Kementrian Lembaga: BPBD

  • Angin Kencang Tumbangkan Pohon Besar, Jalan Utama Kudus-Jepara Lumpuh Total

    Angin Kencang Tumbangkan Pohon Besar, Jalan Utama Kudus-Jepara Lumpuh Total

    Kudus, Beritasatu.com – Cuaca buruk menerjang dua desa di Kudus, Jawa Tengah, akibatnya belasan bangunan rusak hingga jalan utama Kudus menuju Jepara lumpuh total akibat pohon berukuran besar tumbang.

    Pohon tumbang menutup jalan utama Kudus – Jepara, tepatnya di Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada Sabtu (1/2/2025). Akibatnya, lalu lintas sempat lumpuh total akibat pohon berukuran besar tumbang melintang di tengah jalan hingga relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus tiba di lokasi.

    Kondisi serupa akibat cuaca buruk yang menyebabkan angin kencang disertai hujan deras menerjang Desa Peganjaran, Bae, Kudus. Ranting dan pohon berukuran besar tumbang menimpa sebuah bangunan kedai makan yang rusak parah.

    Pemilik kedai makan, Bambang, mengatakan, angin kencang terjadi sekira pukul 05.00 WIB. Angin kencang langsung merobohkan pohon dan menimpa bangunannya. Beruntung kedai makan yang buka 24 jam tersebut sedang kosong ditinggal belanja pemilik dan pegawai.

    “Angin kencang sekali mas, iya tiba-tiba pohon tumbang menimpa itu area warung. Paling parah kena atap rusak sama meja bilard,” katanya.

    Beruntung tidak ada korban jiwa, hanya saja kerugian yang dialami kedai makan tersebut ditaksir sekira Rp 70 juta.

    Akibat peristiwa angin kencang itu, di sepanjang jalan di Desa Peganajaran sekira belasan bangunan rusak ringan hingga berat akibat tertimpa pohon maupun ranting berukuran besar. BPBD Kabupaten Kudus masih melakukan asesmen lebih lanjut atas peristiwa tersebut.

  • Dugaan Penyebab Ketua Mapala Uhamka Rohadi Tewas di Gunung Joglo: Terperosok ke Jurang – Halaman all

    Dugaan Penyebab Ketua Mapala Uhamka Rohadi Tewas di Gunung Joglo: Terperosok ke Jurang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor akhirnya menemukan ketua mahasiswa pecinta alam (mapala) dari Universitas Muhammadiyah Hamka (Uhamka), Mohamad Rohadi (21), setelah dinyatakan hilang selama empat hari di Gunung Joglo, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (1/2/2025).

    Nahas, Rohadi ditemukan dalam kondisi tewas dalam keadaan tertelungkup di aliran Curug Pariuk.

    “Kami temukan Rohadi sekitar pukul 09.41 WIB dalam posisi telungkup,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, Sabtu pagi, dikutip dari Tribun Bogor.

    Adam mengatakan tewasnya Rohadi diduga akibat terperosok ke jurang setelah terpisah dari rombongannya.

    Dia menyebut bahwa medan di Gunung Joglo memang cukup ekstrem karena terdapat banyak jurang dan lembah.

    “Kondisi medan yang banyak terdapat jurang dan lembah, Serta cuaca yang cukup ekstrim dapat menyebabkan korban kemungkinan jatuh atau tersesat dikarenakan jalur yang tertutupi kabut dan hujan,” ujarnya.

    Kini jasad Rohadi telah dievakuasi oleh tim SAR gabungan untuk diberikan kepada pihak keluarga.

    Kronologi Tewasnya Rohadi, Sempat Cek Jalur Pendakian

    Ditemukannya jasad Rohadi berawal dari korban yang dinyatakan hilang sejak Rabu (29/1/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

    Adam mengatakan Rohadi dinyatakan hilang saat bersama dalam rombongan ketika acara pendidikan dasar (diksar) Mapala Uhamka di Gunung Joglo.

