Kementrian Lembaga: BPBD

  • Pantai Serang Blitar Diterjang Banjir Rob

    Pantai Serang Blitar Diterjang Banjir Rob

    Blitar (beritajatim.com) – Banjir rob menerjang pesisir Pantai Serang di Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar pada Rabu (13/03/24). Imbasnya objek wisata unggulan di Kabupaten Blitar tersebut ditutup sementara.

    Penutupan ini akan dilakukan hingga kondisi ombak dan air laut di Pantai Serang normal kembali. Langkah ini diambil oleh pihak pengelola demi mencegah jatuhnya korban akibat banjir rob yang sedang berlangsung.

    “Untuk sementara waktu ditutup, karena ada banjir rob,” kata Handoko, Kepala Desa Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.

    Banjir rob yang melanda Pantai Serang ini berlangsung sejak pagi tadi. Air laut meluap hingga ke warung-warung pedagang yang berada di pesisir pantai Serang.

    Akibatnya ada sejumlah warung milik warga yang biasa digunakan untuk berjualan pun rusak usai diterjang air laut. Para pedagang pun terpaksa tutup. Mereka pun berusaha menyelamatkan sejumlah barang dagangan agar tidak ikut terseret air laut.

    “Memang ada beberapa warung dan rumah warga atau gimana itu yang terdampak,” kata Ivong Berttyanto, Kepala BPBD Kabupaten Blitar.

    BPBD Kabupaten Blitar menegaskan bahwa banjir rob ini hanya bersifat sementara. Sehingga diperkirakan banjir rob ini akan segera surut.

    “Banjir rob iki kan sejak pagi tadi dan banjir rob ini kan sementara imbas dari gelombang tinggi yang terjadi jadi kemungkinan akan segera surut,” tegasnya.

    Saat ini BPBD Kabupaten Blitar masih melakukan koordinasi dan asesmen terkait bencana banjir rob yang terjadi di Pantai Serang tersebut. Pihaknya juga masih melakukan pendataan terkait berapa jumlah warung atau rumah warga yang rusak akibat diterjang banjir rob.

    Tangkapan layar banjir rob yang terjadi di Pantai Serang Blitar.

    Selain itu, BPBD Kabupaten Blitar juga meminta kepada wisatawan dan warga yang berada di pesisir pantai selatan Kabupaten Blitar agar selalu waspada terhadap kemungkinan bencana banjir rob. Pasalnya cuaca buruk diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

    “Kami meminta kepada warga yang tinggal di pesisir pantai selatan agar selalu waspada karena cuaca buruk ini masih akan terjadi beberapa hari ke depan kalau sesuai prediksi,” tegasnya. [owi/but]

  • Tenda Pasar Takjil Kota Malang Roboh Diterjang Angin Kencang

    Tenda Pasar Takjil Kota Malang Roboh Diterjang Angin Kencang

    Malang (beritajatim.com) – Tenda Pasar Takjil di Jalan Arif Rahman Hakim, Kota Malang roboh diterjang angin kencang. Peristiwa ini berlangsung pada Rabu (13/3/2023) pukul 12.30 WIB.

    Salah satu saksi mata di lokasi, Yuli menyebut robohnya tenda Pasar Takjil itu terjadi saat angin kencang mulai bertiup pada siang hari. Tenda yang roboh langsung menimpa 6 mobil yang terparkir di lokasi.

    “Robohnya ya barusan ini, karena kena angin kencang. Pas tidak ada orang alhamdulilah gak ada yang terluka. Hanya mobil yang tertimpa,” ujar Yuli.

    Yuli menuturkan, angin kencang sudah melanda daerah ini sejak kemarin. Di awal Ramadan itu angin menerjang namun tidak sampai merobohkan. Pasar Takjil ini selalu ramai pembeli saat sore hari.

    “Sejak kemarin anginnya kencang, banyak seng seng (atap) juga yang jatuh. Kemarin waktu sore ramai pembeli. Ya untung robohnya waktu sepi,” imbuh Yuli.

