Kementrian Lembaga: BPBD

  • Hilang 2 Hari, Kakek di Magetan Ditemukan Meninggal di Waduk Gonggang

    Hilang 2 Hari, Kakek di Magetan Ditemukan Meninggal di Waduk Gonggang

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang kakek bernama Satar (75) warga Desa/Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan, Jawa Timur hilang sejak Kamis (21/3/2024). Hingga akhirnya, setelah dilakukan pencarian, Satar ditemukan meninggal di Waduk Gonggang pada Sabtu (23/3/2024) malam.

    Pencarian sempat dilakukan oleh pihak keluarga sejak Kamis. Namun, sampai Sabtu pagi tak kunjung membuahkan hasil. Mereka pun sempat melapor ke pihak kepolisian. Hingga akhirnya, BPBD Magetan juga sempat terlibat dalam melakukan pencarian. Hingga Sabtu petang, tak membuahkan hasil.

    Warga dan petugas pun hanya bisa melakukan pemantauan di bibir Waduk Gonggang saat malam hari. Sampai akhirnya, jenazah Satar mengambang dan ditemukan pada Sabtu malam sekitar pukul 23.30 WIB.

    BPBD Magetan dibantu petugas gabungan pun segera melakukan evakuasi menggunakan perahu karet. Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka. Hasil visum pihak kepolisian didapat bahwa Satar meninggal karena terjatuh dan tenggelam di Waduk Gonggang.

    “Langsung dievakuasi dan kemudian dibawa ke rumah duka. Pihak keluarga menerima kejadian sebagai musibah,” kata Sekdes Poncol Siti Elfiyanti, Minggu (24/3/2024).

    Sebelumnya diberitakan, Satar (75) warga Desa/Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan sudah hilang sejak Kamis (21/3/2024). Diduga, Satar tercebur di Waduk Gonggang yang tak jauh dari rumahnya.

    Sekretaris Desa Poncol Siti Elfiyanti mengatakan, bahwa warganya yakni Satar dikabarkan hilang sejak Kamis. Pihak keluarga sudah berupaya melakukan pencarian. Hingga akhirnya, melapor ke pihak kepolisian karena tak kunjung ketemu sampai Sabtu (23/3/2024.

    “Pamitnya ke rumah anaknya. Tapi, sampai Kamis itu ternyata gak ke sana. Ada warga yang melihat jika Pak Satar ini berjalan ke arah Waduk Gonggang sebelum dikabarkan hilang,” kata Siti, Sabtu (23/3/2024).

    “Dan memang di rekaman CCTV sekitar waduk, Pak Satar ini memang menuju waduk. Pas dicari ke waduk, ternyata ada sepatu, topi, sabit, dan rumput hasil ngarit yang ditemukan di pinggir waduk. Karenanya, ada dugaan Pak Satar ini tercebur ke waduk,” lanjut Siti. [fiq/suf]

  • BPBD Gresik Catat Ada 2.106 Rumah Rusak Akibat Gempa di Pulau Bawean

    BPBD Gresik Catat Ada 2.106 Rumah Rusak Akibat Gempa di Pulau Bawean

    Gresik (beritajatim.com) – BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Gresik mencatat ada 2.106 rumah warga mengalami kerusakan imbas gempa dengan kekuatan 6,5 skala richter di Pulau Bawean.

    Jumlah tersebut tersebar di 35 desa baik di Kecamatan Sangkapura, maupun Tambak. Kerusakan rumah itu rinciannya 820 mengalami kerusakan berat, dan 1.286 kerusakan ringan.

    Selain rumah warga, sejumlah tempat ibadah juga mengalami hal yang sama. Ada 143 tempat ibadah mengalami kerusakan ringan. Detailnya, 10 tempat ibadah rusak sedang, dan 11 mengalami rusak berat.

    Hal yang sama pada bangunan sekolah. Ada 59 sekolah rusak ringan, 11 sekolah rusak sedang, 5 sekolah rusak berat, 1 ponpes rusak sedang, 13 kantor rusak ringan, 1 kantor rusak berat serta 1 rumah sakit rusak ringan.

