Kementrian Lembaga: BPBD

  • Banjir Terparah dalam 25 Tahun, Ribuan Rumah di Rejoso Pasuruan Terendam

    Banjir Terparah dalam 25 Tahun, Ribuan Rumah di Rejoso Pasuruan Terendam

    Pasuruan (beritajatim.com) – Banjir yang melanda Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, pada akhir Januari 2025 menjadi yang terparah dalam 25 tahun terakhir. Curah hujan tinggi dan pasang air laut menyebabkan air sulit surut, mengakibatkan ribuan rumah terendam dan ratusan warga mengungsi.

    Menurut Kosim Mustain, Kepala Seksi Pelayanan Desa Rejoso Lor, hampir seluruh wilayah Rejoso terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai lebih dari satu meter. “Ini adalah banjir terbesar dalam 25 tahun terakhir. Sebagian besar rumah di Desa Rejoso Lor terendam, mencapai lebih dari 90 persen,” ungkapnya, Sabtu (1/2/2025).

    Akibat kondisi tersebut, empat titik pengungsian didirikan untuk menampung warga yang terdampak. Di Kantor Desa Rejoso Lor, sekitar 52 warga mengungsi, sementara lebih dari 200 jiwa memilih bertahan di masjid setempat. Beberapa warga yang berada di kawasan tinggi, seperti Dusun Sidowayah, mulai kembali ke rumah mereka setelah air surut.

    Rumsila, salah seorang pengungsi di Kantor Desa Rejoso Lor, mengaku sudah tiga hari berada di pengungsian. “Bantuan makanan dan obat-obatan sudah diberikan, meskipun saya sempat gatal-gatal, tetapi sudah diberi obat dari puskesmas,” katanya.

    Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan menunjukkan bahwa banjir masih menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Rejoso dengan ketinggian air yang bervariasi. Di Desa Kawisrejo, beberapa dusun seperti Gapuk dan Raket masih terendam setinggi 25 cm, sementara di Desa Sadengrejo, air menggenangi Dusun Sadeng setinggi 25 cm dan Dusun Rekesan 40-50 cm.

    Di Desa Arjosari, Dusun Sarirejo terendam dengan ketinggian air 30-40 cm. Sementara itu, Desa Toyaning mengalami genangan dengan ketinggian berbeda di beberapa dusunnya, yaitu 20 cm di Dusun Turi, 40 cm di Dusun Toyaning, dan 20-30 cm di Dusun Ngemplak.

    Desa yang terdampak parah adalah Rejoso Lor, di mana beberapa dusun tercatat memiliki ketinggian genangan air mencapai 50-70 cm. Untuk membantu evakuasi warga, perahu fiber disiagakan. Di Desa Jarangan, genangan tertinggi tercatat di Dusun Bandaran, dengan ketinggian air mencapai 60-90 cm.

    Sementara itu, di Desa Patuguran, Dusun Panjen terendam air setinggi 50 cm, Dusun Sekarputih 40 cm, dan Dusun Kampungbaru 20-30 cm. Di Desa Pandanrejo, air masih menggenangi Dusun Kaden setinggi 20-30 cm, sedangkan di Desa Kedungbako, kondisi banjir di Dusun Krajan mulai surut. [ada/beq]

  • Banjir Pasuruan dan Pemasangan "Eco River" di Sungai Welang… 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Februari 2025

    Banjir Pasuruan dan Pemasangan "Eco River" di Sungai Welang… Surabaya 1 Februari 2025

    Banjir Pasuruan dan Pemasangan “Eco River” di Sungai Welang…
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Alam (SDA) Provinsi Jawa Timur mulai melakukan perbaikan tanggul di
    Sungai Welang
    dengan menerapkan metode
    eco river
    .
    Langkah ini diambil untuk mengurangi risiko luapan air sungai saat hujan deras, terutama pada sisi tanggul yang sering jebol.
    Metode
    eco river
    melibatkan pemasangan anyaman kayu bambu pada sisi tanggul yang dilengkapi dengan sak berisi pasir atau tanah.


