Kementrian Lembaga: BPBD

  • Atap Rumah Warga Surabaya Ambrol, BPBD Berikan Bantuan

    Atap Rumah Warga Surabaya Ambrol, BPBD Berikan Bantuan

    Surabaya (beritajatim.com) – Atap rumah warga di Jalan Jepara Kelurahan Morokrembangan, Surabaya, ambrol pada Kamis pagi, 13 November 2025. Penyebab ambrol diduga karena kayu penopang atap sudah lapuk, karena termakan usia. Beruntung ketika kejadian tidak ada korban jiwa.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Surabaya, Linda Novanti mengatakan, atas peristiwa tersebut petugas sudah mengamankan lokasi kejadian.

    “Atap rumah ambrol, petugas sudah melakukan pendataan terhadap penghuni dan menyalurkan bantuan,” ungkap Linda Novanti, Kamis (13/11).

    Kondisi Atap Rumah Warga Surabaya Ambrol (dok. BPBD Surabaya)

    Menurut Linda, enam orang penghuni rumah dari dua keanggotaan keluarga (KK) telah diungsikan ke tempat tinggal sementara, di kawasan Dupak Baru.

    “Untuk rumah yang atapnya ambrol ini tidak bisa ditempati karena rusak berat, (meliputi) di bagian kamar tidur depan, ruang tamu, serta kamar tidur belakang,” jelasnya.

    Ia juga menjelaskan, peristiwa kerusakan rumah hampir 100 persen ini, BPBD telah berkoordinasi dengan pejabat kelurahan terkait. Serta diketahui bahwa keluarga pemilik rumah terdaftar PRAMIS dan telah terdaftar didalam program rumah tidak layak huni (Rutilahu), Pemerintah Kota Surabaya.

    “BPBD melakukan serah terima bantuan kepada penghuni rumah, setelah itu berkordinasi dengan kelurahan dan untuk pemilik rumah sendiri sudah terdaftar rutilahu,” tutup Linda. (rma/but)

  • Korban kebakaran di Tambora Jakbar peroleh bantuan logistik dari PMI

    Korban kebakaran di Tambora Jakbar peroleh bantuan logistik dari PMI

    Jakarta (ANTARA) – Korban kebakaran di Duri Selatan, Tambora, memperoleh bantuan logistik dari Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Barat.

    “Bantuan berupa lima kardus air mineral, dua kardus pampers, tiga kardus sabun batang, 20 lembar selimut, 10 lembar sarung, tiga kardus makanan ringan, telur gabus, satu kardus biskuit wafer dan satu kardus permen susu,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PMI Jakarta Barat, Ujang Sungkawa saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Ujang menambahkan, pihaknya juga menyediakan sebanyak 150 bungkus makanan cepat saji setiap hari bagi para korban.

    “Makanan siap saji akan kami berikan selama tiga hari ke depan,” kata dia.

    Selain bantuan logistik, PMI Jakbar juga menerjunkan petugas dan relawan serta satu unit ambulans untuk penanganan pertolongan pertama korban kebakaran.

    Sementara itu, Lurah Duri Selatan, Tariswan memastikan bantuan kebutuhan dasar langsung didistribusikan kepada penyintas kebakaran yang mengungsi di posko pengungsian.

    “Untuk sementara, kami pastikan bantuan kebutuhan dasar sudah disalurkan kepada warga terdampak. Selain PMI Jakbar, bantuan juga sudah ada dari Sudin Sosial dan BPBD DKI Jakarta,” kata dia.

    Sebelumnya, puluhan rumah terbakar di Jalan Kampung Duri Dalam, RT 10 RW 05 Duri Selatan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Selasa (11/11).

    Kebakaran itu mengakibatkan sebanyak 35 Kepala Keluarga (KK) dengan 140 jiwa kehilangan tempat tinggal. Mereka pun terpaksa tinggal di posko pengungsian di halaman kantor Kelurahan Duri Selatan untuk sementara.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sekdaprov Jatim Ajak Perkuat Sinergi dan Optimalkan Tata Kelola Anggaran Hadapi Bencana

    Sekdaprov Jatim Ajak Perkuat Sinergi dan Optimalkan Tata Kelola Anggaran Hadapi Bencana

    Surabaya (beritajatim.com) – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah di Jawa Timur untuk memperkuat sinergi lintas sektor, membangun budaya antisipatif, serta mengoptimalkan tata kelola anggaran kebencanaan secara efektif dan efisien dalam menghadapi potensi bencana tahun 2026.