    Kepala BPBD Gresik Sukardi mengatakan, untuk korban pihaknya mencatat ada 7 orang
    mengalami luka ringan. Masing-masing Hasi’ah (71) warga Desa Tambak Kecamatan Tambak, Fatmawiyah (46) warga Desa Lebak Kecamatan Sangkapura, Amira Nita Aprilia (4) dari Desa Gelam Kecamatan Tambak, Amalia Riski (18) warga Desa Tambak Keramat Kecamatan Tambak.

    Serta Nur Hasanah (39) warga Desa Tambak Keramat. Kemal Abdullah Al Gafiqi (2) dari Desa Sawahmulya Kecamatan Sangkapura dan Faiqatul Febriana (20) dari Desa Bululanjang Kecamatan Sangkapura.

    “Semua korban itu sudah mendapat perawatan medis. Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada korban jiwa,” katanya, Minggu (24/3/2024).

    Sementara itu, Bupati Fandi Akhmad Yani yang mengunjungi Pulau Bawean menuturkan, pihaknya terus memberikan sosialisasi terkait mitigasi bencana alam dan trauma healing kepada warga.

    “Ini menjadi penting karena mengembalikan rasa percaya kepada masyarakat bahwa Bawean baik-baik saja,” ujarnya.

    Ia menambahkan, kordinasi dan segala bentuk upaya mitigasi bencana sudah dilakukan oleh Pemkab Gresik bersama BMKG untuk menangani warga yang terdampak.

    “Kami tidak hanya bantuan, tapi juga memberikan trauma healing dan semangat kepada warga terdampak agar tetap tenang menghadapi kondisi yang ada saat ini,” imbuhnya.

    Seperti diberitakan, hingga Sabtu (23/3) kemarin warga Pulau Bawean masih merasakan gempa susulan. Bahkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 229 kali gempa susulan yang dirasakan di pulau tersebut. [dny/suf]

  • Bocah Asal Prigen Pasuruan Hilang 3 Hari, Diduga Hanyut di Sungai

    Bocah Asal Prigen Pasuruan Hilang 3 Hari, Diduga Hanyut di Sungai

    Pasuruan (beritajatim.com) – Seorang bocah bernama Nur Huda (8) dilaporkan hilang dari rumah. Diketahui Huda merupakan warga Desa Bulukandang, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

    Menurut keterangan Kapolsek Prigen AKP Sugiyanto, Huda dikabarkan menghilang sejak Kamis (21/3/2024). Mulanya dia bermain bersama seorang temannya di sekitaran MTs (Madrasah Tsanawiyah) Raden Fatah.

    “Korban keluar dari rumahnya sejak pukul 11.00 WIB bersama seorang temannya di MTs Raden Fatah. Namun sampai pukul 17.00 WIB, korban belum pulang kerumah,” kata Sugiyanto, Minggu (24/3/2024).

    Hal tersebut kemudian membuat sanak keluarga mencari di lokasi terakhir Huda bermain. Menurut salah satu saksi, sebelum menghilang, Huda sedang bermain di Sungai Bulukandang.

    Sugiyanto mengatakan, hingga saat ini pencarian terus dilakukan oleh tim SAR dan juga petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pasuruan. Pencarian dilakukan di sekitaran sungai yang menjadi lokasi terakhir bocah itu.

    Segala sesuatu sudah dilakukan oleh tim gabungan tersebut hingga menyusuri bagian sungai. Namun, Sugiyanto tak menjelaskan secara rinci sudah berapa meter lokasi yang ditempuh oleh tim gabungan.

    “Kita sudah dibantu dari BPBD Kabupaten untuk melakukan pencarian di sekitaran sungai. Mari kita doakan agar korban segera ditemukan,” tambahnya. [ada/suf]

  • BNPB: Sebanyak 2.495 Kepala Keluarga Terdampak Pascagempa Tuban

    BNPB: Sebanyak 2.495 Kepala Keluarga Terdampak Pascagempa Tuban

    Jakarta (beritajatim.com) – Jumlah warga terdampak Gempa yang berpusat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur sejak Jumat (22/3) terus bertambah. Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Sabtu (23/3) pukul 14.00 WIB, tercatat 2.495 kepala keluarga (KK) yang tersebar dibeberapa wilayah Provinsi Jawa Timur terdampak.