    Proses pemasangan difokuskan pada titik-titik tanggul yang rawan jebol dan pada aliran sungai yang berkelok.
    “Selain mencegah luapan, juga diharapkan dapat mencegah longsor, terutama saat aliran sungai meningkat setelah hujan deras,” jelas Anton Dharma, Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) Sungai Welang-Pekalen di
    Pasuruan
    , Sabtu (1/2/2025).
    Pemasangan perdana metode
    eco river
    dilakukan di Dusun Duyo dan Rujak Sente, Desa Sukorejo, Kecamatan Pohjentrek, Kota Pasuruan, dengan panjang anyaman bambu mencapai 50 meter.
    “Pemasangan dengan
    eco river
    , yang menggunakan anyaman bambu secara langsung, diharapkan lebih kuat dalam menahan air dibandingkan dengan pemasangan
    sand bag
    biasa,” tambah Anton.
    Salah satu penyebab banjir yang sering melanda Kabupaten Pasuruan adalah jebolnya tanggul di Sungai Welang, yang melintasi perbatasan wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan.
    Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten dan Kota Pasuruan, Desa Sukorejo Kecamatan Pohjentrek serta Kelurahan Karangasem telah mengalami genangan banjir sebanyak tiga kali dalam sebulan terakhir.
    Warga pun meminta agar tindakan segera diambil untuk mengurangi risiko banjir saat hujan deras.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • FOTO-FOTO Rumah Rusak, Jalanan Ambles & Putus Dampak Fenomena Tanah Bergerak di Banjarnegara Jateng – Halaman all

    FOTO-FOTO Rumah Rusak, Jalanan Ambles & Putus Dampak Fenomena Tanah Bergerak di Banjarnegara Jateng – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Fenomena pergerakan tanah terjadi di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, sejak Selasa (21/1/2025) hingga Rabu (22/1/2025). 

    Gerakan tanah itu mengakibatkan rayapan/amblesan pada jalan penghubung antara Kecamatan Pejawaran dan Kecamatan Batur.

    Hasil kaji cepat sementara, terdapat lima titik rekahan dengan kedalaman amblesan sebesar 70 hingga 200 sentimeter. 

    Perkembangan rekahan itu berangsur dari area ketinggian bagian timur menuju lereng ke arah barat.

    Data sementara per Jumat (31/1/2025), peristiwa gerakan tanah itu telah mengakibatkan kerusakan jalan kabupaten, 16 rumah warga rusak berat, 39 rumah terancam dan menyebabkan kerusakan jaringan listrik.

    FENOMENA TANAH BERGERAK – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Setidaknya 16 rumah warga rusak berat hingga jalanan ambles. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Mengutip pers rilis BNPB, dari data laporan visual terlihat beberapa rumah roboh dan terbenam ke dalam tanah hingga setengah bangunan. 

    Ada juga sejumlah rumah yang rata dengan tanah hanya menyisakan atapnya saja.

    Kondisi jalan kabupaten pun mengalami keretakan dan mustahil dilewati kendaraan roda empat atau lebih.

    Pergeseran Lapisan Tanah Terus Terjadi

    Hasil pemantauan gerakan tanah pada tanggal 25 Januari 2025 oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, ditemukan bahwa pergeseran lapisan tanah terus terjadi. 

    Hal itu ditunjukkan dengan kondisi jarak antar rumah semakin menumpuk dan bagian rumah yang terbenam. 

    Perkembangan pergerakan tanah juga semakin menggerus dengan kedalaman rata-rata kurang lebih 3 meter. 

    Kemudian panjang pergerakan yang awalnya dari 2 meter menjadi 5 meter serta ditemukan singkapan lapisan batu lempung yang diduga menjadi batuan dasar sebagai bidang gelincir.

    Di sisi lain dijumpai genangan air dari akumulasi beberapa mata air yang tertangkap pada lapisan lempung sehingga terjadi genangan pada permukaan.

    RUMAH RUSAK PARAH – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Tampak rumah warga rusak parah. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Faktor Pemicu

    Menurut Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dari hasil analisis sementara, beberapa faktor pemicu terjadinya pergerakan tanah tersebut meliputi curah hujan tinggi yang telah menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan mudah bergerak ke tempat yang lebih rendah.

    Hasil pantauan dan analisis Stasiun Klimatologi Kelas I Jawa Tengah pada dasarian II Januari 2025, curah hujan di Banjarnegara dan beberapa wilayah lain di Jawa Tengah berada di atas 300 milimeter yang berarti masuk dalam kriteria sangat tinggi. 

    Hal itu sekaligus menjadi salah satu faktor pemicu kejadian bencana hidrometeorologi basah yang bertubi-tubi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah seperti banjir dan tanah longsor di Pekalongan dan Kendal, banjir di Grobogan dan Demak pada periode yang sama.

