Kementrian Lembaga: BPBD

  • Trauma Mispan Saat Lihat Rumahnya Ambruk di Ponorogo Akibat Banjir, Kebingungan Selamatkan Diri

    Trauma Mispan Saat Lihat Rumahnya Ambruk di Ponorogo Akibat Banjir, Kebingungan Selamatkan Diri

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Senin (16/12/2024) malam tidak pernah dilupakan oleh Mispan warga Desa Wonoketro Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo.

    Bagaimana tidak, tempat tinggalnya rusak lantaran diterjang banjir. Pria berusia 57 tahun ini terpaksa tinggal di rumah saudaranya. Ini disebabkan tidak ada pilihan lain.

    “Saya sendirian, anak di Tuban ya sementara tinggal sendirian. Alhamdulillah rumah roboh saya bisa menyelamatkan diri,”’ungkap pemilik rumah, Mispan, Kamis (19/12/2024),

    Mispan lalu berkisah sebelum kejadian dirinya berada di luar rumah. Kemudian masuk ke dalam rumah, saat itu dirinya ingin membuat kopi untuk sekedar menghangatkan tubuh.

    “Waktu buat kopi, terdengar seperti retakan tembok. Lalu bruk ruang tamu roboh disusul listrik padam. Saya mau keluar kebingungan,” katanya.

    Hingga, dia bisa keluar dengan mencari jalan ditengah kegelapan. Menurutnya saat keluar tidak membawa apapun hanya baju yang melekat.

    “Tetapi ini sudah di rumah saudara. Warga juga sudah kerjabakti. Alhamdulillah bisa selamat,” ucap Mispan penuh syukur.

    Kepala Desa Wonoketro, Iman Nurdin  menyebutkan selain rumah Mispan ada rumah lain yang roboh. Adalah milik Nunik dan Subisri. 

    “Lokasinya berdekatan, dan sudah diidentifikasi. Memang tiga rumah sekat dengan sungai. Paling parah adalah rumah milik Mispan,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo terus mencatat kerugian akibat banjir, beberapa waktu lalu.

    Dari catatan BPBD Ponorogo ada 3 bangunan yang rusak parah akibat banjir yang merendam 14 desa pada 7 kecamatan di bumi reog.

    “3 bangunan itu, 1 dapur dan 2 rumah warga yang rusak parah,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Masun, Kamis (19/12/2024).

    Dia menjelaskan 1 dapur dan 2 rumah warga rusak parah itu di Desa Wonoketro, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Rusaknya rumah itu lantaran terlalu kuat debit air banjir.

    “Ditambah juga kalau dilihat rumahnya sudah bangunan lama sehingga kekuatannya lebih rapuh dibandingkan rumah baru,” jelas Masun kepada Tribunjatim.com.

  • Penggali Sumur di Bondowoso Meninggal saat Bekerja, Kekurangan Oksigen di Kedalaman 40 Meter

    Penggali Sumur di Bondowoso Meninggal saat Bekerja, Kekurangan Oksigen di Kedalaman 40 Meter

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangestu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Seorang penggali sumur bernama Tohi, asal Desa Gunosari, Kecamatan Maesan, meninggal dunia saat menguras sumur di Desa Taman, Kecamatan Grujugan, pada Kamis (19/12/2024).

    Korban meninggal dalam kondisi tenggelam di dalam sumur kedalaman 40 meter, dan tinggi air 3 meter. Diduga, korban meninggal karena kekurangan oksigen.

    Koordinator Pos SAR Jember, Andi Irawan, mengatakan, semula ada dua orang yang menguras sumur. Rekan korban, berhasil menyelamatkan diri dan langsung naik ke permukaan untuk meminta pertolongan.

    “Penyebabnya dikarenakan kekurangan oksigen,” urainya.