    “Adapun rinciannya 2.473 KK di Kabupaten Gresik, 12 KK di Kabupaten Tuban, enam KK di Kabupaten Lamongan, dua KK di Kota Surabaya, satu KK di Kabupaen Pamekasan, dan satu KK di Kabupaten Sidoarjo,” papar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

    Dia menyebut, terdapat satu kepala kelurga di Kabupaten Tuban mengungsi ke rumah kerabat dikarenakan rumahnya terdampak gempa, satu orang warga Kabupaten Gresik dan satu orang warga Kota Surabaya mengalami luka ringan akibat tertimpa material rumah.

    Muhari menambahkan, kerusakan infrastruktur bertambah cukup signifikan di wilayah Kabupaten Gresik, kini 304 unit rumah warga alami kerusakan berat, 835 unit rumah warga alami rusak sedang dan 1.334 unit rumah rusak ringan. Sebanyak 11 unit fasilitas pendidikan rusak sedang dan 39 unit fasilitas pendidikan lainnya alami rusak ringan.

    “Tujuh unit fasilitas ibadah rusak berat, delapan unit fasilitas ibadah lainnya rusak sedang dan 72 unit fasilitas ibadah kondisinya rusak ringan. Delapan dedung perkantoran turut rusak akibat gempa ini,” katanya.

    Muhari juga mengataman, sejumlah kerusakan juga terjadi wilayah Kabupaten Tuban, empat unit rumah alami rusak berat, delapan unit rumah rusak ringan, dua kandang milik warga rubuh, satu klenteng dan SDN Mandoka alami kerusakan ringan, serta satu Balai Desa alami rusak berat.

    “Rumah Sakit Husada Utama dan Gedung Sawunggaling Jimerto yang berada di Kota Surabaya menambah catatan laporan alami kerusakan ringan terdampak gempa, setelah sebelumnya dilaporkan dua unit rumah warga alami kerusakan ringan, serta RS Unair dan RSUD M Soewandhie turut terdampak,” ujarnya.

    Kemudian, lanjut Muhari, di Kabupaten Lamongan terdapat enam unit rumah rusak ringan, RS Intan Medika, satu unit masjid dan dua unit balai desa juga alami kerusakan ringan. Kemudian satu unit kantor kecamatan di Kabupaten Bojonegoro alami rusak ringan, satu unit rumah rusak sedang di Kabupaten Pamekasan dan satu unit rumah rusak ringan di Kabupaten Sidoarjo. Untuk Kabupaten Rembang laporan masih sama dengan sebelumnya yaitu RSUD dr. Soetrasno terdampak.

    Muhari memastikan, berbagai upaya masih terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan Kabupaten Kota setempat, yaitu terus memonitoring di beberapa lokasi terdampak, mengimbau kepada masyarakat agar memastikan kondisi rumah tidak ada retakan ataupun kerusakan akibat gempa.

    “Tim Reaksi Cepat BPBD telah tiba di Pulau Bawean dengan membawa sejumlah dukungan peralatan dan logistik untuk penanganan darurat awal,” tegasnya. [kun]

  • Lansia Poncol Magetan Diduga Tercebur Waduk Gonggang

    Lansia Poncol Magetan Diduga Tercebur Waduk Gonggang

    Magetan (beritajatim.com) – Satar (75) warga Desa/Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan sudah hilang sejak Kamis (21/3/2024). Diduga, Satar tercebur di Waduk Gonggang yang tak jauh dari rumah.

    Sekretaris Desa Poncol Siti Elfiyanti mengatakan, bahwa warganya yakni Satar dikabarkan hilang sejak Kamis. Pihak keluarga sudah berupaya melakukan pencarian. Hingga akhirnya, melapor ke pihak kepolisian karena tak kunjung ketemu sampai Sabtu (23/3/2024).

    “Pamitnya ke rumah anaknya. Tapi, sampai Kamis itu ternyata gak ke sana. Ada warga yang melihat jika Pak Satar ini berjalan ke arah Waduk Gonggang sebelum dikabarkan hilang,” kata Siti, Sabtu (23/3/2024).

