Kementrian Lembaga: BPBD

  • Tinjau Banjir Lahar Dingin Semeru Lumajang, BPBD Jatim Serahkan Bantuan Logistik

    Tinjau Banjir Lahar Dingin Semeru Lumajang, BPBD Jatim Serahkan Bantuan Logistik

    Surabaya (beritajatim.com) – Banjir lahar dingin Semeru yang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang, Kamis (18/4/2024) malam, langsung direspons cepat BPBD Jatim.

    Beberapa saat setelah kejadian, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto langsung menerjunkan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) ke Kabupaten Lumajang untuk membantu percepatan penanganan banjir dan assessment kejadian di sejumlah lokasi terdampak.

    Pada Jumat (19/4/2024), Gatot juga langsung meninjau beberapa lokasi terdampak dan menyerahkan bantuan logistik, baik untuk warga terdampak maupun untuk kebutuhan dapur umum Tagana yang berlokasi di Kantor Dinas Sosial setempat.

    Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan kepada Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni di area Dapur Umum Tagana dan Kalaksa BPBD setempat, Patria Dwi Hastiadi.

    Adapun bantuan yang diserahkan di antaranya, lauk pauk (rendang ayam) 50 dus, lauk pauk (ikan saus cabe) 70 dus, siap saji 50 dus , air mineral 100 dus, glangsing 1000 pcs, selimut 5 koli, pacul 100 pcs, sekop 100 pcs, matras 100 lbr, Family kid 50 paket, paket kebersihan 50 dus, beras 500 kg, mie instan 20 dus dan minyak goreng @2 ltr 60 Pcs.

    Dalam peninjauan lokasi terdampak di Dusun Krajan, Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono bersama Pj Bupati Lumajang, hadir juga Kadinsos Jatim, Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim, perwakilan Dinas PU SDA Jatim, Sekda kabupaten Lumajang dan sejumlah OPD di lingkungan Pemkab Lumajang, termasuk Kades setempat, Faisal.

    Berdasarkan data BPBD Jatim, banjir lahar dingin Gunung Semeru kali ini telah membuat sejumlah fasilitas umum di sejumlah wilayah mengalami kerusakan.

    Di antaranya, Jembatan Mujur II (Desa Klopo Sawit, Kecamatan Candipuro), Jembatan Sumbersuko, Jembatan Gondoruso, Hembatan Joho dan beberapa fasilitas umum lainnya.

    “Kejadian ini juga mengakibatkan 495 KK terdampak dan dua orang meninggal dunia. Yakni, warga Desa Klopo Sawit yang hanyut saat melintasi jembatan yang tiba-tiba terputus akibat terseret air,” pungkas Gatot. (tok/ted)

  • Rumah Pasutri Terseret  Banjir Lahar di Lumajang Dipadati Petakziah

    Rumah Pasutri Terseret Banjir Lahar di Lumajang Dipadati Petakziah

    Lumajang (beritajatim.com) – Hujan deras yang disebabkan curah hujan tinggi menyebabkan kerusakan infrastruktur di sejumlah tempat. Selain itu, banjir lahar juga sampai memakan korban jiwa sedikitnya 3 orang.

    Adapun korban jiwa sebelumnya adalah Mira (47) warga asal Desa Sumberurip Kecamatan Pronojiwo yang tertimbun tanah longsor di kediamannya dan kedua pasutri Bambang (50) dan Ngatini (47) pasangan suami istri Bambang (50) dan Ngatini (47) meninggal dunia setelah melintasi Jembatan Kloposawit Kecamatan Candipuro yang putus akibat diterjang banjir lahar Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024) malam sekitar pukul 20.20 WIB.

    Tampak Jumat siang, kediaman rumah pasutri yang meninggal dunia setelah terjatuh pada saat melintasi Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit Kecamatan Candipuro yang putus diterjang banjir lahar Gunung Semeru, dipadati puluhan orang takziah termasuk petugas gabungan dari BPBD, TNI-Polri dan sejumlah relawan sosial Kabupaten Lumajang.

    Hasyim keluarga korban mengatakan, kedua pasutri terjatuh di bantaran sungai kali Mujur setelah pulang dari bersilaturahmi ke kerabat di Kecamatan Candipuro. Kemudian, tubuh keduanya ikut terseret arus hingga sejauh 1 kilometer. Keduanya dievakuasi dan dikembumikan di TPU setempat Jumat siang sekitar pukul 13.35 WIB.

