Kementrian Lembaga: BPBD

  • Longsor di Ciemas Sukabumi, Akses Jalan Penghubung 2 Desa Terputus

    Longsor di Ciemas Sukabumi, Akses Jalan Penghubung 2 Desa Terputus

    Liputan6.com, Sukabumi – Hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan tanah longsor di Kampung Giri Asih, Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, pada Selasa (11/11/2025). 

    Material longsor sempat menutup total akses jalan yang vital sebagai penghubung dua desa antara Desa Tamanjaya dan Cigaru di wilayah tersebut.

    Peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 03.30 WIB. Hal ini dikonfirmasi oleh Daeng Sutisna dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.

    “Hujan dengan intensitas lebat disertai angin kencang mengakibatkan tanah longsor menutup akses jalan Tamanjaya-Cigaru Kecamatan Ciemas,” ujar Daeng Sutisna Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi.

    Berkat koordinasi cepat antara pihak kecamatan dan PT Wilton, pembersihan material longsoran dapat segera dilakukan. Alat berat dari PT Wilton pun dikerahkan ke lokasi untuk membuka kembali akses jalan.

    “Kondisi saat ini telah dilakukan pembersihan material longsoran dengan menggunakan alat berat dari PT. Wilton dan sudah bisa dilalui oleh kendaraan roda dua,” tambah Daeng.

    Imbauan dan Kesiapsiagaan BPBD

    Dalam laporannya, BPBD Kabupaten Sukabumi juga menginformasikan bahwa saat ini cuaca di wilayah Sukabumi cenderung berawan hingga hujan ringan.

    Menyikapi kondisi ini, BPBD terus meningkatkan kesiapsiagaan melalui pemantauan wilayah rawan bencana dan pengamatan titik rawan menggunakan aplikasi InaRisk serta InaSafe BNPB.

    “Masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Sukabumi,” tutupnya. 

  • 4
                    
                        Kecelakaan Kembali Terjadi di Jalur Maut Kalijambe, Sejumlah Orang Terjepit 
                        Regional

    4 Kecelakaan Kembali Terjadi di Jalur Maut Kalijambe, Sejumlah Orang Terjepit Regional

    Kecelakaan Kembali Terjadi di Jalur Maut Kalijambe, Sejumlah Orang Terjepit
    Tim Redaksi
    PURWOREJO, KOMPAS.com –
    Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa (11/11/2025) pagi.
    Sebuah truk besar bermuatan solar menabrak deretan bangunan warung di Pasar Desa
    Kalijambe
    yang berada di tepi jalan utama setelah diduga mengalami rem blong di jalur menurun.
    Peristiwa yang terjadi di jalur utama
    Purworejo
    –Magelang itu langsung mengundang perhatian warga sekitar karena merupakan salah satu jalur padat kendaraan.
    Berdasarkan pantauan di lokasi, truk tampak terguling di tengah jalan, sementara beberapa warung terlihat porak-poranda akibat benturan keras.
    “Tadi kejadiannya sekitar jam 05.10 WIB setelah shalat subuh,” kata Melinda, warga sekitar yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian.
    Tim gabungan dari Damkar Kabupaten Purworejo, BPBD, Polres Purworejo, dan relawan segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
    Sebuah mobil pemadam kebakaran terlihat siaga guna mengantisipasi kebakaran akibat tumpahan bahan bakar solar dari truk.
    Menurut keterangan Melinda, truk tersebut melaju dari arah Magelang menuju Purworejo.
    Saat tiba di lokasi, ada sebuah mobil Carry yang sedang bongkar muatan bawang merah di pasar.
    “Saya belum tahu kronologi lengkapnya, tapi yang jelas ada truk dari arah Magelang bertabrakan dengan mobil Carry yang sedang bongkar di pasar,” kata Melinda.
    Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi masih berlangsung. Petugas masih berupaya mengevakuasi korban yang terjepit di bawah bangkai truk.
    Berdasarkan informasi sementara, dua orang telah berhasil dievakuasi dalam kondisi lemas.
    Situasi di lokasi masih dipantau oleh petugas gabungan, sementara arus lalu lintas di jalur utama Purworejo–Magelang sempat mengalami kemacetan karena proses evakuasi.
    Jalur Kalijambe, Kecamatan Bener, dikenal memiliki kontur jalan menurun dan berbelok tajam. Warga menyebut jalur ini kerap menjadi lokasi kecelakaan, terutama bagi kendaraan besar yang mengalami kendala sistem pengereman.
    Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan, termasuk memeriksa kondisi truk dan sopir yang terlibat dalam peristiwa ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • OMC hari ke-6, guyur 2,4 ton garam di langit Sukabumi-Ujung Kulon

