Kementrian Lembaga: BPBD

  • 2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    Proses evakuasi tak mudah. Tim SAR gabungan menghadapi sejumlah kendala di lapangan, antara lain minimnya penerangan saat pencarian dini hari serta risiko longsor susulan.

    “Selama proses pencarian berlangsung, kami menempatkan safety officer untuk mengawasi keamanan tim di lapangan. Petugas ini bertugas memberikan peringatan apabila muncul tanda-tanda bahaya,” ujarnya.

    Dalam operasi SAR ini, puluhan personel dari berbagai unsur terlibat, antara lain Pos SAR Trenggalek, Kodim 0806 Trenggalek, BPBD Kabupaten Trenggalek, Polres Trenggalek, Koramil Bendungan, Polsek Bendungan, Damkar, Dinas Kesehatan, BP 1303 Trenggalek, serta warga sekitar dan potensi SAR lainnya.

    Berdasarkan laporan awal, peristiwa tanah longsor yang menimpa satu rumah warga di Dusun Banaran terjadi pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 23.00 WIB, dan mengakibatkan lima orang menjadi korban. Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR secara resmi dinyatakan selesai dan ditutup.

     

  • 2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    2 Hari Krusial Pencarian Korban Longsor di Trenggalek, 4 Orang Ditemukan Meninggal 1 Selamat

    Proses evakuasi tak mudah. Tim SAR gabungan menghadapi sejumlah kendala di lapangan, antara lain minimnya penerangan saat pencarian dini hari serta risiko longsor susulan.

    “Selama proses pencarian berlangsung, kami menempatkan safety officer untuk mengawasi keamanan tim di lapangan. Petugas ini bertugas memberikan peringatan apabila muncul tanda-tanda bahaya,” ujarnya.

    Dalam operasi SAR ini, puluhan personel dari berbagai unsur terlibat, antara lain Pos SAR Trenggalek, Kodim 0806 Trenggalek, BPBD Kabupaten Trenggalek, Polres Trenggalek, Koramil Bendungan, Polsek Bendungan, Damkar, Dinas Kesehatan, BP 1303 Trenggalek, serta warga sekitar dan potensi SAR lainnya.

    Berdasarkan laporan awal, peristiwa tanah longsor yang menimpa satu rumah warga di Dusun Banaran terjadi pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 23.00 WIB, dan mengakibatkan lima orang menjadi korban. Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR secara resmi dinyatakan selesai dan ditutup.

     

  • Remaja Terpleset di Bukit Klotok Kediri Saat Rekam Video Tugas Sekolah, Dievakuasi ke RS Kilisuci

    Remaja Terpleset di Bukit Klotok Kediri Saat Rekam Video Tugas Sekolah, Dievakuasi ke RS Kilisuci

    Kediri (beritajatim.com) – Seorang remaja berusia sekitar 14 tahun terpleset di Bukit Klotok, Kota Kediri, saat merekam video untuk tugas sekolah pada Minggu (2/11/2025) pagi. Insiden ini terjadi sekitar pukul 10.31 WIB di jalur menuju puncak Pedang, wilayah Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

    Berdasarkan laporan resmi BPBD Kota Kediri melalui Pusdalops PB, korban bernama An Al Habib Ali Nur Asatof, warga Desa Sumberjo, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri. Saat kejadian, korban sedang turun dari puncak setelah merekam video tugas sekolah. Namun, di tengah perjalanan, ia terpeleset di jalur berbatu dan licin, hingga mengalami luka sedang pada bagian tangan kiri.

    Petugas Pusdalops menerima laporan darurat melalui layanan 112 pukul 10.31 WIB, dan segera melakukan validasi serta koordinasi dengan tim URC BPBD dan relawan Wana Rescue Indonesia. Tim gabungan tiba di lokasi sekitar pukul 11.41 WIB dan langsung memberikan pertolongan pertama kepada korban di medan yang cukup sulit karena jalur pendakian licin dan berbatu.

    Setelah penanganan awal, korban berhasil dievakuasi turun dari bukit sekitar pukul 12.00 WIB, kemudian dimobilisasi ke RS Kilisuci Kota Kediri pukul 12.31 WIB untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. BPBD memastikan kondisi korban kini stabil, sementara cuaca di sekitar lokasi kejadian terpantau berawan dan situasi dinyatakan aman terkendali.

    Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri Joko Arianto mengimbau masyarakat, khususnya para pendaki dan pelajar yang melakukan kegiatan di area Bukit Klotok, agar selalu berhati-hati dan mengikuti peraturan keselamatan.

    “BPBD juga merekomendasikan agar jalur pendakian di Bukit Klotok memiliki sistem pengendali resmi dan terstruktur untuk mencegah kejadian serupa,” imbaunya.

    Laporan BPBD menambahkan bahwa unsur yang terlibat dalam penanganan insiden ini meliputi RS Kilisuci dan relawan Wana Rescue Indonesia. Sementara itu, BPBD Kota Kediri terus memantau kondisi cuaca dan keamanan jalur pendakian di kawasan Bukit Klotok yang menjadi salah satu destinasi favorit warga Kediri dan sekitarnya. [nm/suf]

  • Hujan Es dan Angin Kencang Hantam Tiga Kecamatan di Jombang

    Hujan Es dan Angin Kencang Hantam Tiga Kecamatan di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/11/2025). Tiga wilayah tersebut adalah Kecamatan Jombang, Jogoroto, dan Diwek.

    Bahkan untuk di Kecamatan Jogoroto bukan sekadar hujan lebat, tapi hujan es sebesar kelereng. Kejadian ini menyebabkan kerusakan besar, terutama pohon tumbang yang menimpa rumah warga dan sekolah. Meski begitu, untungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

    Kejadian yang terjadi secara tiba-tiba ini mengejutkan banyak warga. Di Kecamatan Jogoroto, fenomena alam tersebut bahkan lebih parah dengan turunnya hujan es disertai angin kencang. Akibatnya, banyak pohon tumbang dan merusak berbagai fasilitas.

    Satu pohon bahkan jatuh menimpa bangunan sekolah dan rumah warga, mengakibatkan kerusakan pada atap dan beberapa sepeda. Kejadian ini terjadi sangat cepat, hingga tak sempat diantisipasi warga.

    Stevi Maria, Supervisor Pusdalops BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Jombang, menyampaikan bahwa hingga saat ini terdapat sembilan titik pohon tumbang di beberapa lokasi. “Termasuk di jalan raya sebelah barat Stasiun Jombang,” ujarnya. Meskipun kerusakan cukup besar, pihak BPBD memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.

    Stevi juga mengingatkan masyarakat bahwa fenomena cuaca ekstrem ini dipicu oleh transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Menurutnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda sebelumnya telah mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Jombang.

    Rumah rusak disapu angin di Jombang

    “Ada anomali cuaca yang terjadi saat ini, seperti hujan lebat, angin kencang, dan sambaran petir,” kata Stevi.

    Sementara itu, Pril Irianto, warga Kelurahan Jombatan Kecamatan Jombang, menceritakan pengalaman mengerikan yang dialami oleh desanya. Ia mengatakan bahwa beberapa pohon tumbang menimpa rumah dan sekolah, bahkan menyebabkan atap rumah hilang disapu angin. “Kejadiannya sangat cepat. Angin kencang menyapu desa. Banyak pohon tumbang,” ujar Pril. [suf]

  • Naik Gunung untuk Tugas Sekolah, Pelajar Kediri Terpeleset di Gunung Klotok
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 November 2025

    Naik Gunung untuk Tugas Sekolah, Pelajar Kediri Terpeleset di Gunung Klotok Regional 2 November 2025

    Naik Gunung untuk Tugas Sekolah, Pelajar Kediri Terpeleset di Gunung Klotok
    Tim Redaksi
    KEDIRI, KOMPAS.com –
    Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), relawan, hingga petugas kesehatan mengevakuasi seorang pelajar pendaki Gunung Klotok di Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (2/11/2025) siang.
    Tindakan penyelamatan itu dilakukan untuk menolong seorang survivor bernama Al Habib Ali Nur Asatof (14), yang dilaporkan terluka akibat tergelincir saat pendakian.
    Pendaki asal Desa Sumberejo, Kecamatan Kandat, itu ditemukan terpeleset di wilayah jalur Puncak Pedang saat hendak turun dari puncak Gunung Klotok.
    Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, Joko Ariyanto, mengatakan survivor berhasil dibawa tim penolong turun gunung.
    Namun, karena kondisinya mengalami luka yang diduga dislokasi tangan kanan, ia segera dilarikan ke rumah sakit.
    “Survivor langsung dibawa ke RS Kilisuci untuk perawatan lebih lanjut,” ujar Joko Ariyanto pada
    Kompas.com,
    Minggu.
    Joko Ariyanto menambahkan, dari hasil asesmen terhadap survivor diketahui bahwa ia naik Puncak Pedang untuk melakukan pengambilan video tugas sekolah.
    “Pada saat survivor turun gunung sekitar pukul 09.00 WIB, dirinya tergelincir hingga mengalami luka dalam kategori sedang,” lanjut Ariyanto.
    Pihaknya mengimbau para pendaki untuk senantiasa mengutamakan keselamatan diri saat melakukan pendakian.
    Adapun Gunung Klotok yang hanya mempunyai ketinggian sekitar 536 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu merupakan salah satu tujuan favorit pendaki pemula.
    Lokasinya yang berada di atas kawasan wisata terpadu Selomangleng dan tidak jauh dari pusat Kota Kediri itu kerap menjadi jujukan pendaki pada akhir pekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir-Longsor di 3 Kampung Jonggol Bogor, Tembok Penahan Tanah Ponpes Ambruk

