Kementrian Lembaga: BPBD

  • Menko PMK: Pencegahan Bencana Harus Diarusutamakan dalam Kebijakan Daerah
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Januari 2025

    Menko PMK: Pencegahan Bencana Harus Diarusutamakan dalam Kebijakan Daerah Nasional 31 Januari 2025

    Menko PMK: Pencegahan Bencana Harus Diarusutamakan dalam Kebijakan Daerah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya pengarusutamaan
    pencegahan bencana
    dalam
    kebijakan daerah
    sebagai langkah untuk melindungi masyarakat.
    Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Penanganan
    Bencana
    di Kota Pontianak, yang berlangsung di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalimantan Barat, pada Kamis (30/1/2025).
    Pratikno mengatakan, langkah ini bertujuan tidak hanya untuk mengurangi risiko
    bencana
    di masa depan, tetapi juga sebagai bentuk perhatian pemerintah agar masyarakat dapat diselamatkan dengan cepat saat bencana terjadi, serta untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
    “Pencegahan harus diarusutamakan dalam kebijakan daerah, baik melalui reboisasi, pengendalian sedimentasi, maupun pengelolaan sampah,” kata Pratikno.
    “Ini bukan sekadar pembangunan, tapi tentang menyelamatkan masyarakat,” ujar dia.
    Pratikno menekankan pentingnya pendataan infrastruktur yang diperlukan untuk pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
    Dengan data yang akurat, pemerintah dapat menentukan langkah prioritas agar daerah lebih siap menghadapi potensi bencana.
    Di sisi lain, Pratikno mengapresiasi berbagai pihak yang telah bertindak cepat dalam menyelamatkan masyarakat, sehingga dapat meringankan beban dalam situasi tanggap darurat.
    Dia menyatakan bahwa sinergi lintas sektor merupakan kunci keberhasilan mitigasi bencana.
    “Kita harus solid. BNPB, kementerian teknis, pemerintah daerah, serta Forkopimda harus bergerak bersama. Kalau ini berjalan dengan baik, masyarakat akan lebih terlindungi,” ujar dia.
    Sebagai bagian dari upaya penanganan dan penanggulangan bencana, pada kesempatan ini, pemerintah juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Barat yang telah menetapkan Status Tanggap Darurat.
    Bantuan tersebut mencakup kebutuhan makanan, logistik, peralatan darurat, serta dana stimulan.
    Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Kepala BNPB Suharyanto, Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson, Staf Ahli Bidang Ketahanan Sosial, Ekologi, dan Budaya Sorni Paskah Daeli, serta jajaran Forkopimda dan BPBD se-Kalimantan Barat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB Modifikasi Cuaca Jawa-Kalsel, BRIN Sudah Peringati Dampaknya

    BNPB Modifikasi Cuaca Jawa-Kalsel, BRIN Sudah Peringati Dampaknya

    GELORA.CO -Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan.

    Menurut informasi dari BMKG, modifikasi cuaca dilakukan dengan cara penyemaian awan atau cloud seeding, yang melibatkan penggunaan NaCl untuk memicu hujan pada awan yang berpotensi turun hujan. Hal ini bertujuan agar hujan turun lebih cepat sebelum mencapai daratan atau daerah yang rawan bencana.

    Operasi penyemaian 2.000 kg atau 2 ton garam (NaCl) ke awan ini melibatkan kerjasama antara BPBD dan TNI Angkatan Udara, dengan menggunakan teknologi untuk mengurangi risiko bencana.

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa keputusan untuk memodifikasi cuaca diambil sebagai upaya menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah di Indonesia.

    “Upaya ini bertujuan mengurangi dampak bencana seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang dapat merugikan masyarakat di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan,” ujarnya pada Kamis 30 januari 2025. 

    “Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi dalam memitigasi dampak bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Dengan perencanaan matang dan pemanfaatan teknologi modern, OMC di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan diharapkan dapat mengurangi risiko bencana seperti hujan lebat, banjir, dan longsor,” tambah Abdul Muhari.

    BNPB juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

    “Masyarakat yang berada di daerah rawan bencana diimbau untuk terus mengikuti informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Selain itu, sangat penting untuk menjaga kewaspadaan, mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan bencana banjir, longsor, dan cuaca buruk dengan mengikuti protokol darurat yang telah disosialisasikan,” tegas Abdul Muhari.

    Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan bahwa modifikasi cuaca akan memiliki dampak negatif.

    Klimatologi BRIN, Erma Yulihastin, mengatakan,  terdapat beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan saat OMC dilakukan.

