Kementrian Lembaga: BPBD

  • Banjir Melanda Dua Kabupaten di Kalimantan Tengah Akibat Hujan Deras
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Januari 2025

    Banjir Melanda Dua Kabupaten di Kalimantan Tengah Akibat Hujan Deras Regional 22 Januari 2025

    Banjir Melanda Dua Kabupaten di Kalimantan Tengah akibat Hujan Deras
    Tim Redaksi
    PALANGKA RAYA, KOMPAS.com

    Hujan deras
    yang berlangsung sejak Minggu (19/1/2025) hingga Selasa (21/1/2025) telah menyebabkan
    banjir
    di dua kabupaten di
    Kalimantan Tengah
    , yakni
    Gunung Mas
    dan
    Pulang Pisau
    .
    Gunung Mas
    Banjir
    di Kabupaten Gunung Mas dilaporkan terjadi di dua kecamatan, yaitu Sepang dan Rungan Barat, yang meliputi tiga desa, yakni Desa Tampelas, Desa Tusang dan Desa Tumbang Kuayan.
    Warga terdampak di Kecamatan Sepang mencapai 310 orang, sedangkan di Kecamatan Rungan Barat terdapat 93 orang.
    Ketinggian air yang menggenangi wilayah ini berkisar antara 40 cm hingga 50 cm, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.
    “Ketinggian air untuk di Sepang mencapai 50 cm, sementara di Rungan Barat 40 cm, terdapat 403 jiwa terdampak dari banjir pada dua kecamatan di Gunung Mas ini,” jelas Alpius Patanan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBPK Kalteng.
    Pulang Pisau
    Banjir juga terjadi di Desa Sebangau Permai, Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, sejak Selasa.
    Ketinggian air mencapai 53 cm dan berdampak pada 364 jiwa, dengan total 114 rumah terendam. Meskipun demikian, fasilitas umum belum terdampak.
    “Di sini, banjir berdampak bagi 364 jiwa dengan bangunan rumah terendam tercatat ada 114 rumah, meski demikian belum sampai ke fasilitas umum,” ungkap Alpius.
    Sebagian kecil warga memilih mengungsi ke rumah kerabat yang tidak terdampak banjir.
    Langkah Penanganan
    BPBPK Kalteng terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan BPBD di setiap wilayah untuk memastikan penanganan berjalan lancar.
    “BPBPK Kalteng melalui Pusdalops PB terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan Kabupaten/Kota terkait perkembangan banjir,” kata Alpius.
    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengingat potensi
    hujan deras
    yang masih berlanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Tim SAR Longsor Petungkriyono Pekalongan, Lalui Medan Berat hingga Ungkap Kondisi Korban – Halaman all

    Cerita Tim SAR Longsor Petungkriyono Pekalongan, Lalui Medan Berat hingga Ungkap Kondisi Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang anggota Tim SAR Gabungan menceritakan pengalaman mencekam ketika pencarian korban longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

    Seperti diketahui, bencana longsor dan banjir bandang melanda wilayah Pekalongan pada Senin (20/1/2025). 

    Bencana terjadi ketika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Petungkriyono. 

    Akibatnya, korban longsor Pekalongan sementara mencapai 18 orang hingga Selasa  (21/1/2025) petang.

    Agus Yusuf, anggota tim SAR Bumi Santri Pekalongan, turut membantu evakuasi korban longsor longsor Petungkriyono. 

    Cuaca buruk, medan terjal yang dilalui pun menjadi tantangan besar dalam proses evakuasi. 

    Menurut Agus, kondisi pasca banjir bandang dan longsor, porak poranda.

    “Kabar pertama longsor terjadi Senin (20/1/2025) malam bersamaan dengan banjir bandang di Kedungwuni dan Wonopringgo,” ungkap Agus Yusuf, Selasa (21/1/2025), dilansir TribunJateng.com.

    Ia menjelaskan, tim SAR Bumi Santri memilih menunda perjalanan ke Petungkriyono karena kondisi malam hari yang berbahaya.

    Kondisi Jalan Berlumpur, Penuh Batu dan Pohon Tumbang

    Tim berangkat ke lokasi pada Selasa pagi bersama Basarnas Semarang, BPBD, PMI, dan relawan lainnya.

    Agus menceritakan, tim tiba di Petungkriyono setelah perjalanan 2 jam melalui jalur Wanayasa-Kalibening, Kabupaten Banjarnegara. Tim pun berkoordinasi dengan pemerintah setempat.

