Bapak Busono, empat rumah lain juga tertimpa pohon (manggis, waru, dan petai). Bahkan, pohon tumbang sempat menutup akses jalan raya arah Karangrejo, namun segera ditangani oleh petugas gabungan.

    Situasi serupa terjadi di Desa Kemloko. Delapan titik dilaporkan rusak. Pohon durian, kelapa, dan loloan menjadi biang keladi yang menimpa atap teras hingga kandang kambing.

    “Atap teras Pak Rozak terbawa angin. Sementara atap teras Bu Reni tertimpa pohon durian, dan atap rumah Pak Jamai serta Pak Amat tertimpa pohon kelapa,” jelasnya.

    Di Desa Penataran, kerusakan dilaporkan terjadi pada gudang kayu milik Bapak Budiono yang tertimpa pohon kelapa. Dan sejumlah rumah warga lainnya rusak akibat angin kencang tersebut.

    BPBD Kabupaten Blitar segera bergerak ke lokasi usai kejadian untuk melakukan asesmen kerusakan, pembersihan pohon, dan penanganan darurat. Sebagian besar pohon tumbang yang menutup akses jalan raya dan dusun dilaporkan sudah tertangani.

    Mengingat kondisi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi, BPBD Kabupaten Blitar mengimbau masyarakat di seluruh wilayah agar selalu waspada dan berhati-hati, terutama saat hujan deras disertai angin kencang. [owi/beq]

  • 16 Titik di Semarang Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 60 Sentimeter
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Oktober 2025

    16 Titik di Semarang Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 60 Sentimeter Regional 28 Oktober 2025

    16 Titik di Semarang Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 60 Sentimeter
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 16 lokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah, masih terendam banjir hingga Selasa (28/10/2025), setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Rabu (22/10/2025).
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, mengatakan petugas masih bersiaga di lapangan untuk menangani genangan yang belum surut.
    “Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung pada Selasa sore mengakibatkan beberapa titik tergenang dan beberapa kejadian bencana alam,” kata Endro saat dikonfirmasi.
    Untuk mempercepat penanganan banjir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD Provinsi Jawa Tengah telah melakukan rekayasa cuaca atau modifikasi hujan.
    “Modifikasi cuaca mulai Sabtu, Minggu, dan Senin,” ujar Endro.
    Ia menyebut, ketinggian air bervariasi di setiap lokasi, antara 10 hingga 60 sentimeter.
    “Jalan Kaligawe 4 kurang lebih 45–60 sentimeter,” ungkapnya.
    Sementara itu, Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto, mengatakan kondisi cuaca di Kota Semarang masih mendung dan hujan kembali turun di sejumlah titik.
    “Ini malah hujan lagi,” kata Rismanto.
    Ia mengimbau para pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor, agar berhati-hati saat melintas di kawasan Pantura Semarang-Demak yang masih tergenang.
    “Lalu lintas aman tapi tetap harus berhati-hati karena banyak jalan yang berlubang,” ujarnya.
    Rismanto menambahkan, kondisi jalan juga masih berlumpur dan beberapa median jalan berserakan akibat lama terendam air.
    “Utamakan keselamatan,” lanjutnya.
    Berikut 16 titik di Kota Semarang yang masih terendam banjir per Selasa (28/10/2025):
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Fakta Pohon Tua di Pondok Indah Makan Korban Jiwa

    6 Fakta Pohon Tua di Pondok Indah Makan Korban Jiwa

    Jakarta

    Cuaca hujan deras dan angin kencang menumbangkan sebuah pohon di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan (Jaksel). Pohon tersebut menimpa satu unit mobil Lexus berwarna hitam yang sontak mengakibatkan pengemudi mobil tewas di lokasi.

    Insiden pohon tumbang ini berbuntut panjang. Kesaksian warga menyatakan pohon-pohon palem di sisi jalanan di kawasan Pondok Indah sudah berumur puluhan tahun dan sering menjatuhkan pelepah ke jalan.

    Kejadian itu pun menjadi perhatian bagi Gubernur DKI Pramono Anung. Pramono mengaku mengenal korban, Nugroho Prasetyo Danardojo, dan akan memberikan fasilitas pemakaman hingga asuransi.

    Simak fakta-fakta tentang insiden maut tumbangnya pohon tua tersebut dirangkum detikcom.

