Kementrian Lembaga: BPBD

  • Banjir Demak Belum Surut, Ratusan Warga Masih Bertahan di Pengungsian
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Februari 2025

    Banjir Demak Belum Surut, Ratusan Warga Masih Bertahan di Pengungsian Regional 10 Februari 2025

    Banjir Demak Belum Surut, Ratusan Warga Masih Bertahan di Pengungsian
    Tim Redaksi

    DEMAK, KOMPAS.com –

    Hingga Senin (10/2/2025) sore, banjir yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah, belum sepenuhnya surut. Sebanyak 623 warga masih bertahan di pengungsian karena rumah mereka masih terendam air.
    Banjir yang disebabkan oleh curah hujan tinggi dan rob ini menggenangi 21 desa di Kecamatan Sayung, Karangtengah, dan Kecamatan Bonang.
    Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak pada pukul 19.00 WIB, Desa Prampelan di Kecamatan Sayung menjadi wilayah paling terdampak, dengan 571 jiwa mengungsi di berbagai lokasi, seperti Gor Balaidesa, mushola, pondok pesantren, rumah kosong, dan gedung pendidikan.
    Sebagian Warga Mulai Pulang, Sebagian Masih Mengungsi
    Pantauan Kompas.com di Desa Prampelan, air mulai surut, dan beberapa warga mulai membersihkan rumah mereka yang sebelumnya terendam.
    Namun, puluhan warga masih bertahan di pengungsian, termasuk Suyatno (35), warga RT 02 RW 02 Desa Prampelan, yang sudah mengungsi selama 8 hari karena rumahnya masih terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.
    “Masih (terendam) karena paling rendah segini (menunjuk lutut), tidur ya bagaimana?” kata Suyatno, Senin sore.
    Ia sempat kembali ke rumahnya pada Selasa lalu, tetapi karena hujan lebat kembali turun, debit air naik lagi, memaksanya kembali ke pengungsian.
    “Hari Rabu kan sudah mau turun (debit air) terus malamnya hujan, kembali lagi (ke pengungsian),” ujarnya.
    Di tengah kondisi sulit ini, Suyatno hanya berharap agar kebutuhan makanan di pengungsian tetap terpenuhi.
    “Makanan ini yang penting bisa makan gitu aja,” tambahnya.
    BPBD Kerahkan Pompa untuk Percepat Surutnya Air
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Demak, Prapto, mengatakan bahwa banjir di Desa Prampelan kini menyisakan genangan setinggi 40 cm.
    Namun, banyak warga yang masih memilih bertahan di pengungsian karena rumah mereka masih tergenang.
    “Sekitar 40 sentimeter, cuma warga masih di pengungsian, di dalam rumah juga 40 (cm). Meninggalkan pengungsian karena membersihkan rumah,” kata Prapto.
    BPBD memastikan bahwa kebutuhan para pengungsi tetap terpenuhi, dan mereka terus berupaya mengurangi debit air dengan mengerahkan sejumlah pompa.
    “Dengan beberapa pompa ini kita kerahkan, mudah-mudahan ini hari Rabu sudah (kering) para pengungsi juga kembali ke rumah masing-masing,” tutupnya.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Bandang Terjang 2 Kecamatan di Sumbawa Barat 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Februari 2025

    Banjir Bandang Terjang 2 Kecamatan di Sumbawa Barat  Regional 10 Februari 2025

    Banjir Bandang Terjang 2 Kecamatan di Sumbawa Barat 
    Tim Redaksi
    SUMBAWA, KOMPAS.com

