Kementrian Lembaga: BPBD

  • Tanah Longsor Tutup Jalan Alternatif Jogja-Magelang, Arus Kendaraan Sempat Tersendat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Desember 2024

    Tanah Longsor Tutup Jalan Alternatif Jogja-Magelang, Arus Kendaraan Sempat Tersendat Regional 6 Desember 2024

    Tanah Longsor Tutup Jalan Alternatif Jogja-Magelang, Arus Kendaraan Sempat Tersendat
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com
    – Tanah
    longsor
    terjadi di jalan Nanggulan–Candi Mendut pada kawasan padukuhan Pranan, kalurahan Banjaroya, kapanewon Kalibawang, kabupaten
    Kulon Progo
    , Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Tanah jatuh ke jalan yang menghubungkan Kulon Progo–Magelang lewat Kalibawang ini membawa pohon dan rumpun bambu sehingga pohon menutup sebagian jalan. 
    Tidak ada korban dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 15.00-17.00 WIB. Namun, lalu lintas sempat tersendat.
    “Rumpun bambu dan pohon jatuh dari atas. Kemudian rebah menutup akses jalan. Kendaraan tersendat, tapi masih bisa lewat,” kata Budi Prastawa, kepala bidang kedaruratan dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo melalui saluran telepon, Jumat (6/12/2024).
    Longsor
    terjadi selagi hujan deras turun di kawasan Utara Kulon Progo mulai pukul 15.00 WIB. Semula, tebing setinggi 5 meter di tepi jalan mengalami longsor kecil. 
    Lokasi ini tidak jauh dari
    rest area
    Banjaroya. Ketika itu, arus kendaraan tidak ramai seperti biasa. 

    Tak berselang lama, pohon dan satu rumpun bambu menyusul melengser ke jalan raya. Pohon yang tumbang dan terbawa longsor menghalangi akses kendaraan. Mobil berhenti dan terpaksa mengular antre melewati pohon. 
    Tidak lama kemudian, warga, pemadam kebakaran, dan TRC BPBD Kulon Progo tiba untuk mengevakuasi pohon. 
    “Kami bisa mengevakuasi pohon dalam waktu dua jam. Arus kendaraan buka dan tutup,” kata Budi.
    Budi mengungkapkan, kasus longsor ini kembali mengingatkan masyarakat agar selalu waspada.
    Pasalnya, warga sudah berada di musim hujan yang diperkirakan memiliki curah hujan lebih tinggi dari tahun lalu. 
    Masyarakat diminta memperhatikan dan mengawasi lingkungan, mulai daerah dekat sungai hingga kawasan dataran tinggi.
    Warga mesti memperhatikan keberadaan pohon tinggi di lingkungannya, memangkasnya bila perlu, memperhatikan kelancaran aliran sungai dan drainase untuk menghindari banjir.
    “Aliran sungai dan drainase harus selalu lancar. Pohon tinggi dipangkas, bila tumbang maka bisa mengakibatkan korban, apalagi kalau ada aliran listrik yang kerap menimbulkan korban,” kata Budi.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Kepala Keluarga Sigap Selamatkan Anak-Istrinya dari Terjangan Longsor di Sukabumi

    Kisah Kepala Keluarga Sigap Selamatkan Anak-Istrinya dari Terjangan Longsor di Sukabumi

    ERA.id – Satu keluarga yang berjumlah tiga orang di Kampung Sawahbera, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, selamat dari terjangan tanah longsor yang menimbun dan merusak rumahnya, Selasa kemarin.

    “Kejadiannya begitu cepat yang diawali dengan adanya air bercampur lumpur yang mengalir dari belakang rumah sekitar pukul 11.00 WIB,” kata pemilik rumah Aim (60) kepada awak media di Sukabumi, Selasa.

    Menurut Aim, saat memeriksa kondisi belakang rumahnya yang berada di Desa Loji itu, dirinya tiba-tiba mendengar suara gemuruh yang datang dari tebing di belakang rumah dan tanpa pikir panjang ia masuk ke rumah untuk menyelamatkan istri dan anaknya.

