Kementrian Lembaga: BPBD

  • Akibat Hujan Deras, 6 Pohon di Halaman Kantor KLHK Ambruk dan Longsor

    Akibat Hujan Deras, 6 Pohon di Halaman Kantor KLHK Ambruk dan Longsor

    JAKARTA – Sebanyak 6 pohon di area kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang berada di Jalan DI Panjaitan, RT 15/02, Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, mendadak tumbang.

    “Ada 6 pohon tumbang akibat hujan lebat,” ujar Kasatgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Korwil Jakarta Timur, Sukendar saat dikonfirmasi VOI, Kamis, 30 Januari.

    Akibat pohon tumbang tersebut, sisi jalan yang ada di bantaran kali juga ikut mengalami longsor. Tanah yang ada di bantaran kali longsor sepanjang beberapa puluh meter.

    Tidak ada korban jiwa atas kejadian ini. Sementara lokasi terdampak juga sudah dilakukan evakuasi dan penebangan pohon yang tumbang.

    “Kejadian Selasa 28 Januari, sekitar pukul 13.30 WIB dan 23.30 WIB,” ujarnya.

  • BPBD Catat 1.941 Warga Jakut Masih Mengungsi Akibat Banjir

    BPBD Catat 1.941 Warga Jakut Masih Mengungsi Akibat Banjir

    Jakarta

    BPBD DKI Jakarta mencatat sebanyak 1.941 orang warga Jakarta Utara mengungsi di sejumlah lokasi akibat banjir. Salah satunya Depo BCC Kecamatan Cilincing yang terdapat 500 orang.

    “Sebanyak 500 jiwa dari 160 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Rorotan mengungsi di Depo BCC Kecamatan Cilincing,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan di Jakarta, dilansir Antara, Kamis (30/1/2025).

    Warga yang masih mengungsi di Depo BCC Cilincing karena rumah mereka masih terendam banjir setinggi 30-50 sentimeter (cm). Sementara, warga yang terdampak banjir di Kelurahan Semper Barat Cilincing sebanyak 1.441 jiwa yang terdiri dari 547 KK.

    “Warga terdampak banjir dari Kelurahan Rorotan dan Kelurahan Semper Barat Kecamatan Cilincing Jakarta Utara,” kata dia.

    Menurut dia, para pengungsi ini ditampung di sejumlah lokasi mulai dari Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Triputra Persada Hijau, Rusun Embrio Blok A, Komplek Pemadam Kebakaran, SDN 13, Mushola Abu Turab RW03, Masjid Annadzofah RW 03.

    Kemudian Kantor Asrama DKI, Kantor Sekretariat RT 07 RW 03, Musala dan Saung RT 01 RW 03, serta SMAN 75.

    Menurut warga setempat ketinggian air hujan yang merendam warga pada Selasa malam (28/1/) hingga Rabu pagi (29/1/) menyebabkan ratusan rumah warga yang berada di RT 18/RW 05 Kelurahan Rorotan terendam hingga mencapai 1,5 meter.

    Sambil menanti banjir surut beberapa warga berinisiatif untuk membersihkan rumah agar bisa ditinggali setelah banjir surut.

    (azh/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Angin Kencang Robohkan Trembesi di Pacitan, Rumah Warga Rusak

    Angin Kencang Robohkan Trembesi di Pacitan, Rumah Warga Rusak

    Pacitan (beritajatim.com) – Angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, mengakibatkan sebuah pohon Trembesi tumbang. Naasnya, pohon Trembesi yang tumbang itu, menimpa rumah milik Sukardi, warga RT 1/RW 9 Dusun Batu, Desa Donorojo, pada Kamis (30/1/2025) sore.

    Akibat kejadian tersebut, bagian belakang rumah mengalami kerusakan, terutama di bagian atap dapur dan kamar mandi. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena penghuni rumah sedang berada di luar rumah saat kejadian.

    “Kerusakan terjadi pada bagian dapur dan kamar mandi. Beberapa peralatan rumah tangga juga tertimpa material bangunan,” ujar Camat Donorojo, Nasrul Hidayat, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis sore.

