Kementrian Lembaga: BPBD

  • DPRD : Sistem pengendalian banjir di Jakarta butuh evaluasi

    DPRD : Sistem pengendalian banjir di Jakarta butuh evaluasi

    dibutuhkan peningkatan sistem drainase, terutama di daerah rawan yang berulang kali banjir setiap kali hujan deras

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike menyebut sistem pengendalian banjir di DKI Jakarta membutuhkan evaluasi karena ternyata tidak mampu menampung hujan ekstrem.

    “Kami menyoroti soal banjir yang diutamakan adalah pencegahan bukan bertindak ketika sudah terjadi,” kata Yuke di Jakarta, Jumat.

    Yuke mengatakan, cuaca tidak bisa terus-menerus dijadikan faktor penyebab karena kalau Jakarta memiliki sistem pengendalian banjir yang efektif maka bisa meminimalkan terjadinya banjir.

    Menurut dia, evaluasi juga harus dilakukan terhadap efektivitas infrastruktur drainase, kapasitas sungai, serta kesiapan pompa dan sistem pengelolaan air di daerah rawan genangan.

    Normalisasi dan naturalisasi sungai, sambung Yuke, harus dipercepat, karena masih ada 17,7 km normalisasi Sungai Ciliwung yang belum selesai. Sementara daerah resapan air di Jakarta juga semakin berkurang.

    Selain itu, koordinasi dengan pemerintah pusat perlu diperkuat. Terutama dalam mengelola aliran air dari wilayah hulu dan pengoperasian waduk, serta pintu air.

    “Dari sisi teknis, kami akan meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk memastikan semua pompa air berfungsi optimal,” kata dia.

    Optimalisasi pompa air, tambah Yuke, tidak hanya saat banjir terjadi. Namun melalui pemeliharaan rutin sebelum musim hujan.

    Tidak hanya itu, menurut dia dibutuhkan peningkatan sistem drainase, terutama di daerah rawan yang berulang kali banjir setiap kali hujan deras.

    “Kami juga mendorong Pemprov untuk lebih tegas dalam menertibkan bangunan liar yang menghambat aliran air,” katanya.

    Yuke menambahkan bahwa pembangunan tanggul di daerah pesisir perlu dipercepat untuk mengantisipasi banjir rob.

    Yuke berpendapat, solusi jangka panjang harus segera direalisasikan agar masalah banjir tidak menjadi siklus tahunan tanpa ada perbaikan nyata.

    “DPRD akan terus mengawasi dan mendorong agar setiap program penanggulangan banjir benar-benar berjalan efektif dan tepat sasaran,” kata Yuke.

    Hingga kini Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) masih terus berupaya untuk menangani banjir di 22 rukun tetangga (RT) dan sejumlah ruas jalan DKI Jakarta.

    “Kami berkoordinasi dengan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk penyedotan banjir dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Kamis (30/1).

    Ia menjelaskan selain penyedotan air petugas BPBD DKI Jakarta juga mendistribusikan logistik kepada para korban banjir yang mengungsi di sejumlah lokasi Jakarta.

    Yohan mengatakan telah mendistribusikan logistik berupa nasi boks, selimut, sarung, mukena dan lain sebagainya kepada warga terdampak dengan jumlah mencapai 2.000 lebih.

    Menurut dia, banjir terjadi di 54 RT dan 23 ruas jalan Jakarta sejak Rabu (29/1) dini hari dan saat ini sudah sudah berangsur surut.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pj Wali Kota Kediri Tinjau Bersih-Bersih Area Jembatan Lama Sungai Brantas

    Pj Wali Kota Kediri Tinjau Bersih-Bersih Area Jembatan Lama Sungai Brantas

    Kediri (beritajatim.com) – Pj Wali Kota Kediri Zanariah bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait meninjau kegiatan bersih-bersih Sungai Brantas di area Jembatan Lama Kota Kediri, Jumat (31/1/2025). Kegiatan ini telah dimulai sejak Kamis (30/1/2025) dan ditargetkan rampung pada Sabtu (1/2/2025). Aksi bersih-bersih ini merupakan tindak lanjut dari program kebersihan lingkungan yang telah dilaksanakan pada Desember 2024.

    Saat ditemui, Pj Wali Kota Kediri Zanariah menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mitigasi bencana hidrometeorologi, normalisasi aliran Sungai Brantas, serta menjaga warisan cagar budaya. “Jembatan Lama ini menjadi salah satu titik prioritas pembersihan sungai, karena bagian bawah pada jembatan cagar budaya yang berusia 155 tahun ini, sudah dipenuhi rumpun bambu, beberapa batang kayu, bahkan mulai membentuk sedimen,” jelasnya.

