Kementrian Lembaga: BPBD

  • Longsor di Desa Sumbercanting Bondowoso Rusak Rumah Warga

    Longsor di Desa Sumbercanting Bondowoso Rusak Rumah Warga

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kecamatan Wringin sejak Minggu (2/2/2025) menyebabkan tanah longsor di Dusun Dadapan, Desa Sumbercanting.

    Peristiwa ini terjadi pada Senin (3/2/2025) pukul 11.10 WIB dan berdampak pada satu rumah warga milik Absin (65).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Sigit Purnomo, mengatakan bahwa longsoran tanah memiliki ukuran panjang 8 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 12 meter. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

    “Kami telah menerjunkan tim ke lokasi untuk melakukan assessment dan membantu warga terdampak. Saat ini, pemilik rumah telah diungsikan ke rumah kerabat terdekat,” ujar Sigit kepada BeritaJatim.com, Senin (3/2/2025).

    BPBD Bondowoso bersama Koramil Wringin, Polsek Wringin, pemerintah kecamatan dan desa setempat, serta Agen Informasi Bencana Jawa Timur 5.5 Bondowoso telah melakukan pembersihan material longsor bersama warga.

    Namun, tim di lapangan menghadapi beberapa kendala, seperti medan yang sulit, jarak tempuh yang jauh, serta keterbatasan jaringan komunikasi.

    Adapun kebutuhan mendesak yang diusulkan mencakup bantuan logistik dan material untuk warga terdampak.

    Sigit menambahkan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan provinsi untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan.

    Hingga laporan ini disampaikan, kondisi di wilayah Bondowoso masih terpantau aman dan terkendali (Amandali), sementara cuaca di Kecamatan Wringin saat ini berawan.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor,” kata Sigit. (awi/ted)

  • Angin Kencang Robohkan Dapur Rumah Warga di Prajekan Bondowoso

    Angin Kencang Robohkan Dapur Rumah Warga di Prajekan Bondowoso

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Bondowoso pada Minggu (2/2/2025) menyebabkan satu rumah di Dusun Paterongan, Desa Walidono, Kecamatan Prajekan rusak.

    Berdasarkan hasil assesmen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, bagian dapur rumah milik Suroto mengalami roboh dengan luas kerusakan mencapai 8,7×3,4 meter persegi.

    Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, kerugian material diperkirakan mencapai Rp6 juta.

    “Kami telah melakukan assessment cepat dan mendata kebutuhan logistik serta pascabencana untuk membantu pemilik rumah,” ujar Sigit kepada beritajatim.com, Senin (3/2/2025).

    Adapun kebutuhan logistik yang diusulkan meliputi sembako, terpal, selimut, makanan siap saji, lauk pauk, tambahan gizi, paket sandang pria dan wanita, serta paket kebersihan.

    Sementara untuk kebutuhan pascabencana, BPBD mengusulkan bantuan material seperti usuk, ring, dan asbes guna membantu perbaikan rumah yang terdampak.

    Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Bondowoso, Kecamatan Prajekan, Koramil Prajekan, Polsek Prajekan, serta perangkat desa setempat telah turun ke lokasi untuk melakukan pendataan dan membantu warga terdampak.

    “Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyalurkan bantuan secepatnya,” terang Sigit. [awi/beq]

  • Jembatan Putus Imbas Banjir Bandang, Akses Jalan dari Wera ke Kota Bima Harus Memutar Jauh

    Jembatan Putus Imbas Banjir Bandang, Akses Jalan dari Wera ke Kota Bima Harus Memutar Jauh

    Sementara itu, seorang warga Desa Nunggi, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, atas nama Burhan ditemukan sudah meninggal dunia, Senin pagi, setelah tertimbun tanah longsor pada Minggu (2/2/2025).

    “Korban ditemukan pagi ini dalam kondisi meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor,” ungkap Nurul Huda.

    Nurul Huda mengatakan hingga saat ini proses evakuasi dan pencarian korban masih terus dilakukan petugas gabungan.

    “Saat ini warga masih berupaya mengevakuasi korban, karena tubuhnya tertimbun lumpur yang terbawa banjir,” ujarnya.

    Huda memastikan, hingga saat ini total korban hilang akibat bencana di Kecamatan Wera berjumlah 8 orang, dan dua orang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    “Kami terus melakukan pencarian terhadap korban lainnya bersama tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan dan masyarakat,” jelasnya.

