Kementrian Lembaga: BPBD

  • Sebanyak 297 KK terdampak banjir di Desa Adat Pampang Samarinda

    Sebanyak 297 KK terdampak banjir di Desa Adat Pampang Samarinda

    Senin, 27 Januari 2025 17:16 WIB

    Sejumlah anak berjalan melintasi banjir di kawasan Desa Budaya Adat Pampang, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (27/1/2025). Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda sebanyak 297 KK dari empat RT terdampak banjir akibat intensitas hujan tinggi dan banjir kiriman dari daerah lain. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU

    Warga berjalan melintasi banjir di halaman Lamin Adat Pemung Tawai, Desa Budaya Adat Pampang, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (27/1/2025). Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda sebanyak 297 KK dari empat RT terdampak banjir akibat intensitas hujan tinggi dan banjir kiriman dari daerah lain. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU

    Petugas gabungan setempat membawa bantuan pangan untuk diberikan kepada warga terdampak banjir di kawasan Desa Budaya Adat Pampang, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (27/1/2025). Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda sebanyak 297 KK dari empat RT terdampak banjir akibat intensitas hujan tinggi dan banjir kiriman dari daerah lain. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU

  • Korsleting Listrik Picu Kebakaran Hebat di Plandaan Jombang, Kerugian Capai Rp50 Juta

    Korsleting Listrik Picu Kebakaran Hebat di Plandaan Jombang, Kerugian Capai Rp50 Juta

    Jombang (beritajatim.com) – Kebakaran hebat melanda rumah milik Mustakim (40), warga Dusun Klagen, Desa Darurejo, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Selasa (18/2/2025) malam. Dugaan sementara, kebakaran tersebut dipicu oleh korsleting listrik.

    Koordinator Pos (Korpos) PMK Ploso, Tirta Crisnawan, mengungkapkan bahwa api sudah berkobar saat pertama kali diketahui sekitar pukul 20.05 WIB. “Yang terbakar adalah rumah beserta isinya,” ujarnya. Rumah berukuran 5,5 x 12 meter itu ludes dilahap si jago merah.

    Salah seorang warga pertama kali melihat kepulan asap keluar dari atap rumah Mustakim. Warga sekitar pun berupaya memadamkan api dengan alat seadanya. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil. Hembusan angin yang cukup kuat justru membuat kobaran api semakin besar.

    Mengetahui situasi semakin tak terkendali, warga melaporkan kejadian tersebut ke Pusdalops BPBD Kabupaten Jombang, yang kemudian meneruskan informasi ke Pos Damkar Ploso. Tak berselang lama, satu unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) dan tangki penyuplai air dikerahkan ke lokasi kejadian.

    Petugas berjibaku melakukan pemadaman dan pembasahan area yang terdampak. Setelah dua jam, atau sekitar pukul 22.00 WIB, api akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya. “Kerugian ditaksir mencapai lima puluh juta rupiah,” pungkas Tirta Crisnawan. [suf]

  • Modifikasi Cuaca Jakarta atasi hujan ekstrem dilakukan lagi

    Modifikasi Cuaca Jakarta atasi hujan ekstrem dilakukan lagi

    Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta ke-5 dilakukan, Selasa (18/2/2025). Foto: BPBD Jakarta

    Operasi Modifikasi Cuaca Jakarta Hari Ke-5 berhasil turunkan potensi intensitas hujan ekstrem

    Modifikasi Cuaca Jakarta atasi hujan ekstrem dilakukan lagi
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Selasa, 18 Februari 2025 – 20:59 WIB

    Elshinta.com – Dalam upaya mengendalikan cuaca ekstrem di wilayah DKI Jakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih terus melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.

    Kegiatan ini berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI), Selasa (18/2/2025).

    Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo menjelaskan bahwa potensi hujan sedang hingga lebat terjadi di wilayah DKI Jakarta. “Potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat secara umum memiliki potensi tinggi. Bahkan hal ini juga didukung dengan proses penguapan air di wilayah Selat Sunda yang cukup cepat”, terang Budi dalam keterangan tertulis yang diterima Elshinta.

    Budi juga menambahkan potensi hujan ekstrem terpantau berhasil ditekan dengan catatan stasiun penakar di wilayah DKI Jakarta. “Potensi curah hujan ekstrem dapat terkendali dengan pelaksanaan OMC, tercatat juga di beberapa stasiun penakar curah hujan tidak ada yang mencapai kategori lebat di atas 50mm/hari,” terangnya.

