Kementrian Lembaga: BPBD

  • Kepala BPBD Belu NTT Ditemukan Tewas di Jurang, Sempat Pamit Beli Rokok

    Kepala BPBD Belu NTT Ditemukan Tewas di Jurang, Sempat Pamit Beli Rokok

    Jakarta

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD) Belu, Fransiskus Xaverius Asten, ditemukan tewas di salah jurang di wilayah Belu, NTT. Sebelum ditemukan tewas, korban sempat pamit dari rumahnya untuk membeli rokok.

    Kasat Reskrim Polres Belu, AKP Rio Penggabean, mengatakan Fransiskus pamit dari rumahnya di Jalan Pemuda, RT 04, RW 02, Kelurahan Tulamalae, Kecamatan Atambua Barat, Belu, Jumat (7/11) sekitar pukul 18.55 Wita.

    “Berdasarkan keterangan keluarga, korban pergi meninggalkan rumahnya untuk membeli rokok. Namun, tidak kembali sampai ditemukan telah meninggal dunia,” ujar Rio dilansir detikBali, Senin (9/11/2025).

    Rio menuturkan jenazah Fransiskus awalnya ditemukan warga bernama Hubertus Lau di jurang Sabanese, Jalan Trans Timor kilometer 6, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Belu, Minggu (9/11) sekitar pukul 10.00 Wita.

    Namun, Rio tak berbicara banyak terkait penyebab kematian dan kondisi Fransiskus ketika ditemukan. Rio menegaskan kematian Fransiskus masih dalam penyelidikan. Polres Belu juga akan mengautopsi jenazah Fransiskus.

    Baca selengkapnya di sini.

    (rfs/rfs)

  • Hari ke-5 OMC, 1,6 ton NaCl disemai di Banten hingga Sukabumi

    Hari ke-5 OMC, 1,6 ton NaCl disemai di Banten hingga Sukabumi

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta pada hari kelima Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebanyak 1,6 ton garam (NaCl) telah disemai di udara perairan selatan Banten hingga selatan Sukabumi.

    “Hari ini, kami melakukan dua misi penerbangan dengan fokus area penyemaian di perairan selatan Banten hingga selatan Sukabumi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, kegiatan OMC hari kelima ini merupakan bagian dari upaya mitigasi yang dilakukan secara konsisten untuk mengantisipasi potensi hujan intensitas tinggi di Jabodetabek.

    Berdasarkan hasil observasi tim, kata Isnawa, pada misi penerbangan pertama awan cumulus humilis tumbuh di sekitar Taman Nasional Halimun dengan ketinggian 6.000–7.000 kaki, sementara di area target semai dominan awan stratus dan sratocumulus dengan ketinggian 9.500–10.000 kaki.

    Selain itu, di perairan selatan Sukabumi, terpantau pula awan cumulus dan stratocumulus dengan puncak awan lebih dari 14.000 kaki, serta adanya perlambatan kecepatan angin di sepanjang area Samudra Hindia.

    Sedangkan pada misi penerbangan kedua, perairan selatan Banten didominasi awan cumulus congestus dengan puncak awan mencapai 12.000–14.000 kaki.

    Arah angin di ketinggian 5.000–10.000 kaki umumnya bertiup dari barat hingga barat laut dengan kecepatan 15–25 knot.

    Pertumbuhan awan hujan lebih dominan di perairan dibandingkan area pesisir dan daratan Banten yang masih diwarnai awan cumulus solid.

    “Tujuannya adalah untuk mengurai pertumbuhan awan-awan potensial pembawa hujan lebat sebelum memasuki wilayah Jakarta,” ujarnya.

    Isnawa menambahkan, BPBD DKI Jakarta bersama BMKG dan TNI AU terus melakukan evaluasi harian terhadap hasil operasi agar efektivitas penyemaian tetap optimal.

