Kementrian Lembaga: BPBD

  • Pencarian Korban Tenggelam di Kali Jagir Surabaya Diperluas ke Muara

    Pencarian Korban Tenggelam di Kali Jagir Surabaya Diperluas ke Muara

    Surabaya (beritajatim.com) – Pencarian pria yang tenggelam di Sungai Kali Jagir, Wonokromo, Surabaya, Kamis (30/1) akan diperluas hingga ke muara. Lantaran hari ini tidak membuahkan hasil.

    Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBD Surabaya, Arif Sunandar menyampaikan, pencarian hari ini sudah dilakukan selama 6 jam sejak pukul 11.30 WIB. Dengan radius penyisiran sungai 400 meter dari titik korban tenggelam, terseret arus sungai.

    “Air nya cukup deras, jadi pintu air tadi tidak bisa lama-lama ditutup. Dan ini pencarian kita perluas dari sisi Pintu Air Sungai Jagir, sampai ke Muara,” terang Arif kepada beritajatim.com, Kamis (30/1) sore.

    Arif menjelaskan, penyisiran menggunakan enam buah perahu karet dari petugas gabungan, meliputi Tim Basarnas, BPBD Jawa Timur, BPBD Kota Surabaya, Satpol PP, serta DPKP Surabaya.

    “Kita akan melakukan evaluasi setelah pencarian selesai, pukul 05.00 WIB. Evaluasi akan dipimpin temen-temen Basarnas, membahas pencarian di esok hari,” jelas Arif.

    Dia menjelaskan, proses pencarian korban besok (hari ke- dua) akan dimulai pada pukul 07.00 WIB pagi. Kata dia, dan akan diberhentikan pencarian pukul 17.00 WIB.

    “Pencarian korban tenggelam dilanjut besok pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Dan seperti sebelum-sebelumnya, proses pencarian berhenti dan dilakukan evaluasi pukul 17.00 WIB,” tandas Arif.

    Diberitakan sebelumnya, seorang pria tak dikenal dikabarkan terseret arus Sungai Kali Jagir di Kecamatan Wonokromo, Surabaya pada Kamis (30/1).

    Pria misterius yang tercebur ke arus sungai serta hilang itu pertama kali diketahui oleh pengemudi ojek online dan warga di lokasi, pada pukul 10.00 WIB.

    “Tiba-tiba pria tercebur. Kira-kira umurnya sekitar 70 tahun,” ungkap pengemudi ojol bernama Rizki, yang sempat melihat pria tenggelam di Kali Jagir, Kamis (30/1/25).

    Menurut Rizki, pria itu tenggelam sebelum ia dan warga sempat memberikan pertolongan. Dan dari ciri-cirinya pria yang tenggelam mengenakan baju kotak-kotak

    “Orangnya teriak-teriak minta tolong. Warga yang ikut melihat langsung lapor ke 112,” terang Rizki. (ted)

  • Demi Menjaga Warisan Cagar Budaya, Berjibaku Bersihkan Sampah di Bawah Jembatan Lama Kediri

    Demi Menjaga Warisan Cagar Budaya, Berjibaku Bersihkan Sampah di Bawah Jembatan Lama Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Sebagai upaya menjaga warisan cagar budaya sekaligus mitigasi bencana, Pemerintah Kota Kediri melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar aksi pembersihan di bawah Jembatan Lama, Kamis (30/1/2025). Kegiatan ini melibatkan tim gabungan dari Dinas PU, DLKHP, dan Perum Jasa Tirta 1, dengan fokus utama pada pembersihan sampah yang menyangkut di bawah pilar Jembatan Lama.

    Joko Arianto, Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, menjelaskan bahwa pembersihan ini menargetkan tumpukan sampah yang didominasi oleh dahan dan pohon bambu. Tumpukan sampah tersebut berpotensi menyumbat aliran Sungai Brantas serta menyebabkan korosi pada struktur pilar jembatan. “Pembersihan sampah yang berada di tiga pilar yang ada di bawah jembatan kita estimasikan akan selesai hingga tiga hari ke depan,” jelasnya saat ikut memantau kegiatan.

