Kementrian Lembaga: BPBD

  • Jalan Raya Penghubung Buleleng dan Karangasem Ambles Sepanjang 20 Meter akibat Rembesan Air PDAM
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        7 Januari 2025

    Jalan Raya Penghubung Buleleng dan Karangasem Ambles Sepanjang 20 Meter akibat Rembesan Air PDAM Denpasar 7 Januari 2025

    Jalan Raya Penghubung Buleleng dan Karangasem Ambles Sepanjang 20 Meter akibat Rembesan Air PDAM
    Tim Redaksi
    BULELENG, KOMPAS.com
    – Ruas jalan raya Singaraja-Amlapura yang terletak di Banjar Dinas Antasari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten
    Buleleng
    , Provinsi Bali, mengalami ambles pada Senin (6/1/2025) dini hari.
    Kejadian ini menyebabkan
    jalan ambles
    sepanjang 20 meter dengan lebar 3 meter, serta senderan jalan yang berbatasan dengan pantai setinggi 8 meter juga jebol.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    ) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, menjelaskan bahwa amblesnya jalan tersebut disebabkan oleh rembesan air dari pipa PDAM yang mengalami kebocoran.
    “Bocornya pipa induk galvanis milik PDAM dengan diameter 10 inchi sejak tanggal 1 Januari 2025 lalu. Airnya menggerus senderan dan badan jalan sehingga jebol,” ungkapnya saat dikonfirmasi pada Selasa (7/1/2025).
    BPBD telah melakukan asesmen terhadap dampak bencana ini.
    Amblesnya jalan juga merusak dua buah perahu dan satu mesin perahu milik warga setempat yang berada di bawahnya.
    “Kami menyerahkan tiga lembar terpal kepada desa untuk menutupi jalan jebol,” tambah Putu Ariadi.
    Kepala Desa Pacung, Gede Kardiana, menyatakan bahwa amblesnya jalan tersebut cukup membahayakan pengguna jalan, terutama kendaraan besar seperti truk.
    “Cukup membahayakan terutama kendaraan besar seperti truk dengan muatan pasir yang biasanya melintas di jalan itu,” kata Gede Kardiana.
    Saat ini, jalan tersebut diberlakukan sistem buka tutup, dengan separuh badan jalan yang masih dapat digunakan.
    Pengaturan arus lalu lintas ini dibantu oleh warga setempat untuk memastikan keselamatan pengguna jalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ahli Ungkap Jakarta Terancam Gempa Megathrust Meski Jauh dari Samudra

    Ahli Ungkap Jakarta Terancam Gempa Megathrust Meski Jauh dari Samudra

    Jakarta, CNN Indonesia

    Zona Megathrust Selat Sunda menjadi salah satu ancaman bagi Jakarta. Pasalnya zona ini sewaktu-waktu bisa pecah dan menghasilkan gempa dahsyat dengan kekuatan yang diperkirakan hingga magnitudo 9,1.

    Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa mengatakan potensi bencana gempa megathrust di wilayah selatan Jawa bisa terjadi kapan saja dan dapat memicu tsunami, bahkan hingga skala besar seperti yang terjadi di Aceh pada 20 tahun silam.

    “Potensi megathrust ini dapat memicu guncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam,” ujar Rahma usai menghadiri acara peringatan 20 tahun tsunami Aceh di Banda Aceh, Kamis (26/12), dikutip dari laman resmi BRIN.

    Hasil simulasi yang dilakukan BRIN dan tim peneliti dari berbagai institusi menunjukkan tinggi gelombang tsunami imbas gempa megathrust Selat Sunda diperkirakan mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

    Penelitian ini menunjukkan fenomena serupa pernah terjadi dalam sejarah, yakni tsunami Pangandaran 2006 yang dipicu marine landslide di dekat Nusa Kambangan.

    “Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya,” tutur Rahma.

    Menurut Rahma daerah perkotaan seperti Jakarta memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan mengamplifikasi goncangan. Dengan demikian, upaya mitigasi juga harus mencakup retrofitting atau penguatan struktur bangunan.

    “Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa,” jelasnya.

    Ancam pesisir

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Mohamad Yohan mengatakan bencana tsunami di Jakarta sebagai imbas gempa dahsyat megathrust tak terelakkan.

