Kementrian Lembaga: BPBD

  • Bangunan Bekas Bengkel di Mojokerto Terbakar, Begini Kronologisnya!

    Bangunan Bekas Bengkel di Mojokerto Terbakar, Begini Kronologisnya!

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sebuah bangunan semi permanen di tepi jalan Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Selasa (23/4/2024) terbakar. Tiga unit mobil Pemadam Kebakaran (PMK) diterjunkan untuk memadamkan bangunan berukuran 8 x 3,5 meter tersebut.

    Kebakaran terjadi sekira pukul 21.45 WIB. Sebelum terbakar, warga mendengar letusan di bangunan semi permanen yang terletak di Dusun Jatikulon RT 1 RW 1. Warga yang mendengar letusan langsung memcari sumber letusan yang ternyata berasal dari bangunan semi permanen tersebut.

    Sejumlah warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya dan mematikan aliran arus listrik di sekitar lokasi kebakaran. Selang beberapa menit, tiga unit mobil PMK tiba. Yakni dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, PMK Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto dan PMK Tjiwi Kimia.

    Sekira pukul 22.30 WIB, petugas berhasi memadamkan api yang membakar bangunan semi permanen tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, hanya kerusakan material. Kasus kebakaran tersebut masih dalam penyelidikan pihak kepolisian untuk mengetahui penyebab kebakaran.

    “Awalnya dikiranya ada orang main petasan, namun setelah bunyi letusan itu di cek ternyata sumbernya berasal dari bangunan semi permanen di seberang jalan. Bangunan semi permanen itu bambu sehingga api dengan cepat membakar bangunan,” ungkap salah sati warga, Muhammad Khoiron (51).

    Masih kata Khoiron, warga yang melihat bangunan semi permanen tersebut terbakar langsung berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Menurutnya, bangunan semi permanen tersebut sudah lama tidak ditempati sehingg tidak ada korban dalam kebakaran tersebut.

    Sementara itu, pemilik bangunan, Apris Jumanto mengatakan, bangunan semi permanen tersebut sebelunya merupakan bengkel. “Sudah tidak ditempati selama satu tahun, rencananya akan saya buat warung. Saya baru terbakar setelah dikasih tahu salah satu warga,” katanya.

    Apris baru mengetahui bangunan semi permanen miliknya terbakar dari salah satu warga. Menurutnya, bangunan semi permanen tersebut dalam keadaan kosong dan tidak ada barang-barang di dalamnya. Meski tidak ada barang-barang, namun ia mengaku setiap dua hari sekali datang untuk membersihkan bangunan. [tin/aje]

  • Trenggalek Banjir dan Longsor, Deni Wicaksono Dukung Pemkab Gerak Cepat

    Trenggalek Banjir dan Longsor, Deni Wicaksono Dukung Pemkab Gerak Cepat

    Trenggalek (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Trenggalek pada akhir pekan lalu mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah. Bencana ini mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah warga dan fasilitas pendidikan.

    Anggota DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono, menyampaikan duka mendalam atas kejadian tersebut dan menyerukan gotong royong untuk membantu penanganan bencana.

    “Kita semua harus saling membantu untuk membantu penanganan bencana ini,” ujar Deni, Selasa (23/4/2024).

    Deni, yang juga merupakan wakil rakyat dari daerah pemilihan Jatim IX (Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Magetan, Ngawi), menyatakan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan bencana. Dia juga mendukung langkah cepat Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, dalam membantu warga terdampak.

    “Kami juga telah berkoordinasi dengan Mas Ipin (sapaan akrab Bupati Trenggalek) agar semua langkah penanganan bisa berjalan efektif, tepat, dan optimal dalam membantu warga terdampak,” jelas Deni.

    Lebih lanjut, Deni berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga turut membantu warga Trenggalek yang terkena bencana. Apalagi, beberapa wilayah di Jawa Timur, termasuk Lumajang, Trenggalek, dan Madura, juga dilanda bencana dalam beberapa waktu terakhir.

    “Dengan kolaborasi yang tepat antara Pemprov Jatim, Pemkab Trenggalek, dan berbagai elemen lainnya, InsyaAllah penanganan banjir dan longsor di Trenggalek bisa dilakukan dengan baik, sehingga warga bisa terbantu optimal,” tegas Deni.

    Sebagai informasi, berdasarkan data dari BPBD Trenggalek, bencana tanah longsor terjadi di beberapa desa dan kecamatan, antara lain Munjungan, Bendungan, Dongko, Panggul, Watulimo, dan Kampak.