    Zanariah menuturkan bahwa pada 2023 telah dilakukan pembersihan di lokasi yang sama, tetapi belum bisa tuntas karena keterbatasan alat. Oleh karena itu, tahun ini BPBD berkolaborasi dengan Dinas PUPR, DLHKP, Perum Jasa Tirta 1, Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, dan Balai Besar Wilayah Sungai untuk memastikan pembersihan lebih optimal dengan tambahan sumber daya dan alat pendukung.

    “Dari pembersihan kemarin hari pertama, sudah terdapat progress pancang jembatan pertama bagian paling barat, terlihat material yang di atas permukaan sudah terangkat semua. Selanjutnya akan diupayakan pembersihan pada bagian bawah permukaan air yang belum bisa terangkat, dan tantangannya tentu kondisi aliran air sungai. Saat pembersihan pancang kedua, material kayu sempat tersangkut di pancang pertama,” jelas Zanariah.

    Pj Wali Kota Kediri juga menekankan pentingnya keamanan dan keselamatan selama kegiatan berlangsung. Jajaran OPD selalu memperbarui informasi mengenai ketinggian debit muka air Sungai Brantas setiap pukul 06.00 WIB melalui Bendungan Gerak Waruturi. Jika debit air melebihi batas aman, pembersihan akan ditunda.

    “Saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama menjaga dan merawat lingkungan. Salah satunya tidak membuang sampah di sungai. Karena dari satu hal ini, ada banyak dampak yang akan terjadi. Selain itu, mari bersama kita jaga dan rawat warisan cagar budaya Kota Kediri,” tutupnya.

    Dalam peninjauan ini, turut hadir Sekretaris Daerah Bagus Alit, Kepala Pelaksana BPBD Joko Arianto, Kepala DLHKP Imam Muttakin, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Yono Heryadi, Perum Jasa Tirta, serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). [nm/beq]

  • Kapal Nelayan Bangkalan Dihantam Ombak, 1 Hilang dan 2 Selamat

    Kapal Nelayan Bangkalan Dihantam Ombak, 1 Hilang dan 2 Selamat

    Bangkalan (beritajatim.com) – Sebuah kapal nelayan dihantam ombak besar di perairan Tolbuk, Kecamatan Klampis, Bangkalan, menyebabkan satu nelayan hilang dan dua lainnya selamat. Kejadian tragis ini terjadi saat mereka tengah mencari rajungan di laut.

    Insiden bermula ketika perahu nelayan berangkat dari Kampung Bandaran, Bangkalan, sekitar pukul 01.00 WIB pada Kamis (30/1/2025). Para nelayan yang terdiri dari tiga orang ini tiba di perairan tujuan sekitar pukul 05.00 WIB pagi. Mereka kemudian menebar jala dan bersiap menarik hasil tangkapan satu jam kemudian.

    Namun, cuaca tiba-tiba berubah drastis. Ombak besar menerjang perahu mereka hingga terbalik dan menenggelamkan salah satu nelayan. Dua lainnya berhasil selamat.

    “Dua orang selamat dan satu orang hilang,” terang Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangkalan, Taufik Efendi, Jumat (31/1/2025).

    Korban dalam insiden ini adalah Muhammad Nari (47), Rafel Anggara Putra (23), dan Moh Adiem (31), warga Jalan Pertempuran, Kelurahan Pejagan, Kota Bangkalan. Dari ketiga nelayan tersebut, Muhammad Nari masih belum ditemukan.

    Upaya pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Basarnas, dan para nelayan setempat. Tim penyelamat telah menyisir area dari perairan Bandaran hingga perairan Tolbuk untuk menemukan korban yang hilang.

    “Ya rencananya akan dilakukan pencarian di wilayah itu,” pungkas Taufik. [sar/beq]

  • 9 Desa dan 1 Kelurahan di Blitar Porak Poranda Disapu Angin Kencang

    9 Desa dan 1 Kelurahan di Blitar Porak Poranda Disapu Angin Kencang

    Blitar (beritajatim.com) – Sebanyak sembilan desa dan satu kelurahan di Kabupaten Blitar terdampak bencana angin kencang. Sejumlah bangunan rusak dan dua orang dilaporkan luka usai tertimpa pohon tumbang.