    OMC hari ke-6, guyur 2,4 ton garam di langit Sukabumi-Ujung Kulon

    Jakarta (ANTARA) – Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada hari keenam mengguyur natrium klorida (NaCl) atau garam higroskopis sebanyak 2,4 ton di langit Sukabumi hingga Ujung Kulon.

    “Tim di lapangan melaksanakan tiga kali penerbangan dengan fokus penyemaian di perairan selatan hingga barat Banten,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji, di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan bahwa pada misi penerbangan kali ini membawa bahan semai sebanyak 2.400 kilogram NaCl (garam higroskopis).

    Bahan semai higroskopis (NaCl) maksudnya adalah zat penyemaian awan (bahan yang disebarkan ke awan saat modifikasi cuaca) yang bersifat higroskopis, yaitu mudah menyerap uap air dari udara.

    Menurut dia, penerbangan pertama dilakukan oleh tim pada pukul 09.10–11.26 WIB dengan menyasar perairan selatan Ujung Kulon dengan ketinggian jelajah yaitu 8.400–8.600 kaki.

    Selanjutnya, misi penerbangan kedua pada pukul 12.22–14.51 WIB, dengan area semai di perairan selatan Ujung Kulon dan perairan selatan Sukabumi dengan ketinggian 10.000 kaki.

    “Penerbangan ketiga pada pukul 15.38–17.00 WIB di Lebak, Pandeglang, perairan selatan dan barat Banten. Dengan total NaCl sebanyak 2,4 ton,” ujarnya.

    Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan OMC hari keenam ini dilakukan dengan pola penyemaian berlapis di area perairan barat dan selatan Banten, untuk mengoptimalkan proses pengendalian pertumbuhan awan potensial hujan lebat sebelum mencapai wilayah Jabodetabek.

    Berdasarkan hasil observasi tim, pada penerbangan pertama terpantau awan cumulus humilis dan cumulus congestus di sekitar perairan Ujung Kulon dengan puncak awan mencapai 8.000–10.000 kaki, serta arah angin dominan dari timur–timur laut (6–18 knot).

    Pada penerbangan kedua, awan cumulus mediocris hingga congestus berkembang di area Lebak, Pandeglang, dan perairan barat Banten dengan puncak awan mencapai 9.000–11.000 kaki.

    Sementara pada penerbangan ketiga, terpantau awan cumulus towering dengan potensi hujan tinggi di perairan selatan Banten, dan arah angin dominan barat 14–18 knot.

    Isnawa menambahkan bahwa BPBD DKI Jakarta bersama BMKG dan TNI AU terus melakukan evaluasi rutin terhadap hasil penyemaian untuk memastikan efektivitas operasi.

    “Kami terus berkoordinasi setiap hari dengan BMKG dan TNI AU untuk menentukan titik semai paling potensial. Dengan kolaborasi ini, kami berupaya menjaga curah hujan tetap terkendali dan meminimalkan potensi genangan maupun banjir di Jakarta,” katanya menambahkan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pencarian Lansia Hanyut di Sungai Brantas Kediri Dihentikan Sementara Karena Cuaca Buruk

    Pencarian Lansia Hanyut di Sungai Brantas Kediri Dihentikan Sementara Karena Cuaca Buruk

    Kediri (beritajatim.com) – Operasi pencarian terhadap Sihman, lansia berusia 74 tahun yang dilaporkan hanyut di Sungai Brantas, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pada Minggu (9/11/2025), masih belum membuahkan hasil hingga Senin (10/11/2025). Pencarian yang dilakukan sejak pagi terpaksa dihentikan sementara akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung dan akan dilanjutkan keesokan harinya.

