Kementrian Lembaga: BPBD

  • Diterjang Banjir Susulan, Jembatan Darurat di Desa Seboro Probolinggo Hanyut Terbawa Arus

    Diterjang Banjir Susulan, Jembatan Darurat di Desa Seboro Probolinggo Hanyut Terbawa Arus

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Ahsan Faradisi

    TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO – Upaya membuka akses warga Dusun Gilih, Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, usai jembatan sebagai akses warga satu-satunya terputus menemukan kendala. 

    Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD), memutuskan untuk membuat jembatan bambu sebagai akses darurat atau sementara sampai pembangunan jembatan permanen.

    Pembangunan jembatan darurat menggunakan bambu itu sejatinya digarap pasca jembatan putus akibat banjir. Pada Kamis (6/1/2025) siang, sudah ada belasan bambu terpasang berkat gotong royong pemerintah dan warga.

    Namun kendala datang pada sore harinya, banjir susulan datang kemudian menghanyutkan belasan bambu yang masih belum kokoh. Hal ini kemudian dipertimbangkan untuk tidak menggunakan bambu sebagai akses darurat warga.

    Pembuatan jembatan darurat akan menggunakan besi WF (Wide Flange) atau balok baja struktural berbentuk seperti huruf H, yang biasanya material utama digunakan dalam kontruksi bangunan besar, seperti gedung, jembatan atau gudang.

    JEMBATAN DARURAT: Bupati Probolinggo terpilih Gus Haris saat meninjau jembatan di Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, Jum’at (7/1/2025). Pembangunan jembatan darurat tidak akan gunakan bambu, tapi baja WF. (tribunjatim.com/Ahsan Faradisi)

    “Kita tetap pakai baja WF yang pasti harus safety, karena kalau tidak safety meskipun sementara tapi makan korban itu akan jadi lebih parah. Jadi tetap diupayakan, meskipun sementara tapi safety itu harus tetap,” kata Bupati Probolinggo terpilih, Gus dr. Muhammad Haris, Jum’at (7/1/2025).

    Dalam pembangunan jembatan sementara dengan baja WF itu, menurut Gus Haris, ditargetkan selesai dalam waktu 3 Minggu. Setelah jembatan darurat itu selesai, baru pembangunan jembatan permanen akan diupayakan lebih cepat lagi.

    “Kalau sudah selesai pembangunan jembatan darurat atau jembatan sementara, baru jembatan permanen kita upayakan secepatnya. Prinsipnya, semua instansi terkait dipastikan hadir dan saling bahu-membahu jika ada bencana,” pungkasnya.

  • BPBD Lumajang Waspadai Sebaran Abu Vulkanik Gunung Semeru yang Terbawa Angin, Sebabkan Iritasi Mata

    BPBD Lumajang Waspadai Sebaran Abu Vulkanik Gunung Semeru yang Terbawa Angin, Sebabkan Iritasi Mata

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono

    TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG – Angin terpantau bertiup kencang di kawasan pegunungan Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur akhir-akhir ini.

    Akibatnya sejumlah Kecamatan di kawasan pegunungan Semeru terdampak sebaran abu vulkanik yang terbawa angin kencang.

    Petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Lumajang, Nurcahyo menerangkan wilayah yang terdampak sebaran abu meliputi Kecamatan Pasrujambe, Candipuro, dan Pronojiwo.

    “Dampaknya cukup terasa karena abu banyak beterbangan. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk memakai masker agar melindungi pernapasan dan kacamata untuk mencegah iritasi mata,” beber Nur ketika dikonfirmasi, Jumat (7/2/2025).

    Nur menambahkan, angin kencang membuat sebaran abu vulkanik cepat meluas sehingga kolom abu dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru sukar diamati.

    Sementara itu, BPBD memastikan jika  dampak abu vulkanis masih dalam batas aman dan belum meluas.

    Abu disebutkan dapat meluas bukan disebabkan oleh erupsi, melainkan longsoran material vulkanik di tebing-tebing Semeru yang terhempas oleh angin kencang.