    Banjir yang terjadi tidak berlangsung lama dan langsung surut beberapa saat setelah kejadian. [asg/beq]

  • Gempa 5,1 Magnitudo Pacitan, Terasa Hingga Blitar

    Gempa 5,1 Magnitudo Pacitan, Terasa Hingga Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Gempa Bumi 5,1 Magnitudo yang berpusat di Tenggara Kabupaten Pacitan, Jawa Timur terasa hingga Blitar Raya. Dari laman BMKG diketahui gempa bumi 5.0 magnitudo itu berpusat di 105 kilometer, Kabupaten Pacitan.

    Kedalam gempa 10 Kilometer. Gempa yang berpusat di Tenggara Pacitan ini tidak berpotensi tsunami.

    Getaran gempa bumi terasa sekitar pukul 18.10 WIB. Bukan hanya dirasakan di Pacitan namun getaran gempa bumi juga terasa hingga Blitar.

    Sejumlah masyarakat di Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar misalnya, warga berlarian keluar rumah saat merasakan getaran gempa.

    “Gempa-gempa,” ujar Enggal sembari lari dari luar rumah.

    Warga yang memiliki anak-anak pun mengajak putra putrinya untuk lari ke luar rumah. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi jika ada bangunan roboh akibat guncangan gempa bumi yang berpusat di Tenggara Pacitan.

    Usai getaran gempa berlangsung warga tidak langsung masuk ke rumah. Mereka memilih berdiri di depan rumah mereka karena khawatir masih ada gempa susulan.

    “Eh iya gempa-gempa,” ucap Senja.

    Meski sempat membuat panik warga, namun tidak ada bangunan yang rusak akibat guncangan gempa. BPBD Kabupaten Blitar pun saat ini masih melakukan asesmen untuk mengetahui ada tidaknya bangunan rusak akibat gempa bumi. (owi/ian)

  • Gempa Bumi Guncang Bojonegoro, Nihil Kerusakan

    Gempa Bumi Guncang Bojonegoro, Nihil Kerusakan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Bojonegoro dengan skala 3,3 magnitudo. Sesuai monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa terjadi pukul 16.05 WIB, Senin (22/4/2024).

    Data yang diterima jurnalis beritajatim.com menyebut, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7.10° LS; 111.85° BT tepatnya di darat pada jarak 7 km arah Barat Laut Bojonegoro, Jawa Timur dengan kedalaman 9 kilometer.

    Titik lokasi berada di sekitar Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro yang berbatasan dengan Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban.

    Sesuai kajian BMKG, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal.

    Dampak yang timbul akibat gempa bumi tersebut, dirasakan di daerah Bojonegoro III MMI, Tuban II-III MMI (Getaran III MMI dirasakan seperti terdapat truk melintas). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

    “Untuk dampak kerusakan akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro nihil (tidak ada laporan masuk),” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Laela Nor Aeny.

    Selain itu, hingga Senin, 22 April 2024 pukul 16.28 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan belum ada aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

    “Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujar Kepala Stageof Sleman, Setyoajie Prayoedhie, sesuai rilis yang diterima beritajatim.com.

    Pihaknya mengimbau, agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah. [lus/kun]

  • Pencarian Penambang Pasir Tenggelam di Bojonegoro Dilanjut Besok Pagi

    Pencarian Penambang Pasir Tenggelam di Bojonegoro Dilanjut Besok Pagi

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Proses pencarian atau Ops SAR penambang pasir tradisional di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro yang tenggelam, untuk sementara dihentikan. Hingga pencarian hari pertama ditutup, korban belum ditemukan.

    Pencarian hari pertama korban tenggelam di Sungai Bengawan Solo turut Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro itu berakhir pada pukul 16.00 WIB dan akan dilanjutkan kembali besok. “Korban belum ditemukan, akan dilanjutkan pencarian besok jam 7 pagi,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Laela Nor Aeny, Senin (22/4/2024).

    Korban tenggelam yang masih dalam pencarian yakni Ahmad Arif (35) warga RT 04 RW 01 Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro. Korban tenggelam sekitar pukul 12.00 WIB saat memuat pasir hasil tambang.

    Saat kejadian, korban bersama tiga orang penambang pasir tradisional lainnya. Namun, ketiga penambang yang lain berhasil selamat karena bisa berenang. Sedangkan korban, diduga tidak bisa berenang untuk menyelamatkan diri.

    “Warga tidak ada yang tau, kalau korban ini tidak bisa berenang. Karena sebagian besar penambang ini bisa berenang,” ujar warga Desa Semanding, Ahmad Suyuti.