    “Dan memang di rekaman CCTV sekitar waduk, Pak Satar ini memang menuju waduk. Pas dicari ke waduk, ternyata ada sepatu, topi, sabit, dan rumput hasil ngarit yang ditemukan di pinggir waduk. Karenanya, ada dugaan Pak Satar ini tercebur ke waduk,” lanjut Siti.

    Hingga saat ini, pihak keluarga telah melaporkan kejadian itu pada pihak Polsek Poncol pada Sabtu (23/3/2024). Saat ini masih dilakukan pemantauan di pinggiran waduk dan mengupayakan pencarian di darat.

    “Betul ada laporan orang hilang diduga tenggelam di Waduk Gonggang. Sudah dilaksanakan pencarian baik dari warga TNI dan Polri serta BPBD namun demikian sampai sekarang belum ditemukan.Minta doa nya semoga segera ditemukan,” kata Kapolsek Poncol AKP Sukarno.

    Diketahui, pihak BPBD, TNI, dan Polri melaksanakan beberapa upaya. Diantaranya melakukan penyisiran di sekitar tebing yang telah diketemukan barang milik Bapak Satar namun hasilnya nihil, karena medan yg curam dan waktu yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pencarian.

    Kemudian, pihak desa, pengelola Waduk Gonggang dan masyarakat setempat akan melakukan pemantauan mandiri, dan akan melaporkan kepada BPBD Magetan apabila terdapat perkembangan lebih lanjut. [fiq/kun]

  • Sembako dan Terpal untuk Para Korban Gempa Tuban

    Sembako dan Terpal untuk Para Korban Gempa Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Pasca gempa bumi berkekuatan 6.5 magnitudo yang mengguncang wilayah kabupaten Tuban dan sekitarnya, Kapolres Tuban bersama Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban melakukan pengecekan sejumlah rumah warga di beberapa kecamatan yang mengalami kerusakan.

    Selain pengecekan, Kalaksa BPBD Tuban bersama Kapolres Tuban juga turut memberikan bantuan sembako untuk warga yang terdampak gempa, serta bantuan terpal sebagai pengganti sementara atap rumah warga yang runtuh akibat gempa.

    Kapolres Tuban AKBP Suryono, S.H., S.I.K., M.H mengatakan terkait dengan kerusakan yang dialami oleh beberapa masyarakat saat ini masih diinventarisir dan didata untuk solusi perbaikan.

    “Apakah nanti perbaikannya cukup dari desa atau dari BPBD,” tutur AKBP Suryono. Sabtu (23/03/2024).

    Ia juga menambahkan, dari data sementara yang berhasil dihimpun terdapat belasan rumah warga yang mengalami kerusakan baik ringan hingga tembok runtuh akibat gempa. Namun, tidak menutup kemungkinan data tersebut akan bertambah.

    “Jika tidak memungkinkan nanti akan di data sendiri oleh para Kades dan hasilnya akan di serahkan kepada BPBD Tuban,” terang Suryono.

    Lanjut, gempa bumi yang terjadi di wilayah Kabupaten Tuban telah terjadi beberapa kali gempa susulan, sehingga menyebabkan kerusakan di sejumlah bangunan dan rumah warga yang tersebar dibeberapa Kecamatan.

    “Rata-rata tembok runtuh, atap ambruk karena udah lama,” paparnya.

    Sementara itu, Kalaksa BPBD Tuban Sudarmaji juga menyampaikan hal yang sama sesuai dengan data yang diperoleh, hingga saat ini ada sebanyak 13 rumah yang terdampak baik itu rusak ringan maupun rusak berat.

    “Kami bersama Bapak Kapolres sudah meninjau beberapa titik dan menyerahkan bantuan,” ujar Sudarmaji.

    Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik pasca gempa yang terjadi serta tidak termakan isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

    “Selain informasi yang kami keluarkan berarti itu tidak benar,” kata dia.

