Gempa 6,4 M Guncang Maluku, Belum Ada Laporan Kerusakan
Tim Redaksi
AMBON, KOMPAS.com
– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku memastikan, gempa tektonik berkekuatan 6,5 magnitudo yang mengguncang sejumlah daerah di wilayah Maluku tidak berdampak pada kerusakan rumah warga maupun fasilitas umum lainnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Maluku Sandi Luhulima mengatakan, pasca-gempa, pihaknya langsung melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan sejumlah BPBD di daerah untuk memastikan ada atau tidaknya dampak kerusakan yang terjadi.
“Dari Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya sampai saat ini belum ada laporan dampak kerusakan ada atau tidak. Sekitar 15 menit lalu saya juga komunikasi dengan mereka (BPBD) Tanimbar,” katanya kepada
Kompas.com
, Rabu (29/10/2025).
Sandi mengakui bahwa gempa yang terjadi dirasakan sebagian besar warga di wilayah tersebut.
“Getarannya ada, getarannya dirasakan tapi belum ada laporan kerusakan, mudah-mudahan tidaka da kerusakan,” kata dia.
Kepala BPBD Maluku Barat Daya Djemi Lico yang dikonfirmasi
Kompas.com
secara terpisah juga mengakui bahwa gempa yang terjadi cukup kuat dirasakan getarannya di wilayah tersebut.
Namun, sejauh ini beluma ada laporan mengenai dampak kerusakan maupun korban jiwa atau luka yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
“Sampai saat ini belum ada laporan dari kecamatan terkait adanya korban maupun kerusakan. Nanti kalau ada laporan akan saya sampaikan,” katanya.
Ia mengatakan, getaran gempa di wilayah tersebut dirasakan kuat getarannya di Tiakur, Ibu Kota Maluku Barat Daya di Pulau Moa, Kecamatan Babar, Leti, Damer, Babar Dawelor Dawera dan Kecamatan Masela.
“Getarannya cukup kuat tapi mungkin kedalaman gempa yang dalam,” ujarnya.
Selain dirasakan di dua kabupaten tersebut, gempa tersebut juga ikut dirasakan getarannya di Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Kota Tual dan sejumlah daerah di wilayah Papua.
Gempa tersebut sendiri terjadi pada Selasa malam (28/10/2025) Pukul 23.40 WIT.
Adapun gempa tersebut berpusat di Laut Banda pada kedalaman 185 km di bawah permukaaan laut.
Lokasi gempa tersebut berada pada titik koordinat 06.81 Lintang Selatan dan 130.13 Bujur Timur atau berjarak 106 km bagian Utara Dawelor Dawera-dan 114 km Timur laut Tepa Maluku Barat Daya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: BPBD
-
/data/photo/2025/03/25/67e212445fc35.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gempa 6,4 M Guncang Maluku, Belum Ada Laporan Kerusakan Regional 29 Oktober 2025
-

BPBD pastikan banjir luapan Sungai Ciliwung telah surut
Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memastikan banjir luapan Sungai Ciliwung yang sempat merendam 20 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan dan Timur, telah surut.
“Pada pukul 13.45 WIB, seluruh banjir di wilayah DKI Jakarta sudah surut,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.
Yohan mengatakan bahwa hujan yang melanda Jakarta dan sekitarnya sempat mengakibatkan 20 RT di bantaran Sungai Ciliwung terendam banjir pada Selasa pagi.
Namun, kata dia, berkat upaya kolaborasi yang dilakukan oleh petugas terkait dengan mengerahkan personel berikut peralatan pendukung seperti pompa portabel membuat penanganan banjir semakin cepat.
“Kolaborasi antar instansi dan masyarakat membuat penanganan banjir semakin cepat,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan sebanyak 20 rukun tetangga (RT) di Jakarta pada Selasa pagi terendam banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung.
“Banjir merendam 20 RT di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur,” kata Yohan.
Menurut dia, hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan debit air di Bendung Katulampa sehingga berstatus waspada/siaga 3 pada Senin (27/10) pukul 19.00 WIB.