    Dia mengungkapkan korban berposisi sebagai sweeper dan berada di barisan terakhir rombongan.

    Pada momen tersebut, kata Adam, Rohadi tengah mengecek jalur pendakian.

    “Jadi dia ini sweeper dan posisinya itu terakhir. Saat itu informasinya dia sedang mengecek jalur. Namun, tidak kembali lagi ke titik akhir mereka berkumpul,” katanya.

    Adam mengungkapkan rombongan sempat memutuskan untuk lanjut ke pos turun Gunung Joglo.

    Namun, sesampainya rombongan di pos turun, ternyata Rohadi tidak kunjung kembali.

    Akhirnya rombongan memutuskan untuk mencari keberadaan Rohadi dalam dua hari berturut-turut.

    Hanya saja pencarian yang dilakukan berujung nihil dan membuat rombongan memutuskan untuk membuat laporan ke tim SAR.

    “Dua hari mereka mencari sendiri. Mungkin nyerah atau gimana akhirnya lapor. Laporan juga baru hari kemarin,” ujarnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Bogor dengan judul “Kondisi Rohadi Mapala Uhamka Saat Ditemukan di Gunung Joglo Bogor, Posisi Tubuhnya Telungkup”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Bogor/Rahmat Hidayat)

     

  • Pendaki Asal Imapala Uhamka Ditemukan Meninggal Dunia di Gunung Joglo Bogor

    Pendaki Asal Imapala Uhamka Ditemukan Meninggal Dunia di Gunung Joglo Bogor

    JABAR EKSPRES  – Tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad pendaki Mohamad Rohadi (21), yang hilang saat melakukan pendakian di Gunung Joglo, Cisarua, Kabupaten Bogor. Rohadi, yang merupakan anggota Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam (Imapala) Universitas Muhammadiyah Jakarta Selatan, ditemukan pada Sabtu (1/2) pukul 09.41 WIB.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdi, menyatakan bahwa korban ditemukan dalam keadaan telungkup di aliran Curug Pariuk. “Kondisi medan yang berbukit, penuh jurang, dan cuaca ekstrem seperti kabut dan hujan, kemungkinan menyebabkan korban jatuh atau tersesat,” ujarnya.

    BACA JUGA: Seorang Pendaki Tersesat di Gunung Joglo Bogor, SAR Gabungan Lakukan Pencarian

    Adam menjelaskan bahwa awalnya, tim Imapala Uhamka sedang melakukan kegiatan pendidikan dasar (diksar) di Puncak Gunung Joglo pada Rabu (29/1) sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah salah satu senior, Swiper Akbar, melakukan pengecekan, ia menyadari bahwa Rohadi sudah tidak ada. Senior tersebut mengira Rohadi telah turun ke bawah, namun setelah dicek, rombongan sudah lengkap kecuali Rohadi.

    Korban diketahui berasal dari KP. Pondok Randu, Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta. Proses pencarian yang berlangsung selama dua hari akhirnya membuahkan hasil, meskipun Rohadi ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    “Proses pencarian dilakukan selama dua hari, dan korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” tutup Adam.

  • Kronologi Mapala Uhamka Hilang di Gunung Joglo Cisarua Bogor Hingga Ditemukan Meninggal Dunia – Halaman all

    Kronologi Mapala Uhamka Hilang di Gunung Joglo Cisarua Bogor Hingga Ditemukan Meninggal Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut ini kronologi hilangnya Mohamad Rohadi (21), seorang  mahasiswa pecinta alam (mapala) Kampus Uhamka.

    Mohamad Rohadi hilang di Gunung Joglo, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    Mapala Uhamka tersebut hilang sejak Rabu (29/1/2025) atau sudah empat hari yang lalu sekitar pukul 13.00 WIB.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Adam Hamdani mengatakan, Rohadi hilang dijalur pendakian.

    Saat itu ia dan rombongannya sedang melakukan pendidikan mapala di Gunung Joglo.

