Kementrian Lembaga: BPBD

  • Akses Tiga Desa Terputus Total

    Akses Tiga Desa Terputus Total

    Sebanyak 10 KK di Kecamatan Cugenang memilih mengungsi ke rumah kerabat. Sedangkan di Kecamatan Mande, jalan penghubung antar desa dan kecamatan terputus akibat timbunan longsor, memaksa sekitar 12 KK mengungsi. 

    Penanganan darurat langsung dilakukan di jalur nasional yang terblokir di Naringgul melalui koordinasi cepat dengan dinas terkait di tingkat provinsi dan pusat. 

    “Kami telah berkoordinasi intensif dengan dinas terkait dan kementerian untuk memastikan jalan yang terputus segera dapat dilalui. Alat berat telah diturunkan ke titik longsor di Naringgul dan Mande,” jelas Asep.

    Terkait jembatan gantung di Tanggeung yang putus disapu air sungai, BPBD kini berupaya mencari solusi cepat untuk memastikan aktivitas warga tidak terhambat, mengingat jembatan tersebut adalah jalur tercepat bagi tiga desa.

    Saat ini, petugas BPBD Cianjur bersama dinas terkait telah berada di lokasi untuk penanganan cepat, mencari solusi agar tidak ada warga yang terisolir, serta menyalurkan bantuan logistik untuk meringankan beban warga yang terdampak.

    “Kami juga berkoordinasi dengan tingkat provinsi dan pusat untuk penanganan permanen, termasuk membuat jembatan darurat, agar wilayah yang terisolir akibat putusnya akses jalan atau jembatan segera teratasi,” tutupnya.

  • Tim Damkar Jombang Evakuasi Biawak dari Kamar Mandi Warga

    Tim Damkar Jombang Evakuasi Biawak dari Kamar Mandi Warga

    Jombang (beritajatim.com) – Sebuah kejadian tak terduga terjadi di Dusun Pekunden, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Jombang pada Rabu (12/11/2025). Seekor biawak sepanjang 1,5 meter dan berat lebih dari 5 kilogram, ditemukan berada di kamar mandi rumah warga.

    Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Mojoagung segera dikerahkan untuk mengevakuasi hewan reptil tersebut karena membahayakan penghuni.

    Menurut keterangan Hendrik, anggota Pos Damkar Mojoagung, peristiwa bermula sekitar pukul 12.00 WIB, ketika penghuni rumah, Zakaria, melihat biawak jatuh dari atap dan masuk ke kamar mandi. “Zakaria kaget bercampur takut. Dia tidak berani mengevakuasi biawak tersebut karena khawatir diserang,” ujar Hendrik.

    Setelah kejadian itu, Zakaria melaporkan insiden tersebut ke Pusdalops BPBD Jombang yang kemudian meneruskan laporan tersebut ke Pos Damkar Mojoagung. Dalam waktu singkat, tim yang dilengkapi dengan peralatan lengkap langsung dikerahkan menuju lokasi.

    “Saat berusaha kami tangkap, biawak tersebut sempat menyerang. Namun dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan lengkap lainnya, kami berhasil menangkapnya dengan aman,” kata Hendrik menjelaskan proses evakuasi.

    Kendala yang dihadapi oleh tim Damkar adalah sempitnya lorong menuju kamar mandi. Lorong tersebut hanya cukup dilalui oleh satu orang, sehingga evakuasi menjadi lebih sulit. Meski begitu, petugas tetap sigap dan berhasil menangkap biawak tersebut.

    Lebih lanjut, Hendrik menambahkan bahwa warga sekitar sempat melaporkan kehilangan ayam, yang kemungkinan dimangsa oleh biawak. “Biawak ini mungkin sudah beberapa kali berkeliling mencari mangsa di sekitar rumah,” ungkap Hendrik. [suf]

  • 5 Desa di Gresik Selatan Terendam Banjir Akibat Luapan Kali Glindah dan Gluran

    5 Desa di Gresik Selatan Terendam Banjir Akibat Luapan Kali Glindah dan Gluran

    Gresik (beritajatim.com) – Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Gresik Selatan menyebabkan lima desa serta area persawahan milik warga terendam banjir dengan ketinggian air antara 10 hingga 40 sentimeter.