    “Keduanya hendak pulang berkunjung ke kerabat. Namun, tidak mengetahui bahwa jembatan putus diterjang banjir” ungkapnya

    Diketahui, jalan yang dilalui pasutri tersebut memang tidak ada penerangan jalan yang cukup, sehingga diduga kedua korban tidak melihat jembatan yang pada saat itu telah putus.

    “Saya bersaksi keduanya orang baik. Semoga amalnya diterima di sisi Allah SWT” lanjutnya. (vid/ted)

  • Bapak Anak Tercebur Kalimas Gresik Gara-gara Motor Digas saat Naik Perahu Tambangan

    Bapak Anak Tercebur Kalimas Gresik Gara-gara Motor Digas saat Naik Perahu Tambangan

    Gresik (beritajatim.com) – Kasus orang tenggelam kembali terjadi. Kali ini dialami Nanda Freda Eryansyah (27) warga Desa Driyorejo bersama anaknya Erlangga (2). Keduanya tercebur di Sungai Kalimas Kalimas Driyorejo, Gresik dan hingga saat ini belum ditemukan.

    Kejadian itu bermula korban bersama anaknya sedang menyeberang menggunakan perahu tambangan di Kecamatan Taman, Sidoarjo, hendak ke Driyorejo, Kamis malam (18/4).

    Korban yang mengendarai motor bersama anaknya. Tiba-tiba anaknya yang dibonceng di depan memegang gas motor. Sehingga motornya bergerak maju kemudian anaknya terpental tercebur sungai.

    Melihat anaknya tercebur, korban langsung terjun ke sungai. Namun, naas saat kondisi arus sedang deras. Korban justru terseret arus sungai lalu tenggelam.

    Kapolsek Driyorejo AKP Musirham menuturkan, korban saat itu bersama istrinya dan adik korban saat berada di atas perahu tambangan. Posisi motornya masih menyala. Kemudian anak korban memegang gas menyebabkan korban bersama anaknya tercebur.

    “Sampai saat ini korban dan anaknya belum ditemukan. Tim gabungan baik dari Satpolair Polres Gresik dan BPBD masih berupaya mencari keberadaan korban,” tuturnya, Jumat (19/4/2024).

    Musihram menambahkan, tim gabungan terus melakukan penyisiran di Sungai Kalimas. Penyisiran sampai ke daerah Desa Bambe. Tapi, belum juga ditemukan.

    “Motor milik korban yang tercebur sudah ditemukan. Namun, anak dan ayahnya sampai sekarang belum diketahui keberadaannya,” imbuhnya.

    Terkait dengan kejadian ini, Musihram menghimbau kepada warga yang menyeberang menggunakan perahu tambangan agar berhati-hati dan waspada.

    “Kalau bisa lebih waspada lagi saat hendak menyeberang mengingat arus sungai di Kalimas cukup deras,” pungkasnya. [dny/but]

  • Evakuasi Motor, Dua Korban Perahu Tambangan Banjarpertapan Belum Ditemukan

    Evakuasi Motor, Dua Korban Perahu Tambangan Banjarpertapan Belum Ditemukan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jasad Nanda Freda Eryansyah (27) bersama anak balitanya E (2,5) yang tercebur saat menggunakan jasa perahu tambangan di Desa Banjarpertapan, Kecamatan Taman, Sidoarjo hingga kini belum diketemukan.

    Petugas yang melakukan penyisiran di sepanjang sungai hanya berhasil menemukan motor korban jenis Honda Beat. Motor korban yang berhasil dievakuasi ke atas daratan, tampak berlumuran lumpur. “Masih motor korban yang berhasil ditemukan, sedangkan kedua korban masih terus dalam pencarian tim gabungan,” ucap salah satu petugas BPBD Jumat (19/4/2024).

    Seperti diberitakan sebelumnya kejadian itu bermula Nanda Freda Eryansyah (27) bersama E anak balitanya (2,5) ingin menyebrang dengan menggunakan perahu tambangan Kamis (18/4/2024).

    Pada saat menaiki perahu tambangan, kondisi motor matik yang ditumpangi di atas perahu, kondisi mesinnya masih hidup. Setelah itu tiba-tiba tangan E memegang pegas dan ditarik. Sontak motor melaju dan E terjatuh bersama ayah korban.