    Banjir-Longsor di 3 Kampung Jonggol Bogor, Tembok Penahan Tanah Ponpes Ambruk

    Bogor

    Banjir dan longsor menerjang tiga kampung akibat hujan deras dan luapan Sungai Cipatujahdi Jonggol, Bogor, Jawa Barat (Jabar). Kejadian ini mengakibatkan dua pondok pesantren (ponpes) terdampak dan seorang santri terluka.

    “Dikarenakan hujan dengan intensitas tinggi, sehingga aliran Sungai Cipatujah meluap dan mengikis TPT (tembok penahan tanah), serta tebingan di beberapa lokasi. Kondisi ini mengakibatkan banjir dan longsor di tiga titik di Desa Jonggol,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor M Adam Hamdani dalam keterangan tertulis, Minggu (2/11/2025).

    “Rinciannya, kejadian banjir di Kampung Pojok Salak RT 04 RW 08, tanah longsor di Kampung Karni RT 02 RW 04, (kemudian) banjir dan tanah longsor di Kampung Jeprah RT 01 RW 01,” imbuhnya.

    Adam menyebutkan banjir dan longsor dilaporkan warga terjadi pada Jumat (30/10) sore. Banjir sempat merendam rumah warga dan ponpes, hingga mengakibatkan seorang santri terluka di bagian kaki.

    “Fasilitas umum terdampak (yakni) musala Darhaj, dan Ponpes Al-Fatiah terendam banjir. Korban luka satu orang santri Ponpes Al- Fatiah atas nama Fatwahana (19), luka pada bagian kaki sebelah kiri dan sudah diobati di Puskesmas Jonggol,” kata Adam.

    “Ponpes Al-Mutajam mengalami kerusakan pada bagian TPT dengan rincian panjang 100 meter dan tinggi 8 meter dan jarak bangunan ke bibir sungai kurang dari 1 meter,” imbuhnya.

    “Kerusakan pada TPT dan jembatan belum diperbaiki. Perlu tidak lanjut dari dinas terkait. Kerusakan belum diperbaiki sehingga dikhawatirkan akan semakin berdampak pada masyarakat,” imbuhnya.

    (sol/idn)

  • Ibu dan Anak di Malang Terseret Banjir Luapan Sungai Glidik

    Ibu dan Anak di Malang Terseret Banjir Luapan Sungai Glidik

    Malang (beritajatim.com)- Hujan deras yang melanda Kabupaten Malang, Sabtu (1/11/2025) malam membawa korban. Satu keluarga yang mengendarai motor roda dua, dilaporkan terseret banjir saat melintas kawasan yang tergenang air bah di Dusun Lebaksari, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengungkapkan satu keluarga mengendarai sepeda motor dari arah Tegalrejo menuju Lebaksari.

    “Saat melintas dari arah Tegalrejo menuju Dusun Lebkasari di tengah perjalanan terjebak banjir, lalu putar arah posisi, namun air sudah semakin besar. Istri dan anak lepas dari tangan suaminya dan terbawa arus air yang tinggi sedangkan suaminya berhasil menepi ke pinggir arah Tegalrejo,” kata Sadono Irawan, Minggu (2/11/2025).

    Menurut Sadono, dua korban yakni anak dan istri terbawa arus sungai Glidik. Sungai Glidik sendiri berhulu langsung dari lereng Gunung Semeru.

