Kementrian Lembaga: BPBD

  • Mojokerto Siaga! Pemkab Gelar Apel Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Musim Hujan

    Mojokerto Siaga! Pemkab Gelar Apel Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Musim Hujan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Mengantisipasi potensi bencana alam akibat perubahan musim dan cuaca ekstrem, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi. Kegiatan yang berlangsung di halaman Pemkab Mojokerto ini dipimpin Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto, Moch. Rizal Octavian.

    Apel tersebut menjadi simbol kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang kerap terjadi pada periode peralihan musim. Hadir dalam kesempatan itu jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Mojokerto, perwakilan instansi pemerintah, serta unsur relawan kebencanaan.

    Dalam arahannya, Wabup yang akrab disapa Mas Rizal ini mengajak seluruh pihak untuk memperkuat koordinasi dan komunikasi dalam upaya penanggulangan bencana. Ia menegaskan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama dalam setiap langkah mitigasi dan penanganan kebencanaan.

    “Saya mengajak seluruh elemen yang berperan dalam upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Mojokerto agar memperkuat koordinasi dan komunikasi, serta memberikan edukasi kepada masyarakat. Menjaga keselamatan jiwa adalah hal yang utama,” ungkapnya, Selasa (4/11/2025).

    Selain itu, Mas Rizal juga mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi terkait kebencanaan, terutama di media sosial. Ia meminta agar warga hanya mengakses informasi dari sumber resmi pemerintah guna menghindari penyebaran hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan.

    “Saya mengimbau kepada seluruh warga untuk selalu waspada dan mengikuti informasi terkini yang disampaikan melalui media resmi pemerintah. Hindari berita hoaks yang dapat mengganggu stabilitas dan menimbulkan kepanikan di antara kita,” pesannya.

    Lebih lanjut, Mas Rizal menjelaskan bahwa Kabupaten Mojokerto termasuk wilayah dengan tingkat kerawanan bencana cukup tinggi, khususnya bencana hidrometeorologi. Kondisi ini dipengaruhi oleh bentang alam yang beragam, mulai dari keberadaan tiga sungai besar seperti Sungai Brantas, Lamong, dan Sadar beserta 61 anak sungainya.

    “Hingga gugusan pegunungan di bagian selatan dan timur seperti Anjasmoro, Welirang, Arjuno, dan Penanggungan. Kepada seluruh elemen masyarakat, jagalah keseimbangan alam sebagai bagian dari upaya bersama dalam mengurangi risiko bencana. Penanggulangan bencana adalah urusan bersama. Kita jaga alam, alam jaga kita,” pungkasnya. [tin/kun]

  • Fenomena Langka di Bojonegoro, Hujan Es Sempat Guyur Permukiman

    Fenomena Langka di Bojonegoro, Hujan Es Sempat Guyur Permukiman

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebuah fenomena cuaca yang tidak biasa terjadi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Wilayah Desa Mojoranu, Kecamatan Dander, diguyur hujan es yang membuat decak kagum sekaligus keheranan warga setempat.

    Peristiwa alam yang berlangsung singkat sekitar pukul 16.00 WIB itu menghadirkan butiran-butiran es berukuran kecil yang jatuh bersamaan dengan derasnya air hujan. Kejadian ini menjadi pembicaraan hangat karena tergolong langka di daerah tersebut.

    Salah seorang warga setempat, Rifaun Naim, mengungkapkan keheranannya. Awalnya, ia mengira suara berisik di atap rumahnya berasal dari batu kerikil. Rasa penasaran membawanya untuk melihat langsung ke luar rumah.

    “Ternyata yang jatuh adalah butiran es. Ukurannya memang tidak besar, tetapi jumlahnya cukup banyak. Selama ini baru kali pertama saya menyaksikan hujan es di desa kami,” cerita Naim.

    Ia menambahkan, meski hanya berlangsung singkat sekitar lima hingga sepuluh menit, fenomena itu langsung menyita perhatian. Banyak warga yang berhamburan keluar rumah untuk menyaksikan langsung dan mengabadikan momen tidak biasa tersebut menggunakan ponsel mereka.

    “Suasana sempat ramai, warga pada keluar sambil merekam. Ini pengalaman yang jarang terjadi, jadi ingin diabadikan,” tuturnya.

    Sementara Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Agus Purnomo, mengonfirmasi bahwa hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai dampak atau kerusakan akibat kejadian hujan es tersebut.

