Kementrian Lembaga: BPBD

  • Nelayan Situbondo Terdampar di Perairan Kepulauan Madura

    Nelayan Situbondo Terdampar di Perairan Kepulauan Madura

    Situbondo (beritajatim.com) – Seorang nelayan asal Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo hilang kontak saat memancing ikan. Keluarga sempat bingung lantaran nelayan bernama Hanito (55) tersebut tak kunjung pulang ke rumah.

    Apalagi, dia saat berangkat hanya berbekal seadanya dengan menggunakan perahu sendirian. Kekhawatiran itu memunculkan beragam anggapan dan firasat.

    Ujungnya, keluarga melapor ke RT setempat. Kemudian dari RT tersebut meneruskan laporan ke Sat Polairud, Polres Situbondo dan BPBD Kabupaten Situbondo.

    Berdasarkan kronologi, Hanito berangkat kerja memancing dari Perairan Asta, Desa Jangkar Senin (29/4/2024) sekitar Pukul 04.00 WIB dengan tujuan memancing ikan di Perairan Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura. Dia berangkat menggunakan perahu Fiber (Banpres) tanpa nama dengan Cat body perahu warna putih dan katir warna biru. “Biasanya kembali bekerja paling lambat pukul 14.00 wib setiap harinya namun sampai malam masih belum Kembali,” Kasat Polairud AKP Gede Sukarmadiyasa.

    Usai laporan itu, kata Gede, anggota Satpolairud Polres Situbondo beserta TNI AL, BPBD Situbondo dan Koramil Jangkar mulai bertindak. Mulanya mencari tambahan informasi untuk bekal penindakan.

    “Kami bersama personel TNI AL, BPBD dan Koramil Jangkar mendatangi rumah keluarga nelayan yang hilang kontak untuk mencari informasi dan diketahui korban Hanito (55) bekerja melaut seorang diri dan sampai malam belum dapat dihubungi atau hilang kontak,” terangnya.

    Beruntungnya, AKP Gede berhasil menemukan Hanito tersebut keesokan paginya. Penemuan itu berdasarkan laporan yang menyatakan adanya seorang nelayan yang mengapung bersama perahunya di perairan Selat Madura. “Nelayan yang hilang kontak ditemukan mengapung di sekitar dalam keadaan selamat. Kemudian perahu korban ditarik menuju pesisir jangkar dengan dua perahu nelayan yang menemukan korban,” terangnya.

    Setelah tiba di Pesisir Jangkar, korban dilakukan pemeriksaan oleh tim kesehatan dari Puskesmas Jangkar. Hasilnya, Hanito dinyatakan dalam keadaan sehat. “Dari keterangan nelayan, usai mancing di Perairan Sapudi, dia menyebut ada kerusakan di mesin perahunya. Sehingga dirinya tak dapat melanjutkan pulang ke rumah,” pungkasnya. (rin/kun)

  • Satpol PP Amankan Copet Beraksi di Nobar Balai Kota Surabaya

    Satpol PP Amankan Copet Beraksi di Nobar Balai Kota Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Satpol PP yang berjaga di tengah acara nonton bareng (nobar) Piala Asia U23 2024 antara Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Balai Kota Surabaya mengamankan satu orang pemuda yang diduga melakukan aksi pencopetan.

    Hendrik anggota Satpol PP Surabaya yang pertama kali mengetahui aksi pencopetan itu mengatakan bahwa ia sudah mencurigai pemuda laki-laki yang belum diketahui identitasnya itu sejak mengikuti salah satu penonton. pelaku disebut tampak tidak fokus melihat pertandingan.

    “Saya lihat pelaku dari tadi membuntuti korban, kemudian merogoh-rogoh (barang milik) korban,” ungkap Hendrik.

    Setelah itu, Hendrik meneriaki pemuda yang tertangkap basah melakukan pencopetan. Pemuda itu lantas kabur. Beruntung, anggota Satpol PP yang lainnya sigap dan langsung menangkap pemuda itu.

    Sementara itu, Sela perempuan yang menjadi korban pencopetan mengaku tidak mengetahui jika dirinya sudah diikuti. Ia juga tidak merasa bahwa terduga pelaku sudah berhasil merogoh tas selempangnya.