  • Angin Puting Beliung Terjang Luwu, 40 Rumah Rusak, Warga Mengungsi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Februari 2025

    Angin Puting Beliung Terjang Luwu, 40 Rumah Rusak, Warga Mengungsi Regional 7 Februari 2025

    Angin Puting Beliung Terjang Luwu, 40 Rumah Rusak, Warga Mengungsi
    Tim Redaksi

    LUWU, KOMPAS.com –

    Angin puting beliung menerjang Desa Dadeko, Kecamatan Larompong Selatan, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Jumat (7/2/2025) sore.
    Peristiwa ini menyebabkan sejumlah rumah warga rusak parah, beberapa di antaranya kehilangan atap hingga rata dengan tanah. Kejadian berlangsung sekitar pukul 12.15 Wita, tepat saat warga bersiap menunaikan salat Jumat.
    Seorang warga yang rumahnya rata dengan tanah, Sabaruddin (43), menceritakan detik-detik angin kencang datang secara tiba-tiba.
    “Pas adzan di masjid datang juga angin puting beliung, langsung saja menghantam rumah, tidak ada ancang-ancang. Langsung berputar dari arah barat,” kata Sabaruddin, Jumat (7/2/2025) petang.
    Saat kejadian, ia sedang berada di dalam rumah, sementara anaknya sudah lebih dulu ke masjid, dan istrinya berada di rumah mertua untuk pemulihan setelah menjalani perawatan medis.
    “Beruntung istri saya di rumah mertua karena dia sakit. Kalau di dalam rumah ini, saya tidak tahu bagaimana nasibnya karena rumah kami sudah rata tanah,” ucapnya.
    Setelah angin mereda, ia kembali untuk melihat kondisi rumahnya dan berusaha menyelamatkan barang-barang yang masih bisa digunakan.
    Warga Mengungsi, Pemerintah Salurkan Bantuan
    Bencana ini membuat banyak warga kehilangan tempat tinggal dan memilih mengungsi, terutama untuk menghindari hujan deras yang turun setelahnya.
    Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, Karyadi, menyebut bahwa data sementara menunjukkan sebanyak 40 rumah terdampak, dengan tiga rumah mengalami kerusakan berat.
    “Setelah melihat kondisi di lokasi memang cukup parah, ada rumah rubuh dan ada juga yang ditimpa pohon. Untuk sementara ada 40 rumah dan 3 rumah di antaranya rusak berat,” ujar Karyadi.
    Hingga saat ini, belum ada laporan terkait korban jiwa atau luka-luka.
    Sebagai langkah penanganan, BPBD Luwu bersama Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Sosial, serta Dinas Perumahan dan Permukiman telah turun ke lokasi untuk membagikan bantuan logistik seperti terpal dan bahan makanan.
    “Pendataan insha Allah akan kami lanjutkan besok,” tambah Karyadi.
    Sementara itu, warga terdampak berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumah mereka yang hancur akibat bencana ini.
    “Mudah-mudahan pemerintah bisa melihat kondisi kami yang tidak mampu dan membantu meringankan beban kami,” harap Sabaruddin.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 18 Korban Selamat dari Kapal yang Tenggelam di Tanjung Priok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Februari 2025

    18 Korban Selamat dari Kapal yang Tenggelam di Tanjung Priok Megapolitan 7 Februari 2025

    18 Korban Selamat dari Kapal yang Tenggelam di Tanjung Priok
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapal bernama SP5 BSI tenggelam setelah menabrak tanggul di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis (6/2/2025) dini hari.
    Sebanyak 18 penumpang kapal tersebut berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
    “Sebanyak 18 korban berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat oleh Tim SAR gabungan,” kata Kasiops Sudin Gulkarmat Jakarta Utara, Gatot Sulaeman dalam pernyataan tertulisnya pada Jumat (7/2/2025).
    Gatot menjelaskan bahwa proses evakuasi dilakukan dalam beberapa tahap dengan menggunakan berbagai armada penyelamatan.
    “Kami menggunakan perahu LCR BPBD, kapal KPLP, RIB Basarnas, dan kapal Bakamla untuk mengevakuasi korban,” kata Gatot.
    Tim SAR gabungan bergerak cepat setelah menerima laporan kejadian ini pada pukul 11.45 WIB.
    Pada pukul 13.30 WIB, tiga orang pertama berhasil dievakuasi menggunakan kapal KPLP.
    Kemudian, pada pukul 15.50 WIB, tiga korban lainnya diselamatkan dengan perahu Bakamla.
    Evakuasi dituntaskan pada pukul 16.15 WIB dengan menyelamatkan 12 korban yang tersisa menggunakan kapal KPLP.
    Seluruh korban yang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat kemudian mendapatkan pemeriksaan medis guna memastikan kondisi mereka stabil.
    “Operasi SAR resmi dinyatakan selesai pada pukul 16.50 WIB,” tutup Gatot.
    Adapun ke-18 orang yang terjebak dalam kapal yang karam itu adalah sebagai berikut:
    1. Beni