    Warga setempat bersama pemerintah desa dan kecamatan segera melakukan kerja bakti. Para warga ini, melakukan evakuasi barang-barang yang ada, serta memperbaiki atap rumah yang runtuh akibat pohon Trembesi yang tumbang. “Perbaikan sudah dilakukan, hanya bagian kamar mandi yang masih dalam proses,” tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pacitan, Radite Suryo Anggono, menjelaskan bahwa saat kejadian cuaca di lokasi setempat berawan. Namun, saat itu berhembus angin yang cukup kencang.

    Berdasarkan peringatan dini dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Timur, termasuk Pacitan, sejak 27 Januari hingga 5 Februari 2025. “Cuaca ekstrem ini dapat menyebabkan hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, hingga puting beliung,” kata Radite.

    Beberapa wilayah yang berpotensi terdampak antara lain Pacitan, Ponorogo, dan Magetan. Fenomena ini diperparah dengan adanya aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby, yang berkontribusi pada peningkatan curah hujan.

    Dia mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah dengan topografi curam, tebing, dan rawan banjir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana. “Kami menghimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca resmi dari BMKG serta menghindari aktivitas di area rawan bencana selama periode ini,” pungkasnya. (end/kun)

  • Jumlah Pohon Tumbang Bertambah, BPBD Bondowoso Ingatkan Hal ini: Jangan Bakar Sampah di Bawah Pohon

    Jumlah Pohon Tumbang Bertambah, BPBD Bondowoso Ingatkan Hal ini: Jangan Bakar Sampah di Bawah Pohon

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Pohon tumbang akibat angin kencang di beberapa titik Bondowoso terus bertambah.

    Pada pukul 16.00 WIB, jumlah pohon tumbang mencapai enam. Kini hingga pukul 18.24 WIB, telah bertambah lagi di empat titik berbeda.

    Di antaranya yakni Desa Sumber Kalong, Desa Traktakan, Desa Pasarejo, Desa Tumpeng, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari; Kelurahan Kademangan, Kelurahan Dabasah dan Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso. Kemudian, Desa Gayam, Kecamatan Botolinggo, dan Desa Jurang Sapi, Kecamatan Tapen.
    Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso Yuliono Triandana,  mengatakan, akibat pohon tumbang ini ada 5 orang mengalami luka-luka karena pohon tumbang di Desa Sumber Kalong, Kecamatan Wonosari.

    Kemudian, satu rumah di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Badean tertimpa pohon.

    “Dari pagi kita di Bondowoso memang ada angin kencang,” ujarnya.

    Ia menerangkan, pihaknya membagi dua tim dalam menangani pohon tumbang ini. Mereka silih berganti bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

    “Kita ada dua tim,” ujarnya.

    Pria akrab disapa Yuli ini pun menghimbau kepada masyarakat agar tidak membakar sampah di bawah pohon.

    Karena seperti kejadian pohon tumbang di Desa Sumber Kalong, Kecamatan Wonosari itu diperkirakan karena batang pohon Nyamplong di bawah terlihat gosong, karena terlihat ada bekas bakaran.

    ” kita himbau sekalian ya, masyarakat untuk tidak membakar sampah di bawah pohon. Terkikis. Selain kencang,” urainya.

    Selain itu, kata Yuli, diharapkan masyarakat juga memangkas pohon yang rimbun di sekitarnya.

    “Jika memang tidak ada kegiatan yang penting sebaiknya di rumah,” pungkasnya.

    Sebelumnya diberitakan, 5 orang terluka akibat tertimpa pohon tumbang karena angin kencang di Desa Sumber Kalong, Kecamatan Wonosari, pada Kamis (30/1/2025).

    Data diterima dari BPBD Bondowoso, satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak berkendara becak motor mengalami luka-luka. Di antaranya yakni Misbahul Munir (40), Syifaul Qolbi (5), dan Indrayani (28).

    Kemudian, dua orang pekerja koperasi berkendara sepeda motor Honda Reno vit warna hitam nopol P-5220-JT, juga terluka. Yaitu, Hilal dan Rasudi masing-masing berusia 25 tahun.