    Tidak berselang lama, tanah longsor menerjang dan merusak rumahnya, beruntung ia dan istri serta anaknya sudah berada di luar rumah dan hanya bisa melihat rumahnya porak poranda.

    Selain itu, tidak ada barang berharga yang bisa diselamatkan seperti televisi, pakaian, peralatan rumah tangga, surat berharga, KTP dan KK, semuanya tertimbun longsor.

    “Saya lebih memprioritaskan keselamatan keluarga dan tidak berpikir apa-apa lagi, barang-barang tidak perlu diselamatkan, tetapi yang penting nyawa bisa selamat,” tambahnya.

    Saat ini, Aim dan keluarga mengungsi ke rumah tetangganya dan bersama warga bergotong royong untuk membersihkan puing-puing rumah dan menyelamatkan barang yang masih bisa diselamatkan atau digunakan.

    Sementara itu, Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Simpenan Dandi Sulaeman mengatakan longsor yang terjadi dipicu hujan deras yang turun dalam dua hari terakhir. Longsor tebing setinggi empat meter yang menimpa rumah Aim mengakibatkan dinding dapur hingga ruang keluarga ambruk.

    Akibat kejadian ini rumah yang dihuni tiga jiwa dengan luas 9×9 persegi ini sudah tidak bisa lagi dihuni. Sementara, untuk penghuninya sudah mengungsi ke rumah tetangganya, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sukabumi dan Pemerintah Kecamatan Simpenan untuk segera menyalurkan bantuan darurat.

  • Tips BMKG Agar Semarang Tidak Dilanda Banjir Parah, Awal Tahun Curah Hujan Tinggi

    Tips BMKG Agar Semarang Tidak Dilanda Banjir Parah, Awal Tahun Curah Hujan Tinggi

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kota Semarang disebut berpotensi dilanda banjir pada periode Januari-Februari 2025.

    Selain akibat puncak penghujan, penyebab banjir di kota ATLAS tersebut diakibatkan dampak penurunan tanah serta makin berkurangnya daerah-daerah resapan air. 

    Bahkan BMKG, banjir yang terjadi bisa secara ekstrem, sehingga masyarakat diminta waspada dan pemerintah daerah bersiap diri untuk meminimalisir risikonya.

    BMKG menyebut, Kota Semarang berpotensi dilanda banjir tahunan pada Januari-Februari 2025.

    Hal tersebut dikatakan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati berdasarkan peristiwa banjir yang menerjang Semarang pada akhir 2022, awal, dan akhir 2023, serta awal 2024.

    Dwikorita Karnawati mengatakan, Semarang berpotensi dilanda banjir pada awal tahun depan karena tingginya curah hujan di Jawa Tengah.

    Berdasarkan citra yang dirilis BMKG, curah hujan di Jawa Tengah dapat mencapai 300-400 milimeter per bulan.

    Jumlah ini tergolong tinggi untuk suatu wilayah.

    “Puncaknya musim hujan pada Januari-Februari 2025.”

    “Di atas 300 sampai 400 milimeter per bulan.”

    “Curah hujannya potensi tinggi,” ujar Dwikorita Karnawati seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (6/11/2024).

    Faktor Lain Penyebab Semarang Berpotensi Banjir

    Curah hujan tinggi bukanlah satu-satunya faktor yang memicu banjir di Semarang setiap tahunnya.

    Dwikorita Karnawati menerangkan, ada kemungkinan faktor penurunan lahan karena pemompaan air tanah dan tanggul jebol ikut berkontribusi saat banjir di Semarang.

    Pernyataan Dwikorita soal penurunan lahan di Semarang selaras dengan temuan ahli geodesi Universitas Gadjah Mada (UGM) Heri Sutanta pada Januari 2023. 

    ILUSTRASI Pengendara melitas di jalanan Kota Lama yang tergenang saat terjadi banjir Semarang. (Tribun Jateng/ Iwan Arifianto)

    Dilansir dari laman resmi UGM, Jumat (6/12/2023), dia menyebut bahwa kenaikan air laut global setinggi 3-5 milimeter per tahun dan penurunan tanah di Semarang mencapai 9 sentimeter.

