Banjir, Longsor, dan Angin Kencang Landa Kabupaten Bandung, Status Darurat Ditetapkan
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Sejumlah bencana alam, seperti
banjir
,
longsor
, dan
angin kencang
, melanda kawasan Kabupaten
Bandung
, Jawa Barat.
Sebagai langkah tanggap, Pemerintah Kabupaten Bandung (Pemkab) menetapkan status tanggap darurat bencana di enam kecamatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska, menjelaskan, status darurat bencana berlaku selama tujuh hari, mulai dari 7 November hingga 13 November 2024.
Bencana hidrometeorologi terjadi pada pekan lalu di Kecamatan Banjaran, Arjasari, Pameungpeuk, Cangkuang, Rancabali, dan Pasirjambu.
Longsor dan tanggul jebol
Pada Sabtu (9/11/2024), terjadi longsor di Kecamatan Pasirjambu dan tanggul jebol di Kecamatan Rancabali. Longsor terjadi di Kampung Pamandian, Desa Sugihmukti, yang menimpa satu rumah dan mengancam tiga rumah lainnya.
Tanggul jebol di Desa Alamendah, Rancabali, menyebabkan air menggenangi kebun warga.
“Semua bencana ini dipicu oleh hujan deras,” kata Uka Suska.
Banjir dan angin kencang
Di Kecamatan Ciwidey, banjir melanda Desa Lebakmuncang dan Panundaan. Selain itu, angin kencang mengakibatkan pohon tumbang di Kutawaringin dan Margaasih.
Angin kencang
di Kutawaringin merusak rumah warga, terutama bagian atap.
Sebanyak 2 rumah di Desa Cibodas, 32 rumah di Desa Jatisari, dan 52 rumah di Desa Jelegong terdampak, termasuk 7 rumah yang tertimpa pohon tumbang.
Uka Suska juga mengungkapkan bahwa pembersihan banjir bandang di Kecamatan Banjaran yang terjadi pada Selasa (5/11/2024) masih berlangsung.
“Pembersihan hampir selesai. Lumpur di Banjaran sudah hampir bersih, tinggal beberapa daerah di Desa Banjaran Wetan,” ujarnya. Pembersihan juga sudah hampir selesai di Arjasari dan Cangkuang.
Namun, masih ada sisa lumpur di beberapa titik, terutama di Sungai Citalutug.
“Kami terus berupaya membersihkan sampah di sungai agar tidak memicu banjir kembali,” ujar Uka.
BPBD akan meminta bantuan BBWS Citarum untuk mengatasi masalah dapuran awi di sungai tersebut.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: BPBD
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4998963/original/075297900_1731291535-WhatsApp_Image_2024-11-11_at_08.35.41.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Misi Kemanusiaan Prajurit Praja Raksasa untuk Korban Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
Liputan6.com, Flores Timur -O Kodam IX/Udayana melalui Korem 161/Wira Sakti bergerak cepat menurunkan personel untuk membantu masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT.
Erupsi yang terjadi menyebabkan debu vulkanik menyebar ke permukiman warga, mengakibatkan beberapa kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan bahkan menelan korban jiwa. Bencana alam ini juga mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi ke tempat-tempat penampungan terpusat maupun penampungan mandiri.
Di bawah pimpinan Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, para personel dari Makorem 161/WS, Kodim 1624/Flores Timur, Kodim 1603/Sikka, Denkesyah 09.04.01 Kupang dan Denbekang IX/1.A Kupang bekerjasama dengan Pemda setempat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polri, dan relawan lokal berjibaku mengevakuasi warga dari daerah berbahaya serta menyediakan berbagai bantuan kemanusiaan.
Guna memenuhi kebutuhan makanan dan minuman bagi para pengungsi yang berada di posko, Personel dari Bekang IX/1.A Kupang yang dipimpin Letkol Cba Rudy Haryanto bergerak cepat mendirikan dapur lapangan di Posko Pengungsian Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena.
Kehadiran Tim Bekang IX/1.A Kupang ini merupakan bagian dari respon cepat TNI AD dalam mendukung upaya penanganan darurat di lokasi bencana.
Sementara itu, tim medis dari Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) 09.04.01 mendirikan posko kesehatan di sejumlah titik pengungsian untuk memberikan kemudahan akses layanan medis bagi para pengungsi. Dalam pelaksanaannya, mereka bekerjasama dengan petugas dari BPBD dan Dinas Kesehatan setempat. Langkah ini merupakan upaya proaktif untuk memastikan bahwa kesehatan dan kebutuhan medis warga dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Demikian juga Dandim 1624/Flotim Letkol Inf M.Nasir Simanjuntak, memberikan segala daya upaya mengerahkan personel, angkutan dan alkap satuan yang dimiliki TNI AD sesuai petunjuk Komando Atas dalam membantu Pemkab Flotim untuk penanganan penanggulangan bencana dengan maksimal yang memastikan proses evakuasi korban personel dan material dapat terselesaikan dengan segera.