    “Korban masih dalam pencarian bersama Basarnas, Kepolisian dan masyarakat,” tuturnya.

    Sementara itu, kedua korban hanyut setelah berusaha menyeberangi jembatan licin bersama suami menggunakan sepeda motor di tengah derasnya arus sungai yang tiba-tiba meluap.

    Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar menjelaskan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB ketika korban, Rika Julia Safitri (27), bersama suaminya Teguh Srianto (34) dan putrinya Aldafiatul Rifka Salimah (6), hendak menyeberang dari arah Desa Tegalrejo, Kabupaten Lumajang, menuju Dusun Lebaksari, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading.

    “Sesampainya di tengah jembatan, arus air sungai tiba-tiba membesar. Suami korban sempat berusaha menepi sambil memegang istrinya, namun pegangan terlepas karena derasnya arus,” ujar Bambang, Minggu (2/11/2025).

    Korban ibu dan anak langsung terbawa arus deras Sungai Glidik. Sementara sang suami berhasil menyelamatkan diri dalam kondisi selamat namun syok berat.

    “Petugas Bhabinkamtibmas bersama perangkat desa, warga sekitar, hingga komunitas nelayan setempat langsung melakukan pencarian sejak Sabtu malam. Tim menyusuri aliran sungai hingga kawasan muara,” lanjut Bambang.

    Upaya pencarian dilakukan secara manual dengan melibatkan warga dari dua wilayah, yakni Desa Lebakharjo, Kabupaten Malang, dan Desa Tegalrejo, Kabupaten Lumajang. Hingga Minggu pagi, tim berhasil menemukan sepeda motor korban sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian, namun keberadaan korban masih belum ditemukan.

    “Sepeda motor korban ditemukan sekitar dua kilometer dari jembatan tempat kejadian. Namun, pencarian korban ibu dan anak masih terus dilakukan,” tegas Bambang.

    Ia menambahkan, Polres Malang telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Malang dan tim SAR untuk memperluas area pencarian, termasuk menyisir wilayah sungai yang bermuara ke laut selatan.

    “Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan tim SAR gabungan untuk memperluas pencarian. Semoga korban segera ditemukan,” harapnya.

    Polres Malang juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat melintas di jembatan atau sungai saat curah hujan tinggi, terutama di wilayah rawan banjir bandang seperti Ampelgading.

    “Cuaca ekstrem masih sering terjadi, jadi kami mengimbau warga agar tidak memaksakan diri menyeberang sungai atau jembatan saat air mulai meluap,” pungkas Bambang. [yog/aje]

  • Fraksi Golkar Kritik RAPBD Sidoarjo 2026: Anggaran Pendidikan Turun Drastis, Banjir Masih Mengancam

    Fraksi Golkar Kritik RAPBD Sidoarjo 2026: Anggaran Pendidikan Turun Drastis, Banjir Masih Mengancam

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Ketimpangan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2026, menjadi sorotan pandangan umum (PU) Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) DPRD Kabupaten Sidoarjo, di rapat paripurna, Sabtu (1/11/2025).

    Fraksi Golkar menilai arah kebijakan fiskal yang disusun pemerintah daerah belum sepenuhnya mencerminkan semangat efisiensi dan keberpihakan pada masyarakat.

    Dalam PU Fraksi Golkar yang dibacakan oleh Wahyu Lumaksono, menyampaikan bahwa total belanja daerah dalam RAPBD 2026 mengalami penurunan signifikan, dari sebesar Rp 5,94 triliun pada 2025 menjadi Rp 5,13 triliun atau turun 13,7 persen. Kontraksi tersebut, menurut Fraksi Golkar, harus diimbangi dengan pengelolaan anggaran yang cermat dan prioritas pada kebutuhan dasar publik.

    “Kami mencatat ketimpangan struktural dalam komposisi belanja. Misalnya, anggaran untuk rapat koordinasi mencapai Rp 11 miliar, sementara untuk BLUD Air Limbah Domestik yang menyangkut layanan dasar masyarakat hanya Rp 1,1 miliar,” katanya.

    Pendidikan Merosot 37 Persen, Langgar Amanat Konstitusi
    Dalam bidang pendidikan, Fraksi Golkar menyoroti penurunan anggaran yang sangat signifikan dari Rp 1,53 triliun pada 2025 menjadi Rp 954 miliar pada 2026 atau turun 37,7 persen. Akibatnya, porsi belanja pendidikan hanya mencapai 18,6 persen dari total APBD, di bawah amanat Pasal 31 UUD 1945 yang menetapkan minimal 20 persen.