    Data di BPBD Kabupaten Blitar tercatat ada 9 desa dan satu kelurahan yang terdampak angin kencang. Kesembilan desa yang terdampak tersebut diantaranya adalah Desa Sukosewu dan Tambakan di Kecamatan Gandusari, Kelurahan Bence, Desa Karangrejo dan Slorok di Kecamatan Garum, Desa Ploso Selopuro, Desa Jegu Sutojayan, Desa Sumberasri, Dayu dan Kedawung di Kecamatan Nglegok.

    Ivong Berttyanto, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar menegaskan bahwa pihaknya langsung turun ke lapangan untuk melakukan asesmen dan evakuasi pohon serta bangunan yang rusak. BPBD Kabupaten Blitar pun kini tengah siaga untuk menangani bencana angin kencang yang sedang melanda.

    “Ada TK Alhidayah 2 di Desa Karangrejo mengalami kerusakan berat karena tertimpa pohon tumbang. Selanjutnya di Desa Sukosewu ada pohon waru tumbang menimpa dapur rumah warga sehingga mengalami kerusakan berat,” kata Ivong, Jumat (31/1/2025).

    Dalam bencana angin kencang ini ada 2 korban luka. Satu korban luka berasal dari Desa Ploso dan satu lagi berasal dari Desa Kedawung Kabupaten Blitar. Pohon yang tumbang menimpa dapur rumah warga di Desa Ploso, mengakibatkan satu orang tertimpa material tembok rumah hingga mengalami luka bagian kepala serta pundak.

    Sementara di Desa Kedawung, pohon tumbang juga menimpa atap dapur dan bangunan warga yang menyebabkan satu korban luka di kaki.Kini kedua korban sudah mendapatkan perawatan intensif dari tim medis.

    “Penanganan kedaruratan sampai saat ini masih terus dilakukan seperti pembersihan lokasi dan asesmen. Untuk 2 orang yang mengalami luka ringan dipastikan sudah mendapat penanganan medis,” tegasnya.

    Salah satu bangunan yang rusak parah adalah TK Alhidayah 2 di Desa Karangrejo Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Bangunan kelas yang ada di TK tersebut rusak parah usai tertimpa pohon yang roboh.

    Beruntung saat kejadian anak-anak TK sudah pulang. Sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

    “Ada 2 kelas yang rusak masih baru kog ini masih 8 bulan berdiri kelasnya, beruntung anak-anak sudah pulang,” kata Tamyis, pemilik yayasan TK Alhidayah 2.

    Kini warga bersama pengurus tengah melakukan pembersihan pohon yang tumbang dan menimpa bangunan kelas tersebut. Sementara waktu pembelajaran di TK tersebut juga dihentikan hingga proses evakuasi selesai. [owi/beq]

  • Menko PMK: Pencegahan Bencana Harus Diarusutamakan dalam Kebijakan Daerah
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Januari 2025

    Menko PMK: Pencegahan Bencana Harus Diarusutamakan dalam Kebijakan Daerah Nasional 31 Januari 2025

    Menko PMK: Pencegahan Bencana Harus Diarusutamakan dalam Kebijakan Daerah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya pengarusutamaan
    pencegahan bencana
    dalam
    kebijakan daerah
    sebagai langkah untuk melindungi masyarakat.
    Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Penanganan
    Bencana
    di Kota Pontianak, yang berlangsung di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalimantan Barat, pada Kamis (30/1/2025).
    Pratikno mengatakan, langkah ini bertujuan tidak hanya untuk mengurangi risiko
    bencana
    di masa depan, tetapi juga sebagai bentuk perhatian pemerintah agar masyarakat dapat diselamatkan dengan cepat saat bencana terjadi, serta untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
    “Pencegahan harus diarusutamakan dalam kebijakan daerah, baik melalui reboisasi, pengendalian sedimentasi, maupun pengelolaan sampah,” kata Pratikno.
    “Ini bukan sekadar pembangunan, tapi tentang menyelamatkan masyarakat,” ujar dia.
    Pratikno menekankan pentingnya pendataan infrastruktur yang diperlukan untuk pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
    Dengan data yang akurat, pemerintah dapat menentukan langkah prioritas agar daerah lebih siap menghadapi potensi bencana.
    Di sisi lain, Pratikno mengapresiasi berbagai pihak yang telah bertindak cepat dalam menyelamatkan masyarakat, sehingga dapat meringankan beban dalam situasi tanggap darurat.
    Dia menyatakan bahwa sinergi lintas sektor merupakan kunci keberhasilan mitigasi bencana.
    “Kita harus solid. BNPB, kementerian teknis, pemerintah daerah, serta Forkopimda harus bergerak bersama. Kalau ini berjalan dengan baik, masyarakat akan lebih terlindungi,” ujar dia.
    Sebagai bagian dari upaya penanganan dan penanggulangan bencana, pada kesempatan ini, pemerintah juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Barat yang telah menetapkan Status Tanggap Darurat.
    Bantuan tersebut mencakup kebutuhan makanan, logistik, peralatan darurat, serta dana stimulan.
    Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Kepala BNPB Suharyanto, Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson, Staf Ahli Bidang Ketahanan Sosial, Ekologi, dan Budaya Sorni Paskah Daeli, serta jajaran Forkopimda dan BPBD se-Kalimantan Barat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB Modifikasi Cuaca Jawa-Kalsel, BRIN Sudah Peringati Dampaknya

