Kementrian Lembaga: BPBD

  • Misteri Jasad Mengapung di Bengawan Solo, Terungkap Setelah 15 Hari Hilang

    Misteri Jasad Mengapung di Bengawan Solo, Terungkap Setelah 15 Hari Hilang

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Jasad seorang lelaki ditemukan mengapung di aliran sungai Bengawan Solo turut sekitar jembatan Kanor-Rengel (Kare) Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, Rabu (5/2/2025) sekitar pukul 09.30 WIB. Jasad tersebut ternyata adalah seorang warga yang telah 15 hari dinyatakan hilang.

    Warga yang mengetahui jasad tersebut kemudian langsung melaporkan ke pemerintah desa setempat dan diteruskan ke BPBD Bojonegoro. Tim Basarnas bersama BPBD Bojonegoro kemudian melakukan evaluasi jasad lelaki itu.

    “Setelah dievakuasi, atas persetujuan keluarga jasad kemudian dibawa ke RSUD Bojonegoro untuk divisum,” ujar Kalaksa BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Bojonegoro Agus Purnomo.

    Temuan jasad lelaki di sekitar jembatan kare tersebut diduga merupakan korban terseret arus dan tenggelam di Sungai Bengawan Solo atas nama Tasam (60) warga RT 01 RW 04 Desa/Kecamatan Kanor pada Selasa (21/1/2025) sekitar pukul 15.00 WIB yang belum ditemukan.

    Korban diketahui saat itu sedang mencari kayu dengan menggunakan jangkar. Ia menempatkan jangkar atau gantol dari tepi sungai. Setelah menyantol kayu ia menariknya ke tepian. Namun, saat itu kondisi sungai terpanjang di Pulau Jawa itu sedang banjir.

    Korban diduga terseret karena tidak kuat menarik kayu yang dia dapat ke tepi sungai. Setelah dilaporkan hilang, korban kemudian dilakukan pencarian oleh Tim SAR Gabungan. Namun selama 7 hari pencarian korban tidak berhasil ditemukan. [lus/aje]

  • Tragedi Jalan Joyoboyo Hari Ini, Lansia Tewas Tertabrak Bus Suroboyo

    Tragedi Jalan Joyoboyo Hari Ini, Lansia Tewas Tertabrak Bus Suroboyo

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan tragis terjadi di Jalan Joyoboyo, Wonokromo, yang melibatkan pejalan kaki Edy Kuncoro (60). Lansia asal Waringin Kedurus ini ditemukan tewas setelah tertabrak Suroboyo Bus saat tengah menyeberang jalan pada Rabu, 5 Februari 2025, sekitar pukul 05.45 pagi.

    Peristiwa ini langsung menarik perhatian warga dan pengendara yang melintas. Korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia di lokasi kejadian, saat petugas tiba untuk melakukan pemeriksaan.

    “Benar, ada laka lantas yang menyebabkan korban MD (meninggal dunia). Namun terkait laka lantas tersebut dapat koordinasi dengan kanitlantas,” ujar Kanitreskrim Polsek Wonokromo, Ipda M Zahari, mengkonfirmasi kejadian tersebut.

    Menurut informasi yang diperoleh dari BPBD Surabaya, bus yang terlibat dalam kecelakaan ini dikemudikan oleh Jagad Duto Prasetyo (30), warga Kapas Gading Madya, Tambaksari. Saat kejadian, Jagad sedang mengendarai Suroboyo Bus dengan nomor polisi L 7354 UB.

    “Lalu ketika melintas di lokasi, bus milik Pemkot Surabaya tersebut menabrak tubuh Edy Kuncoro,” jelas sumber tersebut.

    Akibat tabrakan tersebut, Edy Kuncoro meninggal dunia seketika di tempat kejadian. Jenazahnya kemudian dievakuasi oleh petugas BPBD menuju RSUD dr Soetomo untuk keperluan identifikasi lebih lanjut.