    Kapolsek Ngadiluwih AKP Agung Saifudin menyampaikan, hujan deras membuat tim gabungan tidak bisa melanjutkan penyisiran di aliran sungai hingga sore hari. “Kondisi hujan, kegiatan hari ini dari tim SAR sementara dihentikan,” ujarnya.

    Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Kediri, Heri Saputro, menjelaskan bahwa pencarian melibatkan sekitar 30 personel dari berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, Basarnas, BPBD Kabupaten Kediri, serta relawan dari Wana Rescue, ORARI, dan KAPI. Pencarian hari ini difokuskan pada area sekitar Taman Brantas hingga kawasan tambangan Dusun Pagak, Desa Bangle, lokasi awal dugaan korban hanyut.

    “Pencarian tetap kita mulai dari TKM-nya (Tempat Kejadian Musibah) atau di tambangan Pak RT. Sementara tadi berputar di sebelahnya, di sekitar Taman Brantas,” terang Heri.

    Selama pencarian, tim sempat menemukan bangkai yang sempat diduga sebagai korban pada jarak sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian. Namun setelah diperiksa, bangkai tersebut ternyata adalah kambing. “Tadi ada di sebelah kurang lebih satu kilo dari TKM-nya. Itu ada bangkai, ternyata hanya bangkai kambing saja,” tambahnya.

    Untuk mendukung operasi pencarian, dua unit perahu karet (LCR) dikerahkan, masing-masing dari Basarnas dan BPBD Kabupaten Kediri. Selain itu, tim SAR juga berkoordinasi dengan pihak Bendungan Paron Turi serta petugas di wilayah hilir seperti Nganjuk, Jombang, dan Mojokerto, guna mengantisipasi kemungkinan korban terbawa arus hingga jauh.

    “Kita sudah koordinasi di tambangan dan Bendungan Paron Turi, serta dengan petugas di bawahnya, termasuk wilayah Nganjuk, Jombang, dan Mojokerto. Jika ada temuan jenazah, akan segera dikabarkan ke kami,” jelas Heri.

    AKP Agung menegaskan bahwa operasi pencarian akan terus dilakukan setiap hari hingga korban ditemukan. “Operasi pencarian tiap hari sampai jam 16.00 WIB tergantung cuaca. Setelah itu dilanjutkan evaluasi dari tim,” ujarnya.

    Diketahui sebelumnya, Sihman dilaporkan hilang setelah diduga tercebur ke Sungai Brantas di area penyeberangan tambangan Dusun Pagak, Desa Bangle, Kecamatan Ngadiluwih, pada Minggu (9/11/2025) pagi.

    Sekitar pukul 10.30 WIB, korban terlihat mengendarai sepeda angin merek Polygon warna silver dari arah timur ke barat. Saat melintasi jalan menurun menuju tambangan, diduga rem sepeda tidak berfungsi hingga korban terjatuh ke sungai.

    Dua pengemudi perahu penyeberangan di sisi barat sempat melihat korban terbawa arus deras sejauh sekitar 250 meter dari titik jatuh, sementara warga lain mengaku mendengar teriakan minta tolong dari arah sungai. Tim SAR kini terus berupaya melacak keberadaan korban di sepanjang aliran Sungai Brantas. [nm/ian]

  • Sore hingga Malam Surabaya Hujan Lebat, Petugas Evakuasi Pohon Tumbang di Belasan Titik

    Sore hingga Malam Surabaya Hujan Lebat, Petugas Evakuasi Pohon Tumbang di Belasan Titik

    Surabaya (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Surabaya sejak Senin sore, (10/11/2025) pukul 15.00 WIB, mengakibatkan sejumlah pohon tumbang. Hujan masih terus mengguyur sejumlah wilayah hingga pukul 20.40 WIB.

    Kabid Kebersihan dan Pemberdayaan Masyarakat DLH Kota Surabaya, M. Rokhim, mengungkapkan bahwa petugas DLH hari ini menangani enam pohon tumbang.

    “Sampai sekarang data ada enam pohon tumbang. Kelihatannya sudah (selesai tertangani),” ungkap Rokhim, Senin (10/11/2025).

    Dari enam lokasi pohon tumbang tersebut kemudian BPBD Kota Surabaya dan Satpol PP membantu terjun ke lokasi untuk melakukan penanganan dan pembersihan.

