Kementrian Lembaga: BPBD

  • Amukan Angin Setengah Jam di Ujungberung Bandung Bikin Rumah Rusak dan Pohon Tumbang

    Amukan Angin Setengah Jam di Ujungberung Bandung Bikin Rumah Rusak dan Pohon Tumbang

    Liputan6.com, Jakarta Sejumlah atap bangunan rusak dan pohon tumbang akibat angin kencang disertai hujan yang menerjang di Kawasan Bandung Timur, Ujungberung, Kota Bandung, Selasa (4/11/2025).

    Sejumlah pohon tumbang berada di depan Masjid Agung Ujungberung, Alun-alun Ujungberung dan di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung.

    Menurut Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Andrie Setiawan, hasil pendataan di lapangan dilaporkan terdapat 166 rumah terdampak.

    “Kerusakan terjadi di Kelurahan Pasirjati sebanyak 3 unit rumah rusak berat, 1 unit rumah rusak sedang dan 39 unit rumah rusak ringan. Kemudian di Kelurahan Pasanggrahan 11 unit rumah rusak berat, 7 unit rumah rusak sedang dan 14 unit rumah rusak ringan. Kelurahan Cigending 1 unit rumah rusak sedang serta Kelurahan Cisurupan sebanyak 90 unit rumah terdampak,” ujar Andrie saat dihubungi Liputan6, Bandung, Rabu (5/11/2025).

    Andrie mengatakan dari keempat kelurahan tersebut, terdapat enam korban dari dua kepala keluarga (KK) warga Kelurahan Cigending, Ujungberung, Kota Bandung.

    Andrie menegaskan seluruh data tersebut merupakan laporan per pukul 23.25 WIB Selasa (4/11/2025). Otoritasnya terus berkoordinasi dengan BPBD Kota Bandung dan aparat kewilayahan setempat dan tentara.

    “Mengimbau kepada warga sekitar agar berhati-hati dan tidak beraktivitas di area sekitar. Kondisi saat ini terus membersihkan puing-puing kerusakan rumah,” kata Andrie.

    Angin kencang disertai hujan kemarin berdampak pula terbang dan robohnya sejumlah papan reklame di depan Pasar Ujungberung. Beberapa tenda pedagang di depan pasar juga ikut terdampak

    Sementara itu asrama tentara Batalyon Zeni Tempur 9/Lang-Lang Bhuana di Jalan AH Nasution pun tak luput dari amukan angin kerap disebut puting beliung tersebut.

    Kejadian bencana alam cuaca ekstrem yang berlangsung sekira setengah jam tersebut berlangsung cepat dan berdampak kerusakan.

    Usai kejadian bencana alam cuaca ekstrem reda, sejumlah petugas gabungan dari pemerintah kota dan tentara serta polisi langsung membersihkan berbagai material yang mengganggu jalan raya tersebut. Proses itu berlangsung hingga hampir tengah malam.

  • Polda Metro Jaya siapkan sarana dan prasarana hadapi darurat bencana

    Polda Metro Jaya siapkan sarana dan prasarana hadapi darurat bencana

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana untuk menghadapi situasi darurat bencana.

    “Menyiapkan di antaranya 179 unit perahu karet berbagai jenis, 50 mesin tempel, 480 pelampung, 150 helm SAR, 20 gergaji mesin, serta 230 peralatan pendukung lainnya,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri saat memimpin apel kesiapsiagaan tanggap darurat bencana di Lapangan Presisi Ditlantas Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu.

    Dia menjelaskan seluruh perlengkapan tersebut telah siap digunakan kapanpun saat dibutuhkan, baik untuk evakuasi maupun penyelamatan korban.

    Dia juga mengatakan sinergi lintas instansi merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi bencana.

    “Polda Metro Jaya berkolaborasi dengan TNI, BNPB, BPBD, Basarnas, Pemda DKI, serta elemen masyarakat untuk menjamin keselamatan warga,” ucap Asep.

