Kementrian Lembaga: BPBD

  • Santri Ponpes Al-Hasyimi Pasuruan Hanyut Ditemukan Meninggal di Winongan

    Santri Ponpes Al-Hasyimi Pasuruan Hanyut Ditemukan Meninggal di Winongan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Haikal (13), santri Pondok Pesantren Al-Hasyimi Pasuruan yang dilaporkan hanyut di sungai pada Kamis (23/1/2025) sore, akhirnya ditemukan pada Jumat (24/1/2025). Sayangnya, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengkonfirmasi penemuan jasad korban. Korban ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB dengan jarak 700 meter dari lokasi awal terjatuh.

    “Korban ditemukan menyangkut di barongan (pohon bambu), masuk wilayah Desa Menyarik, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan. Lokasi ditemukannya korban sekitar 700 meter dari lokasi awal terjatuh,” kata Sugeng.

    Proses pencarian yang melibatkan tim SAR gabungan telah dilakukan secara intensif sejak Kamis sore. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Pasuruan, TNI, Polri, relawan, dan dibantu warga setempat, menyisir sepanjang aliran sungai.

    Setelah upaya pencarian yang tak kenal lelah, korban akhirnya ditemukan pada pagi hari. Setelah dievakuasi dari lokasi penemuan, jenazah Haikal langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dimakamkan.

    Suasana duka mendalam menyelimuti keluarga korban, pihak pondok pesantren, dan masyarakat sekitar. “Korban langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan oleh pihak keluarganya,” tutupnya.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, Haikal dilaporkan hanyut saat bermain bersama empat orang temannya di sungai yang terletak di belakang pondok pesantren pada Kamis (23/1/2025) sore. Kenaikan debit air sungai secara tiba-tiba menyebabkan korban terseret arus deras. Meskipun teman-temannya sempat berusaha memberikan pertolongan, derasnya arus sungai membuat upaya penyelamatan tersebut tidak berhasil.

    Penemuan jenazah Haikal mengakhiri upaya pencarian yang telah dilakukan oleh tim SAR gabungan. Meskipun diliputi kesedihan, keluarga dan pihak pondok pesantren menerima kenyataan ini. [ada/beq]

  • Polisi Ungkap Kesulitan Proses Olah TKP Kebakaran Glodok Plaza: Tumpukan Material Menghalangi – Halaman all

    Polisi Ungkap Kesulitan Proses Olah TKP Kebakaran Glodok Plaza: Tumpukan Material Menghalangi – Halaman all

    TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi hingga kini masih belum melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kasus kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat.

    Adapun belum terlaksananya olah TKP ini karena ada kendala karena masih banyaknya tumpukan puing-puing yang roboh di bagian yang terbakar.

    “Melihat tadi sudah dijelaskan di awal sebelumnya, bahwa tumpukan-tumpukan material bangunan yang akibat terbakar, yang menghalangi untuk dilakukannya penyisiran dan olah TKP,” kata TerduKapolres Metro Jakarta Barat Kombes Twedi Aditya Bennyahdi kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (24/1/2025).

    Sehingga, kata Twedi pihaknya masih menunggu laboratorium forensik (labfor) untuk melakukan olah TKP.

    “Jadi untuk keputusan kapannya, nanti dari pihak labfor yang bisa menyatakan bahwa area bisa kita lakukan olah TKP, karena itu mengutamakan kecermatan, ketelitian dan kita juga tidak bisa sembarangan mengangkat karena mengantisipasi adanya body part,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Twedy menyebut pihaknya juga akan berkoordinasi dengan BPBD Jakarta terkait hingga kapan proses penyisiran di TKP kebakaran akan dilakukan.

    “Untuk penyisiran juga kita menyesuaikan dari ketua tim penanggulangan bencana, yaitu dari BPBD, kapan nanti terakhir penyisiran dilaksanakan,” jelasnya.

    Untuk informasi, kebakaran besar terjadi di bagian atas gedung Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025) malam.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Gulkarmat Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan api diduga berasal dari sebuah diskotek.

    “Objek diskotek lantai 7 Glodok Plaza,” ucap Satriadi dalam keterangannya.