    Karena ukuran dan jumlah sampah yang cukup besar, Joko menambahkan bahwa pihaknya bersama tim gabungan menerjunkan alat berat guna memperlancar proses evakuasi. “Untuk mendukung kelancaran pembersihan, kita menggunakan alat berat milik Perum Jasa Tirta 1. Kegiatan pembersihan ini kita targetkan akan selesai tiga hari mendatang, satu hari bisa selesai satu pilar,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Joko menyampaikan bahwa berdasarkan prediksi BMKG, hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan terjadi hingga Februari mendatang. Oleh karena itu, kegiatan pembersihan ini diharapkan dapat mencegah potensi luapan air Sungai Brantas.

    “Mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan warisan cagar budaya yang harus dilindungi,” tuturnya.

    Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk lebih berhati-hati terhadap cuaca ekstrem, dengan tidak berteduh atau memarkirkan kendaraan di bawah pohon besar serta tidak membuang sampah sembarangan. [nm/kun]

  • Fenomena Tanah Bergerak di Pasuruan: Penyebab, Dampak, dan Langkah Mitigasi Menurut Pakar Geofisika UB

    Fenomena Tanah Bergerak di Pasuruan: Penyebab, Dampak, dan Langkah Mitigasi Menurut Pakar Geofisika UB

    Malang (beritajatim.com) – Fenomena tanah bergerak yang terjadi di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sejak Selasa (28/1/2025) telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan warga.

    Puluhan rumah mengalami kerusakan, mulai dari retak hingga roboh, memaksa 57 warga mengungsi ke SDN Cowek 2 untuk menyelamatkan diri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat, 47 rumah terdampak, dengan 16 di antaranya rusak parah dan tidak layak huni.

    Sebanyak 176 jiwa dari 47 Kepala Keluarga (KK) terdampak, sementara pemerintah setempat telah turun tangan memberikan bantuan darurat.

    Menanggapi fenomena ini, Guru Besar Geofisika Universitas Brawijaya (UB), Prof. Adi Susilo, M.Si., Ph.D., menjelaskan bahwa tanah bergerak sangat bergantung pada topografi dan model geologi suatu wilayah.

    “Tanah bergerak terjadi ketika bidang di bawah tanah menjadi jenuh air dan licin, menyebabkan pergerakan massa tanah bersama bangunan di atasnya,” ujar Prof. Adi Susilo, Kamis (30/1/2025).

    Prof. Adi, yang merupakan profesor ke-18 di FMIPA dan ke-248 di Universitas Brawijaya, menekankan bahwa pergerakan tanah yang tidak merata dapat menyebabkan dampak lebih berbahaya, termasuk kerusakan infrastruktur yang luas.

    “Jika pergerakan tanah tidak seragam, tanah bisa retak terlebih dahulu sebelum akhirnya bergeser lebih jauh. Ini sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kondisi geologi bawah permukaan,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Prof. Adi membedakan antara tanah bergerak dan longsor. Longsor terjadi ketika tanah bergerak dari atas ke bawah secara signifikan, sementara tanah bergerak bisa terjadi di permukaan datar atau dengan kemiringan kecil. Meski demikian, keduanya sama-sama berpotensi merusak bangunan di atasnya.

    Menurutnya, longsor lebih sering terjadi di wilayah pegunungan dengan lereng curam, sedangkan tanah bergerak dan likuifaksi lebih umum terjadi di daerah dengan tanah lempung atau pasir yang jenuh air.

    Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan deras, risiko tanah bergerak dan longsor di Pasuruan masih tinggi. Warga diimbau untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di area rawan.

    Pemerintah dan tim kebencanaan diharapkan segera melakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan langkah mitigasi jangka panjang, termasuk kemungkinan relokasi warga yang terdampak parah. [dan/suf]

  • Jateng Dilanda Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Diberlakukan Hingga 31 Januari 2025
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 Januari 2025

    Jateng Dilanda Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Diberlakukan Hingga 31 Januari 2025 Regional 30 Januari 2025

