Kementrian Lembaga: BPBD

  • Gedung Desa Jadi Tempat Mengungsi Bagi Warga Terdampak Bencana di Cianjur – Page 3

    Gedung Desa Jadi Tempat Mengungsi Bagi Warga Terdampak Bencana di Cianjur – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Petugas gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menggunakan fasilitas umum dan gedung milik pemerintah untuk tempat mengungsi warga terdampak pergerakan tanah di Kecamatan Kadupandak karena cuaca ekstrem masih terjadi.

    Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cianjur Wangwang Kuswaya, sekitar 20 Kepala Keluarga (KK), warga Desa Sukaraja, Kecamatan Kadupandak yang sempat mengungsi di rumah saudara mereka, terpaksa dievakuasi ke aula desa.

    Pasalnya, kata Wangwang, selama beberapa hari terakhir curah hujan masih tinggi disertai angin kencang, sehingga dapat memicu pergerakan tanah terus meluas dan merusak rumah warga yang selama ini dijadikan tempat mengungsi bagi warga yang sudah lebih dulu terdampak.

    “Di aula Desa Sukaraja, lebih dari 20 KK dengan jumlah 87 jiwa mengisi tempat pengungsian, sebelumnya mereka mengungsi ke rumah saudaranya yang dinilai aman dari pergerakan tanah yang terus meluas,” ujar dia, melansir Antara, Minggu (8/12/2024).

    Menurut Wangwang Kuswaya, di titik pengungsian terpusat seperti aula desa, pihaknya mendirikan dapur umum, posko pelayanan kesehatan, dan bak penampungan air bersih untuk kebutuhan warga selama mengungsi, termasuk menyalurkan bantuan logistik tambahan khusus bagi lansia dan ibu menyusui.

    Dia mengatakan, pengungsi tidak ditempatkan di tenda darurat, karena cuaca ekstrem masih terjadi ditambah angin kencang.

    Sehingga, kata Wangwang, petugas memilih mengungsikan warga ke fasilitas umum seperti aula desa, sekolah, madrasah, dan gedung lainnya yang dinilai aman dari hujan.

    “Kalau tenda darurat rawan tergenang ketika hujan turun deras disertai angin kencang. Kami mencari tempat aman bagi warga yang mengungsi di dalam ruangan fasilitas umum atau gedung milik pemerintah yang dinilai aman dari hujan dan pergerakan tanah,” papar dia.

     

    Fokus edisi (05/12) mengangkat beberapa berita sebagai berikut, Jembatan Desa Putus Diterjang Banjir, Banjir Bandang Rusak Harta Benda Warga, Banjir dan Longsor Landa Sejumlah Titik Cianjur.

  • Waspada Pergerakan Tanah di Jakarta

    Waspada Pergerakan Tanah di Jakarta

    JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan, ada 10 titik di Jakarta yang berpotensi mengalami pergerakan tanah pada bulan ini.

    10 titik itu di antaranya, 8 titik Jakarta Selatan dan dua lainnya di Jakarta Timur. Untuk wilayah Jakarta Selatan ada di Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu dan Pesanggarahan. Sementara di Jakarta Timur berada di Kramat Jati dan Pasar Rebo. Semua titik ini memiliki potensi pergerakan tanah kategori menengah.

    Wilayah dengan potensi menengah tersebut, gerakan tanah akan terjadi jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir (dinding terjal), tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

    “Potensi pergerakan tanah ini levelnya menengah artinya bila curah hujan di atas normal berpotensi terjadi longsor,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Iwan Ibrahim kepada ANTARA saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu 10 Oktober.

    Iwan menyebutkan, setiap bulan BPBD DKI Jakarta selalu mengunggah informasi potensi pergerakan tanah di wilayah Jakarta. Dan 10 titik tersebut merupakan wilayah rawan pergerakan tanah. Kebanyakan dari 10 titik tersebut merupakan wilayah yang beririsan langsung dengan pinggiran sungai, tebing maupun lereng.

    Ia mengatakan, pengamatan dan pengukuran mengenai potensi pergerakan tanah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). BPBD sebagai badan koordinasi bidang kebencanaan memperbaharui informasi tersebut tersebut sebagai upaya antisipasi dan edukasi kepada masyarakat dan aparat di wilayah terdampak.