    Dalam hal ini, tim SAR gabungan sudah mengevakuasi 12 kantong jenazah yang didapat dari lantai yang terbakar yakni lantai 7 hingga 9 Plaza Glodok.

    Adapun kondisi jasad sudah tidak utuh saat ditemukan sehingga diperlukan waktu untuk dilakukan identifikasi.

  • Tembok Rumah di Mojokerto Roboh, 3 Anggota Keluarga Terluka Parah 

    Tembok Rumah di Mojokerto Roboh, 3 Anggota Keluarga Terluka Parah 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tembok sebuah bangunan rumah kosong di Dusun Cembor RT 07 RW 02, Desa Cembor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Kamis (23/1/2025) roboh. Akibatnya menimpa tiga anggota keluarga yang rumahnya ada di bawah bangunan rumah kosong tersebut.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, sekira pukul 16.30 WIB, tembok rumah kosong milik Rahayu warga Surabaya roboh. Rumah berdiri di lokasi tanah tera siring sudah lama tidak di huni.

    “Kondisi bangunan tidak ada atap dan tembok sudah rapuh. Bagian tembok sebelah timur ambrol dan menimpa atap rumah milik Handi Wahyudi (38) yang tepat berada di bawahnya. Pada saat kejadian, ada tiga anggota keluarga sedang istirahat,” ungkapnya, Jumat (25/1/2025).

    Ketiga korban yakni Handi Wahyudi (38) yang mengalami luka patah pada bagian bahu kanan. Suyanti (44) mengalami luka cukup parah di bagian kepala dan Edi (29) yang mengalami luka patah bagian pergelangan kaki kiri dan bagian dahi. Selain menimpa tiga anggota keluarga, rumah korban juga mengalami kerusakan.

    “Saat ini, ketiga korban berada di Rumah Sakit untuk penanganan lebih lanjut. Sementara rumah Pak Handi Wahyudi (38) runtuh, akibat tertimpa bongkahan tembok yang ambrol dengan ukuran ± 3 x 4 m². Tim BPBD Kabupaten Mojokerto bersama TNI/Polri dan Potensi Relawan melakukan assessment dan kaji cepat,” jelasnya. [tin/aje]

  • Rumah di Mojokerto Terbakar, Pemilik Menangis Histeris

    Rumah di Mojokerto Terbakar, Pemilik Menangis Histeris

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kebakaran terjadi di sebuah rumah yang terletak di Dusun Terusan Wetan RT 01 RW 01, Desa Terusan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Pemilik rumah menangis histeris setelah melihat ruang tamu beserta isinya ludes terbakar diduga akibat konsleting peralatan elektronik.

    Kebakaran terjadi di rumah Andik sekira pukul 07.00 WIB. Saat terjadi kebakaran, pemilik rumah sedang mandi. Api tiba-tiba muncul di bagian depan rumah yang merupakan ruang tamu dan membakar ludes isinya. Warga yang melihat kemudian membantu memadamkan dengan alat seadanya.

    Tak berselang lama, dua unit mobil Pemadam Kebakaran (PMK) diterjunkan ke lokasi kebakaran. Sekitar satu jam kemudian petugas PMK dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto dan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto berhasil memadamkan api.

    Akibat kebakaran tersebut melalap habis seluruh perabotan yang ada di ruang tamu. Melihat hal tersebut, pemilik rumah Devi (41) bersama anaknya menangis histeris. Polisi memasang garis polisi di lokasi kejadian dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    Saksi mata, Suwardi (65) mengatakan, ia mengetahui kebakaran setelah ada warga yang memberitahunya. “Saya kemudian ke lokasi, api sudah membesar. Anak saya ambil slang air tapi sudah tidak bisa karena api sudah besar,” ungkapnya, Jumat (24/1/2025).

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, dua unit mobil PMK diterjunkan ke lokasi kejadian.

    “Yang terbakar ruang tamu beserta isinya dengan luas area yang terdampak kebakaran ± 4 x 5 m², sekira pukul 08.00 WIB api berhasil dipadamkan,” katanya.