    “Alhamdulillah barang saya tidak jadi kecopetan. Terimakasih Satpol PP,” kata Sela.

    Sementara itu, Kasatpol PP Surabaya M.Fikser membenarkan anggotanya mengamankan 1 pemuda yang diduga menjadi pelaku pencopetan. Kini terduga pelaku telah diserahkan ke pihak kepolisian untuk proses lebih lanjut.

    “Ya tadi langsung himbau lewat MC memperhatikan barang bawaanya untuk ekstra hati-hati dan jangan sampai anak kecil hilang dari jangkauan orang tua,” kata Fikser.

    Fikser mengatakan pihaknya telah memprediksi akan ada aksi kriminal di tengah-tengah massa yang besar. Sehingga, ia sudah memerintahkan anggotanya untuk menyusup diantara kerumunan masyarakat.

    “Kalau Satpol PP ada 427 personil dari dishub pun juga ada. Dari kodim selatan 30, Polrestabes 100, Satpol 427, BPBD 30, bakesbang 30, Damkar 20, Dinkes 30, Dishub 160, protokol 30 Area taman surya sampai didalam,” pungkas Fikser. (ang/ian)

  • Masyarakat Ngawi Tumplek Blek, Nobar Semifinl AFC Cup 2024 di Perempatan Kartonyono

    Masyarakat Ngawi Tumplek Blek, Nobar Semifinl AFC Cup 2024 di Perempatan Kartonyono

    Ngawi (beritajatim.com) – Masyarakat Ngawi memenuhi Perempatan Kartonyono untuk menonton pertandingan Timnas Indonesia U-23 kontra Timnas Uzbekistan U-23 di Semifinal Piala Asia 2024 pada Senin (29/4/2024) malam.

    Pihak kepolisian menutup empat penjuru jalan dan mengalihkan kendaraan ke beberapa jalan lain di sekitar Perempatan Kartonyono. Warga pun memenuhi jalan di perempatan Kartonyono untuk menonton siaran langsung lewat videotron milik pemkab setempat.

    Ratusan personel Polres Ngawi beserta Dinas Perhubungan, Satpol PP dan Damkar, BPBD Ngawi dan instansi terkait lainnya turut mengamankan dan bersiaga di lokasi. Sejumlah kantong parkir disiapkan untuo para penonton yang datang ke Kartonyono.

    Sebelumnya, gelaran nobar sudah digelar pada Jumat (26/4/2024) puku 00.00 WIB. Namun, jalan yang sepi membuat pihak kepolisian hanya melakukan pengamanan saja tanpa menutup jalan.

    Tak hanya di Kartonyono, wsrga Ngawi juga datang ke gelaran nobar yang digelar oleh pihak kecamatan di Ngawi seperti Kecamatan Geneng dan Gerih. [fiq/ian]

  • Hari Ketiga Pascagempa Garut, 267 Rumah Warga Beberapa Wilayah Terdampak Bencana

    Hari Ketiga Pascagempa Garut, 267 Rumah Warga Beberapa Wilayah Terdampak Bencana

    Jakarta (beritajatim.com) –Hari ketiga pascagempa magnitudo (M)6,2 Garut BPBD beberapa wilayah masih memutakhirkan data sektor pemukiman yang terdampak bencana. Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam (27/4), pukul 23.29 WIB.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, pihaknya mencatat hingga hari ini, Senin (29/4), pukul 04.00 WIB, total rumah terdampak berjumlah 267 unit. Rincian kerusakan yaitu rumah rusak berat 8 unit, rusak sedang 56, rusak ringan 191 dan terdampak 12.

    “Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih melakukan identifikasi tingkat kerusakan maupun pendataan dampak lain pascagempa,” katanya.

    Dia menambahkan sejumlah daerah yang melaporkan rumah warganya yang rusak berat, Kabupaten Bandung Barat 4 unit, Tasikmalaya 2, Sumedang 1 dan Pangandaran 1.

