Kementrian Lembaga: BPBD

  • Pohon Tumbang Tutup Akses Jalan Sarangan–Cemorosewu, BPBD Magetan Butuh 1 Jam Evakuasi

    Pohon Tumbang Tutup Akses Jalan Sarangan–Cemorosewu, BPBD Magetan Butuh 1 Jam Evakuasi

    Magetan (beritajatim.com) – Akses Jalan Raya Sarangan–Cemorosewu di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan sempat tertutup total setelah sebuah pohon pasang berdiameter sekitar 90 sentimeter tumbang dari tebing setinggi 10 meter pada Sabtu (15/11/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. Peristiwa ini langsung memicu kemacetan karena jalur tersebut merupakan akses utama warga dan wisatawan menuju kawasan Sarangan serta Cemorosewu.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menjelaskan bahwa tumbangnya pohon dipicu hujan intensitas ringan yang mengguyur sejak dini hari sehingga membuat struktur tebing menjadi labil.

    “Curah hujan membuat kondisi tebing labil. Pohon dengan lingkar kurang lebih 90 sentimeter itu jatuh dari tebing setinggi 10 meter dan menutup 100 persen akses jalan raya,” jelasnya.

    Meski tidak menimbulkan korban jiwa, situasi sempat membuat arus kendaraan tersendat. Warga dan wisatawan yang melintas harus menunggu hingga proses evakuasi selesai karena badan jalan tertutup penuh batang dan ranting pohon.

    Jalur ini termasuk salah satu titik vital menuju objek wisata Telaga Sarangan sehingga gangguan sekecil apa pun langsung berdampak pada mobilitas masyarakat.

    Laporan pertama diterima Pusdalops-PB BPBD Magetan pada pukul 06.53 WIB. Selang 17 menit kemudian, tepat pukul 07.10 WIB, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD piket pagi diberangkatkan menuju lokasi.

    Penanganan dilakukan bersama unsur TNI, Polri, Perhutani, perangkat Kecamatan Plaosan, perangkat Desa Ngancar, serta relawan dari PGL, AGL, Hanom Hancala, Senkom, dan masyarakat setempat.

    Proses pemotongan batang pohon menggunakan chainsaw dimulai pukul 07.46 WIB. Setelah material batang dan ranting dipotong, pembersihan lanjutan dilakukan untuk memastikan jalur aman dilewati kendaraan. Akses jalan akhirnya kembali dibuka pada pukul 08.05 WIB.

    “Penanganan dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari satu jam sejak proses pemotongan dimulai. Setelah pembersihan, jalan kembali bisa dilalui kendaraan,” terang Eka Wahyudi.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat melintas di jalur pegunungan dan wilayah yang banyak ditumbuhi pepohonan besar. Eka menekankan pentingnya pelaporan dini terkait potensi bahaya agar penanganan bisa dilakukan sebelum menimbulkan kerugian.

    “Jika warga menemukan pohon dengan kondisi lapuk atau bangunan yang menunjukkan perubahan struktur, segera laporkan agar bisa ditangani lebih awal. Kejadian serupa ataupun kondisi kedaruratan lain dapat dilaporkan melalui layanan BPBD Magetan,” ujarnya.

    Untuk mempermudah pelaporan, BPBD Magetan menyediakan berbagai kanal layanan darurat, mulai dari telepon kantor, WhatsApp, hingga media sosial resmi seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube. Seluruh layanan terhubung dengan Pusdalops BPBD Magetan di Jl. Samudra No. 47, Magetan.

    Masuknya musim penghujan membuat BPBD meningkatkan pemantauan cuaca serta kesiapsiagaan di titik-titik rawan bencana agar kejadian serupa dapat ditangani lebih cepat. [fiq/beq]

  • Longsor Cilacap: Kerahkan Anjing Pelacak, Tim SAR Temukan Jenazah Bocah 6 Tahun

    Longsor Cilacap: Kerahkan Anjing Pelacak, Tim SAR Temukan Jenazah Bocah 6 Tahun

    Sementara, pada hari ketiga Ops SAR bencana longsor Desa Cibeunying, Tim SAR Gabungan mengerahkan anjing pelacak. Adapun personel SAR terdiri dari gabungan Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, serta masyarakat setempat, Sabtu (15/11/2025).

    “Sebanyak 9 anjing pelacak dari Kantor SAR Cilacap dan Polda Jateng dan 9 alat berat diterjunkan guna membantu proses pencarian di lapangan,” kata Muhamad Abdullah.