    Sementara itu, Kapolsek Gedeg, AKP Sukaren menjelaskan, jika sekira pukul 07.00 WIB, pemilik rumah Andik terbangun dan membereskan ruang tamu. “Dia bersih-bersih gelas kopi bekas dia ngopi di ruang tamu. Di situ ada perangkat elektronik, TV dan laptop. Kemudian mandi,” jelasnya.

    Sekitar 5 menit, tercium asap dari ruang tamu. Kemudian pemilik rumah mencari sumber asap, lanjut Kapolsek, ternyata ada api di ruang tamu. Pemilik rumah kemudian meminta bantuan tetangga untuk melakukan pemadaman dan setengah jam kemudian petugas PMK datang ke lokasi.

    “Ruang tamu beserta isinya, dugaan sementara kebakaran akibat perangkat elektronik. Antara TV dan laptop, kerugian kami tafsir sekitar Rp30 juta. Saat kejadian, korban sendiri di rumah. Tidak ada korban jiwa, hanya korban materiil,” tambahnya. [tin/aje]

  • Jasad Korban Kebakaran Glodok Plaza Berhasil Diidentifikasi, Pramugari Osima Yukari-Pegawai BUMN – Halaman all

    Jasad Korban Kebakaran Glodok Plaza Berhasil Diidentifikasi, Pramugari Osima Yukari-Pegawai BUMN – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak tiga dari 14 jasad korban yang dilaporkan hilang dalam kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat pada Rabu (15/1/2025), berhasil diidentifikasi.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menyampaikan, dua korban yang teridentifikasi merupakan pramugari dan satu lainnya adalah karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

    Dua pramugari yang berhasil diidentifikasi itu, salah satunya adalah Osima Yukari yang belakangan ini namanya menjadi sorotan publik.

    Lalu, satu orang lainnya yang merupakan pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bernama Zukhi F Radja.

    “Untuk Aulia Belinda (28) mantan pramugari Lion Air, Osima Yukari (29) pramugari BBN Airlines, BUMN Zukhi F Radja (42) merupakan Karyawan BUMN,” kata Ade Ary di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (24/1/2024).

    Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama menyebut, ketiga korban tersebut berhasil teridentifikasi berdasarkan hasil sidang rekonsiliasi, dengan membandingkan data postmortem dan antemortem.

    “Untuk sementara, ada 9 body-part yang masih membutuhkan pendalaman. Kami mohon dukungan, doa, semua masyarakat agar kami juga memohon kepada korban yang merasa kehilangan bersabar karena kami akan melaksanakan kembali pendalaman,” jelasnya dalam jumpa pers di RS Polri, Jumat (24/1/2025).

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati berhasil melakukan identifikasi setelah potongan tubuh atau body part korban dicocokkan dengan data yang diberikan oleh keluarga korban.

    Untuk korban lainnya yang belum teridentifikasi, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Prima Heru Yulihartono meminta agar pihak keluarga yang lain untuk bersabar dan mendukung pihak RS Polri melakukan proses identifikasi kepada jasad korban yang lain.

    Heru pun memohon maaf karena proses identifikasi jasad korban kebakaran membutuhkan waktu lama. 

    Pasalnya, kata dia, jenazah korban kebakaran dalam kondisi yang sulit dikenali. 

    “Kami mohon maaf apabila dalam pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena kondisi jenazah yang terbakar hebat,” kata Prima.

    Sebelumnya diberitakan, kebakaran besar terjadi di Glodok Plaza pada Rabu sekitar pukul 21.30 WIB. 

    Api diduga pertama kali muncul dari sebuah diskotek di lantai 7 gedung tersebut sebelum akhirnya merambat ke lantai 6, 8, dan 9. 

    Sejauh ini, ada 12 kantong jenazah yang diterima RS Polri Kramatjati untuk diidentifikasi. 

    Sementara, total 14 orang dilaporkan hilang dalam tragedi tersebut.

    Adapun, kondisi jasad sudah tidak utuh saat ditemukan sehingga diperlukan waktu untuk dilakukan identifikasi.

    Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta menyampaikan total kerugian akibat kebakaran di Glodok Plaza itu berkisar Rp90,9 miliar.

    “Estimasi kerugian Rp90.900.000.000,” ujar Kapusdatin BPBD Jakarta Mohamad Yohan kepada wartawan, Selasa (21/1/2025).