    Ia menyebut bahwa proses evakuasi berlangsung selama sekitar satu jam. Karena, memang ada kendala yakni space sumur yang terlalu sempit di kedalaman hingga 40 meter dengan konturnya berlubang atau bergua di bawah. Ini yang memepersulit tim untuk melakukan evakuasi.

    “Ke dalam sumur itu sendiri 40 meter,” urainya.

    Sementara itu, Kapolsek Grujugan, AKP Akhmad Purwanto, memastikan bahwa kejadian naas yang menimpa korban ini merupakan murni kecelakaan kerja.

    “Niatnya membersihkan, jadi untuk pidana atau kriminal tidak ada. Murni kecelakaan kerja,” urainya.

    Nuraini (32), warga Desa Taman, Kecamatan Grujugan, mengatakan, sumur yang dikuras ini merupakan sumur yang dulunya juga dibuat oleh korban. Saat ini, sumurnya dikuras karena air DAPnya tersumbat.

    “DAPnya itu airnya tidak naik ke atas. Makanya kami menghubungi Pak Tohi,” jelasnya.

    Sementara itu pantauan di lapangan, selain Basarnas, TNI dan Polri, juga ada tim dari BPBD, Damkar Bondowoso, pemerintah kecamatan yang juga turut membentu proses evakuasi.

    Kejadian ini sendiri terjadi sekitar pukul 10.00 pagi, dan tim BPBD dan Damkar melakukan proses evakuasi. Namun, lantara kesulitan medan sumur, maka tim langsung menghubungi Basarnas, sekitar Pukul 12.00 tim Basarnas suda di lokasi.

  • Kisah Warga Muara Angke Korban Banjir Rob: Bengkel Tutup, Kompresor Mengambang, hingga Susah Makan – Halaman all

    Kisah Warga Muara Angke Korban Banjir Rob: Bengkel Tutup, Kompresor Mengambang, hingga Susah Makan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak cerita pilu yang dialami warga Muara Angke, Jakarta Utara, yang menjadi korban banjir rob yang melanda kawasan itu sejak sepekan terakhir.

    Yati misalnya, perempuan 45 tahun yang rumahnya rata dihantam banjir rob.

    Sekitar 300 meter dari rumah Yati, terlihat sepasang suami-istri tengah duduk di depan sebuah bengkel sepeda motor. 

    Mereka adalah Wasrin (50) dan Marnizal (47).

    Air setinggi kurang lebih sekitar 90 centimeter itu terlihat masuk ke dalam bengkel dengan pintu papan kayu yang tertutup sebagian itu.

    Sama halnya dengan Yati, Marnizal mengatakan bencana banjir rob yang terjadi pada 2024 ini merupakan yang terbesar dan terlama. 

    Bahkan, pada November lalu, banjir rob juga datang hingga beberapa hari.

    “Ini yang sekarang nyusul yang kemarin. Udah ada enam hari sama hari ini. Biasanya nggak selama ini,” kata Marnizal kepada Tribunnews, Rabu (18/12/2024).

    Marnizal dan istrinya sudah membuka usaha bengkel itu sejak 2010 lalu. 

    Namun, dampak dari banjir rob kali yang yang dianggapnya paling parah. 

    Wanita kelahiran Jambi itu mengatakan dia dan suaminya mengalami kesulitan bahkan hanya untuk makan. 

    Hal ini berpengaruh dari usaha suaminya yang sudah tidak buka beberapa hari terakhir.

    Bahkan terlihat mesin angin (kompresor) tersebut terlihat sudah mengambang di depan bengkelnya yang tidak tahu apakah masih bisa menyala atau tidak.

    “Bukan turun lagi (omzetnya) aja lah, orang sampai nggak makan. Belum dapat duit udah banjir,” tuturnya.

    Dia pun memilih tak mengungsi karena tak punya saudara yang dekat dengan rumahnya tersebut. 

    Mayoritas, saudara dari suaminya tinggal di Kabupaten Tangerang, Banten.