    Dalam pelaksanaannya, operasi SAR dibagi ke lima sektor pencarian. Worksite A-1 menyasar tiga orang yang masih hilang, Worksite A-2 sebanyak tujuh orang, Worksite A-3 empat orang, serta Worksite B-1 dan B-2 masing-masing empat dan dua orang dalam pencarian. Pembagian ini dilakukan untuk mempercepat proses penemuan korban yang diduga tertimbun material longsor.

    Dengan ditemukannya jenazah korban keempat, kini Tim SAR gabungan melanjutkan pencarian 19 korban yang dilaporkan tertimbun.

     

  • Muncul Potensi Longsor Susulan di Cilacap, Warga Cibeunying Resah

    Muncul Potensi Longsor Susulan di Cilacap, Warga Cibeunying Resah

    Liputan6.com, Cilacap – Warga Desa Cibunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dirundung rasa khawatir, seturut meningkatnya potensi longsor susulan setelah longsor besar menimbun belasan rumah di Dusun Cibuyut dan Tarukahan (Cibonto), Kamis lalu.

    Pasalnya, berdasar informasi dari warga dusun bagian atas, muncul rekahan tanah yang sewaktu-waktu bisa longsor.

    “Sudah ada beberapa informasi bahwa terjadi gerakan tanah kembali dari daerah atas, dari Nagari itu,” kata Kusnana, tokoh warga setempat, Jumat (14/11/2025).

    Menurut dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap juga telah memperingatkan potensi longsor susulan. Sebab, saat ini hujan deras nyaris tiap hari terjadi di kawasan tersebut.

    “Ini memang ada warning dari BPBD bahwa kemungkinan ada longsor susulan,” ujarnya.

    Kekhawatiran bukan hanya di dua dusun terdampak. Warga di luar dusun pun turut khawatir. Sebab, luncuran material longsor dari Dusun Nagari sulit diprediksi.

    Dia mengungkapkan, sebelum peristiwa longsor, sejumlah warga di Dusun Cibuyut sisi timur telah dievakuasi setelah muncul rekahan tanah di bagian atas dusun. Namun ternyata luncuran tanah justru ke arah sebaliknya, yakni barat.

    “Longsorannya itu yang dievakuasi sebelah timur, ternyata lari tanah itu ke arah barat selatan. Jadi bergeser dari prediksi awal,” tuturnya.

  • Badan Geologi Sebut Lokasi Longsor Cilacap Masuk Zona Gerakan Tanah Menengah

    Badan Geologi Sebut Lokasi Longsor Cilacap Masuk Zona Gerakan Tanah Menengah

    Badan Geologi Kementerian ESDM menebutkan informasi terkahir yang diterima soal dampak gerakan tanah atau tanah longsor terjadi di dua dusun, yaitu Tarukahan dan Cibaduyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada hari Kamis, 13 November 2025 pukul 20.00 WIB dengan koordinat diperkirakan 7.290648 derajat S, 108.742234 derajat E.

    Berdasarkan info Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD dan media massa, akibat kejadian tersebut 47 korban terdiri dari 3 orang meninggal dan diperkirakan setidaknya 21 orang hilang dan masih dalam pencarian serta 26 selamat.

    “Akibat kejadian itu diketahui aliran listrik dan sinyal juga ikut putus. Update korban masih berlanjut, pencarian 21 orang hilang akibat longsor di Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dilanjutkan pada Jumat (14/11/2025) mulai pukul 08.00 WIB,” tutur Wafid.

    Bencana gerakan tanah yang terjadi diperkirakan berupa longsoran atau gelinciran bahan rombakan bertipe rotasional.

    Dilansir Liputan6, longsor yang melanda Desa Cibeunying, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis malam, menyebabkan puluhan orang dilaporkan hilang, dan dua orang ditemukan meninggal dunia. Tim SAR sampai saat ini masih terus melakukan pencarian korban.

    “Pagi ini, tim SAR gabungan kembali melakukan evakuasi dan pencarian. Masih ada 21 warga yang dalam pencarian,” kata Camat Majenang Aji Pramono di Cilacap, Jumat (14/11/2025).

    Aji juga mengatakan tanah longsor yang melanda Dusun Cibuyut dan Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, terjadi pada Kamis (13/11/2025), sekitar pukul 20.00 WIB

    Longsor Cilacap berdampak terhadap 28 warga, dua orang di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, lima orang ditemukan dalam kondisi selamat, dan 21 orang dalam pencarian.

