Kementrian Lembaga: BPBD

  • Peta Bencana Diperbarui, BPBD Madiun Fokus Mitigasi ke Empat Zona Banjir

    Peta Bencana Diperbarui, BPBD Madiun Fokus Mitigasi ke Empat Zona Banjir

    Madiun (beritajatim.com) – Menjelang intensitas hujan yang terus meningkat, BPBD Kabupaten Madiun memperbarui peta kerawanan dan menetapkan empat zona rawan banjir hidrometeorologi sebagai dasar penguatan mitigasi di tingkat daerah maupun desa. Langkah ini juga menjadi peringatan bagi masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan selama puncak musim penghujan.

    Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra Lubis menjelaskan bahwa sejak September 2025 pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipatif merespons informasi BMKG terkait masuknya musim hujan. Salah satunya melalui penyelesaian dokumen kajian risiko bencana yang menggambarkan kondisi dan kerawanan tiap desa.

    “Dokumen itu berisi pemetaan wilayah rawan beserta potensi bencananya. Jadi pemerintah desa bisa memahami ancaman yang ada,” terang Boby, Sabtu (22/11/2025).

    Boby juga menekankan peran Kampung Siaga Bencana (KSB) yang baru dikukuhkan. Kehadiran KSB pertama di Kabupaten Madiun ini diharapkan memperkuat sinergi dengan Desa Tangguh Bencana (Destana) guna mempercepat respon kebencanaan berbasis komunitas.

    Dalam pemutakhiran peta risiko, BPBD menetapkan empat zona rawan banjir, yaitu:

    Zona 1: Daerah aliran sungai dari Kecamatan Wungu menuju Kota Madiun, termasuk Munggut hingga Dempelan.
    Zona 2: Wilayah Kecamatan Gemarang, Saradan, Sugihwaras, hingga Mejayan.
    Zona 3: Jalur aliran Waduk Dawuhan yang memengaruhi Kecamatan Wonoasri hingga Desa Ngadirejo.
    Zona 4: Aliran Sungai Jeroan menuju Bengawan Madiun, meliputi Pilangkenceng sampai Balerejo di sisi utara jalur nasional.

    Boby menambahkan, beberapa pekan terakhir Kabupaten Madiun diguyur hujan lebat yang memicu kejadian pohon tumbang hingga tanah longsor. Karena itu, BPBD meningkatkan peringatan melalui media sosial dan edaran resmi kepada desa.

    “Kami minta warga lebih peka saat turun hujan. Khusus pengendara, hindari berteduh di bawah pohon besar. Lebih aman memilih bangunan atau tempat berlindung yang kokoh,” pesannya.

    BPBD berharap masyarakat tetap siaga agar potensi dampak bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan dapat diminimalisir. [rbr/beq]

  • Bocah 8 Tahun di Blitar Hilang Misterius, Sempat Terlihat Berjalan ke Arah Sungai

    Bocah 8 Tahun di Blitar Hilang Misterius, Sempat Terlihat Berjalan ke Arah Sungai

    Blitar (beritajatim.com) – Kabar memilukan datang dari Desa Jaten, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Seorang bocah perempuan berinisial APN (8) dilaporkan hilang secara misterius setelah tidak kembali ke rumah selama tiga hari terakhir.

    Kekhawatiran keluarga memuncak karena hingga Sabtu (22/11/2025), keberadaan putri kecil mereka belum juga ditemukan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar bersama pihak kepolisian kini turun tangan memperluas area pencarian.

    Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Wahyudi, membenarkan laporan orang hilang tersebut. Ia menjelaskan bahwa laporan resmi baru diterima petugas pada Jumat (21/11/2025) sore, meskipun korban sebenarnya sudah hilang kontak dengan keluarga sejak dua hari sebelumnya.

    “Menurut keterangan keluarga, korban APN hilang sejak Rabu (19/11/2025). Keluarga sempat berusaha mencari sendiri selama dua hari tapi tidak ketemu. Karena buntu, akhirnya mereka membuat laporan kepada kami dan kepolisian kemarin sore,” terang Wahyudi kepada awak media, Sabtu (22/11/2025).

