Kementrian Lembaga: BPBD

  • Balita di Sampang Tewas Tenggelam di Sungai Kemuning

    Balita di Sampang Tewas Tenggelam di Sungai Kemuning

    Sampang (beritajatim.com) – Seorang balita berusia 5 tahun, Moh. Ghibran Alvian Mahrus, ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di aliran DAS Kali Kamoning, Dusun Tasean, Desa Paseyan, Kecamatan Sampang, Minggu (16/11/2025).

    Korban yang merupakan anak dari Ach. Mahrus, warga Kelurahan Dalpenang, Kecamatan Sampang, diduga lepas dari pengawasan keluarga hingga akhirnya hilang dan ditemukan tak bernyawa setelah dua setengah jam pencarian.

    Menurut keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, korban sedang berada di rumah neneknya sekitar pukul 10.30 WIB, sebelum diketahui hilang. Pihak keluarga segera melakukan pencarian, dan setelah pencarian yang cukup panjang, korban akhirnya ditemukan di sungai dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

    “Korban dibawa menggunakan ambulans PMI ke rumah duka untuk proses pemakaman,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang, Mohammad Hozin.

    Setelah kejadian, BPBD Sampang langsung melakukan asesmen dan memberikan bantuan Tanggap Darurat kepada keluarga korban. Kejadian ini menambah daftar kecelakaan di kawasan yang rawan terjadi tenggelamnya korban akibat minimnya pengawasan dan fasilitas keselamatan di sekitar aliran sungai.

    Sementara itu, pihak BPBD terus berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya di sekitar lingkungan mereka, terutama bagi anak-anak yang rentan mengalami kecelakaan serupa. [sar/suf]

  • Longsor Banjarnegara Timpa 20 Rumah, 1 Orang Tewas-2 Terjebak

    Longsor Banjarnegara Timpa 20 Rumah, 1 Orang Tewas-2 Terjebak

    Jakarta

    Longsor menimpa 20 rumah di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah sore tadi. Satu warga meninggal dunia dan 2 orang masih terjebak material longsor.

    Dilansir detikJateng, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng, Muhammad Chomsul, mengatakan terdapat satu orang meninggal dunia atas nama Klewih (40). Diketahui, ia ditemukan 1 kilometer (km) dari lokasi bencana.

    “Betul ada warga meninggal dunia (akibat longsor di Banjarnegara). Kronologinya kami belum tahu pasti,” kata Chomsul, Minggu (16/11/2025).

    Ia menjelaskan, tanah longsor tersebut diduga diakibatkan oleh hujan lebat yang berlangsung selama kurang lebih 13 jam sebelumnya.

    “Kronologi, hujan terjadi lebih dari 13 jam. Longsor itu ukuran sekitar 100 meter, hampir 1 hektare di Dusun Situkung RT 1-4. Ada 20 unit rumah terdampak, statusnya kami belum tahu detail apakah rusak besar, ringan, sedang,” ungkapnya.

    Baca selengkapnya di sini

    (lir/lir)

  • Warga dengar dentuman sebelum kebakaran melanda permukiman di Palmerah

    Warga dengar dentuman sebelum kebakaran melanda permukiman di Palmerah

    Jakarta (ANTARA) – Warga mendengar dentuman besar sebelum kebakaran melanda permukiman di Jalan Tomang Banjir Kanal, Gang Pelita 08, Kelurahan Jati Pulo RW 04, Kecamatan Palmerah, Kota Jakarta Barat, pada Minggu sore.

    “Ternyata itu asalnya dari kabel SUTET, transmisi yang putus di RT 6, di atas rumah warga. Putus, terus mengarah ke sini. Tiba-tiba asap membesar dari rumah warga di RT 9,” kata Ketua RW 04 Kelurahan Jati Pulo Maulana Sani kepada wartawan di Jakarta, Minggu.

    Maulana menuturkan bahwa seketika itu kebakaran terjadi di sejumlah titik di lingkungan RW 04.

    “Dari kabel, percikan apinya bikin kebakaran langsung di banyak titik,” kata dia.