    Kapolsek Taman Kompol Anggono Jaya menyatakan pihaknya kini masih melakukan olah TKP. “Kedua korban sampai kini belum diketemukan,” trangnya. (isa/kun)

  • Jembatan Gondoruso Terputus, Akses Lumajang-Malang Lumpuh Total

    Jembatan Gondoruso Terputus, Akses Lumajang-Malang Lumpuh Total

    Lumajang (beritajatim.com) – Jembatan Gondoruso Kecamatan Pasirian, Lumajang terputus diterjang banjir lahar Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024) malam sekitar pukul 20.30 WIB.

    Hujan deras yang mengguyur hamlir di seluruh wilayah Kabupaten Lumajang dinilai menjadi penyebab terputusnya sejumlah akses seperti jembatan. Selain itu, Kecamatan lain yang juga paling terdampak selain Kecamatan Pasirian adalah Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo.

    Hingga saat ini, untuk wilayah Kecamatan Pasirian masih belum ada laporan korban jiwa yang disebabkan oleh bencana banjir maupun longsor. Namun, sejumlah bangunan toko dan bengkel di sekitar aliran sungai banjir lahar tampak amblas.

    “Sejak Kamis malam sekitar setengah sembilan jembatan putus. Penyebabnya hujan deras yang disusul dengan banjir lahar Gunung Semeru” ungkap Suwarno Mitra BPBD Gondoruso Kabupaten Lumajang

    Sejumlah warga yang mengungsi pada Kamis malam diketahui telah ke rumah masing-masing. Namun, bagi yang tinggal di sekitar aliran lahar, masih menetap di sejumlah titik seperti Balai Desa Gondoruso dan rumah warga terdekat.

    “Ada yang mengungsi tadi malam, tapi sekarang sudah kembali. Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada akan banjir susulan”

    Terbaru, BPBD Kabupaten Lumajang akan menetapkan banjir lahar Gunung Semeru saat ini menjadi status Tanggap Darurat Bencana. [aje]

  • Pasca Meluapnya DAS Regoyo, Warga Lumajang Evakuasi Mandiri

    Pasca Meluapnya DAS Regoyo, Warga Lumajang Evakuasi Mandiri

    Jakarta (beritajatim.com) – Sejumlah warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur lakukan evakuasi mandiri ke tempat lebih aman pasca banjir lahar dingin Gunung Semeru. Banjir disebabkan meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo hingga merendam permukiman warga pada Kamis (19/4) pukul 19.30 WIB.

    Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, luapan lahar dingin itu terjadi setelah hujan dengan itensitas sedang hingga tinggi melanda wilayah Gunung Semeru sejak sore hari. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang pada pukul 22.50 WIB.

    “Sebanyak 32 Kepala Keluarga (KK) mengungsi ke tempat lebih aman,” ujar Mujari.

    Dia menambahkan, tiga jembatan dilaporkan rusak akibat terjangan lahar dingin ini, yaitu Jembatan penghubung Desa Gondoruso dan Desa Bades di Kecamatan Pasirian dan Jembatan di Dusun Sumberbulus Desa Oro-oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo serta Jembatan Jurangmangu di Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko. Jalan Nasional Candipuro juga tergenang luapan lahar dingin.

    Dia memastikan, tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan langsung menuju lokasi tersebut guna melakukan assessment dan melakukan percepatan penanganan banjir lahar dingin tersebut. Selain itu pelayanan Kesehatan sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan, BPBD Kabupaten Lumajang menurunkan satu unit perahu guna mempercepat proses evakuasi. Hingga kini tim gabungan masih berada di lokasi untuk melakukan monitoring.

    “Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada pemerintah daerah setempat untuk melakukan langkah-langkah penanganan dengan melihat potensi curah hujan secara berkala dan memberikan informasi secara rutin bagi masyarakat yang berada di sekitar DAS Regoyo agar dapat meminimalisir dampak apabila banjir lahar dingin kembali terjadi,” katanya. [hen/aje]

  • Waspada Cuaca Ekstrim di Lumajang

    Waspada Cuaca Ekstrim di Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Cuaca ekstrim yang melanda sejumlah wilayah, termasuk Desa Tukum Kabupaten Lumajang, mendorong Kepala Desa Tukum, Susanto (Cak Santo), untuk mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan.