    Berdasarkan penggalian informasi di lapangan, hilangnya APN diduga kuat berkaitan dengan aktivitasnya saat terakhir kali terlihat. Pada Rabu (19/11), korban diketahui sedang asyik bermain air hujan di depan rumahnya.

    Namun, petunjuk mengarah pada skenario yang mengkhawatirkan. Saksi mata sempat melihat bocah malang tersebut berjalan menjauh dari rumah menuju area aliran sungai.

    “Berdasarkan keterangan saksi, korban terlihat berjalan menuju arah Sungai Proyek Jaten. Jaraknya cukup dekat, kurang lebih hanya 100 meter dari rumah korban,” jelas Wahyudi.

    Dugaan sementara, korban mungkin tergelincir atau terseret arus, mengingat debit air sungai yang fluktuatif di musim penghujan ini.

    Untuk mempermudah identifikasi masyarakat jika menemukan korban, BPBD merilis ciri-ciri fisik APN saat terakhir kali terlihat. Korban mengenakan baju berwarna ungu dan celana berwarna kuning.

    Selain itu, Wahyudi menyebutkan bahwa korban memiliki kondisi khusus yang membuat pencarian ini semakin mendesak.

    “Korban memiliki ciri khusus yakni mengalami kesulitan atau keterlambatan berbicara (speech delay),” ungkapnya. Kondisi ini dikhawatirkan menyulitkan korban untuk berteriak meminta tolong jika berada dalam bahaya.

    Saat ini, tim gabungan telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan asesmen lanjutan dan penyisiran di sekitar titik terakhir korban terlihat.

    “Personel sudah di lokasi untuk melakukan asesmen dan pemantauan di lapangan. Rencananya operasi pencarian akan terus dilanjutkan hari ini dengan menyisir aliran sungai dan area sekitar,” tandas Wahyudi. [owi/beq]

  • Kemendagri Minta BPBD-Damkar Se-RI Waspadai Banjir hingga Longsor

    Kemendagri Minta BPBD-Damkar Se-RI Waspadai Banjir hingga Longsor

    Jakarta

    Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar rapat virtual membahas potensi cuaca ekstrem yang melanda Indonesia. Rapat diikuti Kepala Pelaksana BPBD, Kepala Satpol PP hingga Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan seluruh Indonesia.

    Rapat digelar hari ini dan dipimpin Dirjen Bina Adwil Kemendagri, Safrizal ZA. Rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari surat edaran Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian tentang kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

    Dalam arahannya, Safrizal menegaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia saat ini berada pada tingkat risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor. Kondisi cuaca ekstrem, curah hujan yang meningkat, serta tingginya kerentanan wilayah menjadi faktor yang harus diantisipasi dengan langkah kesiapsiagaan yang terukur dan terpadu.

    “Pemerintah daerah harus meningkatkan kewaspadaan dan memastikan seluruh unsur di daerah berada dalam kondisi siap. Ini penting agar kita tidak gagap ketika bencana terjadi,” kata Safrizal dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (21//11/2025).

    Safrizal memerintahkan pemerintah daerah untuk segera melaksanakan Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi di wilayah masing-masing. Apel tersebut diinstruksikan untuk melibatkan BPBD, Satpol PP, Damkar, unsur TNI/Polri, relawan, serta para pemangku kepentingan lainnya.

    “Daerah perlu memastikan kesiapan personel, peralatan, dan logistik dalam menghadapi bencana. Apel kesiapsiagaan menjadi sarana penting untuk memeriksa dan memastikan seluruh unsur tersebut benar-benar siap,” pungkas Safrizal.

    (ygs/jbr)

  • Jembatan Penghubung Bojonegoro-Lamongan Putus, Akses Dua Desa Lumpuh Total

    Jembatan Penghubung Bojonegoro-Lamongan Putus, Akses Dua Desa Lumpuh Total

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Akses vital yang menghubungkan Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan terputus setelah sebuah jembatan yang melintasi Sungai Semar Mendem ambruk diterjang hujan deras, pada Rabu (19/11/2025) sekitar pukul 11.00 WIB

    Jembatan yang menjadi jalur penghubung utama antara Desa Kendung Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro dan Desa Talunrejo Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan tersebut kini lumpuh total, mengisolasi mobilitas warga di dua wilayah.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksi, membenarkan kejadian ini. Tim BPBD telah melakukan asesmen di lokasi pada hari Jumat, (21/11/2025) setelah menerima laporan dari pemerintah desa setempat.