    2. Ari Hidayat

    3. Reno Pugu Ardi Aji

    4. Muhammad Hanif

    5. Doli Dahan

    6. Hal Prian

    7. Safrizal

    8. Sudiro

    9. Falah Murti

    10. Teguh Prasetiawan

    11. Rizaldi Tian Firdaus

    12. Gilang Aji

    13. Alfin Apriodi

    14. Benhard

    15. Rahmad Rudi

    16. Ferdiansyah

    17. Rian Tri Wibowo

    18. Omang komarudin.
    (Reporter: Shinta Dwi Ayu | Editor: Akhdi Martin Pratama)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jembatan Srandakan Lama di Bantul Ambrol, Diduga Akibat Terkikis Aliran Sungai – Halaman all

    Jembatan Srandakan Lama di Bantul Ambrol, Diduga Akibat Terkikis Aliran Sungai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANTUL –Jembatan Srandakan lama di Kelurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, putus pada Kamis (6/2/2025).

    Informasi itu disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Bantul, Antoni Hutagaol.

    Menurut dia, bagian jembatan yang ambrol itu sepanjang 25 meter. 

    Diduga jembatan itu ambruk, karena terkikis aliran sungai yang deras.

    “Jembatan itu ambruk dikarenakan terkikis aliran sungai progo Srandakan dan ambrolnya dam atau groundsill Srandakan,” katanya saat dikonfirmasi Tribunjogja.com, Jumat (7/2/2025).

    Selain dipicu oleh derasnya arus, menurut Antoni, usia jembatan yang sudah mencapai 100 tahun juga turut menyebabkan bangunan ambrol.

    Jembatan Srandakan itu sebelumnya dibangun pada tahun 1925 yang awalnya difungsikan sebagai jalan kereta api dan dialihfungsikan menjadi jalan raya tahun 1951.

    Sementara itu, Kepala pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta, menyebut, tidak ada korban jiwa maupun korban luka dari kejadian tersebut.

    “Dan, untuk saat ini, sepanjang Jalan Srandakan lama sudah ditutup, sehingga tidak bisa dilalui oleh warga sekitar,” jelasnya.

    Sementara itu, Plt Kepala DPUPKP Kabupaten Bantul, Jimmy Arlan Manumpak Simbolon, menyampaikan, bahwa jembatan tersebut tidak masuk ke dalam daftar aset Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul.

    “Kita cek di daftar aset kita, tidak ada. Sepertinya jembatan itu sama seperti jembatan yang di sebelahnya. Masuknya proyek nasional,” tutur dia.

    Terpisah, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyebut, bahwa Jembatan Srandakan lama sudah lama tidak difungsikan, dikarenakan kondisi jembatan itu sudah rusak sejak lama.

    “Jembatan Srandakan lama itu rusak ya itu juga akibat dari ambruknya groundsill,” ucapnya.

    “Dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak sekarang sudah melakukan percepatan penahanan air melalui tetrapod,” tutup dia.

  • Viral Bocah Perempuan 5 Tahun Hilang di Banggai Laut, Ditemukan Tewas setelah 3 Hari Pencarian – Halaman all

    Viral Bocah Perempuan 5 Tahun Hilang di Banggai Laut, Ditemukan Tewas setelah 3 Hari Pencarian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus seorang bocah perempuan hilang di Banggai Laut, Sulawesi Tengah, viral lewat media sosial.