    Sementara itu, pengemudi bus, Jagad Duto, telah diamankan oleh pihak kepolisian untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Jagad Duto saat ini dilaporkan sedang menjalani pemeriksaan oleh Satlantas Polrestabes Surabaya. [asg/aje]

  • Status Siaga Bahaya Siklon 90S &99S, BMKG : Cuaca Ekstrem di Wilayah Purworejo, Jateng hingga DIY

    Status Siaga Bahaya Siklon 90S &99S, BMKG : Cuaca Ekstrem di Wilayah Purworejo, Jateng hingga DIY

    Status Siaga Bahaya Siklon 90S & 99S, BMKG : Cuaca Ekstrim di Wilayah Purworejo, Jateng hingga DIY

    TRIBUNJATENG.COM- Waspada dampak Siklon 90S dan Siklon 99S, Tim Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Gunungkidul memberi peringatan kepada para nelayan.

    Dikutip dari Kompas.com melalui Marjono selaku Koordinator satlinmas Rescue Wilayah Operasi II Pantai Baron mengatakan jika aktifitas para nelayan masih berjalan seperti biasa namun tetap disampaikan peringatan terkait dampak siklon yang harus tetap diwaspadai.

    “Untuk aktivitas nelayan masih biasa, peringatan terkait dampak siklon juga sudah disampaikan,” kata Marjono.

    Marjono juga tampak mengungkap potensi terjadinya kenaikan gelombang diketahui terjadi pada Rabu (5/2/2025).

    Meskipun begitu, ia mengatakan berdasarkan pengamatan melalui aplikasi cuaca, siklon tersebut berada di tengah lautan.

    “Mudah-mudahan sesuai dengan prediksi berada di tengah laut. Meski ada kenaikan mudah-mudahan tidak ada dampak yang signifikan,” kata Marjono.

    Sementara itu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY mengumumkan adanya perpanjangan status siaga darurat bencana hidrometeorologi diperpanjang hingga 3 Maret 2025.

    Keputusan perpanjangan status siaga tersebut berdasarkan pertimbangan kondisi cuaca yang berpotensi ekstrim.

    Melalui Noviar Rahmad selaku Kepala Pelaksana BPBD DIY menjelaskan status siaga darurat tersebut diperpanjang dari 2  Februari hingga 3 Maret 2025 mendatang dan surat keputusan Gubernur DIY telah diterbitkan.

    “Sudah, surat gubernur sudah keluar,” ungkapnya pada Selasa (4/2/2025).

    Diungkap oleh Noviar jika sebelumnya siklon 90S dan 99S sebelumnya mendekati Samudera Hindia namun telah meluruh.

    Meskipun begitu, dampak dari kedua siklon tersebut masih berpotensi menyebabkan adanya cuaca ekstrem di wilayah DIY.

    “Memang untuk badai siklonnya akan meluruh. Tapi kan terkait dengan cuaca ekstremnya masih ada akibat dari pengaruh dari siklon yang menjauh itu,” jelasnya.

    Sementara itu dampak dari adanya siklon tersebut diantaranya adalah meningkatkan curah hujan di atas rata-rata dari sedang hingga lebat yang bisa mengakibatkan bencana alam seperti banjir hingga tanah longsor serta tumbangnya pepohonan.

    Tak hanya itu, dampak dari siklon ini juga meningkatkan tingginya gelombang di sepanjang pantai hingga 3 sampai 5 meter.

    Untuk itu, perlu diwaspadai sejumlah wilayah yang telah dipetakan berpotensi terdampak adanya siklon tersebut seperti di wilayah Purworejo, Jogja hingga di sejumlah titik di Jawa Tengah.

    (*)

  • Sarang Tawon Vespa yang Tewaskan Warga Magetan Berhasil Dievakuasi

    Sarang Tawon Vespa yang Tewaskan Warga Magetan Berhasil Dievakuasi

    Magetan (beritajatim.com)– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan mengevakuasi sarang tawon vespa avinis yang menyebabkan seorang warga meninggal dunia di Desa Jonggrang, Kecamatan Barat, Magetan, Jawa Timur, Selasa (4/2/2025).

    Evakuasi dilakukan pada pukul 21.00 WIB oleh lima personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Magetan dengan bantuan anggota TNI dan Polri. Sarang tawon berdiameter sekitar 40 cm itu ditemukan menempel di ranting pohon belinjo di belakang rumah Lestari Widodo (49), korban yang meninggal dunia akibat sengatan tawon.

    Kepala Desa Jonggrang, Warsito, menjelaskan bahwa korban tersengat tawon vespa pada pukul 08.00 WIB pagi saat sedang membersihkan kebun. “Warga kami meninggal setelah tersengat tawon. Sempat dibawa ke RSU Bhakti Persada, lalu dirujuk ke RSUD Kota Madiun. Namun, saat perjalanan sudah meninggal dunia,” kata Warsito.