    Tak berhenti sampai di situ, dia juga meminta agar masyarakat ikut berperan aktif melaporkan setiap potensi bencana kepada posko atau kantor polisi terdekat sehingga dapat segera ditangani.

    “Kita tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan. Mudah-mudahan wilayah kita dijauhkan dari bencana,” ujar Asep.

    Pada Rabu, Polda Metro Jaya menggelar apel kesiapsiagaan tanggap darurat bencana di Lapangan Presisi Ditlantas Polda Metro Jaya.

    Kegiatan itu dipimpin langsung oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri dan diikuti sebanyak 715 personel gabungan dari berbagai instansi, mulai dari TNI, Basarnas, BNPB, BPBD, hingga elemen masyarakat.

    Kegiatan tersebut juga digelar secara serentak di seluruh Indonesia, sesuai dengan instruksi Kapolri.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tanah Longsor di Tosari Pasuruan, Dua Rumah Rusak dan Seorang Nenek Terluka

    Tanah Longsor di Tosari Pasuruan, Dua Rumah Rusak dan Seorang Nenek Terluka

    Pasuruan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah pegunungan Tosari, Kabupaten Pasuruan, mengakibatkan tanah longsor pada Rabu (5/11/2025) dini hari. Peristiwa ini terjadi di Dusun Purwono, Desa Baledono, sekitar pukul 04.00 WIB dan menyebabkan dua rumah warga rusak.

    Longsoran tanah terjadi secara tiba-tiba saat sebagian besar warga masih terlelap. Material tanah dan batu menimpa bagian belakang rumah milik Suwajik dan Agus, yang berada di area lereng cukup curam.

    Seorang warga setempat, Toni, menyebut lokasi rumah kedua korban memang berada di atas tebing dengan kontur tanah yang labil. Menurutnya, curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir membuat struktur tanah tidak mampu menahan beban air.

    “Awalnya longsor menimpa rumah milik Bapak Suwajik, kemudian merembet ke rumah Bapak Agus. Kondisi tanah di sini memang miring dan rawan longsor,” ungkap Toni.

    Selain menimbulkan kerusakan material, bencana ini juga menyebabkan seorang nenek mengalami luka-luka. Korban yang diketahui merupakan anggota keluarga Agus itu langsung dilarikan ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.

    “Korban hanya mengalami luka ringan, tapi sempat tertimpa reruntuhan saat tidur. Sekarang sudah dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat,” tambah Toni.

    Warga sekitar langsung bergotong royong membersihkan material longsor agar jalur di sekitar lokasi bisa kembali dilalui. Sejumlah relawan dan perangkat desa turut membantu evakuasi barang-barang milik korban.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, memastikan timnya telah berada di lokasi untuk melakukan penanganan darurat. Tim Reaksi Cepat (TRC) diterjunkan guna memetakan kondisi tanah dan menilai potensi longsor susulan.

    “TRC masih berada di lokasi untuk melakukan pengecekan dan evakuasi. Kami akan sampaikan laporan lengkap setelah tim selesai di lapangan,” ujar Sugeng Hariyadi.

    Pemerintah Kabupaten Pasuruan mengimbau warga di daerah lereng Tosari untuk meningkatkan kewaspadaan. Intensitas hujan yang masih tinggi dikhawatirkan dapat memicu longsor lanjutan di wilayah sekitar.

    BPBD juga meminta masyarakat segera melapor jika melihat tanda-tanda tanah retak atau pergeseran permukaan tanah. “Kami imbau agar warga tidak menempati rumah di area tebing untuk sementara waktu,” pungkas Sugeng. [ada/aje]

  • Polres Bojonegoro Gelar Apel Siaga Bencana, Seluruh Peralatan Evakuasi Digeber!

    Polres Bojonegoro Gelar Apel Siaga Bencana, Seluruh Peralatan Evakuasi Digeber!

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Musim penghujan di depan mata, Polres Bojonegoro tak mau kecolongan. Mengantisipasi ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang rawan terjadi, apel siaga lintas sektor digelar di halaman Mapolres Bojonegoro, Rabu (5/11/2025).