    “Jadi dia ini sweeper dan posisinya itu terakhir. Saat itu informasinya dia sedang mengecek jalur. Namun, tidak kembali lagi ke titik akhir mereka berkumpul,” kata Adam saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Sabtu (1/2/2025).

    Adam melanjutkan, rombongan yang lainnya saat itu memutuskan untuk lanjut ke pos turun Gunung Joglo.

    Mereka berharap bahwa Rohadi sudah sampai terlebih dahulu.

    Namun, Rohadi yang saat itu membawa peralatan lengkap mendaki tak kunjung terlihat.

    Mereka pun akhirnya memutuskan untuk mencarinya.

    “Dua hari mereka mencari sendiri. Mungkin nyerah atau gimana akhirnya lapor. Laporan juga baru hari kemarin,” ujarnya.

    Hilang 4 Hari

    Personel SAR gabungan menduga Rohadi terperosok masuk ke medan jurang yang dalam.

    “Kalau dilihat Gunung Joglo ini ada di kaki Gede Pangrango. Medannya itu banyak tebingan dan jurang. Kami khawatir itu dia (Rohadi) terperosok ke dalam,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Adam Hamdani saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Sabtu (1/2/2025).

    Adam melanjutkan, dugaan itu menguat sebab saat Rohadi hilang sedang terjadi kabut tebal.

    Alhasil, Rohadi yang terpisah dengan rombongannya itu kesulitan untuk berjalan karena jarak pandang yang terhalang.

    “Iya betul dan akhirnya nyasar. Kadang kabut dua meter juga udah tidak terlihat jalur. Keganggu jarak pandang,” ujarnya.

    SAR gabungan saat ini mengalami kesulitan salah satunya soal cuaca.

    Meski begitu, proses pencarian akan dimaksimalkan.

    Pencarian akan dimulai dari titik terakhir Rohadi berpisah dengan rombongannya.

    “Saat ini (pencarian hari kedua), dari pagi tadi kita mulai jam 07.00 WIB pagi, cuaca masih buruk. Di sini hujan dan disertai kabut tebal juga,” ujarnya.

    Meninggal Dunia

    Mohamad Rohadi mapala Uhamka Jakarta yang hilang 4 hari di Gunung Joglo, Cisarua, Bogor akhirnya ditemukan.

    Mohamad Rohadi ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Kabar itu disampaikan oleh tim yang melakukan pencarian terhadap Mohamad Rohadi.

    Dilansir dari akun Facebook OE Karangan, Mohamad Rosadi sudah ditemukan oleh Tim SAR pada Sabtu (1/2/2025).

    Jasad Mohamad Rosadi juga sudah dipastikan oleh rekan organisasinya, yakni Imapala Uhamka.

    Disebutkan pula bahwa posisi Mohamad Rosadi saat ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Saat ini jenazah M Rosadi sudah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi.

    Jasad Rosadi ditemukan di area dekat air terjun.

    Kemudian dilansir dari Facebook Riefkie Dienare, mobil Tim SAR sudah membawa jasad Mohamad Rosadi.

    “Alhamdulillah yang pendaki tea sudah ditemukan, kondisinya meninggal dunia, di daerah Gunung Gede,” kata wanita di video tersebut.

    Terlihat iring-iringan mobil tim SAR bersama ambulans yang membawa jasad korban.

     

  • Peserta Mapala yang Hilang di Gunung Joglo Bogor Ditemukan Tewas

    Peserta Mapala yang Hilang di Gunung Joglo Bogor Ditemukan Tewas

    Jakarta

    Pencarian MR (21), peserta diklat organisasi pecinta alam (Mapala) Uhamka yang hilang di Gunung Joglo, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, berakhir. MR ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

    “Korban sudah ditemukan dalam keadaan MD (meninggal dunia),” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, Sabtu (1/2/2025).

    Saat ditemukan, korban berada di aliran Curug Pariuk. Korban ditemukan dalam keadaan tengkurap.