    “Meskipun Jakarta tidak langsung menghadap Samudra Hindia, gelombang tsunami yang sangat besar mungkin dapat mencapai pesisir utara Jakarta jika terdapat gelombang besar yang dihasilkan dari arah selatan,” ujar Yohan beberapa waktu lalu.

    Meski demikian ia menyebut dampak tsunami imbas gempa megathrust bakal lebih terasa di daerah-daerah sekitar Jakarta, terutama di wilayah Banten yang jaraknya cukup dekat dengan segmen Selat Sunda.

    “Kota-kota pesisir di sekitar Jakarta, seperti Banten dan Anyer, lebih berisiko terkena dampak langsung dari tsunami,” terang Yohan.

    Bagaimana dengan Jakarta?

    Merujuk data BMKG yang dibagikan BPBD DKI Jakarta, tingkat bahaya tsunami di Jakarta terbilang cukup rendah.

    “Berdasarkan sumber Peta Resiko Tsunami Indonesia, Jakarta memiliki tingkat kemungkinan bahaya tsunami rendah, ketinggian tsunami di pantai Jakarta kurang dari 1 meter,” kata BMKG dalam keterangannya.

    Bahaya gempa

    Megathrust Selat Sunda menjadi ancaman serius karena zona ini bisa disebut bisa pecah kapan saja.

    Eks Ketua Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA) Subardjo dalam acara Sarasehan Nasional IKAMEGA pada 2018 silam sempat menjelaskan soal ancaman tersebut.

    “Berdasarkan segmentasi megathrust pada Peta Gempa Bumi Nasional pada tahun 2017, kita ketahui ada dua megathrust yang dekat dengan Jakarta, yang bisa mempengaruhi kerusakan bangunan atau infrastruktur yang ada di Jakarta,” tutur Subardjo saat itu.

    Subardjo menyebut kekhawatiran para ilmuwan pada zona Megathrust Selat Sunda dikarenakan saat ini merupakan zona seismic gap.

    Menurutnya, jika Megathrust Selat Sunda pecah, bukan tidak mungkin Jakarta akan mengalami nasib serupa seperti Aceh pada 2004 silam.

    “Jika terjadi, Megathrust Selat Sunda itu berpotensi gempa dengan 8,7 SR, setara dengan 9.0 Magnitude Moment atau MW. Itu setara dengan gempa di Aceh (Desember 2004), sehingga akan menimbulkan tsunami,” kata Subardjo.

    “Tapi yang menjadi kekhawatiran bagi kita adalah bukan tsunaminya, tapi getarannya atau goncangannya, mengingat jarak antara Megathrust Selat Sunda dengan Jakarta itu sekitar 200-250 km, di bawah tanah Jakarta itu adalah tanah endapan atau aluvial yang bisa menimbulkan amplifikasi atau pun besaran-besaran amplitudo,” imbuhnya.

    (lom/fea)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pengendara Motor Terluka Usai Tertimpa Pohon Tumbang Saat Hujan di Sidoarjo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Januari 2025

    Pengendara Motor Terluka Usai Tertimpa Pohon Tumbang Saat Hujan di Sidoarjo Surabaya 7 Januari 2025

    Pengendara Motor Terluka Usai Tertimpa Pohon Tumbang Saat Hujan di Sidoarjo
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Seorang pria asal Surabaya, Jawa Timur, tertimpa sebuah pohon ketika melintas di
    Sidoarjo
    pada Senin (6/1/2025). Akibatnya, korban mengalami pendarahan di bagian hidung hingga sesak napas.
    Kepala BPBD Sidoarjo Mustain Balasan mengatakan, pengendara motor yang tertimpa pohon tersebut adalah Fakhri Achmad Rinaldi (28), warga Jalan Rungkut Barata, Surabaya.
    “Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, sekitar pukul 13.30 WIB, menyebabkan pohon sono tumbang di Jalan Raya Juanda,” kata Mustain saat dikonfirmasi, Senin (6/1/2025).
    Kemudian, Fakhri yang ketika itu tengah menaiki sepeda motornya, Yamaha N-Max dengan nomor L 2293 ACG, melintas di lokasi. Akhirnya, dia pun tertimpa pohon roboh tersebut.
    “(Setelah tertimpa pohon) kondisi korban hanya menderita luka ringan, mengalami pendarahan di hidung, sesak napas, nyeri pada tubuh dan tidak ada indikasi patah tulang,” jelasnya.
    “Korban tertimpa pohon dibawa ke Rumah Sakit Sheila Medika Sedati, Sidoarjo. Untuk sepeda motor korban mengalami kerusakan ringan,” tambahnya.
    Selanjutnya, kata Mustain, sejumlah petugas gabungan langsung membersihkan sisa pohon yang roboh tersebut. Sebab, tangkainya mengganggu para pengguna jalan yang melintas.
    “BPBD Sidoarjo telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur (Jatim), TNI dan Polri. Kami melakukan pemotongan dan pembersihan pohon yang tumbang di Jalan Raya Juanda,” ujarnya.
    Mustain mengungkapkan, sejumlah kendaraan sempat menumpuk di sepanjang Jalan Raya Juanda. Namun, arus lalu lintas kembali normal setelah bekas pohon tumbang tersebut dibersihkan.
    Lebih lanjut, berdasarkan informasi yang diperoleh BPBD Sidoarjo, pihak keluarga korban memindahkannya agar mendapat perawatan di Rumah Sakit (RS) Universitas Surabaya (Ubaya).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Warga Ketakutan dan Pilih Bertahan di Rumah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Januari 2025

    Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Warga Ketakutan dan Pilih Bertahan di Rumah Regional 7 Januari 2025

    Banjir Pesisir Selatan Sumbar, Warga Ketakutan dan Pilih Bertahan di Rumah
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com 

    Banjir
    melanda Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Senin (6/1/2025) malam akibat tingginya curah hujan sejak sore hari.
    Dampaknya akses jalan nasional Sumbar-Bengkulu putus total di daerah tersebut.
    Hingga pukul 24.00 WIB hujan masih mengguyur daerah itu dan membuat warga ketakutan.
    Sebelumnya pada 7 Maret 2024 lalu daerah itu juga diterjang
    banjir
    yang meluluh lantakan kecamatan yang berbatasan dengan Kota Padang tersebut.
    Saat itu dilaporkan ribuan rumah terendam banjir, akses jalan Sumbar-Bengkulu putus total akibat jalan terban dan longsor. 
    Akibat banjir saat itu, sebanyak 25 warga meninggal dunia terseret banjir dan tertimpa longsor.
    Salah seorang warga, Andi (49) hanya bisa pasrah dan berdoa agar hujan segera berhenti supaya air susut.
    Andi dan tetangganya yang tinggal di Nagari Duku Utara tidak bisa kemana-mana akibat dikepung banjir.
    “Mau pergi menuju Padang. Di Barung Belantai dan Siguntur air sudah tinggi. Kendaraan tidak bisa lewat,” kata Andi kepada
    Kompas.com
    di Duku Utara, Senin (6/1/2025) malam.
    Kemudian kalau pergi menuju ke arah Bengkulu, kata Andi, di Nagari Duku juga sudah banjir dengan ketinggian hampir 2 meter.
    “Saya hanya bisa pasrah dan berdoa agar hujan segera reda,” kata Andi.
    Warga Nagari Duku Utara semakin ketakutan karena hingga pukul 24.00 WIB hujan belum reda.
    Sebagian daerah Duku Utara sudah terendam banjir.
    Yeli (47) sudah mulai bersiap-siap menghadapi banjir dengan memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
    Hampir seluruh warga sibuk di rumahnya bekerja memindahkan barang-barang ke tempat yang aman.
    “Kita siap-siap. Selamatkan barang-barang ke atas loteng. Kalau mau pergi tidak bisa juga sudah terkepung dan hujan lebat,” kata Yeli.

    Warga seperti sudah pasrah menerima kejadian apa yang akan menimpanya dan bertahan di rumah.
    Menurut Yeli ada ratusan warga yang terkepung dan memilih bertahan di rumahnya masing-masing.
    “Ya mereka bertahan di rumah karena sudah terkepung itu. Ada banyak, mungkin ratusan,” kataYeli.
    Juru Bicara BPBD Sumbar Ilham Wahab membenarkan banjir melanda Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan.
    Menurut Ilham tim sudah turun ke lapangan, namun terkendala hujan lebat dan akses jalan yang putus.
    “Tim sudah turun. Tapi kondisinya sekarang masih hujan lebat,” kata Ilham.
    Ilham menyebutkan hingga sekarang pihaknya belum bisa mendata dampak dari banjir tersebut.
    “Soal dampak belum kita data. Korban jiwa belum ada laporan,” jelas Ilham.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Rob Kembali Terjang Sampang, Tanggul 60 Meter Jebol, Warga Diminta Waspada

    Banjir Rob Kembali Terjang Sampang, Tanggul 60 Meter Jebol, Warga Diminta Waspada

    Laporan Wartawan Tribun Jatim, Hanggara Pratama 

    TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG – Peristiwa banjir rob kembali terjadi di Kabupaten Sampang, Madura, Senin (06/01/2025) pukul 13.45 WIB.