    (Tribunnews.com/Rifqah/Abdi Ryanda/Reynas Abdila)

  • Banjir di Tempuran Mojokerto Perlahan Mulai Surut

    Banjir di Tempuran Mojokerto Perlahan Mulai Surut

    Mojokerto (beritajatim.com) – Banjir masih merendam Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Namun trend banjir akibat debit air Sungai Avour Jombok meningkat karena hujan yang menguyur Mojokerto dan Jombang ini perlahan mulai turun perlahan.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, baniir yang terjadi di Desa Tempuran memasuki hari kedua. “Banjir terjadi sejak Kamis kemarin,” ungkapnya, Jumat (24/1/2025).

    Khakim menjelaskan, berdasarkan Pantauan BMKG Juanda pada tanggal 22 Januari 2025 terjadi hujan sedang hingga lebat di wilayah Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto yang berdurasi cukup lama. Akibatnya debit air Sungai Avour Jombok meningkat.

    “Ketinggian air di rumah ± 10 cm sampai 20 cm. Air banjir juga merendam fasilitas umum seperti SDN Tempuran, tempat ibadah, halaman Balai Desa Tempuran dengan ketinggian air ± 15 cm sampai 30 cm. Banjir juga merendam area persawahan di dua dusun,” katanya.

    Lahan pertanian di Dusun Bekucuk yang terendam dengan luas 67 hektar berupa tanaman padi seluas 60 hektar dan tanaman tebu seluas 7 hektar. Sementara lahan pertanian di Dusun Tempuran dengan luas 30 hektar berupa tanamam padi seluas 15 hektar dan tanaman tebu 15 hektar.

    “Tim BPBD Kabupaten Mojokerto
    melakukan assesment dan kaji cepat terkait banjir di Desa Tempuran. Banjir yang terjadi akibat curah hujan tinggi di wilayah Jombang dan Mojokerto serta klep irigasi persawahan tidak berfungsi, sekira pukul 09.00 WIB debit air naik perlahan,” jelasnya.

    Dua pompa air milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) distandbykan di DAM Siphon untuk memompa air di Sungai Avour Jombok. Petugas juga standby di lokasi untuk melakukan pemantauan yakni dari TNI/Polri dan Potensi Relawan.

    “Di lokasi standby dua pompa air sejak kemarin, tim sudah berada di lokasi sejak kemarin. Alhamdulilah, sekira pukul 06.30 WIB tadi pagi, trend air turun perlahan. Semoga hujan tidak turun sehingga air yang merendam Desa Tempuran surut total,” tegasnya. [tin/aje]

  • Detik-detik 6 Mahasiswa Unhas Terseret Arus Sungai di Maros, 3 Orang Tewas Tenggelam – Halaman all

    Detik-detik 6 Mahasiswa Unhas Terseret Arus Sungai di Maros, 3 Orang Tewas Tenggelam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Maros – Tiga mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin (Unhas) tewas tenggelam setelah terseret arus sungai di Biseang Laborro Pattunuang, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, pada Kamis, 23 Januari 2025.

    Pencarian yang dilakukan pada hari kedua berhasil menemukan korban terakhir, Syadza, pada pukul 09.30 WITA.

    Kapolres Maros, AKBP Douglas Mahendrajaya, menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi ketika enam mahasiswa melakukan survei lokasi untuk rencana camping.

    Mereka tiba di lokasi sekitar pukul 16.00 WITA.

    Setelah memeriksa area, mereka memutuskan untuk kembali, namun jalur yang mereka lalui sebelumnya sudah teraliri air akibat hujan yang turun di hulu.

    “Karena hari mulai gelap, mereka memutuskan untuk menerobos aliran air dengan cara berpegangan tangan satu sama lain.”

    “Saat mendekati jembatan penyeberangan, salah satu mahasiswa yang berada di depan mencoba melompat untuk menggapai tiang pegangan tetapi gagal dan jatuh ke arus sungai,” ungkap Douglas.

    Dari empat mahasiswa yang jatuh ke dalam sungai, satu berhasil menyelamatkan diri, sementara tiga lainnya hilang terbawa arus.