    Cuaca ekstrem
    , angin kencang, dan hujan dengan intensitas tinggi membawa
    banjir bandang
    menghantam permukiman warga di Kecamatan Taliwang dan Maluk, Kabupaten
    Sumbawa Barat
    , Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (10/2/2025).
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    ) Kabupaten Sumbawa Barat, Syarifuddin menyebut, peristiwa ini merupakan dampak dari angin kencang disertai hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah tersebut.
    “Benar, pada pukul 14.30 Wita, banjir terjadi di Kelurahan Sampir Kecamatan Taliwang akibat meluapnya Sungai Brang Rea dan Sungai Brang Ene,” kata Syarifuddin.
    Disebutkan, pada pukul 20.15 Wita, banjir semakin meluas di dalam Kota Taliwang sampai menggenangi jalan raya di Kelurahan Bugis dan Kelurahan Menala.
    “Kondisi Bendungan Bintang Bano saat ini sudah di level 114 mdpl, artinya tersisa satu meter air akan melimpah lewat mercu. Untuk Bendungan Tiu Suntuk, saat ini sudah melimpah di atas mercu sekitar satu meter. Jadi, besar kemungkinan akan terjadi banjir di kota Taliwang,” sebut dia.
    Sementara itu, sambung dia, menurut prediksi BMKG dan pantauan langsung saat ini, hujan masih terus turun.
    Selanjutnya, banjir juga terjadi pada pukul 14.20 Wita di Dusun Otak Kris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, yang menyebabkan beberapa rumah warga terendam banjir.
    “Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat dari bencana alam banjir dan
    cuaca ekstrem
    (angin puting beliung),” ujar Syarifuddin.
    Selain banjir, dampak cuaca ekstrem juga menyebabkan pohon tumbang di depan Workshop PT. SIP Kecamatan Maluk hari ini pada pukul 18.00 Wita.
    “Kami terus memantau di lapangan karena hujan masih terus terjadi. Untuk berapa jiwa terdampak, kami masih melakukan asesmen,” kata Syarifuddin.
    Lebih jauh, untuk kerusakan akibat bencana, Syarifuddin mengaku, sejauh ini pihaknya masih terus melakukan pendataan.
    Dikatakan, koordinasi dengan pemerintah desa melalui kecamatan agar segera menyerahkan data-data kerusakan yang dialami oleh masyarakat.
    “Sampai saat ini, pada jam 20.30 Wita, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang masih terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Sumbawa Barat,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tragedi di Lubang Galian: Kisah Pilu Pria Paruh Baya yang Diduga Hirup Gas Beracun

    Tragedi di Lubang Galian: Kisah Pilu Pria Paruh Baya yang Diduga Hirup Gas Beracun

    TRIBUNJATENG.COM, SLAWI — Senin siang yang tenang di Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, berubah menjadi momen penuh duka ketika seorang pria paruh baya ditemukan tak bernyawa di dalam lubang bekas galian air. 

    Tragedi ini menjadi pengingat tentang bahaya gas beracun yang kerap muncul di lokasi-lokasi tertentu tanpa disadari.

    Pria yang kemudian diidentifikasi sebagai M, warga Desa Mokaha, Kecamatan Jatinegara, ditemukan dalam posisi miring di dalam lubang berkedalaman 2,5 meter di area Perhutani.

    Meninggalnya pria berusia 58 tahun ini diduga akibat menghirup gas beracun yang ada di dalam lubang tersebut.

    Seorang saksi mata yang tengah menggali pasir secara manual di sekitar lokasi kejadian mencium bau menyengat yang tidak biasa.

    Ketika mencoba mencari sumber bau tersebut, saksi menemukan sosok tubuh pria dalam kondisi tak bergerak di dalam lubang.

    Kejadian ini segera dilaporkan ke pihak berwenang, yang kemudian mengerahkan tim evakuasi dari PMI Kabupaten Tegal, Basarnas, BPBD, dan Polsek Bumijawa.

    Proses Evakuasi yang Penuh Tantangan

    Proses evakuasi tidak bisa dilakukan sembarangan karena adanya dugaan keberadaan gas beracun.

    Tim penyelamat menggunakan peralatan bantuan pernapasan khusus, Self Contained Breathing Apparatus (SCBA), guna memastikan keselamatan selama operasi penyelamatan.

    Berkat koordinasi yang cepat dan efektif, jenazah berhasil dievakuasi dalam waktu sekitar 10 menit dan segera dibawa ke RSUD dr. Soesilo Slawi untuk identifikasi lebih lanjut.

    Duka mendalam menyelimuti keluarga korban, terutama karena M diketahui sebagai seorang tunawicara.

    Kesehariannya dikenal sederhana dan tak banyak bicara, membuat kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi orang-orang terdekatnya.

    Meskipun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, penyelidikan tetap dilakukan untuk memastikan bagaimana ia bisa masuk ke dalam lubang tersebut.