    Perahu pengangkut pasir yang ditumpangi korban ini tenggelam diduga karena terseret arus yang besar. Sedangkan jangkar perahu masih menancap. Perahu yang bermuatan pasir dan terbuat dari pelat besi itu akhirnya oleng hingga tenggelam. [lus/kun]

  • Sempat Tersesat, Dua Pendaki Gunung Penanggungan Mojokerto Berhasil Dievakuasi

    Sempat Tersesat, Dua Pendaki Gunung Penanggungan Mojokerto Berhasil Dievakuasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua pendaki Gunung Penanggungan Mojokerto berhasil dievakuasi tim SAR gabungan, Senin (22/4/2024).

    Dua pendaki asal Kota Surabaya ini sempat dikabarkan tersesat saat melakukan pendakian dari Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

    Dua pendaki tersebit yakni Moh Saiful Nasir (19) warga Jalan Asem 4, Kelurahan Asemrowo, Kecamatan Asemrowo dan Hasbullah (19) warga Jalan Kemayoran Baru No 3a, Pasar Turi, Kota Surabaya. Keduanya melakukan pendakian sekitar pukul 10.00 WIB, Minggu (21/4/2024).

    “Mereka melakukan pendakian, awalnya berniat tidak ngecamp atau tektok setelah sampai puncak langsung turun. Saat hendak turun dari puncak, keduanya terkena kabut tebal akibat guyuran hujan hingga membuat mereka kesasar ke arah timur,” ungkap salah satu relawan Galena Rescue, Fatkur.

    Menurutnya, seharusnya keduanya turun dari jalur awal keduanya melakukan pendakian yakni ke arah utara. Namun karena kabut tebal sehingga keduanya ke arah timur dan tersesat. Keduanya tersesat ke arah timur wilayah Wonosunyo, Kabupaten Pasuruan.

    “Mereka sempat melapor ke 112 untuk meminta pertolongan. Laporan tersebut langsung masuk ke BPBD Pasuruan yang kemudian diteruskan ke kami berada di wilayah terdekat. Sebelum kehabisan baterai, survivor sempat mengirimkan titik koordinat dan kami arahkan menunggu di titik itu,” ucapnya.

    Keduanya menunggu bantuan dari tim SAR di padang sabana di atas ketinggian 1.300 mdpl. Tim SAR gabungan dari Basarnas Surabaya, BPBD Pasuruan, TNI/Polri, SAR Penanggungan, Galena rescue, LPBI NU Mojokerto, FPRB Mojokerto dan warga setempat, langsung menuju titik koordinat survivor berada.

     

    “Tim SAR mulai naik dan mencari survivor sekitar pukul 21.00 WIB dan alhamdulillah sekitar pukul 00.00 WIB survivor berhasil ditemukan selamat dan tidak cedera. Survivor kemudian dievakuasi tim SAR gabungan sampai pos 1 pendakian Gunung Penanggungan via Kunjorowesi,” jelasnya.

    Kedua pendaki saat tiba di Pos Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. [Foto : ist]Namun, lanjut Fatkur, salah satu pendaki yakni Saiful harus digendong saat turun karena kondisinya lemas akibat kelelahan. Lantaran bekal dan air minum kedua pendaki sudah habis. Tim SAR gabungan dan kedua pendaki tiba di Pos Kunjorowesi sekitar pukul 02.30 WIB.

    Sementara itu, Petugas Basarnas Surabaya, Novix Heryadi menambahkan, kedua pendaki tersebut memang baru pertama kali mendaki Gunung Penanggungan lewat jalur Kunjorowesi. “Sudah pernah tapi lewat jalur lain, kalau jalur Kunjorowesi baru pertama kali,” imbuhnya.

    Karena kondisi kesehatan keduanya cukup baik, mereka lantas diserahkan ke keluarga setelah mendapatkan pertolongan pertama. Ini lantaran di Pos Kunjorowesi, keluarga dari kedua pendaki tersebut sudah menunggu sehingga keduanya bisa langsung dibawa pulang.

    “Tidak sampai dibawa ke rumah sakit, karena kondisinya tidak parah dan tidak sampai hipotermia. Di pos juga sudah ditunggu keluarganya, akhirnya kami serahkan kepada keluarganya,” pungkasnya. [tin/ted]

  • Penambang Pasir Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo

    Penambang Pasir Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Seorang penambang pasir tradisional dilaporkan tenggelam di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro. Korban tenggelam saat mengangkut pasir menggunakan perahu di Desa Semanding, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Senin (22/4/2024) sekitar pukul 12.00 WIB.

    Menurut salah seorang warga desa, Ahmad Suyuti, korban diketahui bernama Ahmad Arif (35), warga RT 04 RW 01 Desa Semanding. Saat itu, korban bersama tiga orang lainnya sedang naik perahu yang mengangkut pasir.