    Banjir terjadi akibat meluapnya Kali Glindah dan Kali Gluran yang merupakan anak sungai Kali Lamong. Selain itu, sistem drainase yang kurang memadai turut memperparah genangan di sejumlah titik.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, lima desa terdampak banjir yaitu:

    1. Desa Gluranploso, Kecamatan Benjeng, dengan 100 rumah tergenang air setinggi 10–40 cm.

    2. Desa Bringkang, Kecamatan Menganti, genangan air di jalan lingkungan Perum Oma Indah setinggi 5–20 cm dan di jalan poros desa mencapai 30 cm.

    3. Desa Pranti, air menggenangi jalan Perum Graha 2 setinggi 10–30 cm, namun tidak sampai ke rumah warga.

    4. Desa Beton, sebanyak 250 rumah tergenang air setinggi 5–30 cm.

    5. Desa Glindah, Kecamatan Kedamean, genangan terjadi di jalan lingkungan dan area persawahan seluas 70 hektare.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, FX Driatmicko Herlambang, menyampaikan pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan pemantauan di lokasi terdampak serta berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat.

    “Kami terus melakukan monitoring perkembangan banjir di desa yang terdampak. Termasuk menyiagakan satu regu di lapangan,” ujar Driatmicko, Rabu (12/11/2025).

    Ia menambahkan, BPBD Gresik juga memperkuat pengawasan di wilayah rawan bencana selama musim penghujan ini sebagai langkah antisipasi dini.

    “BPBD Gresik mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada selama cuaca ekstrem. Karena bencana seperti ini sulit diprediksi,” pungkasnya. (dny/but)

     

     

  • Petugas Gabungan Sisir Perairan hingga Gorong-gorong Cari Buaya Muncul di Teluk Manado

    Petugas Gabungan Sisir Perairan hingga Gorong-gorong Cari Buaya Muncul di Teluk Manado

    JAKARTA – Tim gabungan terdiri dari Ditpolairu Polda Sulawesi Utara (Sulut) bersama BPBD, BKSDA, Basarnas, dan Dinas Perhubungan menggelar patroli laut setelah kemunculan buaya di Teluk Manado.

    “Petugas gabungan menyisir beberapa titik di perairan Teluk Manado dengan menggunakan satu unit safeboat Ditpolairud Polda Sulut dan satu unit kapal C2 patroli Dinas Perhubungan,” kata Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Alamsyah Parulian Hasibuan, di Manado, Rabu, disitat Antara. 

    Alamsyah mengatakan, pencarian dimulai dari dermaga Youth Center, Kawasan Megamas Manado. Kemudian menyisir beberapa titik antara lain, perairan sekitar Tugu Lilin Kawasan Marina Plaza, Kuala Jengki, God Bless Park, dan gorong-gorong Pantai Megamas.   

    “Upaya pencarian ini untuk mengantisipasi serangan buaya yang dapat membahayakan keselamatan warga masyarakat,” katanya.

    Alamsyah menambahkan, upaya pencarian buaya hingga 10 November 2025 belum membuahkan hasil. 

    “Meski demikian, upaya pencarian melalui patroli gabungan terus dilanjutkan,” katanya.

    Alamsyah mengimbau nelayan dan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan.

    “Apabila mengetahui kemunculan buaya agar segera melapor kepada pihak terkait. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang dapat berakibat fatal,” kata Alamsyah.

    Pada awal November 2025, masyarakat dihebohkan dengan penggalan video kemunculan seekor buaya di Teluk Manado, tak jauh dari aktivitas warga di perairan sekitar Manado Bay.

  • Jembatan Ambruk Diterjang Hujan Deras, Akses di Cisaat Sukabumi Terputus

    Jembatan Ambruk Diterjang Hujan Deras, Akses di Cisaat Sukabumi Terputus

    Liputan6.com, Jakarta – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Selasa (11/11/2025) malam menyebabkan sebuah jembatan ambruk pada Rabu (12/11/2025) pagi.

    Kejadian ini mengakibatkan terputusnya akses jalan yang menghubungkan Kampung Leles (RT 22/RW 11) dan Kampung Cijambe Wetan (RT 17/RW 08) di Desa Sukaresmi.

    Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna menyampaikan, jembatan penghubung dua kampung itu memiliki panjang sekitar 10 meter dan lebar 3 meter, serta ketinggian 10 meter, yang ambruk di Desa Sukaresmi.

