Kementrian Lembaga: BPBD

  • Penampakan Jalan Terputus-Mobil Digulung Banjir Besar di Sukabumi

    Penampakan Jalan Terputus-Mobil Digulung Banjir Besar di Sukabumi

    “Selama dua hari terakhir, Kabupaten Sukabumi diguyur hujan deras yang merata di seluruh wilayah. Akibatnya, 20 kecamatan dan 27 desa terdampak bencana,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena dilansir detikJabar, Rabu (4/12). (Syahdan Alamsyah/detikJabar)

  • Wanti-wanti soal Potensi Banjir Besar 2020 di Jakarta Terulang Lagi

    Wanti-wanti soal Potensi Banjir Besar 2020 di Jakarta Terulang Lagi

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan ada potensi banjir besar di wilayah Jakarta. BPBD DKI Jakarta pun mengungkap rencana antisipasi bencana hidrometeorologi itu.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan musim dan cuaca selama periode liburan Natal dan tahun baru 2025. Dwikorita mewanti-wanti skenario terburuk banjir besar Jakarta yang pernah terjadi saat tahun baru 2020 bisa terjadi lagi.

    Hal itu disampaikan Dwikorita dalam rapat bersama Komisi V DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024). Dwikorita menjelaskan beberapa daerah di Indonesia sudah masuk musim penghujan.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah itu mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” ujar Dwikorita.

    Dwikorita menjelaskan musim hujan saat ini disertai fenomena La Nina. Kondisi itu membuat curah hujan meningkat hingga 20% dari normalnya.

    “Jadi, tadi kondisi normal menuju puncak selama Januari, kemudian bersamaan dengan potensi penambahan 20% curah hujan akibat terjadinya La Nina lemah. Itu dua fenomena,” kata dia.

    “Kemudian saat landing ke Indonesia bagian barat yaitu Jawa Barat, Lampung, Banten, DKI, ini peristiwanya mirip, kalau skenario terburuk, doa kami tidak akan, tapi skenario terburuk itu meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem. Contoh yang sudah terjadi di tahun 2020 di Januari kondisi terparah adalah Jabodetabek banjir saat itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi,” ujar Dwikorita.

    “Skenario teringan, yang terjadi sekitar 2 tahun lalu saat penyeberangan Merak di Bakauheni. Tiba-tiba kapal yang sudah parkir oleng, sementara masih ada yang menyeberang, jadi waktu itu satu truk masuk ke laut, satu mobil masuk ke laut,” katanya.

    Pemprov DKI Antisipasi

    “Selain itu, teknologi pemantauan cuaca berbasis data real-time digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi deteksi dini,” kata Gottam dalam keterangannya, Rabu (4/12/2024).

    Dia mengatakan jajaran Pemprov DKI Jakarta juga terus merevitalisasi sungai, mengeruk saluran air, dan menambah kapasitas pompa untuk memperkuat infrastruktur pengendalian banjir. Selain itu, BPBD mengedukasi masyarakat soal kesiapsiagaan bencana, simulasi evakuasi, dan pelatihan tanggap darurat.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Kondisi Bingung Jalan Pulang, Kakek Magetan Ditemukan di Jurang 20 Meter, Sempat Hilang 24 Jam

    Kondisi Bingung Jalan Pulang, Kakek Magetan Ditemukan di Jurang 20 Meter, Sempat Hilang 24 Jam

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

    TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN – BPBD Kabupaten Magetan mengevakuasi seorang kakek bernama Sadirun (80), warga Desa Tamanan, Kecamatan Sukomoro, Rabu (4/12/2024).

    Saat ditemukan oleh petugas, Sadirun sedang duduk di dasar jurang kedalaman 20 meter. Lokasinya tidak jauh dari kediaman Sadirun.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menuturkan, si kakek sebelumnya dilaporkan hilang pada 24 jam lalu. Tepatnya Selasa (3/11/2024) sekira pukul 12.20 WIB.

    “Proses evakuasi melibatkan berbagai unsur terkait. Korban ditandu menggunakan tandu darurat, guna mengangkat korban dari dasar jurang,”tutur Eka.

    Ia menambahkan, Sadirun yang sudah pikun kondisinya masih hidup, dan sadar setelah sempat dilaporkan hilang oleh masyarakat maupun perangkat desa.