    “Penurunan ini merupakan kemunduran dalam pembangunan sumber daya manusia. Kami mendesak agar alokasi dikembalikan sesuai ketentuan konstitusional,” tandas Sekretaris DPD Partai Golkar Sidoarjo ini.

    Penanganan Banjir, Kesehatan, dan Lingkungan Jadi Sorotan
    Untuk bidang infrastruktur, Golkar menilai penanganan banjir belum menyentuh akar persoalan. Data BPBD 2024 menunjukkan 9.121 keluarga di enam kecamatan terdampak banjir, namun program pembangunan drainase sepanjang 20 kilometer senilai Rp 58 miliar dinilai belum cukup.

    Fraksi Golkar meminta Pemkab Sidoarjo menyusun Grand Design penanganan banjir terpadu, berkoordinasi dengan BP DAS Brantas, dan menerapkan skema Insentif Kinerja Ekologi (IKE) seperti diatur dalam Permendagri Nomor 14 Tahun 2025.

    Bidang kesehatan, penurunan alokasi juga terjadi di beberapa sektor kunci:
    Dinas Kesehatan turun 6,8 persen menjadi Rp 574,5 miliar. RSUD Sidoarjo Barat turun 17,2 persen menjadi Rp 95,6 miliar. Puskesmas turun 11,5 persen menjadi Rp 118,3 miliar. “Pemangkasan ini berpotensi menurunkan kualitas layanan dasar dan percepatan penanganan stunting,” tegas dia.

    Pendapatan Daerah Dinilai Kurang Realistis
    Fraksi Golkar juga menilai bahwa target Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2026 pada sejumlah pos pajak justru lebih rendah dari realisasi tahun-tahun sebelumnya. Beberapa data menunjukkan anomali perencanaan, antara lain:

    Pajak Jasa Perhotelan realisasi 2024 sebesar Rp 24,06 miliar, tetapi target 2026 hanya Rp 20 miliar. Pajak Jasa Parkir realisasi 2024 sebesar Rp 12,84 miliar, target 2026 turun menjadi Rp 9,5 miliar.
    Pajak Air Tanah realisasi 2024 mencapai Rp 7,42 miliar, namun target 2026 hanya Rp 6,78 miliar. Sementara itu, total PAD yang diusulkan dalam RAPBD 2026 tercatat Rp 1,318 triliun, lebih rendah dibandingkan realisasi PAD 2024 yang mencapai Rp 1,407 triliun.

    Target yang tidak konsisten ini menunjukkan lemahnya perencanaan pendapatan. Kami mendesak agar pemerintah daerah merevisi target PAD dengan basis kinerja dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang riil.

    “Di sektor retribusi, Fraksi Golkar mencatat hal serupa. Target retribusi pasar tahun 2026 ditetapkan Rp 16,93 miliar, padahal realisasi 2024 mencapai Rp 18,47 miliar. Sebaliknya, hanya retribusi jasa tertentu yang menunjukkan kenaikan signifikan, dari realisasi 2024 sebesar Rp 26,14 miliar menjadi target Rp 28,67 miliar pada 2026,” urai Wahyu Lumaksono.

    Komitmen untuk APBD yang Berkeadilan
    Wahyu Lumaksono menegaskan, jika Fraksi Golkar akan mengawal pembahasan RAPBD 2026 agar setiap rupiah yang dialokasikan benar-benar berpihak kepada rakyat.

    “Efisiensi bukan berarti memangkas pelayanan publik, tetapi mengalihkan sumber daya dari yang tidak produktif ke sektor strategis. Golkar berharap RAPBD 2026 menjadi instrumen keuangan daerah yang adil, produktif, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat Sidoarjo,” tegasnya.

    Di kesempatan sama, snggota Fraksi Golkar lainnya, Muhammad Dian Felani menilai di Bidang lingkungan hidup juga mengalami kontraksi. Anggaran Dinas Lingkungan Hidup berkurang 33,7 persen, dari Rp 127,3 miliar menjadi Rp 84,3 miliar. Padahal, data DLHK Jawa Timur menunjukkan Indeks Kualitas Udara (AQI) di Kecamatan Krian telah mencapai 167, atau kategori tidak sehat.