    1. Detik-detik Pohon Timpa Pengemudi

    Seorang warga yang juga Kepala Keamanan Pondok Indah Siswandi menceritakan, insiden terjadi pada Minggu (26/10) sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu kondisi cuaca di Pondok Indah hujan deras disertai angin kencang.

    TKP Pohon Timpa Mobil di Pondok Indah. (Taufiq/detikcom)

    Siswandi dan rekan-rekannya berteduh di pos yang berjarak sekitar 15 meter dari lokasi. Namun jarak pandang yang terbatas membuat mereka kesulitan untuk sekadar melihat ke arah jalan.

    “Jarak pandang juga pendek. Kita nggak dengar ada suara apa pun, kalah sama suara hujan. Kita tahu pas ada orang yang nolongin, Gojek yang neduh turun, ramai itu langsung,” kata Siswandi saat ditemui di lokasi.

    Seingat Siswandi, kondisi lalu lintas siang itu lengang. Tidak banyak warga yang berani keluar rumah akibat hujan deras.

    Lalu lintas seketika macet saat mobil Lexus milik korban tertimpa pohon. Warga di sekitar langsung berkerumun membantu proses evakuasi.

    “Jadi pertama sebelum evakuasi korban, pindahkan pohon dulu karena mengganggu jalan. Semua warga, sekuriti, Gojek turun,” jelas dia.

    Menurut dia, lalu lintas seketika macet karena pohon tumbang itu menutupi jalan. Dia melihat semua warga berfokus menyingkirkan pohon lebih dulu kemudian mengevakuasi korban yang saat itu diketahui sudah meninggal dunia.

    “Yang evakuasi warga semua, belum ada dari BPBD, dari mana. Bareng-bareng aja. Korban diangkat ke pinggir sini, nunggu ambulans sampe jam 16.00 baru dibawa,” ucapnya.

    “(Korban) langsung meninggal, kalau lihat kepala belakangnya kena, udah nggak ketolong,” imbuhnya.

    2. Kondisi Terkini

    Saat insiden, pohon yang tumbang sempat disingkirkan oleh warga. Terkini, pohon tumbang itu menyisakan batang kecil pendek di bagian dasar.

    Pantauan detikcom di lokasi, Senin (27/10/2025), sekeliling tempat kejadian masih tampak serbuk kayu sisa pemotongan batang pohon. Tampak di sepanjang Jalan Metro Pondok Indah itu masih berderet sejumlah pohon palem serupa.

    3. 2 Kali Makan Korban Jiwa

    Warga menyebut kasus pohon palem tumbang di kawasan itu sudah tiga kali terjadi, dua di antaranya memakan korban jiwa.

    “Ini sudah dua kali yang makan korban jiwa. Yang pertama itu motor, dua tahun lalu. Lokasinya sama itu di situ, sampingan,” kata Siswandi.

    4. Pohon Puluhan Tahun

    Siswandi menyebut pohon palem di sepanjang jalan itu sudah tua. Beberapa ukurannya tinggi dan besar di bagian atas.

    Lokasi Terkini Pohon Tumbang di Pondok Indah (Taufiq/detikcom)

    “Ini ya pohon lawas, sudah puluhan tahun, sejak Pondok Indah berdiri. Harusnya emang peremajaan, diganti sama yang lebih bagus, biar tidak membahayakan,” ucapnya.

    Siswandi bahkan mengaku sering melihat pelepah pohon palem jatuh ke tengah jalan. Beberapa sering menimpa mobil hingga motor.

    “Nah ini pelepah palem malah sering jatuh. Pelepah ada kering itu nggak ada yang bersihkan, riskannya ya jatuh itu. Dah kering jatuh, ada yang nimpa orang, licin bikin jatuh motor. Kadang nibanin mobil, motor, yang ngeri nibanin motor,” ungkapnya.

    5. Penjelasan Polisi

    Pihak kepolisian memberikan penjelasan mengenai peristiwa Harry Nugroho Prasetyo yang tewas usai tertimpa pohon tumbang tersebut. Polisi menjelaskan saat kejadian pohon tumbang, korban sedang melintas di lokasi.

    “Korban melintas normal, mengarah ke arah selatan. Ya sudah, pada saat itu ya tiba-tiba (pohon) tumbang nimpa mobil itu,” kata Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Harnas Prihandito kepada wartawan, Senin (27/10).

    Harnas menjelaskan saat kejadian, bagian kap mobil Lexus yang dikemudikan Hary langsung ringsek. Hary pun mengalami luka di bagian kepala yang menyebabkan dirinya meninggal di lokasi kejadian.