    Dikatakan Agus, Dari titik terakhir yang dapat dilalui kendaraan, tim masih harus berjalan kaki sejauh 5 km di jalan berlumpur, penuh batu, dan pohon tumbang.

    “Jembatan utama Petungkriyono terputus. Kondisi longsor di berbagai titik semakin menyulitkan evakuasi,” tambah Agus.

    Selain itu, cuaca yang tidak menentu juga menjadi kendala.

    Kabut tebal mengurangi jarak pandang hingga 10 meter, sementara hujan deras mengguyur dari siang hingga sore.

    Masih mengutip Tribun Jateng, korban yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi terbujur kaku dan penuh lumpur.

    Meski begitu, masih ada sebagian besar korban masih dapat dikenali warga sekitar untuk proses identifikasi.

    Karena alat berat belum bisa mencapai lokasi, terpaksa proses evakuasi terpaksa dilakukan secara manual.

    Agus mengungkapkan, hingga malam hari ditemukan jenazah perempuan di Desa Kayupuring. Namun, belum bisa dievakuasi karena medan terjal dan hujan deras.

    “Kondisi terparah ada di kafe kopi dan tempat pemancingan di Desa Kasimpar, dengan 25 orang di lokasi saat kejadian. Hanya satu orang selamat, yakni Munandar Rifki (20), meski mengalami patah tulang dan luka berat,” ungkap Agus.

    Ia berharap, cuaca mendukung agar pencarian korban longsor dapat dilanjutkan di hari berikutnya.

    Pengalaman menanggulangi situasi darurat di Pekalongan ini, rupanya juga diceritakan oleh Eko Purwanto, relawan Palang Merah Indonesia (PMI).

    Awalnya, Eko menerima laporan masyarakat terkait korban patah tulang di rumah penduduk, imbas tanah longsor.

    “Kami menerima laporan dari masyarakat tentang seorang korban yang mengalami patah tulang di rumah penduduk. Segera, tim Puskesmas bergegas menuju lokasi untuk memastikan kondisi korban,” kata Eko diwawancarai Kompas.tv. 

    Setibanya di lokasi, mereka menemukan korban dengan luka sayat dan patah pada lengan atas.

    Tim segera memberikan pertolongan pertama sebelum meminta bantuan masyarakat untuk menandu korban ke Puskesmas.

    Saat ini, kondisi korban stabil dan mampu berkomunikasi.

    “Dokter mengatakan bahwa ini adalah tindakan awal, dan korban akan dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut,” tambahnya.

    Wilayah Pekalongan, Jawa Tengah dilanda banjir dan tanah longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi pada Senin (20/1/2025). (Tribunnews.com)

    Proses Evakuasi Cukup Menantang

    Eko mengatakan, proses evakuasi berlangsung cukup menantang, perlu waktu 4 jam.

    “Kami menerima informasi dari penduduk setempat yang sudah melakukan evakuasi awal. Dari waktu bencana terjadi hingga evakuasi selesai, butuh waktu sekitar empat jam,” ceritanya

    Bahkan, Tim PMI dan masyarakat harus melewati jalan yang sulit akibat longsor. Kendaraan roda empat pun tidak dapat mencapai lokasi.

    Untuk penanganan lebih lanjut, Eko menyebut, pihaknya juga menggelar pengungsian sementara untuk menghindari bencana susulan. 

    Hingga saat ini, Desa yang terdampak parah adalah Desa Kasimpar.

    Diketahui, bencana longsor dan banjir bandang di Pekalongan terjadi ketika hujan mengguyur wilayah Kecamatan Petungkriyono pada Senin, kemarin. 

    Menurut Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi, korban longsor Pekalongan sementara sebanyak 18 orang hingga Selasa petang.

    “Sebanyak 18 jiwa telah dievakuasi dan ditemukan meninggal dunia. Sedangkan 9 orang diperkirakan masih tertimbun dan dalam pencarian. Sedangkan 10 orang alami luka-luka,” ucap Bergas. 

    Adapun untuk bangunan rumah yang mengalami kerusakan, masih dalam pendataan. 

    “(Jumlah) pengungsi masih dalam pendataan,” tutur Bergas.

    Angka korban jiwa tersebut, juga disampaikan Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BNPB Bambang Surya Putra.