    BPBD merilis ini untuk memberikan informasi kepada lurah dan masyarakat agar berhati-hati atau waspada terhadap daerah tersebut, dikarenakan jika curah hujan di atas normal maka ada potensi bisa terjadi pergerakan tanah longsor. Dengan informasi ini, tambahnya, upaya penanggulangan bisa dilakukan lebih cepat, terutama mitigasi atau mencegah jangan sampai terjadi gerakan tanah.

    “Yang terpenting itu jangan ada yang membuat bangunan di daerah potensi seperti tebingan dan pinggir sungai. Camat dan lurah yang mengawasi ini,” kata Iwan.

    Melansir dari laman bpbd.jakarta.go.id, disebutkan gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia. 

    Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi dan selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali.

    Tanah longsor merupakan bentuk erosi di mana pengangkutan atau gerakan massa tanah terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatif besar. Ditinjau dari segi gerakannya, maka selain erosi longsor masih ada beberapa erosi akibat gerakan massa tanah, yaitu rayapan (creep), runtuhan batuan (rock fall), dan aliran lumpur (mud flow).

    Karena massa yang bergerak dalam longsor merupakan massa yang besar maka sering kejadian longsor akan membawa korban, berupa kerusakan lingkungan, yaitu lahan pertanian, permukiman, dan infrastruktur, serta hilangnya nyawa manusia. Proses terjadinya gerakan tanah melibatkan interaksi yang kompleks antara aspek geologi, geomorfologi, hidrologi, curah hujan, dan tata guna lahan.

  • 3 RT di Jakarta Barat Terendam Banjir Pagi Ini, Ketinggian 40-70 Cm

    3 RT di Jakarta Barat Terendam Banjir Pagi Ini, Ketinggian 40-70 Cm

    loading…

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat tiga RT di Jakarta Barat terendam banjir, Minggu (8/12/2024) pagi. FOTO ILUSTRASI/DOK.SINDOnews

    JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat tiga RT di Jakarta Barat terendam banjir, Minggu (8/12/2024) pagi. Banjir tersebut sebagai imbas hujan deras yang turun sejak semalam.

    Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, M Yohan mengatakan informasi tersebut berdasarkan pukul 06.30 WIB.

    “BPBD mencatat genangan saat ini terjadi di 3 RT atau 0,009 % dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta,” kata Yohan saat dikonfirmask Minggu (8/12/2024).

    Adapun data wilayah terdampak sebagai berikut:

    Kelurahan Joglo

    Jumlah: 3 RT
    Ketinggian: 40-70 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    Yohan menuturkan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” ujarnya.

    Dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop.

    (abd)

  • Gempa berkekuatan 6,0 Magnitudo di Buol rusak belasan bangunan

    Gempa berkekuatan 6,0 Magnitudo di Buol rusak belasan bangunan

    ANTARA – Gempa bumi berkekuatan 6,0 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, menyebabkan sejumlah bangunan terdampak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng mencatat 10 rumah warga rusak ringan, tiga rusak berat, serta kerusakan pada sejumlah fasilitas lainnya. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Palu, gempa ini disebabkan oleh aktivitas Subduksi Minahasa di utara Pulau Sulawesi. (Rangga Musabar/Fahrul Marwansyah/Hilary Pasulu)

  • Legislator minta DKI persiapkan lima langkah konkret antisipasi banjir

    Legislator minta DKI persiapkan lima langkah konkret antisipasi banjir

    Pedagang sayur menarik gerobaknya melintasi banjir rob di Muara Angke, Jakarta, Senin (2/12/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan banjir pesisir atau rob di Jakarta pada 28 November hingga 6 Desember 2024 yang disebabkan adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru. ANTARA FOTO/Zaky Fahreziansyah

    Legislator minta DKI persiapkan lima langkah konkret antisipasi banjir
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 07 Desember 2024 – 10:49 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempersiapkan lima langkah konkret sebagai kesiapsiagaan dalam mengantisipasi banjir di musim hujan ini.

    “Saya meminta Pemprov Jakarta untuk lebih proaktif dan cepat dalam menghadapi potensi bencana tersebut,” kata Kenneth di Jakarta, Sabtu.