    Proses Pencarian

    Sekretaris BPBD Maros, Nasrul, mengonfirmasi bahwa korban ketiga, Syadza (19), ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di aliran Sungai Tadeng, sekitar satu kilometer dari titik awal mereka dinyatakan hilang.

    Ketiga korban yang telah ditemukan adalah:

    1. Jean Eclezia, 19 tahun, Mahasiswi Unhas semester 3, asal Hertsning, Kota Makassar.

    2. Syadza, 19 tahun, Mahasiswi Unhas semester 3, asal Daeng Tata, Kota Makassar.

    3. Resky Rahim, 21-22 tahun, Mahasiswa Unhas semester 7, asal Borong, Kota Makassar.

    Nasrul menambahkan bahwa kondisi arus sungai saat kejadian sangat deras, dengan ketinggian mencapai dua meter, yang menyulitkan korban untuk menyelamatkan diri.

    (Tribun-Timur.com/Nurul Hidayah)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sungai Mbah Gepuk Meluap, Perumahan Bumi Cabean Asri Sidoarjo Banjir

    Sungai Mbah Gepuk Meluap, Perumahan Bumi Cabean Asri Sidoarjo Banjir

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Perumahan Bumi Pabean Asri Sidoarjo masih terendam banjir akibat meluapnya sungai mbah Gepuk kawasan Kedungpeluk Kecamatan Candi.

    Dari pantauan beritajatim.com air sudah masuk ke rumah warga. Nampak di pintu gerbang air sudah sekitar 50 cm sehingga susah dilewati kendaraan bermotor

    “Baru kali ini banjir sudah masuk ke rumah,” ungkap  salah satu warga yang terdampak banjir.

    Hujan yang terus menerus mengguyur sejak pagi hari membuat sistem drainase di kawasan tersebut tidak mampu menampung volume air. Akibatnya, genangan semakin tinggi dan meluas hingga merendam banyak rumah.

    Beberapa warga terpaksa memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan perabotan dari kerusakan. Situasi ini mengingatkan warga akan pentingnya penanganan masalah drainase yang lebih baik di wilayah tersebut.

    Sebelumnya Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono bersama Bupati Sidoarjo Subandi menyusuri Sungai Mbah Gepuk untuk Atasi Banjir di Candi dan sekitarnya.

    Seperti diketahui akibat sendimentasi di sungai mbah Gepuk sejumlah kawasan perumahan di wilayah candi alami banjir seperti Bumi Cabean Asri, Perumahan Green Residence dan Kendal Pecabean.

    Peninjauan ini bertujuan mencari penyebab utama banjir di wilayah Candi yang belum surut meskipun telah dilakukan berbagai upaya.

    “Kita tidak hanya fokus untuk emergency tetapi yang paling penting kita mencari penyebabnya.  Kami dengan Bupati beberapa kali mencari sumber penyebab dari banjir yang di sini memang agak berat dikali kawasan mbah Gepuk ini terutama memang panjang sekali kalinya dan semua mengalir di sini dan ada pertigaan di sana yang seblumnya ada sedimentasi,” kata Adhy Karyono.

    PJ Gubernur Adhy Karyono dan Bupati Sidoarjo meninjau banjir yang belum surut di kawasan perumahan

    Hasil peninjauan menunjukkan bahwa banjir disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu kontur tanah yang rendah dan adanya enceng gondok yang menyumbat aliran air. Selain itu, sedimentasi di beberapa titik memperburuk kondisi aliran sungai.

    Sementara itu Bupati Sidoarjo Subandi menjelaskan setiap hari Jumat dan Minggu rutin menggelar kerja bakti memberishkan sampah bersama sejumlah stake holder dan masyarakat.

    “Kami bersama BPBD, Dinas Sosial serta warga masyarakat gotong royong dan selalu mengingatlan kepada warga untuk tidak membuang sampah,” tandas Subandi. (ted)

     

     

     

  • Pencarian Korban Longsor Wonosalam Jombang Masuki Hari Kedua, BPBD Tambah Alat Berat

    Pencarian Korban Longsor Wonosalam Jombang Masuki Hari Kedua, BPBD Tambah Alat Berat

    Jombang (beritajatim.com) – Pencarian korban tanah longsor di Dusun Banturejo, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Jombang, kembali dilanjutkan pada Jumat (24/1/2025) pagi.