    Menurut informasi awal dari Pemerintah Desa, intensitas hujan yang sangat tinggi dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan debit air di Sungai Semar Mendem naik dan turun seacara drastis. Akibatnya, terjadi longsor yang merusak struktur penyangga, menyebabkan jembatan putus.

    “Informasi yang kami terima, sayap jembatan tergerus oleh derasnya arus sungai yang mengalami fluktuasi,” jelas Heru Wicaksi.

    Meskipun kejadian terjadi pada hari Rabu, BPBD Bojonegoro baru menerima laporan resmi pada Jumat (21/11/2025) pukul 11.15 WIB. Setelah mendapatkan informasi, tim BPBD langsung bergerak cepat dan tiba di lokasi untuk melakukan penilaian dampak dan kerusakan.

    Berdasarkan hasil asesmen di lapangan, kerusakan jembatan tergolong parah. Jembatan yang memiliki panjang 20 meter dan lebar 3,5 meter itu kini ambrol dengan kedalaman mencapai 8 meter. “Dampaknya, jalur penghubung antara Desa Kendung di Bojonegoro dan Desa Talunrejo di Lamongan putus,” ungkap Heru.

    Jembatan tersebut sama sekali tidak bisa dilewati, baik oleh kendaraan roda dua, roda empat, maupun pejalan kaki. Hal ini praktis memutus rantai mobilitas harian dan ekonomi warga di kedua desa. Namun, untuk akses pejalan kaki, warga membuat akses darurat menggunakan tangga yang terbuat dari bambu.

    Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Bojonegoro menyarankan kepada pihak Pemerintah Desa untuk segera menyusun surat laporan resmi mengenai kejadian tersebut. Agar penanganan dan perencanaan pembangunan kembali bisa segera dilakukan.

    “Kami sarankan kepada Pemdes agar membuat surat laporan kejadian yang ditujukan kepada Bapak Bupati Bojonegoro, dengan tembusan kepada BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga,” tutup Heru.

    Warga diimbau untuk mencari jalur alternatif yang lebih aman dan menjauhi area jembatan yang putus untuk menghindari potensi bahaya lebih lanjut. Perhatian kini tertuju pada respons Pemerintah Daerah untuk memulihkan akses vital ini secepatnya. [lus/ian]

  • Jembatan Besuk Kobokan Lumajang-Malang Ditutup Imbas Letusan Sekunder Gunung Semeru

    Jembatan Besuk Kobokan Lumajang-Malang Ditutup Imbas Letusan Sekunder Gunung Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Letusan sekunder Gunung Semeru melanda sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Besuk Kobokan di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (21/11/2025).

    Kepulan asap dari letusan sekunder ini muncul setelah sisa material erupsi dilintasi banjir lahar yang menerjang DAS Regoyo di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

    Akibatnya, kepulan asap membumbung tinggi hingga menutup jarak pandang di jalur piket nol penghubung Lumajang-Malang.

    Sebelumnya, Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan adanya banjir lahar hujan yang terjadi sejak pukul 14.33 WIB dengan amplitudo maksimal mencapai 43 mili meter.

    Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Winarto mengatakan, imbas letusan sekunder ini menyebabkan abu tebal menutupi sepanjang jembatan Besuk Kobokan imbas.

    Kondisi ini, menyebabkan jalan yang menjadi penghubung Lumajang-Malang cukup berbahaya untuk dilalui kendaraan.

    “Ini kondisi kayak gini, abu tebal, jembatan gladak perak (besuk kobokan) pun tidak kelihatan, saya mohon pengendara harap tutup dulu sementara,” kata Winarto saat dijumpai di kawasan jalur Piket Nol, Jumat (21/11/2025).

    Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar menjelaskan, pihaknya telah melakukan penutupan sementara akibat jarak pandang terbatas.

    Menurutnya, jembatan ini baru bisa dibuka kembali setelah letusan sekunder dan kepulan asap sudah mereda.