    Bahkan, jika ditarik garis lurus, jarak antara Desa Ratamba dengan Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, yang menjadi lokasi bencana tanah longsor di Kabupaten Pekalongan dengan korban jiwa 25 orang itu hanya terpaut jarak 30 kilometer saja. 

    Artinya bisa dikatakan bahwa memang curah hujan yang sangat tinggi terkonsentrasi di wilayah tersebut pada saat itu.

    Selain curah hujan, faktor pemicu gerakan tanah selanjutnya adalah saluran drainase dan sungai yang dibangun belum sepenuhnya menggunakan material kedap air sehingga terjadi peresapan air. 

    FENOMENA TANAH BERGERAK – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Tampak rumah warga rusak parah. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Hasil temuan fakta di lapangan, jalan penghubung Kecamatan Pejawaran-Kecamatan Batur dibangun di atas batulempung Formasi Kalibiuk (Tpb), lapisan batulempung (lapisan impermeabel). 

    Oleh sebab itu, ketika curah hujan tinggi ditambah drainase buruk lantas menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan mudah bergerak. 

    Di samping itu terjadi peningkatan tekanan air pori ditambah bobot massa tanah dan berkurangnya daya ikat tanah turut mendukung terjadinya fenomena tersebut.

    Hasil analisis selanjutnya bahwa berdasarkan komposisi material penyusun longsoran (soil hasil lapukan batulempung) dan jenis pergerakan yang teramati, dapat diinterpretasikan bahwa longsoran itu berjenis debris slide dengan arah pergerakan relatif ke barat daya.

    RUMAH RUSAK PARAH – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Tampak rumah warga rusak parah. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Dari hasil analisa sementara dan melihat sejumlah faktor pemicu tersebut, fenomena pergerakan tanah susulan masih sangat berpotensi terjadi jika curah hujan di wilayah itu masih tinggi dalam durasi yang cukup lama.

    BPBD Ungsikan Puluhan Warga

    Sebagai upaya antisipasi dan penanganan darurat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara dengan sigap segera membantu evakuasi warga terdampak maupun yang terancam. 

    Mereka diungsikan sementara di dua desa, masing-masing 62 jiwa di Kalireng, Ratamba dan 7 jiwa di Desa Biting.

    BPBD juga mendukung pemenuhan kebutuhan dasar para warga yang mengungsi dibantu dari lintas instansi terkait seperti Dinsos, TNI, Polri, NGO dan relawan penanggulangan bencana. 

    FENOMENA TANAH BERGERAK – Kondisi wilayah terdampak fenomena gerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Setidaknya 16 rumah warga rusak berat hingga jalanan ambles. (FOTO: BPBD Kabupaten Banjarnegara)

    Posko kesehatan dan trauma healing juga didirikan guna memberikan pelayanan kesehatan medis dan psikologi bagi warga pengungsi dan yang terdampak lainnya.

    Sejalan dengan itu, kaji cepat lanjutan dan monitoring di lapangan terus dilakukan sebagai antisipasi dan analisis terkait perkembangan dampak serta kondisi terkini.

    Pemerintah Kabupaten Banjarnegara akan segera menyiapkan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak dan yang kehilangan tempat tinggal akibat pergerakan tanah tersebut. 

    Pemkab menargetkan huntara tersebut selesai dibangun dan dapat ditempati sebelum hari Raya Idul Fitri tahun 2025 pada awal bulan April mendatang.

    Pemerintah Pusat melalui BNPB telah mengirimkan tim Tenaga Ahli bersama personel dari Kedeputian Bidang Penanganan Darurat guna asesmen awal sebagai tindak lanjut pemberian dukungan pada fase tanggap darurat sebagai solusi jangka pendek termasuk rencana pemulihan serta rehabilitasi dan rekonstruksi.

    Fenomena pergerakan tanah di Banjarnegara yang diprediksi masih terjadi diharapkan menjadi perhatian bagi warga sekitar untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, khususnya selama periode musim penghujan. 

    Evakuasi sementara ke tempat yang lebih aman menjadi solusi yang tepat untuk dilakukan demi menghindari jatuhnya korban jiwa.

    Monitoring secara berkala lereng tebing, perbukitan hingga sepanjang aliran sungai menjadi penting untuk dilakukan mengingat potensi risiko bencana hidrometeorologi basah masih sangat tinggi. 

    Apabila terdapat retakan tanah atau patahan yang terlihat sebaiknya segera dilaporkan kepada pihak berwenang dan hindari melakukan aktivitas di sekitarnya.

