Kementrian Lembaga: BPBD

  • Tanggul Sungai Brangkal Mojokerto Jebol, Warga Dievakuasi

    Tanggul Sungai Brangkal Mojokerto Jebol, Warga Dievakuasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Akibat tanggul Sungai Brangkal jebol, puluhan rumah di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto terendam. Ketinggian air di dalam rumah mulai dari 20 cm sampai 80 cm, sehingga warga dievakuasi ke tempat yang aman.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, berdasarkan pantauan aplikasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, di wilayah Kabupaten Mojokerto diguyur hujan intensitas sedang lebat berdurasi cukup lama.

    “Akibatnya debit Sungai Brangkal meningkat. Karen ada tanggul yang jebol sehingga air meluber ke pemukiman warga. Untuk ketinggian air bervariasi, di dalam rumah dari 20 cm sampai 80 cm, di jalan dari 30 cm sampai 100 cm,” ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

    BPBD Kabupaten Mojokerto melakukan kaji cepat serta evakuasi warga terdampak banjir. Dibantu TNI/Polri, relawan dan warga, petugas mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Ada dua lokasi yang disediakan untuk evakuasi warga.

    “Yakni Kantor Kelurahan Surodinawan, Kota Mojokerto dan di Masjid Baitussalam Dusun Sambirejo. Di Masjid Baitussalam sementara jumlah perempuan ada 30 orang, laki-laki 20 orang, lansia 4 orang, anak-anak 12 orang, balita 3 orang,” bebernya.

    “Selain mengevakuasi warga, kami juga memberikan bantuan berupa sak (karung plastik) sebanyak 700 lembar untuk penanganan darurat tanggul jebol dan selimut sebanyak 50 buah serta terpal 3 buah. Untuk saat ini kondisi tren air mengalami penurunan secara perlahan,” tambahnya.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. [tin/suf]

  • BPBD Mojokerto Evakuasi Lansia dan Anak-anak ke Tempat Aman, Imbas Tanggul Sungai Brangkal Jebol

    BPBD Mojokerto Evakuasi Lansia dan Anak-anak ke Tempat Aman, Imbas Tanggul Sungai Brangkal Jebol

    Mojokerto (beritajatim.com) – BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Mojokerto bersama warga dan relawan PMI mengevakuasi para lanjut usia (lansia) dan anak-anak ke tempat aman. Hal itu sebagai imbas dari banjir terjadi di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024). Banjir disebabkan tanggul Sungai Brangal jebol.

    Salah satu warga Lingkungan Pekuncen, Eko Purnomo (36) mengatakan, banjir masuk ke pemukiman warga sekira pukul 20.00 WIB. “Habis salat Isya, setelah itu hujan gerimis. Warga kemudian bergotong-royong karena tanggulnya mau jebol,” ungkapnya.

    Sebelum jebol, lanjut Eko, tanggul mengalami kebocoran. Sehingga saat hujan deras, sungai tak bisa menahan debit air hujan. Hal itu mengakibatkan tanggul jebol. Sebelumnya, Rabu (6/3/2024) tanggul Sungai Brangkal jebol dan sudah dilakukan upaya penutupan.

    “Jebolnya perkiraan jam 8 an itu langsung air meluap. Mulai Rabu, warga yang rumahnya dekat sungai sudah mulai mengungsi. Perabotan di dalam rumah sudah diangkat semua, antisipasi jika terjadi hujan lagi. Kalau mengungsi, tinggal angkat saja. Jadi warga sudah siap,” katanya.

    Namun jelang bulan suci Ramadhan, warga banyak yang menghadiri acara megenggang dan ruwah desa sehingga warga masih bertahan di rumah masing-masing. Menurutnya, tanggul Sungai Brangkal jebol sepanjang sekitar 30 meter.

    “Di dalam 1 meter (ketinggian air), di jalan raya setinggi paha orang dewasa cuma arusnya deras. Ada banyak yang dievakuasi karena kebetulan di sini banyak mbah-mbah sudah sepuh, kita evakuasi dulu ke balai desa. Warga gantian melek’an, antisipasi banjir lebih parah tapi ini mulai surut,” tuturnya.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Surodinawan, Kota Mojokerto. [tin/suf]

  • Sempat Pergi, Banjir Kembali Genangi Mojoagung Jombang

    Sempat Pergi, Banjir Kembali Genangi Mojoagung Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Banjir kembali menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Jawa Timur, Minggu (10/3/2024). Ada lima desa yang tergenang. Di antaranya, Desa Kademangan, Betek, Mancilan, Karobelah, serta Des Janti.