    Jateng Dilanda Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Diberlakukan Hingga 31 Januari 2025
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Wilayah
    Jawa Tengah
    mengalami hujan deras dan cuaca ekstrem sejak 29 Januari 2025.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ahmad Yani telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berlaku hingga 31 Januari 2025.
    Menanggapi potensi risiko yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    ) Provinsi Jawa Tengah telah meminta dukungan untuk melakukan
    Operasi Modifikasi Cuaca
    (OMC) kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
    OMC dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dari 29 hingga 31 Januari 2025.
    “OMC sudah mulai dari Rabu (29/1/2025) kemarin, rencana tiga hari, berakhir Jumat (31/1/2025) besok. Operasi ini dilakukan di laut Jawa, tidak ada kendala,” ungkap Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, melalui telepon pada Kamis (30/1/2025).
    Operasi Modifikasi Cuaca yang dilakukan dengan menggunakan pesawat Cesna ini dinilai efektif untuk mengendalikan curah hujan di Jawa Tengah.
    OMC diharapkan dapat mengerem pertumbuhan awan Cumulonimbus guna meminimalisir dampak bencana.
    “Kita sudah melakukan OMC ini bukan sekali-dua kali. Hanya saja, berkaitan dengan pertumbuhan awan, ada awan dan angin dari utara bergeser. Jika masih terlihat berada di laut Jawa, akan dilakukan OMC,” jelas Bergas.
    Saat ini, penaburan garam dalam OMC dilakukan di atas laut, yang diharapkan dapat mengurangi debit air hujan yang turun di daratan Jawa Tengah.
    Bergas memperkirakan bahwa OMC akan berlanjut hingga Februari jika masih diperlukan untuk pengendalian cuaca.
    “Menurut jadwal, ketersediaan bisa dilakukan sampai besok. Kami akan melihat kondisi cuaca; bila memungkinkan akan diperpanjang, namun jika sudah dianggap cukup aman, kami tidak akan melanjutkan, tergantung perkembangan,” tuturnya.
    Lebih lanjut, Bergas menyebutkan bahwa cuaca ekstrem telah menyebabkan bencana di beberapa daerah.
    Berdasarkan laporan BPBD, dari Rabu pukul 19.00 WIB hingga pagi tadi pukul 07.00 WIB, tercatat satu bencana dan 21 kejadian bencana di sembilan kabupaten/kota, termasuk tanah longsor, cuaca ekstrem, banjir, serta kejadian lainnya seperti pohon tumbang dan angin kencang.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Data dan Fakta Banjir Masih Rendam Jakarta

    Data dan Fakta Banjir Masih Rendam Jakarta

    Jakarta

    Banjir merendam sejumlah kawasan di Jakarta sejak Rabu (28/1) malam. Bahkan, air masih merendam sebagian lokasi hingga hari ini. Berikut adalah data dan fakta soal banjir di bulan pertama 2025 ini.

    Data dan fakta berikut dihimpun redaksi detikcom hingga Kamis (30/1/2025) petang.

    Data dan fakta berikut ini meliputi jumlah daerah yang masih dilanda banjir, penyebab banjir, hingga jumlah pengungsi. Simak selengkapnya:

    1. Ada 35 RT masih kebanjiran, terbanyak di Jakbar

    Menurut data yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta tadi, masih ada 35 wilayah RT dan 1 ruas jalan yang tergenang banjir per pukul 15.00 WIB sore.

    Titik banjir terbanyak berada di Jakbar yakni sebanyak 17 RT dengan rincian Kelurahan Cengkareng Barat sebanyak 8 RT, Kelurahan Rawa Buaya 1 RT, Kelurahan Pegadungan 3 RT, dan Kelurahan Tegal Alur 5 RT. Banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi. Ketinggian banjir saat ini dilaporkan 30-75 cm.

    Sementara di Jaksel ada 3 RT di Kelurahan Pejaten Timur yang kebanjiran. Banjir disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung dengan ketinggian banjir 65 cm.

    Sedangkan di Jaktim, dilaporkan ada 14 RT yang kebanjiran dengan rincian 4 RT di Kelurahan Kampung Melayu, 5 RT di Kelurahan Cawang, 2 RT di Kelurahan Cililitan, dan 3 RT di Kelurahan Bidara Cina. Banjir disebabkan luapan Kali Ciliwung. Ketinggian banjir saat ini dilaporkan 30-1560 cm.

    Di Jakut, 1 RT di Kelurahan Semper Barat, Cilincing masih kebanjiran dengan ketinggian 40 cm. Jalan tergenang berlokasi di Jalan Cakung Cilincing, Kelurahan Sukapura, dengan ketinggian 15 cm.