    Ia menduga tanah longsor tersebut sebagai dampak dari hujan lebat yang terjadi sejak akhir pekan lalu.

    “Kalau kemarin hujannya normal. Ini (longsor) mungkin dampak dari hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari sebelumnya, terakumulasi, sehingga tanah tidak mampu menahan beban,” kata Aji.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan dua korban yang ditemukan meninggal dunia terdiri atas Julia (20) dan Maya (15), warga Dusun Tarukahan.

    Menurut dia, di Dukuh Tarukahan terdapat tujuh korban yang masih dalam pencarian, yakni Yuni, Nina, Fani, Fatin, Lilis, Danu, dan seorang balita anak Lilis.

     

  • Akses Cemoro Sewu–Sarangan Magetan Tertutup Longsor

    Akses Cemoro Sewu–Sarangan Magetan Tertutup Longsor

    Magetan (beritajatim.com) – Akses jalan tembus Cemoro Sewu–Sarangan yang melintasi wilayah Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Magetan, tertutup total akibat longsor yang terjadi setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras dalam sepekan terakhir.

    Material tanah dan bebatuan menutup seratus persen badan jalan, membuat jalur ini tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, pada Sabtu (15/11/2025).

    Akibat penutupan total ini, pengendara terpaksa memutar arah dan menggunakan jalur lama sebagai alternatif. Kondisi ini menyebabkan arus lalu lintas tersendat, terutama pada jam-jam sibuk ketika banyak warga maupun wisatawan melintas menuju kawasan Sarangan dan Cemoro Sewu.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan hingga kini masih berada di lokasi kejadian. Petugas melakukan pembersihan material longsor dan mengupayakan pembukaan akses secepat mungkin. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa ini.

    Longsor ini diduga dipicu oleh intensitas hujan tinggi yang terjadi selama sekitar satu minggu terakhir. Kondisi tanah yang jenuh air membuat tebing di sisi jalan tidak mampu menahan beban, sehingga terjadi pergerakan tanah.

    “Tim kami masih melakukan penanganan di lokasi,” terang Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi.

    BPBD Magetan mengimbau seluruh pengguna jalan agar tetap waspada, terutama saat melintas di kawasan rawan bencana selama musim hujan. Jalur Cemoro Sewu–Sarangan sendiri masih ditutup sementara sampai pembersihan material selesai dan situasi dinyatakan aman.

    Petugas juga meminta masyarakat untuk mengikuti informasi resmi terkait rekayasa lalu lintas maupun perkembangan penanganan longsor. Pemerintah daerah berharap akses utama ke kawasan wisata Sarangan segera pulih agar aktivitas warga dan mobilitas wisatawan kembali normal. [fiq/ian]

  • Pergeseran Tanah di Desa Cibanteng Cianjur Meluas

    Pergeseran Tanah di Desa Cibanteng Cianjur Meluas

    CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menurunkan petugas dan relawan guna melakukan pendataan dan pengawasan terhadap warga di Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi serta melakukan evakuasi karena pergeseran tanah terus meluas. 

    Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Asep Sudrajat mengatakan cuaca ekstrem yang masih melanda sebagian besar wilayah Cianjur memicu terjadinya bencana alam termasuk pergeseran tanah yang terus meluas membuat rumah warga ambruk. 

    “Tercatat satu rumah warga di Kampung Cibuntu yang sebelumnya rusak berat ambruk karena pergeseran tanah terus meluas dan bertambah dalam, sehingga sekitar 12 kepala keluarga terdiri dari 26 jiwa mengungsi ke rumah saudaranya,” katanya dilansir ANTARA, Jumat, 14 November.

    Sedangkan puluhan kepala keluarga lainnya diminta untuk siaga dan waspada segera mengungsi ketika hujan turun deras dengan intensitas lebih dari dua jam karena dapat memicu semakin meluasnya pergeseran tanah di wilayah tersebut. 

    Saat ini sekitar 5 orang petugas didampingi relawan melakukan pendataan dan pengawasan serta pelaporan situasi setiap harinya termasuk melakukan evakuasi terhadap warga ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana yang terus meluas.

    “Laporan sementara pergeseran tanah juga menyebabkan bagian bawah jalan utama penghubung antar desa yang sudah di cor beton mengalami amblas sehingga berbahaya saat dilalui,” katanya.

    Pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait guna melakukan penanganan cepat agar landasan jalan tidak sampai amblas sehingga dapat menghambat aktivitas warga terutama perekonomian dan aktivitas anak sekolah.

    Kepala Desa Cibanteng Muryani mengatakan pergeseran tanah sudah terlihat sejak satu pekan terakhir, namun terus meluas dalam dua hari terakhir, sehingga satu dari dua rumah yang rusak ambruk rata dengan tanah.

    Tidak hanya merusak pemukiman warga, pergeseran tanah juga menyebabkan kerusakan jalan desa sepanjang 20 meter, dimana jalan dengan cor beton di bagian bawahnya mulai terkikis sehingga terancam amblas.

    “Seluruh wilayah Desa Cibanteng merupakan daerah rawan terjadi pergeseran tanah dan longsor, sehingga warga diminta selalu waspada dan siap siaga termasuk segera mengungsi ketika hujan turun lebat saat malam hari,” katanya.

     

  • Antisipasi musim hujan 2025-2026, Pemprov Jakarta laksanakan simulasi Jaga Jakarta

    Antisipasi musim hujan 2025-2026, Pemprov Jakarta laksanakan simulasi Jaga Jakarta

    Selasa, 4 November 2025 12:40 WIB

    Sejumlah tim penyelamat gabungan dari BPBD DKI Jakarta, TNI dan Polri bersiap melakukan evakuasi korban terseret arus banjir saat pelaksanaan Apel dan simulasi Jaga Jakarta menghadapi musim penghujan 2025 – 2026 di Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (4/11/2025). Pemrov DKI Jakarta bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, TNI dan Polri melaksanakan simulasi untuk mendapatkan solusi berbasis alam dalam mengatasi persoalan banjir Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

    Sejumlah tim penyelamat gabungan dari BPBD DKI Jakarta, TNI dan Polri dan seekor anjing pelacak melakukan pencarian korban yang terseret arus banjir saat pelaksanaan apel dan simulasi Jaga Jakarta menghadapi musim penghujan 2025 – 2026 di Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (4/11/2025). Pemrov DKI Jakarta bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, TNI dan Polri melaksanakan simulasi untuk mendapatkan solusi berbasis alam dalam mengatasi persoalan banjir Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rumah Warga Pencol Magetan Roboh Diterjang Angin Kencang

    Rumah Warga Pencol Magetan Roboh Diterjang Angin Kencang

    Magetan (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, roboh setelah hujan deras disertai angin kencang menerjang wilayah tersebut pada Jumat (14/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun bangunan utama rumah milik Loso (67) mengalami kerusakan berat.

    BPBD Magetan mencatat, hujan berintensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang membuat struktur rumah tidak mampu menahan terpaan angin hingga akhirnya ambruk. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan masyarakat kepada Pusdalops-PB pada pukul 18.13 WIB.

    Setelah menerima laporan, tim piket posko langsung diberangkatkan menuju lokasi kejadian untuk melakukan assessment sekaligus menyerahkan bantuan kedaruratan.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menjelaskan bahwa TRC-PB tiba di lokasi sekitar pukul 20.30 WIB. “Tim melakukan pendataan, pengecekan kondisi kerusakan, dan menyerahkan bantuan kedaruratan kepada warga terdampak,” ujarnya dalam laporan resmi yang disampaikan.

    Upaya penanganan juga melibatkan koordinasi lintas instansi, termasuk TNI, Polri, perangkat desa, dan perangkat kecamatan. Hasil koordinasi menyepakati bahwa kerja bakti pembongkaran total reruntuhan rumah dilakukan pada Sabtu (15/11/2025) pukul 07.00 WIB.

    Pembersihan reruntuhan melibatkan masyarakat secara gotong royong, sementara proses pendataan kerusakan dilanjutkan oleh BPBD.

    BPBD Magetan juga berkoordinasi dengan perangkat desa terkait status rumah yang roboh. Berdasarkan hasil verifikasi awal, pemilik rumah telah masuk dalam daftar calon penerima program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dijadwalkan melakukan pengecekan langsung pada hari berikutnya.

    Menghadapi potensi cuaca ekstrem, BPBD Magetan mengimbau warga untuk mewaspadai kondisi bangunan yang menunjukkan tanda bahaya seperti kelapukan, retakan, atau perubahan struktur yang dapat mengancam keselamatan.

    Eka Wahyudi menegaskan bahwa masyarakat bisa segera menghubungi nomor pelayanan BPBD apabila terjadi kejadian serupa atau bencana lainnya.