    “Makanya kita kebingungan juga nanganinnya, titiknya di mana-mana. Di sini dimatiin, di sana ada lagi,” ia menambahkan.

    Karena menduga kebakaran terjadi akibat percikan api dari kabel Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), Maulana segera menghubungi PLN agar aliran listrik di wilayah tersebut dimatikan.

    “Saya juga sekarang udah ngehubungin PLN bagian transmisi. Yang ngurus SUTET itu dari Cawang dan Tebet, tolong pastiin kabel yang jatuh dan saat ini masih di atas rumah warga itu tidak ada aliran listriknya. Takutnya ada kebakaran susulan, makin parah nanti,” ia menjelaskan.

    Maulana menyampaikan bahwa warga bersama petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api di lingkungan permukiman yang terdampak kebakaran.

    “Kerugian kalau secara material, enggak ada yang terselamatkan. Kalau dari bawah satu-satu kan kita masih bisa ya selamatkan barang gitu. Ini enggak, langsung banyak dan gede,” katanya.

    Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Barat telah memadamkan kebakaran yang terjadi di Jalan Pelita VIII, Jati Pulo, Palmerah, Jakarta Barat.

    Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan, kebakaran berdampak pada 50 rumah tinggal dan 100 keluarga di RT 07, 08, 09, dan 10 di daerah itu.

    “Korban tercatat satu orang luka ringan karena tersetrum, saat ini sudah ditangani oleh PMI,” katanya.

    Selain itu, kebakaran memaksa 350 warga mengungsi di Lapangan Taman Jati di lingkungan RT 11 RW 04 Kelurahan Jati Pulo, Palmerah, Jakarta Barat.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Maryati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lutung Jawa Tersengat Listrik di Ngawi, Dievakuasi dalam Kondisi Kritis

    Lutung Jawa Tersengat Listrik di Ngawi, Dievakuasi dalam Kondisi Kritis

    Ngawi (beritajatim.com) – Seekor lutung jawa betina ditemukan dalam kondisi kritis setelah tersengat listrik bertegangan tinggi di Desa Ngawi Purba, Kecamatan Ngawi, Minggu (16/11/2025) pagi. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi langsung datang ke lokasi setelah mendapat laporan warga dan mengevakuasi satwa dilindungi tersebut.

    Lutung itu terjatuh dari tiang listrik setinggi sekitar 20 meter setelah terdengar suara ledakan keras. Menurut warga, hewan tersebut sempat jatuh dua kali sebelum ditemukan tergeletak tak berdaya di tanah.

    Saat dievakuasi, lutung mengalami luka bakar pada bagian pantat dan kedua telapak kaki akibat sengatan listrik. Petugas kemudian membawanya ke kantor BPBD Ngawi untuk mendapatkan penanganan awal, termasuk memandikan tubuhnya agar luka tidak bertambah parah.

    Melihat kondisinya terus melemah, petugas akhirnya memutuskan membawa lutung tersebut ke klinik hewan di Desa Karangasri untuk mendapatkan perawatan medis intensif. Hewan itu diberi infus guna menstabilkan kondisinya, sementara luka bakarnya dirawat oleh tenaga medis.

    Vera Hudawi, warga setempat, mengaku mendengar suara ledakan sesaat sebelum lutung tersebut jatuh.

    “Terdengar ledakan. Katanya lutung itu datang dari arah Beteng lalu tersengat listrik dan jatuh dua kali. Kami langsung menghubungi BPBD,” ujarnya.

    Petugas BPBD Ngawi, Henky Dwi Firmansyah, membenarkan bahwa pihaknya langsung menuju lokasi setelah laporan diterima.
    “Kami datang untuk memberikan pertolongan. Karena kondisinya tidak membaik, kami bawa ke klinik hewan,” jelasnya.

    Sementara itu, dokter hewan Febry Zainal Abidin mengungkapkan kondisi lutung tersebut sangat lemah.

    “Kondisinya lemas, kami berikan infus. Ada luka bakar, dan usianya sudah dewasa,” ujarnya.