    Apel kesiapsiagaan bencana tersebut merupakan langkah awal untuk memastikan seluruh elemen siap siaga menghadapi skenario terburuk di wilayah Jawa Timur, khususnya Bojonegoro.

    Apel kesiapsiagaan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Bojonegoro, AKBP Afrian Satya Permadi. Tidak sendiri, seluruh kekuatan dikumpulkan, mulai dari jajaran pejabat utama (PJU) Polres, para Kapolsek, hingga Danki Brimob Kompi 3 Batalyon C Pelopor.

    Kesiapan ini juga diperkuat dengan kehadiran mitra penting, yakni perwakilan dari Kodim 0813 Bojonegoro, BPBD, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Bojonegoro.

    Dalam arahannya, AKBP Afrian menegaskan bahwa apel ini bukan sekadar formalitas, melainkan pengecekan riil kesiapan di lapangan. “Kita harus memastikan kesiapan penuh, baik personel maupun peralatan. Jangan sampai ada kendala saat terjadi keadaan darurat,” ujar AKBP Afrian dengan tegas.

    Selesai apel, Kapolres tak langsung bubar. Bersama jajaran terkait dari BPBD dan Damkarmat, ia langsung melakukan inspeksi mendadak. Seluruh sarana dan prasarana “tempur” bencana diperiksa satu per satu.

    Mulai dari kendaraan operasional, alat evakuasi vital seperti perahu karet, pelampung, hingga perlengkapan komunikasi, semua dipastikan dalam kondisi optimal dan siap digunakan kapan pun.

    Kapolres menambahkan, dalam penanganan bencana, dua hal menjadi faktor penting, yakni kecepatan dan ketepatan respons.Menurutnya, hal itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Koordinasi lintas sektor menjadi harga mati agar penanganan di lapangan berjalan efektif dan efisien.

    “Sinergi antara TNI-Polri, pemerintah daerah, BPBD, dan tentu saja masyarakat harus terus diperkuat. Ini mutlak untuk menjamin terlaksananya quick response (respons cepat) terhadap setiap situasi bencana,” tandasnya.

    Langkah proaktif Polres Bojonegoro ini merupakan tindak lanjut dari arahan Polda Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan di seluruh wilayah. Dengan kolaborasi yang solid, diharapkan dampak bencana di Bojonegoro dapat diminimalkan dan masyarakat merasa aman. [lus/aje]

  • Polres Mojokerto Kota Gelar Apel Siaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

    Polres Mojokerto Kota Gelar Apel Siaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Polres Mojokerto Kota menggelar Apel Gelar Pasukan sebagai langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem. Kegiatan berlangsung di halaman Mapolres Mojokerto Kota dan dipimpin langsung Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Herdiawan Arifianto.

    Apel tersebut diikuti oleh personel gabungan dari berbagai unsur, antara lain TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Basarnas, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), Palang Merah Indonesia (PMI), PLN, serta relawan tangguh bencana.

    Kehadiran berbagai unsur ini menjadi simbol komitmen bersama untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang berpotensi melanda wilayah Kota Mojokerto.

    Dalam amanatnya, AKBP Herdiawan menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk memperkuat respons cepat terhadap potensi bencana. “Apel ini merupakan langkah nyata untuk memperkuat koordinasi, mempercepat respon, serta menyelamatkan jiwa dan harta benda masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana yang nyata. Kita harus siap siaga menghadapi segala kemungkinan,” tegas AKBP Herdiawan, Rabu (5/11/2025).

    Ia menambahkan bahwa apel ini juga menjadi bentuk tanggung jawab bersama untuk memastikan kesiapan personel, sarana, dan prasarana. Dengan kesiapan yang matang, penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan terkoordinasi.