    Selanjutnya, ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana yang mungkin saja kembali terjadi, terutama bagi warga yang tinggal di daerah perbukitan dan bantaran sungai

    “Korban yang meninggal tertimbun tanah longsor itu sedang berada di kebun saat longsor terjadi. Makanya, warga harus lebih berhati-hati untuk melakukan aktivitasnya di lahan,” katanya.

  • Bayi 10 Bulan Hilang Diterjang Banjir Bandang Wera Bima NTB, Sejumlah Akses Jalan Terputus

    Bayi 10 Bulan Hilang Diterjang Banjir Bandang Wera Bima NTB, Sejumlah Akses Jalan Terputus

    Sementara itu, sejumlah akses jalan dan jembatan di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terputus akibat terjangan banjir bandang.

    “Ada 8 hingga 9 titik longsor yang menutupi jalur Kota Bima – Ambalawi. Mulai dari Desa Kole hingga Tolowata, kemudian di zona ‘Sonco Lumba’ antara Desa Rite dan Tolowata,” ungkap Camat Ambalawi.

    Adapun lokasi jembatan yang longsor yakni Jembatan jalur Kolo, Jembatan Sapui dan Jembatan Ujung Kalate (Penghubung Kota Bima-Ambalawi), Jembatan Tololai (Penghubung Wera-Ambalawi).

    “Sementara jalan yang terputus yakni akses jalan Desa Talapiti, itu untuk sementara yang kami dapatkan informasi-nya,” ujarnya.

    Lebih lanjut Camat menuturkan bencana banjir dan longsor ini juga mengakibatkan bangunan gedung SMP dan SMA Satap Muhammadiyah Rite, Gedung Serba Guna (GSG) Desa Tolowata ambruk dan dua rumah di Desa Mawu terbawa arus banjir.

    “Saat ini tim reaksi cepat dari Basarnas, BPBD, relawan dan kami sedang bergerak guna melakukan pendataan dan evakuasi sejumlah korban yang terdampak,” katanya.

    Hal senada pun disampaikan, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Bima, Amiruddin. Akibat banjir dan longsor yang terjadi semua akses masuk di Kecamatan Ambalawi dan Wera tertutup.

    “Relawan kami yang membawa logistik bantuan dan ingin mengevakuasi korban terpaksa melewati jalur di Kecamatan Sape, Wera untuk ke Ambalawi benar-benar terputus total,” ujarnya.

    Menurutnya, kendaraan roda empat tidak bisa masuk kesana. Sementara kendaraan roda dua terpaksa melalui jalur ekstrem melewati reruntuhan jalan jembatan, bebatuan dan arus sungai.

    “Pokoknya akses ke Kecamatan Ambalawi itu benar-benar terputus, kalau kita paksa juga harus lewat jalur yang berbahaya dan menantang,” katanya.

    Material lumpur dan air dari gunung juga menimbun akses jalan dan jembatan di jalur menuju Tolowata dan Nipa. Lumpur itu, setinggi betis orang dewasa sepanjang 12-15 meter.

     

  • Banjir Bandang Terjang 2 Kecamatan di Bima, 8 Orang Dilaporkan Hilang

    Banjir Bandang Terjang 2 Kecamatan di Bima, 8 Orang Dilaporkan Hilang

    Bima, Beritasatu.com – Banjir bandang melanda dua kecamatan di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (2/2/2025) pukul 19.00 Wita. Hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan luapan air dari pegunungan yang membawa material kayu dan batu, merendam permukiman warga di Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi.

    Hingga Senin (3/2/2025), dilaporkan delapan orang hilang akibat terseret banjir bandang di Bima ini. Satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia atas nama Irma (40), sementara tujuh lainnya masih dalam pencarian oleh tim gabungan.

    Berikut daftar nama korban yang masih hilang yaitu atas nama Ibrahim (75), Yani (28), Juliani (32), Aisah (5), Irgi (4), One (10 bulan), dan satu orang belum diketahui identitasnya.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahmadi menjelaskan, sejak 29 Januari 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis peringatan dini cuaca ekstrem yang berlaku hingga 3 Februari 2025.

    “BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini bahwa dua wilayah di NTB, termasuk Kabupaten Bima, akan mengalami curah hujan tinggi dan berkepanjangan. Dari 29 Januari hingga 2 Februari, hujan terus turun dengan intensitas tinggi di beberapa daerah,” ujar Ahmadi. Senin (3/2/2025).