    Data BPBD Provinsi Jateng sementara, 8 orang masih dalam pencarian.

    “Laporan yang masuk dari BPBD Provinsi Jateng dan BPBD Pekalongan, 18 orang meninggal dunia dan 8 orang masih dalam pencarian,” katanya dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Selasa (21/1/2025) petang.

    Terkait bencana ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal menerjunkan tim untuk melakukan asesmen, Rabu (22/1/2025).

    Tim ini akan menilai, termasuk menentukan tempat aman, untuk memberikan rekomendasi kepada kepala daerah setempat terkait status kedaruratan.

    Bambang mengatakan, lokasi kejadian yang cukup jauh menjadi kendala evakuasi.

    Selain itu, curah hujan yang masih tinggi juga menyulitkan tim SAR gabungan mencari korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Cerita Haru Tim SAR Longsor Petungkriyono Pekalongan, Mayat-mayat Sudah Kaku Penuh Lumpur dan TribunBanyumas.com dengan judul Besok Kirim Tim Asesmen, BNPB: Korban Longsor Petungkriyono Pekalongan 18 Orang

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunJateng.com/Indra Dwi Purnomo, TribunBanyumas/Rika Irawati, Kompas.com)

  • Banjir Demak, 4.024 Jiwa Terdampak hingga Penutupan Jalur Semarang-Purwodadi 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Januari 2025

    Banjir Demak, 4.024 Jiwa Terdampak hingga Penutupan Jalur Semarang-Purwodadi Regional 22 Januari 2025

    Banjir Demak, 4.024 Jiwa Terdampak hingga Penutupan Jalur Semarang-Purwodadi
    Tim Redaksi
    DEMAK, KOMPAS.com
    – Banjir meluas di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, setelah tanggul Sungai Cabean di Kecamatan Guntur dan Sungai Tuntang di Kecamatan Kebonagung jebol pada Selasa (21/1/2025).
    Tanggul jebol di Sungai Tuntang Desa Kebonagung menyebabkan banjir yang menggenangi lahan sawah dan memutus jalur utama Semarang-Purwodadi.
    Sementara jebolnya tanggul Sungai Cabean berdampak pada ribuan warga serta fasilitas umum.
    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak pukul 15.00 WIB, sebanyak 4.024 jiwa terdampak.
    Ketinggian banjir bervariasi hingga 60 sentimeter. Banjir juga menyebabkan sejumlah kerusakan pada rumah dan fasilitas umum dengan rincian sebagai berikut:
    1006 rumah

    1 balai desa

    5 sekolah

    15 tempat ibadah
    Wilayah terdampak meliputi Desa Tlogoweru, Desa Guntur, dan Desa Bogosari.
    Plt Kepala
    BPBD Demak
    , Haris Wahyudi Ridwan, mengatakan beberapa warga sempat mengungsi namun sudah kembali ke rumah seiring mulai surutnya banjir di sebagian lokasi.
    “Kalau memang banjirnya tidak segera surut dan masyarakat membutuhkan, nanti kita akan membuat dapur umum untuk mengantisipasi,” jelas Haris.
    Sementara itu, jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Desa Kebonagung memutus akses utama Semarang-Purwodadi. Kendaraan dialihkan melalui jalur Pantura Demak.
    Kapolres Demak, AKBP Ari Cahya, memastikan jalur tersebut belum bisa digunakan karena debit air yang masih tinggi.
    “Titik tanggul yang jebol di Sungai Tuntang belum bisa teratasi karena debit airnya masih sangat deras,” ungkapnya.
    Saat ini, pihak berwenang berfokus membangun posko darurat dan dapur umum untuk mengantisipasi kebutuhan warga jika banjir semakin parah.
    Upaya penutupan tanggul jebol terus dilakukan meski terkendala tingginya debit air.
    Masyarakat diimbau untuk mengikuti arahan petugas, terutama dalam pengalihan arus lalu lintas dan kesiapsiagaan terhadap banjir yang masih berpotensi meluas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DKI kemarin, kebakaran Kemayoran Gempol lalu sasaran tilang elektronik

    DKI kemarin, kebakaran Kemayoran Gempol lalu sasaran tilang elektronik

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita seputar DKI Jakarta di kanal Metro ANTARA pada Selasa (21/1) antara lain kebakaran di Kemayoran Gempol sebabkan lebih 1.700 orang mengungsi, perkembangan kasus kebakaran di Glodok Plaza, lalu 10 sasaran tilang elektronik (Electronic Traffic Law Enforcement/ETLE) yang dikirimkan notifikasi atau pemberitahuan tilang melalui aplikasi WhatsApp (WA) atau Cakra Presisi.