    Hujan deras disertai angin kencang kerap terjadi di Desa Tukum dan sekitarnya, sehingga diperlukan langkah-langkah pencegahan dan kesiapsiagaan.

    Cak Santo menyampaikan imbauan ini pada Jumat (19/4/2024) dengan menekankan beberapa poin penting:

    Meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim: Selalu perhatikan kondisi cuaca dan ikuti perkembangan informasi dari sumber terpercaya seperti BMKG.

    Melakukan langkah-langkah pencegahan: Bersihkan saluran air, perbaiki atap rumah yang rusak, dan pastikan keluarga tercinta dalam keadaan aman.

    Himbauan Cuaca Ekstrem

    Saling membantu dan mengingatkan sesama warga: Jika ada tanda-tanda bahaya, segera informasikan kepada tetangga atau pihak berwenang.

    Menjaga keselamatan diri dan keluarga: Prioritaskan keselamatan di tengah cuaca ekstrim.

    Imbauan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kecelakaan atau kerugian akibat cuaca ekstrim. Dengan kewaspadaan dan gotong royong yang tinggi, diharapkan masyarakat Desa Tukum dapat tetap aman dan terhindar dari dampak buruk cuaca.

    Cak Santo juga memastikan bahwa pihak desa akan terus memantau situasi cuaca dan siap memberikan bantuan, maupun fasilitasi penanganan BPBD kabupaten dalam hal darurat kepada masyarakat yang membutuhkan.

    “Dengan adanya imbauan ini, diharapkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dapat meningkat, sehingga risiko akibat cuaca ekstrim dapat diminimalisir,” harap Cak Santo dilansir dari situs pemkab lumajang. (ted)

  • BPBD Lumajang: 32 Kepala Keluarga Mengungsi Dampak Banjir Lahar Dingin Semeru

    BPBD Lumajang: 32 Kepala Keluarga Mengungsi Dampak Banjir Lahar Dingin Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Banjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Kamis (19/4) malam. Debit air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap hingga merendam permukiman warga, menyebabkan warga di beberapa desa melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.

    Hujan deras dengan intensitas sedang hingga tinggi melanda wilayah Gunung Semeru sejak sore hari, memicu terjadinya luapan lahar dingin. Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, 32 Kepala Keluarga (KK) telah mengungsi hingga pukul 22.50 WIB.

    Banjir lahar dingin ini juga mengakibatkan kerusakan pada beberapa infrastruktur, termasuk tiga jembatan:

    Jembatan penghubung Desa Gondoruso dan Desa Bades di Kecamatan Pasirian
    Jembatan di Dusun Sumberbulus Desa Oro-oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo
    Jembatan Jurangmangu di Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko
    Selain itu, Jalan Nasional Candipuro juga tergenang luapan lahar dingin.

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan langsung turun ke lokasi untuk melakukan assessment dan penanganan banjir lahar dingin. Dinas Kesehatan juga telah memberikan pelayanan kesehatan, dan BPBD menurunkan satu unit perahu untuk membantu proses evakuasi. Hingga saat ini, tim gabungan masih berada di lokasi untuk melakukan monitoring.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada pemerintah daerah setempat untuk melakukan langkah-langkah penanganan, seperti:

    Memantau potensi curah hujan secara berkala
    Memberikan informasi rutin kepada masyarakat yang tinggal di sekitar DAS Regoyo
    Menerapkan langkah-langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak jika banjir lahar dingin kembali terjadi
    Upaya ini diharapkan dapat membantu melindungi masyarakat dan meminimalisir kerusakan akibat bencana.

    Menanggapi situasi ini, Penjabat Bupati Lumajang, Indah Wahyuni (Yuyun), segera menetapkan status tanggap darurat bencana lahar dingin Semeru.

    “Besok kami akan menggelar rapat untuk menetapkan status tanggap darurat, dan segera membentuk satuan tugas komando. Saya meminta Pak Sekda untuk menjadi koordinator, melibatkan berbagai instansi seperti BPBD, Dishub, Dinas Sosial, Dinas PUTR, TNI-POLRI, untuk bergerak bersama dalam situasi darurat ini,” ungkap Yuyun setelah meninjau lokasi terdampak pada Kamis malam.(ted)

  • 10 Desa di Lumajang Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

    10 Desa di Lumajang Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 10 desa/keluarahan yang tersebar di lima kecamatan Kabupaten Lumajang terdampak lahar dingin Gunung Semeru, Jumat (19/4/2024). Sedangkan, warga yang mengungsi berdasarkan laporan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Lumajang, sebanyak 42 orang.

