Kementrian Lembaga: BPBD

  • Pasutri Terseret Banjir di Kedunggalar Ngawi, Berhasil Diselamatkan Warga

    Pasutri Terseret Banjir di Kedunggalar Ngawi, Berhasil Diselamatkan Warga

    Ngawi (beritajatim.com) – Pasangan suami istri terseret banjir di Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, pada Minggu (21/4/2024) malam. Beruntung, keduanya berhasil diselamatkan oleh warga dengan peralatan seadanya.

    Hujan deras mengguyur wilayah Ngawi selama lebih dari satu jam pada Minggu malam. Banjir kemudian melanda Desa Pelang Lor, menyebabkan beberapa akses jalan desa terputus dan air setinggi 50 sentimeter menggenangi rumah warga.

    Pasangan suami istri yang menjadi korban banjir tersebut nekat menerobos derasnya air banjir dengan sepeda motor. Namun, mereka terseret arus dan terjatuh ke sungai.

    Warga yang melihat kejadian tersebut langsung berusaha menyelamatkan pasangan suami istri tersebut. Dengan menggunakan tali, mereka berhasil menarik istri korban dari derasnya air sungai.Tak berselang lama, warga kembali berhasil menolong suami korban.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, sepeda motor korban belum dapat dievakuasi dan masih tersangkut bambu di sungai.

    “Selain di Desa Pelang Lor, banjir juga menggenangi jalan dan rumah warga di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, dan Desa Pojok, Kecamatan Kwaringan, Ngawi,” kata Joko Supriyanto, petugas BPBD Ngawi.

    Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi telah turun ke lokasi untuk membantu warga yang terdampak banjir.

    Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam, terutama saat hujan deras. Hindari menerobos banjir dan carilah tempat aman. [fiq/aje]

  • Puting Beliung Magetan, 7 Rumah Rusak, 2 Petani Tertimpa Bambu 

    Puting Beliung Magetan, 7 Rumah Rusak, 2 Petani Tertimpa Bambu 

    Magetan (beritajatim.com) – Bencana angin puting beliung dan pohon tumbang terjadi di wilayah Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (21/4/2024) sekitar pukul 16.00 WIB.

    Hujan lebat disertai angin kencang melanda wilayah Maospati dan berimbas di dua desa, yaitu Kelurahan Mranggen dan Kelurahan Kraton.

    “Di Kelurahan Mranggen, tujuh rumah mengalami kerusakan pada bagian atap. Di Kelurahan Kraton, terjadi pohon tumbang yang menimpa dua orang pengendara sepeda motor. Satu orang meninggal dunia di lokasi kejadian dan satu orang lainnya mengalami luka berat,” kata Kapolsek Maospati Kompol Sumantri.

    Korban meninggal dunia adalah Lagiono, warga Kelurahan Kraton yang sedang mengendarai sepeda motor KLX bersama Gatot wsrga Kelurahan Maospati. Saat hujan lebat, mereka tertimpa pohon bambu besar saat melintasi jalan di Kelurahan Kraton.

    Lagiono meninggal dunia di tempat karena tertimpa batang pohon di bagian tubuhnya, sedangkan Gatot mengalami luka patah kaki dan sudsh dilarikan ke RSUD dr Sayidiman Magetan.

    “Kami bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan segera turun ke lokasi kejadian setelah menerima informasi dari masyarakat. Petugas BPBD membantu evakuasi korban dan melakukan perbaikan kerusakan,” kata Sumantri.

    Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam, terutama saat musim hujan. Hindari beraktivitas di luar ruangan saat hujan lebat dan angin kencang. [fiq/but]

     

  • Dampak Angin Kencang, BPBD Kabupaten Mojokerto Berikan Bantuan Terpal 

    Dampak Angin Kencang, BPBD Kabupaten Mojokerto Berikan Bantuan Terpal 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto memberikan bantuan berupa terpal. Bantuan tersebut diberikan kepada tiga rumah warga dan tempat usaha pemotongan ayam di Desa Kedung Maling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, petugas dari BPBD Kabupaten Mojokerto menuju ke lokasi untuk melakukan assessment. “Kami memberikan bantuan darurat berupa terpal sebanyak delapan lembar,” ungkapnya, Minggu (21/4/2024).

    Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorogi, Klimatogi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya, lanjut Khakim, terjadi hujan di wilayah Kabupaten Mojokerto. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang terjadi di Kabupaten Mojokerto.

    “Hujan deras disertai angin kencang terjadi di Dusun Kedung Maling II RT 10 RW 04, Desa Kedung Maling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto sekira pukul 13.00 WIB. Ada tiga rumah warga dan rumah potong ayam rusak parah akibat diterjang hujan deras disertai angin kencang tersebut,” katanya.

    BPBD Kabupaten Mojokerto mencatat ada tiga rumah terdampak. Yakni rumah milik Soleh mengalami kerusakan sedang pada bagian ruang tamu dan dapur serta bagian atap dengan ukuran 9 x 5,5 meter. Rumah Suci mengalami rusak berat pada bagian atap rumah dengan ukuran 6 x 9 meter.

    “Rumah Nur Hanna mengalami kerusakan sedang pada bagian atap dapur dengan ukuran 4 x 3 meter serta rumah potong ayam milik Fatin yang mengalami kerusakan berat. Yakni pada bagian atap rumah potong ayam dengan ukuran 10 x 6 meter,” jelasnya.

    Sebanyak dua rumah warga dan tempat usaha pemotongan ayam di Desa Kedung Maling RT 10 RW 04, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Minggu (21/4/2024) rumah parah. Dua rumah warga dan tempat usaha pemotongan ayam rusak parah akibat hujan deras. [tin/but]

  • 2 Petani Magetan Tertimpa Rumpun Bambu, 1 Meninggal 

    2 Petani Magetan Tertimpa Rumpun Bambu, 1 Meninggal 

    Magetan (beritajatim.com) – Dua petani di Magetan tertimpa rumpun bambu saat melintas di jalan sawah Kelurahan Kraton Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (21/4/2024) pukul 17.00 WIB. Keduanya menggunakan sepeda motor hendak pulang dari sawah saat hujan deras disertai angin kencang.

    Kejadian berawal saat Yono, warga Desa Kraton Maospati dan Gatot warga Kelurahan Maospati sehabis dari sawah melintasi jalan setapak sawah menggunakan motor KLX. Keduanya berboncengan.  Saat itu terjadi hujan dera dan angin kencang, sesampainya di lokasi kejadian, serumpun bambu tumbang dan menimpa keduanya.

    Keduanya pun ambruk Yono tak sadarkan diri. Sementara Gatot, masih sadar dan meminta tolong. Beruntung, warga sekitar mendengar teriakan Gatot. Hingga akhirnya warga meminta tolong BPBD Magetan. Pun, petugas gabungan pun menuju ke lokasi.

    Choirul Huda, Anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Magetan mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu 1,5 jam untuk mengevakuasi keduanya.

    “Kami dapat laporan dan langsung menuju ke sini. Saat kejadian itu, hujan deras disertai angin kencang. Keduanya ini habis dari sawah dan tertimpa serumpun bambu,” kata Irul di lokasi kejadian.

    “Kami evakuasi menggunakan senso, dan rumpun bambu ini agak sulit dipotong. Tapi akhirnya kami bisa mengevakuasi keduanya. Korban pertama meninggal dunia, yang satu masih bisa tertolong dan langsung dibawa ke rumah sakit,” katanya.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat agar tidak berteduh di bawah pohon saat terjadi hujan. Sekaligus, masyarkaat diminta segera menghubungi petugas jika terjadi kejadian bencana alam. [fiq/but]

     

     

  • Gerak Cepat Pj Gubernur Jatim Adhy Tangani Banjir Lahar Dingin Lumajang

    Gerak Cepat Pj Gubernur Jatim Adhy Tangani Banjir Lahar Dingin Lumajang

    Surabaya (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono meninjau wilayah terdampak banjir lahar dingin di Kabupaten Lumajang, Minggu (21/4/2024). Dalam tinjauannya, ia memastikan semuanya telah tertangani.