    Mereka memang mempunyai dua anak yang tinggal di Palembang, Sumatera Selatan, dan Mangga Dua, Jakarta Pusat. 
    Namun, dia tak bisa tinggal di tempat anaknya yang di Jakarta itu karena sang anak tinggal di sebuah indekos yang kecil.

    Banjir Rob Diprediksi Sampai 20 Desember

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta warga di pesisir Jakarta untuk tetap waspada akan bencana alam banjir rob hingga akhir tahun 2024 ini.

    Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi banjir rob akan semakin tinggi sekira tanggal 20 Desember 2024 mendatang.

    Iswana mengimbau seluruh warga untuk selalu waspada dan ia sudan siagakan alat darurat seperti perahu karet atau sekoci dan lainnya.

    “Apabila terjadi keadaan bencana atau darurat, segera hubungi call center Jakarta Siaga 112,” imbuhnya.

    BPBD DKI Jakarta telah berupaya menangani banjir rob di kawasan pesisir utara, terutama di Kota Tua, Muara Angke, Pluit, Ancol, dan sekitarnya. 

    Isnawa Adji menjelaskan, banjir rob tersebut disebabkan oleh pasang air laut yang cukup tinggi beberapa hari terakhir.

    Selain itu, kata Isnawa, faktor lain karena penurunan tanah (land subsidence) serta perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan laut.

    Penanganan banjir yang sudah dilakukan berupa pembangunan Infrastruktur Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Peningkatan Sistem Drainase dan Normalisasi Sungai, Pembangunan Waduk dan Sistem Penampungan Air, Pembangunan Sumur Resapan dan Pengelolaan Air Tanah, Sistem Peringatan Dini dan Monitoring, Pendidikan dan Sosialisasi kepada Masyarakat, Relokasi dan Penataan Kawasan, serta kolaborasi dengan pihak swasta.

  • 119 Warga Trenggalek Jatim Terancam Kehilangan Rumah karena Tanah Gerak, Opsi Relokasi Digodok – Halaman all

    119 Warga Trenggalek Jatim Terancam Kehilangan Rumah karena Tanah Gerak, Opsi Relokasi Digodok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 119 warga di Dusun Depok, Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terancam kehilangan tempat tinggal mereka karena bencana alam tanah gerak dan longsor.

    Dikutip dari Tribun Jatim, update per hari Rabu (18/12/2024), 38 rumah terdampak tanah gerak dan 119 orang mengungsi.

    Dampak tanah gerak mengalami perluasan, di mana pada Selasa baru 8 rumah dan 23 warga yang terdampak.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek telah mengevakuasi warga ke pengungsian yang aman.

    Harta benda warga juga telah dievakuasi.

    “Bupati bersama Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) sudah mengecek di lapangan, hasilnya seluruh warga harus mengungsi.”

    “Semuanya dievakuasi baik warga maupun harta benda,” kata Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi, Rabu (18/12/2024).

    BPBD Trenggalek tetap mendirikan posko bencana Tanah Gerak serta dapur umum di Desa Ngrandu.

    Sejumlah warga ada yang memilih mengungsi ke rumah kerabat di dusun lain, maupun di luar Desa Ngrandu.

    Makanan tetap didistribusikan ke rumah-rumah warga.

    Tenaga medis juga disiapkan untuk warga yang membutuhkan.

    Warga tidak diperkenankan kembali ke rumah yang terdampak tanah gerak.

    Triadai mengatakan, selain sudah mengalami kerusakan, lokasi tersebut sudah tidak aman serta akses menuju lokasi juga terputus.

    “Ke depan, dengan melibatkan semua stakeholder harus dilakukan asesmen oleh tenaga ahli bagaimana kondisi lahan supaya warga lebih aman,” jelas Triadi.

    Selain itu Pemerintah Kabupaten Trenggalek beserta instansi terkait juga tengah menyiapkan alternatif solusi untuk pengungsi salah satunya adalah menyiapkan lahan relokasi untuk para pengungsi.