  • Jatim Darurat PMK, 18.581 Ekor Sapi Terjangkit, Kadisnak Bungkam

    Jatim Darurat PMK, 18.581 Ekor Sapi Terjangkit, Kadisnak Bungkam

    Surabaya (beritajatim.com) – Pj. Gubernur Jatim, Adhy Karyono telah mengeluarkan Keputusan Gubernur nomor 100.3.3.1/31/013/2025 tentang Status Keadaan Darurat Bencana Non Alam Akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Jatim. Surat ini ternyata telah diterbitkan sejak 23 Januari 2025.

    Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Indyah Aryani mendadak bungkam saat dikonfirmasi beritajatim.com terkait status keadaan darurat tersebut, yang sudah dikeluarkan seminggu lalu itu.

    Saat ini, kasus hewan ternak khususnya sapi yang terjangkit PMK per 29 Januari 2025 telah mencapai 18.581 ekor. Dari jumlah itu, 980 ekor mati, 443 potong paksa, 11.016 masih sakit, dan 6.142 sembuh.

    Kasus PMK di Jatim ini tersebar merata. Tercatat, hewan ternak di 35 dari 38 kabupaten/kota terdampak. Tiga daerah yang tidak terdampak ialah Kota Surabaya, Kota Mojokerto dan Kota Pasuruan. Ketiganya memang kawasan perkotaan yang notabene tidak ada peternak.

    Sementara itu lima daerah dengan kasus terbanyak, pertama Lamongan sebanyak 1.368 ekor, Jombang 1.332 ekor, Jember 1.267 ekor, Pacitan 1.134 ekor dan Ponorogo 1.060 ekor.

    Dengan status keadaan darurat bencana non alam diakibatkan PMK tersebut, BPBD Jatim ikut bergerak dalam penanganan PMK. “Kami dari BPBD Jawa Timur membantu melakukan penyemprotan desinfektan bersama dengan TNI/Polri dan juga dari Pramuka,” kata Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Kamis (30/1/2025).

    Gatot menambahkan, penyemprotan difokuskan di pasar hewan. “Penyemprotan di pasar hewan, ataupun di peternakan sebagaimana permintaan peternak dan juga dari dinas peternakan,” ujarnya.

    Selain itu, upaya penanganan PMK di Jatim, yaitu dengan memberikan pengobatan terhadap hewan ternak yang terlanjur sakit, serta diberikan vaksin bagi hewan ternak sehat.

    Vaksinasi PMK untuk hewan ternak terus dilakukan. Periode 30 Desember 2024-29 Januari 2025, ada sebanyak 165.000 vaksin PMK yang dialokasikan. Namun, distribusinya baru 55 persen atau 91.295 dosis vaksin PMK. Realisasi terbanyak 9342 vaksin berada di Tulungagung. [tok/beq]

  • Bencana Alam di Bondowoso Meningkat di 5 Tahun Terakhir, Kecamatan Binakal Jadi Atensi

    Bencana Alam di Bondowoso Meningkat di 5 Tahun Terakhir, Kecamatan Binakal Jadi Atensi

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Angka bencana alam di Bondowoso mengalami peningkatan signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

    Data diterima BPBD, angka bencana alam mulai tahun 2020 hingga 2024 yakni secara berurutan  adalah 57 bencana, 117 bencana, 148 bencana, 173 bencana, dan 200 bencana.

    Bencana alam yang terjadi yakni angin kencang/puting beliung, banjir, longsor, kekeringan, Karhutla, Erupsi gunung api, dan bencana non alam.

    Tertinggi bencana alam pada tahun 2024 yakni angin kencang/angin puting beliung teradi 111 bencana, Karhutla 31 bencana, banjir 19 bencana, dan tanah longsor 12 bencana.

    Tingginya angka bencana ini juga mendapat atensi dari BPBD Provinsi Jawa Timur, khususnya tanah longsor.

    Bahkan, pada 26 Januari 2025 ini ada surat edaran peringatan dini cuaca di daerah rawan longsor dari BPBD Provinsi Jawa Timur.