    Hal ini disampaikannya menanggapi prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yakni musim hujan saat ini disertai fenomena La Nina membuat curah hujan meningkat hingga 20 persen dari normalnya.

    “Koordinasi yang lebih baik, peningkatan infrastruktur dan edukasi kepada masyarakat menjadi langkah-langkah penting dalam mengurangi dampak banjir yang dapat merugikan banyak pihak,” katanya.

    Fenomena itu bisa berdampak pada skenario terburuk curah hujan yang ekstrem hingga banjir bandang seperti yang pernah terjadi di Jakarta pada 2020.

    Dengan kesiapsiagaan yang baik diharapkan Jakarta dapat mengurangi risiko banjir dan memastikan keselamatan warganya.

    “Ada beberapa saran konkret kepada Pemprov Jakarta dalam rangka mengantisipasi potensi bencana banjir di musim hujan ini,” ujar Kenneth.

    Pertama, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta harus segera memastikan bahwa seluruh infrastruktur drainase berfungsi maksimal dengan melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin.

    Pemprov juga diharapkan dapat melakukan pengerukan lumpur di sungai atau kali di Jakarta serta mempercepat normalisasi sungai dan saluran air agar mampu menampung volume air yang tinggi.

    Kedua, Pemprov Jakarta perlu memastikan sistem peringatan dini berjalan efektif dan cepat tersampaikan ke masyarakat. Simulasi evakuasi untuk masyarakat juga perlu diperkuat sehingga warga yang tinggal di kawasan rawan banjir bisa dengan cepat bergerak menuju tempat aman.

    Ketiga, Pemprov perlu memaksimalkan kapasitas pompa air dan memastikan operasionalnya berjalan lancar. Hal ini penting untuk menghindari genangan air di wilayah-wilayah yang rawan banjir.

    Keempat, Pemprov juga diminta untuk menggencarkan kampanye edukasi kepada masyarakat terkait cara-cara mitigasi banjir yang sederhana namun efektif, seperti menjaga kebersihan saluran air dan mengurangi pembuangan sampah sembarangan.

    Kelima, Pemprov Jakarta perlu untuk melibatkan sektor swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan masyarakat dalam berbagai program mitigasi banjir. Pendekatan kolaboratif ini akan memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk pembangunan infrastruktur yang lebih baik.

    Langkah-langkah mitigasi BPBD DKI Jakarta seharusnya bisa berjalan lebih efektif dalam menghadapi bencana, khususnya banjir dan angin kencang.

    Ke depannya, kata dia, penting untuk terus memperkuat koordinasi antar instansi, meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan memanfaatkan teknologi untuk pemantauan dan respons bencana yang lebih cepat.

    Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta bersama BMKG akan melakukan rekayasa cuaca hingga akhir tahun 2024 guna mengantisipasi potensi curah hujan yang diprediksi tinggi pada akhir tahun.

    Rekayasa cuaca akan dilakukan untuk pertengahan sampai akhir tahun. Hal ini sedang dijajaki dan akan dibicarakan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

    “Tentu saja dengan BMKG juga terkait penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk rekayasa cuaca,” kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta Pusat, Jumat (6/12).

    Sumber : Antara

  • Bencana Alam di Sukabumi Korban Meninggal Menjadi 8 Orang, Jasad Anak Perempuan 8 Tahun Baru Ditemukan

    Bencana Alam di Sukabumi Korban Meninggal Menjadi 8 Orang, Jasad Anak Perempuan 8 Tahun Baru Ditemukan

    Liputan6.com, Sukabumi – Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi menyampaikan data terkini jumlah korban jiwa dari dampak bencana alam yang terjadi sejak Selasa (3/12/2024) lalu. Hingga kini, delapan orang dinyatakan meninggal dunia, termasuk anak-anak. Sementara empat orang lainnya masih dalam pencarian.

    Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman mengatakan, tim gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian terhadap korban yang belum ditemukan diantara material longsor dan banjir. Pihaknya juga tengah memfokuskan pada penanganan bencana, salah satunya dengan memperbaiki akses jalan yang terputus. 