    Adik korban, Suroso, menuturkan bahwa kejadian bermula ketika kakaknya menarik sulur yang akarnya menjalar ke ranting pohon belinjo. Tanpa disadari, tindakan itu mengusik sarang tawon vespa hingga mereka menyerang. “Sempat ke rumah tetangga minta minyak, tapi kondisinya sudah parah. Merasa kepanasan, kami bawa ke rumah sakit, tapi akhirnya meninggal dunia saat perjalanan,” ujar Suroso.

    BPBD Magetan yang menerima laporan langsung melakukan asesmen dan memutuskan mengevakuasi sarang tawon pada malam hari demi keamanan warga sekitar.

    “Kami lakukan asesmen, lalu penanganan pada malam hari untuk menghindari risiko serangan tawon saat proses evakuasi,” ujar anggota TRC BPBD Magetan, Darsono.

    Sarang tawon vespa.

    Karena lokasi sarang cukup tinggi, tim menggunakan tongkat panjang yang disulut api untuk membakar sarang tersebut. “Terlihat banyak sekali larva tawon yang siap menjadi tawon muda. Kami pastikan sarang sudah terevakuasi seluruhnya,” tambahnya.

    Darsono mencatat bahwa dalam tiga tahun terakhir, lima warga Magetan meninggal dunia akibat sengatan tawon vespa. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak mencoba menangani sarang tawon sendiri dan segera melapor ke BPBD atau pemadam kebakaran.

    “Jangan ditangani sendiri. Segera lapor petugas karena tawon ini membahayakan jika sampai menyengat,” pungkasnya. [fiq/but]

  • Banjir Susulan Kembali Terjang Desa Wonoboyo Bondowoso, Puluhan Rumah Rusak

    Banjir Susulan Kembali Terjang Desa Wonoboyo Bondowoso, Puluhan Rumah Rusak

    Bondowoso (beritajatim.com) – Banjir susulan kembali menerjang Desa Wonoboyo, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso, Selasa (4/2/2025) petang. Banjir kali ini bahkan lebih deras dari banjir yang terjadi sebelumnya pada Senin (3/2/2025) petang.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso masih berada di lokasi untuk melakukan asesmen dan upaya solutif. Berdasarkan data yang dihimpun, delapan RT terdampak banjir bandang, yakni RT 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, dan 11.

    Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo, menyatakan bahwa dampak banjir bandang di Desa Wonoboyo sangat besar. “Ada sekitar 37 rumah yang rusak. Rinciannya, 12 rumah rusak berat dan 25 rumah rusak ringan,” kata Sigit Purnomo kepada BeritaJatim.com, Selasa (4/2/2025) malam.

    Banjir bandang ini menyebabkan sekitar 96 warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti di dataran yang lebih tinggi. “Selain rumah rusak, ada dua ekor ternak yang hanyut terbawa arus banjir yang sangat deras,” sebut Sigit.

    Hingga berita ini ditulis, lokasi kejadian masih dikunjungi oleh Muspika Klabang, seperti pihak kecamatan, Koramil, dan Polsek Klabang. Jajaran Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (Forkopimda) Bondowoso berencana akan turun langsung ke lapangan pada Rabu (5/2/2024). [awi/ian]

  • Ratusan Warga Dusun Sempu Pasuruan Masih Mengungsi, Relokasi Jadi Opsi

    Ratusan Warga Dusun Sempu Pasuruan Masih Mengungsi, Relokasi Jadi Opsi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Bencana tanah bergerak di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, masih terus menjadi perhatian. Hingga kini, ratusan warga masih mengungsi di SDN Cowek 2.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengungkapkan bahwa kondisi di lokasi bencana belum menunjukkan perubahan signifikan. “Kami terus memantau perkembangan di lokasi,” ujarnya.

    Dari data yang tercatat, sebanyak 53 rumah warga mengalami kerusakan, dengan 17 di antaranya dalam kondisi rusak parah. Kondisi rumah yang tidak layak huni ini membuat warga terpaksa mengungsi.

    Selama berada di pengungsian, warga mendapatkan pelayanan yang cukup memadai. BPBD telah menyediakan kebutuhan logistik dan kesehatan. Selain itu, keamanan di lokasi pengungsian juga diperketat.

