Kementrian Lembaga: BPBD

  • Penyebab kebakaran Manggarai karena tungku api pembuat tahu

    Penyebab kebakaran Manggarai karena tungku api pembuat tahu

    Kebakaran melanda Jalan Dr Saharjo, Gang Bakti 6, Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (2/2/2025). ANTARA/HO-Instagram.com/damkarjaksel.

    Penyebab kebakaran Manggarai karena tungku api pembuat tahu
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 03 Februari 2025 – 14:00 WIB

    Elshinta.com – Penyebab kebakaran di Jalan Dr Saharjo, Gang Bakti 6, Manggarai, Jakarta Selatan pada Minggu (2/2) diduga karena tungku api pembuat tahu.

    “Informasi sementara berasal dari tungku api pembuatan tahu,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Senin.

    Yohan mengatakan titik kenal kebakaran itu lokasinya berada di dekat Pasar Raya Manggarai.

    Ditambahkan, objek yang terdampak yakni dua rumah tinggal atau dua kepala keluarga (KK) dengan enam jiwa.

    “Tidak ada korban jiwa dan pengungsi, estimasi kerugian dalam pendataan,” ujarnya.

    Sebelumnya, sebanyak 112 personel atau 31 unit Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan memadamkan kebakaran itu.

    Laporan kebakaran diterima pukul 21.09 WIB. Pemadaman selesai pada Minggu (2/2) pukul 23.27 WIB dengan ditangani 29 unit personel gabungan.

    Sumber : Antara

  • Modifikasi Cuaca, Arah Barat-Barat Laut Jakarta Jadi Target Penyemaian

    Modifikasi Cuaca, Arah Barat-Barat Laut Jakarta Jadi Target Penyemaian

    PIKIRAN RAKYAT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melakukan modifikasi cuaca sebagai respons antisipasi cuaca buruk.

    Sebelumnya operasi modifikasi cuaca (OMC) tersebut mulai dilakukan pada Sabtu, 2 Februari hingga 6 Februari 2025. Pelaksanaan OMC menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) serta PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (PT RAI).

    Dalam rilis BPBD DKI, curah hujan tinggi terpantau di wilayah Serang dan sekitarnya. Pertumbuhan awan terpantau cukup tinggi di seluruh Indonesia, dengan arah angin dominan dari barat ke barat laut.

    Adanya faktor regional yang mempercepat pertumbuhan awan pada malam hingga dini hari nanti. Siklon tropis di Selatan Jawa dan Bali menyebabkan terjadinya potensi peningkatan hujan di wilayah Jawa termasuk DKI Jakarta untuk tiga hari ke depan.

    “Berdasarkan data dari Citra radar 24 Jam yang lalu, menunjukkan intensitas hujan ringan hingga sedang Jakarta bagian Selatan, dengan awan konvektif yang mulai berkembang di Jabodetabek,” kata Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Fenomena Cuaca Mhusus Dina Ike Ayu Mardiningtyas.

    Sementara itu, wilayah barat dan barat laut Jakarta yang akan menjadi target operasi modifikasi cuaca tersebut.

    Tim Kerja Operasi Lapangan-Direktorat Operasional Modifikasi Cuaca BMKG Rini Mariani Sibarani menjelaskan bahwa sorti pertama penerbangan yang dilakukan di wilayah Barat – Barat Laut Jakarta dengan tujuan memutus suplai massa udara yang akan masuk ke wilayah Jakarta.

     

    “Kelembapan relatif (RH) pada lapisan 925 dan 825 di Barat – Utara Jakarta masih cukup basah yang berpotensi menjadi bahan baku pembentukan awan. Sehingga sasaran atau target penyemaian pada wilayah Barat – Barat Laut Jakarta,” kata dia.

     

    Berdasarkan analisis cuaca, pertumbuhan awan dan potensi hujan dengan intensitas tinggi diprediksi terjadi pada Selasa, pagi hingga siang besok. Oleh karena itu, sorti penerbangan nantinya akan dilaksanakan lebih awal guna mendapatkan hasil optimal.

    Sampai saat ini, modifikasi cuaca telah melakukan total dua kali sorti penerbangan dengan menggunakan 1.600 kg bahan semai powder NaCl dengan ukuran partikel 30-40 micron.

    Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang menekankan pentingnya dokumentasi terkait persiapan bahan semai, ooperasional posko, serta pelaksanaan penyemaian.