    “(Relokasi) Saat ini sedang dirapatkan semua pihak,” katanya.

    Luasan area terdampak tanah gerak dan longsor mencapai lebih dari 10 hektar, Kompas.com melaporkan.

    Tanah di lokasi mengalami retakan dengan lebar antara 20 hingga 50 sentimeter, serta amblas dengan kedalaman bervariasi dari 2 meter hingga lebih dari 200 meter.

    Peristiwa ini bermula setelah hujan deras mengguyur secara terus menerus sejak Minggu (15/12/2024) hingga malam.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Korban Tanah Gerak di Trenggalek Meluas, 119 Orang Kehilangan Tempat Tinggal.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto) (TribunJatimTimur.com/Sofyan Arif Chandra) (Kompas.com)

  • BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Buruk di Sejumlah Perairan saat Nataru

    BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Buruk di Sejumlah Perairan saat Nataru

    Yogyakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca buruk di sejumlah wilayah perairan selama periode angkutan Natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru).

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut cuaca buruk berpotensi melanda sebagian wilayah Samudera Hindia saat puncak arus mudik Nataru tanggal 21 dan 28 Desember 2024.

    “Ya terutama di Samudera Hindia yang harus diwaspadai di laut Samudra Hindia, di sebelah barat Sumatera, kemudian di selatan Selat Sunda, selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur, ini perlu diwaspadai,” kata Dwikorita ditemui di UGM, Sleman, DIY, Kamis (19/12).

    Situasi ini, kata mantan rektor UGM itu, masih akan bertahan hingga awal tahun depan.

    Demi kenyamanan, keamanan, dan kelancaran mudik, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk terus memonitor informasi pengamatan cuaca BMKG yang juga disebar di berbagai kanal media.

    BMKG, kata Dwikorita, juga berkoordinasi dengan otoritas penyeberangan, kementerian terkait, BPNB, BPBD, dan Pemda agar informasi perkembangan cuaca lebih kian menjangkau masyarakat luas. Selain itu juga demi terwujud langkah antisipasi dan mitigasi lebih optimal.

    “Silakan terus dimonitor karena perkembangannya sangat dinamis dan cepat,” ujarnya.

    Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan pemerintah tengah berupaya mengurangi volume air hujan demi meminimalisir potensi bencana selama periode angkutan Nataru.

    Pratikno berujar, pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah mengantisipasi bencana hidrometeorologi saat periode Nataru, menimbang ramalan BMKG perihal kenaikan suhu air laut yang memicu hujan angin disertai petir di sejumlah wilayah.

    “Intinya bahwa satu, kita pemerintah mencoba berusaha untuk mengurangi volume hujan yang begitu ekstra luar biasa berat di daratan,” kata Pratikno.

    Pemerintah, kata Pratikno, mengupayakannya lewat teknologi modifikasi cuaca (TMC) sehingga hujan lebih banyak turun di area laut sebelum awan mendung masuk ke daratan.

    Rekayasa cuaca ini sesuai rencana dilakukan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Sulawesi Selatan sebagai langkah antisipasi.

    “Tapi lebih dari itu, kami juga minta kepada Pemda, makanya kami mengundang Pemda-Pemda juga kabupaten kota agar segera mengecek infrastruktur fisik. Jangan sampai ada got, drainase yang tersumbat dan lain-lain,” imbuh mantan rektor UGM itu.

    Lebih jauh, Pratikno juga mengimbau masing-masing stakeholder terkait memeriksa kesiapan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) di tiap-tiap wilayah. Kemudian, mengerahkan jajaran BPBD, TNI, Polri relawan untuk sosialisasi mitigasi bencana.