    Pertama, pergeseran Awan dan intensifikasi hujan di wilayah lain. Menurutnya, OMC di Jakarta dapat menyebabkan pergeseran awan yang memicu hujan deras di wilayah lain, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini terjadi karena awan yang seharusnya membawa hujan ke Jakarta justru dialihkan, sehingga wilayah lain menerima dampak hujan yang lebih intens.

    “Kalau modifikasi dilakukan dengan tujuan mengurangi intensitas hujan di Jakarta padahal kini sedang banyak MCC meluas di laut utara Jakarta, itu bakal menuju kemana? Jateng-Jatim yang bakal paling parah kena dampak awan MCC yang masuk dari laut utara dan selatan Jawa. Awan tak punya KTP!” kata Erma dalam cuitannya di X beberapa waktu lalu. 

    Kedua, penurunan kualitas udara. Operasi modifikasi cuaca dapat memengaruhi kualitas udara di daerah target. Misalnya, di Jakarta, setelah OMC dilakukan, kualitas udara cenderung memburuk. Hal ini disebabkan oleh perubahan dinamika atmosfer yang memengaruhi konsentrasi polutan di udara. 

    Selanjutnya, efek lingkungan yang belum diketahui secara pasti.

    Meskipun OMC bertujuan untuk mengendalikan cuaca, dampak jangka panjang terhadap lingkungan belum sepenuhnya dipahami. Perubahan pola hujan dan distribusi air dapat memengaruhi ekosistem lokal, pertanian, dan sumber daya air secara tidak terduga.

    Oleh karena itu, peneliti BRIN menyarankan agar OMC dilakukan dengan pertimbangan matang, terutama saat kondisi cuaca ekstrem, untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul. 

  • Pemkab Kediri Evakuasi Darurat Jalan Putus di Sepawon Plosoklaten

    Pemkab Kediri Evakuasi Darurat Jalan Putus di Sepawon Plosoklaten

    Kediri (beritajatim.com) – Akses utama yang menghubungkan Desa Wonorejo Trisulo dengan Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri terputus sepanjang 15 meter akibat hujan lebat yang mengguyur pada Rabu (29/1/2025) sore.

    Putusnya jalan penghubung antar desa tersebut disebabkan oleh pondasi jalan yang berada di kelokan sungai ambrol tergerus air. Jalan yang terputus memiliki panjang 15 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 3 meter.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno, mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII Ngrangkah Pawon, Desa Sepawon, Plosoklaten, selaku pemilik wilayah yang dilalui jalan tersebut.

    Usai mendapatkan izin dari PTPN XII, BPBD Kabupaten Kediri segera mengerahkan personel Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) untuk melakukan penanganan darurat.

    “Kemarin (29/1/2025) sudah dibuatkan jalan darurat yang bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat jenis tertentu untuk digunakan akses warga dari Desa Sepawon ke Desa Wonorejo Trisulo dan sebaliknya,” kata Djoko.

    Selain bergotong royong bersama warga setempat, BPBD Kabupaten Kediri juga telah berkoordinasi dengan PTPN XII untuk penanganan lebih lanjut atas putusnya jalan tersebut.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kediri, Irwan Chandra Wahyu Purnama, menuturkan bahwa pihaknya telah menerjunkan satu alat berat eskavator ke Desa Sepawon untuk melakukan sterilisasi sungai secara darurat.

    “Jika memungkinkan nantinya akan ditambah satu alat berat lagi,” tambahnya.

    Melihat volume kerusakan yang cukup besar, kata Irwan, sisi sungai tersebut rencananya akan dipasang bronjong untuk mencegah erosi dan longsor serta menstabilkan tanah.

    “Rencananya juga akan dipasang bronjong,” jelas Irwan.

    Di sisi lain, luapan air sungai tersebut juga melanda Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten. Kejadian ini berdampak pada area persawahan seluas 5 hektar dan 30 tambak milik warga, serta masuk ke beberapa titik area penduduk.

    Dalam hal ini, Pemkab Kediri melalui BPBD dan Dinas PUPR telah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat serta masyarakat untuk bergotong royong mensterilkan area tersebut. [ADV PKP/nm]

  • Tim SAR Cari Warga yang Hilang di Hutan Halmahera Timur Saat Berburu

    Tim SAR Cari Warga yang Hilang di Hutan Halmahera Timur Saat Berburu

    Halmahera Timur, Beritasatu.com – Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate (SAR Ternate), Maluku Utara, melakukan pencarian terhadap Ali Mustofa (27), seorang warga Desa Subaim, Kabupaten Halmahera Timur, yang diyatakan hilang saat berburu burung di hutan Gunung Putih.

    Proses pencarian ini dilakukan setelah Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate menerima laporan terjadi kondisi membahayakan jiwa manusia  pada, Jumat (31/01/25) sekitar pukul 04.50 WIT.