    “Kami sempat meninjau ke lokasi yang terdampak secara langsung kebetulan ada letusan sekunder. Kami berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk bersepakat di lokasi tersebut kita tutup untuk sementara,” ungkapnya. (has/ian)

  • Balai Desa Tunggulwulung Rusak Disambar Petir, Ratusan Genteng Hancur

    Balai Desa Tunggulwulung Rusak Disambar Petir, Ratusan Genteng Hancur

    Pasuruan (beritajatim.com) – Warga Desa Tunggulwulung, Kecamatan Pandaan, dikejutkan oleh suara dentuman keras saat petir menyambar Balai Desa pada Jumat (21/11/2025) sore. Sambaran petir sekitar pukul 15.30 WIB itu langsung merusak hampir seluruh bagian atap bangunan dan membuat warga panik berhamburan.

    Kejadian tersebut berlangsung saat hujan deras mengguyur wilayah Pandaan. Menurut warga, suara petir terdengar sangat dekat dan membuat beberapa orang di sekitar lokasi sempat ketakutan.

    Suparman, warga setempat yang tengah duduk di warung rujak depan balai desa, menjadi saksi pertama peristiwa tersebut. “Tiba-tiba duaaaarrr, langsung saya kaget karena atap itu langsung hancur,” ujarnya menceritakan kembali suara keras yang ia dengar.

    Ia mengatakan beberapa warga langsung berhamburan keluar melihat kondisi bangunan yang atapnya runtuh sebagian. Suparman mengaku bersama warga sempat melapor kepada Sekretaris Desa karena khawatir terjadi kerusakan yang lebih parah.

    “Tadi yang datang cuma Bu Carik, kondisi hujan deras jadi petugas lain belum sempat sampai,” tambahnya. Ia juga menyebut warga tetap berjaga untuk memastikan lokasi aman dari reruntuhan atap.

    Beruntung saat kejadian balai desa dalam keadaan kosong. Seluruh perangkat desa disebut sudah pulang lebih awal karena cuaca yang kurang bersahabat.

    “Semua pegawai sudah pulang, jadi tidak ada korban jiwa sama sekali,” kata Suparman. Ia menilai kejadian itu bisa saja berakibat fatal jika terjadi pada jam pelayanan.

    Berdasarkan laporan awal, petir diduga menyambar tepat di bagian atap sehingga membuat genteng runtuh. Curah hujan yang tinggi juga memperkuat daya sambaran sehingga menyebabkan kerusakan lebih luas.

    Ratusan genteng pecah akibat insiden itu, diperkirakan mencapai sekitar 500 keping. Petugas langsung memasang garis pembatas karena beberapa bagian bangunan dinilai rawan runtuh.

    Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan, Segeng Hariyadi, membenarkan bahwa timnya menerima laporan dan bergerak menuju lokasi tak lama setelah kejadian. “Kami lakukan pengecekan struktur bangunan dan mengamankan area yang berpotensi membahayakan warga,” tegasnya.

    BPBD juga berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk langkah penanganan lanjutan, termasuk perbaikan darurat. Hingga kini, petugas memastikan tidak ada korban dan lokasi sudah diamankan dari aktivitas warga sekitar. (ada/ian)

  • Puluhan Rumah di Tulungagung Rusak Tersapu Angin Kencang

    Puluhan Rumah di Tulungagung Rusak Tersapu Angin Kencang

    Tulungagung (beritajatim.com) -Puluhan rumah warga di Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung rusak terkena angin kencang. Kerusakan mayoritas terjadi pada bagian atap rumah warga.

    Genting dan asbes serta seng yang terpasang pada bagian atap terbang akibat angin kencang ini. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemerintah Desa setempat memberikan bantuan berupa terpal dan genteng bagi rumah yang terdampak.

    Salah seorang warga, Heru (35) mengatakan kejadian angin kencang ini berlangsung cepat sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu kondisi sedang mendung dan akan turun hujan. Waktu hujan turun tiba-tiba angin kencang terjadi.