    “Nah, itu juga makanya kita berusaha untuk mereduksi (risiko bencana). Makanya kita juga sudah antisipasi kemungkinan jalur-jalur (angkutan) Nataru, penyeberangan, itu seandainya ombak besar, kita sudah antisipasi itu juga menggunakan kapal yang lebih besar dan lain-lain,” katanya.

    (kum/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pemerintah Modifikasi Cuaca Kurangi Intensitas Hujan Saat Libur Nataru

    Pemerintah Modifikasi Cuaca Kurangi Intensitas Hujan Saat Libur Nataru

    Yogyakarta, CNN Indonesia

    Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan pemerintah tengah berupaya mengurangi intensitas hujan demi meminimalisir potensi bencana selama periode angkutan Natal dan tahun baru (Nataru).

    Pratikno berujar, pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah mengantisipasi bencana hidrometeorologi saat periode Nataru, menimbang peringatan BMKG ihwal kenaikan suhu air laut yang memicu hujan angin disertai petir di sejumlah wilayah.

    “Intinya bahwa satu, kita pemerintah mencoba berusaha untuk mengurangi volume hujan yang begitu ekstra luar biasa berat di daratan,” kata Pratikno ditemui di UGM, Sleman, DIY, Kamis (19/12).

    Pemerintah mengupayakannya lewat teknologi modifikasi cuaca (TMC) sehingga hujan lebih banyak turun di area laut sebelum awan mendung masuk ke daratan.

    Rekayasa cuaca ini sesuai rencana dilakukan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Sulawesi Selatan sebagai langkah antisipasi.

    “Tapi lebih dari itu, kami juga minta kepada pemda, makanya kami mengundang pemda-pemda juga kabupaten kota agar segera mengecek infrastruktur fisik. Jangan sampai ada got, drainase yang tersumbat dan lain-lain,” imbuh mantan rektor UGM itu.

    Lebih jauh, Pratikno juga mengimbau masing-masing stakeholder terkait memeriksa kesiapan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) di tiap-tiap wilayah. Kemudian, mengerahkan jajaran BPBD, TNI, Polri relawan untuk sosialisasi mitigasi bencana.

    “Nah, itu juga makanya kita berusaha untuk mereduksi (risiko bencana). Makanya kita juga sudah antisipasi kemungkinan jalur-jalur (angkutan) Nataru, penyeberangan, itu seandainya ombak besar, kita sudah antisipasi itu juga menggunakan kapal yang lebih besar dan lain-lain,” katanya.

    “Kita juga memberikan penekanan memang jalur Nataru harus lebih disiapkan lebih lebih seriuslah ya,” pungkas Pratikno.

    Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut momen libur Natal dan Tahun Baru akan dibarengi dengan curah hujan cukup tinggi karena berada di puncak musim hujan yang disertai dengan fenomena La Nina lemah.

    Dwikorita mengatakan pada Desember puncak musim hujan terjadi di sebagian Jawa terutama bagian selatan. Kemudian, pada Januari itu puncak musim di Jawa terjadi di bagian tengah hingga utara.

    Oleh karena itu, ia meminta pihak terkait untuk memberi perhatian pada peningkatan curah hujan yang cukup tinggi ini karena mungkin berdampak pada mobilitas masyarakat di momen libur Nataru, khususnya di Sumatera dan Jawa.

    Selain berada pada puncak musim hujan, Dwikorita mengatakan curah hujan juga bisa semakin tinggi karena adanya fenomena La Nina lemah. Fenomena ini berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 20 persen.

    “Musim hujan ini disertai dengan terjadinya La Nina lemah yang berdampak pada peningkatan curah hujan mencapai diprediksi 20 persen dari normalnya,” jelasnya.

    (kum/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Satu Pekan Banjir Rob di Tulang Bawang Belum Juga Surut, Aktivitas Warga Lumpuh

    Satu Pekan Banjir Rob di Tulang Bawang Belum Juga Surut, Aktivitas Warga Lumpuh

    Tulang Bawang, Beritasatu.com – Banjir rob yang melanda Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung yang telah terjadi sejak satu pekan terakhir belum juga surut. Ketinggian air mencapai 70 sentimeter hingga 1 meter menyebabkan ratusan rumah warga masih terendam banjir dan mengakibatkan aktivitas warga lumpuh.

