Kementrian Lembaga: BPBD

  • Waspada Bencana, Bupati Kediri Instruksikan Personel BPBD dan Desa Siaga 24 Jam

    Waspada Bencana, Bupati Kediri Instruksikan Personel BPBD dan Desa Siaga 24 Jam

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito menginstruksikan personel BPBD untuk siaga 24 jam. Hal ini menindaklanjuti curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu belakangan.

    Instruksi tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno. Dimana instruksi ini tertuang dalam surat Edaran Bupati Kediri Nomor: 300.2.3/15/418.07/2025.
    .
    Djoko menjelaskan, beberapa wilayah yang berpotensi bencana berada di lereng Gunung Wilis. Seperti Kecamatan Tarokan, Banyakan, dan Grogol cenderung berpotensi banjir. Sementara Kecamatan Mojo berpotensi terjadi longsor.

    Hal ini menurutnya terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi. Wilayah potensi bencana hidrometeorologi tersebut telah dipetakan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Harapannya, dengan pemetaan ini bisa meningkatkan kesiapsiagaan personel di lapangan.

    Demi meningkatkan kesiapsiagaan bencana, Pemerintah Kabupaten Kediri membentuk tim siaga bencana di desa-desa utamanya di desa yang memiliki tingkat potensi bencana. “Kami sudah membentuk kurang lebih 80 tim siaga bencana di desa-desa,” terang Djoko pada Kamis 20 November 2025.

    Di sisi lain, pihaknya mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi cuaca akhir-akhir ini. Terlebih masyarakat yang bertempat tinggal di daerah bantaran sungai.

    “Mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Kediri pada saat cuaca hujan deras, yang berada di area perbukitan, untuk waspada,”

    Untuk memantau prakiraan cuaca, lanjutnya, masyarakat Kabupaten Kediri bisa melihat langsung di akun instagram BPBD Kabupaten Kediri. Di akun tersebut secara berkala memberikan informasi penting terkait prakiraan cuaca untuk wilayah Kabupaten Kediri. [ADV PKP/nm]

  • Wabup Jigus Cari Solusi Atasi Banjir di Waled Cirebon

    Wabup Jigus Cari Solusi Atasi Banjir di Waled Cirebon

    Cirebon

    Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman, menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana banjir yang kembali melanda wilayah Kabupaten Cirebon. Banjir yang terjadi sejak Rabu malam itu terutama menggenangi kawasan Kecamatan Waled, sehingga melumpuhkan aktivitas harian warga.

    Dalam keterangannya di Kantor Bupati Cirebon, Kamis (20/11/2025), Agus menjelaskan bahwa dua desa terdampak paling parah adalah Desa Gunungsari dan Desa Mekarsari.

    “Saya sudah dapat laporan dari BPBD. Ada dua desa yang terdampak, yaitu Gunungsari dan Mekarsari,” ungkapnya.

    Berdasarkan asesmen sementara dari BPBD, sedikitnya 1.400 kepala keluarga menjadi korban banjir tersebut. Rinciannya, sekitar 600 KK di Desa Gunungsari dan 800 KK di Desa Mekarsari, dengan total perkiraan mencapai 3.500 jiwa terdampak.

    Ia menegaskan, pemerintah daerah bergerak cepat. Besok, dirinya bersama Sekretaris Daerah dan sejumlah SKPD terkait akan turun langsung meninjau lokasi banjir.

    “Besok kita ke sana untuk mengidentifikasi penyebab banjir dan mencari solusi terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.

    “Informasi awal menunjukkan banjir ini juga dipengaruhi kiriman air dari wilayah Kuningan. Kita akan lihat apakah memungkinkan dibuat sodetan tambahan agar arus air lebih lancar,” kata Wabup Cirebon yang akrab disapa Jigus itu.

    Ia memastikan pemerintah daerah, pemerintah desa, dan dinas terkait terus berkoordinasi untuk membantu warga terdampak, baik dari sisi penanganan darurat maupun mitigasi jangka panjang.