    “Untuk sementara, kami belum menerima laporan terkait hujan es. Namun, kondisi di Kecamatan Dander dilaporkan tetap aman dan tidak ada gangguan,” jelas Agus Purnomo.

    Meski tidak menimbulkan kerusakan, turunnya es dari langit Bojonegoro sore itu telah menjadi memori kolektif yang unik bagi warga. Berbagai video dan foto pun ramai dibagikan di platform media sosial. [lus/ian]

  • Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hanyut di Kendal, 4 Meninggal, 2 Masih Dicari
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 November 2025

    Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hanyut di Kendal, 4 Meninggal, 2 Masih Dicari Regional 4 November 2025

    Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hanyut di Kendal, 4 Meninggal, 2 Masih Dicari
    Tim Redaksi
    KENDAL, KOMPAS.com
    – Enam mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Semarang yang sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, hanyut saat bermain air di Tubing Genting Jolinggo, Selasa (4/11/2025).
    Empat mahasiswa—tiga perempuan dan satu laki-laki—telah ditemukan meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dicari.
    Kepala Seksi Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten
    Kendal
    , Iwan Sulistyo, menjelaskan pihaknya menerima laporan kejadian tersebut sekitar pukul 13.53 WIB.
    Menurut informasi awal, enam dari 15
    mahasiswa KKN UIN Walisongo
    Semarang sedang bermain air di sungai.
    Kondisi arus saat itu landai, namun mendadak datang banjir bandang akibat hujan deras di wilayah atas Temanggung dan Sumowono, Kabupaten Semarang.
    “Empat korban yang sudah ditemukan, dua korban masih dalam pencarian,” kata Iwan, Selasa (4/11/2025).
    Nama-nama Korban Menurut Data BPBD Kendal
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Masuk Musim Hujan, BPBD Catat Ada Peningkatan Bencana di Majalengka, Warga Diminta Waspada
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        4 November 2025

    Masuk Musim Hujan, BPBD Catat Ada Peningkatan Bencana di Majalengka, Warga Diminta Waspada Bandung 4 November 2025

    Masuk Musim Hujan, BPBD Catat Ada Peningkatan Bencana di Majalengka, Warga Diminta Waspada
    Tim Redaksi
    MAJALENGKA, KOMPAS.com
    – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka meminta warga untuk waspada.
    Peringatan ini menyusul tren
    kejadian bencana
    di Kabupaten Majalengka yang mengalami peningkatan seiring masuknya
    musim hujan
    .
    Dari data yang dicatat
    BPBD
    Majalengka, sepanjang Oktober 2025 setidaknya ada 12 kejadian bencana yang terjadi.
    “Jumlah itu meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan September 2025 yang hanya tujuh kejadian,” ujar Penata Penanggulangan Bencana Ahli Pertama Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Majalengka, Wawan Suryawan, Selasa (4/11/2025).
    Menurut Wawan, pada bulan Oktober, kejadian yang paling banyak terjadi adalah
    cuaca ekstrem
    , yakni sebanyak lima kali.
    Disusul bencana longsor sebanyak tiga kejadian serta kebakaran hutan dan lahan sebanyak satu kejadian.
    Adapun bulan September, bencana paling banyak terjadi adalah bencana longsor sebanyak tiga kejadian, cuaca ekstrem satu kejadian, serta kebakaran hutan dan lahan satu kejadian.
    “Kemudian di Oktober, kejadian lainnya yang merupakan non-alam berupa kebakaran gedung dan permukiman tercatat ada tiga kejadian, sedangkan di September tercatat ada satu kejadian dan kejadian lainnya sebanyak satu kejadian,” ucap Wawan.
    Walau ada peningkatan kejadian bencana pada Oktober,
    BPBD Majalengka
    mencatat adanya penurunan dampak bencana jika dibandingkan dengan bulan September.
    Pada bulan Oktober, dilaporkan bencana mengakibatkan sebanyak dua rumah warga mengalami rusak berat dan dua rusak sedang.
    Wawan juga memastikan tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun, terdapat sebanyak 13 warga yang terdampak serta tiga warga lainnya mengungsi.
    Pada bulan September, BPBD Majalengka mencatat kerusakan rumah akibat bencana mencapai 57 rumah, terdiri dari 33 rumah rusak ringan, 3 rumah rusak sedang, dan 21 rumah rusak berat.
    Untuk korban, kata Wawan, tercatat kurang lebih ada sebanyak 17 orang yang terdampak, sebanyak 6 orang di antaranya harus mengungsi.
    “Menghadapi peningkatan curah hujan sekarang ini, kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan bencana,” kata Wawan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kementerian PU Tingkatkan Kesiapsiagaan saat Cuaca Ekstrem Landa Indonesia