    Video pencarian korban bernama Hijrah Adriani alias Naya (5) itu, membuat geger karena menarasikan korban disembunyikan oleh makhluk halus.

    Pada rekaman yang diunggah akun X @kegblgnunfaedh pada Kamis (6/2/2025), warga beramai-ramai mencari korban.

    Mereka mendatangi sebuah bangunan berbekal lampu penerang. 

    Ada warga naik ke plafon guna mencari keberadaan korban.

    Warga lainnya tampak histeri setelah mengaku mendengar suara korban.

    Dirangkum dari TribunPalu.com, korban pertama kali dilaporkan hilang sejak 1 Februari 2025, pukul 16.45 WITA.

    Naya terakhir terlihat di kawasan hutan Desa Bone Baru, Kecamatan Banggai Utara, Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah.

    Kejadian bermula saat ibu korban menyuruh anaknya pulang ke rumah dikarenakan waktu sudah menjelang malam. 

    Kemudian korban pun pulang lebih dahulu. 

    Namun setelah ibu korban tiba di rumah, terdapat adanya kejanggalan yang mana korban tidak terlihat keberadaanya. 

    Lalu ibu korban dan keluarga memutuskan untuk melakukan pencarian bersama masyarakat setempat, namun korban belum juga ditemukan. 

    Hingga akhirnya, keluarga meminta bantuan pihak berwenang.

    Operasi pencarian dilaksanakan melibatkan petugas gabungan dari Tim SAR, TRC BPBD Banggai Laut, Koramil Banggai, Polsek Banggai, PMI Banggai Laut, dan masyarakat setempat.

    Setelah 3 hari pencarian, korban ditemukan tewas, pada Selasa (4/2/2025) pukul 16.18 WITA.

    Koordinator Lapangan Unit Siaga SAR Banggai Laut, Erdiansyah membenarkan penemuan korban.

    “Setelah dilakukan pencarian selama 3 hari, korban atas nama Hijrah Adriani perempuan bocah 5 tahun sebelumnya diduga hilang, telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selama 4 Februari 2025,” katanya, dikutip dari video yang diunggah di Instagram @bpbdbanggailaut.

    Erdiansyah membeberkan, korban pertama kali ditemukan oleh warga sekitar lokasi kejadian.

    Jasad Naya mengapung di kawasan rawa-rawa.

    Saksi mata kemudian melaporkan kejadian ini ke tim yang sedang apel breafing operasi pencarian korban.

    “Korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Banggai Laut untuk keperluan autopsi,” tandasnya.

    Hingga berita ini ditulis, belum diketahui secara pasti penyebab tewasnya korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul 3 Hari Pencarian di Hutan Banggai Laut Sulteng, Bocah 5 Tahun Ditemukan Meninggal

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunPalu.com/Asnawi Zikri)

  • Pemkot Jaktim pangkas 48 pohon di Cipayung antisipasi tumbang

    Pemkot Jaktim pangkas 48 pohon di Cipayung antisipasi tumbang

    Jenis pohon yang dipangkas antara lain mahoni, angsana, glodogan tiang, beringin, dan tanjung dengan diameter  50 hingga 80 centimeter, serta tinggi sekitar lima sampai tujuh meter

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Sudin Tamhut) Jakarta Timur memangkas 48 pohon di wilayah Kecamatan Cipayung untuk mengantisipasi tumbang selama musim hujan.

    “Kami dibantu petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan Satpol PP untuk memangkas 48 pohon yang tersebar di wilayah Kecamatan Cipayung,” kata Kepala Sudin Tamhut Jakarta Timur, Dwi Ponangsera saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Dwi menyebut pemangkasan pohon dilakukan untuk mengantisipasi kasus pohon tumbang saat hujan deras disertai angin kencang.

    Selain itu, pemangkasan juga dilakukan untuk menambah terang pencahayaan lampu penerangan jalan (PJU) di area sekitar saat malam hari.