    Perahu yang ditumpangi empat orang dan pasir hasil tambang melaju melawan arus sungai yang sedang tinggi. “Tiba-tiba perahu yang ditumpangi tenggelam, dan korban tidak bisa berenang akhirnya tenggelam,” ujarnya Suyuti.

    Korban hilang dalam kejadian tersebut. Sementara tiga penambang lain yang selamat yakni Kamali dan Saparun, warga Desa Semanding serta Sadik, warga Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban.

    “Ketiga orang yang selamat ini karena bisa berenang dan berhasil menyelamatkan diri. Sekarang kondisinya masih pemulihan,” ungkapnya.

    Satu korban tenggelam kini masih dalam proses pencarian BPBD Bojonegoro bersama Tim SAR Gabungan. Potensi relawan yang turut dalam pencarian di antaranya, dari BPBD Jatim, BPBD Bojonegoro, Damkarmat, TNI, Polri, Satpol PP, Pemdes, Pemerintah Kecamatan. Selain itu, dari relawan kebencanaan seperti Elang Bengawan Rescue (EBR), DAN SAR Muhammadiyah, serta masyarakat setempat. [lus/beq]

  • 5 Petani Tersambar Petir di Sampang, Satu Meninggal Dunia

    5 Petani Tersambar Petir di Sampang, Satu Meninggal Dunia

    Sampang (beritajatim.com) – Lima orang petani yang sedang beraktivitas di sawah, Dusun Duwe’ Buter, Desa Trapang, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, tersambar petir pada Minggu (21/4/2024) sore.

    Kejadian ini mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka.

    Korban meninggal dunia adalah Rumseh (45) asal Desa Durjen, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan. Sementara empat orang lainnya, Nurhayati (39), Marsumi (36), Nuriyeh (40), dan Sunah (35), dilarikan ke Puskesmas Banyuates untuk mendapatkan perawatan medis.

    Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa naas ini terjadi saat para korban sedang bekerja di sawah milik salah satu warga bernama Qoyyimah. Sekitar pukul 16.00 WIB, cuaca tiba-tiba mendung dan hujan deras. Para petani pun memutuskan untuk pulang bersama-sama melalui pematang sawah.

    “Saat dalam perjalanan, para korban tiba-tiba tersambar petir secara bersamaan. Akibatnya, satu orang meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka,” terang Kapolsek Banyuates, AKP Sunarno, pada Senin (22/4/2024).

    Lebih lanjut, AKP Sunarno menjelaskan bahwa keempat korban yang mengalami luka-luka sempat pingsan dan kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat. “Alhamdulillah, keempat korban lainnya sudah sadarkan diri,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Candra Romadhani Amin, mengatakan bahwa pihaknya telah memantau kejadian bencana yang mengakibatkan korban jiwa tersebut. Namun, secara resmi, pihaknya masih menunggu laporan dari pihak kecamatan.

    “Kami memantau kejadian di Banyuates. Dari lima korban, sebagian adalah warga Bangkalan,” pungkasnya.

    Peristiwa ini menjadi pengingat bagi para petani untuk selalu waspada terhadap bahaya petir saat beraktivitas di sawah, terutama saat cuaca buruk. Sebaiknya, para petani mencari perlindungan ke tempat yang aman jika terjadi hujan deras dan petir.

    Tips Aman Beraktivitas di Sawah saat Cuaca Buruk
    Hindari beraktivitas di sawah saat hujan deras dan petir.
    Carilah perlindungan ke tempat yang aman, seperti gubuk atau rumah warga.
    Jauhi pohon-pohon tinggi dan benda-benda yang tinggi lainnya.
    Jangan menggunakan alat-alat elektronik seperti handphone.
    Lepaskan semua perhiasan yang terbuat dari logam.
    Jika melihat orang lain tersambar petir, segera hubungi bantuan medis.

  • Hujan Deras Picu Longsor di Magetan, Warga Terisolasi

    Hujan Deras Picu Longsor di Magetan, Warga Terisolasi

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan deras yang tak kunjung reda di Magetan, Jawa Timur, sejak Minggu (21/4/2024) malam, menyebabkan jalan amblas dan tanah longsor di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Kondisi tersebut membuat warga terisolasi.

    Petugas gabungan TNI-Polri bersama warga bahu membahu membersihkan material longsor untuk membuka akses jalan yang tertutup. Sejak Senin (22/4/2024) pagi, petugas gabungan TNI-Polri dan warga terus berusaha membuka akses jalan yang tertutup material longsor di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol.