    “Mobil kap hancur, korban luka di bagian kepala kanan. (Korban) meninggal di tempat. Kap hancur, penyek parah sampai kursi dalam juga bengkok ke bawah,” terang Harnas.

    Dia juga menjelaskan telah berkomunikasi dengan pihak pengelola agar mengawasi pohon-pohon yang berada tepat di tepi jalan. Dia mengatakan telah meminta agar pengelola bisa memangkas pohon-pohon yang rawan tumbang saat hujan dan angin kencang.

    “Saya sudah komunikasi dengan PT Metropolitan Kencana (MK) untuk memperhatikan kembali pohon-pohon. Karena itu kan Plaza Dua Pondok Indah, ruko-ruko dimiliki pihak ketiga. Tapi lingkungan masih dirawatlah sama MK sebagai developer,” ungkap Harnas.

    6. Pramono Minta Penyangga Dipasang

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) segera memasang penyangga di sekitar 5.000 pohon yang dinilai rawan tumbang.

    “Saya sudah memerintahkan Pak Fajar, Kepala Distamhut, untuk segera menangani sekitar 5.000 pohon yang perlu dipasang penyangga. Kalau tidak, kejadian seperti ini bisa terulang kembali,” kata Pramono di RS Sumber Waras, Jakarta Barat, Senin (27/10).

    Dia mengaku mengenal korban dalam peristiwa pohon tumbang di Pondok Indah itu. Pramono mengatakan Pemprov DKI telah menawarkan bantuan untuk proses pemakaman dan asuransi.

    “Almarhum Harry ini saya kenal secara pribadi, dan atasannya juga sahabat saya. Pemerintah daerah langsung menawarkan bantuan, termasuk fasilitas pemakaman dan asuransi yang sedang diurus,” ujarnya.

    Pramono mengatakan banyak pohon di Jakarta yang sudah berusia tua dan berisiko tumbang saat hujan dan angin kencang. Dia meminta pohon yang sudah tua untuk dipangkas.

    “Jadi intinya adalah beberapa daerah termasuk di Pondok Indah memang ada pohon-pohon yang memang perlu kita buatkan trigger, penyangganya dan yang menjadi persoalan adalah sering kali masyarakat sendiri keberatan untuk dilakukan itu. Itu akan dilakukan, termasuk pohon yang sudah tua saya minta untuk dipotong saja,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 5

    (fca/fca)

  • Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi: Warga Bertahan di Rumah Kerabat, Kebutuhan Logistik Mendesak
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        28 Oktober 2025

    Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi: Warga Bertahan di Rumah Kerabat, Kebutuhan Logistik Mendesak Bandung 28 Oktober 2025

    Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi: Warga Bertahan di Rumah Kerabat, Kebutuhan Logistik Mendesak
    Editor
    KOMPAS.com
    – Sebanyak 1.873 warga dari 626 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terdampak bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut pada Senin (27/10/2025).
    Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, mengatakan bencana ini melanda sejumlah kampung di beberapa desa.
    Warga kini menghadapi kesulitan karena rumah dan lingkungan mereka terendam lumpur serta material longsor.
    “(Daerah) terdampak banjir di Kampung Tugu Desa Cikahuripan, Kampung Cikondang, dan Marinjung Desa Karangpapak, Cigoler Desa Cisolok, Kampung Cikondang Desa Wangunreja, dan Kampung Cikelat,” kata Daeng, Senin (27/10/2025).
    Sementara itu, dua kampung lainnya mengalami tanah longsor.
    “Tanah longsor terjadi di Kampung Pamokoan Desa Sukarame dan Kampung Cikondang Desa Wangun Sari,” ujarnya.
    Menurut Daeng, sebagian besar warga terdampak terpaksa mengungsi ke rumah kerabat atau tempat aman terdekat karena kondisi rumah mereka tidak bisa ditempati.
    Warga yang bertahan di lokasi juga menghadapi kekurangan kebutuhan dasar.
    Logistik dan makanan menjadi prioritas utama dalam penanganan darurat.
    “Untuk kebutuhan seperti tenda, dum 2 unit, alat kebersihan, sandang pangan, air bersih, genset, dan alkon pompa air,” ucap Daeng.
    Petugas BPBD bersama aparat desa dan relawan kini masih melakukan pendataan lanjutan serta menyalurkan bantuan ke sejumlah titik pengungsian.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.