Kementrian Lembaga: BPBD

  • Curah Hujan Masih Tinggi, Ancam Sampang Diterjang Banjir Susulan

    Curah Hujan Masih Tinggi, Ancam Sampang Diterjang Banjir Susulan

    Sampang (beritajatim.com) – Meskipun genangan air banjir di sebagian kawasan kota Sampang mulai surut, namun warga diimbau agar tetap waspada. Sebab, intensitas curah hujan yang masih tinggi memungkinkan adanya banjir susulan.

    “Kami mengimbau kepada warga terdampak banjir untuk tetap siaga dan mengamankan barangnya di tempat yang tinggi, sebab intensitas hujan masih tinggi terutama di bagian tengah Sampang,” ujar Candra Romandhani Amin, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Kamis (14/3/2024).

    Ia juga menegaskan bahwa, debit air di sungai Kemuning juga masih tinggi, sehingga berpotensi adanya banjir susulan. “Sampai saat ini air di sungai Kemuning masih pada level merah,” imbuhnya.

    Sekedar diketahui, banjir luapan sungai Kemuning, terjadi selama tiga hari berturut-turut terhitung mulai 12 hingga14 Maret 2024. Sesuai data, sebanyak 16 desa dan kelurahan terendam banjir.

    Tidak hanya itu, intensitas hujan yang tinggi juga membuat tiga kecamatan lainya ikut menjadi wilayah korban banjir diantaranya Kecamatan Tambelangan, Jrengik dan Torjun.

    Khusus di Kecamatan Jrengik yang merupakan akses jalan nasional penghubung antar Kabupaten di Madura, sempat dilakukan penutupan jalan raya lantaran air hujan yang mengenangi jalan mengakibatkan mesin kendaraan terendam. Sehingga, kendaraan dari barat maupun timur dihentikan sembari menunggu air surut. [sar/ian]

  • Ratusan KK di Kabupaten Mojokerto Terima Bantuan Beras CPPD dan Sembako

    Ratusan KK di Kabupaten Mojokerto Terima Bantuan Beras CPPD dan Sembako

    Mojokerto (beritajatim.com) – Ratusan KK (Kepala Keluarga) di Kabupaten Mojokerto mendapatkan bantuan. Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati kembali menyerahkan bantuan beras Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) kepada tiga desa yang terdampak banjir di Kecamatan Sooko. Bantuan beras CPPD diberikan kepada 321 Kepala Keluarga (KK) Desa Wringinrejo, 570 KK warga Desa Sambiroto dan 39 KK warga Desa Tempuran.

    Bantuan beras cadangan pemerintah daerah ini diberikan pasca banjir yang melanda beberapa desa di Kabupaten Mojokerto pada Rabu (6/3/2024). Penyerahan beras CPPD tersebut sekaligus dengan penyaluran bantuan sembako dari Provinsi Jawa Timur yang berisi beras, minyak goreng, mie instan, kecap, serta makanan kaleng, Kamis (14/3/2024).

    “Beras ini merupakan cadangan pangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto yang dikeluarkan kalau ada yang membutuhkan. Seperti masyarakat yang terkena bencana dan diberikan kalau sudah selesai banjirnya. Masing-masing KK akan mendapatkan 10 kg, dan tas yang hitam ini saya mintakan kepada Provinsi Jawa Timur, isinya ada beras 3 kg, mie instan 5, kecap, minyak, sarden, dan gula pasir,” ungkapnya.

    Selain itu, dalam penyerahan bantuan tersebut, bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini juga mengajak agar seluruh warga tetap bersyukur atas apa yang terjadi selama ini karena masyarakat masih diberikan kesehatan. Bupati menuturkan, untuk saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto telah mengupayakan pembenahan pembangunan tanggul yang jebol.

    “Saya mengajak kita semuanya agar tetap bersyukur, yang hilang hanya  harta. Alhamdulillah kita tidak ada korban jiwa dalam bencana ini, kita masih diberikan nikmat iman dan kesehatan. Saya juga upayakan untuk tanggulnya ini supaya bangunannya kuat sehingga nanti hal ini yang membutuhkan masyarakat semuanya terjamin keselamatannya,” pungkasnya.

    Turut mendampingi Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Mojokerto, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Kepala Dinas Pangan dan Perikanan (Dispari) Kabupaten Mojokerto didampingi Sekretaris Dispari, Camat Sooko dengan Forkopimca Sooko, serta Kepala Desa setempat. [tin/suf]

  • 7 Pantai di Malang Selatan Diterjang Banjir ROB

    7 Pantai di Malang Selatan Diterjang Banjir ROB

    Malang (beritajatim.com) –  Cuaca ekstrem terjadi belakangan ini menyebabkan sejumlah pantai di wilayah Malang Selatan diterjang banjir rob dan gelombang tinggi.