    “Korban meninggalkan rumahnya tanpa sepengetahuan keluarga,” imbuhnya.

    Untuk penanganan lebih lanjut, Sadirun dibawa menggunakan Ambulance PSC Dinkes 119 Magetan. Selanjutnya, korban dirujuk ke RS Sayidiman Magetan guna pemeriksaan medis lebih lanjut. 

    “Hingga saat ini, kondisi korban dilaporkan stabil dan sadar,” ucapnya.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat, khususnya yang memiliki anggota keluarga lansia dengan kondisi pikun, agar meningkatkan kewaspadaan. 

    “Pastikan lansia selalu berada dalam pengawasan keluarga.Hindari membiarkan mereka bepergian sendiri tanpa pendamping.Pertimbangkan memberikan identitas berupa gelang atau kartu yang mencantumkan informasi kontak keluarga,” pungkas Eka.

  • Banjir dan Longsor Landa 20 Kecamatan di Sukabumi, Korban Hilang Masih Dicari

    Banjir dan Longsor Landa 20 Kecamatan di Sukabumi, Korban Hilang Masih Dicari

    GELORA.CO -Wilayah kabupaten Sukabumi dilanda banjir dan tanah longsor.

    Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), setidaknya ada 20 kecamatan di Sukabumi terdampak banjir dan longsor hingga Rabu siang, 4 Desember 2024

    “Selama dua hari terakhir, Kabupaten Sukabumi diguyur hujan deras yang merata. 20 kecamatan dan 27 desa terdampak bencana,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena.

    Dari 20 kecamatan, Sagaranten dan Pabuaran menjadi wilayah dengan kondisi paling parah.

    Laporan sementara yang diterima BPBD dari Kecamatan Pabuaran, sekitar 70 rumah terdampak. Jumlah ini bisa bertambah mengingat kondisi banjir masih tinggi. Kemudian di Gegerbitung, tim BPBD dan Forkopimcam juga masih mencari korban tertimbun longsor.

    “Pencarian masih berlangsung, kami terus bergerak untuk membantu warga,” lanjut Deden.

  • Anggota DPRD Jakarta Minta Pemprov Mitigasi Pohon Tumbang

    Anggota DPRD Jakarta Minta Pemprov Mitigasi Pohon Tumbang

    loading…

    Anggota Komisi A DPRD Jakarta Kevin Wu meminta Pemprov Jakarta, khususnya Distamhut beserta BPBD melakukan mitigasi pohon tumbang akibat angin kencang. Foto: Ist

    JAKARTA – Anggota Komisi A DPRD Jakarta Kevin Wu meminta Pemprov Jakarta, khususnya Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) beserta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan mitigasi pohon tumbang akibat angin kencang. Setiap hujan deras disertai angin kencang ada saja kejadian pohon tumbang di beberapa wilayah Jakarta.

    “Hujan deras disertai angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang di Jakarta mengindikasikan perlunya pendekatan lebih serius terhadap manajemen pohon di perkotaan,” ujar Kevin, Selasa (3/12/2024).

    Menurut dia, pada dasarnya pohon tumbang tidak terjadi semata karena cuaca ekstrem, tetapi juga menunjukkan kelemahan dalam pemeliharaan pohon-pohon.

    “Banyak pohon tua dengan kondisi akar yang melemah atau tidak dirawat secara berkala, sehingga tidak mampu menahan tekanan angin kencang. Ini harus menjadi momentum bagi Pemprov untuk memperkuat tata kelola dan pemantauan pohon di seluruh wilayah Jakarta,” katanya.

    Politikus PSI itu mendorong Distamhut dan BPBD lebih terintegrasi dalam melakukan mitigasi risiko pohon tumbang di Jakarta. Salah satunya dengan melakukan pemetaan lokasi pohon rawan tumbang, terutama di jalan-jalan utama dan kawasan padat aktivitas masyarakat.

    Selain itu, BPBD perlu memastikan kolaborasi aktif dengan Dinas Pertamanan untuk menyiapkan rencana aksi cepat tanggap jika insiden terjadi.

    Pria yang menjabat Kepala Dharmapala Nusantara itu juga mendorong BPBD Jakarta menerapkan sistem peringatan dini berbasis data cuaca dari BMKG yang dapat langsung menyasar masyarakat melalui kanal resmi seperti aplikasi JAKI atau pesan singkat.