    Ajakan tersebut disampaikan Sekda Adhy dalam kegiatan Rapat Koordinasi Kedaruratan dan Logistik bertema “Sinergi Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan Kedaruratan Bencana melalui Optimalisasi Anggaran 2026 untuk Penanggulangan Bencana yang Efektif dan Efisien”, yang digelar di Hotel Movenpick Surabaya.

    “Forum ini bukan sekadar ajang diskusi, tetapi momentum untuk menyusun orkestrasi kerja kebencanaan Jawa Timur tahun 2026 yang lebih presisi, kolaboratif, dan berdampak nyata,” ujar Adhy.

    Dalam arahannya, Sekda Adhy menegaskan bahwa Jawa Timur tengah menghadapi puncak musim penghujan yang berpotensi disertai fenomena cuaca ekstrem sebagaimana peringatan BMKG. Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin puting beliung, dan banjir rob di wilayah pesisir.

    “Dampak yang ditimbulkan tidak hanya kerugian material, tetapi juga immaterial. Karena itu, sesuai arahan Ibu Gubernur, kita tidak boleh hanya wait and see. Kita harus selalu dalam kondisi siap siaga, bergerak cepat, terkoordinasi, dan terukur,” tegasnya.

    Adhy menekankan bahwa kesiapsiagaan harus menjadi budaya bersama di seluruh tingkatan pemerintahan. Antisipasi adalah kunci, kesiapsiagaan harus dibiasakan, dan respons cepat merupakan kewajiban bagi semua pihak.

    Dalam kesempatan tersebut, Sekda Adhy memberikan sejumlah instruksi operasional kepada seluruh perangkat daerah dan pemerintah kabupaten/kota agar langkah kesiapsiagaan berjalan konkret dan terukur.

    Pertama, seluruh kabupaten/kota diminta segera mengaktifkan posko kesiapsiagaan 24 jam serta memastikan sistem pelaporan cepat yang terhubung langsung ke posko provinsi. Kedua, Dinas Pekerjaan Umum diminta melakukan inspeksi drainase, normalisasi sungai, dan pengecekan tanggul-tanggul kritis agar tidak terjadi sumbatan yang memperparah banjir.

    Ketiga, Dinas Sosial dan BPBD diinstruksikan memastikan ketersediaan buffer stock logistik dasar di titik-titik strategis, termasuk di gudang logistik regional. Selain itu, para Sekda Kabupaten/Kota juga diminta memimpin langsung koordinasi kesiapsiagaan di wilayah masing-masing.

    “Pastikan aparatur di semua tingkatan mulai dari desa, kecamatan, hingga kabupaten/kota memahami rencana kontinjensi, memetakan jalur evakuasi, dan menyiapkan titik pengungsian yang layak sesuai protokol kesehatan,” tegasnya.

    Sekda Adhy juga menyoroti pentingnya memastikan sistem peringatan dini (Early Warning System) berfungsi optimal serta dipahami oleh masyarakat. “Masyarakat harus tahu langkah apa yang harus diambil saat alarm berbunyi. Libatkan relawan seperti TAGANA dan DESTANA untuk terus melakukan sosialisasi,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Adhy menekankan pentingnya memperkuat sinergi pentahelix antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat sebagai pendekatan strategis dalam mitigasi dan respons kebencanaan.

    Ia menyebut, berkat kolaborasi tersebut, Indeks Risiko Bencana (IRB) Jawa Timur terus menurun hingga mencapai 95,75 pada tahun 2024 dan masuk kategori sedang. Meski demikian, sebagai provinsi dengan risiko bencana tinggi, Jawa Timur tetap harus unggul dalam perencanaan, cepat merespons, dan tepat dalam mengelola anggaran.

    “Kita harus mampu mengorkestrasi anggaran, sumber daya, dan kebijakan dalam sistem kerja yang solid dan terpadu. Terlebih tahun depan kita menghadapi tantangan berkurangnya dana transfer dari pusat, tentu ini berpengaruh pada alokasi anggaran penanggulangan bencana,” jelasnya.