    Reboisasi dan pemulihan vegetasi dengan jenis tanaman berakar kuat bernilai ekonomis di area tandus yang memiliki potensi risiko tinggi pergerakan tanah hingga banjir bandang dapat menjadi solusi mitigasi jangka panjang.

  • DKI kembali lakukan modifikasi cuaca untuk kurangi potensi banjir

    DKI kembali lakukan modifikasi cuaca untuk kurangi potensi banjir

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) mulai Sabtu ini hingga Kamis (6/2) sebagai upaya mengurangi potensi banjir akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

    “Dengan pelaksanaan OMC ini, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat meminimalisir risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda wilayah Jakarta,” kata Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Maruli Sijabat saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

    Maruli menyebutkan, modifikasi cuaca ini dilakukan sebagai respon terhadap prakiraan cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jakarta.

    Selain itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi juga telah menginstruksikan jajarannya untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terulangnya kejadian serupa yang dapat mengakibatkan bencana.

    “BMKG telah mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca hujan yang dapat terjadi hingga 6 Februari mendatang,” ujar Maruli.

    Ilustrasi – Suasana persiapan modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BPBD DKI Jakarta. ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan mengatakan, modifikasi cuaca ini untuk mengubah pola curah hujan sehingga dapat mengurangi intensitas hujan yang terjadi dalam waktu singkat.

    Lalu, menurut Yohan, dengan mengurangi curah hujan ini maka potensi genangan air dan banjir di Jakarta dapat diminimalkan.

    OMC merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana yang lebih luas. “Dengan mengurangi curah hujan, OMC berkontribusi pada penurunan risiko bencana hidrometeorologi, salah satunya banjir,” ungkap Yohan.

    Operasi ini berpusat di Bandara Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat Cesna milik TNI AU dengan jumlah penerbangan mempertimbangkan dari prakirawan cuaca dan ilmuwan penerbangan (weather forecaster dan Flight Scientist) BMKG.

    Arsip foto – Petugas saat memasukkan natrium klorida (NaCl) yang akan disemai pada ketinggian antara 8.000 hingga 10.000 kaki. ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta/aa.

    OMC berlangsung setiap hari dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB, dengan pengawasan dari BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan pelaksanaan tidak mengganggu penerbangan komersial dan militer.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di akhir 2024 telah melaksanakan OMC pada 25-31 Desember 2024 yang dinilai terbukti efektif dalam mengurangi intensitas hujan dan memitigasi risiko bencana hidrometeorologi.

    Operasi ini berhasil menurunkan curah hujan hingga 38 persen berdasarkan data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMAP) dan 28 persen berdasarkan model prediksi.

    Selama enam hari operasional, BPBD melakukan 10 sorti penerbangan, menyemai garam (NaCl) ke awan dengan total durasi sekitar 19 jam 36 menit. Hasilnya, terjadi penurunan signifikan dalam curah hujan dengan puncaknya mencapai 40 mm pada 25 Desember.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Jakarta Mulai Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca Sabtu Ini – Page 3

    Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Jakarta Mulai Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca Sabtu Ini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada Sabtu (1/2/2025). OMC akan digelar hingga Kamis 6 Februari 2025.

    Menurut Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Maruli Sijabat, OMC dilakukan sebagai respon prakiraan cuaca ekstrem yang potensial terjadi di Jakarta hingga Kamis, 6 Februari 2025.

    “BMKG telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Jakarta hingga 6 Februari mendatang. Karena itu, kami berupaya melakukan OMC untuk minimalisir risiko bencana,” kata Maruli dalam keterangannya, dikutip Sabtu, (1/2/2025).

    Maruli menjelaskan, cuaca ekstrem berupa hujan deras yang terjadi pada 28-29 Januari 2025 lalu, menjadi cambuk bagi pihaknya karena mengakibatkan banjir yang menyebabkan timbulnya dampak kerugian ekonomi.

    “Karena itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, telah memberi arahan pada jajarannya untuk mengantisipasi kejadian berulang,” ucap Maruli.

    Maruli menyebut, kegiatan OMC akan berlangsung menggunakan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai base posko operasi. OMC akan dimulai sejak pagi.