    Warga sekitar bersama perangkat RW setempat langsung melakukan mengangkat tenda yang ambruk. Warga membetulkan kembali tenda ini karena akan dibuat berjualan Takjil oleh warga.

    Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno mengatakan bahwa mereka saat ini menangani sejumlah kejadian di Kota Malang imbas angin kencang akibat cuaca ekstrem. Dia meminta warga untuk selalu waspada akan datangnya bencana hidrometeorologi.

    “Imbauan kami tetap waspada. Jadi kepada warga kalau misal cuaca sudah seperti ini harap waspada. Artinya, jangan beraktifitas di bawah baliho, pohon tua dan sebagainya,” ujar Prayitno. [luc/beq]

  • Banjir Sampang Hari Kedua, Warga Belum Terima Bantuan

    Banjir Sampang Hari Kedua, Warga Belum Terima Bantuan

    Sampang (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Kemuning memasuki hari kedua di Kabupaten Sampang, Madura. Sejumlah warga di Jalan Kamboja, Kelurahan Rongtengah, Kecamatan/Kabupaten Sampang, terpaksa mengungsi dan bertahan di atap rumah mereka serta belum terima bantuan.

    “Sampai saat ini kami belum menerima bantuan apapun dari pemerintah, padahal banyak warga yang terjebak banjir dan hanya bisa berlindung di atas loteng rumahnya,” ujar Dimas Ali Wafa, warga Jalan Kamboja, Rabu (13/3/2024).

    Dimas mengaku khawatir jika banjir tidak segera surut. Pasalnya, sebagian warga mulai resah karena kesulitan mendapatkan bahan makanan untuk keperluan buka puasa dan sahur.

    “Kami sangat membutuhkan bantuan terutama nasi bungkus untuk buka puasa nanti, sebab kami tidak bisa memasak karena semua perabot terendam banjir,” imbuhnya.

    Dimas menuturkan, air banjir luapan Sungai Kemuning yang merendam kawasan pemukimannya hampir mencapai 2 meter, sehingga membuat warga semakin terisolir.

    “Kami tidak bisa kemana-mana karena selain banjir arus airnya juga deras sekali,” sambungnya.

    Banjir kali ini telah menyebabkan 4 kecamatan menjadi daerah terdampak, yaitu Kecamatan Tambelangan, Jrengik, Torjun dan Kecamatan Sampang.

    “Ada empat Kecamatan yang terdampak, dan sampai saat ini sejumlah kelurahan di wilayah kota masih terendam banjir,” kata H. Muhammad Hozin, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang. [sar/beq]

  • Pulang Tarawih, 2 Pengendara Tertimpa Pohon di Wlingi Blitar

    Pulang Tarawih, 2 Pengendara Tertimpa Pohon di Wlingi Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Nasib nahas dialami Melinia dan Niken warga Pandean Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Keduanya yang baru saja pulang dari salat Tarawih, tertimpa pohon pinisium yang tumbang di Jalan Raya Wlingi, Blitar.

    Akibat kejadian itu, keduanya mengalami luka di bagian kaki, tangan serta kepala. Keduanya langsung ditolong sejumlah warga yang saat itu berada di sekitar jalan Raya Wlingi.

    “Keduanya itu baru saja pulang salat Tarawih dengan mengendarai sepeda motor tiba-tiba saja ada pohon pinisum tumbang dan menimpa keduanya,” kata Ivong Berttyanto, Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Rabu (13/02/24).

    Peristiwa ini bermula saat keduanya pulang dari salat Tarawih dengan mengendarai sepeda motor. Saat tiba di jalan Raya Wlingi Kabupaten Blitar tiba-tiba saja pohon pinisum yang berada di tepi jalan tumbang.

    Karena jaraknya yang terlalu dekat kedua korban tidak sempat menyelamatkan diri. Hingga akhirnya kedua remaja putri tersebut tertimpa dahan pohon. Beruntung keduanya hanya mengalami luka-luka.

