Kementrian Lembaga: BPBD

  • Hujan Deras di Ngawi Picu Tebing 100 Meter Longsor, Rumah Warga Jebol

    Hujan Deras di Ngawi Picu Tebing 100 Meter Longsor, Rumah Warga Jebol

    Ngawi (beritajatim.com) – Hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengakibatkan longsor pada Minggu (17/3/2024) malam. Bongkahan batu besar dari tebing setinggi 100 meter longsor dan menjebol dinding rumah warga di Desa Karanggupito Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi.

    Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan membersihkan material longsor di rumah milik Boniran (65) warga setempat. Material longsor berupa bebatuan, bahkan bongkahan batu besar dari tebing setinggi 100 meter itu menjebol dinding bagian dapur rumah tersebut.

    Seluruh perabotan yang ada di dapur rusak tertimpa material dinding yang jebol. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Saat kejadian, rumah dalam kondisi kosong, ditinggal penghuninya berbuka puasa di rumah saudaranya.

    Kejadian terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Minggu (17/3/2024) sore. Warga sekitar dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari tebing di samping pemukimannya. Saat dilihat, ternyata longsoran batu sudah menjebol dinding dapur rumah milik Boniran.

    “Habis hujan longsor bebatuan yang besar itu dari ketinggian 100 meter menerjang rumah saya bagian dapur,” terang Boniran, pemilik rumah.

    Pemilik rumah dibantu warga membersihkan material batu. BPBD Ngawi mengimbau kepada warga untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam seperti longsor, terutama di wilayah yang rawan. Warga diimbau untuk segera melapor kepada pihak terkait jika melihat tanda-tanda longsor. [fiq/suf]

  • Dua Desa di Gresik Masih Terendam Banjir Bengawan Solo

    Dua Desa di Gresik Masih Terendam Banjir Bengawan Solo

    Gresik (beritajatim.com) – Dua desa di Kabupaten Gresik masih terendam banjir luapan  Sungai Bengawan Solo hingga saat ini. Desa yang terdampak di antaranya Desa Bungah, Kecamatan Bungah, dan Desa Madu Mulyorejo, Kecamatan Dukun.

    Imbas banjir tersebut, aktivitas warga setempat lumpuh. Sementara, ketinggian air mencapai 40 hingga 60 centimeter.

    Untuk meringankan beban warga di desa itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mengirim bantuan sembako.

    “Daerah yang terdampak banjir sudah mendapatkan bantuan sembako seperti beras, gula, minyak goreng dan mie instan. Ada 200 paket yang kami bagikan kepada warga,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, FX Driatmoko Herlambang, Senin (18/3/2024).

    Meluapnya Sungai Bengawan Solo tersebut dipicu debit air di sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut meningkat karena intensitas hujan yang tinggi. Air meluber hingga menggenangi pemukiman padat di Gresik.

    Saat ini, koordinasi terus dilakukan personel BPBD serta pihak kecamatan serta perangkat desa. Langkah ini diambil untuk memudahkan pendataan terhadap warga yang terdampak banjir.

    Selain memberikan bantuan, BPBD Gresik juga melakukan pemantauan terhadap Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo. Selain itu, juga menyiapkan alat-alat kedaruratan untuk antisipasi bencana banjir yang lebih besar apabila debit air terus naik.

    Sebelumnya, ada 4 desa yang terkena dampak meluapnya Sungai Bengawan Solo. Desa itu yakni Jrebeng, Dukunanyar, Tiremenggal, dan Sembayat. Ketinggian yang semula mencapai 40 centimeter sudah berangsur-angsur surut.

    Babinsa Koramil 0817/16 Dukun Serda TNI Azis mengatakan, banjir yang merendam wilayah Kecamatan Dukun salah satunya terjadi di Desa Madumulyorejo. Luapan air masuk di beberapa permukiman dan jalan desa. Tercatat sebanyak 18 kepala keluarga di desa setempat rumahnya masih terendam banjir.