    Di Bondowoso, ada satu wilayah yang tercatat masuk dalam pemetaan rawan longsor skala menengah dari PVMBG, Badan Geologi. Yakni Kecamatan Binakal.

    Sementara itu catatan di BPBD, selama kurun waktu 2024 dari total 11 bencana alam yang terjadi di Kecamatan Binakal. Dua di antaranya merupakan bencana alam tanah longsor.

    Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso Yuliono Triandana, mengatakan Kecamatan Binakal memang menjadi salah satu wilayah yang masuk rawan longsor, bersama beberapa wilayah lainnya.

    Karena, kawasan tersebut memiliki kemiringan yang cukup tinggi.

    “Binakal sering setiap tahun, terjadi longsor disana,” ujarnya dikonfirmasi TribunJatimTimur.com pada Kamis (30/1/2025).

    Ia menjelaskan, dengan adanya atensi dari BPBD Provinsi Jatim pihaknya kian sigap melakukan mitigasi bencana longsor di Kecamatan Binakal. Yakni, dengan sosialisasi dan koordinasi yang kian masif di wilayah itu.

    “Bencana sendiri bisa terjadi kapan saja,” ujarnya.

    Di lain sisi, pihaknya berencana akan memasang Early Warning System (EWS) di Kecamatan Binakal dan daerah rawan longsor lainnya sebagai rencana jangka panjangnya.

    Namun begitu, pemasangan sendiri masih akan dilakukan secara bertahap dengan melihat kemampuan anggaran.

    “EWS kan nanti bisa mempermudah membaca gerakan-gerakan tanah. Ini membantu kita pemantauan,” terangnya.

    Ahmad Muslim, warga Desa Gadingsari, Kecamatan Binakal, mengatakan, bahwa di wilayahnya sering terjadi longsor dan bahkan banjir.

    Karena memang tekstur tanah di wilayahnya itu berbukit-bukit.

    “Karena memang teksturnya tanahnya bertebing. Tinggi,” ujar pria yang besar dan kecil di Desa Gadingsari itu.

    Selama ini, kata Ahmad Muslim, warga telah aktif menyuarakan usulannya melalui Musrenbang Desa agar dibangun plengsengan.

    “Kemarin yang pernah terjadi longsor itu dibangun. Alhamdulillah sudah tidak lagi,” pungkasnya.

  • Bencana Tanah Gerak di Pasuruan, 176 Warga Mengungsi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        30 Januari 2025

    Bencana Tanah Gerak di Pasuruan, 176 Warga Mengungsi Surabaya 30 Januari 2025

    Bencana Tanah Gerak di Pasuruan, 176 Warga Mengungsi
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Sebanyak 176 warga terdampak tanah bergerak di Kabupaten
    Pasuruan
    , Jawa Timur, mengungsi di gedung sekolah. Mereka khawatir pergerakan tanah dapat membahayakan.
    Pemerintah Kabupaten Pasuruan sudah mulai menyalurkan bantuan untuk keperluan warga selama mengungsi.
    Pj Bupati Pasuruan, Nurkholis, menegaskan keselamatan warga menjadi prioritas dalam kebencanaan. Untuk itu, dirinya meminta kepada warga yang rumahnya terdampak
    tanah gerak
    agar mengungsi ke tempat yang lebih aman.
    “Saat dilakukan asesmen berapa jumlah rumah warga yang rusak. Kebijakan yang cepat dan tepat untuk sementara yakni mengungsikan bagi warga yang posisi rumahnya rawan roboh,” katanya saat melihat langsung kondisi pergerakan tanah di RT 01 RW 08 Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kamis (30/1/2025).
    Sedangkan untuk warga yang sudah mengungsi, terdapat 47 kepala keluarga (KK) dengan 176 orang.
    Ada yang mengungsi di rumah saudara serta di SD Negeri Cowek 2 Purwodadi.
    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, menegaskan pihaknya juga sudah menyalurkan bantuan, baik makanan siap saji, obat-obatan, maupun perlengkapan rumah tangga yang dibutuhkan.
    “Pemkab menyediakan bantuan kedaruratan, mulai dari makanan siap saji, nasi kotak, selimut, matras untuk tempat tidur, dan bantuan lainnya,” terang Sugeng.
    Untuk diketahui, peristiwa tanah gerak serta pergeseran tanah terjadi di RT 01 RW 08 Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Selasa (28/01/2025).
    Kejadian itu berawal saat terdengar suara retakan, kemudian menyusul sejumlah tembok rumah warga tiba-tiba retak dan sebagian rontok.
    Sedangkan pada lantai, sebagian keramiknya pecah dan mengelupas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencarian Korban Tenggelam di Kali Jagir Surabaya Diperluas ke Muara