    “Fraksi meminta agar pemerintah segera memperkuat sistem pemantauan udara real-time, menyesuaikan target Indeks Kualitas Udara Daerah (IKUD) dengan standar nasional, serta mengadopsi skema insentif lingkungan bagi desa/kelurahan yang berkomitmen pada pengelolaan lingkungan hidup,” pinta mantan Ketya BPC HIPMI Kab. Sidoarjo ini. (isa/kun)

  • Ular Piton Teror Kandang Ternak di Jombang, 5 Ayam Jadi Korban

    Ular Piton Teror Kandang Ternak di Jombang, 5 Ayam Jadi Korban

    Jombang (beritajatim.com) – Seekor ular piton sepanjang 4 meter yang memiliki bobot sekitar 20 kilogram meneror kandang ternak ayam milik Anita, seorang warga Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Ular besar ini sudah memangsanya sedikitnya lima ekor ayam, menyebabkan kerugian bagi pemilik ternak.

    Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu pagi, 1 November 2025. Anita terkejut saat menemukan ular piton itu berada di dalam kandang ayam miliknya. “Saya kaget, karena ular itu sudah ada di dalam kandang, memakan ayam-ayam saya,” ujar Anita.

    Merasa terancam, Anita segera melaporkan kejadian itu ke Pusdalops BPBD Jombang yang kemudian meneruskan informasi tersebut ke Pos Damkar Ploso. Pukul 10.05 WIB, tim Pemadam Kebakaran dan Penyelamat dari Pos Damkar Ploso segera dikerahkan untuk menangani insiden tersebut.

    Setibanya di lokasi, petugas langsung menuju kandang ayam yang menjadi lokasi ular piton tersebut bersembunyi. Dengan menggunakan peralatan lengkap, tim Damkar berhasil melumpuhkan ular piton itu setelah proses evakuasi yang memakan waktu sekitar dua jam, dari pukul 10.00 hingga 12.00 WIB.

    Syamsul Bahri, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang, menyatakan, “Proses evakuasi berlangsung sekitar dua jam, mulai pukul sepuluh hingga dua belas siang.” Syamsul menambahkan bahwa keberhasilan tim Damkar dalam menangani insiden ini berkat kelengkapan peralatan dan kesiapsiagaan yang dimiliki oleh petugas.

    Dengan adanya kejadian ini, warga di sekitar Desa Jipurapah diimbau untuk lebih waspada terhadap potensi ancaman satwa liar, terutama ular piton yang dapat mengancam keselamatan ternak dan manusia. [suf]

  • Banjir Akibat Luapan Kali Cikarang Meluas ke 7 Kecamatan di Bekasi

    Banjir Akibat Luapan Kali Cikarang Meluas ke 7 Kecamatan di Bekasi

    Liputan6.com, Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mencatat 3.548 warga terdampak banjir akibat luapan Kali Cikarang serta kiriman air dari wilayah hulu maupun curah hujan tinggi sejak Jumat (31/10) malam.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Muchlis mengatakan bencana banjir yang melanda tujuh wilayah kecamatan di daerah itu merendam sedikitnya 1.304 rumah penduduk dari 1.377 kepala keluarga (KK) dengan total warga terdampak mencapai 3.548 jiwa.

    “Kondisi terkini dari total tujuh kecamatan, dua kecamatan yakni Serang Baru dan Cikarang Selatan sudah berangsur surut, tinggal menyisakan sejumlah titik genangan,” kata Muchlis di Cikarang, Kabupaten Bekasi dilansir Antara, Sabtu (1/11/2025).

    Dia mengatakan Kecamatan Sukatani menjadi wilayah terdampak paling parah mengingat ketinggian muka air mencapai 140 centimeter sementara wilayah lain berkisar 20-80 centimeter.

    Di wilayah ini 140 rumah terendam dengan jumlah warga terdampak sebanyak 815 jiwa dari 210 KK.

    Petugas telah mendirikan tenda pengungsian di sejumlah titik terdampak banjir untuk memaksimalkan proses evakuasi sekaligus menyelamatkan warga menuju lokasi yang lebih aman.

    “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa namun kami bersama para relawan dan warga masih terus bersiaga malam ini guna meminimalkan dampak. Sebagian warga memilih untuk tetap berada di sekitar kediaman dengan tingkat kesiagaan penuh, terutama yang tinggal di wilayah sekitar bantaran Kali Cikarang,” katanya.