    Tim gabungan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang, TNI-Polri, Tim SAR, serta relawan masih berupaya menemukan satu korban yang belum ditemukan, yakni Ducha Ismail (56).

    Sementara itu, korban pertama, Andin (9), yang merupakan anak dari Ismail, telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis (23/1/2025) setelah tertimbun bangunan rumahnya.

    Plt (Pelaksana Tugas) Kalaksa BPBD Jombang, Wiko F Diaz, menyampaikan bahwa pencarian pada hari kedua tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya. Namun, ada tambahan satu unit alat berat atau excavator untuk mempercepat proses evakuasi dengan mengangkat material besar yang menghambat pencarian. “Hari ini kita menambah satu unit alat berat,” kata Wiko.

    Dia juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa evaluasi dalam pencarian hari pertama. Salah satunya adalah kendala area pencarian yang sempit, sehingga diperlukan alat berat untuk menguruk dan memperluas lahan pencarian. “Makanya hari ini kita perluas lahan pencarian,” ujarnya.

    Tanah longsor yang terjadi di Dusun Banturejo ini menyebabkan empat rumah tertimbun. Rumah-rumah tersebut milik Slamet, Ismail, Sanimin, dan Nasir. Dari kejadian tersebut, Andin ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara ayahnya, Ducha Ismail, masih dalam pencarian hingga hari ini.

    Dengan kondisi tanah yang masih labil, tim gabungan bekerja dengan sangat hati-hati untuk memastikan keamanan selama pencarian berlangsung. Upaya penyelamatan terus dilakukan dengan harapan korban dapat segera ditemukan. [suf]

  • Respons Cepat Longsor Jombang, BPBD Jatim Bantu Pencarian Korban

    Respons Cepat Longsor Jombang, BPBD Jatim Bantu Pencarian Korban

    Surabaya (beritajatim.com) – Tim BPBD Jatim merespons cepat kejadian bencana tanah longsor di Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Kamis (23/1/2025), sekitar pukul 05.20 WIB.

    Longsor yang mengakibatkan 1 orang meninggal, 2 orang luka berat dan 1 orang masih dalam proses pencarian ini direspons BPBD Jatim dengan mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang turut membantu proses evakuasi dan pencarian korban.

    Berdasar identifikasi Tim Gabungan, keempat korban tanah longsor ini merupakan satu keluarga yang tinggal di salah satu rumah yang tertimbun longsor.

    Ducha Ismail (56), sang kepala keluarga, saat ini masih dalam proses pencarian. Sedang, Duwi Ayu Wandira Ismail (12), anak perempuannya meninggal dunia yang ditemukan di sela reruntuhan sekitar pukul 11.30 Wib.

    Sementara itu, Widyawati (43), sang istri dan M. Makruf Ismail (14), anak pertama, dalam kondisi luka berat. Setelah dirawat di RS Kristen Mojowarno, dua korban lalu dirujuk di RSUD Jombang.

    Hingga sore hari kemarin, Tim BPBD Jatim bersama Tim Gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD Jombang dan sejumlah relawan masih terus melakukan pencarian dengan menghadirkan satu alat berat.

    Selain meninggal dan luka berat, kejadian tanah longsor ini juga berdampak pada 4 unit rumah rusak berat akibat tertimbun tanah dan 2 rumah lainnya rusak ringan.

    “Saat ini juga ada 3 unit rumah yang berpotensi terjadi longsor susulan,” kata Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto.

    Untuk mengetahui potensi longsor susulan, saat ini BPBD Jatim juga menerjunkan Tim Assessment yang akan melakukan survei udara dan survei gerakan tanah melalui alat ukur mikro tremor.

    “Prioritas utama adalah pencarian korban. Namun, kami juga melakukan antisipasi dengan melakukan survei mikro tremor,” terangnya.

    Saat ini Posko Pencarian dan Evakuasi Korban telah didirikan di balai desa setempat. Sedangkan Pos Aju berada tidak jauh dari lokasi longsoran. [tok/aje]