    BPBD kabupaten yang mencatat rumah warga yang rusak sedang, di antaranya Kabupaten Garut 12 unit, Bandung 12 unit, Sukabumi 9, Tasikmalaya 7, Bogor 5, Majalengka 1, Subang 1, Purwakarta 3 dan Bandung Barat 2. Sedangkan di wilayah administrasi kota, BPBD mencatat Kota Sukabumi 1, Kota Cimahi 1 dan Kota Tasikmalaya 2.

    Sejumlah rumah dengan tingkat kerusakan ringan tersebar di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka, Purwakarta, Bandung Barat, Pangandaran, Kota Sukabumi, Kota Cimahi dan Kota Tasikmalaya.

    “Pada rumah terdampak, BNPB masih menunggu informasi dari BPBD yang masih menentukan tingkat kerusakannya,” ujar Muhari.

    Sementara itu, lanjutnya, BPBD mencatat jumlah korban luka-luka sejumlah 11 orang. Mereka yang luka-luka teridentifikasi di Kabupaten Garut 6 orang, Bandung 3 dan Ciamis 2 orang. Hingga kini tidak ada laporan adanya korban jiwa dampak gempa M6,2 tersebut.

    Fenomena geologi ini terjadi pada Senin malam (27/4), yang berpusat di laut 151 km barat daya Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Gempa M6,2 berada pada kedalaman 70 km.

    Menyikapi bencana tersebut, masih menurut Muhari, BNPB telah menyiapkan bantuan kemanusian berupa makanan dan non-makanan. Di samping itu, bantuan yang disiapkan disesuaikan dengan hasil kaji cepat lapangan.

    “BNPB juga mengirimkan tim untuk memberikan dukungan penanganan darurat di Kabupaten Garut dan Tasikmalaya,” katanya. (kun)

  • Puting Beliung Porak Porandakan 22 Rumah di Pasuruan

    Puting Beliung Porak Porandakan 22 Rumah di Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Sebanyak 22 rumah di Kabupaten Pasuruan porak poranda diterjang puting beliung, Senin (29/4/2024) dini hari.

    Sebanyak 22 rumah tersebut berada di dua kecamatan yakni Kecamatan Pasrepan dan juga Kecamatan Tutur.

    Menurut keterangan Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, kejadian ini bermula pada Minggu (28/4/2024) sekitar pukul 16.30 saat hujan lebat dan disertai angin. Hujan terus berlangsung hingga dini hari yang kemudian mengakibatkan pohon tumbang dan beberapa rumah warga yang rusak.

    “Ada dua kecamatan yang terkena dampaknya, yakni Kecamatan Tutur dan Kecamatan Pasrepan. Sedangkan untuk desanya sendiri ada tiga desa yakni Desa Sapulante, Ngembal, dan Kalipucang,” jelas Sugeng.

    Sugeng juga menjelaskan ada sembilan titik pohon tumbang yang terjadi semalam. Tiga titik di Kecamatan Pasrepan dan enam titik lainnya di Kecamatan Tutur.

    Sementara dari 22 rumah warga yang terdampak, paling parah terjadi di Desa Kalipucang, Kecamatan Tutur dengan total kerusakan sebanyak 11 rumah.

    “Total rumah yang rusak ada 22 dengan keparahan berada di Dusun Mucangan, Desa Kalipucang dengan total 11 rumah, lalu disusul Dusun Garutan, Desa Ngembal dengan total sembilan unit rumah rusak,” lanjutnya.

    Untungnya dalam kejadian kali ini tidak mengakibatkan korban jiwa. Namun, listrik di wilayah terdampak terjadi pemadaman. Sementara itu untuk kerusakan masuk dalam skala kecil dan rata-rata dibagian atapnya. (ada/kun)

  • BPBD Bojonegoro Sisir Sungai Bengawan Solo Cari Dugaan Orang Tenggelam

    BPBD Bojonegoro Sisir Sungai Bengawan Solo Cari Dugaan Orang Tenggelam

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro bersama potensi SAR gabungan melakukan penyisiran Sungai Bengawan Solo untuk mencari dugaan orang tenggelam.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Laela Nor Aeny mengatakan, pencarian hari pertama dimulai pada pukul 08.00 WIB. Pencarian dugaan orang tenggelam itu setelah adanya koordinasi dengan pihak kepolisian.