    Sebelumnya banjir rob menimpa lembaga sekolah di Pulau Mandangin, sedangkan saat ini melanda di pantai utara tepatnya di Dusun Menangguh, Desa Nepa, Kecamatan Banyuates, Sampang, 

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Candra Ramadhani Amin membenarkan atas bencana alam yang terjadi di wilayah kerjanya tersebut.

    Berdasarkan informasi yang diterima BPBD dari warga setempat, terjadinya banjir rob mengakibatkan tangkis laut jebol. Sehingga warga khawatir terhadap dampaknya.

    Anggota BPBD Sampang saat meninjau ke lokasi tanggul jebol akibat banjir rob, Senin (06/01/2025). (TRIBUNJATIM.COM/HANGGARA PRATAMA)

    “Kami langsung ke lokasi bersama anggota aksi penyelamatan dan penanggulangan bencana (Agisena) BPBD Jatim guna melakukan pendataan bersama dengan bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sampang,” ujarnya.

    Setelah mendatangi lokasi, pihak BPBD langsung melihat kondisi tangkis laut. Kemudian dilakukan pengukuran sehingga diketahui panjang tangkis laut sekitar 200 meter.

    Sedangkan akibat cuaca ekstrim dan angin kencang serta gelombang laut yang tinggi, tangkis laut tersebut jebol sekitar 60 meter. 

    “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Kami berharap warga tetap waspada menghadapi cuaca ekstrim tahun ini,” tutupnya.

  • Tabung Gas 3 Kg Meledak di Bogor, 4 Orang Luka Bakar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Januari 2025

    Tabung Gas 3 Kg Meledak di Bogor, 4 Orang Luka Bakar Megapolitan 6 Januari 2025

    Tabung Gas 3 Kg Meledak di Bogor, 4 Orang Luka Bakar
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Sebuah tabung gas meledak di sebuah rumah warga di Jalan Ahmad Yani, Gang Masjid, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/1/2025) dini hari.
    Ledakan tersebut membuat empat orang penghuni rumah atas nama Khodijah, Cicih Mintarsih, Raka Adipriadi, dan Abdul Halik, mengalami luka bakar sehingga harus dirawat di rumah sakit.
    Kejadian itu juga menghancurkan sebagian besar bagian rumah, yakni dinding, atap, dan dapur, sehingga tidak dapat ditempati kembali.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Hidayatullah mengatakan, satu orang penghuni rumah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta karena luka bakar yang dideritanya cukup serius.
    “Korban luka bakar empat orang. Tiga orang dirawat di RSUD Kota Bogor, satu orang dirujuk ke RSCM,” sebut Hidayatullah, saat dikonfirmasi, Senin (6/1/2025).
    Ledakan tersebut terjadi diduga karena tabung gas 3 kilogram yang berada di rumah itu bocor.
    “Jadi, saat salah satu penghuni rumah menyalakan kompor, tiba-tiba muncul percikan yang menyambar pada sisa gas yang ada di dalam tabung sehingga menyebabkan ledakan,” ujar dia.
    Petugas telah selesai melakukan assessment termasuk mengusulkan perbaikan rumah ke Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor melalui anggaran bantuan sosial atau BSTT.
    “Hampir semua bagian rumah rusak kan dan sudah tidak bisa ditempati lagi. Kita sudah usulkan untuk relokasi ke huntara (hunian sementara),” kata Hidayatullah.
    “Kami juga menyayangkan, ini kan kejadiannya di hari Minggu. Tapi baru dilaporkan hari ini (Senin). Makanya saya minta buat yang di wilayah harus tanggap,” imbuh dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MDA Gandeng UNCP Bentuk Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Luwu

    MDA Gandeng UNCP Bentuk Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Luwu

    Liputan6.com, Luwu – Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2022–2024, Kabupaten Luwu, di mana PT Masmindo Dwi Area (MDA) beroperasi, menempati peringkat pertama sebagai daerah rawan bencana di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, MDA berkomitmen untuk mengedepankan kesiapsiagaan dalam setiap operasional perusahaan dengan memastikan seluruh kegiatan dilakukan sesuai standar keselamatan tinggi.

