Kementrian Lembaga: BPBD

  • Pembentukan BPBD di Kota Bandung Masuk Pembahasan Pansus

    Pembentukan BPBD di Kota Bandung Masuk Pembahasan Pansus

    JABAR EKSPRES – Peneliti Sistem Informasi Geografi, Penginderaan Jauh, dan Mitigasi Bencana UPI, Ayu Lestari menilai urgensitas pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah sangat diperlukan oleh Kota Bandung.

    Menurutnya, sudah seharusnya Kota Kembang memiliki badan yang fokus terhadap pencegahan dan penanggulangan bencana. Hal ini berkenaan dengan kerawanan Kota Bandung dalam menghadapi cuaca ekstrem.

    “Jadi memang sudah seharusnya Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana ini dipisah. Agar BPBD ini nantinya berfokus pada pencegahan mulai dari kesiapsiagaan, mitigasi, hingga tanggap darurat bencana,” katanya kepada Jabar Ekspres.

    Selain itu, letak topografi Bandung yang berada di wilayah cekungan menjadi dasar lain pembentukan BPBD harus segera di akselerasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung maupun DPRD.

    BACA JUGA:Cara Dapat Saldo DANA Rp600 Ribu Cair ke Rekening Modal KTP

    Menurutnya, risiko kebencanaan yang tinggi di Kota Bandung tak dibarengi dengan pemahaman masyarakat guna meminimalisir segala bentuk resiko dalam menghadapi suatu bencana.

    “Mitigasi ini diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait kebencanaan, meminimalisir segala risiko, dan tentunya pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Maka, pembentukan BPBD ini harus segera dilakukan oleh pemerintah,” ungkapnya.

    Disinggung terkait hal ini, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Bandung, Dharmawan mengaku, pembentukan terkait BPBD sudah masuk bahasan panitia khusus (pansus) 4 DPRD Kota Bandung.

    Dirinya berharap, terbentuknya BPBD ini bisa mengatasi terkait penangunggalan bencana yang rentan terjadi di Kota Bandung.

    BACA JUGA:Ngatiyana Tegaskan Sinergi Pimpinan dan Wakil dalam Membangun Kota Cimahi

    “Saat ini, pembentukan BPBD Kota Bandung sedang diproses di Pansus. Mudah-mudahan ini menjadi bagian dari upaya kita menghadapi bencana,” katanya.

    Di tempat lain, Ketua Pansus 4 DPRD Kota Bandung, Maya Himawati membenarkan bahwa Kota Kembang sangat membutuhkan badan yang berfokus pada penanggulangan terkait kebencanaan.

    Menurutnya, Hal ini agar kinerja Dinas Kebakaran bisa berjalan optimal. Selama ini, diakuinya, tanggung jawab Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) terbilang berat. Maka dari itu, pihaknya akan memfasilitasi terkait pemisahan instansi tersebut.

  • Cuaca Ekstrem, Terdapat 10 Titik Banjir dan Tanah Longsor di Trenggalek dalam Satu Hari

    Cuaca Ekstrem, Terdapat 10 Titik Banjir dan Tanah Longsor di Trenggalek dalam Satu Hari

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif

    TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK – Cuaca ekstrem menyebabkan sejumlah bencana hidrometeorologi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

    Dalam satu hari, Sabtu (30/11/2024) terdapat 10 titik banjir dan tanah longsor di Kabupaten Trenggalek, tepatnya di Kecamatan Panggul.

    Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Stefanus Triadi merinci terdapat 5 titik bencana tanah longsor di Kecamatan Panggul.

    5 titik tersebut tersebar di Desa Ngrencak, Desa Sawahan, Desa Tangkil, Desa Manggis, dan Desa Banjar.

    “Di Desa Manggis Tembok Penahan Jalan (TPJ) SDN 3 Manggis longsor,” kata Triadi, Minggu (1/12/2024).

    Material longsor TPJ setinggi 8 meter dan panjang 35 meter tersebut menutup sebagian jalan akses Kecamatan Panggul menuju Kabupaten Ponorogo.

    Dengan kesigapan dan gotong royong instansi terkait, bersama elemen masyarakat, jalan tersebut kembali normal dan arus lalu lintas kembali lancar.