    “Pemangkasan pohon ini tindak lanjut instruksi pimpinan untuk mengantisipasi adanya kasus pohon tumbang di wilayah Kecamatan Cipayung,” ujar Dwi

    Menurut Dwi, untuk pemangkasan 48 pohon ini pihaknya mengerahkan 84 Satuan Tugas (Satgas) Pertamanan dan dua unit mobil tangga.

    Jenis pohon yang dipangkas antara lain mahoni, angsana, glodogan tiang, beringin, dan tanjung dengan diameter 50 hingga 80 centimeter, serta tinggi sekitar lima sampai tujuh meter.

    “Sejauh ini tidak ada kendala dalam proses pemangkasan pohon ini,” ucap Dwi.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memasang sistem peringatan dini (early warning system/ EWS) di 32 lokasi di Jakarta Timur seiring tingginya intensitas hujan pada awal 2025.

    Pemasangan EWS di 32 titik ini dapat membantu penyampaian informasi secara cepat kepada masyarakat yang berada di daerah rawan banjir, memantau data cuaca, tinggi muka air (TMA) sungai dan kecepatan angin.

    Sistem ini juga dapat membantu masyarakat untuk lebih cepat mengantisipasi ancaman banjir, cuaca ekstrem, puting beliung atau rob, sehingga dapat meminimalisir kerugian dan korban jiwa.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kurun Waktu Sebulan, Dua Orang Meninggal dan Belasan Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Pasuruan

    Kurun Waktu Sebulan, Dua Orang Meninggal dan Belasan Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Peristiwa angin kencang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur, termasuk di Pasuruan raya. Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, angin kencang ini terjadi mulai dari 7-16 Februari 2025.

    Akibat angin kencang ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mencatat puluhan pohon tumbang. Ada sekitar 19 kejadian pohon tumbang yang terjadi di Kabupaten Pasuruan dalam periode satu bulan terakhir.

    Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan Sugeng Hariyadi mengungkapkan dari kejadian pohon tumbang ini terdapat dua korban yang tertimpa. Korban mengalami luka berat dan akhirnya meninggal dunia.

    “Untuk korban sendiri ada dua orang yang meninggal dunia karena tertimpa pohon. Beberapa lainnya dalam peristiwa ini mengakibatkan beberapa bangunan rusak,” jelas Sugeng, Jumat (7/2/2025).

    Sementara itu, data dari BMKG mengatakan bahwa cuaca ekstrem ini dapat memicu beberapa bencana. Diantaranya yakni seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es di berbagai wilayah.

    Kepala BMKG Juanda Surabaya, Taufiq Hermawan, menjelaskan bahwa saat ini Jawa Timur tengah berada pada puncak musim hujan. Kondisi ini diperparah oleh aktifnya Monsun Asia serta fenomena gelombang atmosfer Kelvin dan Madden Julian Oscillation (MJO).

    “Kombinasi faktor ini menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat memicu banjir dan tanah longsor,” ujar Taufiq.

    Selain itu, angin kencang juga diprakirakan terjadi akibat pengaruh Siklon Tropis Taliah yang saat ini berada di Samudra Hindia selatan Jawa Barat.

    Berdasarkan analisis angin gradien pada ketinggian 3.000 kaki, keberadaan Siklon Tropis Taliah di Samudra Hindia selatan Jawa Barat turut berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan angin di Jawa Timur. BMKG memantau bahwa siklon ini bergerak ke arah barat dan semakin menjauh dari wilayah Indonesia.

    Selisih tekanan udara yang cukup signifikan antara Asia (BBS 1022 mb) dan Australia (BBU 1004 mb) juga menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Timur.

    Selain itu, Monsun Asia yang aktif sejak Januari 2025 diprediksi masih berlangsung hingga Februari dengan intensitas lebih kuat dari kondisi normal.

    BMKG juga mencatat bahwa nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) pada periode 6–16 Februari 2025 diprakirakan cenderung netral hingga negatif, yang menunjukkan adanya tutupan awan signifikan di Jawa Timur.  [ada/aje]

  • Tersambar Bus saat Menyeberang Jalan, Pejalan Kaki Tewas di TKP Kecelakaan

    Tersambar Bus saat Menyeberang Jalan, Pejalan Kaki Tewas di TKP Kecelakaan

    TRIBUNJATENG.COM, SURABAYA – Kecelakaan lalu lintas terjadi  di Jalan Joyoboyo, Surabaya, Rabu (5/2/2025).