    Kementerian PU Tingkatkan Kesiapsiagaan saat Cuaca Ekstrem Landa Indonesia

    Bandung

    Sejumlah alat berat seperti ekskavator, bulldozer, truk, crane, girder, mesin pompa air, toilet portable dan peralatan kebencanaan lainnya, berjejer rapih di halaman belakang Balai Teknik Jalan dan Jembatan, Jalan AH Nasution, Kota Bandung.

    Peralatan itu disiapkan untuk antisipasi kejadian bencana alam yang terjadi di seluruh Indonesia. Untuk mengetahui kesiapannya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo meninjau langsung peralatan kebencanaan itu.

    Pantauan detikJabar, Selasa (4/11/2025) siang, Dody meninjau peralatan kebencanaan itu dengan menggunakan mobil komando berwarna hijau. Sambil meninjau, Dody juga menyapa para petugas yang nantinya akan turun ke lokasi-lokasi bencana.

    “Dalam beberapa minggu ke belakang kita diperingatkan BMKG bahwa saat ini sudah memasuki masa musim penghujan, di beberapa tempat terjadi banjir dan longsor, dikhawatirkan ada banjir lagi dan bencana lainnya terutama di Jabar dan beberapa provinsi lainnya, provinsi yang memang kita tenggarai berat (rawan) pada saat musim penghujan,” kata Dody kepada awak media.

    “Kita cek alat berat kita, peralatan banjiran kita, jangan sampai misal ada longsor di Sukabumi material habis, bronjong habis dan beberapa tempat lain,” tambahnya.

    Selain membangun infrastruktur, Dody menyebut kesiapsiagaan bencana alam dalam memantau kondisi infrastuktur menjadi tugasnya. Maka dari itu, dia minta jajarannya untuk siap siaga, hal itu dilakukan demi masyarakat Indonesia.

    Disinggung terkait kesiapannya, Dody nyatakan siap.

    “Kita pastikan semua alat berat siap, truk siap, alat banjiran siap, kalau kurang dialokasikan untuk segera dibeli, kalau ada bencana kita sudah siap,” ujarnya.

    “Karena tanggap darurat adalah salah satu tugas kita selain membangun dan merawat, sementara waktu SDM cukup, karena memang ini tugas fungsi kita, setiap balai ada satgas bencana, tinggal kita siapkan dan mantapkan terutama dengan BNPB dan BPBD juga pemda sertempat dan jangan ada communication gap,” tuturnya.

    Bagi Kementerian PU, Dody tegaskan tidak ada libur.

    “Kita perkuat lagi, sehingga siap menghadapi cuaca ektream yang terjadi hari ini, besk dan beberapa waktu kedepan, kita siap 24 jam sehari, tujuh hari seminggu,” tegasnya.

    (ega/ega)

  • Masuki Musim Hujan, BPBD Pamekasan Imbau Masyarakat Waspada Bencana

    Masuki Musim Hujan, BPBD Pamekasan Imbau Masyarakat Waspada Bencana

    Pamekasan (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, mengimbau sekaligus mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap beragam jenis bencana alam, khususnya memasuki musim penghujan tahun ini.

    Hal tersebut disampaikan seiring dengan adanya belasan rumah warga rusak, dan beberapa pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di empat kecamatan berbeda di Pamekasan, Senin (3/11/2025).

    “Tentu kami sangat berharap masyarakat selalu memperbarui informasi cuaca, dan segera melaporkan kepada petugas apabila terjadi bencana atau potensi bahaya di sekitar lingkungan,” kata Plt BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, Selasa (4/11/2025).

    Selain itu pihaknya juga terus memantau perkembangan cuaca dan potensi bencana hidrometeorologi di Pamekasan, guna mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari. “Kejadian cuaca ekstrem kali ini merupakan insiden pertama pada musim hujan tahun ini di Pamekasan,” ungkapnya.

    “Terdapat beberapa jenis bencana alam yang berpotensi terjadi ketika musim penghujan, di antaranya bencana angin kencang, banjir, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi, longsor, serta puting beliung,” sambung Akhmad Dhofir.