    Adhy mengatakan, gerak cepat telah dilakukan Pemprov Jatim melalui Dinas Sosial dan BPBD dengan memberikan bantuan logistik, menerjunkan alat berat, dan mendirikan dapur umum.

    “Begitu mendapat laporan terjadinya banjir lahar dingin, saya langsung perintahkan kepala perangkat daerah terkait untuk turun ke lapangan, alat berat turun, dan memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi,” ujarnya.

    Diketahui, intensitas hujan yang lebat di Gunung Semeru menyebabkan banjir lahar dingin dan membuat Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap pada Kamis (18/4/2024) malam. Luapan DAS Regoyo ini menyebabkan 7 desa dan 3 kelurahan di Kecamatan Candipuro, Pronojiwo, Pasirian, Lumajang, dan Sukodono terdampak banjir dengan ketinggian air 15-20 cm.

    Total terdapat 495 KK terdampak. 42 KK diantaranya sempat mengungsi di 2 titik pengungsian. BPBD juga mencatat terdapat 3 korban meninggal dunia. Dua diantaranya merupakan pasangan suami istri warga Dusun Jurang Geger, Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro. Saat ini, genangan air telah surut dan para pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.

    Selain itu, banjir lahar dingin juga menyebabkan 6 jembatan mengalami kerusakan, 1 fasilitas umum, dan 5 hewan ternak warga. Salah satu jembatan yang mengalami kerusakan ialah Jembatan Mujur II Kelopo Sawit yang baru saja diperbaiki dan diresmikan pada September tahun lalu.

    “Kami tidak ingin ada jeda, jadi jembatan yang rusak begitu juga perbaikan DAM akan segera dilakukan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) BPBD Provinsi Jatim,” kata Adhy.

    Adhy mendorong upaya perbaikan jembatan dan Dam bisa diselesaikan sesegera mungkin. Khusus Jembatan Mujur II Keloposawit, Ia menargetkan selesai dalam 1 bulan lebih 1 minggu. Berkaca pada perbaikan Jembatan Mujur II Keloposawit tahun lalu, ditargetkan selesai dalam kurun waktu 3 bulan, namun Dinas PU Bina Marga bisa merampungkannya dalam 2 bulan.

    “Tadi Kepala Dinas PU Bina Marga menyanggupi proses perbaikan Jembatan Mujur II Keloposawit bisa dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan lebih 1 minggu. Tahun lalu bisa lebih cepat dari target, jadi kalau targetnya 1 bulan 1 minggu, semoga bisa lebih cepat dari itu,” jelasnya.

    Selain meninjau Jembatan Mujur II Keloposawit, Adhy juga meninjau tanggul jebol di Desa Keloposawit dan Dam Trubus Mujur II Kecamatan Candipuro.

    “Jadi, proses perbaikannya dilakukan secara simultan, bukan dikerjakan satu per satu. Sehingga diharapkan bisa selesai dalam waktu singkat dan masyarakat tidak menunggu lama,” katanya.

    Lebih lanjut, terkait relokasi Pj. Gubernur Adhy menambahkan, akan melihat kebutuhannya dengan melihat masih di bawah jalan sepadan atau tidak.

    “Namun, yang sudah pasti dilakukan adalah rekonstruksi untuk lengsengan tanggul karena sifatnya sangat penting,” ucapnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Adhy juga menyerahkan bantuan senilai Rp 933.450.000 kepada Pemkab Lumajang untuk penanganan korban bencana banjir lahar dingin.