    Bahaya Gas Beracun di Sekitar Kita

    Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap potensi bahaya gas beracun yang mungkin tersembunyi di berbagai lokasi, terutama di bekas galian tanah atau ruang tertutup lainnya.

    Gas beracun, yang tidak berbau dan tidak berwarna, bisa membahayakan nyawa dalam hitungan menit tanpa disadari.

    Tragedi yang menimpa M menjadi pembelajaran berharga tentang pentingnya kesadaran lingkungan serta kewaspadaan dalam menghadapi potensi bahaya yang tidak kasat mata. Semoga kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih waspada dan peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan sekitar. (*)

     

  • Ancaman Angin Kencang di Banyuwangi Berpotensi Berlanjut hingga 14 Februari 2025

    Ancaman Angin Kencang di Banyuwangi Berpotensi Berlanjut hingga 14 Februari 2025

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Fenomena angin kencang yang melanda hampir seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi diprediksi akan berlangsung hingga empat hari ke depan atau sampai 14 Februari 2025. Kecepatan angin yang tinggi ini telah mengakibatkan banyak kejadian pohon tumbang di puluhan titik.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) mencatat setidaknya ada 29 lokasi kejadian pohon tumbang akibat angin kencang yang terjadi hingga Minggu (9/2/2025).

    Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Ibnu Haryo, menjelaskan bahwa fenomena hujan disertai angin kencang ini dipengaruhi oleh Bibit Siklon Tropis 96S yang terpantau berada di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Diprediksi masih dalam 4 hari ke depan. Namun selama periode musim hujan, angin kencang umumnya terjadi pada siang, sore, dan bisa terjadi pada malam hari akibat dari pembentukan awan Cumulonimbus,” katanya, Senin (10/2/2025).

    Ibnu menambahkan, Bibit Siklon Tropis 96S bergerak dengan kecepatan angin maksimum sekitar 25 knot atau 46 km/jam dengan tekanan minimum sekitar 998 hPa. Pergerakannya mengarah ke Selatan-Barat Daya, dan dalam 24 jam ke depan berpotensi berkembang menjadi siklon tropis dengan kategori sedang hingga tinggi.

    “Ini akan berpotensi meningkatkan curah hujan, angin kencang, dan tinggi gelombang di beberapa wilayah di Indonesia,” terangnya.

    Selain itu, adanya daerah pertemuan angin (konfluensi) dari Laut Jawa Timur bagian timur serta daerah perlambatan angin (konvergensi) dari perairan selatan Jawa Timur hingga perairan selatan NTT turut memperkuat fenomena ini.

    Lebih lanjut, Ibnu juga mengungkapkan bahwa peningkatan kecepatan angin di Jawa Timur, termasuk Banyuwangi, turut dipengaruhi oleh Siklon Tropis Taliah yang memiliki kecepatan angin 40 knot atau 74 km/jam dengan tekanan 992 hPa dalam kategori 1. Siklon ini menyebabkan peningkatan ketinggian gelombang di perairan Jawa Timur.

    BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dalam beberapa hari ke depan mengingat Banyuwangi masih berada dalam periode puncak musim hujan, yang diperkirakan berlangsung hingga April sebelum memasuki musim peralihan atau pancaroba.

    “Tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang tidak menentu yang bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi hingga pohon tumbang, dan tetap update informasi cuaca dari BMKG,” tutur Ibnu. [alr/suf]

  • Bupati Bersama Kapolresta Banyuwangi Jenguk Korban Akibat Angin Kencang

    Bupati Bersama Kapolresta Banyuwangi Jenguk Korban Akibat Angin Kencang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Angin kencang yang terjadi, Minggu (9/2/2025), mengakibatkan pohon di berbagai wilayah Banyuwangi tumbang, beberapa rumah dilaporkan rusak, hingga terdapat korban meninggal dunia.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bersama Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, menjenguk korban bencana angin kencang, Senin (10/2/2025).

    Korban meninggal dunia yakni Anung Puji (32), warga Dusun Tanahlos, Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Pria yang bekerja sebagai kurir itu meninggal dunia usai motor yang dikendarainya menabrak dahan pohon yang jatuh, di Jalan Poros Glagah-Licin.