    Karena alasan itulah Semarang kerap dilanda banjir ketika curah hujan tinggi karena posisi daratan lebih tinggi daripada permukaan air laut.

    Dwikorita Karnawati menambahkan, banjir di Semarang bisa diperparah dengan rob saat kemunculan Bulan purnama.

    Rob adalah banjir yang disebabkan oleh masuknya air laut ke daratan karena pasang air laut yang tinggi.

    “Yang berbahaya terutama kalau kondisi ekstrem.”

    “Itu kan (curah hujan) bulannya 300-400 milimeter per bulan.”

    “Tetapi namanya hujan ekstrem bisa saja hujan yang 300 milimeter harusnya turun satu bulan, itu bisa turun dalam waktu 1-2 hari,” imbuh Dwikorita.

    Pihaknya berharap, Pemkot Semarang bisa melakukan langkah antisipasi banjir dengan mengecek drainase dan kondisi tanggul supaya tidak jebol.

    Wilayah lain di pantai utara Jawa, seperti Kabupaten Demak juga diminta mewaspadai potensi banjir pada awal 2025.

    “Jadi mohon diwaspadai, jangan sampai terjadi,” tandas Dwikorita Karnawati.

    Strategi Pemkot Semarang Antisipasi Banjir 

    Menjelang awal 2025, Pemkot Semarang sudah bersiap menghadapi banjir.

    Salah satunya dengan mengintensifkan pembersihan saluran sungai dan melakukan pengerukan sedimen sungai.

    Kepala DPU Kota Semarang, Soewarto mengatakan, fokus pembersihan dan pengerukan dilakukan di Semarang bagian timur, seperti Kali Sringin Lama, Kali Tambi, Kali Tlogosari Wetan, Kali Sodor, Kali Gebang Anom, anak Kali Sodor, samping Tol USM.

    Hal yang sama juga dilakukan di Kali Kokrosono, Kali Semarang Ruas Layur-Yos Sudarso, Kali Barder Bandarharjo, Saluran Tambak Lorok, Kali Asin, dan Long Storage Kali Baru.

    Upaya lain untuk mengantisipasi banjir dilakukan dengan pemasangan 16 alat pendeteksi dini atau early warning system (EWS).

    Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martono mengatakan, EWS sudah dipasang di sejumlah sungai.

    EWS tersebut bekerja seperti alarm yang berbunyi jika debit air sungai mengalami kenaikan.

    “Sudah kami siapkan dan cek semuanya berfungsi, jadi ini lebih baik,” ujar Endro P Martono. (*)

     

  • 6 Kecamatan di Lamongan Berpotensi Terdampak Bencana Hidrometeorologi

    6 Kecamatan di Lamongan Berpotensi Terdampak Bencana Hidrometeorologi

    Lamongan (beritajatim.com) – Sebanyak enam kecamatan di Kabupaten Lamongan berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi seperti angin kencang hingga banjir.

    Merujuk pada hasil mitigasi uang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan, keenam kecamatan tersebut yakni Kecamatan Glagah, Karangbinangun, Karanggeneng, Turi, Laren dan Babat.

    Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyampaikan tantangan bencana ke depan semakin kompleks, dampak perubahan iklim semakin terasa dan membuat dampak bencana semakin signifikan.

    “Merespon hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Lamongan telah memprogramkan kegiatan mitigasi bencana baik struktural maupun nonstruktural,” kata Yuhronur saat memimpin apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi tahun 2024-2025 yang diikuti oleh BPBD, Kodim 0182, Polres Lamongan, Satpoll PP, Dinkes, Dishub, Dinsos, lembaga keagamaan, di Alun-Alun Kabupaten Lamongan, Jumat (6/12/2024).

    Menurut Bupati yang akrab disapa Pak Yes tersebut, apel kesiapaiagaan menjadi media untuk membangun sinergitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai kemungkinan risiko terjadinya bencana.

    Apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi tahun 2024-2025 di Alun-Alun Kabupaten Lamongan, Jumat (6/12/2024).

    Apel tersebut juga untuk mengecek kesiapan sarana dan prasarana dalam menghadapi bencana hidrometerologi tahun 2024. Meliputi kendaraan angkut, kendaraan damkar, kendaraan darat dan perairan, pompa air mobile, gergaji, tenda pengungsi, serta kelengkapan lainnya. Adapun kesiapan logistik berupa bahan makanan.

    “Sebagaimana prakiraan BMKG pada bulan November minggu ke-4 sampai dengan bulan Desember 2024, Kabupaten Lamongan memasuki fase peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan. Masa tersebut berpotensi terhadap perubahan cuaca yang tidak mendukung,” tututnya.

    Pak Yes menjelaskan, mitigasi bencana struktural direalisasikan pada penanganan tanggul kritis dan jebol, waduk di wilayah Kabupaten Lamongan, normalisasi Kaligawe oleh BBWS sepanjang 4,5 Km, pengerukan saluran perkotaan di dataran rendah, elektrik pintu operasional, pompa pengendali banjir dengan kapasitas 5000 liter, operasi pompa mobile, dan lainnya.

    Apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi tahun 2024-2025 di Alun-Alun Kabupaten Lamongan, Jumat (6/12/2024).

    Sedangkan pada mitigasi non struktural telah dilakukan penanganan darurat kekeringan melalui dropping air bersih ke 15 kecamatan dan 69 desa, 102 terpal, 204 jirigen, pembentukan dan pembinaan desa tangguh bencana sebanyak 88 desa, kemudian kita lakukan sosialisasi edukasi bencana kepada masyarakat yang rentan, pelajar PAUD sampai dengan SMA, Lamongan Green and Clean, dan Desa Berseri.

    “Pemkab Lamongan tidak hanya mengaktifkan posko hidrometeorologi dan posko penanggulangan bencana di wilayah rawan, melainkan di seluruh 27 Kecamatan. Tentu disana juga dilengkapi dengan personel,” tuturnya. (fak/but)

  • BREAKING NEWS Pohon Tumbang Timpa Mobil Pikap dan Pemotor saat Hujan Lebat di Karanganyar

    BREAKING NEWS Pohon Tumbang Timpa Mobil Pikap dan Pemotor saat Hujan Lebat di Karanganyar

    TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR – Pohon tumbang menimpa mobil pikap atau Cerry dan seorang pengendara sepeda motor di sekitar warung makan wilayah Desa Gaum Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar pada Jumat (6/12/2024) sekira pukul 14.30.

    Akibat kejadian tersebut, Cerry yang pakir di warung makan rusak parah bagian depan.

    Sedangkan pelajar pengendara sepeda motor, Tiara Nur Hanifah (17) terpaksa dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan.

    Kalakhar BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno menyampaikan, ada beberapa kejadian pohon tumbang pasca hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Kabupaten Karanganyar.

    Pohon tumbang menimpa Cerry yang parkir di depan rumah makan tersebut.

    Selain itu ada pengendara sepeda motor yang melintas di jalan depan warung terkena pohon tumbang.

    “Ada pengendara sepeda motor yang melintas (terkena) pohon tumbang),” katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Jumat sore.

    Pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit yang merawat pengendara sepeda motor tersebut.

    Dia menuturkan, pelajar tersebut saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit dan kondisinya sadar.

    “Kita berupaya supaya perawatan digratiskan,” ucapnya.

    Berkaca dari kejadian tersebut, Hendro mengimbau kepada para pengguna jalan supaya waspada dan berhati-hati saat berkendara.

    Pasalnya musim hujan ini kerap disertai dengan angin kencang dan petir.

    “Disarankan berteduh dulu, karena setelah kemarau, musim hujan ini disertai angin kencang dan petir,” jelas Hendro. (Ais)

  • Ribuan Warga Sukabumi Terdampak Bencana Longsor hingga Banjir, 4 Orang Dinyatakan Hilang – Halaman all

    Ribuan Warga Sukabumi Terdampak Bencana Longsor hingga Banjir, 4 Orang Dinyatakan Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah kabar terbaru soal bencana yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat.