    Data IRBI yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa Kabupaten Luwu berada di zona merah kerentanan gerakan tanah dan bahaya longsor. Menurut Kepala teknik Tambang MDA Mustafa Ibrahim, langkah-langkah mitigasi yang terpadu sangat penting untuk dipersiapkan.

    “Kami menyadari tantangan geografis dan risiko bencana alam di kawasan operasional MDA. Karena itu, kami senantiasa mengembangkan langkah-langkah kesiapsiagaan yang didukung oleh mitra kerja berpengalaman untuk memastikan kelancaran operasional tanpa mengabaikan aspek keselamatan,” kata Mustafa, dalam keterangannya, Senin (6/1/2025).

    Mustafa menjelaskan, kesiapsiagaan tidak cukup hanya dari pihak perusahaan. Masyarakat desa lingkar tambang juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menghadapi risiko bencana. Untuk itu, MDA menggandeng Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) untuk meluncurkan program Desa Tangguh Bencana (DESTANA).

    DESTANA adalah program yang dikembangkan oleh BNPB, yang bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam menghadapi bencana melalui penguatan kesiapsiagaan, mitigasi, dan kemampuan untuk pulih pasca bencana. Dalam fase awal ini ada 2 desa yang akan dibina, yakni desa Ulusalu dan Bonelemo dan secara bertahap akan terus berlanjut ke seluruh desa di Latimojong.

    Berkaitan dengan kebencanaan, MDA telah memasang alat sistem peringatan dini (Early Warning System) berupa Automatic Water Level Recorder (AWLR) yang dipasang di Sungai Ulusalu dan Automatic Weather Station (AWS) yang dipasang di desa Salubulo. Alat ini akan memberikan mitigasi yang efektif sebagai peringatan dini secara real time tentang kondisi cuaca dan kondisi level air sungai.

    MDA juga memiliki tim Emergency Response Team (ERT) yang kompeten dalam hal survival kebencanaan. Tim ini tidak hanya diterjunkan di kawasan operasi MDA, tetapi juga aktif membantu daerah lain yang tertimpa bencana, termasuk di Kabupaten Barru beberapa waktu lalu.

    ERT MDA juga rutin melakukan latihan bersama dengan berbagai lembaga di Luwu, seperti Dinas Kebakaran, PMI, BPBD Luwu, dan lainnya. Selain itu, tim ini juga memberikan pelatihan kepada beberapa perguruan tinggi di Luwu dan Palopo. Ke depannya, masyarakat Ulusalu dan desa-desa tanggap bencana lainnya akan menerima pelatihan serupa agar lebih siap menghadapi situasi darurat kebencanaan.

     

  • BPBD Pamekasan Kembali Ingatkan Masyarakat Selalu Waspada Bencana

    BPBD Pamekasan Kembali Ingatkan Masyarakat Selalu Waspada Bencana

    Pamekasan (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, kembali mengimbau sekaligus mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap berbagai jenis bencana.

    Hal tersebut disampaikan seiring dengan adanya kejadian korban tenggelam di perairan pantai Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Sabtu (4/1/2025) lalu. Di mana dua pemancing mengalami laka laut dan mengakibatkan satu korban meninggal dunia.

    Himbauan tersebut bisa dilakukan dengan cara selalu melakukan monitor terhadap berbagai potensi bencana, di antaranya melalui perkiraan cuaca dari BMKG khususnya sebelum melaut.

    “Dengan adanya kejadian ini, kami kembali mengingatkan sekaligus mengimbau masyarakat, khususnya para nelayan maupun pemancing agar lebih waspada, serta selalu memonitor perkembangan cuaca BMKG sebelum melaut,” kata Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, Senin (6/1/2025).

    Selain memonitor perkiraan cuaca melalui BMKG, masyarakat juga diimbau agar selalu mawas diri dengan mempersiapkan berbagai sarana keselamatan. “Tidak kalah penting, lengkapi alat pelindung diri seperti pelampung dan lainnya,” imbaunya.