    “Harapannya agar OMC dapat berjalan dengan baik dalam beberapa hari ke depan, dan penting untuk tim lapangan merangkum laporan sebagai bahan referensi dan evaluasi nanti,” kata dia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Banjir Kiriman Rendam 800 Rumah, Jalan Pantura Mlandingan Situbondo Sempat Macet
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Februari 2025

    Banjir Kiriman Rendam 800 Rumah, Jalan Pantura Mlandingan Situbondo Sempat Macet Surabaya 3 Februari 2025

    Banjir Kiriman Rendam 800 Rumah, Jalan Pantura Mlandingan Situbondo Sempat Macet
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com
    – Banjir melanda Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur, setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Senin (3/2/2025).
    Kalaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Sruwi Hartanto, menjelaskan bahwa hujan deras menyebabkan banjir di beberapa desa, termasuk Desa Mlandingan Kulon dan Desa Sumberpinang.
    Sebelumnya, dua bronjong penahan air di sempadan sungai di Dusun Krajan Desa Mlandingan terbawa arus, yang mengakibatkan luapan air dan masuk ke rumah warga.
    “Untuk sekarang masih penanganan,” ujar Sruwi Hartanto.
    Data sementara menunjukkan bahwa di Dusun Meranggi, Dusun Krajan, dan Dusun Pesisir di Desa Mlandingan Kulon, masing-masing terdapat 200 rumah yang terendam.
    Sementara itu, di Dusun Merakan Timur, Desa Sumberpinang, tercatat 100
    rumah terendam
    banjir.
    Ketinggian air di dalam rumah berkisar antara 100 hingga 200 centimeter, sedangkan di jalan raya mencapai 150 hingga 200 centimeter.
    Sruwi menambahkan bahwa banjir tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga menghanyutkan hewan ternak seperti sapi, kambing, dan ayam.
    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau luka akibat kejadian ini.
    “Banjir menggenangi lahan pertanian dan ternak warga hanyut,” tambahnya.
    Farid (37), seorang warga Desa Mlandingan, melaporkan bahwa banjir mulai terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan hampir semua wilayah di Kecamatan Mlandingan terdampak.
    “Untuk Jalan Pantura terdampak banjir, namun tidak tinggi sekitar sebetis,” ungkapnya.
    Pada pukul 22.00 WIB, banjir masih berlanjut, bahkan sebuah mobil terseret arus akibat derasnya air yang meluber ke Jalan Pantura Situbondo.
    Namun, pada pukul 23.00 WIB, banjir mulai surut dan arus lalu lintas kembali normal.
    “Ada mobil yang sampai terseret banjir namun belum diketahui ada korban atau tidak,” tutup Farid.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Bandang di Bima, 3 Orang Meninggal dan 5 Hilang

    Banjir Bandang di Bima, 3 Orang Meninggal dan 5 Hilang

    Bima, Beritasatu.com – Pascabanjir bandang yang melanda Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengakibatkan delapan orang dilaporkan hilang yang diduga hanyut terseret banjir bandang. Dari delapan orang, tiga di antaranya berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, yaitu Hermawati (40) asal Desa Wora, Aisah (5) dari Desa Nangawera, dan Burhan (50) warga Desa Nunggi.

    Sementara lima orang korban lagi belum ditemukan, yakni masing-masing atas nama Ibrahim (75) asal Nangawera, Yani (28) asal Nangawera, Juliani (32) Nangawer, Irgi (4) Nangawera dan One (10 bulan) asal Nangawera Kecamatan Wera.

    “Kami telah menemukan tiga korban jiwa dari Kecamatan Wera, tetapi masih ada lima korban yang kami fokuskan untuk pencarian esok hari,” ungkap Koordinator Lapangan Pos SAR Bima, Kurais kepada awak media, Senin (3/2/2025).

    Pencarian korban tidak berjalan mulus. Cuaca yang tidak menentu menjadi kendala utama tim SAR dalam menjalankan tugasnya.

    “Kendala utama dalam pencarian adalah cuaca yang tidak beraturan, yang kami khawatirkan dapat menyebabkan banjir susulan,” tambahnya.

    Sejak Minggu (2/2/2025) malam, tim rescue dari Pos SAR Bima dikerahkan untuk melakukan upaya pencarian bersama dengan TNI, Polri, BPBD Bima, Polair Kota Bima, PMI, Tagana, TSBK Kota Bima, Potensi 204 Bima, relawan, aparatur desa, masyarakat setempat, dan pihak terkait lainnya.