    Selain longsor, banjir juga terjadi di lima titik di Kecamatan Panggul.

    Lima titik tersebut tersebar di Desa Banjar, Desa Ngrambingan, lalu Desa Nglebeng, Desa Wonocoyo, dan Desa Panggul.

    “Banjir di Desa Nglebeng terjadi setelah Sungai Gedangan meluap. Banjir tersebut menghambat arus lalu lintas dari Kecamatan Dongko menuju Kecamatan Panggul,” kata Triadi.

    Jalan tersebut menurut Triadi juga merupakan jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dengan Kabupaten Pacitan via Lorog, Kecamatan Sudimoro.

    “Banjir surut pukul 19.00 WIB sehingga arus lalu lintas normal kembali,” lanjutnya.

    Selain bencana hidrometeorologi, musibah juga menimpa warga Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek.

    Berniat memperbaiki atap teras rumah yang rusak, tiga warga setempat menjadi korban ambruknya rumah milik Surat (58).

    Kronologi bermula saat Surat ingin memperbaiki atap teras rumah yang sudah rapuh dimakan usia.

    Ia khawatir dengan kondisi atapnya yang sudah tua, ditambah lagi hujan dengan intensitas tinggi yang sering turun di Kabupaten Trenggalek.

    Saat dua orang yang ingin memperbaiki yaitu Imam Tauhid (45) dan Mahsun (45) berada di atas atap, atap tersebut ambruk menimpa pemilik rumah.

    “Ketiganya dibawa ke Puskemas Baruharjo, Kecamatan Durenan untuk mendapatkan perawatan,” ucap Triadi.

    Dari tiga orang tersebut, Mahsun sudah diperbolehkan pulang ke rumah, sedangkan kedua orang lainnya masih mendapatkan perawatan, terutama pemilik rumah yang mengalami patah tulang dan mengalami luka karena tertancap besi.

  • Dihantam Banjir Bandang, Jalan Penghubung Dusun di Desa Sambigede Blitar Terputus

    Dihantam Banjir Bandang, Jalan Penghubung Dusun di Desa Sambigede Blitar Terputus

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

    TRIBUNJATIM.COM, BLITAR – Akses jalan antar-dusun di Desa Sambigede, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, putus terendam banjir, Minggu (1/12/2024). 

    Saat ini, warga bersama petugas dari BPBD Kabupaten Blitar dan Polres Blitar membersihkan material lumpur dan sampah di lokasi. 

    Warga dan petugas menyemprot aspal jalan yang tertutup material lumpur menggunakan air. 

    Akses jalan yang terendam banjir menghubungkan Dusun Paldoyong dan Dusun Sambigede di Desa Sambigede, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar. 

    “Ini jalan utama warga Dusun Paldoyong ke Dusun Sambigede. Warga Paldoyong kalau ingin ke kantor desa juga lewat sini,” kata warga Dusun Paldoyong, Hermawan. 

    Kondisi jalan penghubung dua dusun di Desa Sambigede, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, masih terendam banjir, Minggu (1/12/2024). (tribunjatim.com/Samsul Hadi)

    Sampai sekarang, warga bersama petugas juga membersihkan rumah yang sempat terendam banjir. 

    Seperti diketahui, banjir bandang menerjang Desa Sambigede, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Sabtu (30/11/2024) malam

    Dua rumah warga roboh diterjang banjir bandang dan 25 rumah warga lainnya terendam banjir setinggi satu meter sampai dua meter di Desa Sambigede

  • PPP Desak Pemkab Jember Atasi Pendangkalan Sungai

    PPP Desak Pemkab Jember Atasi Pendangkalan Sungai

    Jember (beritajatim.com) – Musim hujan tiba dan mengguyur hampir setiap hari. DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, meminta pemerintah daerah mengambil langkah-langkah agar bencana tidak terjadi dan meluas.

    “Kami mendesak Pemerintah Kabupaten Jember untuk mengantisipasi potensi banjir dan longsor dengan melakukan normalisasi saluran air yang mengalami pendangkalan,” kata Indah Permatasari, juru bicara Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

    PPP juga mendesak Pemerintah Kabupaten Jember untuk memberikan perhatian khusus pada daerah- daerah rawan longsor. “Langkah ini diperlukan untuk meminimalkan risiko bencana yang dapat merugikan masyarakat,” kata Indah.