    “Proses pencarian dengan menyisir Sungai Bengawan Solo menggunakan 3 perahu karet,” ujarnya, Senin (29/4/2024).

    Tiga perahu karet yang digunakan menyisir Sungai Bengawan Solo itu 2 unit perahu karet dari BPBD Bojonegoro dan 1 unit dari potensi SAR MTA Bojonegoro.

    Selain melakukan penyisiran di aliran sungai, proses pencarian juga dilakukan dengan melakukan pemantauan darat di titik-titik yang berpotensi jasad korban muncul ke permukaan.

    “Untuk radius pencarian dilakukan hingga jembatan Sosrodilogo atau sepanjang kurang lebih 10 km dari lokasi dugaan korban tenggelam,” tambahnya.

    Hingga berita ini ditulis, proses pencarian masih berlangsung. Korban yang diduga tenggelam dengan identitas Muhammad Iqbaluddin Romli warga Desa Leran RT 04 RW 01 Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro belum ditemukan.

    Untuk diketahui, pria berusia 24 tahun itu kali terakhir berpamitan ke orang tuanya sejak Minggu (28/4/2024) sekitar pukul 05.30 WIB. Namun, hingga sekarang tidak kunjung pulang dan dilaporkan kepada pihak kepolisian, Senin (29/4/2024).

    Kapolsek Kalitidu AKP Saefudinuri mengatakan, laporan orang hilang itu diterima petugas kepolisian setelah pihak keluarga sebelumnya telah berusaha mencari keberadaan korban.

    Dari informasi yang diterima pihak keluarga, ada yang mengetahui korban berada di sekitar plengsengan Bendung Gerak turut Desa Leran Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.

    “Setelah itu kami koordinasikan dengan BPBD Bojonegoro untuk melakukan pencarian di Sungai Bengawan Solo,” ungkap AKP Saefudinuri. [lus/kun]

  • Warga Bojonegoro Dilaporkan Hilang, Berkemungkinan Tenggelam

    Warga Bojonegoro Dilaporkan Hilang, Berkemungkinan Tenggelam

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Seorang warga Desa Leran RT 04 RW 01 Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro Muhammad Iqbaluddin Romli diduga hilang. Korban diduga tenggelam di Sungai Bengawan Solo.

    Pria berusia 24 tahun itu, diketahui keluar rumah sejak Minggu (28/4/2024) sekitar pukul 05.30 WIB. Hingga sekarang tidak kunjung pulang dan dilaporkan kepada pihak kepolisian, Senin (29/4/2024).

    Kapolsek Kalitidu AKP Saefudinuri mengatakan, laporan orang hilang itu diterima petugas kepolisian setelah pihak keluarga sebelumnya telah berusaha mencari keberadaan korban.

    Dari informasi yang diterima pihak keluarga, ada yang mengetahui korban berada di sekitar plengsengan Bendung Gerak turut Desa Leran Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.

    “Setelah itu kami koordinasikan dengan BPBD Bojonegoro untuk melakukan pencarian di Sungai Bengawan Solo,” ujarnya.

    Hingga berita ini dikirim, korban masih dalam proses pencarian. Korban tidak memiliki ciri-ciri khusus, secara perawakan tingginya sekitar 165 cm, rambut lurus pendek, kulit sawo matang, memakai kaos dan celana pendek warna hitam.

    “Keterangan dari keluarga bahwa yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit epilepsi,” pungkas AKP Saefudinuri. [lus/aje]

  • Dampak Bangunan Rusak Akibat Gempa Garut Bertambah

    Dampak Bangunan Rusak Akibat Gempa Garut Bertambah

    Jakarta (beritajatim.com) – Kerugian materil yang diakibatkan oleh gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut mengalami penambahan.

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan laporan Pusat Pengenalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB tercatat, hingga Minggu (28/4) pukul 14.00 WIB, total rumah yang terdampak mencapai 110 unit dari yang sebelumnya hanya 27 unit.