    Berikut rangkumannya:

    1. Lebih dari 1.700 orang mengungsi akibat kebakaran di Kemayoran Gempol

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 1.700 orang lebih dari 607 kartu keluarga (KK) menjadi korban kebakaran di Kemayoran Gempol, Jakarta Pusatdan kini mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman.

    “Lokasi pengungsian sementara ada di Mushola Al-Hasanah dan Masjid Baiturrahman,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Baca selengkapnya di sini

    2. Tenaga ahli dilibatkan untuk buka akses lantai 8 Glodok Plaza

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian dan pemadam kebakaran melibatkan tenaga ahli untuk memotong material-material yang menghalangi akses ke lantai 8 Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    Pelibatan tenaga ahli tersebut lantaran banyak material reruntuhan kebakaran, termasuk lantai 9 gedung yang telah roboh ke lantai 8.

    Baca selengkapnya di sini

    3. Pemprov DKI dan PKK gelar tanam serentak di seluruh Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) bersama Tim Penggerak PKK DKI Jakarta melaksanakan tanam serentak di seluruh Jakarta.

    Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati, mengatakan kegiatan ini merupakan tekad Pemprov DKI Jakarta untuk mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya terkait swasembada pangan dan ketahanan pangan.

    Baca selengkapnya di sini

    4. Pemprov DKI siap bangun tanggul mitigasi banjir rob

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan kesiapan untuk membangun tanggul mitigasi di beberapa titik guna meminimalisir banjir rob antara lain di Muara Angke, Pluit, Muara Baru, Sunda Kelapa, Marunda (Rumah Si Pitung) dan Jalan RE Martadinata.

    “Tahun 2025 akan dibangun tanggul mitigasi yang sudah ada di beberapa wilayah sehingga, nantinya tanggul itu dapat membantu menangani masalah rob,” ujar Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta, Selasa.

    Baca selengkapnya di sini

    5. Soal notifikasi tilang elektronik, Polisi sebut ada 10 sasaran

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menjelaskan ada 10 sasaran tilang elektronik (Electronic Traffic Law Enforcement/ETLE) yang dikirimkan notifikasi atau pemberitahuan tilang melalui aplikasi WhatsApp (WA) atau Cakra Presisi.

    “Pelanggaran itu meliputi pelanggaran ganjil genap, pelanggaran marka dan rambu jalan, pelanggaran batas kecepatan, menerobos lampu merah, melawan arus, tidak menggunakan helm, tidak menggunakan sabuk keselamatan, menggunakan ponsel saat berkendara, menggunakan pelat nomor palsu, menerobos jalur Bus Transjakarta,” kata Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum (Subdit Gakkum) Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Ojo Ruslani di Jakarta, Selasa.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Lebih dari 500 rumah hangus akibat kebakaran di Kemayoran Gempol

    Lebih dari 500 rumah hangus akibat kebakaran di Kemayoran Gempol

    Kondisi kebakaran rumah padat penduduk di Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025). ANTARA/HO-Polres Metro Jakarta Pusat

    Lebih dari 500 rumah hangus akibat kebakaran di Kemayoran Gempol
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 21 Januari 2025 – 09:15 WIB

    Elshinta.com – Kebakaran yang terjadi di Jalan Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, menghanguskan 500 rumah lebih dari 11 RT yang berada di lokasi tersebut.

    “Ada 11 RT yang terdampak kebakaran,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Yohan menjelaskan petugas pemadam kebakaran bersama petugas lainnya saat ini masih berupaya memadamkan kebakaran.

    Menurut Yohan  terdapat 500 unit rumah yang terbakar dalam peristiwa tersebut, dan data tersebut masih bersifat sementara karena proses penanganan masih berlangsung.

    “Data sementara ada 543 bangunan yang terdampak kebakaran,” katanya.

    Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat Asril Rizal mengatakan hingga pukul 06.00 WIB petugas masih berjibaku untuk menangani kebakaran rumah yang berada Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat.

    Menurut dia, kebakaran yang terjadi di Jalan Kemayoran Gempol No.30 7, RT.7/RW.8, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, terjadi pada sekitar jam 01.15 WIB.