    Dinas terkait juga perlu menggunakan teknologi modern seperti sensor pohon untuk memantau kelembapan tanah dan stabilitas akar, terutama di lokasi yang sering dilanda banjir atau angin kencang.

    Kevin mengajak masyarakat dilibatkan secara aktif, bukan hanya untuk melaporkan potensi bahaya, tapi juga diberikan edukasi bagaimana mengenali pohon yang berisiko tumbang.

    “Pemprov juga dapat membuka kanal komunikasi langsung di tingkat kelurahan atau RW untuk mempermudah pelaporan dan mempercepat penanganan. Misalnya, pemerintah bisa memberikan panduan visual tentang kondisi pohon berbahaya, sehingga masyarakat memiliki pemahaman lebih baik dan dapat berkontribusi secara nyata dalam mitigasi risiko,” ungkapnya.

    (jon)

  • Longsor Melanda 4 Titik di Sukabumi, Akses Jalan Sukabumi-Palabuhanratu Terputus

    Longsor Melanda 4 Titik di Sukabumi, Akses Jalan Sukabumi-Palabuhanratu Terputus

    Longsor juga mengakibatkan akses jalan nasional Sukabumi-Palabuhanratu tertutup material longsor. Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Bantargadung Sihabudin di Sukabumi, Rabu (4/12/2024) mengatakan, hujan deras yang turun sejak Selasa (3/12/2024) kemarin hingga Rabu pagi tadi, mengakibatkan tebing tanah setinggi kurang lebih lima meter yang berada di pinggir jalan nasional Sukabumi-Palabuhanratu tepatnya di Jalan Raya Bojonggaling longsor.

    “Longsor menutup akses jalan dari arah Sukabumi menuju Palabuhanratu maupun sebaliknya,” katanya.

    Menurut Sihabudin, diperkirakan longsor terjadi pada Rabu sekitar pukul 02.00 WIB saat hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Bantargadung dan sekitarnya. Akibat dari kejadian itu arus lalu lintas dari kedua arah hingga pukul 09.00 WIB belum normal.

    Petugas gabungan dari unsur TNI, Polri, dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi sudah berada di lokasi untuk membantu evakuasi material longsoran yang menutup akses jalan kendaraan. Hingga saat ini, baru satu arah yang bisa dilintasi kendaraan untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan dari arah Sukabumi maupun Palabuhanratu, personel Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sukabumi melakukan buka tutup jalan.

    Untuk mempercepat proses evakuasi material longsor, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi dan instansi terkait untuk mengirimkan alat berat seperti backhoe.

    “Petugas gabungan masih berupaya menormalisasi akses jalan utama yang menghubungkan Sukabumi dengan Palabuhanratu dan diharapkan seluruh material longsoran yang menutup jalan bisa segera dievakuasi agar arus lalu lintas kembali normal,” ujarnya.

    Sihab mengatakan selain bencana tanah longsor yang menutup akses jalan nasional, cuaca ekstrem juga memicu terjadinya bencana serupa di Kampung Cijambe dan pohon tumbang di Kampung Linggaresmi, Desa Bantargadung. Namun, belum ada informasi terkait jatuhnya korban jiwa maupun luka akibat terdampak bencana.

    Warga diimbau untuk selalu waspada karena hujan deras disertai angin kencang atau cuaca ekstrem masih berpotensi melanda wilayah Kota Sukabumi dalam beberapa hari ke depan sesuai prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    Hujan deras juga berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, pergerakan tanah dan angin kencang atau puting beliung. Untuk meminimalkan dampak dari bencana, pihaknya sudah menyiagakan puluhan personel penanggulangan bencana dan berkoordinasi dengan instansi lainnya baik dari unsur TNI, Polri, Pemkot Sukabumi, lembaga kemanusiaan maupun komunitas lainnya.

  • BPBD Catat 14 Wilayah Dilanda Banjir dan Longsor di Sukabumi, Ini Titiknya

    BPBD Catat 14 Wilayah Dilanda Banjir dan Longsor di Sukabumi, Ini Titiknya

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatatkan ada 14 Kecamatan dilanda bencana banjir dan longsor di Sukabumi pada Rabu (4/12/2024).