    Sementara, data terbaru dari petugas DLH hingga Senin malam, jumlah pohon tumbang bertambah menjadi 12 titik lokasi, sebagai berikut:

    1. Kecamatan Wonokromo
    2. Jalan Karangpilang Barat
    3. Jalan Airlangga
    4. Jalan Manyar Menur Pumpungan
    5. Kecamatan Sukomanunggal
    6. Kecamatan Gubeng
    7. Jalan Baratajaya
    8. Manyar Kertoarjo
    9. Kecamatan Gubeng
    10. Jalan Karangpilang
    11. Jemursari Timur
    12. Jalan Simokalangan. (rma/ted)

  • 1 Orang Meninggal Tertimbun Longsor di Jalur Gonggang-Pocol Magetan

    1 Orang Meninggal Tertimbun Longsor di Jalur Gonggang-Pocol Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Longsor terjadi di Jalan jurusan Gonggang-Poncol, tepatnya di wilayah Desa Janggan, Kecamatan Poncol, Magetan, Senin (10/11/2025). Dua pengendara sepeda motor tertimbun material longsoran. Seorang di antaranya dinyatakan meninggal dunia, sementara satu orang lainnya berhasil selamat.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kedua korban diketahui tengah berboncengan menggunakan sepeda motor saat longsor terjadi. Identitas korban masih dalam pendataan.

    “Tim sudah ke lokasi, dua korban sudah ditemukan. Benar satu orang meninggal dunia, sementara satunya selamat. Keduanya berboncengan menggunakan motor. Motor korban juga sudah dievakuasi,” terang Eka.

    Hingga sore hari, tim gabungan BPBD, TNI, Polri, relawan dan warga masih melakukan pembersihan material longsor di lokasi kejadian. Cuaca hujan deras yang mengguyur kawasan lereng pegunungan dalam beberapa hari terakhir diduga menjadi pemicu tanah tebing kembali bergerak.

    Selain di Desa Janggan, longsor juga dilaporkan terjadi di sejumlah titik lain di wilayah pegunungan Poncol. Salah satunya di Jalan Raya Sarangan-Cemoro Sewu yang sempat tertutup material longsor dan hanya bisa dilalui separuh badan jalan.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat, terutama yang melintas di kawasan rawan longsor, agar meningkatkan kewaspadaan. Terlebih, intensitas hujan diprediksi masih tinggi dalam beberapa hari ke depan. [fiq/but]

  • Teknisi Lift Restoran di Surabaya Tewas Terjepit

    Teknisi Lift Restoran di Surabaya Tewas Terjepit

    Jakarta

    Seorang teknisi tewas terjepit lift barang di sebuah restoran di Jalan Walikota Mustajab, Surabaya. Korban berinisial AM (51) meninggal di tempat setelah terjepit lift.

    Petugas 112 menerima laporan adanya orang terjepit lift pada pukul 10.47 WIB. Saat itu, korban sedang memperbaiki lift pengangkut makanan.

    Korban berada di lantai dua dan tengah mengecek lift dengan sebagian tubuh masuk ke dalam lorong lift. Tiba-tiba, lift dari lantai satu naik dengan cepat ketika korban masih dalam posisi mengecek. Tubuh bagian atas korban pun terjepit.

    Diketahui, AM merupakan teknisi panggilan dan bukan karyawan restoran tersebut.

    Tim Inafis Polrestabes Surabaya tiba di lokasi pukul 11.48 WIB. Mereka langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi korban bersama CC 112, BPBD, serta Satpol PP.

    Kapolsek Genteng Kompol Grandika Indera Waspada mengatakan, berdasarkan investigasi awal, kejadian tersebut merupakan kecelakaan kerja.

    “Setelah mengerjakan, mengganti beberapa komponen, korban sempat mencoba liftnya sambil masukkan kepalanya ke dalam saluran lift tersebut, sambil menengok ke atas, sambil dicoba liftnya di jalan atau tidak. Ternyata pada saat dicoba jalan, pada saat dicoba berhenti, ternyata liftnya tidak mau berhenti, sedangkan posisi kepala korban sudah masuk ke dalam,” tambahnya.