    Ia menyatakan bahwa objek yang terbakar merupakan rumah tinggal yang berada pada pemukiman padat.

    Menurut dia, petugas pemadam berhasil melokalisir kobaran api pada pukul 05.29 WIB setelah lima jam lebih api membakar permukiman padat penduduk tersebut.

    Ia menambahkan untuk menangani kebakaran tersebut Gulkarmat Jakarta Pusat mengerahkan sebanyak 34 unit mobil pemadam kebakaran berikut 170 personel

    Sumber : Antara

  • Update Nasib 9 Korban Hilang, Pekalongan Masih Berpotensi Longsor, Warga Diimbau Evakuasi Mandiri – Halaman all

    Update Nasib 9 Korban Hilang, Pekalongan Masih Berpotensi Longsor, Warga Diimbau Evakuasi Mandiri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN – Bencana tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada Senin (20/1/2025) sore mengakibatkan sedikitnya 17 korban meninggal dunia.

    Sebanyak sembilan 9 orang lainnya dinyatakan hilang dan belum ditemukan hingga Selasa malam.

    Hingga Selasa (21/1/2025), tim gabungan masih mencari korban yang dilaporkan hilang. 

    Proses pencarian akan dilanjutkan hari ini, Rabu (22/1/2025).

    Sementara itu, 10 orang yang mengalami luka-luka telah mendapatkan perawatan Puskesmas maupun rumah sakit terdekat.

    Berikut daftar lengkap korban meninggal dan korban hilang dikutip dari Tribunjateng.com:

    Daftar Korban Meninggal

    Revalina (perempuan) 19 tahun warga Sipetung
    Suyati (perempuan) warga Tlogohendro
    Kiki Pramudita (laki-laki) 23 tahun warga Garung, Desa Yosorejo
    Sutar (49) warga Tlogopakis
    Riyanto (laki-laki) 50 tahun, warga Yosorejo
    Ayat (27) warga Desa Kasimpar
    Sumeri (30) warga warga Garung, Desa Yosorejo
    Doni (27) warga Desa Gumelem
    Winarko (27) warga Desa Gumelem
    Supari (37) warga Desa Kasimpar
    Sularso (44) warga Desa Kasimpar
    Inawati (23) warga Desa Kasimpar
    Afkar (4) laki-laki, warga Desa Kasimpar
    Khusnul Cholifah (35) perempuan, warga Desa Kasimpar
    Rokhim (40) laki-laki, warga Desa Kasimpar
    Rahmono (24) laki-laki, warga Desa Tlogohendro
    Joni Yulianto (45) laki-laki, warga Sragi

    Korban Belum Ditemukan

    M Teguh Imanto warga Desa kayupuring
    Abiyas warga Desa Kasimpar
    Giyanto warga Desa Gumelem
    Tegar Hariyanto warga Batang
    M Nasrullah Amin warga Pekalongan
    Asiah warga warga Tlogohendro
    Ta’ari warga Yosorejo
    Aurel warga Kasimpar
    Ta’adi warga Dusun Wonodadi, Desa Songgodadi

    Bencana alam ini terjadi karena hujan deras yang melanda Kabupaten Pekalongan sejak Senin (20/1/2025) sore.

    Selain di Kecamatan Petungkriyono, banjir juga meredam di wilayah Kedungwuni, Wonopringgo, dan Talun.

    Di Kecamatan Petungkriyono, paling parah dihantam tanah longsor berada di Desa Kasimpar. 

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, bencana tersebut juga merusak dua jembatan sehingga akses menjadi terganggu.

    “Selain longsor, wilayah tersebut juga diterjang banjir bandang yang dipicu hujan deras sejak Senin (20/1/2025) sore,” ujarnya.

    “Kerugian akibat banjir bandang masih dalam proses pendataan oleh pihak berwenang,” kata Abdul Muhari, Selasa (21/1/2025).

    Winarno, warga Desa Telogopakis, Petungkriyono, Pekalongan mengungkapkan bagaimana prosesnya mengevakuasi istrinya setelah terjadi longsor di Petungkriyono pada Senin (21/1/2025) malam. (Kolase Tribunnews & Tangkap Layar Kompas TV)

    Warga Diimbau Evakuasi Mandiri

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hingga Kamis (23/1/2025), Kabupaten Pekalongan masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. 

    Cuaca ini meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor di area rawan.

    BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar lereng atau tebing. 

    Abdul Muhari meminta warga memantau kondisi tanah di sekitar tempat tinggal mereka.

    “Jika hujan turun terus-menerus selama dua jam atau lebih, segera lakukan evakuasi mandiri demi keselamatan,” imbuhnya.

    Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah

    Cuaca ekstrem yang melanda Jawa Tengah menyebabkan 14 daerah terkena bencana dalam rentang waktu Senin (20/1/2025) pukul 19.00 hingga Selasa (21/1/2025) pukul 07.00 WIB. 

    Berdasarkan data BPBD Jateng, mayoritas wilayah terdampak berada di pesisir utara.

    Beberapa daerah yang dilanda banjir di antaranya Kabupaten Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Kota Semarang, dan Demak. 

    Wilayah tengah seperti Grobogan, Sragen, Surakarta, dan Sukoharjo juga tak luput dari genangan air.

    Di bagian selatan, Banjarnegara turut terkena dampak.

    Selain banjir, tanah longsor terjadi di Pekalongan, Kendal, Semarang, dan Banjarnegara.

    Pekalongan Status Tanggap Darurat Selama 14 Hari

    Pemerintah Kabupaten Pekalongan menerapkan status tanggap darurat selama 14 hari.

    Status tanggap darurat diterapkan menyusul bencana tanah longsor dan banjir di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Selasa.

    Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar mencatat, data terakhir sebanyak 17 korban yang dinyatakan meninggal dunia. 

    Kemudian 8 orang belum ditemukan, 10 orang luka-luka dan 3 orang sudah dibawa ke RSUD Kajen.

    “Pemerintah Kabupaten Pekalongan sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari kedepan,” kata M Yulian saat dihubungi Tribunjateng.com. 

    Sementara itu proses pencarian korban sementara dihentikan untuk keselamatan karena kondisi sudah berkabut dan cuaca mulai turun hujan.

    Yulian mengatakan, dampak dari bencana longsor dan banjir tidak hanya di Kabupaten Pekalongan, tidak hanya di Kecamatan Petungkriyono. 

    Ada sebanyak 11 kecamatan yang juga terdampak, bagian atas adalah longsor dan bagian bawah adalah banjir. 

    Di wilayah Pesanggrahan ada dua tanggul jebol yang menyebabkan 11 desa di Kecamatan Wonokerto terendam.

    “Saat ini persoalan paling penting adalah akses jalan yang masih terputus di Kecamatan Petungkriyono. Besok juga akan ada kunjungan BNPB,” ungkapnya. 

    Menurut Yulian, Pemkab Pekalongan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana membuat jembatan darurat dari Kecamatan Doro ke Kecamatan Petungkriyono. 

    Ia menargetkan akan selesai Rabu atau Kamis besok. 

    Sebab, saat ini untuk menuju area yang terisolasi harus memutar lewat Kabupaten Banjarnegara selama 2- 3 jam.

    Sementara untuk jalan utama, pihaknya sudah mulai melakukan pemulihan dengan menurunkan 2 unit alat berat.

    “Banyak titik-titik yang terjadi longsor. Alhamdulillah karena kerja sama TNI, Polri, relawan, dan warga, sehingga membantu percepatan,” jelasnya. 

    Yulian mengatakan, pihaknya besok (hari ini–red) akan kembali melakukan pencarian korban yang hilang.

    Ia memastikan juga semua kebutuhan selama masa tanggap darurat terpenuhi, mulai dari posko kesehatan, dan posko logistik.

    “Kami mengimbau karena cuaca buruk masih terjadi dalam beberapa hari kedepan, masyarakat harus waspada.” 

    “Beberapa warga mengungsi di rumah saudara. Tapi kami juga sudah menyiapkan pengungsian dan posko di kecamatan,” ungkapnya. 

    Sumber: (TribunJateng.com/Indra Dwi Purnomo/Budi Susanto/Iwan Arifianto/fba)

    Diolah dari artikel yang telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Daftar Identitas Korban Longsor di Pekalongan, 17 Orang Tewas dan 9 Masih Hilang

  • Polisi tutup jalan di sekitar lokasi kebakaran untuk permudah evakuasi

    Polisi tutup jalan di sekitar lokasi kebakaran untuk permudah evakuasi

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro saat meninjau lokasi kebakaran di Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025). ANTARA/HO-Humas Polres Jakpus

    Polisi tutup jalan di sekitar lokasi kebakaran untuk permudah evakuasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 21 Januari 2025 – 10:15 WIB

    Elshinta.com – Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan saat ini akses jalan yang berada di lokasi kebakaran ditutup sementara untuk mempermudah evakuasi korban maupun barang.