    (prf/ega)

  • Banjir Tak Kunjung Surut di Menganti: Puluhan Warga Dievakuasi BPBD Gresik

    Banjir Tak Kunjung Surut di Menganti: Puluhan Warga Dievakuasi BPBD Gresik

    Gresik (beritajatim.com) – Banjir yang melanda di dua desa Kecamatan Menganti, Gresik, hingga saat ini belum surut. Dua desa yang kondisinya masih parah di antaranya Desa Bringkang dan Pranti. Ketinggian banjir hingga lutut orang dewasa membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengevakuasi puluhan warga yang terdampak.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Gresik, Sukardi, mengatakan ada 50 warga, utamanya para lansia, yang terlebih dulu dievakuasi. Mereka untuk sementara waktu ditempatkan di tenda darurat.

    “Kami bersama para tokoh masyarakat bergerak cepat mengevakuasi warga, terutama yang lansia,” katanya, Kamis (20/11/2025).

    Lebih lanjut ia menuturkan, saat proses evakuasi seorang lansia terpaksa dipindahkan ke tempat lebih aman karena kondisinya sakit. Yang bersangkutan lalu dibawa keluarganya menuju rumah sakit.

    “Kondisi banjir yang cukup parah berlokasi di Perum Maharaja. Sejumlah warga di daerah itu dievakuasi karena banjirnya belum surut,” tuturnya.

    Selain melakukan evakuasi terhadap warga, BPBD Gresik juga mendistribusikan kebutuhan makanan ke daerah yang masih terdampak banjir.

    “Setiap hari anggota kami secara bergantian bersama warga berkeliling menggunakan perahu karet mendistribusikan makanan ke Perum Maharaja,” ungkap Sukardi.

    Guna mendukung pendistribusian kebutuhan makanan tersebut, kata Sukardi, pihaknya mendirikan dapur umum di Desa Pranti untuk membantu kebutuhan makan para pengungsi selama masa tanggap darurat.

    “Upaya evakuasi dan penanganan banjir terus dilakukan hingga kondisi banjir surut dan warga dinyatakan aman untuk kembali ke rumah masing-masing,” pungkasnya. [dny/kun]

  • BPBD Malang Distribusikan Logistik Bantu Penanganan Erupsi Semeru

    BPBD Malang Distribusikan Logistik Bantu Penanganan Erupsi Semeru

    Malang (beritajatim.com) – BPBD Kabupaten Malang mendistribusikan sejumlah bantuan berupa logistik bagi penyintas erupsi Semeru, Kamis (20/11/2025).

    Berdasarkan laporan dari TRC PB BPBD di lapangan, saat ini pengungsi tersebar di 7 titik pengungsian dengan data pengungsian.

    Titik lokasi pengungsian di SDN 02 Sumberurip, Lumajang terdapat 53 pengungsi laki laki. Sementara pengungsi perempuan sejumlah 59 orang.Total pengungsi sejumlah 112 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat lansia 7 orang, balita 11 orang dan ibu hamil 1 orang.

    Kemudian titik lokasi pengungsian di SDN 04 Supiturang, Pronojiwo, Lumajang terdapat 44 pengungsi laki-laki dan engungsi perempuan sejumlah 45 orang.Total pengungsi sejumlah 89 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat lansia 3 orang, balita 7 orang dan warga yang sedang sakit 1 orang.

    “Ada juga titik lokasi pengungsian Pom Mini Supiturang. Pengungsi Laki-laki sejumlah 45 orang. Pengungsi Perempuan sejumlah 45 orang. Total pengungsi sejumlah 90 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat lansia 4 orang, balita 7 orang dan warga yang sedang sakit 1 orang,” ungkap Habis Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan.

    Titik lokasi pengungsian juga berada di Balai Desa Oro-oro Ombo dengan jumlah pengungsi 80 orang laki laki dan perempuan sejumlah 100 orang. Total pengungsi sejumlah 180 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat lansia 8 orang, balita 30 orang dan warga yang sedang sakit 1 orang.

    Titik lokasi pengungsian berikutnya juga berada di Masjid Nurul Jadid Supiturang. Pengungsi Laki-laki sejumlah 53 orang. Pengungsi Perempuan sejumlah 69 orang. Total pengungsi di tempat itu sejumlah 122 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat lansia 7 orang dan ibu hamil 1 orang.