    Dari itu pihaknya kembali mengingatkan seluruh masyarakat, agar selalu waspada terhadap beragam potensi bencana di daerah masing-masing. “jadi kami kembali ingatkan masyarakat agar selalu mengantisipasi atau tetap waspada terhadap beragam jenis bencana,” imbaunya.

    “Segera hubungi pihak terkait jika ada beberapa kejadian yang berpotensi terhadap bencana, baik di tingkat desa, kecamatan atau bisa juga melalui petugas BPBD Pamekasan,” pungkasnya.

    Berdasar data yang dihimpun beritajatim.com, bencana angin kencang dan cuaca ekstrem berpotensi terjadi hampir di semua kecamatan di Pamekasan, kecuali kecamatan Pasean. Gelombang ekstrem dan abrasi potensi terjadi di wilayah pesisir Pamekasan.

    Ketika musim hujan, jenis potensi bencana alam bisa berupa banjir biasa terjadi di Kecamatan Pamekasan, Pademawu, dan Pasean. Untuk longsor hampir terjadi di semua kecamatan kecuali Tlanakan, sedangkan cuaca ekstrem potensi terjadi di seluruh kecamatan di Pamekasan.

    Sementara dari beragam potensi bencana alam di wilayah setempat, setidaknya terdapat 11 jenis bencana yang berpotensi terjadi di Pamekasan. Di antaranya epidemi, gempa bumi, karhutla, kekeringan, kebakaran gedung dan pemukiman hingga gagal teknologi. [pin]

  • BMKG Ungkap 6 Wilayah RI Berpotensi Hujan Ekstrem, Warga Diminta Waspada

    BMKG Ungkap 6 Wilayah RI Berpotensi Hujan Ekstrem, Warga Diminta Waspada

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi hujan ekstrem yang dapat terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. BMKG menyatakan fenomena ini dipengaruhi oleh peralihan musim dari wilayah barat ke timur serta dinamika atmosfer.

    “Akhir Oktober 2025, 43,8% wilayah Indonesia atau 306 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim hujan,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto kepada wartawan, Selasa (4/11/2025).

    “Wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan antara lain, Sumatera bagian barat dan selatan. Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY. Sebagian besar Kalimantan dan Sulawesi. Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua bagian barat,” sambungnya.

    Guswanto mengatakan pihaknya telah melakukan upaya modifikasi cuaca untuk menekan risiko hujan ekstrem. Modifikasi cuaca dilakukan di beberapa wilayah selama Oktober-November.

    “Sudah dilakukan (modifikasi cuaca) periode Oktober dan November untuk Jateng, Jabar, Banten dan Jabodetabek,” ujarnya.

    “Masyarakat diminta waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan petir,” ujarnya.

    Selain itu, BMKG meminta pemerintah daerah dan BPBD untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Termasuk, memastikan sistem peringatan dini berjalan efektif, melakukan pemangkasan pohon rawan tumbang, hingga membersihkan drainase.

    (amw/eva)

  • Hujan Deras, Tembok Kantor BPSDM Jatim di Malang Ambrol dan Timpa Mobil Warga

    Hujan Deras, Tembok Kantor BPSDM Jatim di Malang Ambrol dan Timpa Mobil Warga

    Malang (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kota Malang menyebabkan tembok milik kantor BPSDM Jatim di Jalan Kawi, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ambrol. Tembok sepanjang sekitar 30 meter tersebut menimpa satu mobil jenis pikap milik warga yang sedang terparkir pada Senin (3/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.

    Ketua RT 05 RW 03, Suhadak Waluyo, mengatakan peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Bersyukurnya tidak ada korban jiwa. Hanya kerugian materi, mobil pikap warga tertimpa tembok saat parkir,” ujarnya.

    Setelah kejadian, personel BPBD Kota Malang bersama warga merobohkan bagian tembok lain yang terlihat miring untuk mencegah roboh susulan. Diketahui, insiden serupa sudah terjadi tiga kali di lokasi tersebut.

    “Atas izin BPSDM, kita robohkan tembok sebelahnya karena sudah miring. Ini kita antisipasi agar tidak terjadi roboh susulan. Ini ketiga kali. Yang kedua sekitar 10 tahun lalu, meski lokasinya berbeda,” kata Suhadak.