    Namun yang kondisinya paling parah adalah Dusun Kebundalem Desa Kademangan. Di desa ini ketinggian air mancapai 1,5 meter. Warga sudah hapal, karakter banjir di Dusun Kebundalem adalah air cepat datang tapi juga cepat pergi.

    Selama Maret 2024 ini saja, air bah sudah tiga kali menyambangi desa tersebut. Yakni, Rabu (6/3/2024) malam, kemudian surut sebentar, dan disusul kembali pada Kamis (7/3/2024) dini hari. Kemudian Sabtu (9/3/2024) malam.

    “Air mulai memasuki perkampungan Sabtu sekitar pukul enam petang. Ketinggian air kalau di luar rumah 1,5 meter, sedangkan di dalam rumah satu meter. Ini sudah ketiga kalinya selama Maret,” kata Muhammad Fatkhur (33), warga setempat.

    Fatkhur menjelaskan, banjir diawali hujan deras yang menyiram kawasan Mojoagung dan sekitar. Hujan tersebut intensitasnya cukup tinggi. Sudah begitu durasinya juga lumayan panjang, yakni mulai pukul dia siang hingga jam delapan malam.

    Akibatnya, sungai yang melintasi Dusun Kebundalem meluap. Air kemudian masuk ke perkampuan, lalu naik ke rumah warga. “Kami tidak pengungsi. Karena banjir di sini cepat surut. Kalau ditinggal mengungsi, pas surut, kondisi kering malah susah saat bersih-bersih,” ujarnya.

    Fatkhur dan warga lainnya hanya pasrah ketika kampungnya dipukul banjir berkali-kali. Dia hanya berharap agar pemerintah melakukan pengerukan air sungai yang meluap itu. Sehingga bisa menampung air ketika hujan dengan intensitas tinggi.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang Syamsul Bahri membenarkan adanya banjir kiriman tersebut. Selain Desa Kademangan, juga ada Desa Betek, Mancilan, Karobelah, serta Desa Janti, yang diterpa banjir.

    Kemudian di Kecamatan Mojowarno ada satu desa, yakni Selorejo. Sedangkan di Kecamatan Sumobito, banjir menggenangi Dusun Balongsono Desa Talinkidul. “Kita sudah menerjunkan tim ke lokasi banjir,” ujar Syamsul.

    Syamsul mengatakan bahwa terdapat 500 KK (Kepala Keluarga) di Desa Kademangan yang terdampak banjir. Namun mereka belum ada yang mengungsi. Banjir, kata Syamsul, disebabkan oleh meluapnya aliran sungai di desa setempat.

    Menurut Syamsul, mulai Sabtu siang hingga malam, hujan deras mengguyur kawasan hulu sungai yang ada di Kecamatan Wonosalam. Sehingga kawasan bagian bawah terkena dampaknya. “Pukul lima petang debit air di dam Gayam Mojowarno meluap. Air pun menggenangi permukiman warga, Hingga Minggu pukul tiga dini hari, air masih menggenang,” kata Syamsul. [suf]

  • Kawasan Telaga Sarangan Magetan Diterjang Angin Kencang, 3 Pohon Tumbang

    Kawasan Telaga Sarangan Magetan Diterjang Angin Kencang, 3 Pohon Tumbang

    Magetan (beritajatim.com) – Kawasan Wisata Telaga Sarangan di Kelurahan Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan diterjang angin kencang pada Sabtu (9/3/2024) pukul 15.00 WIB hingga sekitar pukul 18.30 WIB. 

    terjangan angin kencang itu mengakibatkan tiga pohon tumbang di kawasan wisata. Satu di pinggir Telaga Sarangan. Dua sisanya di jalan menuju kawasan telaga. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Eka Wahyudi mengatakan, pihaknya sudha mendapatkan laporan kejadian pohon tumbang tersebut. 

    ‘’Tim kami yang siaga di Posko di Gedung Literasi Plaosan sudha menuju ke lokasi untuk melakukan penanganan. Pohon tumbang tidak mengakibatkan dampak ke kbangunan maupun pengguna jalan,’’ terang Eka. 

