Kementrian Lembaga: BPBD

  • Jangan Salahkan Hujan! Walhi Beberkan Penyebab Banjir Ekstrem di Sulsel

    Jangan Salahkan Hujan! Walhi Beberkan Penyebab Banjir Ekstrem di Sulsel

     

    Liputan6.com, Makassar – Bukan cuma perkara hujan ekstrem, banjir dan longsor yang terjadi berulang kali di banyak titik Sulawesi Selatan tiap tahun disebabkan karena perusakan hutan yang terjadi secara masif. Hal itu diungkapkan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel, Kamis (13/2/2024). 

    “Berdasarkan kajian kami, tingginya angka kehilangan tutupan hutan di wilayah ini dipengaruhi beberapa faktor utamanya soal masifnya izin pertambangan di wilayah hulu atau kawasan hutan, alih fungsi lahan, penebangan liar, serta pembangunan,” ungkap Kepala Departemen Riset dan Keterlibatan Publik Walhi Sulsel, Slamet, seperti dikutip dari Antara.

    Slamet menyebutkan, dari catatan akhir tahun Walhi Sulsel, ada sekitar 362 kejadian bencana di seluruh kabupaten/kota se-Sulsel. Dari hasil kajian, Provinsi Sulsel sudah mengalami penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungannya.

    Dalam 10 tahun terakhir, setidaknya angka kejadian bencana di Sulsel meningkat enam kali lipat. Dimana tahun 2014 tercatat hanya ada 54 kejadian angka bencana dan 2024 angkanya mencapai 362 kejadian.

    Selain itu, menurut Slamet, kerugian yang dialami oleh masyarakat Sulsel akibat bencana tahun lalu itu jumlahnya sangat fantastis, yakni mencapai Rp1,95 triliun lebih.

    Beberapa penyebab dari kritisnya kondisi lingkungan yang ada di Sulsel, katanya, karena tutupan hutan terus berkurang. Di Sulsel hanya memiliki luas tutupan hutan pada tahun 2023 sekitar 1.359.039 hektare atau hanya tersisa 29,70 persen dari luas provinsi.

    Dengan luasan tutupan hutan yang hanya tersisa di bawah 30 tersebut, maka Sulsel dapat menjadi salah satu provinsi yang masuk dalam kategori kritis.

    Hilangnya tutupan hutan di Sulsel dalam jumlah yang masif tiap tahunnya berbanding lurus dengan kritisnya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tersebar di berbagai daerah.

    Tercatat, dari 139 DAS yang ada di Sulsel, hanya sekitar 38 DAS yang masuk dalam kategori sehat karena memiliki tutupan hutan di atas 30 persen. Sedangkan sisanya, sebanyak 101 DAS atau 72,6 persen DAS mengalami kritis.

    Bila dihubungkan dengan kejadian banjir dan longsor yang terjadi sejak kemarin di tiga daerah di Kabupaten Maros, Gowa dan Kota Makassar tercatat dari data BPBD sebanyak ribuan keluarga terdampak pada belasan kecamatan, itu adalah akumulasi kerentanan ekologi yang setiap tahun semakin meningkat.

    “Selain intensitas hujan dan air pasang yang membuat aliran air di sungai tidak langsung menuju ke lepas pantai. Secara hidrologi hal ini berakibat pada meluapnya sungai-sungai di dua DAS yakni Maros dan Tallo,” katanya.

     

  • Surabaya Diterjang Cuaca Ekstrem, Bangunan Roboh dan Pohon Tumbang di Berbagai Titik

    Surabaya Diterjang Cuaca Ekstrem, Bangunan Roboh dan Pohon Tumbang di Berbagai Titik

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Surabaya pada Kamis (13/2/25) sore menyebabkan sejumlah kerusakan инфраструктура dan lingkungan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya mencatat sedikitnya empat bangunan roboh dan sebelas pohon tumbang yang tersebar di berbagai wilayah.