    Sementara itu, Kepala Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta, Michael Sitanggangmengatakan, OMC kali ini juga melibatkan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

     

  • Pemadaman Kebakaran 12 Gudang di Dadap Sempat Terkendala Angin Kencang dan Material Mudah Terbakar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Februari 2025

    Pemadaman Kebakaran 12 Gudang di Dadap Sempat Terkendala Angin Kencang dan Material Mudah Terbakar Megapolitan 1 Februari 2025

    Pemadaman Kebakaran 12 Gudang di Dadap Sempat Terkendala Angin Kencang dan Material Mudah Terbakar
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Proses pemadaman kebakaran yang menghanguskan 12 gudang di Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, pada Jumat (31/1/2024) berlangsung lama.
    Proses pemadaman yang dilakukan sejak Jumat pukul 12.00 WIB itu baru selesai pada Sabtu (1/2/2025) pukul 00.03 WIB.
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang, Agun Guntara mengatakan, sejumlah faktor, di antaranya angin kencang dan bahan mudah terbakar, menjadi kendala utama bagi mereka saat proses pemadaman berlangsung.
    “Api cepat menyebar karena angin kencang dan banyak bahan mudah terbakar,” ujar Agun saat dikonfirmasi kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (1/2/2025).
    Selain faktor cuaca dan material yang mudah terbakar, struktur bangunan juga menyulitkan proses pemadaman.
    Beberapa bagian gudang yang terbakar berada di lantai dua sempat roboh sehingga akses bagi petugas jadi terbatas.
    “Lokasi kebakaran ada di lantai dua. Bangunan rata-rata dari lantai duanya itu roboh. Lalu dua bangunan juga sudah ada yang roboh sehingga membahayakan petugas dan membuat penanganan terkesan lebih lambat,” jelas dia.
    Meskipun api telah berhasil dipadamkan, petugas masih melakukan pendinginan di lokasi untuk memastikan tidak ada sisa bara yang dapat memicu kebakaran kembali.
    “Masih ada petugas yang
    standby
    , meskipun sudah dinyatakan
    clear
    . Saat ini, unit dari Kosambi masih berjaga, sementara unit lain yang mendukung sudah kembali,” jelas dia.
    Selama proses pemadaman dilakukan, terdapat 48 personel dan delapan unit pemadam kebakaran dari Kabupaten Tangerang yang dikerahkan, dibantu tiga unit dari Kota Tangerang serta lima unit suplai air dari kawasan sekitar.
    Hingga kini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan kepolisian. Namun, pihaknya menduga bahwa kebakaran tersebut diakibatkan korsleting dari gudang mainan.
    “Untuk penyebab utama belum dapat dipastikan, karena masih perlu dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh kepolisian. Menurut yang melihat pertama kalinya, ada percikan api muncul dari gudang mainan anak,” kata Agun.
    Tak ada korban luka maupun korban jiwa pada peristiwa kebakaran tersebut. Namun, besaran kerugian akibat kebakaran masih dalam proses perhitungan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencarian Peserta Mapala Hilang di Gunung Joglo Bogor Dilanjut Pagi Ini

    Pencarian Peserta Mapala Hilang di Gunung Joglo Bogor Dilanjut Pagi Ini

    Jakarta

    Tim SAR gabungan masih melalukan pencarian pria yang dilaporkan hilang saat mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) organisasi pecinta alam (Mapala) di Gunung Joglo, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Pencarian dilanjutkan sejak tadi pagi.

    “Iya mulai pagi tadi sudah dilakukan pencarian,” kata Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalaluddin, Sabtu (1/2/2025).

    Jalal mengungkap kendala pencarian tim SAR gabungan. Menurutnya, tim SAR terkendala oleh waktu dan cuaca saat pencarian korban kemarin.

    “Kemarin kan baru dilaporkan jam 15.00 WIB, kita terbentur oleh waktu dan cuaca. SOP-nya kan dihentikan pencarian sekitar jam 17.30 WIB,” ungkapnya.

    Selain itu, cuaca hujan deras juga menjadi kendala. Bahkan sejak tadi pagi, hujan mulai melanda kawasan tersebut.

    “Iya (hujan deras), pagi tadi juga sudah hujan,” imbuhnya.

    Seorang pria dilaporkan hilang saat mengikuti diklat mapala di Gunung Joglo, kemarin. Tim SAR gabungan Basarnas, BPBD, dan Damkar langsung melakukan pencarian.

    “Betul, informasinya itu kan lagi diklat (pendidikan dan pelatihan) Mapala, anak Uhamka Jakarta. Informasi awal hilangnya kemarin, tapi baru lapornya tadi siang jam 14.00 WIB,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani ketika dimintai konfirmasi, Jumat (31/1).