    Terjadi tanah longsor hingga banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi.

    Dari bencana ini, lima orang meninggal dunia dan empat di antaranya masih dinyatakan hilang.

    Hal tersebut disampaikan oleh Pranata Humas Ahli Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Hadi Rahmat, Jumat (6/12/2024).

    “Meninggal dunia 5 jiwa. 4 jiwa hilang dan belum ditemukan,” ujarnya, dikutip dari TribunJabar.id.

    Ia juga menuturkan, hingga hari ini, Jumat (6/12/2024), ada 291 kejadian bencana alam yang terjadi di 38 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

    “Tanah longsor 131 kejadian, banjir 72 kejadian, angin kencang 24 kejadian dan pergerakan tanah 64 kejadian,” ujarnya.

    Ratusan rumah warga pun alami kerusakan, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.

    255 rumah rusak ringan, 123 rumah rusak sedang, dan 211 rumah rusak berat. 

    “293 rumah terancam, 473 sempat rumah terendam, 51 sarana dan 43 hektare sawah dan lahan pertanian terdampak,” katanya.

    Hadi Rahmat juga menuturkan bahwa total ada ribuan warga terdampak dan 1.400 di antaranya harus mengungsi.

    “Warga terdampak 1.487 KK dengan 3.497 jiwa dan 289 KK dengan 1.400 jiwa mengungsi dan 312 KK dengan 516 jiwa terancam,” katanya.

    34 Titik Jalan di Sukabumi Terputus

    Sementara itu, Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman menuturkan ada 34 titik jalan di Kabupaten Sukabumi yang terputus karena banjir dan tanah longsor.

    “Jalan yang terputus itu ada di 34,” kata Ade Suryaman.

    Kepada TribunJabar.id, jalan yang terputus tersebut membuat pengiriman logistik untuk korban bencana menjadi terhambat.

    “Kemarin kita sudah dorong (bantuan) ke wilayah Sagaranten, tapi kemarin itu saya cek belum sampai, karena kan kendaraan yang masuk susah, tadi saya minta jalannya ke mana kita kalau mau ke Sagaranten, lewat Pabuaran juga terputus, jadi kita hanya sampai ke Pabuaran balik lagi,” ujar Ade Suryaman.

    Pihak Pemda Sukabumi khawatir, jalan yang terputus ini membuat akses ke sejumlah lokasi lumpuh.

    “Terus yang paling utama sekarang adalah untuk kebutuhan bahan bakar, itu baik gas, terus (BBM) untuk kendaraan, kalau itu tidak masuk itu bisa lumpuh,” ucap Ade Suryaman.

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman/M Rizal Jalaludin)

  • Gibran Instruksikan Kementerian/Lembaga Beri Bantuan Warga Sukabumi dan Cianjur

    Gibran Instruksikan Kementerian/Lembaga Beri Bantuan Warga Sukabumi dan Cianjur

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menginstruksikan semua kementerian/lembaga agar menyalurkan bantuan untuk masyarakat Sukabumi dan Cianjur yang jadi korban bencana alam.

    Gibran memerintahkan bahwa pelaksanaan tanggap darurat harus bisa berjalan cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran. Selain itu, dia menekankan pentingnya penanganan prioritas terhadap pengungsi, termasuk penyediaan kebutuhan dasar seperti di antaranya adalah makanan, air bersih, hingga obat-obatan, dan tempat tinggal sementara. 

    Dalam keterangan resminya, Wapres juga meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk mempercepat pemetaan daerah rawan bencana dan mengevakuasi warga yang masih berada di zona bahaya.

    Tidak hanya itu, Gibran menginstruksikan agar infrastruktur yang terdampak, seperti akses jalan dan fasilitas umum lainnya, segera diperbaiki untuk memudahkan mobilitas warga dan bantuan. 

    Kepada masyarakat, Gibran mengimbau agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana susulan, mengingat curah hujan diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.

    Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan persnya menyampaikan bahwa Gibran memerintahkan langsung pada dirinya untuk mengatasi bencana ini sampai tuntas. 

    “Karena itu BNPB dengan pemerintah provinsi Jawa Barat, kabupaten/kota, TNI/Polri, dan semua relawan bertekad untuk menangani masyarakat terdampak sampai tuntas,” ujarnya. 

  • Pimpinan DPR Minta Alat Berat Tangani Bencana di Sukabumi

    Pimpinan DPR Minta Alat Berat Tangani Bencana di Sukabumi

    Pimpinan DPR Minta Alat Berat Tangani Bencana di Sukabumi
    Tim Redaksi
    SUKABUMI, KOMPAS.com –
    Wakil Ketua DPR RI
    Cucun Ahmad Syamsurijal
    meminta agar alat berat seperti eskavator segera diturunkan di setiap jalan yang tertutup akibat
    bencana alam
    di
    Sukabumi
    , Jawa Barat.
    Bencana banjir dan pergeseran tanah yang melanda sejumlah wilayah di Sukabumi telah menyebabkan akses jalan retak dan tertimbun tanah.
    “Jadi kita pastikan penanganan cepat dan juga barusan bapak kapolda supaya bisa bantu eskavator alat berat turun di setiap titik-titik yang menutupi jalan,” kata Cucun di Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, pada Jumat (6/12/2024).
    Cucun juga menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan warga yang terdampak bencana.
    Ia mengingatkan agar stok bahan bakar minyak (BBM) tidak kosong, agar transportasi bantuan dan logistik tidak terhambat.
    “Tadi BBM juga untuk transportasi yang penanganan sampai enggak ada sehingga lalu lintas dari semua pembawa bantuan segala macam ke lokasi pusat bencana banjir kemarin itu bisa segera masuk. Kalau kayak gini kan orang akses sudah susah,” ujarnya.
    Ia menambahkan, sudah lima hari sebagian SPBU di Sukabumi mengalami kekurangan pasokan BBM, yang mengganggu koneksi jaringan di sekitar area bencana.
    “Tadi dikatakan sudah lima hari SPBU sudah tidak ada suplai. Kalau kehabisan BBM malah menjadi susah juga orang mau melakukan koordinasi,” ujar politikus PKB itu.
    “Bahkan sinyal segala macam tadi koordinasi dari BPBD tidak bisa sampai ke BNPB,” ucapnya lagi.
    Sebagai bentuk kepedulian, Cucun menyambangi beberapa titik di Sukabumi yang terdampak bencana, termasuk bencana pergeseran tanah di Kampung Cisayar, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
    Ia ingin memastikan bahwa pemerintah siap tanggap dalam melayani para warga yang mengungsi akibat bencana.
    “Nah kami dengan BNPB dengan pak deputi dari Kementerian Sosial juga, langsung. Jumat ini kita akan cek ada pertemuan pak pj gubernur dengan kapolda dengan pangdam, saya akan temui segera penanganan kalau perlu misalkan disuplai dari BPBD-BPBD terdekat untuk bisa membantu penanganan di Sukabumi ini,” ungkapnya.
    Bencana tanah bergerak yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi ini memaksa ratusan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman sejak Rabu (4/12/2024).
    Jalanan dan rumah-rumah di Sukabumi juga mengalami keretakan akibat dampak dari bencana tersebut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 34 Rumah Warga di Solok Selatan Rusak Akibat Angin Kencang

    34 Rumah Warga di Solok Selatan Rusak Akibat Angin Kencang

    SOLOK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mencatat 34 rumah warga rusak akibat angin kencang yang melanda.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Solok Selatan Dahrizal mengatakan terdapat 36 Kepala Keluarga dengan 133 jiwa di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh yang terdampak angin kencang.

    “Kami sudah menurunkan tim untuk pendataan lebih lanjut serta mendistribusikan bantuan berupa family kit kepada korban bencana,” katanya dilansir ANTARA, Kamis, 5 Desember.