    Kepala BPBD Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, menjelaskan bahwa empat bangunan yang roboh tersebut berlokasi di Jalan Tanjungsari II, Jalan Kuntisari Selatan, Jalan Tanjungsari XIV, dan Jalan Panduk Gang I. “Petugas sudah melakukan penanganan di empat lokasi tersebut dengan mendata kerusakan bangunan dan korban,” ujar Hebi.

    Selain bangunan roboh, cuaca ekstrem juga menyebabkan sebelas pohon tumbang di berbagai wilayah Surabaya, meliputi Surabaya Selatan, Barat, Timur, dan Utara. Berikut adalah daftar lokasi pohon tumbang yang berhasil dihimpun:

    Jalan Raya Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut
    Pos Indonesia Jemur Andayani, Kecamatan Tenggilis Mejoyo
    Kelurahan Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar
    Jalan Kenjeran, Kecamatan Tambaksari
    Jalan Siwalankerto Permai IV, Kecamatan Wonocolo
    Jalan Gunung Anyar Lor 2 No 98, Kecamatan Gunung Anyar
    Jalan Tanjungsari No.22, Kecamatan Sukomanunggal
    Jalan Darmokali No.2, RW.6, Kecamatan Tegalsari
    Jalan Griyo Benowo Indah No.1, Babat Jerawat, Kecamatan Pakal
    Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Wonocolo
    Jalan Simpang Darmo Permai Selatan XVI, Lontar, Kecamatan Sambikerep

    Merespons kondisi cuaca ekstrem ini, BPBD Surabaya mengimbau masyarakat dan pengendara untuk meningkatkan kewaspadaan. “Petugas mengimbau kepada masyarakat dan pengendara untuk berhati-hati, terutama saat dan setelah hujan karena jalanan licin dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Serta jangan berteduh di bawah pohon ataupun reklame jalan raya,” imbau Hebi. [ram/ian]

  • Gudang Toko Bangunan di Surabaya Ambruk Diterjang Angin, Dua Orang Tertimpa

    Gudang Toko Bangunan di Surabaya Ambruk Diterjang Angin, Dua Orang Tertimpa

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah gudang toko bangunan yang terletak di Jalan Tanjung Sari, Surabaya, dekat SPBU 54.601.75, ambruk akibat diterjang angin puting beliung saat hujan deras, Kamis (13/2/2025). Insiden ini menyebabkan dua orang pelanggan SPBU tertimpa reruntuhan bangunan dan mengalami luka-luka.

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 15.20 WIB. Kedua korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Buyung Hidayat, mengonfirmasi bahwa korban adalah laki-laki yang berasal dari Kelurahan Moro Krembangan dan Sambikerep, Surabaya.

    “Korban satu adalah berinisial TC (15 tahun) asal Sambikerep. Korban dua, AW (24 tahun) asal Moro Krembangan,” terang Buyung, Kamis (13/2/2025) sore.

    TC mengalami luka parut dan memar di bagian kaki, sementara AW mengalami luka robek di kaki sebelah kanan dan patah. “Korban sudah dilarikan ke RS Husada Utama. Mereka didampingi keluarga dan penanggung jawab pemilik gudang,” jelas Buyung.

    Saksi mata sekaligus petugas SPBU 54.601.75, Ade Risky, mengungkapkan bahwa insiden tersebut terjadi begitu cepat. Kedua korban saat itu sedang mengantre BBM ketika tiba-tiba bangunan ambruk menimpa mereka.

    “Nggak ada tanda-tanda, kebetulan saya masih isi BBM ke konsumen lain, angin kencang itu tiba-tiba datang, terus bangunan ambrol, ada dua orang tertimpa,” jelas Ade.

    Hingga berita ini ditulis, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan terkait kondisi bangunan sebelum kejadian. Warga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan insiden serupa. [ram/suf]

  • Angin Puting Beliung Terjang Ngawi, Sejumlah Rumah Warga Rusak

    Angin Puting Beliung Terjang Ngawi, Sejumlah Rumah Warga Rusak

    Ngawi (beritajatim.com) – Angin puting beliung menerjang pemukiman warga di Desa Waruk Kalong, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, pada Kamis (13/02/2025) sekitar pukul 15.15 WIB.