    Saat ini, lutung jawa tersebut masih menjalani perawatan intensif. Jika kondisinya pulih, rencananya satwa akan diserahkan ke BKSDA Wilayah I Madiun untuk menjalani proses rehabilitasi lanjutan.

    Petugas dan warga juga menduga masih ada satu lutung lain yang berada di sekitar lokasi dan belum ditemukan setelah insiden ini. (fiq/but)

     

     

  • 50 rumah terdampak kebakaran di Palmerah Jakarta Barat

    50 rumah terdampak kebakaran di Palmerah Jakarta Barat

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 50 rumah terdampak kebakaran yang terjadi di Jalan Pelita VIII RT 09/RW 04, Jati Pulo, Palmerah, Jakarta Barat, pada Minggu sore.

    “Objek terdampak ada 50 rumah tinggal yang berada di empat Rukun Tetangga (RT), yakni RT 007, RT 008, RT 009, dan RT 010 dengan jumlah 100 kepala keluarga (KK),” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Yohan menjelaskan kebakaran tersebut selesai ditangani oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI, BPBD, PMI, AGD Dinkes, Dishub, Satpol PP, PLN, Personil PSKB/Tagana Dinsos, personel kepolisian dan TNI pada pukul 18.42 WIB.

    “Untuk korban tercatat satu orang luka ringan karena tersetrum. Saat ini sudah ditangani oleh PMI,” katanya

    Sementara untuk pengungsi tercatat ada 350 jiwa, yang diungsikan di Lapangan Taman Jati di wilayah RT 011/RW 04 Kelurahan Jati Pulo, Palmerah, Jakarta Barat.

    “Dugaan penyebab kebakaran adanya korsleting listrik, sedangkan estimasi kerugian mencapai Rp1,3 miliar,” kata Yohan.

    Kebakaran melanda sebuah pemukiman warga di Gang Pelita 10, Jalan Tomang Banjir Kanal, Jati Pulo, Palmerah, Jakarta Barat, pada Minggu sore.

    “Obyek yang terbakar rumah tinggal, api pertama kali muncul pada pukul 16.30 WIB,” kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, Bayu Meghantara dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Bayu menjelaskan sebanyak 20 unit pemadam dengan 100 personel dikerahkan untuk memadamkan api yang menghanguskan bangunan rumah tersebut.

    Operasi pemadaman dimulai pukul 16.36 WIB dan situasi berhasil dikendalikan “Proses pemadaman status kuning atau api sudah dapat dilokalisasi. Proses pendinginan masih berlangsung,” katanya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jembatan Ambruk di Garut, BNPB: Mobilitas Warga dan Pelajar Terdampak Serius

    Jembatan Ambruk di Garut, BNPB: Mobilitas Warga dan Pelajar Terdampak Serius

    Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan dukungan penuh terhadap penanganan darurat dan pemulihan akses pascabencana putusnya jembatan penghubung Desa Toblong dan Desa Sukanegara, Kabupaten Garut, yang ambruk pada Selasa, 11 November 2025 akibat hujan deras berintensitas tinggi.

    Jembatan tersebut merupakan akses vital untuk kegiatan pendidikan, perekonomian, dan layanan kesehatan. Ambruknya jembatan terjadi setelah debit Sungai Cikaengan meningkat tajam dan menggerus pondasi.

    Akibatnya, ribuan warga mengalami hambatan mobilitas, ratusan pelajar terancam tidak dapat bersekolah, dan aktivitas ekonomi warga terhenti.

    “Kerusakan jembatan ini berdampak langsung terhadap aktivitas harian masyarakat. Mobilitas terganggu dan akses layanan dasar ikut terputus,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

    Pemerintah desa bersama aparat setempat telah memasang garis pengaman di lokasi kejadian. BPBD Kabupaten Garut juga menyiagakan tiga perahu karet untuk membantu perpindahan warga secara terbatas.

    Sebagai respons cepat, BNPB mengirimkan Plt. Kepala Pusat Pengendali dan Operasi (Kapusdalops), Kolonel TNI Hery Setiono, serta Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, Agus Riyanto, pada Sabtu (15/11) untuk melakukan koordinasi lapangan sesuai arahan Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.