    “Ketinggian air bervariasi dan belum ada kenaikan. Sampai sekarang masih dilaksanakan pemantauan mengantisipasi terhadap bertambahnya luapan air apabila turun hujan lagi,” kata Azis. [dny/beq]

  • Enam Tanggul Jebol, 93.149 Jiwa Terdampak Banjir di Demak

    Enam Tanggul Jebol, 93.149 Jiwa Terdampak Banjir di Demak

    Jakarta (beritajatim.com) – Sebanyak enam tanggul jebol pascahujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Jawa Tengah pada Rabu (13/3/2024). Kejadian ini memicu banjir di wilayah Kabupaten Demak.

    Terkini dilaporkan, tanggul Sungai Wulan yang berada di perbatasan Kabupaten Demak dan Kudus, Jawa Tengah juga kembali jebol pada Minggu (17/3/2024). Kejadian ini merupakan kali kedua pascabanjir Demak pada awal bulan Februari 2024 yang lalu.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak pada Senin (18/3) mencatat sebanyak 89 desa di 11 kecamatan terendam banjir dengan ketinggian antara 30-80 sentimeter.

    Kecamatan terdampak banjir antara lain Kecamatan Demak, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Sayung, Kecamatan Mranggen, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Karangawen, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Guntur, Kecamatan Dempet, Kecamatan Gajah.

    “Sebanyak 93.149 jiwa terdampak dan 22.725 jiwa diantaranya mengungsi. Pemerintah Kabupaten Demak telah mendirikan lokasi pengungsian di 45 titik,” ujar Muhari, Senin (18/3/2024).

    Hingga hari ini (18/3), lanjut Muhari, BPBD Kabupaten Demak masih bersiaga dengan kondisi banjir. Personil Pusdalops BPBD Kabupaten Demak Rizka melaporkan ketinggian air di wilayah Demak kota pada pagi ini mencapai lutut orang dewasa. Sementara itu arus banjir di ruas jalan Demak-Kudus semakin deras dan berpotensi membahayakan perahu evakuasi.

    “BPBD Kabupaten Demak masih berusaha mengevakuasi warga terdampak banjir bersama TNI, POLRI, BPBD Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, dan relawan,” katanya. [hen/beq]

  • Nelayan Campurejo Gresik yang Hilang Ditemukan di Pulau Raas Madura

    Nelayan Campurejo Gresik yang Hilang Ditemukan di Pulau Raas Madura

    Gresik (beritajatim.com)- Korban Zainal Abidin (50) nelayan asal Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik, yang hilang tenggelam diterjang ombak ditemukan di Pulau Raas, Sumenep, Madura. Saat ditemukan kondisi korban sudah tidak bernyawa.

    Kasatpolair Polres Gresik AKP Winardi membenarkan adanya penemuan jasad korban itu adalah nelayan asal Desa Campurejo yang hilang tenggelam akibat kapal yang digunakan mencari ikan terbalik diterjang ombak.

    “Berdasarkan laporan yang terima korban ditemukan oleh warga yang hendak memancing. Sebelumnya, korban selama 7 hari ditekan ombak tinggi,” ujarnya, Minggu (17/03/2024).

    Perwira pertama Polri itu menambahkan, sewaktu jasadnya ditemukan kondisinya membengkak. Korban oleh warga yang menemukan sudah dimakamkan.

    “Kami sudah berkordinasi dengan pihak keluarga serta pemerintah desa setempat agar jenazahnya langsung dimakamkan,” imbuhnya.

    Alasan korban dimakamkan di Pulau Raas lanjut Winardi, selain cuaca yang ekstrim. Jarak antara tempat tinggal korban dengan lokasi penemuan jenazah sangat jauh sekitar 234 kilometer.

    “Jenazahnya tidak memungkinkan dibawa ke kampung halamannya mengingat jaraknya sangat jauh. Ditambah menyeberang lagi ke Pulau Raas Madura,” ungkapnya.

    Seperti diberitakan, korban bersama tiga rekannya melaut mencari ikan di perairan wilayah Gresik. Namun, saat ditengah laut cuaca buruk sehingga Kapal Sinar Jaya yang ditumpangi korban terbalik dihantam ombak tinggi. Korban Zainal Abidin hilang, sementara tiga rekannya selamat.