    Oleh karenanya, Sudarmaji menyarankan agar masyarakat menjauhi bangunan-bangunan yang sudah retak atau bangunan yang konstruksinya kelihatan tidak kuat, sebab, hingga pagi tadi sekitar pukul 07.05 Wib masih tercatat ada gempa susulan yang kekuatannya masih cukup tinggi yakni 4.7 magnitudo.

    “Itu cukup tinggi dan tetap harus kita waspadai,” tutup Sudarmaji. [ayu/ian]

  • Gempa Susulan Terus Guncang Tuban, BPBD Dirikan Tenda Darurat di RS Muhammadiyah

    Gempa Susulan Terus Guncang Tuban, BPBD Dirikan Tenda Darurat di RS Muhammadiyah

    Tuban (beritajatim.com) – Gempa bumi berkekuatan 6.0 SR yang mengguncang Tuban pada hari Jumat (22/3) diikuti oleh gempa susulan yang terus terjadi hingga hari Sabtu (23/3) hari ini.

    Untuk mengantisipasi dampak gempa susulan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban mendirikan tenda darurat di RS Muhammadiyah Tuban.

    Sebelumnya, gempa pada hari Jumat telah menyebabkan kepanikan di RS Muhammadiyah. Pasien dan pengunjung berhamburan keluar saat gempa terjadi.

    Gempa susulan yang terjadi pada hari Sabtu, termasuk gempa berkekuatan 5.3 SR dan 6.5 SR, meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya kerusakan lebih lanjut.

    Kepala Karyawan RS Muhammadiyah Tuban, Noviar Jayanegara, mengatakan bahwa tenda darurat didirikan untuk melindungi pasien dan memberikan rasa nyaman di tengah situasi yang mencekam.

    “Saat gempa terjadi kemarin, banyak pasien panik. Kami pun melakukan protokol evakuasi bencana, terutama untuk pasien di lantai atas,” terangnya.

    Pemasangan tenda darurat di RS Muhammadiyah Tuban. [foto : Diah Ayu/beritajatim.com]Jaya menambahkan bahwa saat gempa terjadi, RS sedang melaksanakan operasi. Protokol bencana pun dijalankan, dan pasien di lantai atas dievakuasi ke bawah. Beruntung, struktur bangunan RS tidak mengalami kerusakan, dan pasien yang dievakuasi di halaman RS telah dikembalikan ke ruang perawatan.

    “Aktivitas di RS hari ini masih berjalan normal,” paparnya.

    Sementara itu, Kepala BPBD Tuban, Sudarmaji, menjelaskan bahwa tenda darurat hanya didirikan di RS Muhammadiyah. RSNU dipantau aman karena pasien telah kembali ke ruang perawatan. Sedangkan RS Medika Tuban tidak memerlukan tenda darurat karena tidak memiliki gedung bertingkat.

    “Pemasangan tenda darurat ini dilakukan sebagai antisipasi gempa susulan yang masih berpotensi terjadi berdasarkan informasi dari BMKG Tuban. Kita harus tetap waspada,” tutur Sudarmaji.

    Pemasangan tenda darurat di RS Muhammadiyah diawasi langsung oleh Kapolres Tuban AKBP Suryono, yang turut melihat kondisi pasien di RS. (ayu/ted)

  • Update Gempa Tuban, SDN Mondokan Retak Diguncang Gempa Siang Ini

    Update Gempa Tuban, SDN Mondokan Retak Diguncang Gempa Siang Ini

    Tuban (beritajatim.com) – Update pasca gempa bumi di wilayah Kabupaten Tuban jumat 22 maret 2024 hingga terjadi gempa susulan pada Sabtu 23 maret 2024 pagi tadi sekitar 4.4 SR masih mengguncang.

    Berdasarkan informasi data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tuban update gempa susulan pukul 10.56 WIB sabtu (23/03/2024) sebanyak 159 guncangan.

    Akibatnya, salah satu SDN Mondokan No.38 Tuban terpaksa mempulangkan siswanya, lantaran kelas di lantai 2 bagian tangga mengalami keretakan dan dikhawatirkan apabila terjadi guncangan susulan bisa reruntuhan bisa mengenai siswa.

    Dalam pantauan Beritajatim.com di lapangan, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji mengimbau kepada guru SDN Mondokan Tuban agar kelas yang di lantai 2 untuk dikosongkan dan tidak tangga tidak dilewati oleh siswa.