    Berdasarkan informasi, peserta hilang saat mengikuti diklat berinisial MR (21), berkacamata, rambut gondromg, dan postur tubuh berisi. MR terakhir terlihat di sekitar puncak Gunung Joglo menggunakan baju kaos lapangan lengan panjang berwarna hitam, berlogo IMAPALA warna oranye, memakai celana lapangan cargo berwarna abu gelap, memakai sepatu boot hitam, membawa ransel carrier 65 liter warna biru.

    (rdh/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pemkab Kendal Bantah Penelantaran Korban Banjir di Pengungsian, Pj. Sekda: Kita Utamakan Posko Pemda

    Pemkab Kendal Bantah Penelantaran Korban Banjir di Pengungsian, Pj. Sekda: Kita Utamakan Posko Pemda

    TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Pj. Sekda Kendal, Agus Dwi Lestari angkat bicara mengenai polemik dugaan penelantaran korban banjir di pengungsian Carcentro Kendal.

    Posko itu, sebelumnya menjadi salah satu tempat untuk mengungsi warga terdampak banjir jebolnya dua tanggul Kali Bodri.

    Agus mengatakan, posko pengungsian terbagi dalam dua kategori, yakni posko yang didirikan Pemerintah Kabupaten Kendal dan posko kemanusiaan dari masyarakat.

    Posko pengungsian tersebut tersebar di berbagai titik, di antaranya pengungsian Dishub, SMA N 1 Pegandon serta rumah dinas bupati Kendal.

    Adapun posko sukarela kemanusiaan yang didirikan masyarakat berada di RSS, Carcentro dan sejumlah masjid.

    “Jadi memang pelaksanaan penanganan darurat bencana di Kendal, kami pemerintah Kabupaten Kendal mendirikan 3 posko utama dan disusul posko dari masyarakat,” kata Agus ditemui pada Jumat (31/1/2025) malam.

    Agus menjelaskan, pihaknya membantah adanya penelantaran korban banjir di posko pengungsian.

    Menurutnya, semua warga terdampak banjir mendapatkan perlakuan dan pemberian bantuan secara merata. 

    Hanya saja, pihaknya akan lebih dahulu mengutamakan kebutuhan di posko pengungsian di bawah tanggung jawab Pemkab Kendal. 

    “Bahasanya bukan menelantarkan ya, tapi kami mengutamakan yang posko pengungsian dari Pemkab dulu. Setelah itu kita salurkan bantuan ke posko pengungsian yang lain termasuk ke Carcentro,” ungkapnya.

    Disinggung mengenai tidak adanya petugas jaga di posko pengungsian Carcentro, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD membuat jadwal piket jaga.

    PAKAI ALAT BERAT – Bupati Kendal Dico M Ganinduto menyiapkan alat berat untuk membersihkan sisa sampah dan material lumpur banjir Kali Bodri, belum lama ini. Pemkab Kendal mengerahkan alat berat dan truk untuk membersihkan lumpur tebal sisa banjir akibat jebolnya tanggul Kali Bodri di Kecamatan Patebon. (TRIBUNJATENG.COM/ AGUS SALIM IRSYADULLAH)

    Dirasa kebutuhan logistik di posko pengungsian Carcentro tercukupi, Agus lantas memindahkan kebutuhan ke posko pengungsian yang lain.

    “Di Carcentro awalnya memang kita tawarkan kerja sama piket dari BPBD, PMI, dinsos, tetapi memang waktu itu logistik di sana masih cukup,”

    “Sehingga logistik di Dinas Sosial dan BPBD itu kita distribusi ke tempat yang lain.” paparnya.

    Lebih lanjut, Agus menegaskan jika pihaknya telah mengirim keperluan logistik ke posko Carcentro pada Kamis (30/1/2025) malam.

    “Kita cek waktu pagi tadi, ternyata yang di Carcentro masih ada. Sehingga kita alihkan lagi bantuan untuk posko pengungsian Carcentro, ke posko pengungsian di RSS,” bebernya.

    Pihaknya juga mengapresiasi inisiatif masyarakat atas yang telah membangun posko pengungsian darurat, sebagai bentuk kepedulian dan rasa kemanusian terhadap korban banjir.

    Ia berharap, proses pembersihan sisa lumpur banjir bisa segera terselesaikan, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas normal.

    “Kami tentu sangat berterimakasih atas partisipasi masyarakat membantu Pemkab Kendal menyelesaikan persoalan banjir ini,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga yang menjadi korban banjir bandang jebolnya tanggul Kali Bodri Kendal, hingga kini masih ada yang bertahan di tenda pengungsian.