    Akibat banjir rob tersebut, aktivitas beberapa nelayan dan wisata sempat terganggu. Seperti banjir rob yang terjadi di Pantai Sendang Biru Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), dan Pantai Balekambang, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, ketinggian gelombang mencapai 12 meter dari bibir pantai.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, M Nur Fuad Fauzi mengatakan, banjir rob dan gelombang air laut naik sampai dengan daratan di kawasan pesisir pantai di wilayah Selatan Kabupaten Malang terjadi sekitar pukul 14.30.

    “Air laut naik sampai daratan di beberapa pesisir pantai yang ada wilayah selatan Kabupaten Malang,” ucapnya, saat dikonfirmasi, Kamis (14/3/2024).

    Menurut Fuad, dalam peristiwa banjir rob tersebut terjadi di tujuh pantai yakni Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Batu Bengkung, Pantai Ungapan, Pantai Tamban, Pantai Sendang Biru, dan Pantai Bajul Mati.

    “Kalau di Pantai Bajulmati itu air laut naik sampai dengan daratan dan menggenangi sebagian lahan di sekitar Muara Kondang Anyar, yang mengakibatkan rusaknya pagar kayu pembatas lahan konservasi penyu dan beberapa bangunan gazebo,” tegasnya.

    Banjir Rob di Malang Selatan

    Menurut Fuad, di Pantai Batu Bengkung, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan itu, air laut naik sampai dengan daratan dan menggenangi sebagian lahan serta warung tempat wisata dengan ketinggian air hampir sebatas mata kaki, namun sekarang sudah surut.

    “Di pantai ungapan itu gelombang ombak masih tinggi hingga ke daratan dan sekarang angin cukup kencang, ada 1 warung yang terdampak,” terangnya.

    Untuk di Pantai Tamban, sambung Fuad, saat ini gelombang tinggi hingga ke daratan, begitu dengan Pantai Sendang Biru yang ombaknya masih tinggi hingga ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) bagian selatan dan air sampai hingga loket.

    “Berbeda dengan di pantai Ngliyep, yang gelombang air laut naik sampai badan jalan di tempat wisata dan pasir panjang, namun tidak sampai naik ke pemukiman warga,” bebernya.

    Sementara di Pantai Balekambang, tambah Fuad, gelombang air laut naik sampai badan jalan di tempat wisata, dan mengakibatkan beberapa Spot foto rusak, serta gelombang air laut naik ke pertokoan warga.

    “Tidak ada dampak kerusakan yang fatal dalam kejadian banjir rob, namun hanya kerusakan dua gazebo dengan nilai kerugian material kurang lebih enam juta rupiah,” pungkasnya. (yog/ted)

  • Pekerja Bangunan di Madiun Meninggal saat Pasang Galvalum

    Pekerja Bangunan di Madiun Meninggal saat Pasang Galvalum

    Madiun (beritajatim.com) – Salah seorang pekerja bangunan meninggal dunia saat memasang galvalum di sebuah proyek pembangunan rumah di Desa Purworejo Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (14/3/2024).

    Pekerja bangnan itu adalah Cip Hartawan Setiadi (46) asal Desa Jogodayuh Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Saat kejadian, dia tengah bekerja dengan empat orang rekannya. Mereka bekerja di proyek pembangunan rumah milik Imam Nawawi di Perumahan Segaran Permai.

    Kejadian berawal saat korban mengeluh sakit dan pusing. Namun, korban tetap mengerjakan pemasangan galvalum di lantai atas. Tak lama korban tak sadar hingga terjatuh.

    “Saya langsung lapor pemilik rumah. Lalu diteruskan ke pihak berwajib. Kami bekerja sejak 4 minggu, kurang lebih 4 orang,” kata rekan korban, Samijo.

    Kapolsek Geger AKP Afin Choirudin mengungkapkan, sekitar pukul 11.00 WIB korban mengeluh sakit kepada pemilik rumah Imam Nawawi.

    “Setelah mengeluh sakit, korban yang berprofesi sebagai pekerja merasa pusing, dan tiba tiba meninggal,” ungkapnya.

    Proses evakuasi memakan waktu sekitar 30 menit. Posisi jenazah di lantai dua. Tepatnya ketinggian kurang lebih enam meter. Sehingga, petugas harus memanjat scaffolding.