    Fatmawati, juru bicara Fraksi Partai Nasional Demokrat, mengingatkan soal potensi megathrust atau gempa besar di Jember, termasuk soal bentuk mitigasi bencana, anggaran mitigasi dan respons cepat darurat bencana.

    Tak hanya bencana banjir, Nasdem juga mengingatkan pentingnya antisipasi bencana kebakaran. Fatmawati mempertanyakan kemampuan anggaran Rp 600 juta dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2025 untuk menyelamatkan dan mengevakuasi korban kebakaran di seluruh wilayah kabupaten Jember, terutama jika dibandingkan dengan jumlah unit kendaraan pemadam kebakaran.

    Saat ini, banjir terjadi di tiga desa Kecamatan Tempurejo, yakni Desa Wonoasri, Curahnongko, dan Andongrejo, yang diawali hujan dengan intensitas sedang dan lebat pada pukul dua siang, Kamis (28/11/2024). Hujan berintensitas tinggi terjadi hingga pukul tujuh malam di wilayah Kecamatan Tempurejo.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Penta Satria mengatakan, sekitar Pukul 23.00 WIB, curah hujan semakin meningkat, sehingga mengakibatkan banjir.

    Air membanjiri halaman dan jalan desa dengan ketinggian air 50 cm – 1 meter dan air mulai memasuki dalam rumah warga dengan ketinggian rata-rata 50 centimeter,” kata Penta.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jember, 34 keluarga di Desa Andongrejo, 213 keluarga di Desa Curahnongko, dan 42 keluarga di Desa Wonoasri terdampak banjir.[wir]

  • Ngeri! 3 Puting Beliung Mengamuk di Pulau Mandangin Sampang, Warga Berhamburan Selamatkan Diri

    Ngeri! 3 Puting Beliung Mengamuk di Pulau Mandangin Sampang, Warga Berhamburan Selamatkan Diri

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hanggara Pratama 

    TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG – Sebanyak tiga angin puting beliung mengepung pemukiman warga di Pulau Mandangin, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, (31/11/2024) sore.

    Bahkan salah satu putaran angin yang menjulang ke langit tersebut menyapu sejumlah rumah warga, akibat atap atau genting rumah berhamburan.

    Tak hanya itu, dua kapal milik nelayan setempat turut menjadi amukan angin puting beliung, serta pepohonan yang berada di pemukiman warga nyaris roboh.

    Salah satu warga setempat, Abdul Rohim mengatakan bahwa, angin puting beliung muncul dari sisi sebalah selatan pulau mandangin.

    “Ada tiga angin puting beliung, beruntung hanya satu angin yang berada di pemukiman warga, sedangkan dua angin puting beliung bergerak di perairan,” ujarnya.

    Tangkapan layar 3 puting mengepung pemukiman warga di Pulau Mandangin, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, (31/11/2024). (istimewa)

    Menurutnya, diantara ke tiga angin puting beliung, yang paling kencang dan besar berada di tengah-tengah pemukiman warga. Beruntung tidak ada korban jiwa.

    “Warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Sedangkang seperti genting rumah milik warga rusak, antena TV dan ranting pepohonan ikut terbang saking besarnya puting beliung,” terangnya.

    Sebelumnya, Ketua Pelaksana BPBD Kabupaten Sampang, Candra Ramadhani Amin berharap, agar masyarakat baik yang berlokasi dikepulauan maupun darat agar tetap hati-hati dan waspada jika cuaca buruk.

    Sebab, saat ini kondisi cuaca di Sampang berpotensi terjadinya bencana alam hidrometeorologi, salah satunya puting beliung.

    “Jadi musim-musim penghujan saat ini, terutama warga nelayan jika beraktifitas ditengah laut, usahakan tetap hati-hati,” pungkasnya

  • Diguyur Hujan dari Siang Sampai Magrib, Sejumlah Wilayah Ponorogo Terendam Banjir

    Diguyur Hujan dari Siang Sampai Magrib, Sejumlah Wilayah Ponorogo Terendam Banjir

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Ponorogo kembali banjir di sejumlah titik, Sabtu (30/11/2024) malam. Adalah Desa Tegalsari dan Mojorejo Kecamatan Jetis, serta Desa Ngrukem Kecamatan Mlarak.