    Ipuk bersama Kapolresta takziyah ke rumah duka. Mereka diterima istri korban, Lailatul Maghfiroh, beserta keluarga besar almarhum. “Ibu yang tabah ya, semoga amal dan ibadah suami diterima Allah,” kata Ipuk pada istri korban.

    Korban meninggalkan istri dan satu anak yang masih berusia 2,5 tahun. Ipuk, Kapolresta, dan jajaran yang hadir turut membacakan doa dan tahlil untuk almarhum.

    Dalam kesempatan itu, turut hadir Kepala BPJS Ketenagakerjaan Banyuwangi Ocky Olivia yang menjelaskan klaim asuransi akibat kecelakaan kerja. Selain mendapat santunan, anak almarhum yang masih kecil nantinya juga mendapat beasiswa hingga kuliah.

    “Terima kasih sudah datang, tolong doakan suami saya agar diterima di sisi Allah,” kata Lailatul.

    Selain takziyah ke keluarga korban meninggal dunia, Ipuk bersama Kapolresta juga mengunjungi beberapa korban lainnya angin kencang lainnya. Seperti warga yang atap rumahnya rusak di Kelurahan Sobo Kecamatan Banyuwangi, serta korban luka-luka yang dirawat di salah satu rumah sakit di Kecamatan Rogojampi.

    “Kami menyisir dan mendata warga yang terdampak akibat angin kencang kemarin. Baik warga yang rumahnya rusak, hingga warga yang mengalami kecelakaan dalam musibah tersebut,” ujar Ipuk.

    Untuk rumah warga yang rusak utamanya warga kurang akibat bencana, akan mendapat bantuan bahan bangunan untuk memperbaiki hunian mereka. Bantuan akan disalurkan melalui anggaran belanja tidak terduga (BTT).

    Sementara Kapolresta Rama mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah ketika hujan dan angin terjadi.

    “BMKG memprediksi curah hujan tinggi dan angin cukup kencang pada Februari ini. Di sisi lain, kami juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan waspada,” kata Kapolresta.

    Kepolisian telah berkoordinasi dengan BPBD, dan pihak terkait lainnya agar kejadian bencana bisa direspons secara cepat, sehingga kejadian seperti pohon tumbang tidak mengganggu aktivitas warga.

    Berdasarkan data BPBD Banyuwangi, angin kencang menyebabkan setidaknya 52 pohon tumbang dan 58 rumah rusak. (ted)

  • Kapal Cepat Bawa 30 Orang Rombongan Pengantin Terbalik, 3 Tewas dan 4 Belum Ditemukan

    Kapal Cepat Bawa 30 Orang Rombongan Pengantin Terbalik, 3 Tewas dan 4 Belum Ditemukan

    Bulungan, Beritasatu.com – Diduga akibat tersangkut batang kayu, sebuah kapal cepat yang membawa 30 orang rombongan pengantin tiba-tiba terbalik di perairan Tamangga, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Senin (10/2/2025) siang. Akibat peristiwa itu, tiga orang penumpang ditemukan tewas dan empat lainnya hilang dan masih dalam pencarian.

    Dalam rekaman video amatir yang viral di media sosial, sempat terekam suasana kepanikan puluhan orang penumpang dari kapal cepat Iqza Expres, yang tiba-tiba terbalik dan tenggelam saat melintas di perairan Tamangga, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, sekitar pukul 13.30 Wita.

    Dalam video amatir itu, terlihat puluhan penumpang tengah berusaha untuk menyelamatkan diri dari perairan seusai kapal cepat yang mereka tumpangi mendadak terbalik.

    Berdasarkan data sementara, kapal cepat Iqza Express ini membawa muatan sekitar 30 orang penumpang yang merupakan rombongan dari salah satu keluarga pengantin.

    Rencananya, kapal itu membawa rombongan keluarga pengantin untuk menghadiri resepsi pernikahan di Kampung Tias, Kabupaten Bulungan.

    Akibat peristiwa kapal cepat terbalik ini, tiga orang penumpang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dan empat lainnya hilang akibat terseret oleh derasnya arus di perairan Tamangga. Penumpang lainnya  berhasil dievakuasi oleh petugas gabungan dari Ditpolairud Polda Kalimantan Utara, Basarnas, dan BPBD setempat.