    Angin kencang menerbangkan atap rumah warga. Beberapa pohon di pekarangan rumah juga roboh akibat terjangan angin. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, meski sejumlah rumah mengalami kerusakan, terutama pada bagian atap.

    Menurut saksi mata, angin datang secara tiba-tiba saat cuaca mendung dan warga tengah beristirahat. Tri Susanti, salah seorang warga, menggambarkan situasi mencekam saat angin menerjang. “Panik saya. Saat istirahat, tahu-tahu mendengar suara gemuruh angin menerjang pemukiman warga. Ranting pohon sampai lompat ke depan rumah, atap beterbangan.”

    Sementara itu, Eko Pujianto, warga lainnya, mengungkapkan bahwa kejadian berlangsung sangat cepat. “Kejadian mendadak, mendung, angin kencang lewat mulai area persawahan hingga ke pemukiman warga. Atap rumah warga rusak, kejadian cepat, tidak sampai 10 menit,” katanya.

    Terjangan angin yang berlangsung kurang dari 10 menit ini meninggalkan kerusakan yang cukup signifikan. Petugas gabungan dari TNI, Polri, dan BPBD setempat segera turun tangan untuk membantu warga membersihkan puing-puing material atap yang rusak.

    Saat ini, warga setempat masih berupaya memperbaiki rumah mereka yang terdampak. Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan bantuan bagi para korban yang rumahnya mengalami kerusakan akibat bencana ini. [fiq/kun]

  • Kebakaran Hutan dan Lahan di Aceh Barat Meluas hingga 7,5 Hektare

    Kebakaran Hutan dan Lahan di Aceh Barat Meluas hingga 7,5 Hektare

    Aceh, Beritasatu.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Desa Blang Beurandang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat meluas hingga 7,5 hektare. Meluasnya lahan yang terbakar akibat terbatasnya sumber air di lokasi.

    Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Teuku Ronal mengatakan, proses pemadaman titik api terkendala akibat sulitnya akses air yang ada di lokasi. Sehingga api terus merambat ke sejumlah titik.

    “Sumber air yang ada terbatas sekali. Rawa-rawa yang ada sudah kering,” jelas Kepala BPBD Aceh Barat Teuku Ronal kepada wartawan di lokasi, Kamis (12/2/2025).

    Teuku Ronal mengatakan, pihaknya terus mencari sumber sumber air yang dekat dengan titik api. Embusan angin yang kencang di lokasi membuat api cepat merambat, hingga pemadaman titik panas sulit dilakukan. Bahkan, lokasi tempuh menuju titik api yang jauh juga menjadi kendala.

    Selain di Desa Blang Beurandang, ada dua lokasi lagi yang menjadi titik api yakni Desa Gampa dan Darul Huda, sebut Ronal. Namun, api di dua lokasi tersebut sudah berhasil dipadamkan terkait kebakaran hutan dan lahan di Aceh Barat yang semakin meluas.

  • Geger Penemuan Mayat Membusuk Tanpa Kepala di Jombang

    Geger Penemuan Mayat Membusuk Tanpa Kepala di Jombang

    Jakarta

    Mayat pria tanpa kepala ditemukan warga di saluran irigasi Dusun Mireng, Desa Dukuharum, Megaluh, Jombang. Kondisi mayat tanpa busana dan sudah membusuk.

    Mayat pria ini ditemukan warga sekitar pukul 12.00 WIB. Posisi mayat tengkurap di saluran irigasi Dusun Mireng. Nampak jasad sudah membusuk dan tanpa busana.

    “Jenis kelamin laki-laki, kondisi jenazah sudah membusuk, perkiraan kami (matinya) sekitar 4-5 hari,” terang Komandan Tim Pusdalops BPBD Jombang Muhammad Zainudin dilansir detikJatim, Rabu (12/2/2025).