    “Kami imbau agar tangga dan kelas di lantai 2 untuk tidak digunakan sementara dulu, karena dikhawatirkan masih ada gempa susulan,” ucap Sudarmaji kepada salah satu guru.

    Kemudian, ia juga menyampaikan bahwa hasil koordinasi dengan BMKG Tuban memang sampai hari ini masih terus ada gempa susulan, meski skala intensitas rata-rata di 4.5 SR, masyarakat harus tetap waspada.

    “Memang kami dilaporkan adanya keretakan dinding tembok di bagian tangga lantai 2 atas gempa susulan, sehingga hari ini kami cek di lokasi,” kata Sudarmaji.

    Selain itu, pihaknya juga mengecek kondisi di RS Muhammadiyah Tuban serta memberikan bantuan terhadap beberapa rumah warga yang terdampak antara lain roboh hingga rusak.

    Adapun pihaknya meninjau di lokasi dengan didampingi oleh Kapolres Tuban AKBP Suryono, serta seluruh relawan dari BPBD Tuban untuk sigap tanggap darurat. [ayu/ted]

  • Kirim Tim Respon Cepat, Pj Gubernur Jatim Besok Terjun ke Bawean Gresik

    Kirim Tim Respon Cepat, Pj Gubernur Jatim Besok Terjun ke Bawean Gresik

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan respons cepat terhadap gempa tektonik di wilayah Timur Laut Tuban, yang terjadi sejak Jumat (22/3/2024) pada pukul 11.22 WIB.

    Gempa bumi dengan kekuatan 6.0 SR tersebut diikuti pula gempa susulan sebanyak 160 kali sampai pada pukul 09.07 WIB, Sabtu (23/3/2024). Wilayah terdampak gempa mulai dari Gresik, Tuban, Surabaya, Lamongan, Bojonegoro, dan Pamekasan.

    Hingga pagi ini, BPBD Jatim telah menghimpun data terkait dampak gempa tersebut. Yang mana secara total ada 51 rumah rusak ringan, 13 rumah rusak sedang, dan 5 rumah rusak berat akibat gempa tersebut. Selain itu, gempa juga mengakibatkan kerusakan pada 2 unit sekolah, 4 unit rumah sakit, 1 pondok pesantren, 5 kantor desa, 3 tempat ibadah, 2 kandang ternak, 1 unit gedung, dan 2 motor.

    Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono menyampaikan, bahwa semalam Pemprov Jatim melalui BPBD telah mengirimkan Tim Respon Cepat (TRC) ke Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Pasalnya, Pulau Bawean merupakan wilayah yang terdampak cukup parah, karena paling dekat dengan pusat gempa.

    “Tim dari BPBD, Basarnas, Kementerian PU, dan BMKG telah berangkat ke Pulau Bawean untuk melakukan asesmen potensi kerusakan dan kebutuhan mendesak warga. Sebab, Pulau Bawean merupakan wilayah terdampak paling dekat dengan pusat gempa dan paling banyak mengalami dampak kerusakan,” ujarnya.

    Selain itu, Pj. Gubernur Adhy juga dijadwalkan akan turun langsung meninjau Pulau Bawean pada Minggu (24/3/2024) besok. Sehingga, percepatan penanganan pasca terjadinya gempa bisa berjalan lancar.

    “Rencananya saya juga akan langsung turun ke sana untuk memastikan bahwa seluruh warga terdampak bisa terpenuhi kebutuhannya. Sekaligus melakukan asesmen lapangan terhadap dampak dari gempa yang terjadi supaya bisa segera kita tangani,” tuturnya.

    Tak hanya di Bawean, sebagaimana diketahui, dampak gempa juga dirasakan di Surabaya. Bahkan, salah satu rumah sakit yaitu RS Unair Surabaya mengalami kerusakan cukup berat. Bahkan, menyebabkan gedungnya retak-retak dan rusak. Hal ini menyebabkan pasien harus diungsikan di tanah terbuka di luar gedung.