    Pranata Humas Ahli Muda BPDB Jabar, Hadi Rahmat menyampaikan bencana alam tersebut disebabkan cuaca ekstrim yang melanda Kabupaten Sukabumi sejak Selasa (3/12/2024).

    “Cuaca ekstrim yang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi pada hari Selasa 3 Desember 2024 hingga hari ini Rabu 4 Desember 2024 mengakibatkan terjadinya kejadian bencana di beberapa titik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (4/12/2024).

    Dia merincikan enam Kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang terdampak banjir yaitu Ciemas, Palabuhanratu, Cidolog (Desa Tegallega), Gegerbitung, Tegalbuleud (Desa Sirnamekar) dan Pabuaran.

    Sementara itu, untuk wilayah yang terjadi longsor tersebar di delapan kecamatan mulai dari Simpenan, Cisolok, Nagrak, Sagaranten, Simpenan, Palabuhanratu, Warungkiara dan Lengkong.

    Atas kejadian tersebut, Hadi menyatakan bahwa pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pendataan warga dan bangunan yang terdampak akibat bencana itu.

    “BPBD Kabupaten Sukabumi masih melakukan pendataan dan assessment,” pungkas Hadi.

  • Akses Jalan Sukabumi-Palabuhanratu Tertutup Longsor

    Akses Jalan Sukabumi-Palabuhanratu Tertutup Longsor

    Sukabumi

    Bencana tanah longsor di Kecamatan Bantargadung mengakibatkan akses jalan nasional Sukabumi-Palabuhanratu tertutup material longsor. Longsor itu dipicu cuaca ekstrem yang terjadi sejak awal Desember.

    “Hujan deras yang turun sejak Selasa (3/12) hingga Rabu pagi mengakibatkan tebing tanah setinggi kurang lebih lima meter yang berada di pinggir jalan nasional Sukabumi-Palabuhanratu tepatnya di Jalan Raya Bojonggaling longsor dan menutup akses jalan dari arah Sukabumi menuju Palabuhanratu maupun sebaliknya,” kata Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Bantargadung Sihabudin di Sukabumi, dilansir Antara, Rabu (4/12/2024).

    Menurut Sihabudin, longsor diperkirakan terjadi pada Rabu sekitar pukul 02.00 WIB saat hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Bantargadung dan sekitarnya. Akibat dari kejadian itu, arus lalu lintas dari kedua arah hingga pukul 09.00 WIB belum normal.

    Petugas gabungan dari unsur TNI, Polri, dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi sudah berada di lokasi untuk membantu evakuasi material longsoran yang menutup akses jalan kendaraan. Hingga saat ini, baru satu arah yang bisa dilintasi kendaraan untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan dari arah Sukabumi maupun Palabuhanratu, personel Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sukabumi melakukan buka tutup jalan.

    Untuk mempercepat proses evakuasi material longsor, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi dan instansi terkait untuk mengirimkan alat berat seperti backhoe.

    “Petugas gabungan masih berupaya menormalisasi akses jalan utama yang menghubungkan Sukabumi dengan Palabuhanratu dan diharapkan seluruh material longsoran yang menutup jalan bisa segera dievakuasi agar arus lalu lintas kembali normal,” ujarnya.

    Warga diimbau untuk waspada, apalagi hujan deras masih turun sehingga berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, pergerakan tanah, longsor, dan angin kencang.

    (idh/imk)

  • Cuaca Besok Kamis 5 Desember 2024: Mayoritas Jabodetabek Siang Hari Akan Diguyur Hujan – Page 3

    Cuaca Besok Kamis 5 Desember 2024: Mayoritas Jabodetabek Siang Hari Akan Diguyur Hujan – Page 3

    Sejumlah kawasan di Jakarta terendam banjir pada Kamis (28/11/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Jakarta) mencatat setidaknya ada 61 Rukun Tetangga (RT) yang terdampak. Adapun, data soal banjir tersebut terakhir di-update pada pukul 09:00 WIB.

    Kepala Pelaksana BPBD Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, banjir disebabkan karena hujan yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Rabu, 27 November 2024. Juga, kata dia, luapan kali Ciliwung.

    “BPBD mencatat genangan saat ini mengalami kenaikan dari 51 RT menjadi 61 RT atau 0.200% dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (28/11/2024).

    Terkait hal ini, BPBD Jakarta masih mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” tandas Isnawa.