    Menurut Ahmadi, hujan dengan intensitas tinggi yang terus berlangsung menyebabkan debit air meningkat, terutama di wilayah hilir dekat pantai seperti Kecamatan Wera. “Puncaknya terjadi pada Minggu (2/2/3035) malam, yang mengakibatkan sungai meluap dan menghanyutkan beberapa rumah panggung beserta penghuninya,” tambahnya.

    Banjir bandang terjadi saat sebagian besar warga sedang beristirahat di rumah, sehingga mereka tidak memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri. “Banjir bandang memiliki daya rusak yang lebih besar dibandingkan genangan air biasa. Kecepatannya yang tinggi menyebabkan rumah-rumah hanyut dalam waktu singkat,” jelas Ahmadi.

    Selain korban jiwa, banjir bandang di Bima ini juga menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada infrastruktur dan rumah warga. Beberapa fasilitas umum seperti jembatan dan jalan desa juga dilaporkan rusak akibat terjangan air.

    Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan masih terus melakukan pencarian terhadap tujuh korban yang belum ditemukan. Proses pencarian sempat terkendala oleh medan yang sulit serta arus sungai yang masih deras.

    “Kami masih berupaya mencari korban yang hilang dengan menyisir sepanjang aliran sungai dan daerah pesisir. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan,” ujar Ahmadi.

    Selain pencarian korban, bantuan darurat berupa makanan, selimut, dan obat-obatan juga mulai disalurkan kepada warga terdampak banjir bandang di Bima ini. Pemerintah daerah bersama BPBD NTB tengah mendata jumlah rumah yang rusak dan merancang upaya pemulihan pascabencana.

  • Kronologi Bocah di Bangka Diterkam Buaya, 24 Jam Pencarian Belum Membuahkan Hasil – Halaman all

    Kronologi Bocah di Bangka Diterkam Buaya, 24 Jam Pencarian Belum Membuahkan Hasil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib nahas dialami Tina Ramadani (8) dilaporkan menjadi korban penerkaman buaya di kawasan Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (2/2/2025).

    Dikutip dari Pos Belitung, Tina yang berasal dari Pangkalarang, Kota Pangkalpinang saat itu tengah berlibur bersama keluarga dan kerabat.

    Tina bermain air di pinggir Sungai Pangkalbalam di kawasan dermaga.

    Ketua Relawan Laskar Sekaban, M Achin mengungkapkan, menurut keterangan keluarga, Tina tiba-tiba disambar buaya.

    Peristiwa itu terjadi sekira pukul 10.45 WIB.

    “Menurut keluarga mereka sedang bermain air ada ibu, kakak, adik dan bibinya di air setinggi lutut.”

    “Tiba-tiba disambar buaya yang membuat keluarga tersebut panik, korban langsung ditarik dan diseret ke tengah sungai,” kata Achin, Minggu (2/2/2025).

    Hingga berita ini diturunkan, pencarian korban belum membuahkan hasil.

    Aparat Polairud Polresta Pangkalpinang membantu upaya pencarian Tina, Minggu..

    Mereka bergabung dengan tim pencarian lain, yang terjun ke lokasi kejadian di dermaga kawasan Airanyir, Kabupaten Bangka.

    Kasatpolairud Polresta Pangkalpinang AKP Asmadi, pihaknya masih melakukan upaya pencarian dengan menyusuri tempat kejadian.

    “Anggota mendapatkan laporan dari warga ada bocah diduga diterkam buaya, ketika mancing di Dermaga BPP (Paulus) sekitar pukul 11.00 WIB,” kata AKP Asmadi.

    Mendapatkan laporan tersebut anggota Satpolairud bersama tim gabungan, sedang berupaya melakukan pencarian di daerah sekitar.

    “Masih terus dilakukan pencarian, berdasarkan keterangan saksi Ade selaku kakak kandung.”

    “Korban pada saat pukul 10.45 WIB, sedang bermain air di pinggir sungai Dermaga BBP (Paulus) dan diterkam oleh buaya dan langsung diseret kedalam air,” ujarnya.

    Pencarian Dilanjutkan Hari Ini

    Upaya pencarian Tina berlanjut hari ini, Senin (3/2/2025).

    Tim SAR yang turun dalam upaya pencarian terdiri dari Basarnas Pangkalpinang, Dit Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung, Bakamla, BPBD Bangka, Sat Polairud Polres Bangka, Relawan Laskar Sekaban, dan lainnya. 