    Pantauan di lokasi pada Sabtu (30/11/2024) malam ketinggian air banjir mencapai 10 sampai 15 centimeter. Namun air mulai surut pada Minggu (1/12/2024) pagi. 

    “Sungai gendol memang meluap,” ungkap seorang warga Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Muhram, Minggu (1/12/2024),

    Muhram menjelaskan sebenarnya hujan tidak terlalu deras. Namun intensitas waktu hujan sangat lama.

    “Mulai siang sampai magrib hujan tidak ada herhentinya. Jam 18.00 wib air sungaingendol meluap ke jalan,” kata Muhram

    Di mengaku bahwa juka desanya memang langganan banjir ketika musim hujan tiba. 

    Ponorogo kembali banjir di sejumlah titik, Sabtu (30/11/2024) malam. Adalah Desa Tegalsari dan Mojorejo Kecamatan Jetis, serta Desa Ngrukem Kecamatan Mlarak (tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum)

    “Mulai 17.30 WIB banjir, lalu bertahap sekitar jam 18.00 WIB sudah meluap sampai ke jalan. Sebenarnya hujannya tidak deras, tapi lama,” uriany.

    Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Danang Wisnu Saifudin menjelaskan, pantauan di lokasi, luapan air sungai ada di beberapa titik.

    “Contohnya Desa Tegalsari dan Mojorejo Kecamatan Jetis, serta Desa Ngrukem Kecamatan Mlarak,” jelas Danang.

    Namun, banjir tidak berpotensi naik seiring hujan reda. Bahkan kini air mulai surut. “Air luapan ini dari Sungai Gendol,” jelasnya.

    Seperti diketahui, luapan air dari Sungai Gendol itu meluber hingga ke pemukiman warga. Ketinggian air sekitar 10-15 sentimeter atau setinggi mata kaki orang dewasa

  • Jembatan di Babakan Madang Bogor Ambruk, Akses Terputus Akibat Longsor
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        30 November 2024

    Jembatan di Babakan Madang Bogor Ambruk, Akses Terputus Akibat Longsor Bandung 30 November 2024

    Jembatan di Babakan Madang Bogor Ambruk, Akses Terputus Akibat Longsor
    Tim Redaksi
     
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Jembatan di
    Kampung Sela Eurih
    , Desa Sumur Batu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ambruk akibat longsor pada Jumat (29/11/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.
    Kejadian ini mengakibatkan akses jalan keluar-masuk di wilayah tersebut terputus, sehingga kendaraan dan pejalan kaki tidak dapat melintas.
    Adam Hamdani, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, menjelaskan bahwa intensitas hujan tinggi yang melanda wilayah itu sejak Jumat menyebabkan arus sungai meluap.
    “Berawal dari kondisi air sungai Ciherang meluap dikarenakan cuaca hujan, sehingga mengakibatkan terjadinya tanah longsor dan memutus jembatan akses utama warga di kampung tersebut ambruk,” kata Adam saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Sabtu (30/11/2024).
    Jembatan yang ambruk ini merupakan akses utama bagi 126 kartu keluarga (KK) yang terdiri dari 650 jiwa yang kini kesulitan bermobilisasi.
    “Akses jalan menuju ke Kampung Sela Eurih tidak bisa dilalui dikarenakan jembatan terputus. Sampai hari ini (Sabtu), warga beraktivitas keluar-masuk kampung tersebut dengan cara lewat jalur alternatif, yaitu menyebrang melintasi Sungai Ciherang,” ungkapnya.
    Saat ini, tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bogor telah memasang garis pembatas di lokasi untuk mencegah warga melintas.
    “Terdapat pos pantau di area jembatan serta di jalur darurat saat ini. Tim TRC BPBD juga siaga di lokasi,” beber Adam.
    Hingga saat ini, jembatan yang terputus belum diperbaiki dan memerlukan penanganan lebih lanjut dari instansi terkait.
    Menurut Adam, dibutuhkan jembatan darurat untuk menyambungkan ruas jalan di kampung tersebut agar warga bisa kembali beraktivitas.
    “Hasil pemantauan tim di lapangan, ada jalur alternatif lain untuk aktivitas warga keluar-masuk kampung itu dengan cara menyebrang melintasi Sungai Ciherang. Jalur tersebut masih bisa dilintasi oleh pejalan kaki serta kendaraan roda dua dan roda empat, tetapi harus lebih memperhatikan kondisi cuaca dan memastikan sungai dalam keadaan aman,” pungkas Adam.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi yang Meninggal Terus Bertambah, Total 5 Orang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 November 2024

    Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi yang Meninggal Terus Bertambah, Total 5 Orang Regional 30 November 2024

    Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi yang Meninggal Terus Bertambah, Total 5 Orang
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com
    – Jumlah pengungsi
    erupsi Gunung Lewotobi
    Laki-laki yang meninggal terus bertambah.
    Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur, NTT, Hery Lamawuran mencatat, per Sabtu (30/11/2024) pengungsi yang meninggal sebanyak 5 orang.
    “Yang meninggal lima orang,” kata Hery saat dihubungi, Sabtu petang.
    Hery merincikan kelima pengungsi itu yakni Paulus Nuba Groma (60), Bartolomeus Bedi Liwu (56), Aloysius Bala Uran (92), Rofinus Beda Tour (55) dan Etalia Eni Tapun (58).
    Para pengungsi ini berasal dari Kecamatan Ile Bura dan Wulanggitang.

    Menurut Hery, rata-rata meninggal meninggal karena mengidap penyakit bawaan.
    “Mereka punya penyakit bawaan,” ucapnya.
    Dia menambahkan pelayanan kesehatan terhadap para pengungsi terus dioptimalkan. Setiap keluhan langsung ditangani tenaga kesehatan di setiap posko.
    Apabila kondisinya belum membaik, akan dirujuk ke puskesmas ke puskesmas dan rumah sakit.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur melaporkan, per Jumat (29/11/2024) jumlah pengungsi erupsi
    Gunung Lewotobi
    Laki-laki sebanyak 12.301.
    Mereka tersebar di beberapa posko pengungsian yaitu Konga 760 jiwa, Bokang 518 jiwa, Lewolaga 1.191, Eputobi 1.029 jiwa, Kobasoma 738 jiwa, Ile Gerong 183 jiwa.
    Ribuan pengungsi ini juga tersebar di rumah penduduk di sejumlah kecamatan di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPBD Jatim Ungkap Penyebab Banjir di Kampung Raas dan Solusi Pencegahan Jangka Panjang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        30 November 2024

    BPBD Jatim Ungkap Penyebab Banjir di Kampung Raas dan Solusi Pencegahan Jangka Panjang Surabaya 30 November 2024

    BPBD Jatim Ungkap Penyebab Banjir di Kampung Raas dan Solusi Pencegahan Jangka Panjang
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jawa Timur, Gatot Soebroto meninjau banjir yang melanda
    Kampung Raas
    , Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Sabtu (30/11/2024).
    Ia tampak mengelilingi perkampungan yang tergenang air setinggi sekitar 1 meter itu menggunakan perahu karet, serta meninjau drainase yang tersumbat sampah, yang disebut-sebut menjadi salah satu pemicu terjadinya genangan itu.
    Gatot mengatakan solusi jangka pendek untuk menanggulangi genangan air itu yakni menunggu surutnya air laut.
    “Kalau nanti sudah surut, saya suruh BPBD Kabupaten Malang untuk membersihkan drainase itu, agar ketika air laut pasangan kembali, Kampung Raas ini tidak tergenang lagi,” ungkapnya saat ditemui, Sabtu.
    Sedangkan jangka panjangnya, ia akan membuat bangunan fondasi di bibir drainase, untuk menahan sampah agar tidak masuk ke dalam drainase.
    “Drainasenya yang dimaksud di sini, yakni ada lubang besar seperti goa. Lubang itulah yang selama ini menjadi tempat mengalirnya air dari perkampungan menuju pantai,” jelasnya.
    “Nah, lubang serupa goa ini, saat ini tersumbat oleh sampah warga, sehingga air tidak bisa mengalir ke laut, dan memicu genangan di perkampungan,” imbuhnya.
    Di sisi lain, Kampung Raas itu, menurut Gatot secara geografis letaknya juga lebih rendah dibanding pantai. Akibatnya, ketika laut pasang, air mengalir ke perkampungan.
    “Kita akan tunggu surutnya air laut ini, kemungkinan 3-5 hari ke depan. Lalu kita akan bergerak menanggulangi genangan air ini,” bebernya.