    Namun begitu, dia mengimbau pada masyarakat yang hendak ke Telaga Sarangan untuk waspada cuaca buruk. Tak hanya hujan, kawasan Sarangan juga masih berangin kencang. Karenanya, dia meminta masyarakat untuk waspada, utamanya terhadap kejadian pohon tumbang. 

    Selain itu, angin kencang juga mengakibatkan air telaga berombak. Namun, saat malam hari, penyedia jasa speedboat tidak beraktivitas. Namun, dia meminta agar warga sekitar telaga gar waspada pohon tumbang. [fiq/kun]

  • Banjir di Pasuruan, Permukiman di Tiga Kecamatan Tergenang, Bantuan Mulai Datang

    Banjir di Pasuruan, Permukiman di Tiga Kecamatan Tergenang, Bantuan Mulai Datang

    Pasuruan (beritajatim.com) – Banjir masih menggenangi permukiman warga di tiga kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, hingga Sabtu (9/3/2024) siang. Ketiga kecamatan tersebut adalah Winongan, Grati, dan Rejoso.

    Di Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan, air sudah mulai surut. Ketinggian air saat ini berkisar antara 20 cm hingga 40 cm, dan genangan di jalan raya sudah surut sehingga arus lalu lintas kembali lancar.

    Kepala Desa Winongan Kidul, Osin, mengatakan bahwa pemerintah Kabupaten Pasuruan telah memberikan bantuan logistik seperti makanan dan air minum. Bantuan kesehatan seperti obat-obatan dan pemeriksaan kesehatan juga telah diberikan.

    “Air sudah surut, namun masih ada beberapa dusun yang masih terendam banjir,” kata Osin.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengungkapkan bahwa luapan Sungai DAS Rejoso selain merendam Kecamatan Winongan, juga merendam Kecamatan Grati dan Rejoso.

    Di Kecamatan Grati, banjir masih menggenangi permukiman warga Dusun Kebrukan Desa Kedawung Kulon dengan ketinggian mencapai dada orang dewasa. Sementara di Kecamatan Rejoso, wilayah yang terendam banjir berada di Desa Toyaning.

    “Jadi total ada tiga kecamatan yang terdampak banjir,” kata Sugeng.

    Sebelumnya diketahui, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pasuruan pada Jumat (8/3/2024) mengakibatkan sejumlah wilayah di Kecamatan Winongan terendam banjir. Ketinggian air bervariasi, antara 30 cm hingga 100 cm.

    Menurut warga Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, banjir datang sekitar pukul 15.00 WIB. Banjir dengan cepat masuk ke permukiman warga, membuat perabotan dan sembako milik warga tak terselamatkan. (ada/ian)

  • 3 Pohon Tumbang di Surabaya Makan Korban, 1 Orang Meninggal Dunia

    3 Pohon Tumbang di Surabaya Makan Korban, 1 Orang Meninggal Dunia

    Surabaya (beritajatim.com) – Angin kencang melanda kota Surabaya, Sabtu (09/03/2024). Catatan beritajatim.com setidaknya ada 3 kejadian pohon tumbang yang terjadi di Jalan Darmo Harapan, Rungkut Industri, dan Kawasan Taman Bungkul.

    Kejadian pertama terjadi di Jalan Darmo Harapan. Pohon tumbang menimpa sebuah mobil Honda Mobilio hitam yang sedang melintas. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun, pengendara mobil sempat terjebak karena pintu mobil tidak bisa. Pengemudi mobil pun dibantu warga dan pengendara sekitar untuk bisa keluar dari mobilnya.

    “Tadi memang anginnya kencang mas. Saya tahunya pas sudah menimpa itu. Tadi ya sempat bantuin pengemudi untuk keluar. Orangnya gapapa mas. Cuma mobilnya pesok di bagian atas,” kata Rizal salah satu pengendara jalan.

    Kejadian kedua terjadi di Jalan Darmo tepatnya di kawasan Taman Bungkul. Ada 10 motor parkir yang tertimpa pohon. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Pembersihan pohon yang tumbang pun langsung dilakukan oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

    “Langsung ditangani rekan DLH dan Sudah terkondisikan pemotongan pohon dari rekan BPBD,” kata April salah satu petugas Command Center 112.