    “Kami masih menutup jalan yang berada di sekitar lokasi kebakaran,” kata Susatyo di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, penutupan jalan tersebut untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar, baik bagi para korban kebakaran maupun barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Ia menjelaskan, petugas terus berupaya membantu masyarakat yang menjadi korban kebakaran dan mengamankan sekitar lokasi kejadian.

    Susatyo mengatakan masih belum bisa mengetahui penyebab kebakaran, karena hingga saat ini masih dilakukan penanganan evakuasi.

    “Kalau penyebab nanti menyusul karena saat ini petugas masih fokus melakukan evakuasi,” katanya.

    Sebelumnya, Kebakaran yang terjadi di Jalan Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, menghanguskan 500 rumah lebih dari 11 RT yang berada di lokasi tersebut.

    “Ada 11 RT yang terdampak kebakaran,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan.

    Yohan menjelaskan petugas pemadam kebakaran bersama petugas lainnya saat ini masih berupaya memadamkan kebakaran. Menurut Yohan terdapat 500 unit rumah yang terbakar dalam peristiwa tersebut, dan data tersebut masih bersifat sementara karena proses penanganan masih berlangsung.

    “Data sementara ada 543 bangunan yang terdampak kebakaran,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Banjir Terjang 3 Desa di Mojoagung Jombang, Ketinggian Air Capai 2 Meter

    Banjir Terjang 3 Desa di Mojoagung Jombang, Ketinggian Air Capai 2 Meter

    Jombang (beritajatim.com) – Banjir menerjang tiga desa di Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, pada Selasa (21/1/2025) malam.

    Desa Kademangan menjadi wilayah yang paling parah terdampak dengan total 474 kepala keluarga (KK) yang terimbas. Banjir ini disebabkan oleh meluapnya tiga sungai, yaitu Sungai Gunting, Sungai Pancir, dan Sungai Catakbanteng.

    Banjir di Desa Kademangan bukanlah hal baru bagi warga setempat. Setiap hujan deras turun, air sungai selalu meluap, membanjiri jalan desa dan masuk ke perkampungan padat penduduk. Warga sudah terbiasa dengan kondisi ini dan tidak panik ketika air mulai naik.

    Salah satu ciri khas banjir di desa ini adalah sifatnya yang cepat surut. Biasanya, jika air naik pada malam hari, maka keesokan paginya sudah mulai berangsur turun.

    Oleh sebab itu, meskipun air masuk ke dalam rumah, mayoritas warga memilih untuk tetap bertahan tanpa mengungsi. Mereka sudah terbiasa mengantisipasi dengan menaruh barang-barang berharga di tempat lebih tinggi.

    “Ketinggian air di jalan mencapai 120 sentimeter. Di dalam rumah, air setinggi 80 sentimeter. Bahkan di beberapa titik tertentu, ketinggian air mencapai 2 meter. Saya tidak mengungsi. Di desa kami sudah sering banjir,” ujar Umar Yani (60), seorang warga setempat.

    Umar menjelaskan bahwa banjir ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 16.00 WIB. Bahkan, hujan deras terjadi di daerah hulu, seperti Wonosalam Jombang dan Kandangan Kediri, yang menyebabkan debit air sungai meningkat drastis hingga tak mampu lagi menampungnya.

    Air mulai masuk ke perkampungan sekitar pukul 23.00 WIB, menyebabkan genangan yang cukup tinggi di beberapa titik. Tiga sungai yang meluap, yakni Sungai Pancir, Sungai Gunting, dan Sungai Catakbanteng, menjadi penyebab utama banjir yang melanda tiga desa ini.

    Anggota Pusdalops BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang, Imam Fauzi, membenarkan adanya banjir ini. Pihaknya langsung turun ke lokasi untuk melakukan pemantauan dan pendataan terhadap warga terdampak.