    Kapolda Kalimantan Utara Irjen Pol Hary Suwijanto mengatakan, tim SAR gabungan telah berada di lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi korban, baik korban yang selamat maupun korban yang meninggal dunia. Saat ini, sebagian besar korban kapal cepat terbalik itu telah dievakuasi ke rumah sakit setempat.

    “Kita tadi bersama beberapa rekan telah sampai di lokasi. Kita sedang mengupayakan untuk mengevakuasi kapal setelah tadi para korban sudah kita evakuasi. Korban yang meninggal sudah kita bawa ke rumah sakit,” kata Hary kepada Beritasatu.com saat ditemui di Dermaga Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.

    Saat ini pihaknya masih fokus untuk melakukan pencarian korban di sekitar lokasi kejadian. Untuk informasi pasti jumlah penumpang di dalam kapal akan dilakukan update secara berkala.

    “Informasi masih belum valid ya. Informasi awal ada sekitar 30 orang dalam satu kapal, tetapi masih kita update terus, perbaiki datanya, sehingga kita bisa memastikan berapa korban yang ada di dalam kapal itu. Sehingga, kita bisa memastikan apakah masih ada yang harus kita cari ya. Untuk sementara itu,” sambungnya.

    Terkait penyebab kecelakaan kapal cepat Iqza yang terbalik, masih dalam tahap penyelidikan. Namun dugaan awal, penyebab kapal itu terbalik akibat tersangkut batang kayu. “Informasi awal tadi disampaikan ada yang menyangkut ya, akhirnya terbalik, dan korban berjatuhan,” tegasnya.

  • Tragedi di Lubang Galian: Kisah Pilu Pria Paruh Baya yang Diduga Hirup Gas Beracun

    Evakuasi Mayat dari Lubang Beracun di Guci Tegal, Begini Kronologinya

    TRIBUNJATENG.COM, TEGAL – Seorang pria paruh baya ditemukan meninggal dunia di dalam lubang sedalam sekitar 2,5 meter di wilayah Petak Perhutani, Desa Guci, RT 01/RW 01, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, pada Senin (10/2/2025).

    PMI Kabupaten Tegal menerima laporan dari anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Desa Guci mengenai penemuan mayat di lahan Perhutani.

    Pelapor juga menginformasikan bahwa di area tersebut diduga terdapat kandungan gas beracun.

    PMI Kabupaten Tegal segera berkoordinasi dengan Polsek Bumijawa, Basarnas, BPBD Kabupaten Tegal, serta tim gabungan untuk menyiapkan peralatan bantuan pernapasan (SCBA) guna mengevakuasi korban.

    Sekitar pukul 13.30 WIB, mayat berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dan dibawa ke Kamar Jenazah RSUD dr. Soeselo Slawi untuk proses identifikasi oleh tim forensik.

    Pada pukul 16.00 WIB, mayat masih berada di Ruang Pemulasaran Jenazah RSUD dr. Soeselo Slawi, menunggu proses pengurusan surat kematian sebelum dibawa ke rumah duka di Desa Mokaha, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.

    Mobil ambulans PMI Kabupaten Tegal yang membawa mayat tiba di RSUD dr. Soeselo sekitar pukul 14.00 WIB.

    Kapolres Tegal AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah melalui Kasi Humas Polres Tegal Ipda Henry Ade Birawan membenarkan adanya penemuan mayat di bekas lubang galian air petak 50H, RPH Guci, BKPH Bumijawa, Desa Guci.

    Penemuan berawal ketika seorang saksi hendak menggali pasir secara manual di sekitar lokasi dan mencium bau menyengat.

    Saksi kemudian mencari sumber bau tersebut dan menemukan sesosok mayat pria di dalam lubang bekas galian air.

    “Saat ditemukan, mayat dalam posisi miring dengan kaki di sebelah selatan dan kepala di sebelah utara. Korban mengenakan kaos hitam berkerah, sarung batik motif hitam merah, serta celana panjang warna biru dongker,” ungkap Ipda Henry kepada Tribunjateng.com.