    Tahap awal penanganan difokuskan pada pembersihan material yang tersangkut di aliran sungai. Upaya ini melibatkan personel gabungan dari BPBD Kabupaten Garut, TNI, Polri, Vertical Rescue, serta warga, dengan pendampingan ahli konstruksi.

    Selanjutnya, pemerintah akan membangun jembatan gantung darurat dan memperkuat tebing sungai menggunakan bronjong. Jembatan darurat dibangun dengan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) Kabupaten Garut sekitar Rp290 juta dan dirancang untuk dapat digunakan hingga 10 tahun.

    Cuaca ekstrem terus terjadi di berbagai daerah. Sebuah jembatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, roboh akibat diterjang banjir.

  • Dua Biawak Raksasa Jatuh dari Plafon Kamar Mandi Warga Magetan

    Dua Biawak Raksasa Jatuh dari Plafon Kamar Mandi Warga Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Petugas BPBD Magetan mengevakuasi dua ekor biawak berukuran besar yang masuk ke dalam plafon kamar mandi rumah Abdul Haq, warga Kelurahan Kebonagung, Magetan, Sabtu (15/11/2025).

    Peristiwa tersebut bermula ketika Abdul Haq sedang menonton televisi di ruang depan lalu mendengar suara keras dari arah kamar mandi. Ia mengaku langsung curiga bahwa suara itu berasal dari biawak, karena hewan liar tersebut kerap naik ke plafon rumahnya.

    “Saya nonton TV di depan, terus tiba-tiba ada suara keras dari WC, plafonnya runtuh. Saya tahu kalau itu pasti biawak, karena sering dengar suara biawak naik ke plafon rumah saya,” jelas Abdul Haq.

    Ia kemudian meminta keponakannya menghubungi BPBD Magetan untuk meminta bantuan. Menurut Abdul, biawak-biawak itu diduga berasal dari Sungai Gandong yang berada tepat di belakang rumahnya. “Naiknya lewat pohon, terus masuk ke plafon itu. Mereka memangsa tikus,” tambahnya.

    Petugas Pusdalops BPBD Magetan, Nino Praktikta, mengatakan pihaknya menerima laporan dari warga di Jalan Panglima Sudirman Nomor 85 terkait keberadaan biawak di atas plafon kamar mandi.

    “Saat dicek oleh teman-teman BPBD, ternyata ada dua biawak. Masing-masing beratnya sekitar 10 kilogram dengan panjang kurang lebih 130 centimeter,” jelas Nino.

    Kedua biawak itu langsung ditangkap menggunakan penjepit, lalu diikat menggunakan tali rafia sebelum dievakuasi ke Mako BPBD Magetan.

    Menurutnya, keberadaan kedua hewan liar tersebut diketahui setelah plafon kamar mandi jebol dan biawak terjatuh ke dalam ruangan. “Pemilik rumah awalnya mendengar suara di kamar mandi. Katanya memang sering ada biawak di sekitar situ. Saat di atas plafon, plafonnya jatuh dan biawak ikut jatuh, akhirnya dilaporkan ke BPBD,” katanya.

    Setelah dievakuasi, kedua biawak tersebut rencananya akan dilepas kembali ke habitat yang jauh dari permukiman warga agar tidak membahayakan.

    Terkait kemungkinan kemunculan biawak akibat cuaca, Nino menilai hal itu tidak berkaitan. Ia menyebut daerah sekitar Sungai Gandong memang menjadi habitat alami biawak dan masyarakat setempat juga sering melihat hewan tersebut, mulai ukuran kecil hingga besar. “Menurut info warga, memang sering ada biawak terlihat di sana. Jadi bukan karena faktor cuaca,” ujarnya. [fiq/kun]

  • Gemuruh Kembali Terdengar, Warga Panik Tinggalkan Lokasi Longsor Cibeunying Cilacap
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 November 2025

    Gemuruh Kembali Terdengar, Warga Panik Tinggalkan Lokasi Longsor Cibeunying Cilacap Regional 15 November 2025