    Sementara itu, Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan menuturkan mayat diperkirakan tewas lebih dari 2 hari dan merupakan korban mutilasi. Sebab bau busuknya belum terlalu menyengat.

    “Belum bisa dipastikan ya (usia korban) karena butuh waktu untuk kami autopsi, mungkin sekitar 20-30 tahun,” kata Ardi.

    “Bisa jadi seperti itu ya (korban mutilasi). Kami dalami semoga segera terungkap,” kata Ardi.

    Tak lama setelah penemuan tersebut, kepala manusia ditemukan warga terdampar di pinggir Sungai Konto, Desa Pesantren, Tembelang, Jombang. Polisi masih menyelidiki apakah kepala ini milik mayat pria yang ditemukan di saluran irigasi Dusun Mireng siang tadi atau bukan.

    (rdp/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kronologis Penemuan Mayat Pria Tanpa Kepala di Jombang, Sorenya Geger Temuan Kepala Tanpa Tubuh – Halaman all

    Kronologis Penemuan Mayat Pria Tanpa Kepala di Jombang, Sorenya Geger Temuan Kepala Tanpa Tubuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG – Mayat pria tanpa kepala ditemukan di saluran irigasi, Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (12/2/2025) siang sekira pukul 12.00 WIB.

    Belum diketahui identitas dari mayat tanpa kepala tersebut.

    Namun, diperkirakan korban berusia 20-30 tahun.

    Belakangan, di lokasi lain, warga menemukan kepala manusia tanpa tubuh pada Rabu sore pukul 17.57 WIB.

    Kepala manusia tanpa tubuh tersebut ditemukan jauh dari lokasi penemuan mayat pria tanpa kepala, tepatnya di sekitar Kali Konto, dusun Kedung Lempuk, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang.

    Kini mayat tanpa kepala dan kepala manusia tanpa tubuh sudah dievakuasi ke RSUD Jombang untuk diidentifikasi.

    Belum diketahui pasti ada tidaknya hubungan antara penemuan mayat tanpa kepala dan penemuan kepala manusia tanpa tubuh di Jombang tersebut.

    Kronologis Penemuan Mayat Tanpa Kepala

    Penemuan mayat pria tanpa kepala di Dukuharum, Jombang bermula saat ada seorang warga yang hendak memancing ikan di saluran irigasi.

    Warga yang menemukan pertama kali mayat pria tanpa kepala tersebut adalah Ahmad Alimin (57).

    Alimin mengatakan dirinya pertama kali melihat mayat tanpa kepala sekitar pukul 12.00 WIB.

    Saat ditemukan, mayat dalam posisi tengkurap, kaki dan tangannya masuk ke air di saluran irigasi. 

    Sementara punggung dan bagian belakang tubuhnya mengarah ke langit-langit tanpa kepala.

    Ia sempat mengira jasad manusia tersebut orang-orangan sawah. 

    “Saya kira orang-orangan sawah, tapi kok tidak ada kepalanya,” kata Alimin di lokasi kejadian.

    Ia pun sempat menghiraukan temuannya dan kemudian memberi tahu temannya.

    “Terus saya tinggal, saya tidak berani. Terus teman saya coba cek ternyata mayat tidak ada kepalanya,” ucapnya.

    Sementara itu, Kepala Dusun Dukuhmireng, Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, Jombang, Retno Handayani mengatakan saat ditemukan kondisi mayat sudah membusuk dan tanpa busana.

    “Ditemukan oleh warga yang mau mancing. Sudah tanpa kepala dan tanpa busana. Mayat laki-laki dan sudah dalam kondisi membusuk,” ucap Retno.

    Penemuan Kepala Manusia Tanpa Tubuh

    Berselang beberapa jam dari penemuan mayat pria tanpa kepala, warga di tempat lain menemukan kepala manusia tanpa tubuh.