    Dia memaparkan, adapun rincian berdasarkan tingkat kerusakannya meliputi 3 unit rumah rusak berat (RB), 21 unit rumah rusak sedang (RS), 34 unit rumah rusak ringan (RR), 11 unit rumah terdampak, dan 41 unit rumah rusak. Dari jumlah tersebut, kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Garut sebanyak 41 unit rumah, Kabupaten Bandung 24 unit rumah, Kabupaten Sukabumi 17 unit rumah, Kabupaten Tasikmalaya 7 unit rumah, dan Kita Tasikmalaya 5 unit rumah.

    Sementara itu, korban jiwa terdampak dari gempa juga mengalami penambahan. Hingga siang ini, korban luka akibat gempa berjumlah 8 orang dan 75 kepala keluarga (KK) terdampak, yang mana jumlah tersebut bertambah dari sebelumnya hanya 27 KK.

    “Selain tempat tinggal atau rumah bencana ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik, seperti tempat ibadah, sekolah, perkantoran, dan sarana kesehatan atau rumah sakit,” kata Muhari.

    Dia memastikan, BPBD Provinsi Jawa Barat bersama BPBD kabupaten dan kota yang terdampak yakni Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Sumedang, dan Kota Banjar masih terus melakukan pendataan dan kaji cepat yang mencakup inventarisasi kerusakan dan penyelamatan warga.

    Kendati demikian, lanjut Muhari, BPBD Provinsi Jawa Barat menyebut kondisi saat ini cenderung lebih terkendali pasca gempa terjadi. Selanjutnya setelah upaya tersebut rampung, BPBD Provinsi Jawa Barat bersama kabupaten dan kota berencana akan melakukan perbaikan-perbaikan fasilitas umum, pembersihan materil dampak dari gempa, serta perbaikan rumah warga.

    Dia menghinbau, BNPB agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait adanya bencana gempa bumi ini. Masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

    “Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ujar Muhari.

    Sebelumnya diberitakan, gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Kabupaten Garut dengan pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 70 kilometer dan parameter 8,42 LS dan 107,26 BT.

    Dilansir dari laporan BMKG, jika melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi Menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault). [hen/aje]

  • Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut, Rusak Sejumlah Bangunan di Sejumlah Kabupaten

    Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut, Rusak Sejumlah Bangunan di Sejumlah Kabupaten

    Jakarta (beritajatim.com) – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (27/4/2024) pukul 23.29 WIB.

    “Gempa yang berpusat di laut dengan kedalaman 70 kilometer dengan titik parameter 8,42 LS dan 107,26 BT tersebut tidak berpotensi tsunami,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

    Menurutnya, berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusadalops) BNPB mencatat, sedikitnya sembilan kabupaten dan kota terdampak akibat gempat tersebut. Adapun 10 wilayah di antaranya Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Sumedang.

    “Akibat gempa yang mengguncang ini sedikitnya empat orang mengalami luka-luka,” katanya.

    Muhari memaparkan, data hingga Minggu (28/4) pukul 5.45 WIB, tercatat sebanyak 27 Kepala Keluarga (KK) terdampak dari gempa ini. Dari jumlah ini warga terdampak paling banyak berada di Kabupaten Garut dengan rincian 3 orang mengalami luka-luka dan 4 KK terdampak. Sementara di Kabupaten Tasikmalaya 1 orang mengalami luka-luka dan 8 KK terdampak serta di Kota Tasikmalaya 5 KK terdampak.

    Laporan juga menyebut total rumah yang rusak akibat gempa ini berjumlah 27 unit. Rincian berdasarkan tingkat kerusakannya meliputi 4 unit rumah rusak berat (RB), 11 unit rumah rusak ringan (RS), 5 unit rumah rusak ringan (RR), serta 7 unit rumah terdampak.

    Dari total jumlah tersebut kerusakan sebagian besar berada di Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut. Selain tempat tinggal atau rumah, bencana geologi ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik seperti tempat ibadah, sekolah, dan sarana kesehatan.

    “Rincian kerusakan di tiga wilayah itu meliputi 1 unit rumah RB dan 3 unit rumah terdampak di Kabupaten Garut, 4 unit RS dan 3 unit RR di Kabupaten Tasikmalaya, serta 5 unit rumah RS di Kota Tasikmalaya,” kata Muhari.