    “Kejadian bermula pada Selasa, di mana hujan turun dengan intensitas sedang hingga deras sampai malam hari. Akibatnya, pada Rabu pagi, sekitar jam 08.30,” jelas Daeng.

    Menurut Daeng, dampak utama dari kejadian ini adalah terputusnya akses jalan bagi warga dua kampung tersebut.

    Berdasarkan laporan, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden ini. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian material masih dalam proses taksiran kerugian.

     

  • BPBD Pasuruan Imbau Waspadai Tanah Longsor di Musim Hujan, DPRD: Banyak Lahan Konservasi Alih Fungsi

    BPBD Pasuruan Imbau Waspadai Tanah Longsor di Musim Hujan, DPRD: Banyak Lahan Konservasi Alih Fungsi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Memasuki puncak musim penghujan, wilayah pegunungan di Kabupaten Pasuruan mulai menunjukkan peningkatan kejadian tanah longsor. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat dan pihak berwenang yang terus melakukan pemantauan intensif.

    Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariadi, mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, longsor terjadi di sejumlah kecamatan. “Beberapa hari ini memang banyak kejadian tanah longsor di wilayah pegunungan seperti Tosari, Purwodadi, dan Tutur,” ujarnya.

    Sugeng menjelaskan bahwa curah hujan tinggi menjadi faktor utama yang menyebabkan tanah di daerah perbukitan menjadi labil. Oleh karena itu, pihaknya telah menyiagakan tim untuk merespons cepat apabila terjadi bencana serupa.

    Menurutnya, kewaspadaan masyarakat di sekitar lereng gunung harus ditingkatkan terutama di titik-titik rawan longsor. “Kami selalu mengingatkan warga agar tetap waspada dan segera melapor jika ada tanda-tanda longsor,” tambahnya.

    BPBD juga bekerja sama dengan pemerintah desa untuk melakukan pemetaan ulang daerah rawan bencana. Langkah ini dilakukan agar mitigasi dapat berjalan lebih efektif dan penanganan lebih cepat.

    Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi, menyoroti perlunya peningkatan sosialisasi kepada masyarakat. Ia menilai, kesiapsiagaan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak bencana.

    Andri menyebut bahwa masih ada laporan warga yang merasa tim penyelamat datang terlambat ke lokasi bencana. “Beberapa kali masyarakat mengeluh karena tim rescue sempat telat datang ke lokasi,” ungkap politisi PDI Perjuangan itu.

    Selain itu, ia menyoroti kondisi lahan pegunungan yang kini banyak dialihfungsikan menjadi area pertanian. Menurutnya, perubahan fungsi lahan tersebut turut memperbesar risiko terjadinya tanah longsor.

    “Banyak lahan yang seharusnya untuk konservasi malah dijadikan pertanian. Ini harus menjadi perhatian serius bagi pihak terkait,” tegas Andri.

    Pemerintah daerah bersama BPBD dan instansi lain diharapkan segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi persoalan ini. Dengan sinergi dan sosialisasi yang baik, potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Pasuruan diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin. [ada/aje]

  • Tips Liburan Aman dan Nyaman saat Musim Hujan

    Tips Liburan Aman dan Nyaman saat Musim Hujan

    JAKARTA – Memasuki musim hujan, banyak orang mulai menyesuaikan rencana liburan mereka. Meskipun cuaca tidak selalu bersahabat, berwisata di tengah hujan tetap bisa menjadi pengalaman menyenangkan asalkan dilakukan dengan persiapan yang baik.

    Kementerian Pariwisata pun memberikan sejumlah imbauan agar masyarakat dapat menikmati liburan yang aman, nyaman, dan tetap berkesan selama periode penghujan ini.

    Kementerian menyampaikan bahwa panduan tersebut mengacu pada Surat Edaran Menteri Pariwisata tentang Penyelenggaraan Kegiatan Wisata yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan.

    Dalam surat tersebut, ditekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah, pelaku usaha, pengelola destinasi, dan wisatawan dalam menciptakan kegiatan wisata yang bertanggung jawab serta memperhatikan aspek keselamatan.