    Salah satu titik yang menjadi fokus adalah jalan penghubung antara Dusun Kopen dan Gonggang. Material longsor dari tebing setinggi 15 meter menutupi jalan tersebut.

    Dengan peralatan seadanya, petugas dan warga membersihkan material longsor. Upaya ini dilakukan agar akses jalan bisa kembali dilalui oleh masyarakat.

    Jalan penghubung Dusun Kopen dan Gonggang tidak bisa dilalui kendaraan sejak Minggu malam akibat longsor di sejumlah titik. Longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pagi hingga malam.

    “Akibatnya, warga di Dusun Kopen dan Gonggang terisolasi. Mereka tidak bisa keluar rumah karena akses jalan yang tertutup longsor,” kata Kepala Dusun Kopen, Giman.

    Di Dusun Kopen, jalan alternatif penghubung Desa Gonggang dengan Wonogiri, Jawa Tengah, juga amblas ke sungai. Panjang amblasan mencapai 25 meter dan kedalamannya 20 meter.

    “Pengguna jalan, khususnya roda empat, yang hendak melintas terpaksa harus memutar sejauh 5 kilometer untuk mencari jalur alternatif lain, terang Khoirul Anwarudin, perangkat Desa Gonggang.

    Diketahui, Desa Gonggang merupakan salah satu desa di Kecamatan Poncol yang rawan terjadi longsor saat musim hujan. Desa tersebut sudah menjadi Desa Tangguh Bencana yang dibina oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan. [fiq/beq]

  • 16 Rumah dan 1 Sekolah di Bangilan Tuban Terdampak Banjir

    16 Rumah dan 1 Sekolah di Bangilan Tuban Terdampak Banjir

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban mencatat 16 rumah dan satu sekolah di Dusun Banjarwaru, Desa Banjarworo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban terdampak banjir usai hujan deras yang mengguyur pada Minggu (21/4/2024) siang.

    Kalaksa BPBD Tuban, Sudarmaji mengatakan, hujan deras mengguyur sejak pukul 13.00 WIB hingga berjam-jam kemudian. Kemudian, datang air dari dataran tinggi Perhutani menuju Desa Banjarworo sehingga terjadi banjir.

    “Akibat dari luberan air tersebut, beberapa jalan poros desa dan rumah warga sepanjang 400 meter tergenang,” ucap Sudarmaji. Senin (22/4/2024).

    Adapun tinggi air sekitar 30 cm sampai 50 cm dan sebagian lahan pertanian rusak akibat banjir tersebut. Termasuk lingkungan sekolah dan fasilitas umum seperti masjid ikut terendam.

    “Jadi selain faktor hujan deras juga kiriman air dari dataran tinggi dari hutan perhutani desa Banjaworo dan desa Kumpulrejo,” kata Sudarmaji.

    Tak hanya itu, masih kata Sudarmaji, indikasi penyebab banjir adalah saluran air yang terlalu kecil sehingga saluran tidak bisa menampung debit air yang besar, sehingga terjadilah banjir bandang yang terdampak ke rumah warga dan beberapa fasilitas umum.

    “Alhamdulilah tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” bebernya.

    Kemudian, ada 16 rumah warga yang dilaporkan mengalami dampak banjir ialah rumah milik Mashuri, Eliyanti, Samingun, Sajimin, Nurmaji, Budi, Hanik Lumintu, M Firdaus, Kanti Rahayu, Sumini, Coyo, Katimah, Solikin, Yauma, Muhaimin.

    Sedangkan, untuk SDN 2 Banjarworo juga dilaporkan terendam banjir serta jalan paving sepanjang 5 meter juga dilaporkan rusak akibat banjir.

    “Kalau untuk lahan pertanian tanaman jagung mengalami kerusakan kurang lebih setengah hektare,” imbuhnya.

    Sementara itu, sejak semalam tim BPBD dibantu warga setempat membersihkan area fasilitas umum seperti sekolahan agar bisa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

    “Sampai hari ini alhamdulilah air sudah surut, jalan poros desa sudah dapat di lewati dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujarnya.

    Termasuk, sampai hari ini proses pembersihan masih terus dilakukan, kata Sudarmaji ada tim TRC BPBD Tuban yang masih berada di lokasi untuk pembersihan sekolahan SDN 2 Desa Banjarworo dengan dibantu oleh TNI, Polri, PMI, perangkat Kecamatan dan perangkat desa Banjarworo, Kecamatan Bangilan.

    “Hari ini juga kami kirimkan bantuan sembako kepada korban yang terdampak banjir,” pungkasnya. [ayu/beq]