    Diduga kuat kepala manusia tersebut bagian dari mayat pria tanpa kepala yang ditemukan warga di Desa Dukuhharum.

    Kepala manusia tanpa tubuh tersebut ditemukan warga di sekitar Kali Konto, dusun Kedung Lempuk, Desa Pesantren. 

    Warga pertama kali menemukan kepala manusia tanpa tubuh tersebut sekitar pukul 17.57 WIB di pinggiran Kali Konto mengarah ke Sungai Brantas.

    Septa Eko Budianto, Relawan BPBD Kabupaten Jombang, menyebut  bahwa informasi temuan kepala manusia itu ia terima dari grup WhatsApp. 

    “Informasi pertama yang saya terima itu dari grup WhatsApp. Ada warga sekitar yang menemukan kepala manusia di sekitaran Kali Konto, Kecamatan Tembelang,” ucapnya saat dikonfirmasi di halaman Ruang Jenazah RSUD Jombang pada Rabu (12/2/2025).

    Saat ditemukan, kondisi kepala manusia tanpa tubuh itu sudah membusuk di bagian bawah leher. 

    Sedangkan wajahnya sudah sangat sulit dikenali. 

    “Yang saya lihat bagian kepala tadi laki-laki rambutnya sudah terlepas dari bagian kepala. Untuk rambutnya pendek,” ujarnya.

    Polisi Sebut Mayat Tanpa Kepala Sudah Lebih Dari 2 Hari

    Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan sempat mendatangi lokasi penemuan mayat pria tanpa kepala di Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh. 

    Ia mengatakan, pihaknya saat ini sudah bergerak mengumpulkan sejumlah bukti-bukti di lokasi kejadian penemuan mayat.

    “Saat ini kita lakukan pengumpulan bukti-bukti di lokasi kejadian temuan mayat, sudah dibawa ke RSUD untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab kematian, termasuk juga untuk identitas,” kata Kapolres.

    “Ini masih kumpulkan bukti dan keterangan saksi termasuk dari pemilik sawah. Kita sudah sebar anggota untuk memastikan apakah ada keluarga yang hilang atau tidak pulang,” lanjut dia. 

    Ia membenarkan jika selain ditemukan tanpa kepala, mayat pria tersebut dalam kondisi tanpa busana.

    “Akan kita dalami agar segera terungkap. Secara umum mayat sudah lebih dari dua hari karena sudah kering, namun belum mengeluarkan bau menyengat,” ucapnya. 

    Pihak kepolisian sendiri belum bisa memastikan usia dan identitas korban.

    “Belum bisa dipastikan berapa usianya, masih kita lakukan autopsi,” ujarnya.

    Polisi Belum Bisa Pastikan Keterkaitan

    Terpisah, Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra berbicara soal penemuan kepala manusia tanpa tubuh di Kecamatan Tembelang, Jombang.

    Pihaknya belum bisa memastikan apakah kepala manusia tersebut merupakan bagian tubuh dari mayat pria tanpa kepala yang ditemukan di Kecamatan Megaluh. 

    “Memang benar dari informasi yang kami terima ada warga sekitar yang menemukan kepala manusia saat ini masih kami dalami, kami selidiki, kami lakukan autopsi terlebih dahulu, sehingga kami belum bisa memastikan apakah kepala tersebut merupakan bagian tubuh dari mayat yang ditemukan di Megaluh,” ungkapnya. 

    Ia menjabarkan, bagian kepala tersebut ditemukan di pinggiran Sungai Brantas, terdampar dan mengeluarkan bau busuk yang tercium masyarakat. 

    “Kepala itu tadi ditemukan di pinggir Sungai Brantas di desa setempat. Terdampar sehingga masyarakat saja itu mungkin mencium bau yang tidak sedap masyarakat melihat dan menemukan kepala tersebut,” ucapnya. 