    Selain itu, Adhy juga menyerahkan santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia akibat bencana alam ini. Ia menemui langsung Edy Suryanto ahli waris sekaligus anak kandung dari Alm Bambang dan Almh Ngatini warga warga Dusun Jurang Geger, Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro.

    Sedangkan santunan untuk korban bernama Ernawati desa sumber Urip, Kecamatan Pronojiwo yang diserahkan kepada Sekretaris Kecamatan Pronojiwo untuk diteruskan kepada ahli warisnya. [tok/but/*]

  • 8 Rumah di Mojokerto Terancam Longsor 

    8 Rumah di Mojokerto Terancam Longsor 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebanyak 8 rumah warga di RT 1 RW 1 Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto terancam longsor. Delapan rumah warga tersebut berada di bibir Sungai Raharjo Tirto yang mengalami pengikisan sejak 2020 lalu ketika hujan turun.

    Tebing bibir sungai setinggi 30 meter tersebut berulang kali mengalami longsor saat hujan turun. Material pasir dan tanah di tepian sungai tersebut terus longsor seiring derasnya debit air sungai akibat curah hujan tinggi belakangan ini. Dari yang sebelum berjarak 10 meter dari bibir sungai kini menyisahkan 1 meter.

    Tebing bibir sungai yang semula ada di area pekarangan terus tergerus hingga kini mendekati rumah warga. Selain menyasar pekarangan, longsor juga menyasar kamar mandi, dapur dan membuat tembok rumah warga retak. Akibatnya, tujuh rumah warga di RW 1 dan 2 Dusun Ketangi kini terancam longsor.

    Kepala Dusun (Kadus) Ketangi, Bambang Supriyanto (54) mengatakan, sejak tahun 2020, tergerusnya tebing tersebut mulai mengancam pemukiman warga. “Pada 6 Maret kemarin, akibat hujan terus menerus, terjadi longsor sebanyak tiga kali,” ungkapnya, Minggu (21/4/2024).Rumah-rumah yang terdampak tersebut yakni rumah Iswati, kandang hewan milik Winarto, dapur milik Kasiyan, dan dapur milik Sutami. Pihaknya sudah melapor ke pihak desa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto meminta bantuan bronjong.

    “Kami sudah mengajukan bantuan bronjong ke BPBD Kabupaten Mojokerto untuk mencegah agar tidak terkikis tebing tersebut namun masih belum terealisasi,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati mengaku, jika pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait tebing yang terkikis tersebut. Bahkan sudah melakukan assessment dan mitigasi di lokasi serta berkoordinasi dengan pihak terkait.

    “Sungai tersebut berada di bawah wewenang BBWS Brantas. Kami sudah melakukan rapat dan melaporkan ke Bupati, saat ini masih dalam tahap pengkajian. Bahkan sudah saya laporkan ke provinsi terkait hal ini,” jelasnya.

    Pihaknya menghimbau kepada warga yang rumahnya terancam longsor untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman saat terjadi hujan deras atau cuaca ekstrem. Pasalnya, saat ini cuaca ekstrem masih membayangi wilayah Kabupaten Mojokerto. [tin/aje]

  • Bapak dan Anak Tercebur Sungai Kalimas Gresik Ditemukan Meninggal

    Bapak dan Anak Tercebur Sungai Kalimas Gresik Ditemukan Meninggal

    Gresik (beritajatim.com) – Bapak dan anak, Nanda Freda Eryansyah (27) –  Erlangga (2), warga Desa Driyorejo, Kecamatan Driyorejo, Gresik, yang tercebur Sungai Kalimas ditemukan dengan kondisi meninggal dunia. Tim SAR Satpolair Polres Gresik bersama tim gabungan lainnya selama dua hari melakukan pencarian terhadap kedua korban tersebut.

    Sebelumnya kedua korban itu menyeberang menggunakan jasa perahu tambangan. Saat berada di atas motor, tiba-tiba anaknya yang dibonceng di depan memegang gas sehingga terjatuh. Sedangkan anaknya tercebur sungai lalu orang tuanya berusaha menolong, tapi malah terserat arus sungai.