    Penanganan kejadian rumah roboh ini melibatkan BPBD, TNI, Polri, perangkat kecamatan, perangkat desa, serta masyarakat setempat. [fiq/ian]

  • Banjir Drainase Genangi Sejumlah Titik di Bondowoso, 10 Rumah Warga Terendam

    Banjir Drainase Genangi Sejumlah Titik di Bondowoso, 10 Rumah Warga Terendam

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bondowoso pada Jumat (14/11/2025) siang memicu banjir drainase di sejumlah titik. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.09 WIB itu sempat menggenangi akses jalan raya hingga permukiman warga di beberapa kecamatan.

    Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto, menjelaskan bahwa banjir muncul akibat intensitas hujan yang tinggi sehingga drainase di beberapa lokasi tidak mampu menampung debit air.

    “Air meluap ke badan jalan dan sebagian masuk ke rumah warga, terutama di wilayah Maesan, Grujugan, dan pusat kota Bondowoso. Tidak ada korban jiwa, situasi terkendali,” ujar Kristianto.

    Sejumlah titik yang terdampak banjir meliputi Kelurahan Kademangan, Kelurahan Nangkaan, Desa Suger Lor, Pasar Maesan, depan SPBU Maesan, Desa Kejawan, serta Dusun Karang Rejo 1 di Desa Grujugan.

    Di Dusun Krajan Atas, Desa Suger Lor, sedikitnya 10 rumah warga tergenang. Jalan Raya Bondowoso–Jember juga sempat terendam. Di Desa Kejawan, luapan drainase menggenangi jalan desa dan menyebabkan retakan pada jembatan. Sementara di Dusun Karang Rejo 1, dua rumah warga terdampak dan genangan menutup akses antardusun.

    Setelah menerima laporan dari WhatsApp masyarakat, petugas BPBD bersama TRC, PMI, BSBK, Polres Bondowoso, serta pemerintah kecamatan langsung turun ke lokasi untuk asesmen dan penanganan. Tim TRC menurunkan mesin penyedot air untuk mempercepat surutnya genangan.

    “Upaya darurat sudah dilakukan sejak awal laporan masuk. Kami menurunkan tim untuk asesmen, penyedotan air, dan memastikan jalur transportasi kembali aman,” kata Kristianto.

    Menurut BPBD, genangan mulai surut sekitar pukul 20.05 WIB. Kondisi wilayah hingga laporan malam hari terpantau aman dan terkendali, meski hujan ringan masih berlangsung di beberapa desa.

    BPBD Bondowoso mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama di area dengan saluran drainase terbatas. “Kami terus memonitor kondisi cuaca dan laporan dari masyarakat,” tambah Kristianto. (awi/ian)

  • Pohon Trembesi dan Kelapa Tumbang Timpa Dua Rumah di Arjosari, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

    Pohon Trembesi dan Kelapa Tumbang Timpa Dua Rumah di Arjosari, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

    Pacitan (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda wilayah Kecamatan Arjosari pada Jumat dini hari (14/11/2025) menyebabkan tiga pohon tumbang dan menimpa dua rumah warga di Dusun Semo, Desa Arjosari.

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 03.00 WIB, menimpa rumah milik Yono dan rumah milik Purwoharjono. Tiga pohon yang tumbang terdiri dari satu pohon trembesi berukuran besar dan dua pohon kelapa.

    “Bagian rumah mengalami kerusakan, Namun beruntung rumah tersebut sudah tidak ditempati, “kata Erwin Andriatmoko Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Jumat (14/11/2025).

    BPBD Pacitan yang menerima laporan dari pemerintah desa langsung berkoordinasi dan menerjunkan tim ke lokasi.

    “Begitu laporan kami terima, tim langsung turun ke lokasi berkoordinasi dengan pemerintah desa. Pemotongan pohon dan pembersihan material sudah dilakukan untuk memastikan area aman dan tidak mengganggu aktivitas warga,”tambahnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa kondisi cuaca menjadi salah satu faktor utama penyebab pohon tumbang. “BMKG telah mengeluarkan peringatan dini hujan intensitas sedang hingga lebat. Kondisi tanah yang mulai labil membuat pohon rentan roboh, terutama yang berukuran besar,” tambahnya.

    Erwin mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, mengingat musim hujan mulai meningkat dan risiko pohon tumbang, tanah longsor, serta banjir dapat terjadi kapan saja. (tri/ian)