    Kemudian lokasi pengungsian juga berada di Bumdes Sumberurip dengan jumlah pengungsi laki laki sebanyak 11 orang. Pengungsi perempuan sejumlah 15 orang. Total pengungsi sejumlah 26 orang. Serta warga juga mengungsi di Masjid Oro-oro Ombo. Dengan jumlah pengungsi laki-laki sejumlah 22 orang. Pengungsi Perempuan sejumlah 15 orang. Total pengungsi sejumlah 37 orang

    “Pada siang hari sebagian besar pengungsi sudah kembali ke kediaman masing-masing,” kata Sadono.

    Adapun kebutuhan mendesak yang di perlukan masyarakat terdampak erupsi Semeru terdiri dari masker,
    air mineral dan penyediaan dapur umum.

    Sementara BPBD Kabupaten Malang juga mendistribusikan bantuan logistik dampak erupsi gunung semeru berupa 480 kaleng makanan siap saji. Kemudian lauk pauk 480 kaleng. Family kids sebanyak 100 paket. Selimut oren sebanyak 500 lembar. Air mineral BNPB 42 Box. Lalu sandang wanita 50 paket, sandang pria 50 paket, sandang lansia 50 paket, dan makanan bayi 100 pcs. (yog/ian)

  • Plt. Bupati Ponorogo Tinjau Longsor Wagir Kidul Pulung dan Pastikan Relokasi Rumah Warga

    Plt. Bupati Ponorogo Tinjau Longsor Wagir Kidul Pulung dan Pastikan Relokasi Rumah Warga

    Ponorogo (beritajatim.com) – Material tanah yang ambrol dari tebing di Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, menimpa dua rumah warga pada Rabu (19/11/2025) sore. Sehari setelah kejadian, Plt. Bupati Ponorogo Lisdyarita turun langsung ke lokasi, memastikan proses evakuasi dan relokasi berjalan cepat dan aman.

    Dua rumah yang rusak milik Jemirin dan Marjuki masih tertimbun tanah liat dan bongkahan batu saat Bunda Rita, sapaan Lisdyarita, tiba di lokasi. Selain meninjau pembersihan material, ia juga menyerahkan bantuan kebutuhan pribadi serta bahan pangan kepada keluarga terdampak.

    “Kita datang langsung untuk melihat proses pembersihan material longsor, agar jalan bisa segera dilalui oleh warga,” kata Bunda Rita, Kamis (20/11/2025).

    BPBD Ponorogo mengerahkan satu unit ekskavator untuk mempercepat pengangkatan material longsor yang menutup akses permukiman. Medannya cukup berat, namun alat berat sudah bekerja sejak pagi.

    Lisdyarita memastikan pemerintah daerah akan membangun kembali rumah korban di lokasi baru yang dinilai aman. Hasil asesmen BPBD Ponorogo, kata Lisdyarita, menunjukkan kontur tanah di titik longsor tidak memungkinkan untuk kembali dihuni. “Rumah korban akan kita relokasi, tapi tidak di sini. Karena hasil asesmen BPBD memang kontur tanahnya tidak aman,” tegasnya.

    Sementara itu, empat kepala keluarga dengan total 11 jiwa harus mengungsi akibat kerusakan rumah dan potensi longsor susulan. Mereka sementara ditempatkan di lokasi aman sambil menunggu proses pembersihan dan relokasi.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, memastikan kebutuhan dasar warga terdampak tetap dipenuhi. “Yang penting untuk kebutuhan pribadi serta kebutuhan permakanan kita cukupi dulu. Sembari melakukan evakuasi material longsor,” ungkap Agung.

    Pemkab Ponorogo berencana melakukan penanganan lanjutan untuk meminimalkan risiko bencana di wilayah lereng Pulung yang dikenal rawan gerakan tanah, terutama saat curah hujan meningkat. (end/kun)

  • BPBD Pamekasan Petakan Potensi Bencana Musim Penghujan

    BPBD Pamekasan Petakan Potensi Bencana Musim Penghujan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, memetakan beragam jenis bencana alam yang berpotensi terjadi di wilayah setempat, khususnya memasuki musim penghujan 2025.