    “Terpantau curah hujan intensitas sedang terdeteksi di wilayah Pulo Mas dengan intensitas 24 mm/hari,” sambungnya

    Michael Sitanggang, Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD Provinsi DKI Jakarta sekaligus juru bicara pelaksanaan kegiatan OMC tahun 2025 menjelaskan strategi yang diterapkan pada hari ini dengan melaksanakan 2 kali soti penerbangan untuk menekan hujan ekstrem.

    “Misi yang telah dilakukan hari ini dilakukan pada pukul 13.00-14.41 WIB dengan area penyemaian wilayah Barat dan pada pukul 15.00-16.50 WIB dengan area penyemaian wilayah Barat-Barat Daya-Barat Laut. Area ini disasar untuk menurunkan potensi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada siang hari”, ujarnya.

    Michael juga menjelaskan secara keseluruhan pelaksanaan OMC hingga hari ini telah dilaksanakan sebanyak 7 sorti dengan penggunaan bahan semai sebesar 5,6 ton garam NaCl foodgrade. Langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk menekan potensi cuaca ekstrem dan mencegah bencana hidrometeorologi di wilayah DKI Jakarta.

    Penulis: Vivi Trisnavia/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • BPBD Banyuwangi Sedot Air di Lingkungan Kertosari

    BPBD Banyuwangi Sedot Air di Lingkungan Kertosari

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Akibat hujan deras yang melanda Banyuwangi, Senin (17/2/2025) sebagian wilayah di wilayah Bumi Blambangan mengalami banjir.

    Oleh karena itu, sebagai antisipasi adanya banjir susulan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi melakukan penyedotan banjir yang melanda pemukiman warga di wilayah Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi.

    Penyedotan dilakukan di Lingkungan Karanganom, RT 04 / RW 04, Selasa (18/2/2025). Penyedotan air banjir dilaksanakan akibat genangan air sama sekali tidak menandakan surut selama lebih dari 12 jam.

    Kalaksa BPBD Banyuwangi Danang Hartanto menjelaskan, hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Senin (17/2/2025) mulai sore hingga malam menyebabkan beberapa wilayah terdampak banjir. Salah satu lokasi yang terdampak yakni di Kelurahan Kertosari.

    Akibat hujan tersebut, drainase tidak mampu menampung debit air hujan yang tinggi dan mengakibatkan banjir setinggi kurang lebih 60 cm hingga masuk rumah warga.

    “Penyebab utamanya, saluran utama ada pendangkalan, hujan cukup tinggi, serapan air minim karena berada di dataran paling rendah,” kata Danang.

    Banjir menyebabkan ratusan KK di Kelurahan Kertosari terdampak. Menurut Danang, BPBD sudah melakukan penanganan banjir sejak hujan terjadi. Selain itu, bantuan logistik seperti roti dan makanan siap saji juga telah terdistribusi untuk warga terdampak di beberapa titik lokasi.

    “Di lingkungan yang lain sudah surut, tinggal di Lingkungan Karanganom yang masih tergenang banjir. Disini ada 50 KK yang terdampak,” jelas Danang.

    Danang menyebut, selama proses penyedotan air banjir BPBD menggubakan alat tiga unit pompa untuk mengurangi genangan air. Pihaknya berharap, dengan adanya penyedotan, banjir perlahan surut. Sehingga masyarakat dapat melakukan aktifitas normal.

    “Mudah-mudahan banjir yang ada di lingkungan Karanganom segera surut sepenuhnya. Kami sudah membantu dengan berbagai upaya, semoga tidak ada banjir susula ” jelasnya.

    Ketua RW 02 Lingkungan Kramat, Kelurahan Kertosari, Farid Junaidi mengungkapka , kurang lebih ada sekitar 500 KK di kelurahan setempat yang terdampak.

    Farid menjelaskan, banjir terjadi sekitar pukul 17.50 WIB, setelah hujan dengan intensitas tinggi dan baru surut sekitar pukul 08.00 WIB. Bahkan ada salah satu warga yang sampai mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi imbas banjir.

    “Semalam ada yang mengungsi satu orang karena terkena dampak yang cukup signifikan,” katanya.

    Di wilayah setempat memang menjadi langganan banjir. Akan tetapi banjir kali ini menurut Farid, merupakan yang terparah dalam lima tahun terakhir.
    Melalui pantauan di lapangan, saat ini banjir perlahan surut dan tersisa setinggi mata kaki.

    “Bersyukur sekarang perlahan mulai surut, jadi warga tinggal bersih-bersih saja,” pungkasnya. (ted)

  • BPBD Lumajang Minta Warga Waspada Hujan Abu Vulkanik Tipis Gunung Semeru

    BPBD Lumajang Minta Warga Waspada Hujan Abu Vulkanik Tipis Gunung Semeru

    Liputan6.com, Lumajang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, meminta warga untuk mewaspadai terjadinya hujan abu vulkanik tipis dari aktivitas Gunung Semeru, seiring dengan terjadinya cuaca ekstrem selama beberapa hari terakhir ini.