    BNPB Modifikasi Cuaca Jawa-Kalsel, BRIN Sudah Peringati Dampaknya

    GELORA.CO -Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan.

    Menurut informasi dari BMKG, modifikasi cuaca dilakukan dengan cara penyemaian awan atau cloud seeding, yang melibatkan penggunaan NaCl untuk memicu hujan pada awan yang berpotensi turun hujan. Hal ini bertujuan agar hujan turun lebih cepat sebelum mencapai daratan atau daerah yang rawan bencana.

    Operasi penyemaian 2.000 kg atau 2 ton garam (NaCl) ke awan ini melibatkan kerjasama antara BPBD dan TNI Angkatan Udara, dengan menggunakan teknologi untuk mengurangi risiko bencana.

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa keputusan untuk memodifikasi cuaca diambil sebagai upaya menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah di Indonesia.

    “Upaya ini bertujuan mengurangi dampak bencana seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang dapat merugikan masyarakat di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan,” ujarnya pada Kamis 30 januari 2025. 

    “Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi dalam memitigasi dampak bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Dengan perencanaan matang dan pemanfaatan teknologi modern, OMC di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan diharapkan dapat mengurangi risiko bencana seperti hujan lebat, banjir, dan longsor,” tambah Abdul Muhari.

    BNPB juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

    “Masyarakat yang berada di daerah rawan bencana diimbau untuk terus mengikuti informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Selain itu, sangat penting untuk menjaga kewaspadaan, mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan bencana banjir, longsor, dan cuaca buruk dengan mengikuti protokol darurat yang telah disosialisasikan,” tegas Abdul Muhari.

    Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan bahwa modifikasi cuaca akan memiliki dampak negatif.

    Klimatologi BRIN, Erma Yulihastin, mengatakan,  terdapat beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan saat OMC dilakukan.

    Pertama, pergeseran Awan dan intensifikasi hujan di wilayah lain. Menurutnya, OMC di Jakarta dapat menyebabkan pergeseran awan yang memicu hujan deras di wilayah lain, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini terjadi karena awan yang seharusnya membawa hujan ke Jakarta justru dialihkan, sehingga wilayah lain menerima dampak hujan yang lebih intens.

    “Kalau modifikasi dilakukan dengan tujuan mengurangi intensitas hujan di Jakarta padahal kini sedang banyak MCC meluas di laut utara Jakarta, itu bakal menuju kemana? Jateng-Jatim yang bakal paling parah kena dampak awan MCC yang masuk dari laut utara dan selatan Jawa. Awan tak punya KTP!” kata Erma dalam cuitannya di X beberapa waktu lalu. 

    Kedua, penurunan kualitas udara. Operasi modifikasi cuaca dapat memengaruhi kualitas udara di daerah target. Misalnya, di Jakarta, setelah OMC dilakukan, kualitas udara cenderung memburuk. Hal ini disebabkan oleh perubahan dinamika atmosfer yang memengaruhi konsentrasi polutan di udara. 

    Selanjutnya, efek lingkungan yang belum diketahui secara pasti.

    Meskipun OMC bertujuan untuk mengendalikan cuaca, dampak jangka panjang terhadap lingkungan belum sepenuhnya dipahami. Perubahan pola hujan dan distribusi air dapat memengaruhi ekosistem lokal, pertanian, dan sumber daya air secara tidak terduga.

    Oleh karena itu, peneliti BRIN menyarankan agar OMC dilakukan dengan pertimbangan matang, terutama saat kondisi cuaca ekstrem, untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul. 