    Sebagian warga memilih berada di tenda pengungsian, lantaran rumah yang terdampak banjir mengalami kerusakan cukup parah.

    Sesekali, warga kembali ke rumah untuk membersihkan lumpur sisa banjir yang masih menumpuk.

    Akan tetapi, kehidupan di tenda pengungsian rupanya tak serta merta membuat warga mendapat pelayanan yang cukup.

    Sejumlah warga masih bertahan di tenda pengungsian kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kendal memasuki hari keempat banjir jebolnya dua tanggul Kali Bodri, Kamis (23/1/2025). (Tribunjateng/Agus Salim )

    Meskipun bantuan sembako masih tercukupi, namun warga tak lagi merasakan uluran tangan pemerintah Kabupaten Kendal seperti pertama kali.

    “Kami di sini di tenda pengungsian Carcentro seperti pengungsi ditelantarkan. Pemkab Kendal sudah menarik personelnya untuk disiagakan di tenda pengungsian. Padahal kami masih butuh bantuan mereka,” kata warga Kebonharjo korban banjir, Zaini ditemui di pengungsian Car Centro Kendal, Jumat (31/1/2025) siang.

    Zaini tak sendiri, ia bersama 44 warga lain masih bertahan lantaran terkena dampak banjir cukup parah. Mereka juga trauma seandainya banjir kembali menerjang permukiman, terlebih hujan ekstrem terus melanda wilayah Kendal.

    “Iya memang kami masih trauma, karena banjir kemarin sangat parah dan rumah kami juga rusak,” ungkapnya.

    Zaini yang mengungsi bersama istri dan kedua anaknya berharap, pemerintah Kabupaten Kendal memperhatikan kondisi warga yang masih bertahan di pengungsian.

    “Kepada pak bupati dan jajaran pemerintah Kabupaten Kendal, kami meminta agar yang masih di pengungsian juga diperhatikan,” tuturnya.

    Pemilik Carcentro Kendal, Mashuri menuturkan awalnya terdapat 26 warga korban banjir dari RT 3 RW 4 Desa Kebonharjo yang mengungsi di tempat usaha miliknya saat hari pertama evakuasi.

    Selang beberapa hari kemudian, pengungsi bertambah menjadi 72 orang.

    Warga kemudian satu persatu pulang dari pengungsian dan kembali ke rumah untuk membersihkan lumpur dan sisa banjir.

    “Saat ini, jumlah pengungsi di Carcentro ada 44 orang. Ada yang balita 1, terus yang anak-anak ada 6,” jelasnya.

    Mashuri sempat meminta kejelasan langkah Pemkab Kendal yang telah menarik personel bantuan di posko miliknya.

    Sayang, jawaban yang didapat Mashuri tak memuaskan. Ia menilai, Pemkab Kendal abai menangani warga terdampak banjir yang masih di pengungsian cukup lama.

    “Sejak Selasa 28 Januari 2025, petugas BPBD maupun bantuan logistik sudah tidak ke pengungsian Carcentro lagi,”

    “Saya sempat bertanya ke Pemkab Kendal kan, terus dijawab bahwa petugas jaga di pengungsian sudah harus ditarik, karena status tanggap darurat sudah selesai.” paparnya.

    Mashuri berharap, Pemkab Kendal bisa segera menangani permasalahan ini agar warga tak merasa ditinggalkan pascabencana.

    “Kehadiran Pemkab sebenarnya dibutuhkan pengungsi, pengungsi lebih diperhatikan serius,” tuturnya. (*)
     

  • Hadapi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jakarta Terapkan Operasi Modifikasi Cuaca Mulai Hari Ini – Halaman all

    Hadapi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jakarta Terapkan Operasi Modifikasi Cuaca Mulai Hari Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) mulai Sabtu, 1 Februari hingga Kamis, 6 Februari 2025. 

    Langkah ini diambil sebagai respons terhadap prakiraan cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan hujan sedang hingga lebat di wilayah Jakarta.

    Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, telah menginstruksikan jajarannya untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terulangnya kejadian serupa yang dapat mengakibatkan bencana. 

    “BMKG telah mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca hujan yang dapat terjadi hingga 6 Februari mendatang,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (1/2/2025).

    Operasi ini akan berpusat di Bandara Halim Perdanakusuma, menggunakan pesawat Cesna milik TNI AU dengan jumlah penerbangan mempertimbangkan dari weather forecaster & Flight Scientist BMKG.