    Setelah dilakukan pencarian oleh Satpolair Polres Gresik, BPBD setempat serta dibantu nelayan Desa Campurejo. Korban juga belum ditemukan. Selama 7 hari, dilakukan upaya pencarian. Jasad korban akhirnya ditemukan di Pulau Raas Madura. [dny/aje]

  • Pemuda Ngawi Hanyut di Bengawan Madiun Ditemukan Meninggal di Jarak 15 Km 

    Pemuda Ngawi Hanyut di Bengawan Madiun Ditemukan Meninggal di Jarak 15 Km 

    Ngawi (beritajatim.com) – Didik Nugroho (28), seorang pemuda asal Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ditemukan meninggal dunia setelah tiga hari dicari karena hanyut di Sungai Bengawan Madiun.

    Jasad Didik ditemukan mengambang di Sungai Bengawan Madiun, kawasan Jembatan Jetak tepatnya di Desa Beran, Kecamatan Ngawi Kota, pada Minggu (17/3/2024) sekitar pukul 08.00 WIB. Jarak penemuan jasadnya sekitar 15 kilometer dari lokasi awal ia dikabarkan hanyut.

    Didik dikabarkan hanyut pada Jumat (15/3/2024) siang saat mandi di Sungai Bengawan Madiun. Saat itu, hanya pakaian dan sabunnya yang ditemukan di lokasi kejadian.

    Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, Damkar, dan relawan setempat melakukan pencarian selama tiga hari. Pada hari ketiga, jasad Didik ditemukan mengambang di sungai.

    “Kami sudah lakukan pencarian selama tiga hari. Hingga akhirnya, korban ditemukan pada pagi hari. Setelah dipastikan, jasad ini merupakan jasad korban atas nama Didik Nugroho,” terang Andris Dwi Prasetya, Petugas Basarnas Pos SAR Trenggalek.

    Tim SAR mengevakuasi jasad Didik menggunakan perahu karet. Pihak keluarga yang datang ke lokasi langsung memastikan bahwa jasad tersebut adalah Didik.

    Jenazah Didik kemudian dibawa ke RSUD dr. Soeroto Ngawi untuk divisum. Setelah divisum, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

    Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di sungai, terutama saat musim hujan dengan arus yang deras. [fiq/suf]

  • Jembatan Kodik Ambruk Akibat Banjir di Pamekasan

    Jembatan Kodik Ambruk Akibat Banjir di Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Jembatan penghubung antar desa di Desa Kodik, Kecamatan Proppo, Pamekasan, ambruk tak tersisa akibat terjangan banjir yang melanda wilayah Pamekasan, Selasa (12/3/2024) lalu.

    Jembatan penghubung tersebut merupakan akses jalan dari menuju Desa Samiran-Talango, Proppo. Sekaligus sebagai akses alternatif dari tiga desa berbeda di wilayah setempat.

    “Jembatan Kodik, Proppo, menjadi salah satu fasilitas umum yang rusak akibat banjir yang terjadi beberapa waktu lalu,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, Sabtu (16/3/2024).

    Pihaknya menyampaikan jembatan tersebut sekaligus menjadi satu-satunya fasilitas umum yang rusak, saat terjadi banjir yang menyerang 9 desa/kelurahan di Pamekasan. “Jadi Jembatan Kodik ini menjadi satu-satunya fasilitas umum yang rusak akibat banjir, lainnya alhamdulillah aman,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Dhofir.

    Jauh sebelum ambruk, kondisi jembatan tersebut memang sangat mengkhawatirkan. Hanya saja warga tetap memaksa melewati jembatan yang terbuat dari besi dan bahan cor.

    Bahkan pihak BPBD Pamekasan, juga sempat memasang plakat sebagai tanda peringatan bagi warga agar tidak melintasi jembatan yang menjadi akses alternatif.

    “Memang sebelum ambruk, kondisi jembatan memang sangat mengkhawatirkan, dan sempat dipasang plakat peringatan agar tidak dilintasi, sehingga saat ini benar-benar ambruk tak tersisa,” jelasnya.