    “Korban ditemukan pada pukul 09.41 WIB hari Sabtu, 1 Februari 2025 di aliran Curug Pariuk dalam keadaan telungkup,” jelasnya.

    Adam menyebutkan dugaan kemungkinan korban terjatuh atau tersesat. Sebab, medan yang banyak jurang dan lebah ditambah cuaca ekstrem disinyalir menjadi pemicunya.

    “Kondisi medan yang banyak terdapat jurang dan lembah, serta cuaca yang cukup ekstrim dapat menyebabkan korban kemungkinan jatuh atau tersesat dikarenakan jalur yang tertutupi kabut dan hujan,” ungkapnya.

    Korban dilaporkan hilang di Gunung Joglo saat melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat) Mapala. Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian pada Jumat (31/1) kemarin.

    “Betul, informasinya itu kan lagi diklat (pendidikan dan pelatihan) Mapala, anak Uhamka Jakarta. Informasi awal hilangnya kemarin, tapi baru lapornya tadi siang jam 14.00 WIB,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani ketika dimintai konfirmasi, Jumat (31/1).

    (rdh/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pohon Besar di Wisata Sumber Cakarwesi Kediri Tumbang, Rusak Fasilitas

    Pohon Besar di Wisata Sumber Cakarwesi Kediri Tumbang, Rusak Fasilitas

    Kediri (beritajatim.com) – Sebuah pohon besar di kawasan Wisata Sumber Cakarwesi, Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, roboh akibat angin kencang. Kejadian yang berlangsung pada Jumat malam (31/1/2025) ini menyebabkan sejumlah fasilitas wisata mengalami kerusakan, termasuk arena permainan anak dan atap sebuah warung.

    Ketua Pokdarwis Sumber Cakarwesi Kediri, Pujiono, membenarkan insiden tersebut. Ia menyebutkan bahwa pohon dengan diameter 110 cm itu tumbang akibat terpaan angin kencang yang melanda kawasan tersebut.

    “Untuk kerugian materi sekitar Rp2 juta. Pohon yang ambruk menimpa fasilitas wisata, permainan anak-anak dan atap warung milik Imam,” jelasnya, pada Sabtu (1/2/2025).

    Pasca kejadian, petugas dari BPBD Kota Kediri segera melakukan evakuasi dengan memotong bagian pohon yang menghalangi jalan dan menimpa atap warung. Proses pembersihan dilakukan guna memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung wisata.

    Sumber Cakarwesi, Destinasi Wisata Andalan Kota Kediri

    Sumber Cakarwesi merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Kediri. Tempat ini menawarkan sumber mata air alami yang telah dikembangkan oleh masyarakat setempat serta pemerintah.

    Keindahan alamnya didukung oleh keberadaan pohon-pohon besar dengan akar menjalar, menciptakan suasana rindang dan memberikan udara sejuk bagi para pengunjung.

    Selain panorama alam yang memukau, Wisata Sumber Cakarwesi juga menyediakan berbagai fasilitas menarik. Terdapat banyak spot foto Instagramable, kegiatan seni dan karaoke yang digelar setiap hari, serta warung-warung yang menyajikan beragam kuliner khas Kediri. [nm/beq]

  • Nahkoda Hilang di Perairan Berau Kaltim, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Februari 2025

    Nahkoda Hilang di Perairan Berau Kaltim, Apa yang Sebenarnya Terjadi? Regional 1 Februari 2025

    Nahkoda Hilang di Perairan Berau Kaltim, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
    Tim Redaksi
    BERAU, KOMPAS.com
    – Seorang nakhoda kapal bernama Indrawan dilaporkan hilang di perairan Daeng Maru (Sukan), Kabupaten
    Berau
    , setelah menyelam untuk melepaskan baling-baling kapal yang terbelit tali.
    Insiden tersebut terjadi pada Sabtu (1/2/2025) sekitar pukul 06.00 Wita.
    Hingga saat ini, upaya pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
    Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nopian Hidayat, kejadian bermula ketika baling-baling kapal tersangkut tali.
    Nahkoda kemudian memutuskan untuk menyelam dengan bantuan tali, tetapi diduga dirinya ikut terperangkap di bawah air.
    “Kami masih melakukan asesmen di lokasi kejadian. Tim gabungan yang terlibat dalam pencarian terdiri dari BPBD, BASARNAS, TNI AL, serta Polairut,” katanya lagi.