    Masih menurut Muhari, BPBD kabupaten, kota, serta provinsi Jawa Barat yang didukung oleh tim gabungan telah melakukan upaya penanganan darurat sejak dini sesaat setelah gempa terjadi. Sementara itu tim Reaksi Cepat BPBD di masing-masing kabupaten dan kota serta provinsi Jawa Barat terus melakukan pendataan dan monitoring.

    “Selain itu, untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan, BPBD Kabupaten Sumedang bersama instansi terkait telah mendirikan tenda pengungsian di halaman parkir RS Sumedang,” kata Muhari. [ian]

  • Pencari Rumput Hilang di Magetan Ditemukan Lemas di Jurang

    Pencari Rumput Hilang di Magetan Ditemukan Lemas di Jurang

    Magetan (beritajatim.com) – Lansia pencari rumput, Tukimun (63), warga Desa Sundul, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan yang sebelumnya dilaporkan hilang akhirnya ditemukan pada Sabtu (27/4/2024) pagi. Tukimun dalam kondisi lemas dan duduk di dasar jurang saat ditemukan Khoirun (50) saat mencari rumput.

    “Pada saat saya cari rumput terdengar suara pergerakan dari jurang. Krusak-krusuk, sempat saya kira binatang. Ketika saya periksa ternyata Pak Tukimun yang katanya dilaporkan hilang,” kata Khoirun.

    Menurut dia, Tukimun dalam kondisi sadar. Khoirun kemudian membawa Tukimun ke rumah keponakannya, Nasori.

    Kapolsek Parang AKP Joko Hari Prayitno membenarkan jika orang yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan pagi ini.

    “Korban telah ditemukan oleh pencari rumput lain di Jurang Gantung dalam kondisi lemas akibat tidak makan selama tiga hari,” kata Joko.

    Selanjutanya, Bhabinkamtibmas, Babinsa, perangkat desa, BPBD, dan petugas kesehatan (PMI) kemudian menuju ke rumah Nasori untuk melakukan pengecekan pada Tukimun.

    “Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, Pak Tukimun masih dalam kondisi lemas karena tidak makan selama tiga hari namun secara keseluruhan dalam keadaan sehat dan sadar. Sudah dijemput pihak keluarga,” pungkasnya.

    Sebelumnya, seorang lansia pencari rumput, Tukimun (63), warga Desa Sundul, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dilaporkan hilang di hutan Gunung Bancak. Korban tidak pulang sejak Kamis (25/4/2024) pagi.

    Menurut Yahmi (50), kakak ipar korban, Tukimun tidak pernah mencari rumput di hutan Gunung Bancak. Biasanya korban mencari rumput di dekat rumah.

    “Biasanya cari rumput hanya di sawah sekitar rumah saja. Ini malah sampai ke gunung hingga akhirnya tidak pulang hingga siang,” kata Yahmi saat ditemui di rumahnya, Jumat (26/4/2024).

    Upaya pencarian yang dilakukan warga hingga malam hari tidak membuahkan hasil. Pihak keluarga pun melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polsek Parang.

    Kapolsek Parang, AKP Hari Joko Prayitno membenarkan kabar orang hilang tersebut. Saat ini, pihaknya bersama TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, dan warga bersama-sama melakukan pencarian dan penyisiran di lokasi terakhir korban ketemu warga.

    “Sekitar orang dalam tim gabungan kami libatkan untuk menyisir sejumlah lokasi. Rumput dan karung milik korban ditemukan. Kita periksa juga di semak dan jurang-jurang ya,” terangnya.

    Sayangnya, proses pencarian terkendala medan terjal, hutan lebat, dan hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.

    “Jika hujan tidak reda, proses pencarian akan kita lanjutkan besok pagi. Bila kita paksakan justru membahayakan tim, ancaman pohon tumbang, longsor dan petir bisa saja terjadi sewaktu-waktu,” pungkas Hari.

    Hingga sore ini, proses pencarian belum membuahkan hasil. Tim gabungan belum dapat menemukan keberadaan korban. Pencarian akan dilanjutkan besok pagi, mengingat hujan turun lebat serta medan terjal dan gelap.

    Keluarga korban berharap Tukimun dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat beraktivitas di kawasan hutan, terutama saat cuaca buruk. [fiq/beq]