    Meskipun demikian, warga tetap diperbolehkan untuk beraktivitas seperti biasa, seperti berkebun. Namun, mereka wajib kembali ke pengungsian setelah selesai beraktivitas.

    “Kami mengizinkan warga untuk beraktivitas, tetapi mereka harus tetap waspada dan selalu kembali ke pengungsian,” tegas Sugeng.

    Sebelumnya, tim ahli geologi dari ITS Surabaya telah melakukan peninjauan ke lokasi bencana dan menyimpulkan bahwa relokasi warga menjadi opsi yang perlu dipertimbangkan.

    “Kami masih menunggu rekomendasi resmi dari tim ahli,” kata Sugeng. “Rekomendasi ini akan menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil keputusan terkait relokasi warga.”

    BPBD Kabupaten Pasuruan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah desa, kecamatan, dan instansi terkait untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada warga terdampak. (ada/ted)

  • Diduga Regulator Elpiji Bocor, Dapur Warung Asapan Sambal Tempong Mojokerto Terbakar

    Diduga Regulator Elpiji Bocor, Dapur Warung Asapan Sambal Tempong Mojokerto Terbakar

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tempat usaha Asapan Sambal Tempong di Jalan Raya Desa Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Selasa (4/2/2025) terbakar.

    Diduga terjadi kebocoran regulator gas LPG sehingga mengakibatkan dapur dengan luas ± 6 x 12 m² terbakar.

    Komandan Regu Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Sukamto mengatakan, tempat usaha Asapan Sambal Tempong milik Zainal. “Sekira pukul 13.15 WIB, kami mendapatkan informasi terkait kebakaran,” ungkapnya.

    Satu unit mobil damkar diterjunkan ke lokasi kebakaran. Petugas memadamkan api yang membakar dapur berukuran ± 6 x 12 m² tersebut. Sekira pukul 14.05 WIB, api berhasil dipadamkan. Diduga penyebab kebakaran karena adanya kebocoran pada regulator gas LPG.

    “Diduga penyebab kebakaran karena adanya kebocoran pada regulator gas LPG. Terkait kerugian yang dialami pemilik tempat usaha akibat kebakaran tersebut masih dalam penghitungan, kasus kebakaran ini dalam penangganan pihak kepolisian,” katanya. [tin/ted]

  • Pria di Magetan Tewas Disengat Tawon Vespa, Warga Diimbau Waspada

    Pria di Magetan Tewas Disengat Tawon Vespa, Warga Diimbau Waspada

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang pria bernama Lestari Widodo (49), warga Desa Jonggrang, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, meninggal dunia setelah disengat tawon vespa saat membersihkan kebun di belakang rumahnya, Selasa (4/2/2025).

    Kapolsek Barat, AKP Bayu Nirbaya Bhakti, membenarkan insiden tersebut. Menurutnya, korban pertama kali ditemukan oleh tetangganya, Sugiyo, dalam kondisi terlentang di teras rumah hanya mengenakan celana pendek.

    “Saat ditanyai saksi, korban ini masih sempat memberi tahu bahwa ia baru saja tersengat tawon saat membersihkan dahan pohon melinjo di belakang rumah,” ungkap AKP Bayu.

    Melihat kondisi korban yang semakin memburuk, Sugiyo bersama warga segera membawanya ke Rumah Sakit Sogaten Madiun menggunakan mobil pribadi. Namun, nahas, korban meninggal dunia dalam perjalanan sebelum mendapatkan perawatan medis.

    Berdasarkan penyelidikan awal, AKP Bayu menyebut korban diduga meninggal akibat sengatan tawon vespa yang bersarang di pohon melinjo di kebunnya. “Korban ditemukan dalam kondisi tidak sadar setelah disengat. Meski demikian, untuk memastikan penyebab pastinya, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.

    Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di area yang berpotensi menjadi sarang tawon vespa, serangga yang dikenal memiliki sengatan beracun dan mematikan.