    Sementara, kejadian paling mengenaskan terjadi di Rungkut Industri. Pohon tumbang menimpa seorang ibu dan anak yang mengendarai Honda Vario L 4564 ME. Sang ibu berinisial LK (47) sedang dibonceng anaknya berinisial SA (20) warga Kutisari Selatan. Akibat insiden itu, LK harus menderita patah tulang kaki kiri dan rasa sakit kehilangan SA yang dinyatakan meninggal dunia saat perjalanan ke RS Royal.

    “Perkembangan untuk korban yang tertimpa ranting pohon di Rungkut Industri ada 2 korban (Ibu dan Anak). Untuk Ibu mengalami patah tulang kaki kiri dan untuk Anak meninggal dunia saat perjalanan ke RS Royal,” tutur April. (ang/ian)

  • Ibu dan Anak Kecelakaan Tunggal, Tertimpa Pohon saat Hujan Angin di Rungkut Industri Surabaya

    Ibu dan Anak Kecelakaan Tunggal, Tertimpa Pohon saat Hujan Angin di Rungkut Industri Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Nasib naas dialami oleh seorang ibu dan anak, mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Rungkut Industri (PT. SIER) pada Sabtu (9/3/2024) sekitar pukul 13.19 WIB.

    Kecelakaan ini melibatkan sebuah sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi L 4546 ME yang dikendarai SAI (20 tahun) dan membonceng LK (47 tahun). Keduanya tertimpa ranting pohon di Kawasan Rungkut Industri, Surabaya.

    Informasi yang dihimpun dari Command Center Surabaya, insiden itu terjadi sekitar pukul 13.19. Saat keduanya melintas di Kawasan Rungkut Industri, Surabaya. Namun, nahasnya, saat Surabaya sedang hujan dengan angin kencang ranting berukuran sedang jatuh. Pengendara pun terjatuh.

    Akibat kecelakaan ini, S.A.I. mengalami kritis dan meninggal dunia setelah dilakukan tindakan medis di RS. Royal. Sementara L.K. mengalami luka sadar dan close fraktur kaki kiri.

    “Saat petugas tiba di lokasi, kedua korban sudah dilarikan ke RS. Royal menggunakan armada patroli milik PT. Sier Rungkut Industri,” kata Kepala Dinas BPBD Surabaya, Agus Hebi.

    BPBD Kota Surabaya bersama dengan petugas lainnya kemudian mendampingi kedua korban di IGD RS. Royal sembari menunggu pihak keluarga tiba.

    Sementara itu, Humas PT Sier Farida mengatakan, korban langsung dilarikan ke RS Royal. Setelah dilakukan pemeriksaan di RS Royal Surabaya, kaki ibu mengalami luka parah. “Satu korban dinyatakan meninggal dunia, kami turut berduka dalam kondisi hal ini,” tuturnya.

    Selain di Rungkut Industri di sejumlah Kawasan lainnya, salah satunya di Jalan Darmo. Pohon besar tumbang dan menimpa mobil yang parkir. Alhasil, bagian depan mobil penyok. [ian]

  • Jembatan Rp7,4 Miliar di Blitar Mandek Ancam Rumah Warga

    Jembatan Rp7,4 Miliar di Blitar Mandek Ancam Rumah Warga

    Blitar (beritajatim.com) – Proyek Jembatan Dawuhan di Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar sudah mandek lebih dari sepekan. Jembatan senilai Rp7,4 miliar tersebut terlihat dikerjakan asal-asalan.

    Bagian tanah di sekitar sungai yang sebelum dikeruk untuk pondasi jembatan hingga kini belum dikembalikan. Sehingga aliran sungai menjadi lebih kencang dan terus menggerus tanah warga yang berada di sekitar jembatan.

    Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, pasalnya tanah sekitar rumah warga di samping jembatan kini sudah mulai longsor. Warga pun khawatir jika hal ini dibiarkan maka bangunan rumahnya bakal ikut longsor.

    “Tanahnya sudah longsor kalau dibiarkan terus ya mungkin tembok belakang rumah ini juga akan ikut tergerus,” kata S, warga sekitar jembatan Dawuhan Kabupaten Blitar.

    Total ada sekitar 3 bangunan rumah di sekitar jembatan Dawuhan yang terancam longsor. Warga pun kini berharap Pemerintah Kabupaten Blitar segera mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya bencana tanah longsor akibat mangkraknya pembangunan jembatan.

    “Kami berharap ini bisa segera dilanjutkan, bagian bawahnya ini kan juga tidak sesuai dengan rencana dulu, harusnya ini benahi dulu jangan asal seperti ini,” imbuhnya.