    Setelah dilakukan pencarian di sepanjang Sungai Kalimas Driyorejo, serta melakukan penyisiran di Desa Cangkir, Desa Bambe dan sekitarnya hingga jarak 10 Km jasadnya belum ditemukan. Total ada 50 orang yang turut melakukan pencarian.

    Tim SAR gabungan terdiri dari Satpolairud Polres Gresik, Ditpolair Polda Jatim, Basarnas Jatim, BPBD Provinsi Jatim, BPBD Gresik, dan BPBD Sidoarjo.

    Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menuturkan, operasi SAR dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, termasuk penyisiran sungai dengan perahu karet dan pencarian di darat. Tim SAR juga menggunakan alat bantu seperti drone untuk memperluas jangkauan pencarian.

    “Setelah dilakukan pencarian, tim SAR akhirnya menemukan dua korban yang terjatuh ke sungai. Korban ditemukan kemudian dievakuasi dan diserahkan kepada keluarga,” tuturnya, Minggu (21/4/2024).

    Terkait dengan kejadian ini, lanjut dia, dirinya menghimbau masyarakat untuk berhati-hati saat menggunakan jasa perahu tambangan, “Saya menghimbau untuk menggunakan alat keselamatan seperti pelampung saat menyeberang sungai,” pungkas Adhitya Panji Anom. [dny/suf]

  • Jembatan Rusak Akibat Banjir Lahar di Lumajang Jadi 17 Bangunan

    Jembatan Rusak Akibat Banjir Lahar di Lumajang Jadi 17 Bangunan

    Lumajang (beritajatim.com) – Jumlah jembatan rusak akibat banjir lahar Gunung Semeru di Lumajang menjadi 17 bangunan. Tingginya curah hujan menjadi pemicunya.

    Hujan deras yang terjadi sebelumnya pada Kamis (18/4/2024), juga telah menelan sedikitnya 3 korban jiwa. Seperti yang dialami oleh Bambang (50) dan istrinya Ngatini (47) meninggal dunia setelah melintasi Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro dan terjatuh hingga terseret arus banjir lahar.

    Sementara, korban lainnya Mira (47) meninggal dunia setelah tertimpa material dan bangunan rumahnya yang longsor di Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo.

    Terbaru, sebanyak 9 kecamatan di Lumajang terdampak banjir lahar Gunung Semeru di antaranya Kecamatan Paasrujambe, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Tempeh, dan Kecamatan Pasirian. Ini berdasarkan laporan dari pihak BPBD Kabupaten Lumajang yang merilis informasi terbaru dampak bencana alam banjir dan tanah longsor.

    Selain itu, 4 kecamatan lainnya yang terdampak banjir akibat naiknya debit aliran sungai seperti Kecamatan Senduro, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sumbersuko, dan Kecamatan Sukodono. Terakhir, sebagian wilayah di Kecamatan Pronojiwo juga terdampak tanah longsor, terutama jalur Piket Nol.

    “Sembilan kecamatan di Lumajang terdampak banjir dan tanah longsor. Sejauh ini bencana alam juga memakan 3 korban jiwa,” ungkap Patria Dwi Hastiadi, Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Sabtu (20/4/2024)

    Patria menambahkan, sebanyak 4 rumah warga yang berada di sekitar aliran sungai mengalami kerusakan. Tidak hanya itu, sedikitnya 17 jembatan juga rusak akibat diterjang banjir lahar dan banjir luapan sungai.

    “Ada 17 jembatan yang mengalami kerusakan, kemudian ada 4 rumah warga yang juga terdampak. Assesment masih kami lakukan terkait dampak bencana alam. Kami juga memberikan bantuan darurat kepada warga terdampak,” pungkasnya. [vid/suf]

  • Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, 3 Meninggal Dunia

    Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, 3 Meninggal Dunia

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat tiga warga meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dipicu intensitas hujan tinggi di Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berdasarkan laporan dari BPBD Lumajang, Jumat (19/4/2024). Hujan juga menyebabkan meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik.