    M Achin mengungkapkan, hari ini penyisiran diperluas mulai dari Muara Pangkalbalam dan sisi aliran.

    Baik di sisi Kota Pangkalpinang maupun di sisi Desa Air Anyir, Kabupaten Bangka.

    “Pagi ini kita kembali turun melakukan pencarian korban disambar buaya yang kejadiannya kemarin anak perempuan berusia delapan tahun,” kata Achin.  

    “Kalau pengalaman kita, biasanya korban sambaran buaya disembunyikan predator tersebut setelah ditarik ke dalam aliran air. Namun karena luasnya aliran Pangkalbalam, kita hanya bisa melakukan penyisiran guna melihat tanda-tanda korban dan buayanya,” jelasnya.

    Buaya Sempat Terekam Drone

    Tim SAR gabungan menggunakan kamera drone untuk membantu melakukan pencarian Tina, Minggu.

    Seekor buaya sempat terekam kamera drone.

    Dalam video hasil rekaman drone Kantor Basarnas Pangkalpinang berdurasi 27 detik, tampak seekor buaya muncul ke permukaan.

    Tetapi, buaya itu kemudian kembali menyelam ke dalam air.

    “Sempat terekam video drone seekor buaya muncul tapi belum tahu apakah itu buaya yang menerkam korban atau bukan,” kata Dantim Kasarnas Pangkalpinang, Suparmi, Minggu. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di PosBelitung.co dengan judul Bocah Perempuan di Pangkalpinang Diterkam Buaya Belum Ditemukan, Tim SAR Lanjutkan Upaya Pencarian.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto) (PosBelitung.co/Deddy Marjaya, Novita)

  • Alumni SMAN 1 Kajen Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam di Kabupaten Pekalongan

    Alumni SMAN 1 Kajen Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam di Kabupaten Pekalongan

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN – Keluarga besar Ikatan Alumni SMAN 1 Kajen (IKA Smanka) salurkan bantuan untuk korban bencana alam di Kabupaten Pekalongan. 

    Bantuan tahap pertama ini disalurkan oleh perwakilan IKA Smanka, melalui posko bencana di BPBD Kabupaten Pekalongan.

    Bencana alam banjir, longsor dan tanah gerak melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Pekalongan akibat intensitas hujan yang tinggi pada hari Senin, 20 Januari 2025.

    Di Kecamatan Petungkriyono, bencana banjir dan longsor merenggut 26 jiwa. Sebanyak 25 korban meninggal dunia tertimbun longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono.

    Satu korban lainnya, diduga tersapu banjir Sungai Welo di Jembatan Sipingit di Desa Kayupuring dan hingga kini belum ditemukan.

    Bencana tak hanya menelan korban jiwa, warga terdampak bencana alam juga mengalami kerugian material hingga akses ke sejumlah pedukuhan di Kecamatan Petungkriyono terputus. 

    Di Kecamatan Kandangserang, puluhan rumah di Desa Trajumas dan Garungwiyoro rusak terdampak bencana tanah gerak.

    Sementara itu, di wilayah bawah, seperti beberapa desa di alur Sungai Sengkarang di Kecamatan Wonopringgo, Kedungwuni dan Tirto dihajar banjir bandang. Rumah-rumah warga, lingkungan, dan sekolah menjadi kotor dan berlumpur pasca banjir bandang malam itu.

    Sebagai bentuk kepedulian atas derita korban terdampak bencana alam di Kabupaten Pekalongan, keluarga besar alumni SMAN 1 Kajen menyalurkan bantuan melalui posko bencana di BPBD Kabupaten Pekalongan.

    “Alhamdulillah para alumni SMAN Kajen secara sukarela memberikan donasi untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana alam di Kabupaten Pekalongan,” kata Ketua IKA Smanka, Mayor Jenderal TNI (Mar) Oni Junianto, Senin (3/2/2025).

    Disebutkan, untuk penggalangan dana tahap pertama IKA Smanka menyalurkan bantuan berupa kebutuhan sekolah, kebutuhan mandi, pakaian dalam, pembalut, makanan ringan, bumbu dapur, hingga minyak goreng. 

    “IKA Smanka juga salurkan alat-alat untuk mempercepat penanganan bencana seperti cangkul, sekop dan linggis, agar membantu warga dan relawan yang tengah bergotong-royong merecovery lingkungan pasca bencana,” ujarnya.