    “Kami terus berkoordinasi lintas instansi untuk memastikan setiap misi penerbangan memberikan hasil yang signifikan dalam mengendalikan potensi cuaca ekstrem. Dengan langkah ini, kami berharap risiko genangan dan banjir di DKI Jakarta dapat ditekan,” katanya.

    BPBD Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, serta menjaga kebersihan saluran air di lingkungan masing-masing agar tidak terjadi penyumbatan.

    Informasi terkini mengenai peringatan dini cuaca dan kondisi kebencanaan dapat diakses melalui Jakarta Siaga 112, Aplikasi JAKI, situs bpbd.jakarta.go.id, serta akun media sosial resmi @bpbddkijakarta.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Siswa SMK Tenggelam di Embung Baleasri Ditemukan Meninggal

    Siswa SMK Tenggelam di Embung Baleasri Ditemukan Meninggal

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang remaja berinisial DK, warga Desa Sendangagung, Kecamatan Plaosan, Magetan, ditemukan meninggal setelah tenggelam di Embung Titang Krajan atau Embung Duwet Sewu, Desa Baleasri, Kecamatan Ngariboyo, Minggu (9/11/2025). Korban merupakan siswa kelas XI salah satu SMK di Magetan.

    Peristiwa terjadi ketika korban memancing bersama delapan temannya. Sebelum memancing, korban mencari udang sebagai umpan. Diduga korban terpeleset di tepian embung yang licin lalu terjatuh ke dalam air. Teman-temannya sempat mencoba menolong, namun korban tidak bisa berenang sehingga dengan cepat tenggelam.

    “Informasi awal, korban mencari umpan udang. Temannya sebenarnya sudah memperingatkan, namun tetap turun. Kondisi licin membuat korban terpeleset dan akhirnya tenggelam,” tutur Nanang Jatmiko, TRC BPBD Magetan.

    Setelah pencarian manual oleh warga hingga sore hari tidak membuahkan hasil, proses evakuasi dilanjutkan oleh petugas gabungan pada pagi hari. Evakuasi berlangsung sekitar satu jam menggunakan jangkar untuk menyisir dasar embung.

    “Sekitar pukul 17.30. Korban ditemukan sekitar dua hingga tiga meter dari titik jatuh. Saat ditemukan, posisi korban masih tenggelam pada kedalaman sekitar tiga sampai lima meter,” jelas Nanang.

    Kapolsek Ngariboyo, AKP Suparminto, menerangkan bahwa kejadian ini murni kecelakaan.

    “Korban terpeleset saat mencari umpan dan tidak bisa berenang. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Setelah berhasil dievakuasi, korban langsung dibawa ke puskesmas untuk divisum luar kemudian dibawa ke rumah duka untuk diserahkan kepada keluarga,” ungkapnya.

    Embung Duwet Sewu diketahui memiliki kontur tepi yang tampak dangkal, namun bagian bawahnya curam sehingga kedalamannya meningkat tajam hanya beberapa langkah dari sisi permukaan.

    Pihak kepolisian dan BPBD mengimbau masyarakat agar berhati-hati saat beraktivitas di area embung, terutama ketika kondisi sedang gerimis atau licin. [fiq/but]

     

  • Siswa SMK di Magetan Diduga Tenggelam saat Cari Umpan di Embung Baleasri, Pencarian Berlanjut

    Siswa SMK di Magetan Diduga Tenggelam saat Cari Umpan di Embung Baleasri, Pencarian Berlanjut

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang remaja berinisial DK, warga Desa Sendangagung, Kecamatan Plaosan, Magetan, dilaporkan tenggelam di Embung Titang Krajan atau dikenal juga dengan sebutan Embung Duwet Sewu, Desa Baleasri, Kecamatan Ngariboyo, Minggu (9/11/2025). Korban diketahui merupakan siswa salah satu SMK di Magetan.

    Sekretaris Desa Baleasri, Tri Anjono, menjelaskan bahwa kejadian bermula ketika korban memancing di area embung bersama temannya. Korban sempat mencari udang sebagai umpan, namun diduga terpeleset dan tercebur ke dalam embung.