    Kronologis kejadian pada Rabu (29/1/2025) pukul 10.00 WIT, korban bersama kedua rekannya pergi berburu burung di wilayah kawasan Gunung Putih, di Desa Subaim, Kecamatan Wasile. Namun, saat perjalanan pulang korban terpisah dengan rekannya di sekitar Kali Tolawi.

    Masyarakat Desa Subaim bersama keluarga korban telah berupaya melaksanakan pencarian, tetapi hasilnya masih nihil. Selanjutnya pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut dan memohon bantuan SAR Ternate.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate, Iwan Ramdani menyampaikan, setelah menerima laporan pada Jumat (31/1/2025) pukul 05.10 WIT, tim Rescue Kansar Ternate bergerak menuju lokasi untuk melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban hilang. 

    Dia juga menyampaikan pencarian terhadap korban hilang terus dilakukan tim SAR bersama masyarakat dan keluarga korban dengan harapan korban segera ditemukan.

    “Sementara unsur yang terlibat dalam operasi SAR. tim Rescue Kansar Ternate, BPBD Halmahera Timur, Babinsa Subaim, Polsek Subaim, keluarga korban, dan masyarakat setempat,” ujarnya tentang pencarian korban hilang saat berburu tersebut.

  • BPBD Surabaya Imbau Masyarakat Melapor Jika Kehilangan Anggota Keluarga

    BPBD Surabaya Imbau Masyarakat Melapor Jika Kehilangan Anggota Keluarga

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBD Surabaya, Arif Sunandar, mengimbau masyarakat yang kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor ke posko pencarian korban tenggelam di Sungai Kali Jagir, Wonokromo, demi mempercepat identifikasi dan penemuan korban.

    “Sejauh ini belum ada pihak keluarga yang melapor ke posko kehilangan anggota keluarganya. Dan kalaupun ada informasi, itu kami sangat sangat berharga dan semoga disampaikan ke kami apabila ada anggota keluarga yang hilang,” kata Arif, Jumat (31/1/2025).

    Keluarga yang kehilangan anggota keluarganya ini dapat melapor ke posko pencarian korban tenggelam di pinggir sungai Kali Jagir, tepatnya di Jalan Jagir Wonokromo, sisi utara Pasar Mangga Dua.

    Dan menurut seorang saksi mata bernama Rizki menyampaikan, ciri-ciri korban tenggelam pada Kamis (30/1) kemarin, korban adalah pria mengenakan baju kotak-kotak dan diperkirakan berusia 70 tahun.

    “Tiba-tiba pria tercebur. Kira-kira umurnya sekitar 70 tahun. Orangnya saat itu teriak-teriak minta tolong. Warga yang ikut melihat langsung lapor ke 112,” terang Rizki.

    Dari laporan pria tenggelam itu, petugas gabungan Basarnas dan BPBD Surabaya kemudian melakukan pencarian di sungai Kali Jagir, dan akan memperluas penyisiran hingga ke sisi Muara dengan menggunakan 6 perahu karet. (ted)

  • Pagi Ini 10 RT di Jakbar Masih Terendam Banjir dengan Ketinggian 30-60 Cm

    Pagi Ini 10 RT di Jakbar Masih Terendam Banjir dengan Ketinggian 30-60 Cm

    loading…

    Sebanyak 10 RT di Jakarta Barat masih terendam banjir, Jumat (31/1/2025) pagi. Ketinggian air di 10 RT berkisar 30-60 cm. Foto: Dok SINDOnews

    JAKARTA – Sebanyak 10 RT di Jakarta Barat masih terendam banjir , Jumat (31/1/2025) pagi. Banjir disebabkan curah hujan tinggi pada Selasa (28/1/2025). Ketinggian air di 10 RT berkisar 30-60 cm.

    “Update pukul 04.00 WIB, BPBD mencatat genangan terjadi di 10 RT,” kata Kapusdatin BPBD Jakarta M Yohan, Jumat (31/1/2025).

    Data wilayah terdampak sebagai berikut:

    Jakarta Barat terdapat 10 RT yakni:
    – Kel Cengkareng Barat 7 RT.
    – Kel Tegal Alur 3 RT.

    Penyebab: Curah Hujan Tinggi
    Ketinggian: 30-60 Cm.
    Situasi: Masih tergenang.