    Simak selengkapnya di sini.

    (yld/idh)

  • Jatuhan Batu Besar di Lembang karena Kondisi Geologi yang Labil

    Jatuhan Batu Besar di Lembang karena Kondisi Geologi yang Labil

    JAKARTA – Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kejadian jatuhan tiga batu berukuran besar di Gunung Batu, Lembang, Bandung Barat, Sabtu, 8 November, merupakan fenomena alami akibat kondisi geologi lokasi setempat yang labil.

    “Ini fenomena alami akibat kondisi geologi yang labil. Kemungkinan dipicu oleh getaran kecil atau faktor internal batuan,” kata Kepala Badan Geologi M Wafid, ANTARA, Minggu, 9 November.

    Berdasarkan laporan yang diterima Badan Geologi, jatuhan batu berukuran besar dari tebing Gunung Batu, Lembang tersebut berlangsung tanpa adanya hujan lebat atau gempa signifikan yang tercatat di sekitar lokasi.

    Menurut pengamatan awal dari tim yang diturunkan, kata Wafid, lokasi jatuhan batu tersebut berada pada lereng terjal dengan kemiringan lebih dari 60 derajat, yang tersusun oleh batuan vulkanik yang telah mengalami retakan dan pelapukan.

    “Terdapat juga bidang rekahan yang memanjang sejajar lereng, dan menunjukkan potensi pelepasan blok batuan. Kondisi ini menandakan bahwa batuan berada pada keadaan mendekati batas kestabilan (limit equilibrium),” ujar Wafid.

    Berdasarkan analisis mekanisme, lanjut Wafid, fenomena ini termasuk dalam kategori gerakan massa batuan tipe jatuhan (rockfall) dengan pemicu utama kemungkinan kelemahan internal batuan akibat retakan dan pelapukan alami, getaran gempa mikro yang tak tercatat dalam sistem utama namun cukup untuk memicu pelepasan blok batuan yang telah rapuh, serta perubahan suhu dan pelapukan berulang yang kemungkinan juga dapat berkontribusi terhadap keretakan lebih lanjut.

    “Wilayah tebing memiliki potensi terpapar jatuhan batu lanjutan, khususnya pada musim peralihan atau saat terjadi getaran ringan. Kemudian area jalan dan bangunan warga di bawah tebing berisiko tinggi terhadap bahaya serupa,” katanya.

    Oleh karena itu, Badan Geologi merekomendasikan agar dilakukan pemasangan jaring kawat pengaman (rock mesh) dan pagar penahan batu (rockfall barrier) di kaki tebing. Kemudian pembatasan aktivitas dan pembangunan di zona rawan jatuhan batu.

    Kemudian dilakukan monitoring mikro-seismik oleh instansi teknis untuk mengetahui potensi getaran pemicu di area sesar Lembang serta edukasi masyarakat mengenai tanda-tanda awal retakan baru dan pelapukan lereng.

    “Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi kejadian serupa, terutama di sekitar tebing curam yang tersusun oleh batuan vulkanik terlapuk dan beretakan,” tutur Wafid.

    Warga Kampung Sukamulya, RT 01/10, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, dikejutkan dengan sejumlah batu berukuran besar yang tiba-tiba berjatuhan dari atas Gunung Batu pada Sabtu (8/11).

    “Berdasarkan informasi, ada longsoran tiga batu dari Gunung Batu. Kejadiannya pukul 12.10 WIB,” ujar Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB Asep Sehabudin saat dikonfirmasi.

    Tiga batu besar tiba-tiba jatuh dari tebing tanpa hujan, tanpa gempa, tanpa angin kencang. Asep memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja sebuah green house mengalami kerusakan usai terkena batu besar yang menggelinding dari atas Gunung Batu.

    “Satu batu paling besar bahkan menimpa dinding green house kaktus milik warga, membuat dinding green house sobek,” kata Asep.

  • Kepala BPBD Belu NTT Ditemukan Tewas di Jurang, Sempat Pamit Beli Rokok

    Kepala BPBD Belu NTT Ditemukan Tewas di Jurang, Sempat Pamit Beli Rokok

    Jakarta

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD) Belu, Fransiskus Xaverius Asten, ditemukan tewas di salah jurang di wilayah Belu, NTT. Sebelum ditemukan tewas, korban sempat pamit dari rumahnya untuk membeli rokok.