    “Bukan hanya kejadian di laut, masyarakat juga sangat perlu untuk selalu waspada terhadap berbagai bencana alam lainnya, khususnya memasuki musim hujan. Seperti angin kencang, banjir, longsor serta beberapa jenis bencana lainnya,” pungkasnya. [pin/beq]

  • Tabung Gas Meledak di Tanah Sereal Bogor, Rumah Rusak dan Empat Orang Luka-luka

    Tabung Gas Meledak di Tanah Sereal Bogor, Rumah Rusak dan Empat Orang Luka-luka

    loading…

    Sebuah rumah di wilayah Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat rusak berat setelah tabung gas ukuran 3 kilogram meledak, Senin (6/1/2025) dini hari. FOTO/PUTRA RAMADHANI

    JAKARTA Tabung gas ukuran 3 kilogram meledak di wilayah Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat. Ledakan menyebabkan rumah rusak berat dan empat orang luka-luka.

    Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Hidayatulloh mengatakan peristiwa itu terjadi dini hari tadi pukul 02.30 WIB. Kejadian ini terjadi akibat tabung gas ukuran 3 kilogram yang diduga mengalami kebocoran.

    “Korban akan menyalakan kompor dan terdapat percikan yang menyambar pada sisa gas di dalam tabung, sehingga menyebabkan ledakan,” kata Hidayatulloh dalam keterangannya, Senin (6/1/2025).

    Dalam kejadian ini, terdapat 4 orang mengalami luka bakar terkena ledakan. Adapun identitas keempat korban tersebut masing-masing Khodijah, Cicih Mintarsih, Raka Adipriadi, dan Abdul Halik.

    “Dan kejadian ini mengakibatkan kerusakan pada rumah,” tambahnya.

    Tiga orang yakni Khodijah, Cicih Mintarsih dan Raka Adipriadi dirawat di RSUD Kota Bogor. Sedangkan, satu korban Abdul Halik dirujuk ke RSCM, Jakarta.

    “Untuk kondisi rumah rusak berat dan belum bisa dihuni,” pungkasnya.

    (abd)

  • Pemkab Pasuruan Tambah Armada Tangki Air Antisipasi Kekeringan

    Pemkab Pasuruan Tambah Armada Tangki Air Antisipasi Kekeringan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Pasuruan akhirnya merealisasikan penambahan armada water supply atau tangki air guna mengatasi permasalahan kekeringan yang kerap melanda wilayah tersebut. Dua unit kendaraan tangki air baru telah dibeli menggunakan sisa anggaran tahun lalu dengan total nilai Rp1,6 miliar.

    Penambahan armada ini dinilai sangat mendesak, mengingat kondisi kendaraan sebelumnya sudah tua dan tidak lagi optimal dalam pendistribusian air bersih. Armada lama yang dimiliki oleh BPBD Kabupaten Pasuruan diketahui telah berusia lebih dari 10 tahun.

    “Kondisi kendaraan sebelumnya sudah tua dan dalam melakukan pelayanan kurang optimal terutama saat pendistribusian pada musim kemarau. Sehingga kali ini ada penambahan dua unit kendaraan baru dengan total Rp 1,6 milyar,” jelas Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, Senin (6/1/2025).

    Sugeng juga mengungkapkan bahwa proses pengadaan kendaraan sempat menghadapi kendala akibat penyedia yang tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Namun, berkat sisa anggaran yang mencukupi, proses pengadaan akhirnya dapat dilanjutkan melalui sistem e-katalog.

    “Kendaraan baru ini sudah kami terima pertengahan Desember lalu dan kondisi kendaraan sudah sesuai dengan standar. Kami harap dengan adanya armada baru ini bisa meningkatkan efektivitas pendistribusian air bersih,” imbuh Sugeng.

    Dengan tambahan dua unit armada baru, BPBD Kabupaten Pasuruan akan lebih optimal dalam mendistribusikan air bersih ke wilayah-wilayah yang rawan kekeringan. Fokus pendistribusian terutama pada daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh kendaraan lama. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi dampak kekeringan yang sering terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Pasuruan.

    Meski demikian, dua unit kendaraan lama tetap akan digunakan untuk melayani wilayah-wilayah terdekat dengan akses jalan yang lebih mudah. Strategi ini diambil untuk memaksimalkan fungsi seluruh armada yang tersedia, meskipun kondisi kendaraan lama tidak lagi prima. [ada/beq]