    Genangan yang sudah surut:
    1. Kel. Rawa Buaya 4 RT
    2. Kel. Sukapura 11 RT
    3. Kel. Duri Kosambi 7 RT
    4. Kel. Cengkareng Timur 20 RT
    5. Kel. Rorotan 1 RT
    6. Kel. Semper Barat 2 RT
    7. Kel. Pegadungan 3 RT
    8. Kel. Pejaten Timur 3 RT
    9. Kel. Cawang 4 RT
    10. Kel. Cililitan 2 RT
    11. Kel. Sempet Barat 1 RT
    12. Kel. Bidara Cina 3 RT
    13. Kel. Pela Mampang 1 RT
    14. Kel. Cengkareng Barat 1 RT
    15. Kel. Tegal Alur 2 RT
    16. Kel. Kampung Melayu 4 RT

    Jalan tergenang yang sudah surut:
    1. Jl. Muara Baru (Depan Pluit Selatan View), Kel. Penjaringan
    2. Jl. Satria Raya, Kel. Jelambar
    3. Jl. Pegangsaan Dua (Green Hill), Kel. Pegangsaan Dua
    4. Jl. Kelapa Hybrida Raya, Kel. Pegangsaan Dua
    5. Jl. Cakung Cilincing, Kel Sukapura

    BPBD Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat. BPBD juga memberikan bantuan logistik bagi masyarakat terdampak banjir yang mengungsi,” ujar Yohan.

    (jon)

  • 6
                    
                        Banjir Kotanya, Sengsara Warganya…
                        Megapolitan

    6 Banjir Kotanya, Sengsara Warganya… Megapolitan

    Banjir Kotanya, Sengsara Warganya…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Banjir di Jakarta belum ada obatnya. Begitu hujan deras mengguyur, warga langsung dibuat sengsara.
    Sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir selama tiga hari terakhir, sejak Selasa (28/1/2025) hingga Kamis sore.
    Air bukan hanya masuk ke permukiman warga, melainkan juga menutup ruas-ruas jalan utama.
    Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 hingga 100 sentimeter yang menbuat aktivitas warga terganggu.
    Pada Rabu pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat ada 52 RT yang terdampak banjir, dengan 22 ruas jalan yang ikut tergenang.
    Jakarta Barat menjadi wilayah yang paling banyak terdampak, dengan 27 RT yang terendam air.
    Namun, menjelang malam sekitar pukul 22.00 WIB, beberapa wilayah mulai surut.
    Hingga Kamis pagi, BPBD melaporkan masih ada 36 RT dan 4 ruas jalan yang belum terbebas dari banjir.
    Jakarta Barat tetap menjadi daerah paling terdampak, dengan 21 RT yang masih terendam.
    Banjir yang tidak kunjung usai membuat warga semakin sengsara. Mereka yang bekerja dan mencari nafkah ikut terdampak.
    Seorang pengemudi ojek
    online
    , Rio (23), mengaku terjebak banjir di Jalan Boulevard Utara, Kelapa Gading, Jakarta Utara, selama sembilan jam sejak Rabu dini hari.
    “Saya sih dari jam 2 malam di sini menunggu banjir surut,” ujar Rio kepada
    Kompas.com
    , Rabu.
    Rio tak bisa pulang ke rumahnya di Tanah Merah, Jakarta Utara, karena seluruh akses jalan tergenang air.
    “Enggak ada (jalan lain), semua kekepung banjir aksesnya, dari Plumpang juga banjir,” keluhnya.
    Hal serupa dialami Into (33), pedagang tahu keliling yang biasa berdagang di Jalan Boulevard Utara.
    Akibat banjir, ia kehilangan banyak pelanggan.
    “Saya pembelinya jadi surut juga. Sepi,” ujar Into.
    Biasanya, Into bisa menjual tahu dengan lancar di kawasan tersebut.
    Namun sejak pagi, ia hanya mendapat segelintir pembeli karena sepi orang yang lewat.
    “Kalau banjir, enggak ada pembeli, harus nunggu surut,” tambah Into.
    Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, beralasan bahwa banjir terjadi akibat hujan ekstrem yang melanda Kota Jakarta.
    “Kami juga mengacu pada prakiraan cuaca yang ada, bahwasanya yang kemarin itu prakiraan adalah hujan sedang-lebat. Namun ternyata, petang sampai dengan malam kemarin itu adalah cuaca ekstrem,” ujar Teguh, Rabu.
    Teguh mengeklaim, pihaknya telah menginstruksikan jajaran Pemprov Jakarta untuk menangani banjir sebaik mungkin, termasuk menyiapkan pompa air dan melakukan pengecekan saluran.
    “Kita menyiagakan apa yang semua bisa kita lakukan. Dalam artian begini, seperti pompa air, kami siagakan semuanya. Kemudian kami lakukan pengecekan saluran air semuanya,” katanya.
    Namun, ia mengakui kapasitas drainase Jakarta tak mampu menampung hujan dengan intensitas tinggi.
    “Jadi malam itu cuacanya ekstrem. Tercatat di stasiun pengamatan hujan Kemayoran, ketinggian (air) 368 milimeter, padahal kemampuan kita 150 milimeter. Kemudian untuk yang terendah adalah 264 milimeter ini di stasiun pengamatan hujan Cengkareng,” jelas Teguh.
    Meski demikian, Teguh mengklaim penanganan banjir di Jakarta sudah lebih baik karena air cepat surut.
    Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menilai pengendalian banjir di Jakarta sudah tak lagi sesuai dengan kondisi kota saat ini.
    Menurutnya, sedimentasi, penyempitan saluran, pendangkalan, dan limbah menjadi penyebab utama banjir, ditambah kebiasaan warga yang masih membuang sampah sembarangan.
    Ia juga menyoroti kurangnya program pengerukan dan pembersihan saluran air dalam beberapa tahun terakhir.
    “Dua tahun terakhir tidak pernah terdengar ada program yang namanya pengerukan, pembersihan selokan,” kata Yayat.
    Ia membandingkan kondisi saat ini dengan era Ahok yang memiliki tim pemantau saluran air setiap hari.
    “Saat zaman Ahok, dia punya pasukan atau petugas yang setiap hari update tentang pemeriksaan saluran,” ujarnya.
    Banjir di Jakarta memang belum ada obatnya. Setiap hujan besar datang, warga hanya bisa pasrah, menunggu air surut sambil berharap perbaikan segera dilakukan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kesaksian Warga Soal Banjir Bandang Melanda Dusunnya, Darmin Pasrah Rumahnya Jebol & Hartanya Hilang