    Angin diduga berasal dari arah selatan ke utara. Dalam hitungan menit sejumlah rumah mengalami rusak pada bagian atap. “Awalnya cuma hujan dan angin biasa, tapi dalam hitungan menit langsung semakin kencang. Atap rumah warga banyak yang rontok. Atap rumah saya yang dari asbes juga ambrol diterjang angin,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).

    Sementara itu Sekertaris Desa Plosokandang, M Azim Jaya menjelaskan pihaknya langsung berkeliling untuk melihat kondisi pasca kejadian angin kencang. Berdasarkan hasil pendataan bencana angin kencang ini terjadi di dua dusun yakni Manggisan dan Kudusan. Total terdapat 82 rumah yang mengalami kerusakan.

    “Tingkat kerusakannya bervariasi mas ada yang rusak ringan dan sedang, mayoritas yang rusak pada bagian atap rumah, genteng dan asbes banyak yang rusak,” tuturnya.

    Dibantu warga lain, mereka mulai bergotong royong membenahi bagian atap yang rusak. Pihak desa sendiri memberikan bantuan berupa genteng. Sedangkan BPBD setempat memberi bantuan terpal dan beberapa sembako. Hingga saat ini mereka masih terus memantau kondisi pasca kejadian angin kencang tersebut.

    “Kami masih terus memantau kondisi rumah warga yang terdampak bencana angin kencang ini, kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi,” pungkasnya. [nm/suf]

  • Pesawat Cessna Jatuh di Karawang, Pilot dan Penumpang Selamat

    Pesawat Cessna Jatuh di Karawang, Pilot dan Penumpang Selamat

    Jakarta: Kasi Humas Polres Karawang, Ipda Cep Wildan, memastikan tidak ada korban jiwa dari insiden jatuhnya pesawat di tengah area persawahan Desa Kertawaluya, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang.

    “Pesawat itu terbang dari Tangerang menuju Cirebon, membawa lima orang awak. Dari informasi sementara, seluruh awak pesawat dinyatakan selamat,” ujarnya dilansir Antara, Jumat, 21 November 2025.
    Pesawat diduga alami gangguan sebelum jatuh
    Warga setempat disebut sebagai pihak pertama yang mengetahui insiden tersebut. Mereka melihat pesawat mengalami gangguan di udara sebelum akhirnya mendarat darurat di area persawahan.

    Ia menyampaikan, tidak ada korban jiwa maupun kerusakan fasilitas publik akibat jatuhnya peristiwa itu.

    Lima awak pesawat yang selamat langsung dievakuasi ke kantor desa setempat dan dibawa ke luskesmas untuk mendapat pertolongan pertama.

    Pihak kepolisian menyebutkan pesawat berbadan kecil itu merupakan milik BRO Skydive Indonesia dengan nomor registrasi PK-WMP.

    Wildan menyebutkan, petugas gabungan Polri, TNI, BPBD, dan unsur pemerintah daerah telah dikerahkan untuk melakukan pengecekan di lokasi kejadian, melakukan evakuasi serta pengamanan.

    “Saat ini tim gabungan sedang berada di lapangan untuk memastikan kondisi terkini dan melakukan penanganan,” kata dia.

    Jakarta: Kasi Humas Polres Karawang, Ipda Cep Wildan, memastikan tidak ada korban jiwa dari insiden jatuhnya pesawat di tengah area persawahan Desa Kertawaluya, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang.
     
    “Pesawat itu terbang dari Tangerang menuju Cirebon, membawa lima orang awak. Dari informasi sementara, seluruh awak pesawat dinyatakan selamat,” ujarnya dilansir Antara, Jumat, 21 November 2025.
    Pesawat diduga alami gangguan sebelum jatuh
    Warga setempat disebut sebagai pihak pertama yang mengetahui insiden tersebut. Mereka melihat pesawat mengalami gangguan di udara sebelum akhirnya mendarat darurat di area persawahan.
     
    Ia menyampaikan, tidak ada korban jiwa maupun kerusakan fasilitas publik akibat jatuhnya peristiwa itu.

    Lima awak pesawat yang selamat langsung dievakuasi ke kantor desa setempat dan dibawa ke luskesmas untuk mendapat pertolongan pertama.
     
    Pihak kepolisian menyebutkan pesawat berbadan kecil itu merupakan milik BRO Skydive Indonesia dengan nomor registrasi PK-WMP.
     