    “Kementerian Pariwisata mengimbau masyarakat yang merencanakan perjalanan wisata pada musim penghujan, yang dalam waktu dekat ini di periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 agar selalu memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, dan kenyamanan dalam berwisata,” tertulis dalam keterangan pers Kementerian Pariwisata, seperti dikutip ANTARA.

    Masyarakat diingatkan untuk bijak dalam memilih destinasi wisata dan menghindari lokasi yang rawan terkena dampak cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, atau longsor.

    Penggunaan moda transportasi yang layak dan telah memenuhi standar keselamatan dari instansi berwenang juga sangat disarankan demi mencegah risiko kecelakaan selama perjalanan.

    Kementerian menekankan pentingnya mencari informasi terkait destinasi sebelum berangkat, termasuk jam operasional, kapasitas pengunjung, serta aturan keselamatan di lokasi wisata. Dengan mempersiapkan informasi tersebut sejak awal, wisatawan dapat mengatur waktu lebih efisien dan menikmati perjalanan tanpa kendala berarti.

    Selain itu, wisatawan diharapkan tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan serta mendukung penerapan pariwisata berkelanjutan di setiap destinasi yang dikunjungi. Masyarakat juga disarankan memanfaatkan asuransi perjalanan atau perlindungan wisata, terutama bagi mereka yang berencana mengunjungi kawasan dengan risiko tinggi.

    Kementerian Pariwisata turut mendorong pengelola destinasi wisata untuk menerapkan manajemen risiko pariwisata sesuai dengan Petunjuk Teknis Implementasi Manajemen Risiko di Destinasi Pariwisata.

    Pengelola juga diimbau memedomani prinsip CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) serta memperhatikan aspek penanggulangan kebencanaan dan pengelolaan pengunjung agar destinasi tetap aman dan berkelanjutan.

    Sebelum dan selama perjalanan, wisatawan disarankan memperhatikan informasi cuaca dan potensi bencana yang dikeluarkan BMKG, serta mengikuti arahan dari BNPB maupun BPBD setempat.

    “Wisatawan diharapkan dapat tetap berwisata secara aman, nyaman, dan menyenangkan selama musim penghujan, serta turut berperan aktif dalam menciptakan pariwisata yang tangguh, berkelanjutan, dan berkeselamatan,” tutup kementerian.

  • Banjir Bandang Terjang 2 Kecamatan di Dompu NTB, Ratusan Rumah Terendam

    Banjir Bandang Terjang 2 Kecamatan di Dompu NTB, Ratusan Rumah Terendam

    Jakarta

    Banjir bandang menerjang dua kecamatan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ratusan rumah warga dilaporkan terendam air.

    Banjir bandang terjadi pada Selasa (11/11/2025) akibat hujan lebat. Ketinggian air mencapai 1,5 meter.

    “Memang terjadi hujan lebat sampai pukul 15.30 Wita tadi. Ketinggian banjir mulai dari 1-1,5 meter,” kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dompu, Wan Muntajul dilansir detikBali, Rabu (12/11/2025).

    Banjir menerjang rumah warga setelah tiga sungai di Kecamatan Woja dan Kecamatan Dompu yakni sungai Laju, Sungai Silo dan Sungai Soa meluap ke pemukiman warga. Hingga Selasa malam, petugas dari tim reaksi cepat (TRC) tanggap darurat terus melakukan pendataan jumlah korban dan kepala keluarga (KK) yang terdampak.

    “Lingkungan Mantro dan Lingkungan Kota Baru Kelurahan Bada, rumah terendam sebanyak 110 unit dengan ketinggian air antara 30-100 centimeter,” ujarnya.

    “Selain dari itu, banjir setinggi 50 centimeter juga merendam 90 rumah di Lingkungan Kampo Sigi, Kelurahan Karijawa,” sebutnya.

    Baca selengkapnya di sini.

    (dek/dek)

  • 5 Kecamatan di Cianjur Dilanda Banjir-Longsor, Jalan Terputus-Jembatan Rusak

    5 Kecamatan di Cianjur Dilanda Banjir-Longsor, Jalan Terputus-Jembatan Rusak

    Jakarta

    Banjir dan longsor menerjang lima kecamatan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Akibatnya, akses jalan terputus karena jembatan gantung rusak dan jalan tertimbun longsor.

    Banjir dan longsor itu trjadi Selasa (11/11/2025) petang. Lima kecamatan itu yakni Mande, Cugenang, Naringgul, Cidaun, dan Tanggeung.