    “Iya, dia mencari udang untuk umpan. Diduga terpeleset dan jatuh ke dalam embung,” jelas Tri Anjono.

    Setelah kejadian, warga sekitar langsung melakukan upaya pencarian secara manual dengan cara menyelam di sekitar lokasi. Namun hingga pukul 17.00 WIB, korban belum ditemukan. Pencarian sempat terkendala cuaca gerimis dan kondisi embung yang cukup dalam.

    “Warga masih melakukan pencarian manual. Sampai sore belum ditemukan,” tambahnya.

    Rencananya, pencarian akan dilanjutkan dengan bantuan petugas gabungan apabila kondisi memungkinkan. Diketahui, Tim dari BPBD Magetan sudah menuju ke lokasi untuk melakukan asesmen. [fiq/suf]

  • Siswa SMK di Magetan Diduga Tenggelam saat Cari Umpan di Embung Baleasri, Pencarian Berlanjut

    Siswa SMK di Magetan Diduga Tenggelam saat Cari Umpan di Embung Baleasri, Pencarian Berlanjut

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang remaja berinisial DK, warga Desa Sendangagung, Kecamatan Plaosan, Magetan, dilaporkan tenggelam di Embung Titang Krajan atau dikenal juga dengan sebutan Embung Duwet Sewu, Desa Baleasri, Kecamatan Ngariboyo, Minggu (9/11/2025). Korban diketahui merupakan siswa salah satu SMK di Magetan.

    Sekretaris Desa Baleasri, Tri Anjono, menjelaskan bahwa kejadian bermula ketika korban memancing di area embung bersama temannya. Korban sempat mencari udang sebagai umpan, namun diduga terpeleset dan tercebur ke dalam embung.

    “Iya, dia mencari udang untuk umpan. Diduga terpeleset dan jatuh ke dalam embung,” jelas Tri Anjono.

    Setelah kejadian, warga sekitar langsung melakukan upaya pencarian secara manual dengan cara menyelam di sekitar lokasi. Namun hingga pukul 17.00 WIB, korban belum ditemukan. Pencarian sempat terkendala cuaca gerimis dan kondisi embung yang cukup dalam.

    “Warga masih melakukan pencarian manual. Sampai sore belum ditemukan,” tambahnya.

    Rencananya, pencarian akan dilanjutkan dengan bantuan petugas gabungan apabila kondisi memungkinkan. Diketahui, Tim dari BPBD Magetan sudah menuju ke lokasi untuk melakukan asesmen. [fiq/suf]

  • Terjadi Ledakan di Pabrik Es Aceh Barat, Dua Orang Terluka

    Terjadi Ledakan di Pabrik Es Aceh Barat, Dua Orang Terluka

    Liputan6.com, Jakarta Ledakan terjadi di pabrik pembuatan es kristal, Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Minggu (9/11). Dua orang pekerja terluka parah akibat ledakan tabung freon.

    “Dua orang korban di rawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh,” kata Plt Kepala BPBD Aceh Barat Teuku Ronal Nehdiansyah. Dikutip dari Antara.

    Ada pun korban terluka yakni Juli Suprianda (43) mengalami luka berat, dan Ali (38) mengalami luka ringan.

    Ledakan itu juga mengakibatkan bangunan tersebut mengalami kerusakan parah.