    Tidak ditemukan tanda pengenal di sekitar lokasi, namun warga mengenali korban berinisial M, usia 58 tahun, warga Desa Mokaha, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.

    Korban diketahui merupakan seorang tunawicara (bisu).

    “Dugaan sementara, korban meninggal akibat paparan gas beracun di dalam lubang. Hasil pemeriksaan tim medis di RSUD dr. Soeselo Slawi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan,” jelasnya.

    Penyebab korban bisa masuk ke dalam lubang masih dalam penyelidikan lebih lanjut, termasuk pemeriksaan saksi.

    “Korban telah diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Desa Mokaha, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal,” tambahnya.

    Koordinator Unit Siaga SAR Pemalang, Susanto, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan penemuan mayat pada Senin (10/2/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

    Tim SAR langsung menuju lokasi bersama PMI, BPBD Kabupaten Tegal, dan Polsek setempat untuk melakukan evakuasi.

    Evakuasi mayat dari lubang berkedalaman sekitar 2,5 meter berlangsung selama 10 menit dengan menggunakan peralatan bantuan pernapasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA).

    “Tim menggunakan alat bantu pernapasan karena diduga di dalam lubang terdapat kandungan gas beracun. Setelah berhasil dievakuasi, mayat langsung dibawa ke RSUD dr. Soeselo Slawi menggunakan ambulans PMI Kabupaten Tegal untuk proses identifikasi,” jelas Susanto.

  • Akibat Angin Kencang, 4 Kecamatan di Wilayah Tuban Terdampak

    Akibat Angin Kencang, 4 Kecamatan di Wilayah Tuban Terdampak

    Tuban (beritajatim.com) – Bencana angin kencang terjang empat Kecamatan di wilayah Kabupaten Tuban yakni Kecamatan Widang, Plumpang, Rengel dan Soko hingga menyebabkan sejumlah rumah mengalami kerusakan dan pohon yang banyak tumbang.

    Diketahui, peristiwa angin kencang terjadi sejak Minggu (09/02/2025) sore, adapun rumah warga yang terdampak yakni di Desa Kedungrojo, Kecamatan Plumpang, serta di Kecamatan Soko.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tuban, Sudarmaji mengatakan bahwa berdasarkan laporan yang masuk di BPBD Tuban, ada 5 desa di Kecamatan Plumpang, lalu di Kecamatan Rengel 5 desa serta di Kecamatan Soko 1 desa.

    “Dampak dan kerugian masih belum bisa memastikan,” ujar Sudarmaji. Senin (10/02/2025).

    Sebab, saat ini petugas masih proses pendataan dan ia mengimbau agar masyarakat hati-hati terhadap cuaca ekstrim yang masih melanda.

    “Iya, agar masyarakat berhati-hati dan waspada di kondisi cuaca yang sedang ekstrim,” pungkasnya. [ayu/ted]

  • Rumah Rata dengan Tanah, Mobil Rusak Dihantam Pohon

    Rumah Rata dengan Tanah, Mobil Rusak Dihantam Pohon

    PIKIRAN RAKYAT – Langit di Bulukumba mendadak gelap pada Senin, 10 Februari 2025 siang hari. Desa Tanah Harapan, Kecamatan Rilau Ale, menjadi saksi bisu kedahsyatan angin puting beliung yang menghancurkan 15 rumah, dua di antaranya rata dengan tanah. Angin kencang tersebut juga merusak pepohonan dan membuat atap-atap rumah beterbangan.

    Puting beliung melanda Dusun Talle-talle dan Dusun Ganjenge, menyebabkan warga kehilangan tempat tinggal. Hasnah, salah satu warga setempat menceritakan detik-detik ketika rumahnya rusak berat.

    “Saya sedang di dapur waktu angin datang. Tidak ada hujan, tapi tiba-tiba atap rumah terangkat. Saya tarik anak saya, lari ke luar. Rumah tetangga juga sama, atapnya terbang,” kata Hasnah sambil menahan tangis.

    Sementara itu, di Desa Bijawang, sebuah pohon besar tumbang dan menutup jalan poros Bulukumba-Sinjai. Insiden ini menyebabkan kemacetan panjang hingga satu jam. Warga setempat dan tim dari BPBD Bulukumba bahu-membahu membersihkan batang pohon yang melintang di jalan. Jalan akhirnya kembali terbuka setelah proses evakuasi.