    Merespons hal itu, BPBD Jatim telah melakukan gerak cepat melalui pendirian tenda pengungsi di IGD RS Unair Surabaya. Sedikitnya, tiga unit tenda telah didirikan sebagai upaya percepatan penanganan dampak gempa yang terjadi di RS Unair.

    “Saat ini, kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, BPBD Kabupaten/Kota, Kementerian PU, Basarnas, dan BMKG untuk menentukan langkah-langkah mitigasi bencana dan percepatan penanganan pasca gempa,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan ini, dia menyampaikan agar masyarakat tidak panik, apabila terjadi gempa susulan.

    “Bila memungkinkan untuk keluar, segera keluar ke lapangan terbuka. Namun, bila tidak memungkinkan gunakan meja atau benda kokoh lainnya untuk berlindung di bawahnya,” ujarnya.

    “Jadi, jangan panik, tetap waspada, semoga tidak terjadi gempa susulan yang lebih besar,” tukasnya.

    Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan, bahwa seluruh tim BPBD baik di provinsi maupun kabupaten/kota telah bersiap untuk melakukan mitigasi bencana dan penanganan pasca terjadinya gempa bumi.

    “Sejak kemarin kami terus berkoordinasi, terutama dengan BPBD di daerah-daerah terdampak. Semua personel sudah siap siaga melakukan mitigasi bencana di daerah-daerah terdampak,” pungkasnya. (tok/*)

  • BNPB: Gempa Tuban Sebabkan 143 Kepala Keluarga Terdampak

    BNPB: Gempa Tuban Sebabkan 143 Kepala Keluarga Terdampak

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa Tuban 6,5 M yang terjadi pada Jumat (22/3/2024) menyebabkan 143 Kepala Keluarga (KK) di Jawa Timur (Jatim) terdampak.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan laporan yang dirangkum oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Sabtu (23/3) pukul 00.20 WIB, rincian kepala keluarga terdampak ialah Kabupaten Tuban 10 kepala keluarga, Kabupaten Gresik 130 kepala keluarga, Kabupaten Pamekasan satu kepala keluarga dan Kota Surabaya dua kepala keluarga.

    Muhari memaparkan, gempa tersebut mengakibatkan sejumlah infrastruktur alami kerusakan bervariasi, di Kabupaten Tuban tercatat empat unit rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang dan dua unit rumah rusak ringan. “Selain itu terdapat satu balai desa alami kerusakan cukup parah dan satu fasilitas ibadah alami rusak ringan, serta satu kandang milik warga roboh akibat guncangan gempa,” ujar Muhari, Sabtu (23/3/2024).

    Dia menambahkan, pada Kabupaten Gresik terdapat 19 unit rumah alami rusak berat, 61 unit rumah rusak sedang dan 50 unit rumah alami rusak ringan. Sejumlah fasilitas umum juga alami kerusakan seperi dua fasliltas Pendidikan rusak ringan, satu fasilitas Pendidikan rusak sedang, dua masjid rusak berat, satu musola rusak sedang, satu masjid rusak ringan, satu kantor desa dan satu Gedung perkantoran rusak ringan, serta RSUD Umas Mas’ud Sangkapura alami kerusakan ringan.

    Sementara wilayah Kabupaten Pamekasan tercatat satu unit rumah warga alami rusak ringan. Sementara itu di Kota Surabaya terdapat dua unit rumah warga alami rusak ringan, RS Unair dan RSUD M Soewandhi alami kerusakan ringan.

    “Adapun RSUD Soetrasno di Kabupaten Rembang turut terdampak yang sebabkan pasien dievakuasi keluar gedung,” tuturnya.

    Menurut Muhari, BPBD Jatim hingga kini terus melakukan penanganan darurat bencana. Antara lain melakukan pendataan dan monitoring di sejumlah lokasi, kemudian mendirikan tenda pengungsian di halaman RS Unair Surabaya.

    “Selanjutnya mengirimkan personil menuju pusat gempa di Pulau Bawean dengan menggunakan kapal dengan membawa kendaraan roda dua, tenda pengungsi, terpal plastik, makanan siap saji guna melakukan penanganan lebih lanjut di wilayah tersebut,” kata Muhari. [hen/beq]