    Sebelumnya, Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Berttyanto pun memberikan penjelasan. Ivong membenarkan bahwa pihak kontraktor yakni CV. Andhika Pratama Banda Aceh telah dilakukan putus kontrak per tanggal 22 Februari 2024 lalu.

    Pemutusan kontrak ini dilakukan lantaran CV. Andhika Pratama Banda Aceh tidak bisa menyelesaikan proyek jembatan senilai Rp.7,4 Miliar rupiah tersebut, hingga 2 kali masa perpanjangan. Maka dari itu BPBD Kabupaten Blitar mengambil tindakan tegas dengan melakukan pemutusan kontrak.

    “Sampai dengan masa pemberian kesempatan menyelesaikan pekerjaan berakhir tanggal 21 Februari 2024 progres pekerjaan yang dicapai masih 76,16 persen, kemudian pada tanggal 22 februari 2024 dilakukan putus kontrak,” kata Ivong Berttyanto, Rabu (6/3/2024).

    Kinerja pihak kontraktor sendiri dirasa cukup mengecewakan. Pasalnya, meski telah diberikan 2 kali kesempatan masa perpanjangan, proyek jembatan Dawuhan tak kunjung selesai.

    Untuk diketahui, CV Andhika Pratama Banda Aceh diberikan 2 kali masa perpanjang pengerjaan proyek. Perpanjangan pertama yakni 50 hari kerja sampai tanggal 10 Februari 2024. Kemudian diberikan kesempatan ke 2 yakni 11 hari kerja hingga tanggal 22 Februari 2024.

    “Target awal pengerjaan proyek itu kan tanggal 23 Desember 2023 kemudian karena tidak selesai, CV Andhika Pratama Banda Aceh mengajukan permohonan pemberian kesempatan menyelesaikan pekerjaan sebanyak 2 kali dan disetujui,” beber Ivong.

    Selama 2 kali masa perpanjangan, pihak kontraktor sebenarnya sudah diminta untuk mengebut proses pengerjaan agar proyek jembatan senilai Rp7,4 miliar itu rampung tepat waktu. Pemberian sanksi denda juga diberlakukan untuk pihak kontraktor.

    Namun nyatanya, pengerjaan proyek Jembatan Dawuhan tetap molor. Bahkan selama 2 kali masa perpanjangan, progres pengerjaan jembatan yang jadi penghubung beberapa dusun tersebut masih 76,16 persen.

    “Makanya itu kami lakukan pemutusan kontrak, daripada terus berlalut mending diputus kontrak,” pungkasnya.

    Saat ini BPBD Kabupaten Blitar tengah melakukan pembahasan mengenai tindak lanjut pembangunan jembatan Dawuhan tersebut. Pihaknya memastikan proyek jembatan senilai Rp7,4 miliar tersebut tetap akan dilanjutkan. [owi/beq]

  • 674 Keluarga di Bangsalsari dan Balung Jember Terdampak Banjir

    674 Keluarga di Bangsalsari dan Balung Jember Terdampak Banjir

    Jember (beritajatim.com) – Sebanyak 674 keluarga di Kecamatan Bangsalsari dan Balung di Kabupaten Jember, Jawa Timur, terdampak banjir sepanjang, Jumat (8/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember mendirikan empat dapur mandiri untuk membantu warga.

    Kepala BPBD Jember Widodo Julianto mengatakan, hujan deras terjadi selama satu jam pada pukul 13.00 WIB menyebabkan luapam Sungai Banjarsari Di Dusun Paguan, Desa Petung, Bangsalsari. “Banjir juga diakibatkan dari luberan persawahan dan pemukiman warga dan drainase yang tidak mampu menampung debit air hujan,” katanya, Sabtu (9/3/2024).

    Banjir kemudian meluap ke pemukiman warga dan jalan nasional yang menghubungkan Jember-Surabaya. Ketinggian air mencapai 60 – 100 cm yang menyebabkan kemacetan enam hingga tujuh kilometer. Air juga masuk ke rumah warga dengan ketinggian air 20 – 50 Cm.

    “Sebelumnya memang ada peringatan bahwa di Jember ada potensi hujan sedang hingga lebat yg disertai petir dan angin kencang di Bangsalsari, Panti, Sukorambi, Tempurejo, Patrang, Arjasa, Jelbuk, Sukowono,” kata Widodo.