    Pihak BPSDM Jatim disebut akan mengganti kerugian warga terdampak. Lurah Bareng, Wiwaha Krismahaenda, membenarkan bahwa mereka telah berkoordinasi mengenai kompensasi kerugian. “Kami sudah koordinasi dengan BPSDM. Mereka siap komunikasi dan menghitung kerugian warga. Besok atau secepatnya akan ditindaklanjuti,” ujarnya. (luc/kun)

  • Hujan Deras, Tembok Kantor BPSDM Jatim di Malang Ambrol dan Timpa Mobil Warga

    Hujan Deras, Tembok Kantor BPSDM Jatim di Malang Ambrol dan Timpa Mobil Warga

    Malang (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kota Malang menyebabkan tembok milik kantor BPSDM Jatim di Jalan Kawi, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ambrol. Tembok sepanjang sekitar 30 meter tersebut menimpa satu mobil jenis pikap milik warga yang sedang terparkir pada Senin (3/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.

    Ketua RT 05 RW 03, Suhadak Waluyo, mengatakan peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Bersyukurnya tidak ada korban jiwa. Hanya kerugian materi, mobil pikap warga tertimpa tembok saat parkir,” ujarnya.

    Setelah kejadian, personel BPBD Kota Malang bersama warga merobohkan bagian tembok lain yang terlihat miring untuk mencegah roboh susulan. Diketahui, insiden serupa sudah terjadi tiga kali di lokasi tersebut.

    “Atas izin BPSDM, kita robohkan tembok sebelahnya karena sudah miring. Ini kita antisipasi agar tidak terjadi roboh susulan. Ini ketiga kali. Yang kedua sekitar 10 tahun lalu, meski lokasinya berbeda,” kata Suhadak.

    Pihak BPSDM Jatim disebut akan mengganti kerugian warga terdampak. Lurah Bareng, Wiwaha Krismahaenda, membenarkan bahwa mereka telah berkoordinasi mengenai kompensasi kerugian. “Kami sudah koordinasi dengan BPSDM. Mereka siap komunikasi dan menghitung kerugian warga. Besok atau secepatnya akan ditindaklanjuti,” ujarnya. (luc/kun)

  • BPBD Banyuwangi Peringatkan Ancaman Bencana Angin Kencang hingga Pancaroba

    BPBD Banyuwangi Peringatkan Ancaman Bencana Angin Kencang hingga Pancaroba

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi mulai berikan peringatan dini terkait potensi peningkatan ancaman bencana angin kencang. Hal tersebut dikhawatirkan terjadi mengingat saat ini telah memasuki musim peralihan kemarau ke penghujan.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto mengimbau, memasuki musim peralihan, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap adanya potensi bencana hidrometeorologi.

    “Kita imbau untuk agar masyarakat lebih berhati-hati, baik ketika di luar rumah maupun dilingkungan rumah, karena musim peralihan dan potensi bencananya,” katanya, Senin (3/11/2025).

    Untuk antisipasi bemcana lebih awal, saat ini BPBD Banyuwangi telah melakukan mitigasi adanya potensi bencana hidrometeorologi sebelum masuk musim peralihan.

    Salah satunya dengan melalukan pemotongan dahan pohon yang tinggi, tentu saja hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kejadian pohon tumbang akibat hujan yang disertai angin kencang.

    “Kita telah memaksimalkan mitigasi seperti perampasan pohon, hingga pemeliharaan drainase agar mencegah banjir terjadi,” kata Danang.

    Upaya mitigasi akan terus dilakukan dan dimaksimalkan, mengingat bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang telah terjadi di Banyuwangi. Akibatnya sejumlah rumah di tiga kecamatan seperti Siliragung, Pesanggaran dan Glenmore rusak berat hingga ringan.

    Berdasarkan data dari BPBD ada 24 rumah rusak di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, lalu 2 rumah rusak di Pesanggaran, dan 1 rumah rusak di Glenmore akibat hujan deras disertai angin kencang. Total sementara 27 rumah rusak berat hingga ringan karena bencana tersebut.

    Kerusakan parah terjadi di Kecamatan Siliragung hingga membuat atap rumah ambruk tak bersisa. Melihat itu BPBD Banyuwangi telah menyalurkan bantuan kebutuhan dasar kepada warga terdampak.

    “Pada Senin (3/11/2025) kita telah mengirimkan bantuan kebutuhan dasar berupa sembako, paket kebersihan, family kit dan terpal kepada semua korban. Sementara masih kebutuhan dasar, nanti petugas yang terjun akan bertanya kebutuhan lainya seperti kebutuhan material, seperti asbes dan lainya,” jelasnya. [tar/ian]