    “Satu warga meninggal dunia akibat tertimbun material longsor di Kecamatan Pronojiwo dan dua warga meninggal dunia akibat terbawa arus lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

    Dia menjelaskan, banjir lahar dingin ini menyebabkan sembilan kecamatan terdampak. Sembilan kecamatan tersebut yaitu Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Lumajang, Sukodono, Sumbersuko, Pasrujambe, Padang, dan Tempeh.

    Tercatat empat rumah warga, satu unit sepeda motor, 24 unit DAM irigasi, dan 17 jembatan rusak berat. Bahkan delapan jembatan di antaranya putus total akibat luapan lahar dingin dari Daerah Aliran Sungai Regoyo, DAS Mujur, dan DAS Glidik.

    “Peristiwa ini mengakibatkan putusnya akses jalan Nasional Lumajang – Malang via Piket Nol Pronojiwo yang hingga saat ini masih ditutup dan dalam penanganan PT. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa -Bali,” kata Muhari.

    Sementara itu, lanjut Muhari, Pos Pantau Gunung Api Semeru pada pukul 18.30 WIB mencapai amak 40mm overscale. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau untuk seluruhnya yang berada di sekitaran Daerah Aliran Sungai agar berhati hati dan siaga serta meningkatkan kewaspadaannya dikarenakan visual gunung berkabut dan hujan di daerah puncak serta potensi Awan Panas yang sewaktu waktu bisa terjadi.

    Dia menambahkan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan masih melakukan asesmen dan melakukan pembersihan material lahar dingin serta terus memonitoring dampak lahar dingin ini ke aparat Kecamatan, aparat Kelurahan serta aparat Desa setempat guna melihat dampak lanjutan yang masih berpotensi terjadi, dikarenakan hujan lebat masih akan terjadi di wilayah Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. [hen/beq]

  • Jalan Tembus Sarangan Magetan Lumpuh Tertutup Tanah Longsor

    Jalan Tembus Sarangan Magetan Lumpuh Tertutup Tanah Longsor

    Magetan (beritajatim.com) – Jalan Tembus Sarangan-Cemoro Sewu Magetan lumpuh akibat tertutup tanah longsor. Tepatnya di tikungan sebelum Mbah Djoe Resort, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan.

    Longsor terjadi pada Sabtu (20/4/2024) sekitar pukul 05.00 WIB usai hujan deras yang mengguyur pada malam hari selama 3 jam. Tanah labil di atas tikungan diduga menjadi penyebab utama longsor ini.

    Akibatnya, material tanah jatuh dari ketinggian 8 meter dan menutupi 75 persen jalan utama. Arus lalu lintas di lokasi terpaksa buka tutup.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, longsoran tanah menimpa tiang kabel telepon dan menyebabkan kerusakan pada ladang sayur milik Warsini, warga setempat.

    Petugas dari Polsek Plaosan segera mendatangi lokasi kejadian untuk mengatur lalu lintas dan menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan.

    “Petugas gabungan juga berusaha membersihkan longsoran yang bisa dibersihkan secara manual. Namun, untuk batu-batu besar yang membutuhkan alat berat, proses pembersihan masih berlangsung,” kata Kasi Humas Polres Magetan Kompol Budi Kuncahyo.

    Hujan deras yang mengguyur wilayah Plaosan dan kondisi tanah yang labil di lokasi diduga menjadi faktor utama penyebab tanah longsor. Letak geografis Kecamatan Plaosan yang berada di perbukitan dan dataran tinggi memang rawan terhadap erosi dan tanah longsor.

    Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam, terutama di musim hujan. Hindari beraktivitas di daerah rawan longsor saat hujan deras. [fiq/beq]