Kemudian, lanjut dia, Pos Pantau Depok berstatus waspada/siaga 3 pada Senin (27/10) pukul 21.00 WIB sehingga menyebabkan banjir pada sejumlah daerah di Jakarta.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Awal Musim Hujan, BPBD Ponorogo Catat 8 Bencana dalam Sepekan
Ponorogo (beritajatim.com) – Memasuki awal musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo mencatat peningkatan aktivitas bencana alam di wilayah Bumi Reog. Dalam kurun waktu 21 hingga 27 Oktober 2025, tercatat delapan peristiwa bencana terjadi di berbagai kecamatan.
Dari data BPBD, enam kejadian berupa tanah longsor dan dua lainnya merupakan peristiwa cuaca ekstrem. Seluruh kejadian tersebut menimbulkan kerusakan ringan hingga sedang tanpa menelan korban jiwa.
“Dari enam bencana longsor di Bumi Reog, lima di antaranya menimpa bangunan rumah warga. Beruntung tidak ada korban jiwa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, Selasa (28/10/2025).
Satu kejadian longsor lainnya mengakibatkan talud jalan poros di Kecamatan Sawoo ambrol. Berdasarkan pendataan, longsor tercatat melanda Desa Tempuran dan Desa Sawoo di Kecamatan Sawoo, Desa Wagir Kidul di Kecamatan Pulung, Desa Wonodadi di Kecamatan Ngrayun, serta Desa Pupus di Kecamatan Ngebel.
Sementara dua bencana cuaca ekstrem dilaporkan terjadi di Desa Karangan dan Sambirejo Kecamatan Balong, serta Desa Sempu Kecamatan Ngebel. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan sejumlah atap rumah warga mengalami kerusakan ringan.
“Di awal-awal musim penghujan ini memang sering kali terjadi cuaca ekstrem, diikuti dengan angin kencang, lalu hujan begitu lebat. Nah, kombinasi ini mengakibatkan longsor terutama di daerah lereng yang awalnya kering. Kemudian angin kencang tadi mengakibatkan pohon-pohon roboh,” jelas Masun.
Masun mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi di awal musim hujan. Warga yang tinggal di kawasan perbukitan atau lereng diminta rutin memeriksa kondisi drainase di sekitar rumah agar air hujan tidak menggenang dan meresap ke tanah.
Menurutnya, drainase yang buruk menjadi salah satu penyebab utama terjadinya longsor. “Jadi sering kali longsor itu terjadi akibat drainase yang buruk, meskipun ada faktor kemiringan,” tambahnya.
BPBD Ponorogo kini terus memantau kondisi cuaca dan berkoordinasi dengan pemerintah desa di wilayah rawan bencana. Petugas lapangan juga disiagakan untuk melakukan langkah cepat bila terjadi kejadian serupa dalam beberapa hari mendatang, terutama di wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi seperti Ngebel, Pulung, dan Sawoo. [end/beq]
-

Jalur Kandangan Madiun Terputus Longsor, Warga Kare Gotong Royong Buka Akses Jalan
Madiun (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, selama sepekan terakhir menyebabkan longsor di Dusun Kandangan, Desa Kare. Akibatnya, jalur alternatif yang menghubungkan Madiun dan Ponorogo terputus sementara karena tertimbun material tanah dan batu.
Sedikitnya tujuh titik longsor terpantau di sepanjang jalur Kandangan. Warga setempat bersama relawan bahu-membahu membersihkan timbunan tanah menggunakan peralatan seadanya agar akses jalan bisa kembali dilalui. Meski sebagian titik sudah terbuka untuk kendaraan roda dua, satu lokasi longsor masih sulit dibersihkan karena material menumpuk cukup tebal.
“Satu titik masih parah karena tanahnya menumpuk tinggi. Dari kemarin Kami sudah coba bersihkan, tapi tanpa alat berat tidak bisa cepat selesai,” kata Gianto, warga Desa Kare, Selasa (28/10/2025).
Menurut Gianto, tebing di lokasi longsor memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan panjang longsoran sekitar 20 meter. Jalur tersebut sangat vital bagi masyarakat karena menjadi satu-satunya akses menuju Ponorogo melalui wilayah selatan.
Meski lokasi longsor berada cukup jauh dari permukiman, jalur Kandangan–Ponorogo kerap digunakan warga untuk menuju ladang dan pasar. Kondisi jalan yang licin dan masih labil membuat pengguna jalan diminta lebih berhati-hati, terutama pada malam hari atau saat hujan deras.
“Kalau hujan deras, sebaiknya jangan dulu lewat sini. Selain tanah masih labil, tebingnya juga rawan turun lagi,” imbuhnya.