    Untuk itu, Adhy mendorong penerapan collaborative governance dengan memperkuat perencanaan lintas sektor melalui joint budgeting, berbagi data secara real time, serta memanfaatkan sumber daya bersama melalui resource pooling.

    “Ini bukan tentang siapa yang paling berwenang, tetapi siapa yang paling cepat memberi solusi dan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan jiwa,” tegas Adhy.

    Ia pun mengajak seluruh pihak memperkuat koordinasi dan menumbuhkan semangat kebersamaan menghadapi potensi bencana.

    “Mari rapatkan barisan, hilangkan ego sektoral, dan buktikan bahwa Jawa Timur tangguh, sigap, dan resilien menghadapi bencana,” pungkasnya. (tok)

  • Banjir Rob Rendam Parigi Moutong, 40 Keluarga Terdampak

    Banjir Rob Rendam Parigi Moutong, 40 Keluarga Terdampak

    Parigi Moutong, Beritasatu.com — Banjir rob kembali melanda wilayah pesisir Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Genangan air laut menerjang Kelurahan Maesa, Kecamatan Parigi, Kamis (13/11/2025) sore. 

    Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Parigi Moutong, banjir rob disebabkan oleh pasang air laut dengan intensitas tinggi yang menyebabkan air meluap hingga ke pemukiman warga.

    Sebanyak 40 keluarga dilaporkan terdampak. Dari jumlah tersebut, terdapat kelompok rentan yang terdiri atas satu ibu hamil, dua bayi, 11 balita, dan tiga lansia. Meski demikian, tidak ada korban jiwa serta tidak ditemukan kerusakan rumah maupun fasilitas umum akibat banjir tersebut.

    Sekretaris BPBD Kabupaten Parigi Moutong, Rivai, menyampaikan tim reaksi cepat (TRC) bersama masyarakat setempat segera melakukan koordinasi dengan aparat kelurahan dan melakukan pendataan di lokasi kejadian.

    “Petugas langsung turun ke lapangan untuk memastikan kondisi warga dan melakukan asesmen cepat. Saat ini air sudah surut dan situasi di lokasi dinyatakan aman terkendali,” ujar Rivai, dalam keterangannya, Kamis (13/11/2025).

    Dari hasil kaji cepat, kebutuhan mendesak masyarakat meliputi perbaikan saluran pembuangan air serta pembuatan tanggul penahan air laut guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

    BPBD Parigi Moutong juga mengimbau masyarakat pesisir agar tetap waspada terhadap potensi banjir rob susulan, terutama saat pasang tinggi dan cuaca ekstrem.

     “Kami terus memantau perkembangan pasang air laut dan mengingatkan masyarakat agar selalu siap siaga menghadapi potensi bencana pesisir,” tambah Rivai.

    Dengan langkah cepat dan koordinasi lintas instansi, pemerintah daerah berharap penanganan dampak banjir rob di Parigi Moutong dapat berjalan optimal serta meminimalkan risiko bagi masyarakat, khususnya bagi ibu hamil dan bayi yang termasuk kelompok rentan.

  • Kapolres tegaskan kesiapsiagaan kunci keamanan dan keselamatan warga

    Kapolres tegaskan kesiapsiagaan kunci keamanan dan keselamatan warga

    Jakarta (ANTARA) – Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Argadija Putra menegaskan kesiapsiagaan seluruh unsur menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat.

    “Kesiapan bukan hanya soal peralatan, tapi juga kecepatan dan koordinasi di lapangan,” kata Argadija setelah Apel dan Simulasi Kesiapsiagaan dalam Memasuki Musim Penghujan di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, kesiapsiagaan seluruh unsur merupakan bagian dari tanggung jawab dalam Jaga Jakarta, termasuk wilayah Kepulauan Seribu.

    “Kegiatan ini bertujuan memastikan kesiapan bersama dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin kencang, dan gelombang tinggi yang kerap terjadi saat musim penghujan,” ujar Argadija.

    Dalam kegiatan tersebut, kata dia, dilakukan pula simulasi penanganan darurat banjir serta evakuasi korban oleh tim gabungan.

    Simulasi itu bertujuan menguji kemampuan koordinasi antarlembaga serta kecepatan respons terhadap situasi darurat di wilayah kepulauan.