  • Saksi Mata Ceritakan Detik-detik Mahasiswa Polindra Terjebak Pusaran Cimanuk
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        9 November 2025

    Saksi Mata Ceritakan Detik-detik Mahasiswa Polindra Terjebak Pusaran Cimanuk Bandung 9 November 2025

    Saksi Mata Ceritakan Detik-detik Mahasiswa Polindra Terjebak Pusaran Cimanuk
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Seorang saksi mata menceritakan detik-detik kejadian saat pusaran air menggulung tujuh mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) di Sungai Cimanuk, tepatnya di Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Sabtu (8/11/2025) siang.
    Saksi tersebut bernama Junedi, berusia empat puluh delapan tahun, penjaga
    Bendungan Karet
    yang saat kejadian mendapat laporan adanya perahu karet terjebak di pusaran air.
    Junedi mengatakan ia langsung menuju lokasi dan mendapati perahu yang ditumpangi para mahasiswa sudah berada di tengah pusaran air dan tidak dapat keluar. Dari penglihatannya, hanya tiga orang yang terlihat masih berada di atas perahu dan berusaha tetap bertahan.
    “Waktu saya tiba, perahu karet mahasiswa itu sudah ada di tengah (terjebak di pusaran air). Yang saya lihat itu ada 3 orang, perempuan 2, laki-laki 1,” ujar dia saat ditemui Kompas.com di lokasi, Minggu (9/11/2025).
    Ia menyebut, perahu tersebut terjebak kurang lebih lima puluh menit. Kondisi arus yang deras membuatnya tidak memungkinkan untuk terjun membantu.
    Menurut dia, suara teriakan minta tolong dari para korban terdengar samar dari tepi sungai.
    Rekan Junedi yang juga penjaga bendungan kemudian memompa pintu bendungan agar tertutup. Setelah aliran air mereda, perahu akhirnya terlepas dan mengarah ke tepian sungai sebelum ditolong warga.
    Belakangan diketahui, total terdapat tujuh mahasiswa yang menjadi korban. Mereka sebelumnya disebut tengah mengikuti kegiatan rafting di
    Sungai Cimanuk
    . Lima mahasiswa berhasil selamat, sementara dua lainnya masih dalam pencarian.
    Korban selamat bernama Gelar, Heliyah, Nonik, Mus Ali, dan Fatir. Sedangkan dua mahasiswa yang masih hilang adalah Agung dan Muhammad Lana Wiratno.
    “Saya waktu kejadian juga panik, bingung harus apa. Awal tahu saya dikabarin teman,” ujar Junedi.
    Ia berharap kedua korban yang hilang dapat segera ditemukan.
    Proses pencarian kini memasuki hari kedua. Tim SAR Gabungan dari Basarnas, Sat Polairud Polres
    Indramayu
    , BPBD, Tagana, hingga relawan potensi SAR masih menyusuri aliran Sungai Cimanuk untuk mencari korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bukan Cuma Lembang, Sesar Horor Ini Ancam Gempa Besar di Bandung Raya

    Bukan Cuma Lembang, Sesar Horor Ini Ancam Gempa Besar di Bandung Raya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Selain Sesar Lembang, ada satu lagi sesar yang bisa memicu gempa besar di Bandung Raya, Jawa Barat. Sesar tersebut adalah Cimandiri, sebuah sistem sesar aktif yang berpotensi memengaruhi aktivitas kegempaan di wilayah tersebut.

    Perekayasa Ahli Pertama dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN Putri Natari Ratna mengungkapkan penelitian bertajuk “Geological and geomorphological insights into the Cimandiri Fault system: Fieldwork and preliminary findings in West Java, Indonesia”. Dia menjelaskan bahwa Sesar Cimandiri merupakan salah satu sesar aktif di Jawa Barat yang membentang sekitar 100 Km, mulai dari Pelabuhan Ratu hingga Padalarang.

    “Penelitian tentang Sesar Cimandiri sebenarnya sudah banyak dilakukan, namun hasilnya belum cukup konklusif. Karena itu, BRIN melakukan penelitian yang lebih komprehensif untuk memahami karakteristik dan pergerakan Sesar Cimandiri,” ungkap Putri

    Dalam riset ini, BRIN menggunakan pendekatan geologi, geofisika, dan geodesi secara terpadu. Melalui pendekatan geologi, tim melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mencari bukti adanya aktivitas sesar, seperti pergeseran lapisan batuan atau cermin sesar yang menandakan pergerakan kerak bumi.