    Dalam arahannya, AKBP Herdiawan menyampaikan tujuh poin penting sebagai pedoman dalam menghadapi kondisi darurat bencana: memperkuat koordinasi lintas sektoral, menyiapkan personel dan sarana-prasarana, meningkatkan kemampuan deteksi dini, mempercepat evakuasi dan bantuan kemanusiaan, menegakkan hukum, memberikan edukasi masyarakat, serta menggelar latihan terpadu dan membangun komunikasi publik yang humanis.

    Usai apel, AKBP Herdiawan meninjau kesiapan peralatan dan kendaraan taktis yang akan digunakan dalam penanganan bencana, seperti perahu karet, alat evakuasi, serta perlengkapan medis. “Dengan apel kesiapsiagaan ini, diharapkan seluruh instansi terkait dapat memperkuat sinergi dan tanggap terhadap setiap potensi bencana di wilayah Kota Mojokerto. Semangat gotong royong harus terus dijaga sebagai kekuatan utama dalam menghadapi setiap tantangan bencana,” pungkasnya. [tin/beq]

  • Polres Magetan Pastikan Respon Cepat Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi 2025

    Polres Magetan Pastikan Respon Cepat Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Polres Magetan menggelar Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025 di halaman Mapolres Magetan, Rabu (5/11/2025). Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur seperti BPBD, TNI, Satpol PP, organisasi relawan, dan Tim SAR yang ada di wilayah Kabupaten Magetan.

    Apel dipimpin oleh Wakapolres Magetan Kompol Dodik Wibowo dan dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Agenda tersebut menjadi langkah awal dalam memastikan koordinasi, kesiapsiagaan, dan respons cepat seluruh instansi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi meningkat seiring datangnya musim hujan.

    Dalam amanatnya, Kompol Dodik menyampaikan bahwa apel kesiapan digelar serentak secara nasional sebagai upaya pengecekan kekuatan personel dan kesiapan sarana prasarana pendukung penanggulangan bencana.

    “Kami ingin memastikan seluruh personel dan pemangku kepentingan dapat bergerak cepat, tepat, dan bersinergi dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana. Tujuan utama kita ialah menjamin keselamatan masyarakat,” tegasnya.

    Kompol Dodik menambahkan, potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung berpeluang meningkat seiring datangnya musim hujan dan fenomena La Nina yang diperkirakan berlangsung hingga awal 2026.

    “Meskipun La Nina diprediksi dalam kategori lemah, kita tetap harus waspada. Kondisi curah hujan tinggi tetap dapat memicu bencana di wilayah rawan,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu, Wakapolres juga menekankan pentingnya deteksi dini melalui pemetaan wilayah rawan bencana, peningkatan koordinasi lintas sektor termasuk dengan BMKG dan BPBD, serta kesiapan logistik dan peralatan evakuasi. Ia juga mengingatkan perlunya simulasi dan pelatihan rutin untuk meningkatkan kemampuan personel di lapangan.

    Usai apel, dilakukan pengecekan langsung terhadap sarana pendukung penanggulangan bencana, mulai dari kendaraan operasional, peralatan SAR, perlengkapan medis, hingga logistik darurat.

    Melalui kegiatan tersebut, Polres Magetan berharap soliditas antarinstansi semakin kuat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, khususnya di kawasan rawan.

    “Penanganan bencana harus dilakukan secara terpadu, profesional, dan humanis. Ini bukan sekadar tugas instansi pemerintah, tapi wujud panggilan kemanusiaan untuk melindungi masyarakat,” tutup Kompol Dodik Wibowo. [fiq/beq]

  • Angin Kencang Terjang Ngraho Bojonegoro: Rumah Warga Rata dengan Tanah

    Angin Kencang Terjang Ngraho Bojonegoro: Rumah Warga Rata dengan Tanah

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Bencana angin kencang disertai hujan deras menerjang Desa Ngraho, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, pada Selasa (4/11/2025) sore. Akibat kejadian ini, dua rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan, satu di antaranya bahkan roboh total rata dengan tanah.