    “Berdasarkan dokumen KRB (Kajian Resiko Bencana) Pamekasan, terdapat beragam jenis potensi bencana alam yang berpotensi terjadi selama musim penghujan, di antaranya bencana angin kencang, banjir, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi, longsor, serta puting beliung,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, Kamis (20/11/2025).

    Berdasar data yang dimilikinya, bencana angin kencang dan cuaca ekstrem berpotensi terjadi hampir di semua kecamatan di Pamekasan, kecuali kecamatan Pasean. Gelombang ekstrem dan abrasi potensi terjadi di wilayah pesisir Pamekasan.

    “Pada musim penghujan, jenis potensi bencana alam bisa berupa banjir biasa terjadi di Kecamatan Pamekasan, Pademawu, dan Pasean. Untuk longsor hampir terjadi di semua kecamatan kecuali Tlanakan, sedangkan cuaca ekstrem potensi terjadi di seluruh kecamatan di Pamekasan,” ungkapnya.

    Sementara dari beragam potensi bencana alam di wilayah setempat, setidaknya terdapat 11 jenis bencana yang berpotensi terjadi di Pamekasan. “Selain potensi bencana di musim hujan, juga terdapat berbagai jenis bencana lainnya. Di antaranya epidemi, gempa bumi, karhutla, kekeringan, kebakaran gedung dan pemukiman hingga gagal teknologi.

    “Dari itu kami kembali mengingatkan seluruh masyarakat, agar selalu waspada terhadap beragam potensi bencana di daerah masing-masing. Setidaknya selalu meningkatkan kewaspadaan serta mengantisipasi terhadap beragam jenis bencana,” sambung Dhofir.

    Sebaran Titik Bencana Alam di Pamekasan Tahun 2024. [Gambar: BPBD Pamekasan]Tidak hanya itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kepada petugas terdekat jika mendapatkan beragam potensi bencana. “Segera hubungi pihak terkait jika ada beberapa kejadian yang berpotensi terhadap bencana, baik di tingkat desa, kecamatan atau bisa juga melalui pos terpadu,” imbaunya.

    “Untuk musim penghujan tahun ini, terdapat bencana angin kencang disertai hujan deras yang mengakibatkan 14 rumah warga maupun bangunan rusak di empat kecamatan berbeda di Pamekasan, Senin (3/11/2025). Jumlah itu tersebar di 5 desa dan satu kelurahan, yakni kecamatan Kadur, Pagantenan, Palengaan dan Pamekasan (Kota),” jelasnya.

    Akibat peristiwa tersebut, belasan rumah warga Sebagian besar rusak pada bagian atap, serta tiga pohon tumbang yang menimpa jaringan listrik, satu di antaranya menimpa rumah warga. Bahkan sekitar dua hingga tiga rumah juga ambruk dan rata dengan tanah. ”Kejadian ini merupakan peristiwa pertama yang terjadi pada musim penghujan tahun ini,” pungkasnya.

    Sementara untuk menghadapi beragam potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, sudah melaksanakan Apel Bersama Ketenteraman dan Ketertiban Umum, serta Kesiapsiagaan Bencana yang dipimpin langsung oleh Bupati Kholilurrahman di area Monumen Arek Lancor, Pamekasan, Selasa (11/11/2025).

    Dalam kegiatan tersebut tampak hadir sejumlah unsur OPD di lingkungan Pemkab Pamekasan, di antaranya para camat, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP dan Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perhubungan (Dishub) hingga para petugas parkir.

    Berdasar data BPBD Pamekasan Tahun 2024, terdapat sebanyak 476 total bencana alam, meliputi banir (20 kejadian), tanah longsor (23), cuaca ekstrem (103), gempa bumi (1), karhutla (31), kekeringan (269), kebakaran gedung dan pemukiman (28), gagal teknologi (1). [pin/kun]

  • Cerita Puluhan Rumah di Dua Dusun Hilang Tertimbun Abu Vulkanik

    Cerita Puluhan Rumah di Dua Dusun Hilang Tertimbun Abu Vulkanik

    Liputan6.com, Jakarta Rabu (19/11/2025) sore, suasana di kaki Gunung Semeru tidak seperti hari-hari sebelumnya. Awan hitam tebal menggantung. Suara gemuruh menggelegar. Iya, gunung tertinggi di tanah Jawa ini sedang memuntahkan isi perutnya.