    Kesaksian Warga Soal Banjir Bandang Melanda Dusunnya, Darmin Pasrah Rumahnya Jebol & Hartanya Hilang

    TRIBUNJATIM.COM – Darmin hanya bisa pasrah ketika rumahnya jebol diterjang banjir bandang.

    Perabotan hingga baju pun tak tersisa akibat bencana alam tersebut.

    Salah seorang warga memberikan kesaksian soal banjir bandang yang melanda dusunnya.

    Banjir bandang yang menimpa Dusun Josaren, Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (28/1/2025) sore menyisakan trauma mendalam bagi warga.

    Betapa tidak, banjir bandang selama satu jam itu telah menghancurkan rumah-rumah warga.

    Isi rumah warga pun hanyut terbawa banjir. Salah satunya, rumah Darmin (60).

    Ia tak mampu banyak bercerita setelah banjir bandang menghanyutkan isi perabotan rumah sampai semua pakaiannya.

    Ditemui di rumahnya, Rabu (29/1/2025), Darmin berdiri menatap kosong sisa rumahnya yang temboknya jebol dihantam banjir bandang, Selasa (28/1/2025) sore.

    Tampak kayu dan ranting berserakan di dalam rumahnya.

    Sesekali, ia menghela napas lantaran masih tak percaya banjir bandang yang datang telah menghilangkan hartanya.

    “Semuanya hanyut terbawa banjir bandang. Televisi, perabotan makan, piring, gelas, sampai baju-baju juga tak tersisa terbawa banjir,” ujar Darmin.

    Menurut Darmin, banjir bandang besar menerjang kampung halamannya mulai Selasa (28/1/2025) sore.

    Sebelum banjir datang, hujan lebat sempat melanda desanya.

    Tak lama kemudian, ia mendapatkan kabar bahwa wilayah Kecamatan Gemarang yang berada di lereng Gunung Wilis diterjang banjir.

    Mendapatkan kabar buruk tersebut, Darmin bersama keluarganya bergegas menata barang untuk ditaruh di tempat lebih tinggi, seperti di atas lemari.

    “Saya mendapatkan informasi di wilayah Gemarang (lereng Gunung Wilis) juga sudah banjir besar. Kami siap naikkan barang-barang itu langsung lari dan keluar,” kata Darmin.

    BANJIR BANDANG DI MADIUN – Darmin (60), warga Dusun Josaren, Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur menunjuk tembok rumahnya yang jebol dihantam banjir bandang, Rabu (29/1/2025). (KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI)

    Beberapa saat kemudian, banjir bandang benar-benar datang menghantam dusunnya.

    Ia pun tidak tahu bagaimana banjir bandang setinggi dua meter itu menjebol tembok rumah dan membawa sebagian besar harta bendanya.

    “Saya tidak tahu bagaimana banjir menjebolkan tembok rumah saya. Saya hanya mendengar tembok jatuh diterjang banjir,” ungkap Darmin.

    Kini, Darmin hanya bisa pasrah. Banyak barang perabotannya hanyut dan rusak tak terselamatkan.