    “Kondisinya sudah penuh dengan belatung sehingga berharap dengan hasil autopsi nanti bisa memastikan apakah benar kepala ini merupakan bagian tubuh dari mayat yang sebelumnya kita temukan di Megaluh yang tanpa kepala,” katanya. 

    Pihaknya juga belum memastikan apakah kepala manusia yang ditemukan itu berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. 

    “Secara kasat mata kami belum berani menyimpulkan, karena masih autopsi. Proses autopsi juga masih berjalan sehingga kami belum bisa memberikan informasi yang pasti. Teman-teman mohon bersabar dulu,” pungkasnya. 

    (Tribunmataraman.com/ Anggit Puji Widodo)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com dengan judul Update Temuan Mayat Tanpa Kepala di Jombang, Ditemukan Bagian Kepala di Tepi Kali Konto Tembelang

  • BPBD Surabaya Siapkan 22 Pos Pantau di 7 Titik Antisipasi Cuaca Ekstrem

    BPBD Surabaya Siapkan 22 Pos Pantau di 7 Titik Antisipasi Cuaca Ekstrem

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya menyiapkan 22 pos pantau di 7 titik lokasi guna mengantisipasi cuaca ekstrem pada puncak musim hujan Februari 2025.

    Kepala BPBD Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan lintas sektor terkait kebencanaan, termasuk pengawasan pompa air di saluran sungai Surabaya.

    “Antisipasi cuaca ekstrem ini, BPBD Surabaya menyiagakan 22 pos pantau dan pos terpadu yang ada di 7 titik,” kata Hebi, Rabu (12/2/2025).

    Pengawasan pompa air di saluran sungai Surabaya dilakukan 24 jam untuk mencegah kendala yang dapat memicu banjir. Hebi menegaskan langkah ini sesuai dengan Kajian Risiko Bencana (KRB) yang telah dilakukan beberapa hari lalu.

    “Ada tambahan 5 posko rayon milik DLH. Serta kita sudah koordinasi dengan PU agar mengawasi pompa air, untuk mencegah banjir, kalau ada yang rusak segera diatasi,” jelasnya.

    Hasil dari KRB menunjukkan bahwa wilayah rawan bencana di Surabaya mencakup risiko angin kencang atau puting beliung. Selain itu, BPBD juga memetakan 9 wilayah kecamatan yang rawan terdampak banjir rob.

    “Dari KRB itu bisa dipetakan ada beberapa lokasi di 9 kecamatan yang rawan banjir. Kemudian bencana lain seperti puting beliung sarana prasarananya (untuk mitigasi dan penanganan bencana) juga telah kita sediakan,” pungkasnya. [ram/beq]

  • Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Persawahan Jombang, Polisi Lakukan Penyelidikan

    Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Persawahan Jombang, Polisi Lakukan Penyelidikan

    Jombang (beritajatim.com) – Jombang kembali digegerkan dengan penemuan mayat. Kali ini mayat tanpa kepala ditemukan di saluran irigasi persawahan perbatasan antara Desa Dukuharum dan Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Rabu (12/2/2025) siang.

    Ini merupakan kasus kedua dalam dua hari terakhir setelah sebelumnya ditemukan mayat perempuan di sungai Desa Pacarpeluk yang diduga korban pembunuhan.

    Mayat yang belum diketahui identitasnya atau Mr X pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Alimin. Saat itu, Alimin yang hendak pergi ke sawah melihat sosok menyerupai badan manusia di saluran irigasi persawahan. Setelah didekati, ia menyadari bahwa itu adalah mayat dalam posisi sujud tanpa kepala.

    “Tadinya saat mau mencari ikan di sawah, awalnya saya kira orang-orangan. Kemudian saya dekati, ternyata manusia. Lalu saya laporkan ke perangkat desa,” ujar Alimin di lokasi kejadian.

    Setelah mendapat laporan, warga sekitar bersama perangkat desa segera menghubungi pihak berwenang. Tak lama berselang, kepolisian datang ke lokasi untuk mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta melakukan pemeriksaan awal. Pihak kepolisian juga memasang garis polisi guna membatasi area dari kerumunan warga yang semakin banyak berdatangan.

    Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang turut membantu evakuasi mayat. Sejumlah saksi di lokasi mengaku terkejut karena kondisi tubuh mayat yang masih utuh kecuali bagian kepala yang hilang. “Kaget ternyata kepalanya tidak ada, tapi tangan sama kaki masih ada,” tambah Alimin.

    Saat ini, mayat telah dibawa ke kamar jenazah RSUD Jombang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pihak kepolisian masih berupaya mengungkap identitas korban dan penyebab pasti kematian.

    Kasi Humas Polres Jombang, AKP Kasnasin, membenarkan adanya temuan mayat tersebut. Namun, pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut karena masih dalam proses identifikasi. “Benar ada temuan mayat lagi,” katanya singkat.

    Hingga kini, polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini, termasuk kemungkinan keterkaitan dengan penemuan mayat perempuan di sungai sehari sebelumnya. Warga setempat diminta tetap waspada dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan hal mencurigakan di sekitar wilayah mereka. [suf]

  • Pemandu Wisata Rugi akibat Longsor Tutup Akses Gunung Bromo Via Malang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 Februari 2025

    Pemandu Wisata Rugi akibat Longsor Tutup Akses Gunung Bromo Via Malang Surabaya 11 Februari 2025

    Pemandu Wisata Rugi akibat Longsor Tutup Akses Gunung Bromo Via Malang
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Beberapa wisatawan yang hendak ke
    Gunung Bromo
    via
    Malang
    membatalkan rencana
    wisata
    mereka akibat
    longsor
    yang menutup akses utama wisata Gunung Bromo.
    Alhasil, beberapa pelaku jasa wisata di Gunung Bromo mengalami kerugian karena harus mengembalikan dana kepada beberapa konsumennya.
    Kerugian itu salah satunya dialami Nizhar Aditya, salah satu pemandu wisata di Gunung Bromo.
    Ia menyebut, selama terjadi longsor pada Senin (10/2/2025) kemarin, beberapa konsumennya membatalkan kunjungan wisata ke Gunung Bromo.
    “Kerugian kurang lebih 80 persen, karena ada pengembalian dana hampir 100 persen. Tetapi pengunjung juga memaklumi dengan kondisi alam seperti ini,” ungkapnya melalui pesan singkat, Selasa (11/2/2025).
    Selain dirinya, ada puluhan jasa perjalanan yang terpaksa putar balik dari arah Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
    “Sejak pagi dini hari sebelum keberangkatan ke Bromo, ada banyak wisatawan gagal berkunjung dan putar balik akibat longsor susulan. Ada sekitar 40 unit
    jeep
    dari Tumpang dan Malang yang terjebak, akhirnya kembali ke penginapan masing-masing,” katanya.
    Sejak Senin (10/2/2025) kemarin, akses wisata ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) via Malang tertutup akibat tebing longsor di kawasan Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
    Setidaknya, ada tiga titik longsor di kawasan tersebut, yakni di dekat Coban Pelangi, jalan menuju Dusun Jarak Ijo, dan Jalan Raya Desa Ngadas.
    Pada Selasa (11/2/2025), terjadi longsor susulan sekitar pukul 06.40 WIB.
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengatakan, ada sekitar 14 titik longsor susulan tersebut.
    Di antaranya, lima titik longsor menutup jalan utama menuju Desa Ngadas atau jalur Gunung Bromo.
    “Sembilan titik lainnya volume kecil (tidak sampai menutup akses jalan),” ungkapnya melalui sambungan telepon, Selasa (11/2/2025).
    Saat ini, tim BPBD Kabupaten Malang bersama instansi terkait telah merampungkan pembersihan material longsor sejak pukul 16.00 WIB lalu.
    “Penanganan serta pembersihan semua titik longsor telah selesai dan arus lalu lintas kembali normal kurang lebih pukul 16.00 WIB,” kata Sadono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.