    Halaman selanjutnya, penyebab banjir:

    Penyebab Banjir

    Foto ilustrasi awan hujan di Jakarta (Agus Purnomo/detikcom)

    2. Penyebab banjir

    BPBD mengatakan penyebab banjir adalah curah hujan yang tinggi. Banjir datang usai hujan deras pada Rabu (28/1) malam lalu.

    Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan penyebab hujan deras adalah siklus balik fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), yakni angin dingin yang menyeruak dari Samudera Hindia sejak November 2024 lalu.

    Tak hanya fenomena MJO saja, hujan deras Jakarta juga didorong adanya bibit siklon tropis yang mengakibatkan hujan deras (30-50 mm). Hujan deras ini bakal terus terjadi sampai Februari. Ini adalah puncak musim hujan.

    “Poinnya adalah hampir setiap bulan atau seminggu-dua minggu terjadi cuaca ekstrem seperti ini,” kata Dwikorita.

    Dwikorita Karnawati Foto: Dwi Rahmawati/detikcom

    3. Angka curah hujan lampaui kapasitas Jakarta

    Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan infrastruktur pengendali banjir Jakarta hanya mampu menangani hujan dengan intensitas 150 mm/hari. Ternyata hujan Selasa (28/1) malam melampaui kemampuan itu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi hal ini.

    “Di sebagian besar Pos Hujan BMKG tercatat curah hujan melampaui 150 mm/hari,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada detikcom, Rabu (29/1/2025).

    Halaman selanjutnya, jumlah pengungsi:

    Soal Pengungsi Banjir Jakarta

    Foto ilustrasi banjir Jakarta Januari 2025. (Antara Foto/Fauzan)

    4. Jumlah pengungsi di Jakbar

    Banjir membuat banyak orang mengungsi. Di Jakarta Barat saja, ada 1.179 warga yang mengungsi di tiga titik.

    Sebagaimana disampaikan oleh Kasatlak Pengelolaan Data dan Informasi Pusat Data dan Informasi BPBD Jakarta, Kristian Gottam Sihombing pada Kamis (30/1/2025), pengungsi terbanyak, yaitu sebanyak 690 jiwa dari 310 keluarga, berada di Kelurahan Tegal Alur, Kalideres yang berlokasi di Musala Al Madin, Masjid RW 015.

    Pengungsian lain berlokasi di Masjid Sawatul Ummah Kelurahan Pegadungan, Kalideres, yakni sebanyak 300 orang dari 75 keluarga. Satu pengungsian lain berlokasi di Masjid An Nur Kelurahan Cengkareng Barat, berisi 189 orang dari 48 keluarga.

    5. Fakta dari sudut Cengkareng: Banjir terparah sejak 1998

    Fakta dari banjir di Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat diungkap oleh warga di RT 004 RW 014 bernama Hendi. Pria berusia setengah abad itu bersaksi bahwa banjir ini adalah banjir terparah yang dia alami selama 27 tahun terakhir.

    “Saya tinggal di sini dari tahun 98-an. Ini paling tinggi. Ini udah dicor dua kali, kalau enggak dicor dua kali bisa sepinggang. Ini kemarin, ini kan kata orang banjir lima tahunan, ya itu paling dalam kemarin,” kata Hendi (50) saat ditemui detikcom di lokasi, Kamis (30/1/2025).

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Jalan Penghubung Desa di Plosoklaten Kediri Rusak Parah Diterjang Banjir

    Jalan Penghubung Desa di Plosoklaten Kediri Rusak Parah Diterjang Banjir

    Kediri (beritajatim.com) – Jalan penghubung antar desa di Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, mengalami kerusakan parah setelah diterjang banjir pada Rabu, 29 Januari 2025. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri langsung bergerak cepat untuk melakukan perbaikan agar jalan tersebut dapat segera berfungsi.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Stevanus Djoko Sukrisno, menjelaskan bahwa perbaikan jalan rusak ini melibatkan berbagai instansi terkait dan masyarakat setempat. “Hari ini langsung dilakukan perbaikan dengan kombinasi bronjong kemudian diurug dengan koral dan batuan lainnya. Setelah selesai nanti di aspal,” kata Stevanus pada Kamis, 30 Januari 2025.

    Jalan yang jebol ini merupakan akses penting yang menghubungkan Desa Sepawon, Wonorejo, dan Trisulo di Kecamatan Plosoklaten. Keberadaannya sangat vital bagi masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Jika tidak segera diperbaiki, warga harus menempuh jalur alternatif yang lebih jauh melalui Desa Sugiwaras, Kecamatan Ngancar.