    Sepekan dilanda banjir rob, ratusan rumah warga di 10 Desa di Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung masih terendam banjir.

    Dari pantauan di lokasi banjir rob pada Rabu siang (18/12/2024) ketinggian air akibat banjir rob yang telah terjadi sejak sepekan terakhir belum juga surut.

    Ketinggian air masih mencapai 70 sentimeter hingga 1 meter menyebabkan aktivitas warga yang mayoritas bekerja sebagai petambak udang lumpuh total.

    Banjir yang terjadi sejak Kamis (12/12/2024) ini dipicu oleh meningkatnya air pasang laut yang diperparah dengan jebolnya tanggul sepanjang 300 meter di Kecamatan Dente Teladas.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 1.613 keluarga atau sekitar 6.452 jiwa terdampak banjir rob, dan 1.613 rumah terendam banjir.

    Beberapa desa di Kecamatan Dente Teladas yang terdampak banjir rob, yakni Desa Bratasena, Adiwarna, Bratasena, Mandiri, Sungai Burung, Pasiran Jaya, Mahabang, Sungai Nibung, dan, Kuala Teladas.

    Tidak hanya merendam desa di Kecamatan Dente Teladas, banjir juga merendam empat desa di Kecamatan Rawa Jitu Timur, Tulang Bawang, yakni, Desa Bumi Dipasena Agung, Desa Bumi Dipasena Utama, Bumi Dipasena Sentosa, dan Desa Bumi Dipasena Jaya.

    Selain merendam ratusan rumah warga, banjir rob di Tulang Bawang juga menyebabkan sejumlah fasilitas umum (fasum) seperti balai desa dan gedung sekolah ikut terendam banjir 

    Banjir rob yang melanda Kecamatan Dente Teladas dan Kecamatan Rawajitu Timur ini merupakan yang terbesar sejak dua tahun terakhir. Meskipun tidak ada korban jiwa, banjir rob di Tulang Bawang cukup menghambat aktivitas warga untuk mencari nafkah.

    Sebagian warga masih bertahan di rumahnya masing-masing untuk barang-barang berharga di rumah mereka. Sebagian warga lainnya telah mengungsi ke rumah kerabat mereka.

    Ketut Yuhnilah (50) warga Desa Bratasena Mandiri membenarkan banjir rob yang merendam rumahnya dan ratusan rumah warga lainnya merupakan banjir rob yang terbesar sepanjang dua tahun terakhir.

    “Dua tahun pernah juga banjir rob seperti ini, tetapi tidak separah ini. Tahun ini yang paling parah,” kata Yuhnilah, Rabu (18/12/2024).

    Ketut menuturkan, banjir rob di wilayah tempat tinggal yang terjadi satu pekan lebih dan sampai saat ini belum juga surut, ia tidak tahu kapan ketinggian air akan surut.

    “Awal banjir rob ketinggian air hanya beberapa centimeter, namun tiga hari kemudian kembali terjadi air laut pasang yang menyebabkan ketinggian air bertambah sekitar 70 sentimeter sampai 1 meter,” tutur Ketut soal banjor rob di Tulang Bawang ini.

    Dalam penanganan banjir rob yang melanda dua kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang ini, pihak BPBD setempat bersama TNI, Polri, dan aparat desa setempat terus berupaya melakukan pendataan dan membantu evakuasi barang-barang milik warga yang terdampak.

    Kepala BPBD Tulang Bawang, Kanedi, mengatakan saat ini banjir rob merendam total 14 kampung di dua kecamatan.