    Dari sisa yang ditinggalkan banjir, Darmin beruntung masih menemukan sertifikat lahan dan BPKB sepeda motor miliknya.

    Kepala Dusun Josaren, Bonadi bercerita tentang derasnya arus banjir yang merusak banyak rumah warganya.

    Terlebih, ketinggian air banjir bandang dua hari lalu hingga di atas dua meter.

    Bonadi bersaksi kejadian banjir bandang akibat hujan deras di lereng Gunung Wilis merupakan banjir terbesar yang pernah menimpa dusunnya.

    “Banjir kemarin itu merupakan banjir terbesar yang melanda di dusun kami,” kata Bonadi.

    Tak hanya air, banjir bandang yang menerjang Dusun Josaren membawa material sampah bambu, sampah plastik, serta lumpur.

    Akibatnya, 135 rumah terendam dan 10 di antaranya dindingnya jebol dihantam banjir.

    “Ada juga 10 KK warga RT 40 yang terisolir karena jembatan penghubung putus dihantam banjir. Untuk melewati daerah sebelah, warga harus memutar jauh,” tutur Bonadi.

    Sebelum banjir besar menghantam desanya, sebulan yang lalu, banjir menggenangi rumah warga.

    Sebab, dusun ini berada di dekat Sungai Kelok yang acap kali meluap saat hujan deras terjadi di lereng Gunung Wilis.

    Hanya saja, banjir yang terjadi Desember 2024 tidak sedahsyat kali ini.

    “Kemarin hujannya sekitar satu jam. Kemudian sekitar pukul 16.00 air mulai naik dan satu jam kemudian sudah surut. Tetapi airnya cukup tinggi dan deras,” kata Bonadi.

    Kepala BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis, yang dikonfirmasi terpisah menyatakan, Josaren menjadi daerah terparah terdampak bencana banjir bandang dua hari lalu.

    Namun, dipastikan tidak ada korban jiwa dan korban luka.

    “Josaren memang daerah terparah (terdampak banjir).

    Banjir sudah terjadi dua kali di dusun itu. Pertama pada 5 Desember 2024 dan kedua pada 28 Januari 2025,” kata Boby.

    Menurut Boby, dusun itu menjadi daerah terparah terdampak banjir lantaran berdekatan dengan Sungai Kelok yang sering meluap saat hujan deras melanda wilayah lereng Gunung Wilis.

    Boby meminta warga tetap waspada mengingat cuaca ekstrem diprediksikan akan terus terjadi hingga awal Februari 2025.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • JATIM TERPOPULER: Anak di Situbondo Temukan Ibunya Tewas di Kamar hingga Pohon Tumbang di Bondowoso

    JATIM TERPOPULER: Anak di Situbondo Temukan Ibunya Tewas di Kamar hingga Pohon Tumbang di Bondowoso

    TRIBUNJATIM.COM – Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Jumat 31 Januari 2025.

    Berita pertama kamar rumah warga di Situbondo, terbakar, Kamis (30/01/2025) dini hari.

    Kemudian investigasi yang dilakukan BPN Sidoarjo terhadap lahan yang bersertifikat HGB seluas 656 hektar di laut Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur sudah selesai. 

    Selanjutnya sejumlah pohon tumbang terjadi di beberapa titik Kabupaten Bondowoso akibat angin kencang, pada Kamis (30/1/2025).

    Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Jumat (31/1/2025) di TribunJatim.com.

    Seorang Anak di Situbondo Temukan Ibunya Tewas di Kamar, Pintu Didobrak Usai Lihat Kepulan Asap

    TEWAS TERBAKAR – Seorang anak Desa Tenggir, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur temukan ibu tewas di dalam kamarnya yang terbakar, Kamis (25/01/25). Korban saat dievakuasi ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi. (Istimewa/BPBD dan Tagana Situbondo)

    Kamar rumah warga di Situbondo, terbakar, Kamis (30/01/2025) dini hari.

    Kebakaran kamar rumah yang terjadi sekitar pukul 21.10 WIB, menyebabkan pemilik rumah bernama Satima, warga Desa Tenggir, Kecamatan Panji, meninggal dunia.

    Belum diketahui penyebab kebakaran yang menewaskan wanita berusia 59 tahun tersebut. Bahkan, korban ditemukan tak bernyawa dalam kondisi tertelungkup didalam kamarnya.

    Akibat ganasnya si jago merah, korban mengalami luka bakar disekujur tubuhnya.

    Koordinator Pusdalop BPBD Situbondo, Puriyono mmegatakan, peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 02.10 dini hari pada saat pemilik rumah sedang berada di dalam kamarnya.