    Banjir terjadi di Desa Petung, Tisnogambar, Sukorejo, dan Langkap Kecamatan Bangsalsari. Total ada 392 keluarga di Bangsalsari yang terdampak banjir. BPBD Jember melaporkan seorang korban terluka karena tertimpa tembok rumah yang roboh.

    Sementara itu di Kecamatan Balung, banjir terjadi di Desa Curah Lele yang meliputi Dusun Krajan Tengah, Dusun Karang Pakem, dan Dusun Krajan Kidul. Total ada 282 keluarga terdampak di sini.

    “Saat ini air yang menggenangi jalan nasional di Desa Petung sudah mulai surut. Arus lalu lintas sudah normal kembali. Sementara di Desa Langkap, Sukorejo, Tisnogambar, dan Curah Lele Balung, banjir masih menggenangi lokasi,” kata Widodo.

    BPBD Jember mendirikan dapur mandiri di rumah Bahrozi, di Dusun Paguan RT 2 RW 1, Desa Petung, Bangsalsari; rumah Pak Maksum, Dusun Krajan RT 1 RW 9, Desa Langkap, Bangsalsari; rumah Pak Syamusri, di Dusun Tegal Gebang RT.2 RW.16, Desa Sukorejo, Bangsalsari; dan rumah Pak Abdul Hamid, di Dusun Karang Tengah RT 20 RW 6, Desa Curahlele, Balung.

    “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem. dan mengimbau kepada kecamatan maupun desa untuk menyediakan alat kedaruratan kebencanaan. Sistem perongatan dini diperkuat,” kata Widodo. [wir]

  • Kolaborasi Pemkot Kediri dan Pegiat Lingkungan Reboisasi Lingkar Klotok

    Kolaborasi Pemkot Kediri dan Pegiat Lingkungan Reboisasi Lingkar Klotok

    Kediri (beritajatim.com) – Pemkot Kediri berkolaborasi bersama stake holder dan para pegiat lingkungan mereboisasi atau penanaman kembali pohon di kawasan lingkar Gunung Klotok Kediri, Sabtu pagi (9/3/2024). Penghijauan ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam di tengah perubahan iklim yang terjadi secara global.

    Pj Wali Kota Kediri Zanariah mengatakan, lingkar Gunung Klotok Kediri berada pada kawasan risiko bencana cenderung tinggi. Dengan kondisi ini, potensi erosi dan tanah longsor bisa terjadi kapan saja. Apalagi, curah hutan di Kota Kediri belakangan ini sangat tinggi.

    “Berdasarkan kajian risiko bencana alam Kota Kediri tahun 2022, kawasan lingkar Klotok Kediri memiliki potensi bencana tanah longsor dengan kelas bahaya yang cenderung tinggi dengan kelas bahaya yang cenderung tinggi. Kelas kerentanan tinggi dan kelas kapasitas sedang,” terang Zanariah.

    Perubahan iklim global mengakibatkan terjadinya, perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin dan lain sebagainya. Menurut Zanariah, teori nyata dalam mengendalikan potensi bencana alam di tengah pemanasan global hanya bisa dilakukan melalui aksi nyata, seperti reboisasi hari ini.

    Dalam reboisasi ini, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh mengaku menanam sebanyak 930 bibit pohon tanaman produktif dengan melibatkan 500 relawan. Bibit tanaman tersebut diantaranya, pohon jambu mentel, alpukat, trembesi yang berfungsi sebagai pelindung.

    “Ini bagian dari kami memperkaya vegetasi di lingkungan Klotok dan TPU Bong Cina,” ungkap Indun Munawaroh.

    Menurut Indun, ada beberapa spot yang saat ini masih ditumbuhi tanaman liar nantinya akan ditanami dalam penghijauan ini.

    Diketahui, kawasan Bukit Klotok sendiri memiliki potensi besar. Tidak hanya hutan, pemukiman dan tempat wisata. Di kawasan hijau Kota Kediri ini juga menyimpan petirtan. Dengan reboisasi, diharapkan kawasan ini menjadi aman dari bencana alam dan bisa mempatahankan candangan air serta memperkaya flora yang tumbuh.

    Kelestarian tanaman yang di kawasan lingkar Klotok Kediri ini sebagai wujud penerapan smart living yang menuju pada smart city. Dengan tercapainya smart city atau layak hidup, maka dapat membuat orang yang tinggal di kota ini semakin senang. [nm/beq]