    Kasat Reskrim Polres Belu, AKP Rio Penggabean, mengatakan Fransiskus pamit dari rumahnya di Jalan Pemuda, RT 04, RW 02, Kelurahan Tulamalae, Kecamatan Atambua Barat, Belu, Jumat (7/11) sekitar pukul 18.55 Wita.

    “Berdasarkan keterangan keluarga, korban pergi meninggalkan rumahnya untuk membeli rokok. Namun, tidak kembali sampai ditemukan telah meninggal dunia,” ujar Rio dilansir detikBali, Senin (9/11/2025).

    Rio menuturkan jenazah Fransiskus awalnya ditemukan warga bernama Hubertus Lau di jurang Sabanese, Jalan Trans Timor kilometer 6, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Belu, Minggu (9/11) sekitar pukul 10.00 Wita.

    Namun, Rio tak berbicara banyak terkait penyebab kematian dan kondisi Fransiskus ketika ditemukan. Rio menegaskan kematian Fransiskus masih dalam penyelidikan. Polres Belu juga akan mengautopsi jenazah Fransiskus.

    Baca selengkapnya di sini.

    (rfs/rfs)

  • Hari ke-5 OMC, 1,6 ton NaCl disemai di Banten hingga Sukabumi

    Hari ke-5 OMC, 1,6 ton NaCl disemai di Banten hingga Sukabumi

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta pada hari kelima Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebanyak 1,6 ton garam (NaCl) telah disemai di udara perairan selatan Banten hingga selatan Sukabumi.

    “Hari ini, kami melakukan dua misi penerbangan dengan fokus area penyemaian di perairan selatan Banten hingga selatan Sukabumi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, kegiatan OMC hari kelima ini merupakan bagian dari upaya mitigasi yang dilakukan secara konsisten untuk mengantisipasi potensi hujan intensitas tinggi di Jabodetabek.

    Berdasarkan hasil observasi tim, kata Isnawa, pada misi penerbangan pertama awan cumulus humilis tumbuh di sekitar Taman Nasional Halimun dengan ketinggian 6.000–7.000 kaki, sementara di area target semai dominan awan stratus dan sratocumulus dengan ketinggian 9.500–10.000 kaki.

    Selain itu, di perairan selatan Sukabumi, terpantau pula awan cumulus dan stratocumulus dengan puncak awan lebih dari 14.000 kaki, serta adanya perlambatan kecepatan angin di sepanjang area Samudra Hindia.

    Sedangkan pada misi penerbangan kedua, perairan selatan Banten didominasi awan cumulus congestus dengan puncak awan mencapai 12.000–14.000 kaki.

    Arah angin di ketinggian 5.000–10.000 kaki umumnya bertiup dari barat hingga barat laut dengan kecepatan 15–25 knot.

    Pertumbuhan awan hujan lebih dominan di perairan dibandingkan area pesisir dan daratan Banten yang masih diwarnai awan cumulus solid.

    “Tujuannya adalah untuk mengurai pertumbuhan awan-awan potensial pembawa hujan lebat sebelum memasuki wilayah Jakarta,” ujarnya.

    Isnawa menambahkan, BPBD DKI Jakarta bersama BMKG dan TNI AU terus melakukan evaluasi harian terhadap hasil operasi agar efektivitas penyemaian tetap optimal.

    “Kami terus berkoordinasi lintas instansi untuk memastikan setiap misi penerbangan memberikan hasil yang signifikan dalam mengendalikan potensi cuaca ekstrem. Dengan langkah ini, kami berharap risiko genangan dan banjir di DKI Jakarta dapat ditekan,” katanya.

    BPBD Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, serta menjaga kebersihan saluran air di lingkungan masing-masing agar tidak terjadi penyumbatan.

    Informasi terkini mengenai peringatan dini cuaca dan kondisi kebencanaan dapat diakses melalui Jakarta Siaga 112, Aplikasi JAKI, situs bpbd.jakarta.go.id, serta akun media sosial resmi @bpbddkijakarta.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.