    Akibat peristiwa banjir tersebut, terdapat sebanyak 2.517 KK menjadi korban banjir yang di dua kecamatan berbeda di Pamekasan, yakni Kecamatan Pademawu, dan Kecamatan Pamekasan (Kota).

    Jumlah tersebut tersebar di sebanyak 9 (sembilan) desa/kelurahan di Pamekasan, meliputi sebanyak 3 (tiga) desa dan 6 (enam) kelurahan di dua kecamatan berbeda. Berdasar data BPBD Pamekasan, musibah banjir terjadi di 8 desa/kelurahan di kecamatan Pamekasan, serta satu desa di kecamatan Pademawu. [pin/kun]

  • Banjir Sampang Ancam Gagalkan Panen Padi Petani

    Banjir Sampang Ancam Gagalkan Panen Padi Petani

    Sampang (beritajatim.com) – Banjir yang melanda Desa/Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, selama 3 hari merugikan para petani padi. Tanaman padi mereka terendam dan rusak, terancam gagal panen.

    “Banjir tak hanya merendam, tapi juga merusak tanaman padi karena arus airnya deras,” ungkap H. Ahmadi, petani asal Desa Torjun, Sabtu (16/3/2024).

    Ahmadi memperkirakan puluhan hektar lahan pertanian di Torjun dan Jrengik terdampak banjir.

    Sebelumnya, banjir air hujan melanda Sampang selama 3 hari (12-14 Maret 2024) dan merendam 16 desa di 4 kecamatan.

    “Data kami menunjukkan 16 desa dan kelurahan di 4 kecamatan terdampak banjir,” kata H. Muhammad Hozin, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang.

    Hozin mengimbau warga untuk waspada dan siaga menghadapi cuaca ekstrim saat ini. Segera laporkan potensi bencana kepada aparat terdekat.

    “Cuaca ekstrim masih melanda Sampang. Kami harap warga siaga dan waspada,” harapnya. (ted)

  • Tanggap Banjir Semarang, Kemensos Dirikan Dapur Umum dan Pasok Logistik

    Tanggap Banjir Semarang, Kemensos Dirikan Dapur Umum dan Pasok Logistik

    Semarang (beritajatim.com) – Hujan deras disertai petir dan angin kencang sejak Rabu (13/3) mengakibatkan banjir di Kota Semarang.

    Data BPBD Kota Semarang per 15 Maret 2024 menunjukkan 169.991 warga terdampak. Banjir Kanal Timur (BKT) meluap karena tak mampu menampung debit air dari daerah Ungaran dan sekitarnya, memperparah situasi.

    Kementerian Sosial (Kemensos) bergerak cepat, mendirikan dapur umum di beberapa titik untuk menyediakan logistik. Bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Dinas Sosial Kota Semarang, TNI, Polri, Relawan, dan Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kemensos memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk memastikan kesehatan mereka.

    Sekretaris Jenderal Kemensos, Robben Rico didampingi Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), M. Delmi, dan Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Iyan Kusmadiana, turun langsung meninjau kondisi banjir di beberapa wilayah, posko pengungsian, dan posko bantuan Kemensos pada Jum’at (15/3). Kelurahan Kaligawe merupakan salah satu kawasan terparah.

    “Kita membuat empat dapur umum, dan membantu beberapa dapur umum mandiri yang dibuat warga,” kata Robben Rico.

    Kemensos, melalui Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), bersinergi dengan berbagai Sentra Terpadu mengirimkan bantuan makanan siap saji, kebutuhan wanita dan anak, kasur, selimut, dan tenda.

    Bantuan Makanan Kemensos untuk banjir di Jateng

    Banjir parah membuat beberapa masyarakat mengungsi. Robben Rico bersama tim mendistribusikan bantuan langsung kepada masyarakat di pengungsian, salah satunya di Gedung Serbaguna Universitas Semarang.

    “Tadi sampai jam 3 pagi kita keliling di beberapa tempat, mensupply kasur dan selimut. Harapannya warga bisa beristirahat dengan baik dan nyaman di pengungsian,” ucap Robben.