    “Ya memang selama beberapa hari ini angin kencang sedang melanda Kabupaten Blitar kami meminta kepada semua masyarakat untuk lebih berhati-hati,” tegasnya.

    Kedua korban yang mengalami luka pun kini sudah mendapatkan perawatan. Keduanya juga sudah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.

    “Kami juga sudah pastikan keduanya mendapatkan perawatan medis,” bebernya

    Selain menimpa 2 warga, pohon tumbang tersebut juga menutup jalan Raya Wlingi Kabupaten Blitar. Imbasnya lalu lintas di jalan Raya Wlingi yang menjadi penghubung Blitar dengan Malang terganggu.

    “Iya menutup jalan raya juga petugas langsung turun ke lokasi usai mendapatkan laporan untuk melakukan pembersihan pohon yang tumbang itu,” tutupnya. [owi/but]

  • Hujan Dua Hari, Belasan Desa di Sampang Terendam Banjir

    Hujan Dua Hari, Belasan Desa di Sampang Terendam Banjir

    Sampang (beritajatim.com) – Hari kedua di bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah, belasan desa di Kabupaten Sampang, terendam banjir luapan sungai Kemuning.

    Pantauan di lokasi, banjir yang terdalam mencapai 2 meter lebih serta membuat sejumlah akses jalan raya antar kabupaten di Madura ditutup. Sebab, air banjir membuat mesin kendaraan baik roda dua maupun roda empat tenggelam.

    H. Muhammad Hozin, Kasi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, menjelaskan, banjir yang terjadi setidaknya melanda 16 desa dan kelurahan. “Ini merupakan banjir hari kedua, dan cuaca di Sampang saat ini masih mendung disertai gerimis,” ujarnya, Rabu (13/3/2024).

    Hozin menambahkan, bencana banjir yang terjadi di Sampang ini merupakan banjir tahunan yang setiap musim penghujan selalu melanda warga. Namun, biasanya paling lama hanya berlangsung selama dua hari. “Mudah-mudahan cepat surut dan tidak ada lagi air kiriman dari wilayah utara,” imbuhnya.

    Sekedar diketahui, banjir air hujan yang terjadi semenjak kemarin juga membuat arus lalulintas di jalan nasional terganggu. Bahkan, untuk sementara ditutup guna menghindari adanya korban.[sar/kun]

  • Jalur Provinsi di Mojokerto Rawan Pohon Tumbang 

    Jalur Provinsi di Mojokerto Rawan Pohon Tumbang 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jalur provinsi yang melintas wilayah Kabupaten Mojokerto rawan pohon tumbang. Ini mengingat cuaca dalam beberapa waktu ke depan diprediksi cukup ekstrem.

    Berdasarkan prediksi dari Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofika (BMKG) Juanda, wilayah Kabupaten Mojokerto masih berpotensi terjadi hujan sampai akhir Maret. Jalur provinsi diprediksi rawan terjadi pohon tumbang saat hujan turun.

    Ini lantaran di sepanjang jalur provinsi yang mulai Kecamatan Mojoanyar-Bangsal-Mojosari hingga Pungging terdapat banyak pohon. Pohon dengan ukuran sedang hingga besar tumbuh di sepanjang kanan-kiri jalur provinsi tersebut. Sehingga rawan terjadi pohon tumbang saat hujan turun.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, hujan akan terjadi hingga akhir Maret 2024 mendatang.

    “Rawan pohon tumbang Mojoanyar-Pungging,” ungkapnya, Rabu (14/3/2024).

    Sementara menurutnya jalur provinsi hanya menyisahkan Kecamatan Ngoro yang diprediksi tidak terjadi pohon tumbang. Lantaran di wilayah paling ujung timur Kabupaten Mojokerto tersebut tidak ada pohon besar sehingga minim terjadi pohon tumbang.