    “Jadi laporan yang sudah masuk ada 14 desa di dua kecamatan. Di kecamatan Dente Teladas ada 10 desa yang terdampak banjir rob, sementara kecamatan Rawajitu Timur ada empat desa,” kata Kanedi di ruang kerjanya, Rabu (18/12/2024).

    Kenedi menjelaskan, pihaknya belum mendirikan posko pengungsian karena mayoritas warga terdampak banjir memilih bertahan di rumah mereka dan ingin menjaga harta bendanya.

    “Saat ini kami masih terus menginventarisasi fasilitas umum, rumah dan warga yang terdampak banjir rob tersebut,” ujar Kenedi.

    Meskipun telah berlangsung sepekan, warga yang terdampak banjir belum menerima bantuan makanan cepat saji maupun obat-obatan.

    Warga berharap pemerintah kabupaten mempercepat perbaikan tanggul  penahanan air yang jebol agar banjir rob di Tulang Bawang tidak kembali terjadi.

  • Banjir Bandang Terjang Tapanuli Selatan, 10 Warga Terluka

    Banjir Bandang Terjang Tapanuli Selatan, 10 Warga Terluka

    JAKARTA – Banjir bandang menerjang Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatra Utara dan mengakibatkan 10 warga terluka. Kejadian ini terjadi pada Rabu 18 Desember pukul 17.00 WIB.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari merangkan, peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dan menyebabkan dua kecamatan yaitu Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Tano Tombangan terdampak.

    “Berdasarkan data yang diterima oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Rabu malam pukul 22.40 WIB tercatat 495 KK terdampak akibat kejadian ini dan menyebabkan 10 orang warga luka ringan serta 250 KK mengungsi di tiga titik pengungsian yang berada di Posyandu Somaninggir, Gereja GPA Kota Tua dan Istana Hasadaon Kota,” kata Abdul, Kamis 19 Desember.

    Sementara kerugian materil dilaporkan 495 rumah terdampak, dibeberapa titik lokasi ketebalan lumpur akibat kejadian ini mencapai 50 cm dan masih terus dilakukan pembersihan oleh petugas gabungan dibantu masyarakat dan perangkat desa.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan upaya pertolongan dan berkoordinasi dengan kecamatan serta perangkat desa terdampak untuk mengantisipasi dampak lanjutan.

    Kondisi mutakhir dilaporkan bahwa jaringan listrik di wilayah terdampak putus dan kondisi air berangsur angsur sudah mulai surut.

    BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan untuk selalu waspada akan potensi risiko bencana banjir susulan mengingat kondisi cuaca di area terdampak yang masih terus diguyur hujan dg intensitas sedang hingga tinggi.

  • 370 Bencana Landa Jatim Sejak Awal 2024, 46.505 KK Terdampak

    370 Bencana Landa Jatim Sejak Awal 2024, 46.505 KK Terdampak

    Surabaya, CNN Indonesia

    Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengungkapkan 370 bencana melanda Jawa Timur sejak awal 2024. Bencana-bencana tersebut menewaskan 25 orang dan membuat sedikitnya 64 orang luka-luka.

    Hal tersebut diungkapkan Adhy Karyono dalam Rakor Pengendalian Bencana bersama Pratikno Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (17/12) malam.

    Adhy merincikan peristiwa angin kencang paling mendominasi dengan 119 kejadian, diikuti 93 banjir, 91 kebakaran hutan, 43 kebakaran lahan, 10 angin puting beliung, delapan tanah longsor dan enam kategori lainnya.

    “10.683 unit rumah rusak, dengan total KK (Kepala Keluarga) terdampak 46.505,” ujar Adhy.

    “Hampir semua bencana sepanjang tahun mengintai. Semua jenis bencana ada,” tuturnya.

    Ia kemudian mengungkapkan lebih dari satu bulan terakhir, yakni 1 November hingga 17 Desember 2024, 62 kejadian, seperti banjir dan angin puting beliung melanda 26 kota/kabupaten Jawa Timur.