    Selain memeriksa kesiapan sarana dan prasarana, apel tersebut juga menjadi momentum bagi jajaran Polres Kepulauan Seribu untuk memastikan kesiapan personel di lapangan.

    Dia mengungkapkan seluruh jajaran telah diarahkan agar meningkatkan kewaspadaan di setiap pulau berpenduduk, terutama di titik-titik yang rawan bencana alam.

    Polres Kepulauan Seribu pun siap mendukung langkah-langkah pemerintah daerah dan bersinergi dengan seluruh pihak dalam menghadapi dinamika cuaca ekstrem.

    “Kami berupaya membuat masyarakat tetap merasa aman dan terlindungi,” tegas Argadija.

    Apel dan Simulasi Kesiapsiagaan dalam Memasuki Musim Penghujan digelar di halaman Kantor Bupati, Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu Utara, pada Kamis.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu itu diikuti oleh unsur Forkopimda, TNI-Polri, BPBD, serta berbagai instansi terkait.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 6 Kecamatan Banjir dan 4 Rumah Rusak di Pasuruan Akibat Cuaca Ekstrem

    6 Kecamatan Banjir dan 4 Rumah Rusak di Pasuruan Akibat Cuaca Ekstrem

    Pasuruan (beritajatim.com) – Angin kencang disertai hujan deras melanda beberapa wilayah di Kabupaten Pasuruan, Rabu (12/11/2025) malam. Akibatnya, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan, terutama di bagian atap dan dinding.

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.30 WIB setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Pasuruan sejak siang hari. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, cuaca ekstrem itu juga menyebabkan pohon tumbang di beberapa titik.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyanto, mengatakan sedikitnya empat kecamatan terdampak angin kencang, yakni Kejayan, Beji, Gondangwetan, dan Wonorejo. “Dari hasil pendataan awal, ada beberapa rumah rusak ringan dan sedang akibat terjangan angin, namun tidak ada korban jiwa,” ujarnya, Kamis (13/11/2025).

    Di Kecamatan Kejayan, satu rumah milik warga bernama Aisah di Dusun Krajan, Desa Kepuh, mengalami kerusakan parah pada bagian atap dan tembok belakang. Petugas BPBD bersama perangkat desa sudah turun ke lokasi untuk membantu membersihkan puing dan mengevakuasi barang milik korban.

    Sementara di Kecamatan Beji, rumah milik Yulianto di Dusun Sumbertumpuk, Desa Gununggangsir, juga mengalami kerusakan di bagian atap. Selain melakukan pendataan, petugas BPBD menyalurkan bantuan kedaruratan berupa terpal dan peralatan rumah tangga ringan.

    Di wilayah Gondangwetan, satu rumah milik Sokhibul Arifin di Dusun Pekajangan, Desa Bayeman, juga dilaporkan mengalami kerusakan pada bagian atap dan sebagian tembok. Petugas bersama relawan tangguh bencana langsung melakukan asesmen dan membantu perbaikan sementara.

    “Selain rumah warga, kami juga mendapati laporan pohon tumbang di Dusun Tumpuk, Desa Sambisirah, Kecamatan Wonorejo, yang sempat menutup akses jalan. Beruntung tidak ada kendaraan yang melintas saat kejadian,” tambah Sugeng.

    Menurut Sugeng, kondisi cuaca ekstrem ini merupakan dampak dari peralihan musim yang menyebabkan potensi hujan deras disertai angin. BPBD Pasuruan terus memantau kondisi lapangan dan berkoordinasi dengan pihak kecamatan serta relawan untuk mengantisipasi bencana susulan.

    “Kami mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi angin kencang dan hujan deras. Segera berlindung di tempat aman bila terjadi hujan disertai angin, dan hindari berteduh di bawah pohon besar atau baliho,” pesan Sugeng.