Pemerintah Desa Kare telah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Kare dan BPBD Kabupaten Madiun untuk meminta bantuan alat berat. Sambil menunggu penanganan dari petugas, warga tetap melakukan pembersihan manual agar jalur tidak tertutup total dan aktivitas masyarakat bisa segera pulih.
Petugas BPBD mengingatkan pengguna jalan agar waspada terhadap potensi longsor susulan mengingat curah hujan di wilayah selatan Madiun masih tinggi. BMKG juga memprakirakan cuaca ekstrem berpotensi berlangsung hingga beberapa hari ke depan seiring meningkatnya intensitas hujan di kawasan lereng selatan Gunung Wilis. [rbr/beq]
-

Hujan dan Angin Kencang Sapu 4 Desa di Blitar, 15 Rumah Rusak Tertimpa Pohon
Blitar (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang menerjang wilayah Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, pada Senin (27/10/2025) siang, menyebabkan setidaknya 15 rumah warga mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon tumbang dan atap yang terbang akibat sapuan angin.
Laporan dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Blitar menyebutkan, bencana ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dan berdampak signifikan di empat desa: Modangan, Kemloko, Dayu, dan Penataran.
Plt. Kepala Pusdalops BPBD Blitar, Bajoe Poerna Siswa menyatakan bahwa kerusakan terparah terjadi di Desa Modangan. Salah satu rumah di sana, milik Bapak Busono di Dusun Modangan RT 03 RW 02, dilaporkan mengalami kerusakan berat setelah tertimpa pohon sengon buto yang besar.
“Total kerugian akibat pohon tumbang dan angin kencang mencakup 15 titik rumah dan infrastruktur. Sebagian besar mengalami rusak ringan, namun ada satu rumah di Modangan yang rusak berat,” Plt. Kepala Pusdalops BPBD Blitar, Bajoe Poerna Siswa pada Selasa (28/10/2025).
Di Desa Modangan, selain rumah Bapak Busono, empat rumah lain juga tertimpa pohon (manggis, waru, dan petai). Bahkan, pohon tumbang sempat menutup akses jalan raya arah Karangrejo, namun segera ditangani oleh petugas gabungan.
Situasi serupa terjadi di Desa Kemloko. Delapan titik dilaporkan rusak. Pohon durian, kelapa, dan loloan menjadi biang keladi yang menimpa atap teras hingga kandang kambing.
“Atap teras Pak Rozak terbawa angin. Sementara atap teras Bu Reni tertimpa pohon durian, dan atap rumah Pak Jamai serta Pak Amat tertimpa pohon kelapa,” jelasnya.
Di Desa Penataran, kerusakan dilaporkan terjadi pada gudang kayu milik Bapak Budiono yang tertimpa pohon kelapa. Dan sejumlah rumah warga lainnya rusak akibat angin kencang tersebut.
BPBD Kabupaten Blitar segera bergerak ke lokasi usai kejadian untuk melakukan asesmen kerusakan, pembersihan pohon, dan penanganan darurat. Sebagian besar pohon tumbang yang menutup akses jalan raya dan dusun dilaporkan sudah tertangani.
Mengingat kondisi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi, BPBD Kabupaten Blitar mengimbau masyarakat di seluruh wilayah agar selalu waspada dan berhati-hati, terutama saat hujan deras disertai angin kencang. [owi/beq]
-
/data/photo/2025/10/28/6900178496f65.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
16 Titik di Semarang Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 60 Sentimeter Regional 28 Oktober 2025
16 Titik di Semarang Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 60 Sentimeter
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Sebanyak 16 lokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah, masih terendam banjir hingga Selasa (28/10/2025), setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Rabu (22/10/2025).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, mengatakan petugas masih bersiaga di lapangan untuk menangani genangan yang belum surut.
“Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung pada Selasa sore mengakibatkan beberapa titik tergenang dan beberapa kejadian bencana alam,” kata Endro saat dikonfirmasi.
Untuk mempercepat penanganan banjir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD Provinsi Jawa Tengah telah melakukan rekayasa cuaca atau modifikasi hujan.
“Modifikasi cuaca mulai Sabtu, Minggu, dan Senin,” ujar Endro.
Ia menyebut, ketinggian air bervariasi di setiap lokasi, antara 10 hingga 60 sentimeter.