    Pejalan kaki bernama Edy Kuncoro (60) tewas tertabrak Suroboyo Bus. 

    Kecelakaan terjadi saat Edy, yang merupakan warga Jalan Waringin Kedurus, Wonokromo, sedang menyeberang jalan di depan Sekolah Santo Yosep.

    Menurut informasi, setelah insiden tersebut, masyarakat yang menyaksikan kejadian langsung menghubungi Command Center 112.

    Lalu, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya membawa jenazah korban ke RSUD dr Soetomo.

    Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Herdiawan Arifianto, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah memeriksa sopir Suroboyo Bus, Jagad Duto Prasetyo (30), yang tinggal di Jalan Kapas Gading Madya.

     “Sekarang masih mendalami, apakah ada atau tidak aktivitas ugal-ugalan sebelumnya, ini masih kami dalami,” kata Herdiawan saat dikonfirmasi melalui telepon pada Kamis (6/2/2025).

    Herdiawan juga memastikan bahwa sopir bus dengan nomor polisi L 7354 UB tersebut berada dalam kondisi sadar saat kecelakaan terjadi.

    “Sementara pengemudinya sudah di tes narkoba negatif, alkohol itu juga negatif.

    Ini kan posisi kecelakaannya di posisi muter, dekat puter balik (Jalan Joyoboyo) itu,” ujarnya.

    Meskipun demikian, pengemudi Suroboyo Bus tersebut belum dipulangkan dan harus menunggu hingga proses penyelidikan di Satpas Colombo selesai. (*)

     

  • Akibat Angin Kencang, Sebuah Rumah di Wanareja Cilacap Rusak Tertimpa Pohon Jati

    Akibat Angin Kencang, Sebuah Rumah di Wanareja Cilacap Rusak Tertimpa Pohon Jati

    TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Angin kencang menerjang Desa Madura, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, pada Rabu (5/2/2025) sore.

    Sebuah rumah rusak setelah tertimpa pohon jati.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap Budi Setyawan mengungkapkan, musibah itu terjadi sekira pukul 16.30 WIB di Dusun Ciopat.

    Rumah yang rusak akibat tertimpa pohon jati tersebut milik Tutur.

    “Rumah milik Tutur warga dusun Ciopat, desa Wanareja mengalami kerusakan pada bagian atap dapur dan kamar belakang,” ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com.

    Akibat kerusakan itu, kini Tutur dan kelima anggota keluarganya terpaksa harus mengungsi ke rumah orangtuanya.

    Adapun angin kencang di desa Madura tersebut, kata Budi, terjadi cukup lama yakni sejak pukul 15.00 – 17.00 WIB.

    “Beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, walaupun saat ini 6 orang anggota keluarga Pak Tutur harus mengungsi karena kondisi rumah yang rusak,” kata dia.

    Lebih lanjut dijelaskan Budi bahwa usai kejadian, pihaknya bersama perangkat desa dan relawan langsung berkoordinasi untuk melakukan pendataan.

    Kemudian keesokan harinya bersama warga sekitar melakukan kerja bakti dan pembersihan material.

    “Mendapat laporan tersebut, UPTD PKBD Majenang bersama pemerintah setempat dan relawan bergegas ke lokasi untuk melakukan pendataan dan menyalurkan bantuan permakanan kepada warga terdampak,” ungkap Budi.

    Meskipun hanya satu rumah yang terdampak bencana angin kencang, BPBD Cilacap mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem saat ini.

    Menurut Budi, perubahan cuaca yang tidak menentu ini dapat memicu berbagai bencana.

    Dia pun meminta warga sekitar yang memiliki pohon besar dan berusia lapuk untuk segera menebangnya agar kejadian serupa bisa dihindari.

    “Kami menghimbau kepada masyarakat untuk menebang atau memangkas pepohonan tinggi yang dirasa cukup membahayakan dimana posisinya berada di dekat pemukiman warga.

    Pasalnya potensi angin kencang dapat terjadi kembali,” imbau dia. (pnk)