    Kegiatan OMC akan berlangsung setiap hari dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB, dengan pengawasan dari BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan pelaksanaan tidak mengganggu penerbangan komersial dan militer.

    Sekretaris Bapan Penanggulangan Bencana Daerah Marulitua Sijabat menyampaikan dengan pelaksanaan OMC ini, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat meminimalisir risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda wilayah Jakarta.

    “OMC bertujuan untuk mengubah pola curah hujan, sehingga dapat mengurangi intensitas hujan yang terjadi dalam waktu singkat,” tuturnya.

    Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Mohamad Yohan menambahkan, dengan mengurangi curah hujan, potensi genangan air dan banjir dapat diminimalkan.

    “OMC merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana yang lebih luas. Dengan mengurangi curah hujan, OMC berkontribusi pada penurunan risiko bencana hidrometeorologi, salah satunya banjir,” ucapnya. 

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di akhir Tahun 2024 telah berhasil melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dari 25 hingga 31 Desember 2024, yang terbukti efektif dalam mengurangi intensitas hujan dan memitigasi risiko bencana hidrometeorologi.

    Operasi ini berhasil menurunkan curah hujan hingga 38 persen berdasarkan data satelit GSMAP dan 28 persen berdasarkan model prediksi.

    Selama enam hari operasional, BPBD melakukan 10 penerbangan, menyemai garam (NaCl) ke awan dengan total durasi sekitar 19 jam 36 menit. Hasilnya, terjadi penurunan signifikan dalam curah hujan, dengan puncaknya mencapai 40 mm pada 25 Desember. 

  • Kebakaran 12 Gudang di Dadap Tangerang Sudah Padam, Petugas Masih Lakukan Pendinginan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Februari 2025

    Kebakaran 12 Gudang di Dadap Tangerang Sudah Padam, Petugas Masih Lakukan Pendinginan Megapolitan 1 Februari 2025

    Kebakaran 12 Gudang di Dadap Tangerang Sudah Padam, Petugas Masih Lakukan Pendinginan
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Petugas pemadam kebakaran masih melakukan proses pendinginan setelah kebakaran melanda 12 gudang di Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat (31/1/2024).
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang, Agun Guntara, mengatakan, kebakaran terjadi sejak Jumat siang pukul 12.00 WIB itu baru dinyatakan padam pada Sabtu (1/2/2024) dini hari, tepatnya pukul 00.03 WIB.
    “Masih ada petugas yang
    standby
    , meskipun sudah dinyatakan
    clear
    . Saat ini, unit dari Kosambi masih berjaga, sementara unit lain yang mendukung sudah kembali,” kata Agun kepada
    Kompas.com
    , Sabtu.
    Agun berujar, dari 12 gudang yang terbakar, hanya satu gudang yang diketahui sebagai tempat penyimpanan mainan anak-anak.
    Sementara itu, gudang lainnya menyimpan berbagai barang, termasuk plastik.
    “Tidak semua gudang mainan. Gudang yang pertama kebakaran saja yang mainan,” kata dia.
    Selama proses pemadaman, kata Agun, pihaknya menghadapi beberapa kendala, di antaranya kondisi cuaca dan angin kencang.
    Selain itu, bahan yang mudah terbakar dan akses bangunan yang sulit dijangkau menjadi salah satu penyebab api sulit untuk dipadamkan.
    “Api cepat menyebar karena angin kencang dan banyak bahan mudah terbakar. Selain itu, lokasi kebakaran ada di lantai dua, sehingga membahayakan petugas dan membuat penanganan terkesan lebih lambat,” jelas Agun.
    Sebanyak 48 personel dan delapan unit pemadam kebakaran dari Kabupaten Tangerang dikerahkan, dibantu tiga unit dari Kota Tangerang serta lima unit suplai air dari kawasan sekitar.
    Hingga kini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan kepolisian. Namun, pihaknya menduga bahwa kebakaran tersebut diakibatkan korsleting dari gudang mainan.
    “Untuk penyebab utama belum dapat dipastikan, karena masih perlu dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh kepolisian. Menurut yang melihat pertama kalinya, ada percikan api muncul dari gudang mainan anak,” kata Agun.
    Tak ada korban luka maupun korban jiwa pada peristiwa kebakaran tersebut. Namun, besaran kerugian akibat kebakaran masih dalam proses perhitungan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.