    “Mojosari banyak sangat besar, sehingga rawan tumbang. Pacet-Trawas sedikit, rawan longsor di sana. Utara sungai tidak ada. Hanya di jalur provinsi karena jalan ini wilayah provinsi sehingga otomatis perawatan pohon juga ikut provinsi. Kami hanya merekom ke provinsi saja,” katanya.

    Hingga pertengahan bulan Maret, BPBD Kabupaten Mojokerto mencatat ada tiga kasus pohon tumbang. Pertama, pohon tumbang terjadi di wilayah Kecamatan Gedeg pada, Sabtu (2/3/2024) lalu. Kedua di wilayah Bangsal, sebuah pohon jenis Kesono tumbang pada, Senin (4/3/2024).

    Terakhir pada, Selasa (12/3/2024) kemarin. Sebuah pohon besar tumbang di Jalan Raya Pacet-Batu tepatnya wilayah Gajah Mungkur-Watu Lumpang, Kecamatan Pacet. Pohon jenis Andong setinggi 15 meter dan diameter 80 cm tersebut menutup jalur Pacet-Batu. [tin/beq]

  • Sampang Banjir, Belasan Sapi Diungsikan ke dalam Masjid

    Sampang Banjir, Belasan Sapi Diungsikan ke dalam Masjid

    Sampang (beritajatim.com) – Banjir air hujan luapan sungai Kemuning, Kabupaten Sampang terus meluber dan merendam sejumlah wilayah.

    Warga yang terdampak banjir mulai mengungsi dan mengevakuasi barang-barang berharga mereka ke tempat yang aman dari genangan air.

    Bahkan, sejumlah hewan ternak berupa sapi, terpaksa diamankan ke teras masjid agar terhindar dari banjir. Kejadian itu, sempat diabadikan dengan kamera ponsel oleh warga dan viral di media sosial.

    Informasi yang berhasil diperoleh beritajatim.com, video viral sapi diungsikan ke teras masjid itu terjadi di Desa Panyeppen, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang.

    Langkah tersebut dinilai sebagai solusi terakhir dalam rangka meminta perlindungan kepada Allah Swt.

    “Ini usaha terakhir di masjid selanjutnya apa kata Allah,” kata warga salam vidoe berduras 11 detik tersebut.

    Terpisah, Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sampang, H. Moh Hozin membenarkan kejadian itu dan mengatakan bahwa sampai malam ini banjir luapan sungai Kemuning mulai masuk ke kawasan perkotaan.

    “Malam ini air sudah masuk ke kawasan perkotaan dan sebagian desa masih terendam, untuk korban yang mengungsi masih kita lakukan pendataan,” tandasnya. [sar/ian]

  • Personel Gabungan Sigap Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Pamekasan

    Personel Gabungan Sigap Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Personel gabungan sigap dan bahu membahu mengevakuasi warga terdampak banjir yang melanda beberapa titik di Pamekasan, Selasa (12/3/2024) malam.

    Personel gabungan tersebut berasal dari lintas instansi di Pamekasan, meliputi personel BPBD, TNI-Polri, serta komunitas relawan yang tergabung dalam FPRB Pamekasan.

    Mereka bergerak cepat dan bahu membahu melakukan evakuasi, serta membantu warga keluar dari kepungan banjir yang menyebar di beberapa titik di Pamekasan.

    “Sejauh ini kami sudah melakukan proses evakuasi terhadap warga terdampak banjir, yang terbakar di beberapa desa/kelurahan di Pamekasan. Seperti di Kelurahan Jungcancang dan Patemon,” kata salah satu staf BPBD Pamekasan, Akhmad Zaini.

    Proses evaluasi tersebut dilakukan dengan cara membawa warga terdampak banjir dengan menggunakan perahu karet dari titik banjir. “Proses evakuasi dilakukan dari titik banjir menuju tempat aman,” ungkapnya.

    “Warga yang kita evaluasi di antaranya mulai dari lansia, anak-anak hingga bayi. Mereka diungsikan ke rumah saudara atau famili yang berada di titik aman,” jelasnya.