    “Upaya pencarian dilakukan dengan menyisir aliran sungai hingga ke muara menggunakan perahu karet,” jelasnya.

    Untuk pencarian, rencana tim SAR dibagi menjadi dua kelompok. Tim pertama akan melakukan penyisiran mulai dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menuju muara.

    “Sementara itu, tim kedua akan melanjutkan pencarian di muara,” pungkasnya.

    Sebelumnya banjir bandang melanda dua kecamatan di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (2/2/2025) pukul 19.00 WITA.

    Hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan luapan air dari pegunungan yang membawa material kayu dan batu, merendam permukiman warga di Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi.

  • Tangani Banjir Sidoarjo, Pemprov Jatim Keruk Sungai yang Alami Sedimentasi

    Tangani Banjir Sidoarjo, Pemprov Jatim Keruk Sungai yang Alami Sedimentasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejak pertengahan Januari 2025 ini, kawasan Candi, Sidoarjo tergenang banjir. Pemprov Jatim melalui Dinas PU Sumber Daya Air (SDA) dan dinas terkait melakukan pembersihan di afvour (saluran pembuangan) Bahgepuk, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.

    Kepala Dinas PU SDA Jatim, Ir. Baju Trihaksoro mengatakan, pembersihan tanaman liar dan ranting pohon yang mengakibatkan lebar sungai menyempit akan dilakukan selama lima hari, mulai tanggal 3-7 Februari 2025. Sebab, di sekitar Afvour Bahgepuk telah terjadi banjir dalam beberapa pekan terakhir.

    “Pembersihan ini tindak lanjut dari kunjungan Pj Gubernur Jawa Timur bersama PIt Bupati Sidoarjo pada 22 Januari 2025 lalu. Saat itu, Pj Gubernur melakukan peninjauan lokasi pembersihan Afvour Bahgepuk dilanjutkan kunjungan di Balai RW Green Residence, Candi Sidoarjo,” kata Baju dalam keterangannya kepada media, Senin (3/2/2025).

    “Setelah tim turun ke lapangan, ditemukan penyebab banjir karena penyempitan Afvour Bahgepuk, Afvour Kedungpeluk dan anak afvour lainya karena adanya sedimentasi dan tanaman liar. Selain itu, intensitas curah hujan yang tinggi, serta drainase di Perumahan Green Residence dan sekitarnya yang kurang optimal,” tambahnya.

    Baju mengatakan, pihaknya akan menurunkan excavator amphibi untuk membersihkan afvour di wilayah Candi. Hal ini bertujuan agar saluran air pembuang bisa lancar dan tidak menyebabkan banjir lagi.

    “Kami siapkan excavator amphibi yang akan diturunkan sebanyak tiga unit dari Dinas PU SDA Jatim, Dinas PU BMSDA Sidoarjo dan BBWS Brantas, dengan catatan debit sungai sudah landai. Saat ini, kondisi belum memungkinkan karena debit masih tinggi,” jelasnya.

    “Karena debit sungai belum surut, sementara akan kami lakukan kegiatan pemotongan pohon secara manual dengan melibatkan 100 orang personil,” tambahnya.

    Selain PU SDA Jatim, giat bersih-bersih Avfour Bahgepuk melibatkan tim dari BBWS Brantas, BPBD Jatim, BPBD Sidoarjo, DPUBMSDA Sidoarjo, Pemerintah Desa Kendalpecabean, dan Pemerintah Desa Kedungpeluk Kecamatan Candi. (tok/ian)

  • Cuaca Ekstrem, Kunjungan Edukasi Bencana di BPBD Jatim Membludak

    Cuaca Ekstrem, Kunjungan Edukasi Bencana di BPBD Jatim Membludak

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem yang masih berlangsung hingga awal 2025 ini ternyata meningkatkan animo masyarakat untuk mengikuti pembelajaran kebencanaan di area Taman Edukasi Bencana BPBD Jatim.

    Buktinya, sepanjang Januari lalu, angka kunjungan ke Taman Edukasi Bencana mencapai sebanyak 791 orang atau meningkat sebesar 59,7 persen dibanding dengan kurun waktu yang sama di tahun 2024, yang masih berjumlah 495 orang.

    Jumlah itu juga mengalami kenaikan signifikan dibanding waktu yang sama di tahun 2023, yang masih berjumlah 245 orang.