  • Pemkab Kediri Evakuasi Darurat Jalan Putus di Sepawon Plosoklaten

    Pemkab Kediri Evakuasi Darurat Jalan Putus di Sepawon Plosoklaten

    Kediri (beritajatim.com) – Akses utama yang menghubungkan Desa Wonorejo Trisulo dengan Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri terputus sepanjang 15 meter akibat hujan lebat yang mengguyur pada Rabu (29/1/2025) sore.

    Putusnya jalan penghubung antar desa tersebut disebabkan oleh pondasi jalan yang berada di kelokan sungai ambrol tergerus air. Jalan yang terputus memiliki panjang 15 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 3 meter.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno, mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII Ngrangkah Pawon, Desa Sepawon, Plosoklaten, selaku pemilik wilayah yang dilalui jalan tersebut.

    Usai mendapatkan izin dari PTPN XII, BPBD Kabupaten Kediri segera mengerahkan personel Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) untuk melakukan penanganan darurat.

    “Kemarin (29/1/2025) sudah dibuatkan jalan darurat yang bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat jenis tertentu untuk digunakan akses warga dari Desa Sepawon ke Desa Wonorejo Trisulo dan sebaliknya,” kata Djoko.

    Selain bergotong royong bersama warga setempat, BPBD Kabupaten Kediri juga telah berkoordinasi dengan PTPN XII untuk penanganan lebih lanjut atas putusnya jalan tersebut.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kediri, Irwan Chandra Wahyu Purnama, menuturkan bahwa pihaknya telah menerjunkan satu alat berat eskavator ke Desa Sepawon untuk melakukan sterilisasi sungai secara darurat.

    “Jika memungkinkan nantinya akan ditambah satu alat berat lagi,” tambahnya.

    Melihat volume kerusakan yang cukup besar, kata Irwan, sisi sungai tersebut rencananya akan dipasang bronjong untuk mencegah erosi dan longsor serta menstabilkan tanah.

    “Rencananya juga akan dipasang bronjong,” jelas Irwan.

    Di sisi lain, luapan air sungai tersebut juga melanda Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten. Kejadian ini berdampak pada area persawahan seluas 5 hektar dan 30 tambak milik warga, serta masuk ke beberapa titik area penduduk.

    Dalam hal ini, Pemkab Kediri melalui BPBD dan Dinas PUPR telah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat serta masyarakat untuk bergotong royong mensterilkan area tersebut. [ADV PKP/nm]

  • Tim SAR Cari Warga yang Hilang di Hutan Halmahera Timur Saat Berburu

    Tim SAR Cari Warga yang Hilang di Hutan Halmahera Timur Saat Berburu

    Halmahera Timur, Beritasatu.com – Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate (SAR Ternate), Maluku Utara, melakukan pencarian terhadap Ali Mustofa (27), seorang warga Desa Subaim, Kabupaten Halmahera Timur, yang diyatakan hilang saat berburu burung di hutan Gunung Putih.

    Proses pencarian ini dilakukan setelah Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate menerima laporan terjadi kondisi membahayakan jiwa manusia  pada, Jumat (31/01/25) sekitar pukul 04.50 WIT.

    Kronologis kejadian pada Rabu (29/1/2025) pukul 10.00 WIT, korban bersama kedua rekannya pergi berburu burung di wilayah kawasan Gunung Putih, di Desa Subaim, Kecamatan Wasile. Namun, saat perjalanan pulang korban terpisah dengan rekannya di sekitar Kali Tolawi.

    Masyarakat Desa Subaim bersama keluarga korban telah berupaya melaksanakan pencarian, tetapi hasilnya masih nihil. Selanjutnya pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut dan memohon bantuan SAR Ternate.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate, Iwan Ramdani menyampaikan, setelah menerima laporan pada Jumat (31/1/2025) pukul 05.10 WIT, tim Rescue Kansar Ternate bergerak menuju lokasi untuk melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban hilang. 

    Dia juga menyampaikan pencarian terhadap korban hilang terus dilakukan tim SAR bersama masyarakat dan keluarga korban dengan harapan korban segera ditemukan.

    “Sementara unsur yang terlibat dalam operasi SAR. tim Rescue Kansar Ternate, BPBD Halmahera Timur, Babinsa Subaim, Polsek Subaim, keluarga korban, dan masyarakat setempat,” ujarnya tentang pencarian korban hilang saat berburu tersebut.