    Dalam kesempatan itu, Gatot juga menyalurkan ratusan paket bantuan dari BPBD Jawa Timur warga terdampak banjir, meliputi perlengkapan keluarga, seperti makanan siap saji, sandang, dan air bersih.
    “Bantuan ini kami salurkan kepada warga terdampak untuk membantu beban mereka akibat bencana. Sedangkan untuk pengungsian, saat ini warga terdampak mengungsi ke rumah keluarganya yang relatif aman,” tuturnya.
    Selain meninjau Kampung Raas, Gatot juga meninjau beberapa titik di Kabupaten Malang yang diterjang bencana, seperti di kawasan Kecamatan Bantur, Pagak, dan Donomulyo, yang sebelumnya juga diterjang banjir.
    “Peninjauan ini, kami didampingi anggota Dinas Pekerjaaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur, dan Dinas Pengarian Provinsi Jawa Timur. Tujuannya, untuk meninjau insfrastruktur apa saja yang rusak dan perlu diperbaikan akibat bencana yang sudah terjadi,” pungkasnya.
    Sebelumnya diberitakan, sejumlah kawasan di Kabupaten Malang terkepung bencana, mulai banjir hingga lonsor.
    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang beberapa bencana itu tersebar di Desa Bantur, Kecamatan Bantur; Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare; Kampung Raas, Desa Tambakrejo, dan Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
    Kemudian, tanah longsor juga terjadi di Kecamatan Pagak, dan pohon tumbang di Kecamatan Singosari, hingga menewaskan 2 orang warga.
    Bencana-bencana itu, mayoritas terjadi akibat tingginya curah hujan selama 3 hari berturut-turut, sejak Kamis (28/11/2024) lalu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 182 Rumah di 2 Desa Sekitar IKN Sudah 2 Hari Terendam Banjir

    182 Rumah di 2 Desa Sekitar IKN Sudah 2 Hari Terendam Banjir

    Penajam Paser Utara, Beritasatu.com – Hujan lebat yang disertai pasang air laut mengakibatkan 182 rumah di dua desa sekitar kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terendam banjir dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter selama dua hari terakhir.

    Meskipun kondisi banjir mulai surut, warga tetap diminta waspada terhadap kemungkinan banjir susulan.

    Ratusan rumah yang terdampak tersebut berada di Desa Suka Raja dan Desa Sepaku, Kecamatan Sepaku. Di Desa Suka Raja, tercatat sebanyak 142 rumah terendam banjir, sementara di Desa Sepaku, genangan air melanda setidaknya 40 rumah.

    Banjir di kedua desa ini terjadi sejak Kamis (28/11/2024) akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan meluapnya sungai dan drainase, sehingga air menggenangi pemukiman warga.

    Banjir yang sempat surut kembali meningkat pada Jumat (29/11/2024), dipicu curah hujan tinggi yang berlangsung terus-menerus dan diperparah oleh pasang air laut, sehingga mengakibatkan kenaikan tinggi banjir.

    Menurut data dari Pusdalops BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, banjir di Desa Suka Raja merendam 11 RT, sedangkan di Desa Sepaku hanya meliputi tiga RT.

    Kepala BPBD Penajam Paser Utara Agustianur, menyampaikan, banjir di wilayah Sepaku telah surut, dan sebagian besar warga telah kembali ke rumah masing-masing. BPBD saat ini berada di lokasi untuk membantu membersihkan lumpur dan sampah pascabanjir.

    “Sudah surut,” ungkap Agustianur saat dikonfirmasi Beritasatu.com melalui pesan singkat, Sabtu (30/11/2024) Siang.

    Meskipun banjir di sekitar IKN mulai reda, BPBD tetap mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi banjir susulan. BMKG memperkirakan curah hujan tinggi masih akan terjadi di wilayah IKN dalam beberapa hari mendatang.