    Diharapkan, ada bantuan tahap kedua dan selanjutnya dari keluarga besar alumni SMAN Kajen yang saat ini mereka telah menyebar di seluruh wilayah di Indonesia.

    “Insya Allah akan ada penyaluran bantuan tahap berikutnya dari IKA Smanka. Semoga apa yang diberikan ini bisa meringankan beban warga terdampak bencana,” ungkap dia. (Dro)

  • Modifikasi Cuaca Kalsel Berhasil Redakan Banjir
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Februari 2025

    Modifikasi Cuaca Kalsel Berhasil Redakan Banjir Regional 3 Februari 2025

    Modifikasi Cuaca Kalsel Berhasil Redakan Banjir
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –
    Curah hujan yang cukup tinggi merata di hampir seluruh wilayah
    Kalimantan Selatan
    (Kalsel) dalam sebulan terakhir mengakibatkan
    banjir
    di sejumlah kabupaten dan kota.
    Untuk mencegah banjir semakin meluas, Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar
    Operasi Modifikasi Cuaca
    (OMC) selama dua hari, yakni pada 29 dan 30 Januari 2025.
    Hasilnya, curah hujan di Kalsel mengalami penurunan intensitas sehingga mengurangi risiko meluasnya banjir.
    “Sejak OMC dilaksanakan selama dua hari, 29 dan 30 Januari, intensitas hujan di Kalsel cenderung menurun,” terang Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
    BPBD Kalsel
    , Bambang Dedi, Minggu (2/2/2025) malam.
    Bambang menjelaskan bahwa pola OMC dilakukan dengan cara penyemaian awan yang berpotensi menurunkan hujan. Proses ini bertujuan agar hujan tidak turun di kawasan daratan yang rawan banjir.
    Menurut analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ), OMC di Kalsel terbukti efektif dalam mengurangi curah hujan.
    “Alhamdulillah, berdasarkan analisis BMKG, OMC cukup mengurangi potensi hujan yang berasal dari awan-awan di bagian selatan,” jelas Bambang.
    Ia juga menekankan bahwa agar hasil lebih maksimal, OMC idealnya dilakukan secara berkelanjutan sebagai bagian dari strategi mitigasi banjir.
    Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, menjelaskan bahwa tujuan utama OMC bukan untuk menghilangkan hujan, melainkan mengendalikan intensitasnya agar tidak berdampak buruk pada daerah rawan banjir.
    Dalam operasi ini, redistribusi curah hujan dilakukan ke titik-titik aman seperti perairan laut.
    “Kami jatuhkan garam dan kapur tohor satu ton di awan yang ada di laut sehingga hujan di daratan pun akan berkurang,” ujar Agus.
    Garam berfungsi untuk mempercepat turunnya hujan sebelum awan mencapai daratan, sedangkan kapur tohor digunakan untuk membuyarkan awan agar hujan tidak terjadi.
    “Metodenya mempercepat dan membuyarkan. Dua skema atau dua teknologi yang digunakan,” jelas Agus.
    Dengan kombinasi kedua skema ini, efektivitas
    modifikasi cuaca
    di Kalsel mencapai 70 persen. Bahkan, BMKG telah membentuk unit khusus untuk mengembangkan teknologi ini dalam mitigasi bencana.
    “Dengan begitu, teknologi ini masih relevan untuk mitigasi bencana,” pungkas Agus.
    OMC terbukti mampu membantu mengurangi dampak banjir di Kalsel. Dengan keberhasilan ini, diharapkan modifikasi cuaca bisa diterapkan lebih luas di daerah-daerah rawan bencana lainnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir di Bima Meluas, Korban Hilang Bertambah Jadi 8 Orang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Februari 2025

    Banjir di Bima Meluas, Korban Hilang Bertambah Jadi 8 Orang Regional 3 Februari 2025