    “Kita sudah berusaha menyebar tim ke beberapa wilayah. BNPB, BPBD, TNI, dan Polri sudah berkolaborasi di lapangan. Hari ini kita fokus pada pendataan serta memperbaiki jalan-jalan yang terputus agar distribusi logistik dapat berjalan lancar,” ujar Ade Pendopo Sukabumi, Sabtu (7/12/2024).

    Ade menjelaskan bahwa bencana alam ini berdampak luas hingga 39 kecamatan, dengan 1 kelurahan dan 142 desa terdampak. Kemudian, bencana juga mengakibatkan 1.254 rumah rusak, 3.153 KK atau 4.892 warga terdampak, dan 890 KK atau 2.859 jiwa lainnya terpaksa mengungsi. 

    “Hari ini kecamatan kita bertambah jadi 39 kecamatan, 1 kelurahan 142 desa dan yang meninggal dunia ada 8 jiwa. Yang hilang masih dalam pencarian itu ada empat,” ungkapnya. 

    Korban anak-anak yang baru ditemukan jasadnya itu diketahui bernama Siti Hamidah (8), warga Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

     

    Kembali Terjadi, Sungai Serayu Keruh Akibat Flushing Lumput Bendungan Mrica

  • Bencana Hidrometeorologi di Cianjur Meluas, 777 Warga Mengungsi, Apa Saja yang Rusak?
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        7 Desember 2024

    Bencana Hidrometeorologi di Cianjur Meluas, 777 Warga Mengungsi, Apa Saja yang Rusak? Bandung 7 Desember 2024

    Bencana Hidrometeorologi di Cianjur Meluas, 777 Warga Mengungsi, Apa Saja yang Rusak?
    Tim Redaksi
    CIANJUR, KOMPAS.com

    Bencana hidrometeorologi
    yang meliputi banjir, longsor, dan pergeseran tanah di Kabupaten
    Cianjur
    , Jawa Barat, meluas, Sabtu (7/12/2024).
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur mencatat, kejadian bencana tersebar di 18 wilayah kecamatan dan memaksa 777 jiwa mengungsi.
    Para pengungsi tersebar di 9 kecamatan, yakni Pagelaran, Tanggeung, Pasirkuda, Cibinong, Agrabinta, Leles, Takokak, Kadupandak, dan Sindangbarang.
    Mereka menempati rumah-rumah penduduk, aula desa serta posyandu sebagai tempat penanpungan sementara.
    “Akibat bencana ini, sebanyak 439 rumah warga mengalami kerusakan, sementara 357 rumah lainnya berada dalam kondisi terancam,” kata Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Kusmana Wijaya saat ditemui di kantornya, Sabtu (7/12/2024).


    Dok. PMI Cianjur Sejumlah relawan dari PMI Cianjur tengah melakukan penanganan bencana di salah satu sekolah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang terdampak bencana banjir, Jumat (6/12/2024)
    Ia menjelaskan, bencana tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga infrastruktur. Tercatat 83 titik jalan, 4 saluran irigasi, dan 9 jembatan mengalami kerusakan dan terdampak bencana.
    “Selama hampir sepekan terakhir, bencana alam ini telah berdampak pada 2.760 jiwa terdampak, dengan satu korban meninggal dunia yang terbawa arus sungai,” katanya lagi.
    Asep menjelaskan, pemerintah daerah telah menetapkan status darurat bencana untuk 14 hari ke depan.
    Saat ini, tim gabungan terus bekerja melakukan penanganan, termasuk mendistribusikan bantuan logistik dan mendirikan dapur umum bagi pengungsi.
    “Upaya pembukaan akses jalan yang tertutup material longsor juga terus dilakukan. Beberapa ruas jalan saat ini sudah dapat dilalui kendarran, meskipun pengendara harus tetap berhati-hati,” imbuhnya.
    Tak hanya mengakibatkan kerusakan pada bangunan rumah warga dan infrastruktur jalan dan jembatan, bencana ini juga mengakibatkan kerusakan pada fasilitas pendidikan.
    Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur mencatat, sedikitnya 32 bangunan sekolah dasar dan 7 SMP mengalami kerusakan.
    Kepala Bidang SD Disdikpora Cianjur, Aripin menerangkan, selain merusak bangunan sekolah, bencana alam terutama banjir juga merendam mebeler, dokumen penting, dan buku-buku pelajaran milik sekolah.
    Menurutnya, Kondisi ini harus menjadi perhatian serius pihak sekolah mengingat urgensi dokumen kependidikan bagi operasional sekolah.
    “Kami sudah menginstruksikan seluruh perangkat, termasuk koordinator pendidikan (kordik) dan pengawas, untuk tetap waspada dan siaga menghadapi situasi bencana yang berdampak signifikan pada aktivitas pendidikan ini,” ujar Aripin kepada Kompas.com.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ratusan Rumah di Situbondo Terendam Banjir