    Seperti diketahui, banjir Pamekasan meluas dan mengepung sebanyak 6 (enam) kelurahan dan 3 (tiga) desa berbeda di Pamekasan. Meliputi Kelurahan Barkot, Bartim, Jungcancang, Kangenan, Parteker, dan Patemon, Kecamatan Pamekasan.

    Termasuk dua desa lainnya di kecamatan Pamekasan, yakni Desa Jalmak dan Laden. Sedangkan satu desa lainnya, yakni Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. [pin/ian]

  • Meluas, Banjir Pamekasan Terjang 6 Kelurahan dan 3 Desa

    Meluas, Banjir Pamekasan Terjang 6 Kelurahan dan 3 Desa

    Pamekasan (beritajatim.com) – Banjir Pamekasan meluas dan mengepung sebanyak 6 (enam) kelurahan dan 3 (tiga) desa berbeda di Pamekasan, Selasa (12/3/2024) malam.

    Enam kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Barkot, Bartim, Jungcancang, Kangenan, Parteker, dan Patemon, Kecamatan Pamekasan. Termasuk dua desa lainnya di kecamatan Pamekasan, yakni Desa Jalmak dan Laden.

    Sedangkan satu desa lainnya, yakni Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. “Titik banjir meluas ke beberapa desa/kelurahan di Pamekasan,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi.

    “Sebelumnya hanya terjadi di Kelurahan Jungcancang dan Petemon, namun seiring dengan kondisi air laut dengan status pasang. Banjir meluap dan menyebar ke titik lainnya,” ungkapnya.

    Diberitakan sebelumnya, personel gabungan lintas instansi di Pamekasan, meliputi personel BPBD, TNI-Polri, serta komunitas relawan yang tergabung dalam FPRB Pamekasan, terlibat dalam melakukan proses evakuasi.

    Mereka bergerak cepat dan bahu membahu melakukan evakuasi, serta membantu warga keluar dari kepingan banjir menyebar di dua kelurahan tersebut.

    Sementara personel dari jajaran Satlantas Polres Pamekasan, bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan, melakukan penjagaan arus lalu lintas yang tergenang banjir. [pin/ian]

  • Pemkab Mojokerto Terima Bantuan Penanganan Darurat Bencana dari BNPB

    Pemkab Mojokerto Terima Bantuan Penanganan Darurat Bencana dari BNPB

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menerima bantuan penanganan darurat bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) senilai Rp200 juta. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Kedeputian Penanganan Darurat, BNPB, Agus Riyanto.

    Bantuan tersebut diterima Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, saat Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Kedeputian Penanganan Darurat, BNPB, Agus Riyanto. melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur, Selasa (13/3/2024). Pada penyerahan bantuan tersebut, juga dilaksanakan rapat koordinasi dan evaluasi penanganan bencana banjir dan longsor.

    Rapat koordinasi dan evaluasi penanganan bencana banjir dan longsor bersama Tenaga Ahli BNPB Brigjen TNI H. Yan Namora, Pj Bupati Jombang Sugiat, Sekda Kabupaten Jombang, Agus Purnomo, Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto Yo’i Afrida, Kepala BPBD Kabupaten Jombang, Bambang Dwijo Pranowo, serta perwakilan BPBD Provinsi Jawa Timur.

    Adapun bantuan operasional posko penanganan darurat bencana yang diterima oleh Pemkab Mojokerto yakni dana siap pakai sebesar Rp200 juta, serta bantuan dukungan peralatan dan logistik. Seperti 300 paket sembako, 300 paket Hygiene kit, 300 paket biskuit protein, 300 buah makanan siap saji, 5 unit pompa Alkon, 100 unit velbed, 1008 botol sabun cair, 50 unit tenda keluarga, dua unit tenda pengungsian, satu unit perahu karet dengan mesin.