    Oleh sebab itu, Adhy meminta kepada semua kepala daerah agar meningkatkan kewaspadaan, mitigasi dan penanggulangan bencana, terutama bagi wilayah yang sudah pernah dilanda bencana seperti banjir.

    Hal tersebut menyusul laporan pihak BKMG bahwa curah hujan diprediksi masih tinggi sampai tiga hari mendatang dan berpotensi menimbulkan banjir.

    “Perkiraan 2-3 hari ke depan hujan sangat lebat. Banjir bisa lebih lama,” katanya.

    Adhy turut meminta BPBD bergerak cepat mengevakuasi korban bencana, terutama banjir di kawasan terdampak dan mendistribusikan kebutuhan pokok, seperti di Ponorogo, Trenggalek, Ngawi, Mojokerto, Jombang hingga Sidoarjo.

    Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan pihaknya akan melakukan operasi modifikasi cuaca di wilayah Jatim.

    “Kami akan lakukan operasi modifikasi cuaca siang dan malam. Mudah-mudahan curah hujan cuaca ekstrem bisa dikurangi,” ucap Suharyanto.

    (frd/chri)

  • DPRD Surabaya Peringatkan Wali Kota Eri Cahyadi Soal Sewa Mobil Listrik BYD

    DPRD Surabaya Peringatkan Wali Kota Eri Cahyadi Soal Sewa Mobil Listrik BYD

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Mochamad Machmud menyindir keras Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi soal rencana sewa mobil listrik untuk tahun depan. Pada 2025, Pemkot Surabaya bakal mendatangkan 42 unit mobil listrik asal Tiongkok dengan merek BYD (Build Your Dreams).

    Pembiayaan mobil listrik untuk Pemkot Surabaya itu dilakukan secara sewa. Pemkot Surabaya tak membeli mobil listrik langsung tapi membayar sewa per bulan. Anggaran sewa mobil listrik itu yakni Rp 13 juta per bulan.

    “Tolong dipikirkan kembali atau ulang, apakah lebih baik sewa atau membeli langsung terkait mobil listrik untuk Pemkot Surabaya pada 2025,” terang politikus Demokrat Surabaya itu saat dihubungi Rabu (18/12/2024).

    Pria yang juga menjabat sebagai anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya itu menyatakan, skema membeli dan menyewa memiliki kelebihan masing-masing. Misalnya, skema membeli mobil listrik itu. Menurut Machmud, Pemkot Surabaya bakal mempunyai inventaris mobil listrik ke depannya.

    Sementara itu, lanjut Machmud, apabila menyewa maka Pemkot Surabaya tak mempunyai aset atau inventaris mobil listrik. Dia menilai, jika mobil listrik tak terlalu rumit dalam perawatan. “Lalu, kalau mobil listrik itu juga bahan bakarnya dari listrik juga,” tambahnya.

    Sebanyak lima mobil listrik dugunakan sebagai kendaraan operasional di Pemkot Surabaya. Kendaraan tersebut resmi didatangkan dengan sistem sewa. Lima kendaraan listrik tersebut sudah beroperasi, dikendarai oleh Kepala BPBD Surabaya, kemudian Kepala DSDABM, hingga jajaran Asisten yang ada di lingkungan Pemkot. Kendaraan ini telah disewa 1 tahun.

    “Kontraknya satu tahun, mulai Desember sampai dengan Desember. Januari satu tahun berikutnya. Nah, lima unit ini uji coba dulu. Kalau lima unit ini sudah cocok ya januari kita ambil lagi,” terang Ali Murtlado, Kepala Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan Administrasi Pembangunan Kota Surabaya, Rabu (18/12/2024).

    Ali Murtlado menjelaskan harga sewa per unit mobil listrik tersebut Rp13 juta untuk setiap bulannya. Rencananya, pemkot akan melakukan sewa mobil listrik ini sebanyak 42 unit.[asg/kun]