    Dari jumlah lembaga, kunjungan ke Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina) juga meningkat tajam dari kurun waktu yang sama. Yakni, 4 lembaga di tahun 2023, lalu naik menjadi 8 lembaga di tahun 2024 dan kini, mencapai 19 lembaga di tahun 2025.

    Afifatun Nisa’, Kepala KB-TK Rumah Pendidikan Indonesia, Surabaya, saat berkunjung ke Tenpina akhir Januari lalu mengaku senang dengan pembelajaran yang diberikan Tim BPBD Jatim.

    Selain bisa mengenal berbagai jenis bencana, 68 siswa dari yayasannya juga bisa merasakan langsung kejadian bencana, seperti saat mencoba simulator gempa.

    “Seru dan menarik sekali model pembelajarannya. Anak-anak juga sangat antusias,” ujarnya.

    Selain dari Yayasan Rumah Pendidikan Indonesia Surabaya, kunjungan sebulan ini juga berasal dari sejumlah sekolah lain. Di antaranya, KB-TK Al-Muslim Waru, Home Schooling Qorina Surabaya, KB-TK Dian Smart, Yayasan Rula Nusantara, SDN Lemah Putro 1 Sidoarjo, SDN Pepelegi Waru Sidoarjo dan beberapa sekolah lainnya.

    “Terima kasih banyak BPBD Jatim. Anak-anak sangat antusias dan senang mendapat edukasi tentang bencana. Para petugasnya juga sangat ramah. Semoga berkenan nantinya SDN Pepelegi 1 berkunjung kembali,” ujar Kenya Caesar Ing Ayu, guru pendamping SDN 1 Pepelegi, Waru, Sidoarjo.

    Selain kunjungan dari siswa sekolah, kunjungan ke Taman Edukasi Bencana sebulan ini juga berasal dari lembaga kementerian, anggota dewan dan relawan kebencanaan.

    Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengaku bersyukur atas meningkatnya animo masyarakat dalam pembelajaran kebencanaan di Jatim awal tahun ini.

    Baginya, ini merupakan salah satu upaya BPBD Jatim dalam mengenalkan potensi bencana sejak dini, juga untuk membangun kapasitas masyarakat, guna mengurangi risiko bencana.

    “Anak-anak adalah salah satu kelompok rentan dalam setiap kejadian bencana. Inilah ikhtiar kita agar indeks risiko bencana di Jatim bisa terus menurun,” pungkasnya. [tok/beq]

  • Mitigasi Bencana Banjir, Warga Rancaekek Bandung Dapat Edukasi Lewat Program KMBL – Halaman all

    Mitigasi Bencana Banjir, Warga Rancaekek Bandung Dapat Edukasi Lewat Program KMBL – Halaman all

    Hasiolan EP/Tribunnews.com

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, banjir yang terjadi sejak 1 Januari hingga 8 Desember 2024 menjadi bencana yang paling sering terjadi di Indonesia, dengan 962 kejadian. 

    Salah satu wilayah yang terdampak adalah Kecamatan Rancaekek di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

    Ketika banjir melanda, banyak rumah terendam dan aktivitas sekolah terganggu.

    Anak-anak yang menjadi kelompok paling rentan, tidak hanya menghadapi risiko kesehatan, tetapi juga mengalami hambatan dalam mengakses pendidikan.

    Kondisi ini menegaskan perlunya membangun ketangguhan masyarakat, mulai dari kesiapan komunitas, penguatan sistem peringatan dini, hingga pengelolaan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

    Untuk mengurangi dampak tersebut, Save the Children Indonesia bersama Yayasan SHEEP Indonesia, didukung The Korea Financial Industry Foundation (KFIF) dan Save the Children Korea, menjalankan program Ketangguhan Masyarakat Berbasis Lanskap (KMBL).

    Rosianto Hamid, Chief Of Partnership Strategic and Program Operation – Save the Children Indonesia mengatakan, program ini bertujuan meningkatkan ketangguhan masyarakat melalui pendekatan lanskap dari hulu ke hilir, penguatan sistem peringatan dini, dan tata kelola pengurangan risiko bencana yang partisipatif, dengan fokus pada kelompok rentan seperti anak-anak, disabilitas, dan perempuan.

    “Program KMBL telah menjangkau  43.800 masyarakat di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung,” ujarnya.

    Dari jumlah tersebut, 15.260 anak-anak kini lebih terlindungi dari risiko banjir, sementara 28.554 orang dewasa telah diberdayakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengelola lingkungan mereka secara berkelanjutan.