    Dalam laporannya, BPBD Lumajang menyebut, sebanyak lima kecamatan terdampak banjir lahar dingin. Dari lima kecamatan itu terdapat 10 desa/keluarahan. Masing-masing adalah Kecamatan Pronojiwo, terdapat satu desa yakni Pronojiwo.

    Kemudian Kecamatan Candipuro. Di kecamatan ini desa yang terdampak adalah Jugosari dan Sumberwuluh. Selanjutnya Kecamatan Pasirian yang meliputi Desa Gondoruso dan Pasirian. Serta Kecamatan Lumajang yang terdapat tiga kelurahan terdampak.

    “Yaitu Kelurahan Jogoyudan, Rogotrunan, serta Kelurahan Citrodewangsan. Terakhir adalah Kecamatan Sukodono. Di kecamatan ini desa yang terdampak adalah Sukodono dan Kutorenon,” tulis laporan BPBD Lumajang yang ditujukan untuk BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

    Laporan tersebut juga mencatat bahwa banjir lahar dingin dipicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Gunung Semeru. Nah, hal tersebut mengakibatkan terjadinya banjir lahar dingin dan membuat DAS (daerah alirah sungai) Regoyo meluap pada Kamis, 18 April 2024, sekitar pukul 19:00 WIB.

    Peristiwa tersebut menyebabkan satu warga meninggal akibat tertimbung longsor. Korban meninggalbernama Mira (47) warga Desa Sumberurip Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Korban tertimbun longsor saat hujan deras berlangsung sekitar pukul 22.53 WIB di kediamannya Desa Sumberurip Kecamatan Pronojiwo.

    Bagaimana dengan warga lainnya? Dalam laporannya, BPBD Lumajang menulis sebanyaj 42 KK mengungsi. Rinciannya, sekitar 32 KK (kepala keluarga) mengungsi di Masjid Jami Al Mutadin Jarit, kemudian 10 KK mengungsi di rumah Sulikah di Bondeli Selatan.

    Sejumlah upaya juga dilakukan oleh BPBD Lumajang. Di antaranya, berkoordinasi dengan pihak PVMBG terkait status aktivitas Gunung Semeru, kemudian bersama jajaran TNI/POLRI, perangkat Kecamatan/Desa dan unsur relawan melakukan evakuasi, pendataan dan penanganan.

    Serta, memberikan himbauan kepada warga sekitar DAS Regoyo sektor Gondoruso untuk tidak mendekati area DAS dan memutus sementara jaringan listrik demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. [suf]

  • Waspada Cuaca Ekstrim di Lumajang

    Banjir Lahar Dingin Semeru Terjang Lumajang, Pj Bupati Tetapkan Tanggap Darurat Bencana

    Lumajang (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Lumajang sejak siang hingga malam hari pada Kamis (18/4/2024) memicu banjir lahar dingin di sejumlah wilayah.

    Banjir ini mengakibatkan warga di Kecamatan Candipuro mengungsi ke tempat yang lebih aman dan merusak infrastruktur penting seperti jembatan.

    Menurut informasi dari Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru, amplitudo maksimal (amak) getaran banjir mencapai level “overscale” atau di atas skala.

    Pada pukul 18.30 WIB, amplitudo mencapai 35 mm, kemudian naik menjadi 40 mm dalam waktu dua menit berikutnya, dan terus tinggi di level 40 mm.

    Menanggapi situasi ini, Penjabat Bupati Lumajang, Indah Wahyuni (Yuyun), segera menetapkan status tanggap darurat bencana lahar dingin Semeru.

    “Besok kami akan menggelar rapat untuk menetapkan status tanggap darurat, dan segera membentuk satuan tugas komando. Saya meminta Pak Sekda untuk menjadi koordinator, melibatkan berbagai instansi seperti BPBD, Dishub, Dinas Sosial, Dinas PUTR, TNI-POLRI, untuk bergerak bersama dalam situasi darurat ini,” ungkap Yuyun setelah meninjau lokasi terdampak pada Kamis malam.(ted)