    Lontaran batu berbagai ukuran mengarah ke segala penjuru. Abu panas vulkanik seolah berlomba, meluncur cepat dari Mahameru, puncak Gunung Semeru, terus turun melibas apapun yang ada di depannya.

    Dengan radius sekian kilometer, material-material itu menghantam permukiman di Dusun sumber sari dan Dusun kamar A, Desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

    Beni Irawan, relawan Markas Bersama As-Sunnah (MBA) dan LAZ SIP Bogor bercerita kepada Liputan6.com, sejak Rabu sore warga di dua dusun itu sudah diberi peringatan untuk segera mengosongkan rumah. Harus dievakuasi.

    Semua berburu dengan waktu. Telat sedikit, tentu sudah lain cerita. Warga berpacu sebelum awan panas menyapu. Harta benda, hewan ternak banyak yang ditinggal. Mereka hanya membawa apa yang melekat pada tubuh.

    “Saat terjadinya pas sore menjelang malam. Mulai sore sudah ada peringatan. warga, hampir semua sudah ada di tempat pengungsian. Ketika ada abu panas, hampir tidak ada di rumah-rumah,” kata Beni saat bercerita kepada Liputan6.com, Kamis (20/11/2025).

    Petaka itu kemudian datang. Tidak ada yang tersisa dari dua dusun, selain cerita dan kenangan. Puluhan rumah rusak dan tertimbun abu. Hewan-hewan ternak yang ditinggal di kandang, sama malangnya.

    “Jadi hewan ternak warga banyak tertimbun, dan perabotan rumah tangga mereka,” lanjut dia.

    Hari berganti. Suasana Kamis (20/11/2025) pagi terlihat masih kelabu. Tidak ada hangat sinar matahari. Warga yang sejak semalam istirahat di empat lokasi pengungsian, memutuskan untuk kembali ke dusun, melihat rumah dan harta benda yang ditinggalkan. Berharap semuanya baik-baik saja.

    Namun kenyataan berkata lain. Suasana pagi tadi tidak bisa dibayangkan dengan mudah. Batu-batu berbagai ukuran berserakan. Jalan dusun tertutup abu vulkanik yang basah diguyur hujan. Rumah mereka, lenyap.

    Bahkan satu bangunan sekolah dasar (SD) di sana rata dengan tanah, hanya menyisakan fondasi.

    Semua kalut dalam pikiran masing-masing. Ada yang sibuk menyelamatkan harta benda yang masih tersisa. Tidak sedikit juga warga termenung, tangan tersilang, sambil melihat dengan tatapan kosong.

    “Dua dusun tidak bisa ditinggali, tertimbun abu vulkanik dan tersapu banjir bandang. Kerusakan parah, tidak bisa ditinggali. Rumah-rumah hilang tertimbun abu. Ada yang hilang terbawa arus,” ucap Beni.

    Perbesar

    Kondisi dusun Lumajang porak poranda diterjang abu vulkanik Semeru. (Istimewa)… Selengkapnya

    Tidak kurang dari 300 warga ditempatkan di empat lokasi pengungsian. Dua di sekolahan, di masjid dan di kantor desa. Menjelang siang, warga sudah kembali ke tempat pengungsian untuk mengantisipasi jika terjadi bencana susulan.

    Menurut Beni, warga di pengungsian saat ini sudah didata untuk penyaluran bantuan. Beberapa bantuan mendesak yang mereka butuhkan adalah bahan pangan dan pakaian.

    “Kalau bantuan sudah didata. Semua harus melalui pos BPBD. Baru distribusi. Kebutuhan mendesak seperti bahan pangan, pampers dan pakaian,” pungkas Beni.

  • Warung di Dagangan Madiun Ludes Dilalap Api, Diduga Korsleting Listrik

    Warung di Dagangan Madiun Ludes Dilalap Api, Diduga Korsleting Listrik

    Madiun (beritajatim.com) – Sebuah warung milik Sujoko, warga Desa Dagangan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, terbakar pada Rabu (19/11/2025) malam. Insiden terjadi sekitar pukul 19.08 WIB dan dilaporkan kepada petugas pada pukul 20.26 WIB oleh anggota Destana setempat.