    Pencarian hingga saat ini terkendala karena tim ahli dari BPBD belum memiliki sertifikasi untuk menyelam.
    Oleh karena itu, pihak berwenang berencana melibatkan IRG Berau Goal dan penyelam berlisensi dari komunitas jurnalis diving di Berau.
    Langkah ini diambil untuk memastikan proses penyelaman dilakukan dengan aman dan profesional.
    Masyarakat setempat juga turut menawarkan metode tradisional untuk membantu pencarian.
    Namun, pihak berwenang masih mempertimbangkan faktor risiko sebelum memutuskan apakah metode tersebut akan digunakan.
    Keselamatan tim penyelamat menjadi prioritas utama dalam operasi ini.
    Sementara itu, tim gabungan terus berupaya melakukan berbagai cara untuk mempercepat pencarian.
    Operasi ini diperkirakan akan berlanjut hingga kondisi memungkinkan untuk penyelaman lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir di Rejoso Pasuruan Mulai Surut, Warga Kembali ke Rumah

    Banjir di Rejoso Pasuruan Mulai Surut, Warga Kembali ke Rumah

    Pasuruan (beritajatim.com) – Banjir yang melanda Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, sejak beberapa hari terakhir akhirnya mulai surut. Sejumlah warga yang sebelumnya mengungsi kini kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa lumpur dan sampah yang terbawa arus banjir.

    Faridah, salah satu warga yang mengungsi di Masjid Besar Roudlotul Muttaqin, Desa Rejoso Lor, merasa bersyukur karena air mulai surut. “Alhamdulillah, air sudah mulai turun. Kemarin saya mengungsi di masjid, sekarang saya mau pulang dan mulai membersihkan rumah,” ungkap Faridah pada Sabtu (1/2/2025).

    Hal serupa juga diungkapkan oleh Nanang Prasetyo, warga lain yang juga telah kembali ke rumahnya setelah tiga hari mengungsi. “Banjir sudah surut, sekarang saatnya pulang dan bersih-bersih rumah,” katanya dengan lega.

    Berdasarkan data terbaru dari BPBD Kabupaten Pasuruan per Sabtu (1/2/2025) pukul 09.00 WIB, genangan air di beberapa desa di Kecamatan Rejoso mulai berkurang. Di Desa Arjosari, misalnya, air di Dusun Sarirejo tersisa hanya 10-15 cm. Sementara itu, di Desa Jarangan, Dusun Pade’an sudah dinyatakan surut.

    Namun, tidak semua wilayah mengalami penurunan signifikan. Di Desa Rejoso Lor, beberapa dusun seperti Kasuran dan Palembon masih terendam dengan ketinggian air mencapai 30-50 cm. Selain itu, di Dusun Kedungbendo dan Lirboyo, ketinggian air masih berkisar antara 20-30 cm.

    Di tengah proses pemulihan ini, dapur umum tetap beroperasi di Dusun Kedungbendo untuk membantu warga yang masih terdampak banjir. Meskipun air mulai surut, beberapa warga masih membutuhkan bantuan logistik dan makanan.

    Meskipun kondisi banjir semakin membaik, warga di wilayah Rejoso tetap diminta untuk tetap waspada. Curah hujan yang masih tinggi dan potensi pasang air laut yang dapat memperlambat surutnya genangan membuat kesiapsiagaan tetap diperlukan.