  • BPBD Surabaya Imbau Masyarakat Melapor Jika Kehilangan Anggota Keluarga

    BPBD Surabaya Imbau Masyarakat Melapor Jika Kehilangan Anggota Keluarga

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBD Surabaya, Arif Sunandar, mengimbau masyarakat yang kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor ke posko pencarian korban tenggelam di Sungai Kali Jagir, Wonokromo, demi mempercepat identifikasi dan penemuan korban.

    “Sejauh ini belum ada pihak keluarga yang melapor ke posko kehilangan anggota keluarganya. Dan kalaupun ada informasi, itu kami sangat sangat berharga dan semoga disampaikan ke kami apabila ada anggota keluarga yang hilang,” kata Arif, Jumat (31/1/2025).

    Keluarga yang kehilangan anggota keluarganya ini dapat melapor ke posko pencarian korban tenggelam di pinggir sungai Kali Jagir, tepatnya di Jalan Jagir Wonokromo, sisi utara Pasar Mangga Dua.

    Dan menurut seorang saksi mata bernama Rizki menyampaikan, ciri-ciri korban tenggelam pada Kamis (30/1) kemarin, korban adalah pria mengenakan baju kotak-kotak dan diperkirakan berusia 70 tahun.

    “Tiba-tiba pria tercebur. Kira-kira umurnya sekitar 70 tahun. Orangnya saat itu teriak-teriak minta tolong. Warga yang ikut melihat langsung lapor ke 112,” terang Rizki.

    Dari laporan pria tenggelam itu, petugas gabungan Basarnas dan BPBD Surabaya kemudian melakukan pencarian di sungai Kali Jagir, dan akan memperluas penyisiran hingga ke sisi Muara dengan menggunakan 6 perahu karet. (ted)

  • Pagi Ini 10 RT di Jakbar Masih Terendam Banjir dengan Ketinggian 30-60 Cm

    Pagi Ini 10 RT di Jakbar Masih Terendam Banjir dengan Ketinggian 30-60 Cm

    loading…

    Sebanyak 10 RT di Jakarta Barat masih terendam banjir, Jumat (31/1/2025) pagi. Ketinggian air di 10 RT berkisar 30-60 cm. Foto: Dok SINDOnews

    JAKARTA – Sebanyak 10 RT di Jakarta Barat masih terendam banjir , Jumat (31/1/2025) pagi. Banjir disebabkan curah hujan tinggi pada Selasa (28/1/2025). Ketinggian air di 10 RT berkisar 30-60 cm.

    “Update pukul 04.00 WIB, BPBD mencatat genangan terjadi di 10 RT,” kata Kapusdatin BPBD Jakarta M Yohan, Jumat (31/1/2025).

    Data wilayah terdampak sebagai berikut:

    Jakarta Barat terdapat 10 RT yakni:
    – Kel Cengkareng Barat 7 RT.
    – Kel Tegal Alur 3 RT.

    Penyebab: Curah Hujan Tinggi
    Ketinggian: 30-60 Cm.
    Situasi: Masih tergenang.

    Genangan yang sudah surut:
    1. Kel. Rawa Buaya 4 RT
    2. Kel. Sukapura 11 RT
    3. Kel. Duri Kosambi 7 RT
    4. Kel. Cengkareng Timur 20 RT
    5. Kel. Rorotan 1 RT
    6. Kel. Semper Barat 2 RT
    7. Kel. Pegadungan 3 RT
    8. Kel. Pejaten Timur 3 RT
    9. Kel. Cawang 4 RT
    10. Kel. Cililitan 2 RT
    11. Kel. Sempet Barat 1 RT
    12. Kel. Bidara Cina 3 RT
    13. Kel. Pela Mampang 1 RT
    14. Kel. Cengkareng Barat 1 RT
    15. Kel. Tegal Alur 2 RT
    16. Kel. Kampung Melayu 4 RT

    Jalan tergenang yang sudah surut:
    1. Jl. Muara Baru (Depan Pluit Selatan View), Kel. Penjaringan
    2. Jl. Satria Raya, Kel. Jelambar
    3. Jl. Pegangsaan Dua (Green Hill), Kel. Pegangsaan Dua
    4. Jl. Kelapa Hybrida Raya, Kel. Pegangsaan Dua
    5. Jl. Cakung Cilincing, Kel Sukapura

    BPBD Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat. BPBD juga memberikan bantuan logistik bagi masyarakat terdampak banjir yang mengungsi,” ujar Yohan.

    (jon)