    Pencarian Korban Tenggelam di Kali Jagir Surabaya Diperluas ke Muara

    Surabaya (beritajatim.com) – Pencarian pria yang tenggelam di Sungai Kali Jagir, Wonokromo, Surabaya, Kamis (30/1) akan diperluas hingga ke muara. Lantaran hari ini tidak membuahkan hasil.

    Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBD Surabaya, Arif Sunandar menyampaikan, pencarian hari ini sudah dilakukan selama 6 jam sejak pukul 11.30 WIB. Dengan radius penyisiran sungai 400 meter dari titik korban tenggelam, terseret arus sungai.

    “Air nya cukup deras, jadi pintu air tadi tidak bisa lama-lama ditutup. Dan ini pencarian kita perluas dari sisi Pintu Air Sungai Jagir, sampai ke Muara,” terang Arif kepada beritajatim.com, Kamis (30/1) sore.

    Arif menjelaskan, penyisiran menggunakan enam buah perahu karet dari petugas gabungan, meliputi Tim Basarnas, BPBD Jawa Timur, BPBD Kota Surabaya, Satpol PP, serta DPKP Surabaya.

    “Kita akan melakukan evaluasi setelah pencarian selesai, pukul 05.00 WIB. Evaluasi akan dipimpin temen-temen Basarnas, membahas pencarian di esok hari,” jelas Arif.

    Dia menjelaskan, proses pencarian korban besok (hari ke- dua) akan dimulai pada pukul 07.00 WIB pagi. Kata dia, dan akan diberhentikan pencarian pukul 17.00 WIB.

    “Pencarian korban tenggelam dilanjut besok pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Dan seperti sebelum-sebelumnya, proses pencarian berhenti dan dilakukan evaluasi pukul 17.00 WIB,” tandas Arif.

    Diberitakan sebelumnya, seorang pria tak dikenal dikabarkan terseret arus Sungai Kali Jagir di Kecamatan Wonokromo, Surabaya pada Kamis (30/1).

    Pria misterius yang tercebur ke arus sungai serta hilang itu pertama kali diketahui oleh pengemudi ojek online dan warga di lokasi, pada pukul 10.00 WIB.

    “Tiba-tiba pria tercebur. Kira-kira umurnya sekitar 70 tahun,” ungkap pengemudi ojol bernama Rizki, yang sempat melihat pria tenggelam di Kali Jagir, Kamis (30/1/25).

    Menurut Rizki, pria itu tenggelam sebelum ia dan warga sempat memberikan pertolongan. Dan dari ciri-cirinya pria yang tenggelam mengenakan baju kotak-kotak

    “Orangnya teriak-teriak minta tolong. Warga yang ikut melihat langsung lapor ke 112,” terang Rizki. (ted)

  • Demi Menjaga Warisan Cagar Budaya, Berjibaku Bersihkan Sampah di Bawah Jembatan Lama Kediri

    Demi Menjaga Warisan Cagar Budaya, Berjibaku Bersihkan Sampah di Bawah Jembatan Lama Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Sebagai upaya menjaga warisan cagar budaya sekaligus mitigasi bencana, Pemerintah Kota Kediri melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar aksi pembersihan di bawah Jembatan Lama, Kamis (30/1/2025). Kegiatan ini melibatkan tim gabungan dari Dinas PU, DLKHP, dan Perum Jasa Tirta 1, dengan fokus utama pada pembersihan sampah yang menyangkut di bawah pilar Jembatan Lama.