    Kebakaran itu, kata Puriyono diketahui oleh anaknya yang bernama Sulis dan langsung berteriak meminta pertolongan warga.

    Warga yang mendengar teriakan anak korban, sambungnya, puluhan warga mendatangi sumber warga yang meminta tolong tersebut.

    “Selain berusaha memadam api, para.warga mendobrak pintu karena kondisinya terkunci dari dalam,” ujarnya.

    Menurutnya, setelah pintu rumah dan kamarnya berhasil dibuka paksa, warga menemukan korban sudah dalam kondisi meninggal terbakar.

    Sementara itu, Kapolsek Panji, AKP Nanang Priyambodo membenarkan kebakaran kamar rumah yanv menyebabkan pemillih rumah menggal dunia.

    Baca Selengkapnya

    2. Demo di Kantor BPN Sidoarjo Soal HGB di Laut, Massa Tuntut Sertifikat Tak Diperpanjang

    MASSA DEMO – Kepala BPN Sidoarjo Muh Rizal saat menemui sejumlah pendemo di Kantor BPN Sidoarjo, Kamis (30/1/2025). Massa berunjuk rasa ke BPN Sidoarjo meminta agar HGB Laut seluas 656 hektar di Sidoarjo, Jawa Timur tidak diperpanjang. (TribunJatim.com/M Taufik)

    Investigasi yang dilakukan BPN Sidoarjo terhadap lahan yang bersertifikat HGB seluas 656 hektar di laut Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur sudah selesai.

    Menurut Kepala Kantor BPN Sidoarjo Muh Rizal, hasil investigasi soal HGB 656 hektar di laut Sedati menunjukkan bahwa ratusan hektar lahan tersebut sebelumnya berupa tambak.

    “Namun karena terkena abrasi, wilayah itu kemudian menjadi lautan. Awalnya di sana memang tambak,” kata Rizal kepada sejumlah wartawan di Kantor BPN Sidoarjo, Kamis (30/1/2025).

    Nah, karena sudah berupa lautan, maka HGB atas lahan tersebut tidak bisa diperpanjang.

    Sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria, disebutkan bahwa salah satu alasan menghapus hak guna bangunan adalah tanahnya musnah.

    “Seperti yang ada di Segorotambak tersebut, tanahnya sudah jadi lautan. Berarti sudah musnah sehingga tidak mungkin dilakukan perpanjangan,” ungkapnya. 

    Rizal menegaskan bahwa karena wilayah HGB ratusan hektar tersebut sudah menjadi lautan, sehingga BPN tidak mungkin memberikan perpanjangan.

    Rizal menyatakan bahwa HGB untuk nomor 3 dan 4 bakal berakhir pada tahun 2026. Untuk sektor HGB nomor 5 masa berlakunya sampai 2029. 

    “Kami tegaskan, sesuai ketentuan tidak bisa dilakukan perpanjangan terhadap HGB tersebut. Karena tanahnya sudah jadi laut,” ujarnya. 

    Sebagai antisipasi, dikatakannya bahwa BPN terus melakukan antisipasi dengan melakukan pencatatan di buku tanahnya bahwa lahan tersebut sudah musnah, menjadi lautan. 

    Baca Selengkapnya

    3. Ini Lokasi Pohon Tumbang di Bondowoso Akibat Angin Kencang, 1 Rumah Terdampak dan 5 Orang Luka-Luka

    RUMAH TERTIMPA POHON TUMBANG – Satu rumah di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso tertimpa pohon Angsana pada sekitar pukul 15.15 WIB, Kamis (30/1/2025). Total ada 6 pohon tumbang di beberapa titik di Bondowoso akibat angin kencang dalam sehari. (TribunJatim.com/Sinca Ari Pangistu)

    Sejumlah pohon tumbang terjadi di beberapa titik Kabupaten Bondowoso akibat angin kencang, pada Kamis (30/1/2025).

    Tercatat, pohon tumbang terjadi di enam lokasi berbeda di Bondowoso. Di antaranya adalah di Desa Sumber Kalong, Desa Traktakan, Desa Pasarejo, Kecamatan Wonosari; Kelurahan Kademangan, Kelurahan Dabasah dan Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso.

    Salah satu rumah di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso tertimpa pohon Angsana pada pukul 15.15 WIB.

    Kemudian juga pada sekitar pukul 10.30 WIB, Pohon Nyamplong di Desa Sumber Kalong, Kecamatan Wonosari menimpa becak bentor dan sepeda motor.

    Akibatnya, satu keluarga yang menaiki bentor dan dua orang pekerja koperasi yang menaiki sepeda motor juga mengalami luka-luka.