    Pendekatan geodesi dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui besar, laju, dan arah deformasi pada area sekitar sesar.

    “Kami melakukan GPS Campaign di 24 titik di sekitar Sesar Cimandiri dengan pengambilan data selama 36 jam per tahun. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama lima tahun hingga seluruh data dapat diolah dan dianalisis secara menyeluruh,” jelas Putri.

    Selain itu, pendekatan geofisika digunakan untuk menelusuri sejarah kegempaan di kawasan Cimandiri. Berdasarkan catatan, wilayah ini pernah mengalami gempa dengan magnitudo di atas 5 pada tahun 1982 dan 2000, yang menunjukkan potensi aktivitas tektonik signifikan.

    Foto: Jurnal Unpad
    Peta Jalur Sesar Cimandiri (Jurnal Unpad: unpad.ac.id)

    Bahkan Sesar Cimandiri pernah memicu gempa besar yang mengguncang kawasan Sukabumi, Cibeber, Cianjur, hingga Rajamandala di Bandung Barat. Dahsyatnya gempa meluluhlantakkan bangunan rumah hingga infrastruktur transportasi kereta api yang dibangun Belanda.

    BRIN juga memanfaatkan berbagai teknologi pemetaan canggih, seperti LiDAR, drone survei, dan SLAM LiDAR. Teknologi ini memungkinkan pemetaan geospasial dengan tingkat akurasi tinggi.

    “SLAM LiDAR bekerja seperti LiDAR konvensional, tetapi menggunakan laser 3D portabel sehingga dapat memetakan daerah singkapan secara detail dalam bentuk model tiga dimensi,” ungkap Putri.

    Penelitian ini memiliki peran penting dalam upaya mitigasi bencana di wilayah Jawa Barat. Sebagai sesar aktif, Sesar Cimandiri berpotensi memicu gempa bumi, bahkan tsunami lokal apabila jalurnya menerus hingga ke laut dan menyebabkan longsoran bawah laut.

    “Melalui penelitian ini, kita dapat memahami potensi dan karakteristik sesar, serta memperbarui peta sumber gempa di wilayah Jawa Barat,” jelas Putri.

    Ia menambahkan, hasil penelitian ini juga dapat membantu pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur yang lebih aman.

    “Dengan mengetahui potensi gempa dan pola pergerakan sesar, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendukung perencanaan infrastruktur, sekaligus menjadi dasar sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan saat terjadi gempa,” tambahnya.

    Riset ini melibatkan kolaborasi lintas lembaga dan negara. Dari dalam negeri, BRIN bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Oceanland Indonesia Group, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dompet Dhuafa.

    Sementara itu, mitra internasional dari Inggris The University of Edinburgh dan British Geological Survey (BGS). Kolaborasi ini memperkuat kapasitas riset BRIN dalam memahami dinamika geologi Indonesia sekaligus membuka peluang pertukaran pengetahuan dengan lembaga riset dunia.

    Dengan pendekatan multidisipliner dan dukungan teknologi mutakhir, penelitian Sesar Cimandiri menjadi contoh nyata kontribusi BRIN dalam menyediakan data ilmiah berbasis riset yang dapat digunakan untuk memperkuat kebijakan mitigasi bencana serta membangun masyarakat yang lebih tangguh terhadap risiko geologi.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jembatan Penghubung Dua Desa di Bima Ambruk Diterjang Banjir
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 November 2025

    Jembatan Penghubung Dua Desa di Bima Ambruk Diterjang Banjir Regional 9 November 2025