    Salah satu pengungsi, Etty, mengucapkan rasa terima kasihnya. “Sebelumnya, tidur hanya dengan alas tikar, sehingga selimut dan kasur ini sangat dibutuhkan,” Ucap Etty.

    Bantuan Kemensos untuk bencana banjir di Kota Semarang total nilai sebesar Rp. 3,088 miliar. Bantuan tersebut sebagai bentuk komitmen Kemensos untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir agar dapat melewati masa sulit ini dengan lebih baik. (ted)

  • Sejumlah Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Cuaca Ekstrem

    Sejumlah Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Cuaca Ekstrem

    Jakarta (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah Kabupaten/Kota di Pantai Utara (Pantura) Jawa bagian tengah terdampak bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca ekstrem.

    Cuaca ekstrem yang ditandai dengan intensitas curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang sebelumnya termonitor dari satelit klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Rabu (13/3/2024) lalu.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, konsentrasi awan yang memicu cuaca ekstrem ini ditandai dengan adanya warna merah-oranye pada peta satelit di sepanjang garis pantai mulai dari Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Grobogan.

    “Hasil akumulasi data yang dihimpun tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Jumat (15/3), sejumlah wilayah Kabupaten/Kota telah melaporkan kejadian bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor,” papar Muhari.

    Muhari menambahkan, BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, telah mengeluarkan informasi awal peringatan dini cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi hingga pekan depan.

    Menurut BMKG, lanjut Muhari, wilayah Jawa Tengah terpantau adanya gangguan pada atmosfer hingga menyebabkan potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh gelombang equatorial rossby, gangguan atmosfer madden julian oscillation (MJO) dan kemunculan bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia serta bibit siklon tropis 94S di teluk Carpentaria sekitar utara Australia.

    Adapun kondisi tersebut menurut BMKG dapat mengakibatkan peningkatan intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah Jawa Tengah. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah dapat berlangsung hingga tanggal 18 Maret 2024.

    “BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terutama saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak bencana seperti banjir, banjir bandang tanah longsor, angin kencang, sambaran petir dan pohon tumbang,” ujarnya. (ted)

  • Pemuda Ngawi Dikabarkan Hanyut di Bengawan Madiun 

    Pemuda Ngawi Dikabarkan Hanyut di Bengawan Madiun 

    Ngawi (beritajatim.com) – Pemuda Ngawi dikabarkan hanyut terseret arus sungai Bengawan Madiun di Desa Ngompro Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat (15/3/2024) pukul 14.30 WIB. Sang ibu yang mengetahui kejadian itu berteriak histeris usai mendapatkan kabar dari sejumlah warga jika putranya diduga hanyut di sungai. 

    Pemuda itu adalah Didik Nugroho (28) warga setempat. Kejadian itu diketahui berawal saat warga hendak mandi di sungai menemukan baju dan sabun. Warga tahu jika baju dan sabun itu merupakan milik korban. Namun, korban tak terlihat ada di sekitar sungai. 

    Warga pun mulai mencari ke rumah dan sejumlah tempat yang kerap dikunjungi korban. Namun sayangnya. Keberadaan korban tidak diketahui. Warga pun melaporkan kejadian itu pada pihak kepolisian. 

    ‘’Awalnya ada yang mau mandi di sungai menemukan pakaian dan sabun. Diduga korban ini tenggelam,’’ terang Suyanto, Kepala Dusun Pilang Desa Ngompro. 

    Pihak kepolisian dibantu Tim Pemadam Kebakaran Ngawi serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi melakukan pemantauan darat. Pun, arus air yang deras membuat petugas terkendala. 

    ‘’Kami dibantu Damkar dan relawan sore ini memantau dari darat karena air cukup deras dilanjutkan besok pagi kita apel disini. Informasi awal korban mandi pakaian masih di darat dan dilakukan pencarian belum ketemu hingga sekarang,’’ kata Kapolsek Pangkur AKP Sulis Baskoro. 

    Petugas akan segera melanjutkan pencarian pada Sabtu (16/3/2024) pagi. Sementara, saat malam hari dengan melakukan pemantauan darat. [fiq/kun]