    “Kami bersama BPBD dan Inafis Polres Madiun evakuasi penurunan korban. Dari hasil pemeriksaan Tim Medis Puskesmas geger. Korban meninggal karena sakit. Tidak ada tanda tanda penganiayaan, jenazah kami serahkan ke pihak keluarga,’’ katanya. [fiq/but]

  • Usai 4 Hari, Banjir Luapan Bengawan Solo Bojonegoro Surut

    Usai 4 Hari, Banjir Luapan Bengawan Solo Bojonegoro Surut

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro mulai surut setelah empat hari. Sedikitnya dari 48 desa di 11 kecamatan yang tergenang, kini sudah surut. Genangan air tinggal berada di area persawahan.

    “Sudah surut semua. Terakhir di Kecamatan Baureno kemarin sudah mulai surut, tinggal di lahan pertanian tapi tidak terlalu banyak,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Laela Nor Aeny, Kamis (14/3/2024).

    Terakhir banjir menggenangi Kecamatan Baureno dan Kanor. Daerah yang berada di hilir sungai. Atau sebelah timur kota yang berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan Tuban.

    Di Kecamatan Baureno, sedikitnya air menggenangi empat desa. Desa Kalisari, Lebaksari, Tanggungan, dan Desa Kedungsari. Kemudian di Kecamatan Kanor ada dua desa yang tergenang akibat luapan Bengawan Solo.

    “Untuk Kedungsari, banjir sudah surut. Air mulai surut sejak kemarin sore. Banjir ini tergolong cukup lama, karena biasanya 3 hari sudah surut, ini sampai empat hari,” ujar Kepala Desa Kedungsari, Slamet Riyanto.

    Daerah tersebut, menurut Riyanto merupakan daerah langganan banjir jika terjadi luapan Sungai Bengawan Solo. Sedikitnya dampak banjir tersebut ada 260 hektar tanaman yang tergenang. “Tanaman yang tergenang ini palawija dan buah-buahan,” ungkapnya.

    “Harapan kami kedepan, untuk tanggul sungai bisa lebih ditinggikan sehingga tidak terjadi banjir kedepannya,” harapnya. [lus/aje]

  • Cuaca Ekstrem Picu Banjir Kepung Kota Semarang

    Cuaca Ekstrem Picu Banjir Kepung Kota Semarang

    Semarang (beritajatim.com) – Banjir mengepung Kota Semarang ibukota Jawa Tengah. Banjir melanda setelah cuaca ekstrem yang ditandai hujan dengan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang melanda di hampir sebagian besar wilayah Kota Semarang dan sekitarnya pada hari Rabu (13/3).

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan monitoring satelit klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per pukul 20.50-23.45 WIB, wilayah dengan dampak cuaca ekstrem ini terpantau meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

    Muhari menambahkan, informasi dari Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto menyebutkan bahwa hujan turun di Kota Semarang pada Rabu sejak siang hingga malam hari.

    “Saat dihubungi tim Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Pusdatinkom) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada pukul 22.35 WIB, Endro mengaku kondisi cuaca masih turun hujan,” kata Muhari.

    Dia menambahkan, Endro juga melaporkan sejumlah titik wilayah Kota Semarang terendam banjir dengan tinggi muka air (TMA) antara 15-80 centimeter. Kondisi banjir juga mengalami tren kenaikan genangan akibat hujan masih berlangsung hingga menjelang tengah malam.

    Muhari juga menjelaskan, dari laporan visual yang dikirimkan Kalaksa BPBD Kota Semarang, wilayah Jalan Raya Kaligawe terendam banjir hingga roda kendaraan mobil bak terbuka pun tidak terlihat. Lalu lintas di sepanjang jalur yang menghubungkan Kota Semarang menuju Demak-Surabaya itu juga lumpuh total. Beberapa kendaraan jenis truk hingga mini bus terjebak dalam genangan banjir tersebut.

    “Di samping itu, wilayah Kota Lama Semarang juga turut terendam hingga sepaha orang dewasa. Jalan Kaligawe juga lumpuh,” kata Muhari mengutip laporan BPBD Semarang.

    Selanjutnya, hasil laporan visual lainnya menunjukkan bahwa Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang juga meluap hingga airnya melimpas ke permukiman warga. Sistem pengendali banjir Kota Semarang yang berada di bagian timur ini mengalami penurunan kapasitas daya tampung debit air, terlebih setelah terjadi hujan dalam durasi yang cukup lama.