    Peristiwa nahas tersebut terjadi sekitar pukul 15.50 WIB, saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksi, mengatakan, dalam insiden tersebut dilaporkan sejumlah bangunan rusak. Timnya saat itu juga telah melakukan asesmen di lokasi kejadian untuk mengumpulkan data.

    “Hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Ngraho mengakibatkan beberapa bangunan terdampak,” jelas Heru Wicaksi, Rabu (5/11/2025).

    Berdasarkan data asesmen BPBD Bojonegoro, dampak terparah dialami oleh Ramlan (70), warga RT 02 RW 01, Desa Ngraho. Rumah Ramlan yang berukuran 5×6 meter dilaporkan mengalami kerusakan sangat berat, roboh total, dan rata dengan tanah. Akibat musibah ini, Ramlan ditaksir menderita kerugian materiel mencapai Rp15 juta.

    “Untuk saat ini, pemilik rumah (Ramlan) mengungsi dan bertempat tinggal di rumah anaknya,” ujar Heru.

    Selain itu, rumah milik Ahmad Romlan, yang juga berlokasi di RT 02 RW 01, tak luput dari amukan angin. Bangunan berukuran 5×9 meter itu mengalami kerusakan sedang di bagian atap, dengan taksiran kerugian mencapai Rp10 juta.

    Angin kencang juga merusak fasilitas umum dan tempat usaha. Seperti bangunan Puskesmas Ngraho yang mengalami kerusakan di bagian atap teras. Dua bangunan kios mengalami rusak ringan.

    Menindaklanjuti bencana tersebut, personel BPBD Bojonegoro bersama Satpol-PP dan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat langsung mendatangi lokasi kejadian. “Kami juga telah menyalurkan bantuan darurat berupa paket sembako untuk meringankan beban korban,” terang Heru.

    Menurut Heru, proses penanganan lanjutan akan segera dilakukan. Puing-puing sisa bangunan yang roboh rencananya akan dibersihkan secara gotong royong oleh unsur terlibat dan warga setempat pada hari ini, Rabu (5/11/2025). [lus/aje]

     

  • Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan masih berupaya mencari mahasiswi asal Bojonegoro yang hilang setelah terseret arus banjir saat kegiatan tubing di Sungai Singorojo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Korban diketahui bernama Nabila Yulian Dessi Pramesti, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo.

    Nabila merupakan anak dari pasangan Agus Yulianto dan Sulikah, warga Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Hingga Rabu pagi (5/11/2025), pencarian terhadap korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Kendal, Basarnas Jawa Tengah, PMI, TNI-Polri, serta relawan dan warga sekitar.

    Kepala Desa Mojosari, M Teguh Rahayu, membenarkan bahwa salah satu korban hilang merupakan warganya. “Belum ditemukan. Kami sangat berharap dan ikut mendoakan semoga anak dari Pak Agus dan Bu Sulikah segera ditemukan,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Heru Wicaksi juga mengonfirmasi bahwa korban asal Bojonegoro tersebut masih dalam pencarian. “Untuk saat ini survivor atas nama Nabila Yulian Dessi Pramesti dengan alamat Desa Mojosari RT 11 RW 02 Kecamatan Kalitidu masih dilakukan pencarian oleh tim SAR Kendal, dan keluarga korban sudah berangkat ke lokasi kejadian,” ungkapnya.

    Peristiwa tragis itu terjadi pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 13.53 WIB, ketika enam mahasiswa UIN Walisongo sedang bermain tubing di Sungai Singorojo. Meski cuaca di lokasi cerah, hujan deras di wilayah hulu menyebabkan sungai meluap dan arus mendadak deras hingga menyeret para mahasiswa.