    Pihak BPBD memastikan seluruh laporan akan terus diperbarui secara berkala dan langkah tanggap darurat sudah berjalan. Warga diimbau untuk segera melapor jika terjadi kerusakan agar bantuan dapat disalurkan lebih cepat dan tepat sasaran. [ada/aje]

  • BPBD DKI sudah bersiap hadapi potensi terjadinya banjir rob

    BPBD DKI sudah bersiap hadapi potensi terjadinya banjir rob

  • Banjir Luapan Anak Sungai Sadar Rendam 20 Rumah di Mojoanyar Mojokerto

    Banjir Luapan Anak Sungai Sadar Rendam 20 Rumah di Mojoanyar Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Mojokerto pada, Rabu (12/11/2025) sore menyebabkan luapan air dari Anak Sungai Sadar. Akibatnya, air sempat menggenangi 20 rumah warga dan jalan desa di Dusun Tambakrejo, Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, banjir terjadi sekitar pukul 18.00 WIB setelah hujan deras melanda wilayah Kabupaten Mojokerto sejak pukul 15.30 WIB. Akibatnya, debit air di sejumlah sungai di wilayah tersebut meningkat dan meluap ke permukiman warga.

    “Genangan air masuk ke rumah warga dengan ketinggian sekitar 10 hingga 20 sentimeter. Ada sekitar 20 rumah yang terdampak di RT 01 RW 03 Dusun Tambakrejo,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, Kamis (13/11/2025).

    Selain rumah warga, akses jalan desa juga sempat tergenang dengan ketinggian air antara 10 hingga 80 sentimeter. BPBD Kabupaten Mojokerto segera turun ke lokasi untuk melakukan assessment, kaji cepat, dan pemantauan perkembangan situasi. Tidak ada laporan korban jiwa maupun kerugian material yang signifikan.

    “Pusdalops juga langsung melaporkan kondisi terkini kepada pimpinan. Hingga Kamis dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, air sudah surut total. Selain di Desa Gayaman, genangan air juga dilaporkan terjadi di Desa Perning Kecamatan Jetis dan wilayah Kecamatan Ngoro. Genangan di bawah Jalan Tol Jomo (Jombang – Mojokerto),” katanya.

    Namun genangan cepat surut seiring hujan berhenti. Sementara di Kecamatan Ngoro, air hujan dari dataran tinggi menyebabkan debit Sungai Sumberwaru meluap dan menggenangi jalan provinsi penghubung Mojokerto–Pasuruan serta area persawahan. Namun, banjir tersebut bersifat sementara dan surut setelah hujan reda.

    “Di Ngoro dan Jetis hanya genangan, langsung surut setelah hujan berhenti. Untuk di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, alhamdulilah sudah tidak banjir. Sebelumnya wilayah ini langganan banjir tiap tahun seperti di Desa Gayaman termasuk wilayah langganan banjir karena kondisi geografisnya yang rendah dan dekat dengan aliran sungai,” jelasnya.

    Khakim menambahkan, sesuai prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga tujuh hari ke depan. Cuaca ekstrem disertai hujan lebat, petir, dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Mojokerto.

    “Rata-rata terjadi sore hari. Kami imbau warga tetap waspada, terutama di wilayah rawan banjir seperti Gayaman,” pungkasnya. [tin/aje]

  • Renovasi Grahadi Tertunda, Pemprov Jatim Tunggu Kayu Jati Perhutani dan Cat Jerman

    Renovasi Grahadi Tertunda, Pemprov Jatim Tunggu Kayu Jati Perhutani dan Cat Jerman

    Surabaya (beritajatim.com) – Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono, memberikan kabar terbaru mengenai rencana pembangunan kembali Gedung Negara Grahadi sisi Barat. Ini setelah dibakar massa perusuh pada 30 Agustus 2025.

    Pembangunan tersebut saat ini menghadapi kendala pasokan bahan baku, yang harus memenuhi standar originalitas cagar budaya.

    ​Adhy menjelaskan bahwa pembangunan, yang dialokasikan anggarannya melalui Bantuan Tak Terduga (BTT), terhambat oleh kebutuhan akan material khusus.

    ​”Pihak cagar budaya memutuskan bahwa harus kembali dibangun dengan originalitas, terutama adalah bahan bangunan kayu jati yang diameter dan panjangnya di luar yang ada di pasaran,” kata Adhy kepada wartawan saat acara BPBD Jatim di Surabaya, Rabu (12/11/2025).

    Menurut dia, ​pengadaan kayu jati yang disyaratkan membutuhkan waktu lama. Kayu tersebut harus diperoleh dari Perhutani, melalui proses penebangan pohon khusus, dan kemudian melalui proses pengeringan yang memakan waktu berbulan-bulan.