    Berikut data wilayah yang terendam banjir Jakarta:

    Jakarta Selatan terdapat 15 RT yang terdiri dari:

    – Kelurahan Tanjung Barat Jumlah: 1 RT

    Ketinggian: 40 cm

    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Rawajati Jumlah: 7 RT

    Ketinggian: 50 sampai dengan 260 cm

    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Pejaten Timur Jumlah: 5 RT

    Ketinggian: 150 sampai dengan 230 cm

    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Kebon Baru Jumlah: 2 RT

    Ketinggian: 50 sampai dengan 90 cm

    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

  • Bus Masuk Jurang di Jalan Trans-Sulawesi Poros Palopo-Toraja, 4 Orang Tewas
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        4 Desember 2024

    Bus Masuk Jurang di Jalan Trans-Sulawesi Poros Palopo-Toraja, 4 Orang Tewas Makassar 4 Desember 2024

    Bus Masuk Jurang di Jalan Trans-Sulawesi Poros Palopo-Toraja, 4 Orang Tewas
    Tim Redaksi
     
    PALOPO, KOMPAS.com –
    Bus penumpang dengan nomor polisi DP 7702 KA dari Toraja, Sulawesi Selatan, tujuan Kendari, Sulawesi Tenggara, mengalami kecelakaan tunggal di jalan Trans-Sulawesi Kilometer 14 Kelurahan Battang, Kecamatan Wara Barat, Kota
    Palopo
    , Sulawesi Selatan, Selasa (3/12/2024) siang. 
    Kasi Humas Polres Palopo AKP Supriadi mengatakan, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), mobil yang dikemudikan Yusuf Toding (39) bergerak dari arah utara ke selatan dan hendak memasuki jalan yang menikung ke kiri untuk memberi ruang bagi mobil tangki yang melintas dari arah berlawanan, bus bergerak ke kiri hingga ban turun dari badan jalan. 
    “Kondisi bahu jalan yang lembek menyebabkan mobil amblas dan terperosok ke jurang. Kecelakaan ini menewaskan empat orang penumpang di tempat dan menyebabkan beberapa korban lainnya mengalami luka-luka,” kata Supriadi dalam rilisnya yang diterima, Selasa (3/12/2024) malam.   
    Lanjut Supriadi, warga bersama Dinas Pemadam Kebarana (Damkar) Palopo, BPBD, dan PMI berusaha mengevakuasi penumpang bus yang jatuh ke jurang. 
    “Saat ini seluruh korban sudah berhasil dievakuasi  ke sejumlah rumah sakit di Kota Palopo untuk mendapat perawatan intensif,” ucap Supriadi. 
    Hingga saat ini Kasat Lantas Polres Palopo, AKP Syahruddin belum bersedia memberikan komentar apapun pada awak media.
    Sementara seorang penumpang yang selamat bernama Ronny mengaku sempat melihat bus yang ditumpanginya terjun bebas ke jurang.
    Namun, dia tidak tahu persis penyebab bus tadi tiba-tiba tergelincir masuk jurang. 
    “Diperkirakan waktu kejadiannya sekitar jam jam 11.00 Wita, waktu kejadian saya lagi duduk dan sempat melihat bus terjun ke jurang,” ujar Ronny. 
    Ronny mengatakan, setelah bus jatuh terguling ke jurang, dirinya menyelamatkan diri. 
    “Saya tidak tahu tiba-tiba saya ada di luar, tangan saya bergerak cari pegangan, begitu saya dapat pegangan saya kait, lalu saya duduk dan disitu saya lihat mobil di bawah,” tutur Ronny. 
    Ronny menuturkan setelah dirinya merasa membaik akibat syok, dia berupaya untuk naik ke atas jalan.
    “Setelah mengambil jaket dan jalan ke atas, perasaan saya kembali tidak enak. Jaket, saya buang ke atas jalan agar bisa segera mendapat tempat istirahat,” jelasnya.
    Berikut data korban tewas:
    1. Semi Salu Pasangka (30), mengalami luka parah di punggung dan patah tulang paha.
    2. Deby Pare (60), mengalami luka serius di kepala dan tubuh.
    3. Dina Taruk (65), luka di kepala, meninggal di rumah sakit.
    4. Agung Pratama (26), mengalami amputasi kaki dan luka parah di kepala.
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.