    Banjir di Bima Meluas, Korban Hilang Bertambah Jadi 8 Orang
    Tim Redaksi
    BIMA, KOMPAS.com
    – Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Wera, Kabupaten
    Bima
    , Nusa Tenggara Barat (NTB), terus meluas.
    Hingga Minggu (2/2/2025) malam, tercatat ada delapan orang yang dilaporkan hilang terseret banjir. Masing-masing, enam orang di Desa Nangawera dan dua orang di Desa Wora.
    “Korban hanyut di Nangawera enam orang, sedangkan di Desa Wora laporan yang kami terima dua orang belum ditemukan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bima, M Nurul Huda, saat dikonfirmasi, Minggu malam.
    Nurul Huda mengungkapkan, selain delapan orang yang dilaporkan hilang terbawa banjir, rumah warga yang hanyut akibat kejadian ini juga bertambah.
    Seperti halnya di Desa Nangawera, rumah warga di bantaran sungai yang hanyut kini bertambah menjadi tujuh unit.
    Saat ini, pihaknya bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial (Dinsos) Bima tengah dalam perjalanan menuju lokasi lewat jalur Sape.
    Pasalnya, akses jembatan lewat jalur Ambalawi menuju Wera tak bisa dilalui akibat putus diterjang banjir.
    “Kami bersama Tagana dalam perjalanan ke Wera melalui jalur Sape,” ujarnya.
    Sementara itu, Camat Wera, Ilham, mengungkapkan, saat ini banjir masih meluap di area permukiman warga, dan hujan dengan intensitas tinggi masih terus terjadi.
    Kondisi ini makin diperparah dengan padamnya aliran listrik akibat adanya kabel milik PLN yang putus.
    “Lampu di Desa Nangawera masih padam, karena ada kabel yang putus dan sedang diperbaiki PLN,” jelasnya.
    Warga terdampak banjir bandang di Desa Nangawera, lanjut dia, sementara ini mengungsi di rumah keluarganya, dan sebagian lainnya dievakuasi ke masjid.
    “Bagi yang di lokasi terdampak mengungsi di rumah keluarganya dan ada juga di masjid,” kata Ilham.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Terjang Bondowoso, Imbas Hujan Deras Sejak Sore sampai Malam

    Banjir Terjang Bondowoso, Imbas Hujan Deras Sejak Sore sampai Malam

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bondowoso pada Minggu (2/2). Guyuran hujan mengakibatkan banjir di dua desa di Kecamatan Klabang.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso mencatat kejadian banjir drainase dan selokan di Desa Pandak serta banjir genangan di Desa Leprak.

    Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat melalui media sosial terkait kejadian tersebut.

    “Kami mendapat laporan pertama pada pukul 19.37 WIB tentang banjir di Desa Pandak, kemudian laporan kedua masuk pada pukul 21.00 WIB mengenai banjir di Desa Leprak,” ujar Sigit kepada BeritaJatim.com.

    Banjir di Desa Pandak terjadi akibat luapan air selokan setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 17.00 hingga 19.30 WIB.

    Akibatnya, air meluap hingga ke halaman rumah warga di RT 14 dan RT 15 Dusun Komirian serta Dusun Barat Sungai.

    BPBD mencatat dampak yang ditimbulkan antara lain Tembok penahan tanah sepanjang 8 meter dengan tinggi 4 meter ambruk; Sawah warga seluas sekitar 2 hektare terendam air; dan Halaman rumah warga di dua RT turut tergenang air.

    Tim dari BPBD Kabupaten Bondowoso bersama Forkopimcam, pemerintah desa, Polsek Klabang, dan Koramil Klabang langsung melakukan asesmen di lokasi.

    “Kami telah menerjunkan tim dari Pusdalops, TRC BPBD, dan Agen Informasi Bencana untuk mendokumentasikan kejadian ini serta melaporkannya kepada pimpinan,” jelas Sigit.

    Menurutnya, banjir di Desa Pandak sudah mulai surut pada pukul 20.00 WIB, namun asesmen lanjutan akan dilakukan esok pagi mengingat keterbatasan penerangan di lokasi.

    Sedangkan banjir genangan terjadi di Dusun Parseh, Desa Leprak, Kecamatan Klabang. Kejadian ini dilaporkan masyarakat pada pukul 21.00 WIB, dengan penyebab utama hujan deras yang mengakibatkan bronjong penahan tanah sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter rusak.

    Selain itu, sawah warga seluas sekitar 1 hektare di RT 01 Dusun Parseh juga terendam air. “Tim sudah turun ke lokasi untuk melakukan asesmen awal dan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk pemerintah desa, kepolisian, dan TNI,” ujar Sigit.

    Menurut laporan BPBD, banjir di Desa Leprak sudah surut sekitar pukul 20.30 WIB. Namun, pemantauan akan terus dilakukan untuk memastikan tidak ada dampak lanjutan. (awi/but)