    Yayasan Industri Keuangan Korea (selanjutnya, KFIF) adalah satu-satunya yayasan di Korea yang didanai dan dioperasikan secara bersama oleh serikat pekerja dan manajemen dari 33 lembaga keuangan utama.

    Dengan kontribusi sebesar 200 miliar KRW (sekitar USD 150 juta), KFIF telah berkomitmen untuk melaksanakan berbagai proyek yang berfokus pada kontribusi sosial di Korea dan secara global.

    Rosianto menjelaskan, program KMBL menggunakan beberapa strategi untuk memastikan pendekatan yang menyeluruh dan berkelanjutan.

    Pertama, mengidentifikasi kesenjangan dalam sistem peringatan dini serta kerentanan infrastruktur terhadap banjir untuk memahami titik lemah yang harus diperkuat agar respons terhadap banjir menjadi lebih efektif. 

    Kedua, pembentukan Satuan Tugas Siaga Warga Rancaekek, penyusunan rencana aksi, dan pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) untuk memastikan bahwa komunitas memiliki panduan yang jelas dalam merespons banjir.

    Ketiga, bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Daearah (BPBD) setempat untuk memperkuat sistem peringatan dini yang telah ada dengan menginstalasi alat tambahan di lokasi-lokasi strategis.

    Keempat, melakukan pelatihan kapasitas, simulasi, serta edukasi kepada masyarakat, termasuk anak-anak, terkait langkah-langkah menghadapi banjir dan pentingnya menjaga lingkungan seperti menanam pohon sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko banjir. 

    Hal ini untuk menanamkan kesadaran dan mendorong keterlibatan anak dan orang muda dalam menciptakan lingkungan yang tangguh dan berkelanjutan.  

    Kolaborasi yang erat antara berbagai pihak sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi anak-anak dan masyarakat.

    Melalui program ini, diharapkan masyarakat tidak hanya lebih siap dalam menghadapi banjir, tetapi juga memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga lingkungan, serta berperan aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana. 

  • Tebing Bengawan Solo Longsor Tutup Akses Jalan di Malo Bojonegoro

    Tebing Bengawan Solo Longsor Tutup Akses Jalan di Malo Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tanah longsor terjadi di tebing Sungai Bengawan Solo yang terletak di Dusun Semanding, RT 9 RW 2, Desa Kemiri, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, pada Kamis, 30 Januari 2025, sekitar pukul 03.15 WIB.

    Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu, 29 Januari 2025, pukul 16.30 WIB, serta fluktuasi tinggi muka air Sungai Bengawan Solo diduga menjadi pemicu utama longsor tersebut. Akibatnya, akses jalan antara Dusun Semanding dan Gemolong harus ditutup karena membahayakan.

    “Dampak longsor itu mengakibatkan kerusakan pada jalan penghubung antara Dusun Semanding dan Dusun Gemolong. Jalan tersebut merupakan akses vital bagi warga setempat,” ujar Kepala Desa Kemiri, Anwar Jain, Senin (3/2/2025).

    Anwar Jain menambahkan bahwa akses transportasi antara kedua dusun itu ditutup untuk menghindari risiko kecelakaan. Pihak desa telah memasang rambu peringatan dan menutup jalan poros tersebut. Sebagai solusi sementara, Pemdes setempat telah membuat akses jalan darurat.

    Tebing sungai yang longsor memiliki dimensi sepanjang 30 meter, lebar 7 meter, dan ketinggian 6 meter. Untuk mengatasi dampak longsor ini, Pemdes Kemiri bersama masyarakat dan personil TNI-Polri melakukan kerja bakti dengan memasang penahan longsor darurat.

    Kapolsek Malo Polres Bojonegoro, Iptu Sri Budi, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan respons cepat dari jajaran TNI-Polri dan pemerintah setempat dalam menghadapi dampak longsor yang menghambat mobilitas warga. Meski demikian, masyarakat masih dapat menggunakan akses alternatif yang tersedia.

    Selain membersihkan material longsor dan memperbaiki jalan, kegiatan ini juga mencakup pembersihan area sekitar yang terdampak. “Forkopimca Malo merasa penting untuk segera melakukan perbaikan agar warga bisa kembali beraktivitas dengan lancar,” kata Sri Budi.