    Duka mendalam menyelimuti keluarga dan kerabat atas kepergian Lestari Widodo. Jenazahnya telah dimakamkan di desanya. Sementara itu, pihak desa telah melaporkan keberadaan sarang tawon vespa tersebut ke BPBD Magetan agar segera dimusnahkan guna mencegah insiden serupa terjadi di kemudian hari. [fiq/kun]

  • Pantauan BMKG, Bojonegoro Tak Mengalami Hari Tanpa Hujan di Awal Februari 2025

    Pantauan BMKG, Bojonegoro Tak Mengalami Hari Tanpa Hujan di Awal Februari 2025

    Bojonegoro (beritajatim.com) – BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Stasiun Klimatologi Jawa Timur merilis update terkini mengenai kondisi cuaca di wilayah Provinsi Jawa Timur.

    Berdasarkan pantauan Pos Hujan, data mencakup Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut, distribusi curah hujan Dasarian III Januari 2025, serta prakiraan curah hujan Dasarian I Februari 2025.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Laela Noer Aeny, dalam rilis yang diterima dari BMKG menyebut, secara umum, wilayah Jawa Timur mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) dalam kriteria Sangat Pendek.

    Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar daerah di Jawa Timur masih sering diguyur hujan, meskipun intensitasnya bervariasi. Termasuk di wilayah Kabupaten Bojonegoro.

    Distribusi curah hujan Dasarian III Januari 2025 di Kabupaten Bojonegoro masih berpotensi mengalami hujan dengan kriteria menengah hingga sangat tinggi. Dengan begitu, pihaknya mengimbau agar daerah yang berpotensi banjir dan longsor masyarakat perlu waspada. “Beberapa wilayah bahkan mengalami curah hujan sangat tinggi (>300 mm),” ujarnya, Selasa (4/2/2025).

    Sementara, curah hujan Dasarian I Februari 2025 sesuai prakiraan BMKG bahwa curah hujan pada Dasarian I Februari 2025 di Jawa Timur umumnya berada dalam kriteria menengah (51-150 mm). Peluang terjadinya hujan dengan intensitas ini mencapai lebih dari 90 persen.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Laela Noer Aeny, mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan BPBD setempat. “Masyarakat diharapkan waspada terhadap potensi banjir, longsor, dan genangan air, terutama di wilayah dengan curah hujan tinggi,” ujarnya. [lus/suf]

    Beberapa wilayah yang mengalami hujan dengan kriteria menengah hingga sangat tinggi:

    – Kabupaten Bangkalan
    – Bojonegoro
    – Jombang
    – Kediri
    – Madiun
    – Malang
    – Mojokerto
    – Ngawi
    – Pamekasan
    – Pasuruan
    – Probolinggo
    – Sampang
    – Sumenep
    – Tulungagung

  • Geger Ular Sanca Sepanjang 2 Meter di Kandang Ayam Milik Warga Mojokerto

    Geger Ular Sanca Sepanjang 2 Meter di Kandang Ayam Milik Warga Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Warga Dusun Santren, Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dikejutkan dengan kemunculan seekor ular di dalam kandang ayam milik warga, Selasa (4/2/2025). Ular jenis Sanca sepanjang 2 meter ini memakan ternak milik warga.

    Karena takut membahayakan sehingga pemilik kandang melaporkan ke perangkat desa dan diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Tak lama, petugas dari Pemadam Kebakaran (Damkar) BPBD Kabupaten Mojokerto datang ke lokasi.

    Petugas Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto yang datang ke lokasi mengevakuasi ular Sanca. Prosesnya berlangsung cepat, ular berhasil dievakuasi dengan cara mengikat mulutnya menggunakan lakban dan dimasukkan ke dalam karung.

    Kemuculan ular Sanca sepanjang 2 meter ini menarik perhatian warga sekitar yang berbondong-bondong menyaksikan proses evakuasi. Beruntung selain dua ayam milik Sodikun yang telah dimangsa, tidak ada ayam milik warga lain yang menjadi korban ular tersebut.

    Pemilik kandang, Sodikun mengatakan, awalnya ia mendengar suara mencurigakan di sekitar kandang ayamnya sekitar pukul 00.00 WIB. Namun saat diperiksa, kondisi kandang terlihat tenang, tidak ditemukan ha yang mencurigakan sehingga ia kembali masuk ke dalam rumah.

    “Pagi setelah salat Subuh sekitar pukul 05.30 WIB, saya memberi makan ayam. Saat saya cek satu per satu, tiba-tiba saya melihat ular piton besar melilit di pojokan kandang. Ada dua ekor ayam milik saya menjadi santapan ular Sanca sepanjang 2 meter tersebut,” ungkapnya. [tin/kun]