    BPBD Kabupaten Pasuruan terus memantau perkembangan situasi dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Pemerintah setempat juga mengingatkan warga untuk tetap memperhatikan informasi cuaca dan potensi banjir susulan. [ada/beq]

  • Pemprov Jakarta Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Hadapi Potensi Hujan Ekstrem
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Februari 2025

    Pemprov Jakarta Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Hadapi Potensi Hujan Ekstrem Megapolitan 1 Februari 2025

    Pemprov Jakarta Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Hadapi Potensi Hujan Ekstrem
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi Jakarta akan melaksanakan Operasi
    Modifikasi Cuaca
    (OMC) mulai Sabtu (1/2/2025) hingga Kamis (6/2/2025) sebagai respons terhadap
    cuaca ekstrem
    yang berpotensi menyebabkan hujan sedang hingga lebat di wilayah Jakarta.
    Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi telah menginstruksikan jajarannya untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya banjir akibat cuaca ekstrem.
    “BMKG telah mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca hujan yang dapat terjadi hingga 6 Februari mendatang,” kata Teguh, Jumat (31/1/2025).
    OMC akan berpusat di Bandara Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat Cesna milik TNI AU dengan jumlah penerbangan mempertimbangkan dari Weather Forecaster and Flight Scientist BMKG.
    Kegiatan OMC akan berlangsung setiap hari dari pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB, dengan pengawasan dari BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan pelaksanaannya tidak mengganggu penerbangan komersial dan militer.
    Di sisi lain, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Marulitua Sijabat mengatakan, pemerintah Jakarta berharap meminimalisasikan risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda wilayah Jakarta.
    Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Mohamad Yohan menyampaikan, OMC bertujuan untuk mengubah pola curah hujan sehingga dapat mengurangi intensitas hujan yang terjadi dalam waktu singkat.
    Dengan mengurangi curah hujan, potensi genangan air dan banjir dapat diminimalkan.
    “OMC merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana yang lebih luas. Dengan mengurangi curah hujan, OMC berkontribusi pada penurunan risiko bencana hidrometeorologi, salah satunya banjir,” ungkap Yohan.
    Pemerintah Provinsi Jakarta pada 2024 telah berhasil melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada 25 hingga 31 Desember 2024.
    OMC terbukti efektif dalam mengurangi intensitas hujan dan memitigasi risiko bencana hidrometeorologi.
    Operasi ini berhasil menurunkan curah hujan hingga 38 persen berdasarkan data satelit GSMAP dan 28 persen berdasarkan model prediksi.
    Selama enam hari operasional, BPBD melakukan 10 sorti penerbangan, menyemai garam (NaCl) ke awan dengan total durasi sekitar 19 jam 36 menit.
    Hasil dari OMC ini terjadi penurunan signifikan dalam curah hujan dengan puncaknya mencapai 40 milimeter pada 25 Desember.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kurangi Potensi Banjir, Pemprov DKI Modifikasi Cuaca – Page 3

    Kurangi Potensi Banjir, Pemprov DKI Modifikasi Cuaca – Page 3

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan mengatakan, modifikasi cuaca ini untuk mengubah pola curah hujan sehingga dapat mengurangi intensitas hujan yang terjadi dalam waktu singkat.

    Lalu, menurut Yohan, dengan mengurangi curah hujan ini maka potensi genangan air dan banjir di Jakarta dapat diminimalkan.

    OMC merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana yang lebih luas. “Dengan mengurangi curah hujan, OMC berkontribusi pada penurunan risiko bencana hidrometeorologi, salah satunya banjir,” ungkap Yohan.

    Operasi ini berpusat di Bandara Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat Cesna milik TNI AU dengan jumlah penerbangan mempertimbangkan dari prakirawan cuaca dan ilmuwan penerbangan (weather forecaster dan Flight Scientist) BMKG.

    OMC berlangsung setiap hari dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB, dengan pengawasan dari BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan pelaksanaan tidak mengganggu penerbangan komersial dan militer.