    Ratusan Rumah di Situbondo Terendam Banjir

    Liputan6.com, Situbondo – Ratusan rumah warga di Kabupaten Situbondo, terendam banjir. Banjir merendam rumah warga setinggi lutut orang dewasa, setelah beberapa jam sebelumnya di wilayah tersebut diguyur hujan lebat

    Banjir luapan sejumlah saluran irigasi tak mampu menampung debet air di Dusun Kaliasin dan Dusun Karanganyar, Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, itu merendam, sebanyak 225 rumah warga

    “Untuk saat ini Alhamdulillah ketinggian air berangsur turun seiring hujan juga mulai reda,’’ujar Camat Manggaran, Abdul Kadir Sabtu (7/12/2024).

    Kata dia, banjir merendam rumah warga selain karena sejumlah saluran irigasi tak mampu menampung debit air yang tinggi juga karena tersumbat sampah serta bersamaan dengan air laut pasang.

    Banjir setinggi lutut orang dewasa merendam 225 rumah warga itu rinciannya 175 rumahya di Dusun kaliasin dan 50 rumah di Dusun Karanganyar.

    “Rumah-rumah warga sejak pukul 17:00 WIB sempat ditinggal mengungsi oleh penghuninya karena ketinggian air setinggi lutut orang dewasa, tetapi mereka kembali setelah hujan reda,” kata Kadir.

    Ia menyampaikan anggota TNI/Polri maupun petugas dari BPBD setempat telah melakukan pembersihan sampah-sampah yang menyumbat saluran irigasi di desa itu.

    “Di Mangaran diguyur hujan sejak pukul 11:00 WIB hingga petang dengan intensitas sedang dan terus menerus, sehingga debit air makin tinggi dan saluran irigasi tak bisa menampung dan meluber,” ujar Kadir.

    Di Dusun Kaliasin dan Dusun Karanganyar, Desa Tanjung Pecinan menjadi langganan banjir setiap memasuki musim hujan.

    Dua dusun di desa ini berada di dekat laut, sungai dan sawah, sehingga saat turun hujan air di saluran irigasi dari sawah meluap juga air laut naik sehingga membanjiri rumah warga.

     

    Hubungan Terlarang Bapak-Anak di Balik Temua Tulang Belulang 4 Bayi di Purwokerto Banyumas

  • 44 Titik Terdampak Banjir & Longsor di Sukabumi, Wamen PU: 7 Belum Tertangani

    44 Titik Terdampak Banjir & Longsor di Sukabumi, Wamen PU: 7 Belum Tertangani

    Bisnis.com, PALABUHANRATU – Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengungkap terdapat 44 titik terdampak banjir dan longsor di wilayah Sukabumi, Jawa Barat.

    Hal itu disampaikannya usai melakukan peninjauan pascabanjir dan longsor yang menimpa wilayah Sukabumi pada Rabu (4/12/2024) akibat curah hujan ekstrem hingga menyebabkan sungai-sungai di Kabupaten Sukabumi meluap dan menggenangi daerah sekitar. 

    “Kemarin [usai banjir dan longsor jalannya sampai] tertutup, dari 44 titik yang terjadi penurunan longsor tadi, ada 7 [titik] yang belum bisa kita tangani,” jelasnya saat ditemui di Jalan Nasional Sukabumi, Sabtu (7/12/2024).

    Lebih lanjut, Diana mengungkap kerugian yang ditanggung akibat banjir dan longsor tersebut nilainya tak mencapai Rp1 miliar. Akan tetapi, penanganan tetap dilakukan sesiaga mungkin untuk menghindari perluasan area longsor yang dapat memperluas dampak kerugian tersebut.

    Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI jakarta – Jawa Barat Sjofva Rosliansjah memerinci setidaknya jalan nasional sepanjang 92 kilometer (km) terdampak musibah tersebut.