“Jalan Kaligawe 4 kurang lebih 45–60 sentimeter,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto, mengatakan kondisi cuaca di Kota Semarang masih mendung dan hujan kembali turun di sejumlah titik.
“Ini malah hujan lagi,” kata Rismanto.
Ia mengimbau para pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor, agar berhati-hati saat melintas di kawasan Pantura Semarang-Demak yang masih tergenang.
“Lalu lintas aman tapi tetap harus berhati-hati karena banyak jalan yang berlubang,” ujarnya.
Rismanto menambahkan, kondisi jalan juga masih berlumpur dan beberapa median jalan berserakan akibat lama terendam air.
“Utamakan keselamatan,” lanjutnya.
Berikut 16 titik di Kota Semarang yang masih terendam banjir per Selasa (28/10/2025):
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

6 Fakta Pohon Tua di Pondok Indah Makan Korban Jiwa
Jakarta –
Cuaca hujan deras dan angin kencang menumbangkan sebuah pohon di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan (Jaksel). Pohon tersebut menimpa satu unit mobil Lexus berwarna hitam yang sontak mengakibatkan pengemudi mobil tewas di lokasi.
Insiden pohon tumbang ini berbuntut panjang. Kesaksian warga menyatakan pohon-pohon palem di sisi jalanan di kawasan Pondok Indah sudah berumur puluhan tahun dan sering menjatuhkan pelepah ke jalan.
Kejadian itu pun menjadi perhatian bagi Gubernur DKI Pramono Anung. Pramono mengaku mengenal korban, Nugroho Prasetyo Danardojo, dan akan memberikan fasilitas pemakaman hingga asuransi.
Simak fakta-fakta tentang insiden maut tumbangnya pohon tua tersebut dirangkum detikcom.
1. Detik-detik Pohon Timpa Pengemudi
Seorang warga yang juga Kepala Keamanan Pondok Indah Siswandi menceritakan, insiden terjadi pada Minggu (26/10) sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu kondisi cuaca di Pondok Indah hujan deras disertai angin kencang.
TKP Pohon Timpa Mobil di Pondok Indah. (Taufiq/detikcom)
Siswandi dan rekan-rekannya berteduh di pos yang berjarak sekitar 15 meter dari lokasi. Namun jarak pandang yang terbatas membuat mereka kesulitan untuk sekadar melihat ke arah jalan.
“Jarak pandang juga pendek. Kita nggak dengar ada suara apa pun, kalah sama suara hujan. Kita tahu pas ada orang yang nolongin, Gojek yang neduh turun, ramai itu langsung,” kata Siswandi saat ditemui di lokasi.
Seingat Siswandi, kondisi lalu lintas siang itu lengang. Tidak banyak warga yang berani keluar rumah akibat hujan deras.
Lalu lintas seketika macet saat mobil Lexus milik korban tertimpa pohon. Warga di sekitar langsung berkerumun membantu proses evakuasi.
“Jadi pertama sebelum evakuasi korban, pindahkan pohon dulu karena mengganggu jalan. Semua warga, sekuriti, Gojek turun,” jelas dia.
Menurut dia, lalu lintas seketika macet karena pohon tumbang itu menutupi jalan. Dia melihat semua warga berfokus menyingkirkan pohon lebih dulu kemudian mengevakuasi korban yang saat itu diketahui sudah meninggal dunia.
“Yang evakuasi warga semua, belum ada dari BPBD, dari mana. Bareng-bareng aja. Korban diangkat ke pinggir sini, nunggu ambulans sampe jam 16.00 baru dibawa,” ucapnya.
“(Korban) langsung meninggal, kalau lihat kepala belakangnya kena, udah nggak ketolong,” imbuhnya.
2. Kondisi Terkini
Saat insiden, pohon yang tumbang sempat disingkirkan oleh warga. Terkini, pohon tumbang itu menyisakan batang kecil pendek di bagian dasar.
Pantauan detikcom di lokasi, Senin (27/10/2025), sekeliling tempat kejadian masih tampak serbuk kayu sisa pemotongan batang pohon. Tampak di sepanjang Jalan Metro Pondok Indah itu masih berderet sejumlah pohon palem serupa.
3. 2 Kali Makan Korban Jiwa
Warga menyebut kasus pohon palem tumbang di kawasan itu sudah tiga kali terjadi, dua di antaranya memakan korban jiwa.