    Stevanus menambahkan bahwa jalan tersebut tergerus akibat derasnya debit air yang mengalir di jalur lahar. Lebar jalan yang jebol mencapai 4 hingga 5 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter.

    Perbaikan diperkirakan memakan waktu tiga hari dan ditargetkan selesai pada Minggu, 1 Februari 2025. “Targetnya dari PUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kediri) hari Minggu selesai,” ujarnya.

    Sebelum kejadian ini, jalan tersebut sudah mengalami pengikisan sedikit demi sedikit. Namun, hujan deras pada Rabu, 29 Januari 2025, menyebabkan air meluap dan memperparah kondisi jalan hingga akhirnya jebol.

    “Itu awalnya tergerus sedikit demi sedikit. Kemarin hujannya deras akhirnya jebol. Untuk itu menggunakan bronjong dan disudet jalur lahar itu,” jelas Stevanus.

    Selain jalan yang jebol, hujan deras juga menyebabkan sejumlah titik jalan di Kecamatan Plosoklaten mengalami kerusakan. Namun, prioritas utama perbaikan adalah jalan yang mengalami jebol.

    Warga Mengeluhkan Dampak Kerusakan Jalan

    Sejumlah warga mengeluhkan kesulitan akibat kerusakan jalan tersebut. Maya Rohmawati, seorang pelajar SMKN 1 Plosoklaten, mengatakan bahwa jalan tersebut merupakan jalur utamanya menuju sekolah.

    “Susah karena harus lewat di jalan yang kurang layak. Kalau biasanya lewat sini ke sekolah sekitar 10 kilometer, sekarang harus memutar hingga sekitar 13 kilometer,” kata Maya.

    Warga lainnya, Abdurrahman, mengungkapkan bahwa meskipun jalan ini bukan jalan utama, namun sangat penting sebagai penghubung antara Desa Sepawon dan Desa Trisulo.

    Ia juga menjelaskan bahwa lokasi dekat jalan yang jebol bukanlah sungai, melainkan jalur lahar Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) yang dialiri air saat hujan deras.

    “Orang sini menyebutnya jalur air lahar. Kalau hujan, airnya mengalir ke sini dari sisi timur sebelum masuk ke area persawahan,” ungkapnya.

    Banyak warga yang bergantung pada jalan ini untuk aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, mereka berharap perbaikan segera selesai agar tidak mengganggu mobilitas. “Ini kan jalan umum, semoga segera diperbaiki,” kata Abdurrahman. [nm/suf]

  • Rumahnya Terendam Banjir hingga 70 Cm, Warga Kebon Pala Pilih Bertahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Januari 2025

    Rumahnya Terendam Banjir hingga 70 Cm, Warga Kebon Pala Pilih Bertahan Megapolitan 30 Januari 2025

    Rumahnya Terendam Banjir hingga 70 Cm, Warga Kebon Pala Pilih Bertahan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Banjir masih melanda permukiman Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara,
    Jakarta Timur
    , pada Kamis (30/1/2024) sore.
    Dari pantauan
    Kompas.com
    , pada pukul 17.00 WIB, ketinggian air bervariasi antara 75 hingga 100 sentimeter, setara dengan tinggi paha orang dewasa.
    Meskipun kondisi banjir cukup parah, sejumlah warga memilih untuk tidak mengungsi dan tetap membersihkan rumah mereka yang terendam air.
    Beberapa warga terlihat beraktivitas seperti biasa, menerjang genangan air banjir untuk melanjutkan rutinitas harian mereka.
    Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur melaporkan sembilan wilayah di Jakarta Timur tergenang akibat banjir kiriman dari Bendung Katulampa.
    Kepala Satgas Korwil BPBD Kota Jakarta Timur, Sukendar, menjelaskan bahwa kondisi banjir saat ini berbeda dari yang terjadi sebelumnya.
    “Masih tinggi airnya, sekitar 11.30 WIB masuk, paling pukul 16.00 sudah surut kembali,” ucap Sukendar saat dikonfirmasi pada Kamis (30/1/2024).
    Berdasarkan data dari BPBD Jakarta Timur hingga pukul 14.00 WIB, terdapat tujuh wilayah yang terkatagori banjir dan dua wilayah lainnya mengalami genangan.
    Berikut adalah rincian wilayah yang terdampak:
    Jalan Haji Maliki RW.05, RT.09, 11 Kel. Cawang Kec. Kramat Jati
    Jalan Taman Harapan RW.03, RT. 02, 04, 015 Kel. Cawang Kec. Kramat Jati
    Jalan Musholla Al Hikmah RT. 06/07 Kel. Cililitan Kec. Kramat Jati
    Jalan Seruni I RT. 01/06 Kel. Cililitan Kec. Kramat Jati
    Jalan Baiduri Bulan Rw.03 RT. 006, RT. 012 Kel. Bidara Cina Kec. Jatinegara
    Jalan Tanjung Lengkong Rw.07 RT. 05 Kel. Bidara Cina Kec. Jatinegara
    Jalan kebon pala II RW. 04 RT.12, 13 Kel. Kampung melayu Kec. Jatinegara
    Jalan kebon pala II RW. 05 RT.10, 11 Kel. Kampung melayu Kec. Jatinegara
    Jalan Jembatan 1 RW.05 RT.07 Kel. Balekambang Kec. Kramatjati
     Banjir yang melanda wilayah ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat dan masyarakat, terutama dengan adanya risiko yang mengancam keselamatan warga dan kerugian harta benda.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rumahnya Terendam Banjir, Warga Rorotan Sudah 2 Hari Mengungsi di Peti Kemas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Januari 2025