    Adapun, sebagai langkah penanganan Kementerian PU telah mengerahkan sekitar 35 tenaga kerja padat karya ditambah pengerahan tim penanganan dari para penyedia jasa.

    “Ada sekitar 35 [tenaga kerja padat karya] yang tersebar ditambah dari penyedia jasa juga ada. Bertanggung jawab [menangani] sekitar 92 km,” tambahnya.

    Untuk diketahui sebelumnya, banjir di wilayah Sukabumi itu menyebabkan terendamnya beberapa area perkampungan, jalan, fasilitas ibadah dan pendidikan serta terputusnya jembatan gantung.

    Sejalan dengan hal itu, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan komitmen Kementerian PU dalam penanganan bencana alam di Sukabumi ini.

    Salah satunya yakni melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum yang telah mengirimkan satu unit ekskavator type PC 200 untuk mendukung penanganan banjir serta menyediakan 500 lembar geobag untuk pengendalian banjir sementara. 

    Kemudian, Kementerian PU juga melakukan koordinasi intensif dilakukan dengan Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat, BPBD Provinsi Jawa Barat, serta pihak kecamatan dan desa di lokasi terdampak untuk memastikan penanganan yang terintegrasi. 

    Adapun, identifikasi lanjutan akan dilakukan untuk memetakan kebutuhan penanganan jangka menengah, terutama di wilayah aliran sungai Cibuni, Cikaso, dan Cimandiri.

    “Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir dan longsor di Sukabumi,” kata Dody.

  • Setelah Bencana di Sukabumi, 60 Persen Lebih Gardu Kembali Aliri Listrik – Page 3

    Setelah Bencana di Sukabumi, 60 Persen Lebih Gardu Kembali Aliri Listrik – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT PLN (Persero) memulihkan secara bertahap 1.147 gardu yang sempat padam akibat cuaca ekstrem di beberapa wilayah Sukabumi dan Jawa Barat yang terjadi pada Rabu, 4 Desember 2024. 

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN akan mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki untuk memastikan kondisi kelistrikan di Jawa Barat kembali pulih. Saat ini, lebih dari 60 persen gardu telah berhasil dioperasikan kembali untuk mengaliri listrik sekitar 67 ribu pelanggan terdampak.

    “Kami terus bekerja keras agar masyarakat yang terdampak dapat segera beraktivitas dan listrik kembali pulih. Ratusan petugas di lapangan all out 24 jam non stop untuk menyelesaikan misi kemanusiaan ini,” ujar Darmawan, Sabtu (7/12/2024).

    General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat Agung Murdifi menjelaskan, hingga hari ini, PLN UID Jawa Barat telah berhasil mengoperasikan 705 gardu atau lebih dari 60 persen gardu yang terdampak akibat cuaca ekstrem. 

    Pemulihan terus dilakukan secara bertahap demi keamanan dan keselamatan warga, serta menyiasati beberapa medan pegunungan yang sulit dijangkau. 

    “PLN UID Jabar telah menyiapkan 4 posko siaga di Pelabuhan Ratu, Cikembar, Sukanagara, dan Tanggeung, serta menerjunkan lebih dari 300 personel, 52 kendaraan operasional, 10 truk, dan 5 crane. Kami juga berkoordinasi dengan aparat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Pemerintah Daerah setempat untuk pemulihan,” jelasnya.

    Selain itu, melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN bersama Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN menyalurkan sebanyak 800 paket sembako untuk korban terdampak banjir. PLN dan YBM PLN juga menyiagakan food truck untuk menyediakan sekitar 900 paket makanan beserta minuman setiap harinya.

    “Sebagai BUMN, kami ingin hadir di tengah masyarakat, khususnya saat bencana. Semoga kehadiran kami bisa meringankan beban dan memberi penghiburan. Bersama, kita bangkit untuk pemulihan,” ujar Agung.

    Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmuddin menyampaikan apresiasi dan dukungannya kepada PLN dalam pemulihan pasokan listrik di wilayah terdampak.

    “PLN telah membuat tim khusus yang terdiri dari 300-an orang. Mereka bekerja 24 jam, tapi tetap keselamatan petugas selalu diutamakan,” kata Bey.