“Ini sudah dua kali yang makan korban jiwa. Yang pertama itu motor, dua tahun lalu. Lokasinya sama itu di situ, sampingan,” kata Siswandi.
4. Pohon Puluhan Tahun
Siswandi menyebut pohon palem di sepanjang jalan itu sudah tua. Beberapa ukurannya tinggi dan besar di bagian atas.
Lokasi Terkini Pohon Tumbang di Pondok Indah (Taufiq/detikcom)
“Ini ya pohon lawas, sudah puluhan tahun, sejak Pondok Indah berdiri. Harusnya emang peremajaan, diganti sama yang lebih bagus, biar tidak membahayakan,” ucapnya.
Siswandi bahkan mengaku sering melihat pelepah pohon palem jatuh ke tengah jalan. Beberapa sering menimpa mobil hingga motor.
“Nah ini pelepah palem malah sering jatuh. Pelepah ada kering itu nggak ada yang bersihkan, riskannya ya jatuh itu. Dah kering jatuh, ada yang nimpa orang, licin bikin jatuh motor. Kadang nibanin mobil, motor, yang ngeri nibanin motor,” ungkapnya.
5. Penjelasan Polisi
Pihak kepolisian memberikan penjelasan mengenai peristiwa Harry Nugroho Prasetyo yang tewas usai tertimpa pohon tumbang tersebut. Polisi menjelaskan saat kejadian pohon tumbang, korban sedang melintas di lokasi.
“Korban melintas normal, mengarah ke arah selatan. Ya sudah, pada saat itu ya tiba-tiba (pohon) tumbang nimpa mobil itu,” kata Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Harnas Prihandito kepada wartawan, Senin (27/10).
Harnas menjelaskan saat kejadian, bagian kap mobil Lexus yang dikemudikan Hary langsung ringsek. Hary pun mengalami luka di bagian kepala yang menyebabkan dirinya meninggal di lokasi kejadian.
“Mobil kap hancur, korban luka di bagian kepala kanan. (Korban) meninggal di tempat. Kap hancur, penyek parah sampai kursi dalam juga bengkok ke bawah,” terang Harnas.
Dia juga menjelaskan telah berkomunikasi dengan pihak pengelola agar mengawasi pohon-pohon yang berada tepat di tepi jalan. Dia mengatakan telah meminta agar pengelola bisa memangkas pohon-pohon yang rawan tumbang saat hujan dan angin kencang.
“Saya sudah komunikasi dengan PT Metropolitan Kencana (MK) untuk memperhatikan kembali pohon-pohon. Karena itu kan Plaza Dua Pondok Indah, ruko-ruko dimiliki pihak ketiga. Tapi lingkungan masih dirawatlah sama MK sebagai developer,” ungkap Harnas.
6. Pramono Minta Penyangga Dipasang
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) segera memasang penyangga di sekitar 5.000 pohon yang dinilai rawan tumbang.
“Saya sudah memerintahkan Pak Fajar, Kepala Distamhut, untuk segera menangani sekitar 5.000 pohon yang perlu dipasang penyangga. Kalau tidak, kejadian seperti ini bisa terulang kembali,” kata Pramono di RS Sumber Waras, Jakarta Barat, Senin (27/10).
Dia mengaku mengenal korban dalam peristiwa pohon tumbang di Pondok Indah itu. Pramono mengatakan Pemprov DKI telah menawarkan bantuan untuk proses pemakaman dan asuransi.
“Almarhum Harry ini saya kenal secara pribadi, dan atasannya juga sahabat saya. Pemerintah daerah langsung menawarkan bantuan, termasuk fasilitas pemakaman dan asuransi yang sedang diurus,” ujarnya.
Pramono mengatakan banyak pohon di Jakarta yang sudah berusia tua dan berisiko tumbang saat hujan dan angin kencang. Dia meminta pohon yang sudah tua untuk dipangkas.
“Jadi intinya adalah beberapa daerah termasuk di Pondok Indah memang ada pohon-pohon yang memang perlu kita buatkan trigger, penyangganya dan yang menjadi persoalan adalah sering kali masyarakat sendiri keberatan untuk dilakukan itu. Itu akan dilakukan, termasuk pohon yang sudah tua saya minta untuk dipotong saja,” ujarnya.
Halaman 2 dari 5
(fca/fca)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394647/original/028028700_1761637533-Pemkot_Depok.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/10/27/68ff9245b78cc.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)