    Rumahnya Terendam Banjir, Warga Rorotan Sudah 2 Hari Mengungsi di Peti Kemas Megapolitan 30 Januari 2025

    Rumahnya Terendam Banjir, Warga Rorotan Sudah 2 Hari Mengungsi di Peti Kemas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ratusan
    korban banjir
    di Kampung Kesepatan RT 18, RW 05, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, terpaksa mengungsi ke dalam peti kemas pada Kamis (30/1/2025).
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi pada pukul 17.50 WIB, terdapat sekitar delapan peti kemas yang disediakan sebagai tempat mengungsi bagi para korban banjir.
    Para warga terlihat tidur di dalam peti kemas dengan beralaskan karpet biru.
    Setiap kontainer dapat menampung antara delapan hingga 10 keluarga atau sekitar 33 jiwa.
    Mereka sudah dua malam menginap di dalam peti kemas karena rumah mereka terendam banjir.
    Salah satu warga bernama Alfian (55) mengungkapkan, mengungsi di dalam peti kemas sudah menjadi kebiasaan warga RT 18 saat banjir.
    “Sudah dari tahun ke tahun. Soalnya mau bagaimana lagi. Ini tempatnya yang lebih tinggi, yang lain enggak bisa,” ucap dia.
    Meskipun mengungsi di dalam kontainer tidak nyaman, Alfian bersyukur masih memiliki tempat berlindung saat rumahnya tidak bisa ditempati akibat banjir.
    “Panas, ya, panas kalau cuacanya panas,” tambahnya.
    Hingga sore ini, banjir di RT 18 belum sepenuhnya surut. Ketinggian air bervariasi mulai dari 20 hingga 60 sentimeter (cm).
    Penanggungjawab BPBD Kelurahan Rorotan, Fachri, menjelaskan, awalnya ada sekitar 500 jiwa yang mengungsi di dalam peti kemas.
    “Awalnya sih datanya ada 500 jiwa,” ucap Fachri saat ditemui di lokasi pada Kamis sore.
    Namun seiring dengan mulai surutnya air banjir, sebagian warga telah memilih untuk kembali ke rumah mereka.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Ekstrem di Kota Malang: Terjadi Pohon Tumbang di 9 Lokasi

    Cuaca Ekstrem di Kota Malang: Terjadi Pohon Tumbang di 9 Lokasi

    Malang (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kota Malang, pada Kamis (30/1/2025). Angin kencang yang menyertai cuaca buruk ini menyebabkan pohon tumbang di beberapa titik di kota tersebut.

    Menurut Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno, laporan dari lapangan menyebutkan ada 9 titik kejadian pohon tumbang.

    “Untuk sementara informasi yang masuk kepada kami, ada 9 titik terjadinya pohon tumbang. Tersebar di Kecamatan Blimbing, Lowokwaru, dan Kecamatan Kedungkandang,” ujar Prayitno.