    Gemuruh Kembali Terdengar, Warga Panik Tinggalkan Lokasi Longsor Cibeunying Cilacap
    Tim Redaksi

    CILACAP, KOMPAS.com
    – Suara gemuruh kembali terdengar di lokasi longsor Cibeunying, Cilacap pada Sabtu (15/11/2025) malam.
    Suara ini mirip seperti yang terjadi saat
    longsor
    melanda pada Kamis (13/11/2025) lalu. Waga pun panik dan langsung meninggalkan lokasi.
    Diketahui, suara itu bersumber dari
    aliran air
    di area lokasi longsor. Air dilaporkan tiba-tiba membesar usai diguyur hujan lebat pada sore hari.
    Informasi terkini, kondisi sudah mulai aman.
    Meski begitu, situasi tadi sempat membuat warga, relawan, dan awak media yang sedang berada di sekitar posko bencana panik dan langsung meninggalkan lokasi.
    Kejadian itu berlangsung Sabtu (15/11/2025) sekitar pukul 19.15 WIB. Saat itu para awak media sedang berkumpul di salah satu rumah warga.
    Tiba-tiba, salah seorang relawan datang memberitahu agar segera meninggalkan lokasi. Relawan itu menginformasikan bahwa aliran air dari atas membesar.
    “Suara aliran air dari atas membesar,” seru relawan tersebut.
    Sontak, para awak media langsung berkemas dan meninggalkan lokasi.
    Warga juga berbondong-bondong meninggalkan rumahnya setelah diberi peringatan untuk meninggalkan rumah.
    Kondisi tersebut membuat jalan desa macet karena banyaknya kendaraan.
    Kemacetan juga diperparah karena pada beberapa titik jalan tergenang, akibat luapan air bercampur lumpur dari selokan.
    Salah satu relawan, Timbul (45), mengatakan, saat itu dirinya sedang berada di tenda belakang posko induk.
    “Dari posko suaranya terdengar
    gemuruh
    , kata warga sekitar waktu kejadian longsor kemarin juga suaranya seperti itu,” kata Timbul.
    Ia kemudian langsung meninggalkan lokasi dan saat ini telah berada di tempat yang aman, jauh dari posko.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    )
    Cilacap
    , Taryo, yang berada di lokasi, mengatakan bahwa saat ini kondisinya sudah aman.
    “Tadi memang sempat terjadi kepanikan karena aliran air dari atas (lokasi longsor) membesar. Sekarang kondisinya sudah aman, aliran air di sungai juga sudah mengecil,” kata Taryo saat dihubungi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hujan Seharian, Tebing di Padureso Kebumen Longsor Hantam Rumah Warga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 November 2025

    Hujan Seharian, Tebing di Padureso Kebumen Longsor Hantam Rumah Warga Regional 15 November 2025

    Hujan Seharian, Tebing di Padureso Kebumen Longsor Hantam Rumah Warga
    Tim Redaksi