    Di sisi lain, hasil kaji cepat sementara BPBD Kota Semarang, lanjut Muhari, cuaca ekstrem tersebut juga memicu kejadian bencana lainnya seperti tanah longsor hingga angin kencang yang berdampak pada kerusakan bangunan rumah milik warga. [hen/beq]

  • Cuaca Mendung dan Hujan di Jombang Hingga 4 Hari ke Depan

    Cuaca Mendung dan Hujan di Jombang Hingga 4 Hari ke Depan

    Jombang (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Jombang diprediksi hingga Senin, 18 Maret 2024. Praktis, cuaca mendung dan hujan seharian diprediksi masih empat hari lagi.

    Demikian prediksi dari BMKG (Badan Metereologi Klimatologi) Juanda Jawa Timur nomor ME.02.04/019/KSUB/III/2024. Bukan hanya Jombang, tapi sejumlah daerah di Jatim juga mengalami hal serupa. Itu karena wilayah Jawa Timur berada di akhir musim hujan. Dengan jata lain, memasuki fase peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

    Prediksi BMKG itu tidak meleset. Karena sejak awal puasa atau Selasa 12 Maret 2024, Kabupaten Jombang diselimuti mendung. Saat datang waktu sahur, hujan sudah mengguyur. Jeda sebentar. Selepas subuh kembali hujan. Situasi tersebut berlangsung hingga sore hari, bahkan malam.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang Syamsul Bahri membenarkan bahwa pihaknya menerima pemberitahuan dari BMKG Juanda tentang cuaca ekstrem mulai 12 hingga 18 Maret 2024.

    Menurut BMKG, cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh beberapa faktor. Di antaranya, adanya aktifitas Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang rossby yang menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Timur.

    Selain itu juga serta adanya sirkulasi siklonik di utara Australia mengakibatkan adanya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur yang berpengaruh terhadap peningkatan cuaca ekstrem sepekan ke depan.

    Atas kondisi itu BPBD Jombang sudah memberikan imbauan kepada masyarakat agar senantiasa mewaspadai potensi munculnya bencana. Imbauan itu disebar melalui media sosial dan surat ke masing-masing kecamatan.

    Potensi itu ada di tiga kecamatan, yakni Mojoagung, Sumobito dan Kesamben. Berupa curah hujan tingga disertai angin kencang. Potensi tersebuy juga bisa meluas ke 18 kecamatan lainnya. Mulai Wonosalam, Bareng, Mojowarno, Ngoro, Gudo, Perak, Bandarkedungmulyo, dan lain sebagainya.

    “Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing seperti Wonosalam, Bareng diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor. Utamanya, apabila wilayah tersebut terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat dengan durasi waktu yang panjang,” pungkasnya. [suf]

  • Bupati Mojokerto Salurkan Bantuan CPPD kepada Warga Terdampak Banjir

    Bupati Mojokerto Salurkan Bantuan CPPD kepada Warga Terdampak Banjir

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menyalurkan bantuan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) yang bersumber dari anggaran Pemkab Mojokerto dan Provinsi Jawa Timur. Bantuan tersebut diserahkan kepada untuk ratusan warga yang terdampak banjir di dua desa yang ada di dua kecamatan.

    Yakni di Desa Ngrame, Kecamatan Pungging dan Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari. Bantuan yang disalurkan tersebut berupa beras 10 kg untuk masing-masing keluarga terdampak banjir, serta bantuan satu paket sembako dari Pemprov Jatim. Bantuan beras tersebut merupakan bahan pangan cadangan dari pemerintah yang memang dikhususkan untuk adanya peristiwa darurat.

    Bantuan tersebut disalurkan langsung oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dengan didampingi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Mojokerto Teguh Gunarko, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto, Camat setempat beserta Forkopimca, dan Kepala Desa setempat.

    “Beras ini merupakan cadangan pangan dari pemerintah daerah untuk hal-hal yang darurat seperti ini. Bantuan ini tidak hanya dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto namun juga didapatkan dari Pemprov Jatim. Di dalamnya juga ada beras, minyak, dan beberapa lainnya,” ungkapnya di Pendopo Desa Ngrame, Kecamatan Pungging, Rabu (13/3/2024).

    Diakhir sambutannya, orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini mengatakan pihaknya ingin segera melakukan pembangunan ulang untuk tanggul sungai sadar yang jebol. Sehingga kedepannya masyarakat diharapkan akan lebih aman dari bencana banjir saat musim hujan tiba.

    “Ini nanti juga sudah berjalan proses pembangunan tanggul supaya nanti tidak kalau ada hujan lagi masyarakat tidak khawatir terjadi banjir seperti ini lagi,” pungkasnya. [tin/ian]

  • BPBD Lumajang Imbau Waspada Cuaca Ekstrem, Awas Pohon Tumbang

    BPBD Lumajang Imbau Waspada Cuaca Ekstrem, Awas Pohon Tumbang

    Lumajang (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat berkendara di tengah potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan berbagai bahaya.