    Tim gabungan dari BPBD Kota Malang dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang langsung bergerak untuk menangani insiden ini. Faktor utama penyebabnya adalah angin kencang dan kondisi pohon yang sudah lapuk.

    “Enam titik penanganan dilakukan oleh URC BPBD Kota Malang. Sedangkan 3 titik lainnya ditangani oleh DLH Kota Malang. Rata-rata kondisi pohon lapuk, dipicu angin kencang sesaat,” tambah Prayitno.

    Meskipun cuaca ekstrem ini menimbulkan kerusakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Untuk korban jiwa nihil,” ujarnya.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur memperingatkan bahwa hujan lebat hingga ekstrem berpotensi terjadi di Jawa Timur hingga 5 Februari 2025. Cuaca ekstrem seperti ini rentan memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan bahkan hujan es. [luc/suf]

  • Kiriman dari Bogor sudah sampai, tujuh lokasi di Jaktim terendam

    Kiriman dari Bogor sudah sampai, tujuh lokasi di Jaktim terendam

    Ada genangan dan banjir. Ini terbaru, kiriman air dari Katulampa

    Jakarta (ANTARA) – Tujuh lokasi di Jakarta Timur terendam banjir dengan ketinggian hingga 120 centimeter (cm) akibat kiriman air dari Bendungan Katulampa, Bogor, Jawa Barat, yang dialirkan melalui Kali Ciliwung pada Kamis siang.

    “Ada genangan dan banjir. Ini terbaru, kiriman air dari Katulampa,” kata Kepala Satgas Korwil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jakarta Timur, Sukendar saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Pada Kamis pagi, Katulampa Siaga 3. “Kiriman baru masuk setengah 12 siang. Ketinggian banjir dari 60 centimeter (cm) hingga 120 cm,” katanya.

    Sukendar menyebutkan, air hingga saat ini masih kategori tinggi dan diperkirakan mulai surut sekitar pukul 16.00 WIB.

    “Tadi pagi Katulampa Siaga 3, Depok Siaga 3. Kiriman baru masuk setengah 12 siang. Masih tinggi, paling jam 16.00 WIB sudah surut kembali,” ujar Sukendar.

    Petugas penanganan bencana tetap dikerahkan untuk memantau wilayah dan membantu penanganan banjir dan genangan. Selain tujuh lokasi kebanjiran, di Jakarta Timur (Jaktim) juga terdapat dua genangan.

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan banjir dan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    Berikut data genangan dan banjir di wilayah Jakarta Timur akibat hujan deras dan kiriman air dari Bogor pada Kamis hingga pukul 14.00 WIB:

    1. Jalan Haji Maliki RW 05, RT 09 dan RT 11 Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati

    Terdampak : 1 RW, 2 RT, 20 KK, 80 Jiwa

    Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

    2. Jalan Taman Harapan RW 03, RT 02, 04, 015 Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati

    Terdampak : 1 RW, 3 RT, 30 KK, 120 Jiwa

    Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

    3. Jalan Mushalla Al Hikmah RT 06/07 Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramat Jati

    Terdampak : 1 RW, 1 RT, 5 KK, 20 Jiwa

    Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

    4. Jalan Seruni I RT 01/06 Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramat Jati

    Terdampak : 1 RW, 1 RT, 9 KK, 35 Jiwa

    Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

    5. Jalan Baiduri Bulan RW 03 RT 006, RT 012 Kelurahan Bidara Cina Kecamatan Jatinegara

    Terdampak :1 RW, 2 RT, 90 KK, 390 Jiwa

    Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

    6. Jalan Tanjung Lengkong RW 07 RT 05 Kelurahan Bidara Cina Kecamatan Jatinegara

    Terdampak : 1 RW, 1 RT, 50 KK, 500 Jiwa

    Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

    7. Jalan Kebon Pala II RW 04 RT 12, 13 Kelurahan Kampung melayu Kecamatan Jatinegara

    Terdampak : 27 KK, 82 Jiwa

    Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

    8. Jalan Kebon Pala II RW 05 RT 10, 11 Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara

    Terdampak : 45 KK, 198 Jiwa

    Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

    9. Jalan Jembatan 1 RW 05 RT 07 Kelurahan Balekambang Kecamatan Kramat Jati

    Terdampak : 1 RW, 1 RT, 20 KK, 75 Jiwa

    Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025