    KEBUMEN, KOMPAS.com
    – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen sejak Jumat (14/11/2025) sore hingga Sabtu (15/11/2025) dini hari memicu terjadinya tanah longsor di Dukuh Kalapacung, Desa Sidototo.
    Longsor terjadi pada Sabtu (15/11/2025) pagi dan menimpa rumah milik Ngadimin (51), warga setempat.
    Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa ini sempat membuat panik warga sekitar. Kerugian ditaksir mencapai Rp17 juta.
    Wakapolres Kompol Faris Budiman mengatakan laporan pertama diterima dari Kepala Desa Sidototo, Sulyanto, sekitar pukul 08.15 WIB.
    Menindaklanjuti laporan tersebut, Polsek
    Padureso
    langsung mengirimkan personel untuk pengecekan dan penanganan awal.
    “Tebing setinggi enam meter dengan panjang sekitar sepuluh meter di sisi rumah korban ambrol akibat struktur tanah yang tidak mampu menahan derasnya hujan sejak sore sebelumnya. Beruntung, tidak ada korban jiwa,” ujar Kompol Faris.
    Warga menyebut hujan turun tanpa henti sejak Jumat pukul 15.00 WIB hingga menjelang pagi.
    Kondisi itu membuat tebing menjadi labil dan akhirnya longsor, menghantam dinding rumah Ngadimin dan menimbulkan kepanikan.
    Petugas gabungan dari Polsek Padureso, Posramil, Pemerintah Desa Sidototo, dan Tim Reaksi Cepat (TRC) Kebencanaan Kecamatan Padureso langsung melakukan asesmen serta pembersihan material longsor.
    “Padureso memiliki banyak tebing curam dan struktur tanah yang labil. Karena itu, tim langsung bergerak cepat agar risiko tidak semakin besar,” tambah Kompol Faris.
    Pada Sabtu siang, personel gabungan dan warga bergotong-royong membersihkan material longsor yang menutup akses di sisi rumah korban.
    Polres
    Kebumen
    juga berkoordinasi dengan BPBD untuk langkah lanjutan, termasuk pemantauan kondisi tebing serta imbauan kewaspadaan kepada warga mengingat curah hujan diprediksi masih tinggi.
    “Kami mengimbau warga segera melapor apabila melihat retakan atau pergerakan tanah sekecil apa pun. Ini penting untuk mencegah dampak lanjutan,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Longsor Hantam Rumah Warga di Binakal Bondowoso, BPBD Tangani 80 Persen Material dalam Sehari

    Longsor Hantam Rumah Warga di Binakal Bondowoso, BPBD Tangani 80 Persen Material dalam Sehari

    Longsor Hantam Rumah Warga di Binakal Bondowoso, BPBD Tangani 80 Persen Material dalam Sehari

    Bondowoso (beritajatim.com) – Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Bondowoso pada Jumat (14/11/2025) sore memicu tanah longsor di Dusun Pal 16, Desa Sumbertengah, Kecamatan Binakal. Material longsor menerjang bagian dapur rumah milik warga bernama Suriya dan menyebabkan kerusakan cukup signifikan, meski seluruh penghuni rumah dipastikan selamat.

    Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto, menyampaikan bahwa laporan pertama diterima melalui pesan WhatsApp pada pukul 16.39 WIB. Tim Pusdalops dan Agen Bencana Jatim segera diberangkatkan ke lokasi untuk melakukan asesmen cepat serta memastikan kondisi warga.

    “Hujan deras membuat struktur tanah tidak stabil. Dampaknya mengenai bagian dapur rumah warga. Kami pastikan seluruh penghuni selamat,” kata Kristianto pada Beritajatim.com, Sabtu (15/11/2025).

    Pada malam hari, BPBD Bondowoso menyalurkan bantuan logistik kepada keluarga terdampak dan melakukan koordinasi dengan Polsek Binakal, Koramil Binakal, serta Pemerintah Desa Sumbertengah. Langkah ini menjadi bagian dari respons cepat untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi dan situasi tetap terkendali.

    Penanganan berlanjut pada Sabtu (15/11/2025) pagi melalui kerja bakti gabungan. BPBD Bondowoso bersama Posramil Binakal, Polsek Binakal, Satpol PP Kecamatan, pemerintah desa, dan warga sekitar melakukan pembersihan material longsor serta pemeriksaan kondisi struktur rumah terdampak.

    “Hari ini pembersihan material longsor mencapai sekitar 80 persen. Kami prioritaskan pengamanan area di sekitar rumah agar tidak menimbulkan risiko lanjutan, mengingat cuaca masih hujan meski berintensitas ringan,” jelas Kristianto.

    Hingga Sabtu siang, kondisi di Desa Sumbertengah dan wilayah Bondowoso secara umum terpantau aman dan terkendali. Meski demikian, BPBD tetap meningkatkan pemantauan mengingat wilayah tersebut termasuk kawasan rawan bencana hidrometeorologi saat musim hujan.

    “Kami berkomitmen melanjutkan asesmen lanjutan dan persiapan tindak lanjut sesuai kebutuhan lapangan, termasuk mitigasi untuk mencegah longsor susulan,” pungkas Kristianto. [awi/beq]