    Tenda Darurat untuk Korban Bencana

    BPBD Bulukumba segera mendirikan tenda darurat di lokasi bencana untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal. Abdul Haris, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Bulukumba, memastikan timnya telah turun sejak sore hari untuk membantu korban bencana.

    “Kami memasang tenda darurat bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat. Bantuan awal sudah mulai disalurkan,” ujarnya.

    Sementara itu, Plt Kepala BPBD Bulukumba, Andi Zulkifli mengimbau warga agar tetap waspada karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga pertengahan Februari 2025 ini. Ia juga mengingatkan pengendera untuk berhati-hati saat melintas di jalanan dengan banyaknya pohon besar.

    “Kami terus memantau dan melakukan asesmen di lokasi bencana. Warga di daerah rawan angin kencang kami minta untuk lebih waspada,” ujarnya.

    Desa Topanda juga Terdampak

    Ilustrasi. Desa Topanda terdampak bencana puting beliung hingga sebabkan mobil hancur tertimpa ranting pohon.

    Selain Kecamatan Rilau Ale, Desa Topanda juga dilanda bencana. Tiga rumah kehilangan atap, sementara satu mobil hancur tertimpa ranting pohon. Basri, salah satu warga, mengungkapkan bahwa angin puting beliung kali ini adalah yang paling parah sejak ia tinggal di desa tersebut.

    “Saya lihat atapnya terangkat seperti ada yang menarik dari atas. Mobil tetangga saya juga rusak kena pohon,” katanya.***

    Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di Warta Bulukumba dengan judul ‘Angin Kencang Mengamuk di Bulukumba: Atap Seng Terbang ke Kabel Listrik, 15 Rumah Porak Poranda’.

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Akses Jalan ke Desa Ngadas Malang Tertimbun Tanah Longsor

    Akses Jalan ke Desa Ngadas Malang Tertimbun Tanah Longsor

    Judul:

    Meta Deskripsi: Hujan deras di Poncokusumo menyebabkan tanah longsor yang menutup akses jalan ke Desa Ngadas, Kabupaten Malang. BPBD masih melakukan pembersihan di tiga titik longsor.

    Kata Kunci: tanah longsor Poncokusumo, longsor Malang, akses jalan tertutup, Desa Ngadas, BPBD Kabupaten Malang, hujan deras, Coban Pelangi, bencana alam Malang.

    Akses jalan menuju Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, tertimbun tanah longsor akibat hujan deras yang terjadi pada Senin (10/2/2025) siang. Longsor menutup jalur utama yang menghubungkan desa dengan wilayah sekitarnya, sehingga menghambat mobilitas warga.

    Posko BPBD Tumpang, BPBD Kabupaten Malang, melaporkan bahwa longsor terjadi akibat hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di Desa Ngadas. Tebing yang tidak mampu menahan aliran air akhirnya longsor dan menutupi jalan utama.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengonfirmasi bahwa ada tiga titik longsor yang menyebabkan jalan menuju Desa Ngadas tertutup material tanah dan bebatuan.

    “Longsor berada di tiga titik. Yaitu di dekat Coban Pelangi, jalan menuju Dusun Jarak Ijo dan Jalan Raya Ngadas, Poncokusumo,” tegas Sadono.

    BPBD Kabupaten Malang saat ini masih melakukan pembersihan material longsor menggunakan alat berat. Upaya ini dilakukan agar akses jalan ke Desa Ngadas dapat segera kembali normal.

    “Pembersihan jalan sudah kita lakukan. Mobil Damkar juga sudah standby di lokasi. Termasuk alat berat dari Binamarga Kabupaten Malang sudah di lokasi,” ujarnya.

    Sadono menambahkan bahwa dua titik longsor, yaitu di Timur Vihara dan di Barat Gerbang Desa Ngadas, telah selesai dibersihkan. Namun, satu titik longsor di dekat wisata Coban Pelangi masih dalam proses penanganan.

    “Penanganan masih kita lakukan di dekat wisata Coban Pelangi ada satu titik,” pungkasnya. [yog/beq]