    “Hujan deras menyebabkan banjir di Cidaun dan Tanggeung. Selain itu terjadi longsor di Naringgul, Cugenang, dan Mande,” kata Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Sudrajat dilansir detikJabar, Selasa (11/11/2025).

    Ia menuturkan, banjir di Kecamatan Tanggeung menyebabkan jembatan merah, yang merupakan jembatan gantung penghubung Desa Pageurmaneh dan Desa Karangtengah, terputus. Sedangkan banjir di Kecamatan Cidaun menyebabkan beberapa hektare sawah warga terendam setelah tanggul penahan air jebol dihantam luapan sungai.

    “Untuk banjir yang terparah terjadi di Tanggeung. Luapan Sungai Cibuni menyebabkan jembatan gantung penghubung dua desa terputus hingga menyebabkan akses warga lumpuh,” kata dia.

    “Longsor terjadi di tiga kecamatan. Khusus di Mande, ada rumah yang terdampak tapi tidak sampai rusak berat,” ujarnya.

    Baca selengkapnya di sini.

    (dek/azh)

  • Belasan Titik Longsor di Magetan Rusak Rumah dan Tutup Akses Warga di Tiga Desa

    Belasan Titik Longsor di Magetan Rusak Rumah dan Tutup Akses Warga di Tiga Desa

    Magetan (beritajatim.com) – Belasan titik longsor melanda tiga desa di Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, sejak Selasa (11/11/2025) siang. Bencana tersebut terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah setempat sejak Senin (10/11/2025) siang hingga malam hari, mengakibatkan kerusakan rumah warga, lahan pertanian, serta tertutupnya akses jalan penghubung antar dusun.

    Tiga desa yang terdampak longsor meliputi Desa Janggan, Gonggang, dan Genilangit. Di Desa Janggan, longsor kembali terjadi pada Selasa pagi dan menimpa rumah milik Sarengat (65). Bagian belakang rumahnya ambruk dan terseret material tanah ke area perkebunan. Sejumlah perabotan rumah hilang terbawa longsor.

    Peristiwa ini menambah rangkaian bencana sebelumnya di desa yang sama, ketika tebing setinggi 30 meter di pinggir jalan penghubung antarprovinsi longsor pada Senin sore dan menewaskan seorang pengendara motor.

    Kondisi serupa juga terjadi di Desa Gonggang, di mana dua rumah warga milik Sumini (60) dan Warto (55) mengalami kerusakan di bagian dapur setelah dinding belakang rumah mereka jebol dihantam material longsor dari tebing setinggi sekitar tujuh meter.

    Selain merusak rumah, longsor di Desa Gonggang juga menutup akses jalan antar dusun antara Dusun Gonggang dan Templek. Sepanjang jalur tersebut, terdapat 11 titik longsor yang membuat aktivitas warga lumpuh karena jalan tertutup total.

    Sementara itu di Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, longsor menimbun lahan pertanian warga. Tanaman sayuran yang menjadi sumber penghasilan utama masyarakat setempat rusak tertimbun material tanah.

    Seorang warga, Murni, menuturkan bahwa hujan deras berlangsung terus-menerus sebelum kejadian. “Hujan dari siang sampai malam, Mas. Terus longsor di mana-mana. Selain merusak rumah juga menutup jalan. Kalau di sini merusak lahan pertanian,” ujarnya.

    Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magetan, Eka Wahyudi, membenarkan adanya belasan titik longsor yang masih dalam proses penanganan. “Pagi ini masih terjadi longsor. Bangunan belakang rumah warga longsor ke kebun. Hingga kini sudah ada tiga rumah warga yang rusak. Lainnya ada belasan titik yang menutup akses jalan warga. Saat ini sedang dilakukan pembersihan,” katanya.

    Petugas gabungan dari TNI-Polri, BPBD, relawan, dan masyarakat setempat terus melakukan pembersihan material longsoran. Satu unit alat berat dikerahkan untuk membuka jalur yang tertimbun agar akses antarwilayah kembali normal.

    BPBD Magetan juga mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar lereng dan tebing. Intensitas hujan di wilayah Poncol dan sekitarnya diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan, sehingga risiko bencana diprediksi belum berakhir. [fiq/beq]