    Jembatan Penghubung Dua Desa di Bima Ambruk Diterjang Banjir
    Tim Redaksi
    BIMA, KOMPAS.com
    – Jembatan penghubung Desa Nggembe dan Darussalam di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, ambruk setelah diterjang banjir bandang, Minggu (9/11/2025).
    Peristiwa terjadi sekitar pukul 12.30 Wita. Arus lalu lintas di jalur lintas kabupaten tersebut terpaksa dialihkan ke jalur lain.
    “Kejadiannya pukul 12.30 wita, tidak ada korban jiwa,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten
    Bima
    , M Nurul Huda, saat dikonfirmasi, Minggu.
    Nurul Huda menjelaskan, sejak Sabtu (8/11/2025) hingga Minggu (9/11/2025) dini hari, hujan deras mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Bima. Luapan sejumlah aliran sungai terjadi, termasuk di Desa Nggembe.
    Derasnya aliran air membawa material kayu dan bambu dari wilayah pegunungan, hingga menyumbat aliran di bawah Jembatan Nggembe. Kondisi ini berlangsung cukup lama, membuat struktur jembatan tidak mampu menahan tekanan air.
    Karena tekanan air terlalu besar, jembatan tersebut akhirnya ambruk. Sejumlah tanggul di sekitar sungai juga ikut terkikis.
    “Untuk sementara arus lalu lintas kita alihkan ke jalur cabang Donggo,” ujarnya.
    Terkait wilayah lain yang terdampak banjir, Nurul Huda belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut. Saat ini, tim BPBD sedang mendampingi Bupati Bima, Ady Mahyudi, untuk mengecek langsung lokasi terdampak sekaligus menyalurkan bantuan tanggap darurat.
    “Kami sedang mendampingi bupati meninjau dan menyalurkan bantuan tanggap darurat,” kata Nurul Huda.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Orang Tewas Akibat Banjir di Brebes

    2 Orang Tewas Akibat Banjir di Brebes

    Brebes

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dua orang tewas akibat banjir yang melanda Kabupaten Brebes. Korban diduga tewas usai terseret banjir bandang dan tersengat listrik.

    “Dari Kabupaten Brebes dilaporkan dua orang meninggal dunia akibat banjir yang melanda,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Minggu (9/11/2025).

    Banjir di Brebes itu terjadi pada Sabtu (9/11). Selain korban tewas, enam orang warga juga harus mengungsi di rumah tetangga.

    Banjir di Brebes terjadi akibat luapan sungai dan berdampak di tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Sirampog, Bumiayu, dan Bantarkawung. Jembatan Bantarwaru yang menghubungkan desa Bangbayang-Bantarwaru-Pengarasan putus.

    Dia mengatakan hujan disertai angin kencang telah menimbulkan kerusakan rumah warga di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog. Terjangan angin menyebabkan dua unit rumah rusak berat dan sepuluh rumah lainnya rusak ringan.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes telah melakukan asesmen di lapangan dan mengevakuasi warga terdampak. Sebagai informasi, Kecamatan Sirampog berada di wilayah perbukitan curam dengan ketinggian bervariasi antara 875-1.000 mdpl.

    Dari beberapa laporan kejadian bencana terdahulu, wilayah ini juga rawan pergerakan tanah yang dipicu oleh faktor cuaca. Berdasarkan data bencana BNPB, pada pertengahan April 2025, telah terjadi fenomena gerakan tanah di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, yang merusak 114 unit rumah.

    BNPB bersama BPBD Kabupaten Brebes telah merelokasi warga dengan memberikan hunian tetap di kawasan yang lebih aman. Sementara itu, wilayah Kecamatan Bumiayu juga memiliki risiko bencana tinggi karena posisinya dikelilingi pegunungan dan bukit dengan ketinggian rata-rata 690 mdpl.

    “Topografinya yang berupa lereng bukit yang curam, lembah cekungan dan beberapa aliran sungai besar berisiko mudah meluap tiba-tiba jika terjadi hujan deras di wilayah hulu. Monitoring wilayah perbukitan, penanaman vegetasi penguat struktur tanah hingga perbaikan wilayah hulu sungai diharapkan dapat dilakukan secara berkala,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/imk)