    Selain Desa Kademangan, dua desa lain yang juga terkena dampak adalah Desa Betek dan Desa Mancilan. Imam memastikan tidak ada korban dalam banjir tersebut. “Belum ada warga yang mengungsi. Kita terus lakukan pemantauan,” kata Imam di lokasi kejadian. [suf]

  • Derita Warga Bandar Lampung belum Usai, Banjir Surut Datanglah Wabah

    Derita Warga Bandar Lampung belum Usai, Banjir Surut Datanglah Wabah

    Liputan6.com, Lampung – Warga Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, mulai mengalami gangguan kesehatan pascabanjir besar yang melanda wilayah setempat. Sejumlah warga mengeluhkan gatal-gatal pada kulit akibat paparan lumpur yang masih menggenangi permukiman mereka.

    Asmah, salah seorang warga, mengaku menderita gatal-gatal di bagian kaki sejak Sabtu malam.

    “Iya, gatal-gatal ini karena kena air kotor. Dari kemarin saya bersihin lumpur ini. Tadi sudah minta obat di posko kesehatan,” kata Asmah, Minggu (19/1/2025).

    Keluhan serupa diungkapkan Faiza, warga lainnya. Ia mulai merasakan gatal-gatal pada tangan yang disertai bercak merah.

    “Sama aja, ini tangan sudah mulai gatal-gatal, merah-merah. Mungkin karena terus-terusan bersihin lumpur setelah banjir kemarin,” keluh Faiza.

    Faiza menyebut banyak warga yang mengalami hal serupa karena harus membersihkan sisa lumpur akibat banjir besar yang terjadi pada Jumat lalu. Meski demikian, keberadaan posko kesehatan sangat membantu warga untuk mendapatkan obat.

    “Untung ada posko kesehatan, jadi kami bisa minta obat di sana,” jelas dia.

    Sementara itu, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung dan Kota Bandar Lampung terus melakukan pembersihan di lokasi terdampak banjir. Upaya dilakukan dengan menyemprotkan air menggunakan mobil pemadam kebakaran.

    Kelurahan Pesawahan menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah dalam bencana banjir ini. Berdasarkan data BPBD Provinsi Lampung, sebanyak 1.597 rumah warga di kelurahan tersebut terendam.

    Secara keseluruhan, banjir di Kota Bandar Lampung telah merendam 14.160 rumah yang tersebar di 16 dari 20 kecamatan. Dampaknya dirasakan oleh 518 kepala keluarga (KK) dengan total penduduk terdampak mencapai 11.223 jiwa.

    Upaya pemulihan terus dilakukan untuk mengembalikan kondisi wilayah yang terkena dampak banjir.

     

    Suasana Malam Tahun Baru 2022 di Tenda Pengungsian Erupsi Semeru Lumajang

  • Bengawan Solo di Bojonegoro Siaga Banjir, Satu Orang Hilang Terseret Arus

    Bengawan Solo di Bojonegoro Siaga Banjir, Satu Orang Hilang Terseret Arus

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Muka air sungai Bengawan Solo sedang naik. Pada Selasa (21/1/2025) pukul 20.00 WIB di papan duga Taman Bengawan Solo (TBS) menunjukkan angka 13.55 MDPL dengan tren naik. Pada kondisi  ini, satu orang dilaporkan hilang terseret arus.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Laela Noer Aeny mengatakan, satu orang yang dilaporkan tenggelam atas nama Tasam (60) warga RT 01, RW 04 Desa/Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Korban dilaporkan tenggelam sekitar pukul 15.00 WIB.

    “Korban tenggelam di sungai Bengawan Solo turut Desa/Kecamatan Kanor saat mencari kayu di sungai,” ujar perempuan yang dilantik sebagai Kalaksa BPBD Bojonegoro pada Maret 2024 lalu itu.

    Menurut Aeny, sebelum tenggelam, korban sedang mencari kayu di sungai dengan cara menggantol menggunakan batang bambu. Diduga saat kait berhasil nyantol sasaran, diperkirakan kayu terlalu besar dan korban ikut terseret arus sungai.

    “Diperkirakan kayu terlalu besar dan beban berat. Korban tidak mampu menarik dan terseret arus dan tenggelam di Bengawan Solo,” jelasnya.

    Tim SAR gabungan yang dikoordinasikan oleh BPBD Bojonegoro saat ini masih melakukan pencarian. Proses pencarian korban melibatkan sejumlah potensi SAR atau relawan. Hingga pencarian dihentikan pada pukul 18.00 WIB korban belum berhasil ditemukan dan pencarian akan dilanjutkan besok. [lus/ian]