    “Kami mendapat laporan hujan abu vulkanik mengguyur di Kecamatan Candipuro, namun masih tipis,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudi Cahyono, Selasa (18/2/2025)

    Kata dia, BPBD Lumajang telah melakukan monitoring terhadap titik dan arah angin yang membawa abu vulkanik Gunung Semeru, karena cuaca ekstrem berupa angin kencang bisa berubah- ubah sehingga tidak bisa diprediksi.

    Untuk itu, BPBD Lumajang juga mengantisipasi adanya bencana hidrometeorologi tersebut dan mengimbau masyarakat agar  menggunakan masker dan kacamata saat keluar rumah untuk mengantisipasi dampak hujan abu vulkanik Gunung Semeru.

    “Kami mengimbau masyarakat agar memakai masker dan kacamata untuk melindungi pernapasan dan mencegah iritasi mata, meskipun abu vulkanik yang turun tipis,” paparnya.

    Yudi menambahkan, beberapa kecamatan di kawasan kaki Gunung Semeru yang kemungkinan terdampak hujan abu vulkanik sesuai dengan arah angin yakni Kecamatan Candipuro, Pasrujambe, Pasirian, Senduro, dan Kecamatan Pronojiwo.

    “Sejauh ini hujan abu vulkanik Gunung Semeru tidak terlalu berdampak signifikan di rumah- rumah warga, karena mereka tetap bekerja seperti biasanya dan menggunakan masker saat keluar rumah,” katanya.

    Tidak ada pembagian masker kepada warga, karena guyuran abu vulkanik terkadang hanya sebentar dan akan hilang saat hujan turun di Lumajang.

    “Kami terus bersiaga dan siap memberikan bantuan jika diperlukan. Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah desa dan masyarakat, diharapkan situasi itu dapat dihadapi dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan bersama,” pungkasnya.

  • Cuaca Besok Rabu 19 Februari 2025: Jakarta Diprediksi Akan Berawan pada Pagi Hari – Page 3

    Cuaca Besok Rabu 19 Februari 2025: Jakarta Diprediksi Akan Berawan pada Pagi Hari – Page 3

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan instansi lainnya untuk menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC). Kali ini OMC ditargetkan untuk mengantisipasi potensi terjadinya hujan ekstrem di Jakarta.

    “OMC hari ini hanya dilakukan satu sorti dengan area penyemaian barat daya-barat laut. Area ini disemai untuk menurunkan potensi cuaca ekstrem,” kata Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD Jakarta sekaligus juru bicara pelaksanaan kegiatan OMC 2025, Michael Sitanggang di Jakarta, Minggu (16/2/2025).

    Seperti dikutip dari Antara, secara keseluruhan pelaksanaan OMC hingga hari ini telah dilaksanakan sebanyak lima sorti dengan penggunaan bahan semai sebanyak 4 ton garam NaCl foodgrade.

    Langkah ini, kata Michael, merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk menekan potensi cuaca ekstrem dan mencegah bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta.

    Sementara itu, Plt Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan bahwa potensi hujan ringan hingga sedang terjadi pada pagi hingga siang hari di sebagian wilayah Jakarta.

    Menurut dia, pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat secara umum memiliki potensi tinggi. Prediksi kelembaban udara di setiap lapisannya cukup lembab mencapai 100 persen.

  • Cuaca Indonesia Hari Ini, Selasa 18 Januari 2025: Langit Dominan Berawan dengan Hujan di Sejumlah Kota – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini, Selasa 18 Januari 2025: Langit Dominan Berawan dengan Hujan di Sejumlah Kota – Page 3

    Fenomena hujan mirip jelly menghebohkan warga di Kecamatan Tomilito, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun merespons kabar tersebut.

    Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Direktorat Meteorologi Publik BMKG Ida Pramuwardani mengatakan, pihaknya masih meragukan kebenaran informasi terkait fenomena yang disebut adanya hujan jelly di Kabupaten Gorontalo Utara.

    “Validitasnya masih diragukan,” kata Ida di Jakarta, Minggu (16/2/2025) malam.

    Ida mengungkapkan, meski ada beberapa kemungkinan tetapi tidak bisa asal berasumsi. Bahkan sampai saat ini BMKG belum mendapatkan informasi yang valid atas fenomena tersebut.

    “Secara natural ini enggak mungkin terjadi,” kata dia, seperti dikutip dari Antara..