    Dalam laporannya, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menjelaskan, penyebab terjadinya bencana banjir di Kabupaten Mojokerto yakni dipicu oleh hujan dengan intensitas lebat selama lebih dari empat jam. Hujan tersebut mengakibatkan debit air meningkat drastis di tiga sungai di wilayah Bumi Majapahit yaitu Sungai Kromong, Sungai Klorak, dan Sungai Boro yang menjadi satu di Sungai Brangkal.

    “Dari meningkatnya debit air itu mengakibatkan tanggul Sungai Brangkal di Desa Wringinrejo jebol Selanjutnya, rusaknya jembatan Bupak yang menghubungkan dua desa yakni Desa Kebontunggul dan Desa Gondang. Jebolnya 2 titik tanggul Sungai Sadar di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari. 3 titik tanggul Sungai Gembolo jebol di Desa Tunggalpager,” ungkapnya.

    Serta dua titik tanggul sungai Gembolo jebol di Desa Jabontegal, Kecamatan Pungging. Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini menjelaskan, bencana banjir yang terjadi juga mengakibatkan lahan sawah di enam desa yang ada di wilayah Kecamatan Mojosari terendam banjir. Total ada 263 hektar area persawahan yang terendam banjir dan beresiko gagal panen.

    “Akibat banjir sedikitnya lebih dari 6.232 warga dari 7 kecamatan terdampak. Yakni di Kecamatan Pungging, Mojosari, Bangsal, Mojoanyar, Sooko, Puri, Kutorejo. Selain itu, upaya yang telah kami lakukan yaitu mengevakuasi warga rentan, mengevakuasi warga yang terdampak, menyiapkan lokasi pengungsian, mendirikan dapur umum, mendirikan pos kesehatan,” katanya.

    Selain itu, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto menjelaskan, juga melakukan upaya penyedotan air, upaya penutupan tanggul jebol, dan mendistribusikan kebutuhan mendesak. Bupati juga menjelaskan, adapun kebutuhan mendesak yang disalurkan oleh Pemkab Mojokerto untuk warga yang terdampak bencana banjir.

    “Seperti bantuan nasi bungkus, selimut, obat-obatan, air minum, matras, paket sembako, air bersih, dan peralatan pembersihan rumah. Pasca terjadinya bencana banjir, ada beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki. Rekontruksi jembatan Bupak, Gondang. Perbaikan tanggul sungai Sadar, perbaikan tanggul sungai Gembolo, dan perbaikan tanggul sungai Brangkal,” jelasnya.

    Sementara itu, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Kedeputian Penanganan Darurat, BNPB, Agus Riyanto mengatakan, penyaluran bantuan tersebut bersumber dari adanya laporan kepada BNPB sehingga dari pihak BNPB pun menindaklanjuti terkait laporan tersebut.

    “Jadi nanti, insya Allah kami bantu. Nanti provinsi juga mungkin membantu di dalam waktu dekat, jadi nanti mohon izin terima dulu. Pasca terjadinya bencana, perlu mengambil tindakan untuk merubah status darurat menjadi siaga. Jadi itulah sebenarnya modal dasar kita ya. Pertolongan pertama itu ya,” ujarnya.

    Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan kemudahan akses maupun beberapa fasilitas kepada masyarakat serta mengakomodir para relawan. Terkait isu bencana yang terjadi, hal tersebut disebabkan oleh pemanasan global yang membuat iklim tidak menentu, sehingga berdampak pada terjadinya berbagai bencana alam.

    “Sekarang iklim kita sudah tidak bisa lagi ditebak, seperti pelajaran seperti dulu. Kalau bulan ini musim apa, kalau bulan-bulan berikutnya musimnya apa,” tegasnya.

    Diketahui, dalam menindaklanjuti pasca bencana banjir, Bupati bersama BNPB meninjau langsung jebolnya tanggul Sungai Brangkal jebol, di Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko. Meninjau putusnya jembatan Bupak yang menghubungkan dua desa yakni Desa Kebontunggul dan Desa Gondang, Kecamatan Gondang.

    Serta meninjau tanggul Sungai Sadar yang jebol dan jembatan retak di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari. [tin/ian]