    Sebagai langkah penanganan darurat, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro, Laela Noer Aeny, menyatakan bahwa BPBD telah memberikan bantuan berupa sesek bambu dan karung berisi tanah untuk menahan longsor lebih lanjut. [lus/beq]

  • Warga Pakisan Bondowoso Krisis Air Bersih, Pemkab Ajukan Perbaikan Pipa

    Warga Pakisan Bondowoso Krisis Air Bersih, Pemkab Ajukan Perbaikan Pipa

    Bondowoso (beritajatim.com) – Banjir bandang yang menerjang lima desa di Kabupaten Bondowoso pada Senin (23/12/2024) masih menyisakan berbagai persoalan. Salah satunya adalah rusaknya saluran pipa air bersih milik warga di Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari.

    Pipa tersebut hanyut terbawa arus deras banjir, mengakibatkan warga harus bergantung pada bantuan air bersih yang didistribusikan oleh BPBD Bondowoso.

    Pemkab Bondowoso telah melakukan survei dan asesmen di wilayah terdampak. Rencananya, pemerintah akan mengajukan bantuan perbaikan pipanisasi agar pasokan air bersih dapat kembali normal.

    “Kami sudah survei. Di Pakisan memerlukan bantuan perbaikan pipanisasi. Sebab pipa air bersihnya hanyut diterjang banjir,” kata Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Haeriyah Yuliati, saat dikonfirmasi beritajatim.com, Senin (3/2/2025).

    Menurut Haeriyah, Pemkab Bondowoso berencana mengajukan bantuan pipanisasi kepada BPBD Jawa Timur atau memanfaatkan dana CSR dari perusahaan.

    “Seperti dari PT Medco misalnya. Sebab perbaikan pipa air bersih ini sangat penting dan dibutuhkan oleh warga saat ini,” paparnya.

    Diketahui, banjir bandang yang terjadi pada akhir tahun 2024 lalu dipicu oleh jebolnya Dam Angsana di Desa Tangsil Wetan, Kecamatan Wonosari. Kejadian ini menyebabkan kerusakan rumah, fasilitas umum, dan infrastruktur di beberapa lokasi.

    “Desa yang terdampak di antaranya Tangsil Wetan di Kecamatan Wonosari. Kemudian Desa Tlogosari, Sulek, Trotosari dan Pakisan di Kecamatan Tlogosari,” kata Kalaksa BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo.

    Selain banjir, tanah longsor juga melanda Desa Sulek dan Desa Pakisan. Di Dusun Pandean, Desa Sulek, enam rumah warga terdampak, termasuk satu fasilitas umum berupa masjid dan empat kandang ternak.

    “Tanah longsor sepanjang 30 meter dengan lebar 4 meter dan tinggi 7 meter juga menyebabkan kerusakan pada dua rumah di Dusun Legung. Yang di Desa Pakisan, longsor menutup akses jalan di Dusun Sumber Balen, memutus jalur transportasi warga,” sebutnya. [awi/beq]

  • Longsor di Desa Sumbercanting Bondowoso Rusak Rumah Warga

    Longsor di Desa Sumbercanting Bondowoso Rusak Rumah Warga

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kecamatan Wringin sejak Minggu (2/2/2025) menyebabkan tanah longsor di Dusun Dadapan, Desa Sumbercanting.

    Peristiwa ini terjadi pada Senin (3/2/2025) pukul 11.10 WIB dan berdampak pada satu rumah warga milik Absin (65).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Sigit Purnomo, mengatakan bahwa longsoran tanah memiliki ukuran panjang 8 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 12 meter. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

    “Kami telah menerjunkan tim ke lokasi untuk melakukan assessment dan membantu warga terdampak. Saat ini, pemilik rumah telah diungsikan ke rumah kerabat terdekat,” ujar Sigit kepada BeritaJatim.com, Senin (3/2/2025).

    BPBD Bondowoso bersama Koramil Wringin, Polsek Wringin, pemerintah kecamatan dan desa setempat, serta Agen Informasi Bencana Jawa Timur 5.5 Bondowoso telah melakukan pembersihan material longsor bersama warga.

    Namun, tim di lapangan menghadapi beberapa kendala, seperti medan yang sulit, jarak tempuh yang jauh, serta keterbatasan jaringan komunikasi.

    Adapun kebutuhan mendesak yang diusulkan mencakup bantuan logistik dan material untuk warga terdampak.

    Sigit menambahkan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan provinsi untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan.

    Hingga laporan ini disampaikan, kondisi di wilayah Bondowoso masih terpantau aman dan terkendali (Amandali), sementara cuaca di Kecamatan Wringin saat ini berawan.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor,” kata Sigit. (awi/ted)