    ​Selain kayu jati, kendala lain adalah material pengecatan. Cat pemutih yang digunakan di Grahadi sisi Barat adalah cat khusus dari Jerman yang bersifat anti-luntur dan tahan kelembaban, diyakini dibawa oleh Belanda di masa lampau.

    ​Adhy mengaku ingin mempercepat pembangunan. Namun, ia harus mematuhi masukan dari Tim Cagar Budaya. ​”Kami dihadapkan dengan kondisi harus kembali membangun originalitas dengan hitungan-hitungannya dan itu memerlukan waktu,” tegasnya.

    ​Karena keterbatasan waktu pengadaan bahan, proses penunjukan langsung atau pengadaan baru bisa dilakukan pada Januari 2026. Anggaran yang dialokasikan sebelumnya sekitar Rp9 miliar, kini diperkirakan akan membengkak karena hitungan ulang biaya material khusus tersebut. [tok/suf]

  • Seorang Lansia Luka Akibat Longsor di Panekan, BPBD Magetan Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem

    Seorang Lansia Luka Akibat Longsor di Panekan, BPBD Magetan Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, pada Selasa (11/11/2025) sore memicu terjadinya tanah longsor di Dusun Dagung, Desa Bedagung. Satu orang warga dilaporkan mengalami luka akibat tertimpa material longsoran.

    Korban diketahui bernama Pardi (76), warga Dusun Sengonan, Desa Bedagung. Ia mengalami patah tulang tangan kiri setelah tertimpa material tanah yang kembali ambles saat dirinya melintas di area kebun pasca longsor. Saat ini, korban telah mendapatkan perawatan di RSUD dr. Sayidiman Magetan.

    Menurut laporan resmi BPBD Kabupaten Magetan, longsor terjadi sekitar pukul 15.00 WIB di area kebun milik warga bernama Purwanto. Material tanah dengan tinggi sekitar 15 meter, lebar 10 meter, dan ketebalan 1 meter tersebut menutup saluran irigasi pertanian serta menimbun kebun milik Kasiran seluas 100 meter persegi yang ditanami rumput.

    Kepala Pelaksana BPBD Magetan melalui laporan resminya menyebutkan, informasi pertama diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) pada pukul 19.22 WIB dari warga setempat. Setelah mendapat laporan, Tim Reaksi Cepat (TRC-PB) langsung diterjunkan ke lokasi pada Rabu (12/11) pagi untuk melakukan pendataan, koordinasi, dan menyalurkan bantuan darurat.

    “Material longsor yang menimbun saluran irigasi telah dibersihkan secara gotong royong oleh warga sekitar,” tulis laporan BPBD.

    Kronologi kejadian bermula ketika korban, Pardi, pulang dari sawah dalam kondisi hujan gerimis. Ia melintas di area kebun yang sebelumnya telah longsor tanpa menyadari kondisi tanah masih labil. Tiba-tiba tanah kembali ambles, membuat korban terjatuh dan tertimpa material tanah.

    Beruntung, teriakan korban didengar oleh Sarmin, warga setempat yang saat itu sedang memeriksa aliran air sawah yang tersumbat. Ia segera menolong korban bersama anaknya, Sukir, sebelum akhirnya korban dibawa ke rumah Sarmin untuk pertolongan pertama dan kemudian ke rumah sakit.

    Dalam penanganan di lapangan, unsur yang terlibat antara lain BPBD Magetan, TNI-Polri, pemerintah desa, dan masyarakat. BPBD juga memberikan bantuan kebutuhan mendesak serta melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur untuk dukungan sosial lanjutan.

    Sebagai langkah antisipasi, BPBD Magetan mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana untuk lebih waspada terhadap potensi longsor.

    “Warga diimbau memperhatikan tanda-tanda awal longsor seperti munculnya retakan di tanah atau dinding rumah, pohon miring, keluarnya air keruh dari celah tanah, hingga suara gemuruh dari arah lereng. Hindari aktivitas di sekitar lereng terjal, terutama saat dan setelah hujan deras,”tulis BPBD dalam himbauannya.

    BPBD juga mengingatkan masyarakat agar selalu memantau informasi cuaca resmi dari BMKG dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda bencana di wilayahnya.

    Peristiwa ini menjadi peringatan bagi masyarakat Magetan agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi di tengah intensitas hujan yang mulai meningkat pada November ini. [fiq/suf]