    Menerima laporan tersebut, petugas pemadam kebakaran Kabupaten Madiun langsung berangkat pukul 20.31 WIB dan tiba di lokasi delapan menit kemudian, tepatnya pukul 20.39 WIB. Petugas kemudian melakukan pemadaman dan pendinginan hingga api benar-benar padam pada pukul 21.21 WIB.

    Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran Dinas Damkar Kabupaten Madiun, Andi Koerniawan, menjelaskan bahwa kebakaran diduga dipicu oleh korsleting listrik. “Saat petugas tiba, api sudah membesar dan membakar bagian warung beserta perabotan di dalamnya,” ujar Andi, Kamis (20/11/2025)

    Dalam upaya penanganan, satu unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Sejumlah unsur lain juga turut hadir, di antaranya Polsek Dagangan, Destana BPBD, Tagana Kabupaten Madiun, serta warga sekitar yang membantu proses pemadaman awal.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa ini. Namun, kerugian materi diperkirakan mencapai kurang lebih Rp50 juta, meliputi bangunan warung, perabotan, serta beberapa surat berharga.

    Saat kejadian, kondisi cuaca di wilayah tersebut dilaporkan gerimis, sehingga turut membantu proses pemadaman di awal.

    Hingga kini, petugas masih melakukan pendataan lanjutan terkait kerusakan yang ditimbulkan akibat insiden tersebut. (rbr/but)

  • Longsor Pulung Ponorogo Putuskan Jalan Poros Desa dan Isolasi Ratusan Warga

    Longsor Pulung Ponorogo Putuskan Jalan Poros Desa dan Isolasi Ratusan Warga

    Ponorogo (beritajatim.com) – Tanah longsor kembali menghantam wilayah pegunungan Ponorogo. Kali ini, Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, menjadi titik paling terdampak. Material longsor yang meluncur dari lereng pada Rabu (19/11) sore itu, bukan hanya merobohkan rumah warga, tetapi juga memutus jalan poros penghubung antardesa, yakni Desa Wagir Kidul dengan Desa Banaran. Akibatnya, ratusan warga dari 4 RT terisolir sejak Kamis (20/11) pagi.

    Di lokasi kejadian, suasana evakuasi berlangsung penuh keprihatinan. Puluhan warga bergotong-royong menyingkirkan tanah dan batuan yang menimpa rumah Jempirin hingga rata dengan tanah, serta merusak satu rumah lainnya. Dengan peralatan seadanya, mereka membersihkan material sambil menunggu alat berat dari BPBD Ponorogo.

    “Selain merusak 2 rumah warga, longsor juga memutus jalan antar desa dan mengakibatkan ratusan warga terisolir,” kata Nur Wijanarko, perangkat Desa Wagir Kidul.

    Nur Wijanarko mengungkapkan bahwa dampak longsor, tidak berhenti pada kerusakan fisik, tetapi juga memukul ekonomi warga. Mayoritas penduduk Wagir Kidul adalah peternak sapi perah. Mereka biasanya membawa susu hasil perahan setiap pagi ke konsumen dan pengepul. Namun sejak akses tertutup total, aktivitas itu terhenti.

    “Ekonomi warga nyaris lumpuh karena susu tidak bisa keluar dari desa,” lanjut Wijanarko.

    Anggota DPRD Ponorogo, Ribut Riyanto, yang meninjau lokasi memastikan bahwa ada 4 RT terdampak paling parah. Dia menyebut koordinasi dengan BPBD dan instansi terkait telah dilakukan untuk mempercepat penurunan alat berat.

    “Kami sudah menghubungi instansi terkait agar alat berat segera diterjunkan untuk membuka jalan yang tertutup material longsor,” kata Ribut Riyanto.