    Wildan menyebutkan, petugas gabungan Polri, TNI, BPBD, dan unsur pemerintah daerah telah dikerahkan untuk melakukan pengecekan di lokasi kejadian, melakukan evakuasi serta pengamanan.
     
    “Saat ini tim gabungan sedang berada di lapangan untuk memastikan kondisi terkini dan melakukan penanganan,” kata dia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ANN)

  • Pascaerupsi Gunung Semeru, Kondisi Jembatan Gladak Perak Licin Banyak Endapan Lumpur Abu Vulkanik

    Pascaerupsi Gunung Semeru, Kondisi Jembatan Gladak Perak Licin Banyak Endapan Lumpur Abu Vulkanik

    Aparat Satpol PP yang bertugas di lokasi juga memperingatkan pentingnya kewaspadaan ekstra.

    “Kami terus melakukan penjagaan dan pengaturan lalu lintas untuk mencegah kecelakaan. Banyak titik jalan yang tampak aman, namun licinnya ekstrem, sehingga warga harus benar-benar memperlambat laju kendaraan,” tutur Sutrisno, anggota Satpol PP.

    Warga disarankan putar balik dan menunggu proses pembersihan jalan. Keselamatan jauh lebih penting daripada memaksakan perjalanan

    Selain itu, warga juga diminta tetap menggunakan masker dan pelindung mata karena abu vulkanik masih beterbangan di beberapa titik. Pihak BPBD, relawan, dan aparat setempat terus melakukan pembersihan material vulkanik dan pemantauan aktivitas Semeru.

    Pemerintah berharap masyarakat dapat mematuhi imbauan keselamatan ini sambil menunggu jalur kembali pulih sepenuhnya.

  • BPBD Ponorogo Kebut Pembersihan Longsor di Jalur Wagir Kidul–Banaran

    BPBD Ponorogo Kebut Pembersihan Longsor di Jalur Wagir Kidul–Banaran

    Ponorogo (beritajatim.com) – Upaya pemulihan pascalongsor di jalur poros yang menghubungkan Desa Wagir Kidul dengan Desa Banaran, Kecamatan Pulung, kembali dikebut BPBD Ponorogo. Sejak Jumat (21/11/2025) pagi, satu unit eskavator terus bekerja menyingkirkan material tanah yang menutup total akses utama antardesa tersebut.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, menyampaikan bahwa progres pembersihan hingga Jumat pagi telah mencapai sekitar 50 persen. Dia optimistis jalur poros desa itu bisa terbuka kembali pada Jumat sore. Dengan catatan, wilayah tersebut tidak diguyur hujan.

    “Pembersihan material longsor untuk jalan sudah mencapai 50 persen. Kami targetkan selesai pada Jumat sore,” kata Agung.

    Namun, proses penanganan pada hari sebelumnya berjalan kurang maksimal. Cuaca hujan membuat tanah labil, bahkan memicu longsor susulan. Kondisi tebing yang masih memiliki banyak retakan juga menambah kewaspadaan petugas di lapangan.

    “Kemarin pembersihan terkendala cuaca hujan sehingga mengganggu prosesnya. Bahkan terjadi longsor susulan. Hasil asesmen kami, memang masih ada rentakan di bagian atas,” lanjutnya.

    Selain struktur tanah yang labil, kawasan itu juga dipadati vegetasi pohon keras yang berpotensi ikut menggugurkan material ketika hujan deras. Karena itu, BPBD telah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk mengambil langkah pencegahan tambahan.

    “Kami sudah menyampaikan ke pihak pemdes agar membuat drainase di sisi utara mahkota longsor,” kata Agung.

    Setelah jalur utama kembali bisa dilalui, BPBD akan melanjutkan pembersihan material pada dua rumah warga yang sebelumnya tertimbun longsor. Beberapa alat berat masih bersiaga hingga seluruh titik terdampak dapat ditangani dengan aman.

    BPBD meminta warga tetap waspada, terutama selama hujan masih turun dengan intensitas tinggi di kawasan perbukitan Pulung. Potensi pergerakan tanah masih bisa terjadi sewaktu-waktu. [end/aje]