    Imbauan ini disampaikan menyusul kejadian pohon tumbang di Jalan Srikaya, Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang pada Rabu (13/3/2024) siang.

    Pohon tumbang berjenis Trembesi/Salobin dengan diameter 85 cm tersebut terjadi akibat angin kencang, dan sempat mengganggu arus lalu lintas serta jalur kabel PLN.

    Tim BPBD Lumajang, dibantu TNI-Polri, DLH Kabupaten Lumajang, PLN Lumajang, dan Perangkat Desa Selokgondang, bergerak cepat untuk menangani kejadian ini.

    Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, bahwa proses pemotongan dan pembersihan pohon tumbang berjenis Trembesi/Salobin berdiameter 85 cm berhasil diselesaikan dalam waktu dua jam. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

    Menyikapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda Sidoarjo selama seminggu ke depan, Yudhi Cahyono, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, menghimbau masyarakat dan instansi terkait untuk selalu waspada.

    “Khususnya bagi pengguna jalan, perhatikan kondisi jalan licin, potensi pohon tumbang, dan pengurangan jarak pandang saat cuaca buruk seperti hujan lebat dan angin kencang,” papar Yudhi seperti dilansir portalberita Lumajang.

    Dengan kewaspadaan dan kehati-hatian dari semua pihak, diharapkan keamanan dan keselamatan berkendara dapat terjaga di tengah potensi bahaya akibat cuaca ekstrem. (ted)

    Tips Aman Berkendara Saat Cuaca Ekstrem:

    Kurangi kecepatan dan jaga jarak aman dengan kendaraan di depan.
    Nyalakan lampu kendaraan saat hujan deras dan jarak pandang terbatas.
    Hindari berteduh di bawah pohon besar saat hujan deras dan angin kencang.
    Perhatikan potensi genangan air di jalan.
    Selalu ikuti informasi terkini terkait cuaca dari BMKG.

  • Sungai Bengawan Solo Meluap 6 Desa di Gresik Terendam Banjir

    Sungai Bengawan Solo Meluap 6 Desa di Gresik Terendam Banjir

    Gresik (beritajatim.com) – Imbas cuaca ekstrim akhir-akhir ini berdampak pada aktivitas Sungai Bengawan Solo. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, ada 6 desa di tiga kecamatan. Yakni, Kecamatan Dukun, Bungah, dan Manyar tergenang banjir setinggi 30 centimeter.

    Enam desa yang terendam diantaranya Desa Bungah, Desa Madumulyorejo, Jrebeng, Dukunanyar, Desa Tiremenggal, dan Desa Sembayat.

    Babinsa Koramil 0817/16 Dukun Serda TNI Azis mengatakan, banjir yang merendam wilayah Kecamatan Dukun salah satunya terjadi di Desa Madumulyorejo. Luapan air masuk di beberapa permukiman dan jalan desa. Tercatat sebanyak 18 kepala keluarga di desa setempat rumahnya terendam air dan ketinggian air mencapai 20 hingga 30 centimeter.

    “Ketinggian air bervariasi dan belum ada kenaikan. Sampai sekarang masih dilaksanakan pemantauan mengantisipasi terhadap bertambahnya luapan air apabila turun hujan,” katanya, Rabu (13/03/2024).

    Ia menambahkan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah menyiapkan kebutuhan alat evakuasi, jika ada warga yang membutuhkan. Pihaknya siap melakukan penanganan. Kemudian pemantauan terhadap perkembangan debit air luapan Sungai Bengawan Solo juga terus dilakukan.

    “Kami akan terus memantau perkembangannya, dan apabila dibutuhkan, kami siap melakukan evakuasi warga dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” imbuhnya.

    Sementara, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik FX Micko Herlambang menyatakan banjir yang menggenangi wilayah Kecamatan Bungah berada di Desa Bungah. Selain masuk rumah warga, luapan air juga merendam jalan poros desa (JPD) dan jalan lingkungan desa.

    “Desa Bungah yang terdampak adalah Jalan Lingkungan di Dusun Karangpoh tergenang 10 – 40 cm, lalu JPD tergenang 20 – 50 cm,” ujarnya.

    Saat ini lanjut dia, tim BPBD terus melakukan pemantauan terhadap Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo, serta menyiapkan alat-alat kedaruratan sebagai antisipasi bencana banjir yang lebih besar, dengan tren debit air yang terus naik. “Kami terus mengecek TMA termasuk diantaranya menyiapkan kebutuhan sembako bagi warga yang rumahnya terdampak banjir,” pungkasnya. [dny/kun]