    Demikian disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso Yuliono Triandana, dikonfirmasi awak media.

    “Di hari ini Bondowoso mengalami angin kencang,” ujarnya.

    Ia menerangkan, pihaknya membagi dua tim dalam menangani pohon tumbang ini. Mereka silih berganti bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

    “Kita ada dua tim,” ujarnya.

    Pantauan di lokasi, tim Damkar Satpol PP, TNI, dan Polri di masing-masing wilayah bencana juga terjun turut membantu proses evakuasi pohon tumbang.

    Baca Selengkapnya

    Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • Kurangi Risiko Bencana, BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Kurangi Risiko Bencana, BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan langkah mitigasi melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang terus mengintai sejumlah wilayah di Indonesia. Langkah ini diambil untuk menanggulangi dampak bencana seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang berpotensi merugikan di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan.

    “Operasi ini melibatkan kerjasama antara BNPB, BPBD, dan TNI Angkatan Udara, serta menggunakan teknologi canggih untuk memitigasi bencana,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Kamis (30/1/2025).

    Dia menjelaskan, Jawa Tengah dikenal dengan potensi bencana hidrometeorologi yang tinggi, menjadi prioritas dalam OMC. Berdasarkan analisis cuaca yang cermat, Monsun Asia masih aktif dan Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di Kuadran 4, yang mendukung pembentukan awan hujan yang sangat besar. Ditambah dengan perlambatan angin yang memperburuk ketidakstabilan atmosfer, kondisi ini meningkatkan potensi hujan lebat di wilayah tersebut.

    “Prediksi cuaca selama 24 jam menunjukkan bahwa intensitas hujan yang tinggi akan mengarah pada peningkatan risiko bencana, seperti banjir dan tanah longsor,” katanya.

    Untuk itu, lanjut Muhari, BNPB melakukan operasi dengan menggunakan metode penyemaian awan dengan Natrium Klorida (NaCl), yang bertujuan untuk mempercepat hujan di wilayah perairan sebelum bergerak menuju daratan.

    Operasi ini dilaksanakan pada Rabu, (29/1) dalam tiga sorti penerbangan menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B (registrasi PK-SNN), yang disesuaikan dengan lokasi strategis untuk mengurangi dampak bencana. Sorti pertama dimulai pukul 07.58 WIB hingga 10.06 WIB, dengan penyemaian 1.000 kg NaCl di perairan utara Jawa Tengah. Sorti kedua berlangsung pada pukul 14.08 WIB hingga 16.05 WIB, dan sorti ketiga dilakukan pada sore hari antara pukul 16.32 WIB hingga 18.01 WIB. “Tidak hanya Jawa Tengah, Kalimantan Selatan juga menghadapi tantangan serupa,” tambah Muhari.

    Menurutnya, di wilayah ini, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) juga berperan dalam meningkatkan pembentukan awan hujan. Ditambah dengan gelombang equatorial Rossby yang mempengaruhi kondisi atmosfer, Kalimantan Selatan berpotensi mengalami cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang yang dapat menyebabkan banjir serta angin puting beliung.

    Dengan kelembaban udara yang tinggi dan tingkat labilitas atmosfer yang signifikan, BNPB berkoordinasi dengan BMKG, BPBD, dan TNI Angkatan Udara untuk melakukan OMC di wilayah pesisir Tanah Laut. Penyeimbang cuaca dilakukan dengan cara penyemaian 1.000 kg NaCl pada ketinggian 10.000 kaki menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B (registrasi PK-SNP). Penerbangan dilakukan selama 2 jam 30 menit pada 29 Januari 2025, dengan tujuan mengalihkan hujan dari wilayah terdampak banjir dan ke daerah yang lebih aman. “Proses ini diharapkan dapat menurunkan intensitas hujan, sekaligus mencegah dampak yang lebih besar,” ujarnya.

    Muhari menjelaskan, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi kunci dalam mengurangi dampak bencana yang disebabkan oleh fenomena cuaca ekstrem. Dengan strategi yang sangat terencana dan penerapan teknologi terkini, OMC di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan diharapkan dapat mengurangi risiko bencana yang ditimbulkan oleh hujan lebat, banjir, dan tanah longsor.

    Di lain sisi, dia mengimbau, masyarakat untuk terus waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Masyarakat di wilayah rawan bencana diimbau untuk memantau perkembangan informasi dari sumber yang terpercaya.

    ‘Selain itu, penting untuk menjaga kewaspadaan, mengantisipasi bahaya banjir, longsor, dan cuaca buruk lainnya dengan mempersiapkan diri sesuai dengan protokol darurat yang telah disosialisasikan,” kata Muhari. [kun]