Setelah erupsi, prajurit Kodam IX/Udayana terus bekerja sama dan bergotong royong dengan masyarakat serta para relawan. Mereka aktif membantu mendistribusikan logistik untuk masyarakat terdampak. Selain itu, prajurit TNI dari Korem 161/Wira Sakti juga turut berperan dalam memberikan trauma healing bagi anak-anak yang berada di tenda-tenda pengungsian.
Asisten Operasi (Asops) Kasdam IX/Udayana Kolonel Inf Tunjung Setyabudi, mengatakan, Kodam IX/Udayana melalui Korem 161/Wira Sakti telah mengerahkan personel dan sumber daya untuk mendukung penanganan pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Asops menegaskan, respon cepat ini adalah bagian dari komitmen TNI dalam melindungi dan membantu masyarakat yang terdampak bencana alam dan memastikan keselamatan warga menjadi prioritas utama.
“Personel TNI bekerja sama dengan BPBD, tenaga medis, dan relawan di lapangan untuk memastikan bantuan dan evakuasi berjalan lancar,” katanya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4998616/original/003619100_1731240381-Tanah_Longsor_Kebumen.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tragedi Tanah Longsor di Kebumen, Jenazah Ibu dan Anak Ditemukan dalam Posisi Berpelukan
Liputan6.com, Kebumen – Peribahasa ‘kasih ibu sepanjang hayat’ memang benar adanya. Inilah yang setidaknya terjadi di Kebumen. Seorang ibu memeluk anak lelakinya yang berumur enam tahun saat longsor menerjang rumah mereka, Sabtu malam (9/11/2024).
Fakta ini terungkap setelah tim SAR berhasil menemukan korban tanah longsor di Desa Jemur RT 05 RW 02, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen, Minggu (10/11/2024). Tim SAR gabungan menemukan Novi Nugrahtati (27) tengah memeluk Muhammad Abian (6) dalam keadaan meninggal dunia di bawah timbunan tanah.
Pencarian korban berlangsung selama hampir 14 jam sejak Sabtu malam dan dilanjutkan Minggu pagi. Tim eskavasi menemukan korban pukul 10.35 WIB.
“Korban pertama atas nama Abian (6) dapat dievakuasi pada pukul 10.35 wib dan korban kedua atas nama Novi (27) dievakuasi pada pukul 10.43 wib. Keduanya kemudian dibawa ke rumah keluarga korban untuk dilakukan pemulasaraan,” kata Amin Riyanto, Komandan Tim Operasi SAR.
Keduanya ditemukan sedang berpelukan sejauh 10 meter dari ruang keluarga oleh tim eskavasi. Tim selanjutnya mengevakuasi korban secara manual.
Dikabarkan sebelumnya, tanah longsor menimpa rumah korban di Desa Jemur, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen pada Sabtu (9/11/2024) sekitar pukul 20.30 WIB. Longsor terjadi setelah hujan lebat disertai angin kencang.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang sudah memasuki puncak musim penghujan. Selalu update terkait peringatan dini dan memperhatikan himbauan yang dikeluarkan oleh BMKG maupun BPBD,” ucapnya.
Jenazah Ibu dan Anak Korban Longsor Ditemukan Berpelukan
-

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas dan Getaran Banjir
Bisnis.com, JAKARTA – Gunung Semeru meluncurkan awan panas yang disertai getaran banjir pada Minggu sore.
“Telah terjadi awan panas Gunung Semeru pada pukul 14.40 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm selama 478 detik yang diikuti getaran banjir,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudi Cahyono dilansir dari Antara.
Menurut dia jarak luncuran awan panas tidak diketahui dikarenakan visual Gunung Semeru tertutup kabut, namun sejauh ini awan panas tersebut tidak berdampak terhadap pemukiman warga di lereng gunung.
“Alhamdulillah sejauh ini awan panas dan getaran banjir masih aman dan terkendali untuk aktivitas Gunung Semeru,” tuturnya.
Berdasarkan data petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Lumajang tercatat gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami sebanyak 10 kali erupsi dengan letusan setinggi hingga 700 meter di atas puncak pada Minggu sejak pukul 00.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Gunung Semeru memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut dan berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang di Jawa Timur
/data/photo/2024/11/11/67319a6da7dac.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)