    Rumah yang rusak akibat angin kencang berada di Jorong (dusun) Batang Lolo sebanyak enam rumah ditambah satu sekolah dengan empat kepala keluarga serta 17 jiwa.

    Selanjutnya di Jorong Sungai Rambutan terdapat 27 rumah yang rusak dengan jumlah kepala keluarga 32 dan 116 jiwa yang terdampak.

    Selain itu di Kecamatan Sangir satu unit billboard ukuran besar roboh dan menimpa warung di dekatnya.

    “Tidak ada laporan korban jiwa akibat angin kencang ini,” katanya.

    Sekretaris Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Nagri Ilhamka Yuzid mengatakan sudah mendapat laporan rumah yang rusak akibat angin kencang di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.

    “Bantuan sedang kami siapkan berupa sembako,” ujarnya.

    Camat Koto Parik Gadang Diateh Soni Patricia mengatakan pihaknya sudah melakukan pendataan rumah yang rusak dan melaporkannya ke BPBD serta Dinas Sosial.

    “Sekarang angin masih kencang sehingga belum ada masyarakat yang berani membersihkan atap yang berterbangan,” katanya.

  • 3 Orang Meninggal Gegara Bencana Hidrometeorologi, Lebak Banten Tanggap Darurat Bencana

    3 Orang Meninggal Gegara Bencana Hidrometeorologi, Lebak Banten Tanggap Darurat Bencana

     

    Liputan6.com, Lebak – Banjir dan longsor serta angin kencang yang melanda Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, selama tiga hari menyebabkan tiga orang warga meninggal dunia.

    Hal itu diutarakan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Pratama Rizky di Rangkasbitung Lebak, Jumat (6/12/2024). 

    “Semua korban meninggal dunia itu sudah dimakamkan oleh anggota keluarganya,” katanya.

    Febby menjelaskan, ketiga warga Kabupaten Lebak Banten yang meninggal itu antara lain inisial DZ (14) warga Desa Cipanas Kecamatan Cipanas terdampak longsoran tanah yang mengakibatkan tembok rumah korban terbelah, pada Selasa (3/12/2024). Saat itu korban DZ bersama adiknya R (8) tengah menonton televisi pukul 21.00 WIB di ruangan depan rumah, namun tiba-tiba terjadi longsor hingga tembok rumahnya menimpa korban. Korban DZ dilaporkan meninggal dunia setelah dilarikan ke Puskesmas setempat, dan adiknya mengalami luka-luka.

    Sedangkan, korban kedua yang meninggal dunia berinisial D (13) warga Kecamatan Banjarsari akibat tenggelam ketika banjir, Rabu (4/12/2024). Selanjutnya, korban ketiga berinisial R (64) meninggal dunia karena tertimpa pohon tumbang di Desa Sukamaju Kecamatan Cibeber pada Kamis (5/12/2024).

    Korban meninggal ketika perjalanan pulang dari kebun ke rumah, namun saat itu terjadi hujan deras disertai angin kencang. Dalam perjalanan pulang dari kebun ke rumah, korban tertimpa pohon roboh hingga ditemukan warga sudah meninggal.

    Musim hujan ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi membuat BPBD Lebak mewanti-wanti masyarakat untuk waspada menghadapi cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Selama beberapa hari terakhir ini curah hujan meningkat hingga mengakibatkan banjir dan longsor di 20 kecamatan di Kabupaten Lebak.

    Selain itu juga sebanyak 1.694 rumah terendam banjir dan 59 rumah terdampak longsoran, 47 rumah rusak ringan, enam rumah rusak sedang, dan enam rumah lainnyarusak berat. Sedangkan, ruas jalan yang ambles dan longsor terdapat di lima titik, antara lain pertama jalan Cipanas-Citorek menuju wisata Negeri di Atas Awan, kedua Jalan Desa Darmasari Bayah, ketiga Jalan Cidikit Bayah, keempat Jalan Pasir Gobong Bayah, dan kelima di Jalan Ciseel-Muncang. Sementara itu juga ada dua jembatan terputus masing-masing di Kecamatan Leuwidamar dan Muncang.