    Joko Arianto, Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, menjelaskan bahwa pembersihan ini menargetkan tumpukan sampah yang didominasi oleh dahan dan pohon bambu. Tumpukan sampah tersebut berpotensi menyumbat aliran Sungai Brantas serta menyebabkan korosi pada struktur pilar jembatan. “Pembersihan sampah yang berada di tiga pilar yang ada di bawah jembatan kita estimasikan akan selesai hingga tiga hari ke depan,” jelasnya saat ikut memantau kegiatan.

    Karena ukuran dan jumlah sampah yang cukup besar, Joko menambahkan bahwa pihaknya bersama tim gabungan menerjunkan alat berat guna memperlancar proses evakuasi. “Untuk mendukung kelancaran pembersihan, kita menggunakan alat berat milik Perum Jasa Tirta 1. Kegiatan pembersihan ini kita targetkan akan selesai tiga hari mendatang, satu hari bisa selesai satu pilar,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Joko menyampaikan bahwa berdasarkan prediksi BMKG, hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan terjadi hingga Februari mendatang. Oleh karena itu, kegiatan pembersihan ini diharapkan dapat mencegah potensi luapan air Sungai Brantas.

    “Mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan warisan cagar budaya yang harus dilindungi,” tuturnya.

    Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk lebih berhati-hati terhadap cuaca ekstrem, dengan tidak berteduh atau memarkirkan kendaraan di bawah pohon besar serta tidak membuang sampah sembarangan. [nm/kun]

  • Fenomena Tanah Bergerak di Pasuruan: Penyebab, Dampak, dan Langkah Mitigasi Menurut Pakar Geofisika UB

    Fenomena Tanah Bergerak di Pasuruan: Penyebab, Dampak, dan Langkah Mitigasi Menurut Pakar Geofisika UB

    Malang (beritajatim.com) – Fenomena tanah bergerak yang terjadi di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sejak Selasa (28/1/2025) telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan warga.

    Puluhan rumah mengalami kerusakan, mulai dari retak hingga roboh, memaksa 57 warga mengungsi ke SDN Cowek 2 untuk menyelamatkan diri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat, 47 rumah terdampak, dengan 16 di antaranya rusak parah dan tidak layak huni.

    Sebanyak 176 jiwa dari 47 Kepala Keluarga (KK) terdampak, sementara pemerintah setempat telah turun tangan memberikan bantuan darurat.

    Menanggapi fenomena ini, Guru Besar Geofisika Universitas Brawijaya (UB), Prof. Adi Susilo, M.Si., Ph.D., menjelaskan bahwa tanah bergerak sangat bergantung pada topografi dan model geologi suatu wilayah.

    “Tanah bergerak terjadi ketika bidang di bawah tanah menjadi jenuh air dan licin, menyebabkan pergerakan massa tanah bersama bangunan di atasnya,” ujar Prof. Adi Susilo, Kamis (30/1/2025).

    Prof. Adi, yang merupakan profesor ke-18 di FMIPA dan ke-248 di Universitas Brawijaya, menekankan bahwa pergerakan tanah yang tidak merata dapat menyebabkan dampak lebih berbahaya, termasuk kerusakan infrastruktur yang luas.

    “Jika pergerakan tanah tidak seragam, tanah bisa retak terlebih dahulu sebelum akhirnya bergeser lebih jauh. Ini sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kondisi geologi bawah permukaan,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Prof. Adi membedakan antara tanah bergerak dan longsor. Longsor terjadi ketika tanah bergerak dari atas ke bawah secara signifikan, sementara tanah bergerak bisa terjadi di permukaan datar atau dengan kemiringan kecil. Meski demikian, keduanya sama-sama berpotensi merusak bangunan di atasnya.

    Menurutnya, longsor lebih sering terjadi di wilayah pegunungan dengan lereng curam, sedangkan tanah bergerak dan likuifaksi lebih umum terjadi di daerah dengan tanah lempung atau pasir yang jenuh air.

    Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan deras, risiko tanah bergerak dan longsor di Pasuruan masih tinggi. Warga diimbau untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di area rawan.

    Pemerintah dan tim kebencanaan diharapkan segera melakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan langkah mitigasi jangka panjang, termasuk kemungkinan relokasi warga yang terdampak parah. [dan/suf]