    Hingga Kamis siang, petugas BPBD bersama warga masih berupaya mengevakuasi material longsor yang diperkirakan memiliki ketebalan hingga 5 meter. Evakuasi masih dilakukan secara manual sambil menunggu armada alat berat tiba. Pemulihan akses jalan menjadi prioritas yang sangat mendesak, tidak hanya untuk membuka isolasi, tetapi juga untuk menggerakkan kembali roda ekonomi warga Wagir Kidul.(end/but)

  • Fakta-fakta Gunung Semeru Erupsi, 178 Pendaki Terjebak

    Fakta-fakta Gunung Semeru Erupsi, 178 Pendaki Terjebak

    Jakarta: Gunung Semeru mengalami erupsi disertai luncuran awan panas sejauh 7 kilometer dari puncak pada Rabu, 19 November 2025 sore. 

    “Erupsi berupa awan panas masih berlangsung, jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak, dan erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.

    Menurut dia erupsi gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 mdpl.

    “Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
     

    Berikut ini fakta-fakta erupsi gunung Semeru: 
     
    1. Berstatus waspada

    Erupsi Gunung Semeru tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekitar 16 menit 40 detik.

    Gunung Semeru saat ini berada pada status Waspada atau Level II dengan rekomendasi masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).

    “Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak,” kata Mukdas.
     
    2. Sebanyak 300 orang dievakuasi

    Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) menginformasikan bahwa setidaknya 300 orang telah dievakuasi setelah terjadinya letusan Semeru. Aktivitas awan panas dan material runtuhan memaksa pemindahan penduduk dari daerah rawan bencana di sekitar Besuk Kobokan.
     
    3. Ada 178 pendaki terjebak

    BPBD Jawa Timur mengkonfirmasi setidaknya ada 178 pendaki yang terjebak di kawasan Ranu Kumbolo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan mereka dalam kondisi baik. “Kondisi mereka sangat baik, dan hari ini diminta untuk segera turun dari Ranu Kumbolo,” kata Kepala BPBD Jatim Gatot Prasetyo.

    Total 178 orang tersebut terdiri dari 137 pendaki, 1 petugas, 2 saver, 7 anggota PPGST, 15 porter, serta 6 orang dari tim Kementerian Pariwisata.
     
    4. Semeru terakhir kali erupsi tahun 2021

    Gunung Semeru terakhir kali menunjukkan aktivitas vulkanik pada 4 Desember 2021 silam. Kalai itu, erupsi menghasilkan awan panas yang besar, mengakibatkan puluhan nyawa melayang, serta merusak secara luas permukiman dan infrastruktur.

    Jakarta: Gunung Semeru mengalami erupsi disertai luncuran awan panas sejauh 7 kilometer dari puncak pada Rabu, 19 November 2025 sore. 
     
    “Erupsi berupa awan panas masih berlangsung, jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak, dan erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
     
    Menurut dia erupsi gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 mdpl.

    “Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
     

     
    Berikut ini fakta-fakta erupsi gunung Semeru: 
     

    1. Berstatus waspada

    Erupsi Gunung Semeru tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekitar 16 menit 40 detik.
     
    Gunung Semeru saat ini berada pada status Waspada atau Level II dengan rekomendasi masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
     
    “Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak,” kata Mukdas.
     

    2. Sebanyak 300 orang dievakuasi

    Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) menginformasikan bahwa setidaknya 300 orang telah dievakuasi setelah terjadinya letusan Semeru. Aktivitas awan panas dan material runtuhan memaksa pemindahan penduduk dari daerah rawan bencana di sekitar Besuk Kobokan.
     

    3. Ada 178 pendaki terjebak

    BPBD Jawa Timur mengkonfirmasi setidaknya ada 178 pendaki yang terjebak di kawasan Ranu Kumbolo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan mereka dalam kondisi baik. “Kondisi mereka sangat baik, dan hari ini diminta untuk segera turun dari Ranu Kumbolo,” kata Kepala BPBD Jatim Gatot Prasetyo.
     
    Total 178 orang tersebut terdiri dari 137 pendaki, 1 petugas, 2 saver, 7 anggota PPGST, 15 porter, serta 6 orang dari tim Kementerian Pariwisata.
     

    4. Semeru terakhir kali erupsi tahun 2021

    Gunung Semeru terakhir kali menunjukkan aktivitas vulkanik pada 4 Desember 2021 silam. Kalai itu, erupsi menghasilkan awan panas yang besar, mengakibatkan puluhan nyawa melayang, serta merusak secara luas permukiman dan infrastruktur.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)