    Dari enam mahasiswa tersebut, tiga ditemukan meninggal dunia: Riska Amelia, Sifa Nadilah, dan M Labib Rizki. Sementara tiga lainnya, yakni M Jibril As Sarafi, Nabila Yulian Dessi Pramesti, dan Bima Pranawira, masih dinyatakan hilang dan terus dicari hingga kini. [lus/beq]

  • Hadapi Musim Hujan, Kementerian PU Pastikan Alat Berat dan Tim Tanggap Darurat Siaga 24 Jam

    Hadapi Musim Hujan, Kementerian PU Pastikan Alat Berat dan Tim Tanggap Darurat Siaga 24 Jam

    BANDUNG — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU) memastikan seluruh jajaran siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seiring masuknya musim hujan di berbagai wilayah Indonesia.

    “BMKG sudah memperingatkan adanya cuaca ekstrem. Karena itu, kami memastikan seluruh peralatan dan tim tanggap bencana di setiap balai siap dikerahkan 24 jam,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 4 November.

    Dia menegaskan, wilayah Jawa Barat dan beberapa provinsi lain diperkirakan menghadapi curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor.

    Untuk itu, Kementerian PU melakukan pengecekan kesiapan alat berat, pompa air, serta peralatan pendukung lainnya.

    “Jangan sampai nanti saat terjadi longsor atau banjir, peralatan kita tidak siap. Kalau ada yang kurang, kami sudah siapkan anggaran untuk segera melengkapinya,” tegasnya.

    Selain peralatan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi perhatian utama.

    Setiap balai besar PUPR telah memiliki satuan tugas (satgas) bencana yang berkoordinasi langsung dengan BNPB, BPBD, dan pemerintah daerah.

    “Tidak boleh ada lagi gap komunikasi antara balai dengan BNPB atau BPBD. Komunikasi harus kuat dan cepat, karena dalam kondisi darurat setiap detik berarti nyawa dan harta benda masyarakat,” ujarnya.

    Kementerian PUPR juga akan menyiapkan call center tanggap bencana serta memperluas sosialisasi informasi melalui media sosial dan jaringan pemerintah daerah agar koordinasi semakin lancar.

    Terkait anggaran kebencanaan, pihaknya memastikan kondisi masih aman.

    “Kalau pun ada kekurangan, kami akan ajukan tambahan ke presiden,” ujarnya.

  • Hadapi Musim Hujan, Kementerian PU Pastikan Alat Berat dan Tim Tanggap Darurat Siaga 24 Jam

    Hadapi Musim Hujan, Kementerian PU Pastikan Alat Berat dan Tim Tanggap Darurat Siaga 24 Jam

    BANDUNG — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU) memastikan seluruh jajaran siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seiring masuknya musim hujan di berbagai wilayah Indonesia.

    “BMKG sudah memperingatkan adanya cuaca ekstrem. Karena itu, kami memastikan seluruh peralatan dan tim tanggap bencana di setiap balai siap dikerahkan 24 jam,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 4 November.

    Dia menegaskan, wilayah Jawa Barat dan beberapa provinsi lain diperkirakan menghadapi curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor.

    Untuk itu, Kementerian PU melakukan pengecekan kesiapan alat berat, pompa air, serta peralatan pendukung lainnya.

    “Jangan sampai nanti saat terjadi longsor atau banjir, peralatan kita tidak siap. Kalau ada yang kurang, kami sudah siapkan anggaran untuk segera melengkapinya,” tegasnya.

    Selain peralatan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi perhatian utama.

    Setiap balai besar PUPR telah memiliki satuan tugas (satgas) bencana yang berkoordinasi langsung dengan BNPB, BPBD, dan pemerintah daerah.

    “Tidak boleh ada lagi gap komunikasi antara balai dengan BNPB atau BPBD. Komunikasi harus kuat dan cepat, karena dalam kondisi darurat setiap detik berarti nyawa dan harta benda masyarakat,” ujarnya.

    Kementerian PUPR juga akan menyiapkan call center tanggap bencana serta memperluas sosialisasi informasi melalui media sosial dan jaringan pemerintah daerah agar koordinasi semakin lancar.

    Terkait anggaran kebencanaan, pihaknya memastikan kondisi masih aman.

    “Kalau pun ada kekurangan, kami akan ajukan tambahan ke presiden,” ujarnya.