    Kendati begitu, menurut Ida, tim BMKG sedang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo dan menghubungi pemilik akun media sosial pengunggah video yang menyebutkan adanya hujan jeli di Gorontalo Utara, untuk memverifikasi kabar tersebut. Jika benar, BMKG akan mempelajari penyebabnya.

    BMKG berharap masyarakat di Gorontalo tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan fenomena yang kebenarannya belum dapat dipastikan itu.

    Sementara itu, Prakirawan Stasiun Meteorologi (Stamet) Djalaluddin Gorontalo, Naufal Pramudya Irawan menyebut, ada beberapa kemungkinan penyebab hujan jelly yang terjadi di Dusun Ato Atas, Desa Leyao, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada Sabtu (15/2/2025) malam sekitar pukul 20.00 WITA itu.

    “Beberapa proses bisa menjadi salah satu kemungkinan penyebabnya,” kata Naufal di Gorontalo, Minggu.

     

  • BPBD Lumajang Ingatkan Warga di Lereng Gunung Semeru Waspadai Hujan Abu

    BPBD Lumajang Ingatkan Warga di Lereng Gunung Semeru Waspadai Hujan Abu

    LUMAJANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau warga di lereng Gunung Semeru untuk mewaspadai hujan abu vulkanik tipis seiring dengan cuaca ekstrem selama beberapa hari terakhir.

    “Hari ini kami mendapat laporan hujan abu vulkanik mengguyur di Kecamatan Candipuro, namun masih tipis,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudi Cahyono dilansir ANTARA, Senin, 17 Februari.

    Pihaknya melakukan monitoring terhadap titik dan arah angin yang membawa abu vulkanik Gunung Semeru, karena cuaca ekstrem berupa angin kencang bisa berubah-ubah, sehingga tidak bisa diprediksi.

    BPBD Lumajang juga mengantisipasi adanya bencana hidrometeorologi tersebut dan mengimbau masyarakat agar menggunakan masker dan kacamata saat keluar rumah untuk mengantisipasi dampak hujan abu vulkanik Gunung Semeru.

    “Kami mengimbau masyarakat agar memakai masker dan kacamata untuk melindungi pernapasan dan mencegah iritasi mata, meskipun abu vulkanik yang turun tipis,” katanya.

    Yudi mengatakan beberapa kecamatan di kaki Gunung Semeru yang kemungkinan terdampak hujan abu vulkanik sesuai dengan arah angin yakni Kecamatan Candipuro, Pasrujambe, Pasirian, Senduro, dan Pronojiwo.

    “Sejauh ini hujan abu vulkanik Gunung Semeru tidak terlalu berdampak signifikan di rumah-rumah warga, karena mereka tetap bekerja seperti biasanya dan menggunakan masker saat keluar rumah,” katanya.

    Yudi mengatakan tidak ada pembagian masker kepada warga, karena guyuran abu vulkanik terkadang hanya sebentar dan akan hilang saat hujan turun di Lumajang.

    “Kami terus bersiaga dan siap memberikan bantuan jika diperlukan. Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah desa dan masyarakat, diharapkan situasi itu dapat dihadapi dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan bersama,” ujarnya.

  • Tersenggol Mobil, Ibu dan Anak di Bogor Jatuh ke Jurang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Februari 2025

    Tersenggol Mobil, Ibu dan Anak di Bogor Jatuh ke Jurang Megapolitan 17 Februari 2025

    Tersenggol Mobil, Ibu dan Anak di Bogor Jatuh ke Jurang
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Tim SAR gabungan mengevakuasi seorang ibu dan anak yang jatuh ke dalam jurang sedalam delapan meter di Jalan Raya Cilebut, Jembatan Satu, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (16/2/2025).
    Korban bernama Lina (42) dan Ananda (8) terjatuh ke dalam jurang usai motor yang dikendarai sang ibu tersenggol mobil.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Hidayatulloh, mengatakan kedua korban dievakuasi dalam keadaan terluka.
    “Ibunya luka lecet memar di kaki dan tangan. Anaknya luka robek di bagian bibir dan dagu,” kata Hidayatulloh, saat dikonfirmasi, Senin (17/2/2025).
    Peristiwa itu terjadi saat sepeda motor bernomor polisi F 6635 AAS yang dikendarai korban melintas di lokasi kejadian.
    Dari keterangan warga setempat, ada sebuah mobil yang melaju hingga menyenggol kendaraan korban.
    “Korban tidak bisa mengendalikan motornya sehingga terjatuh ke dalam jurang. Korbannya itu ibu dan anak,” ujar dia.
    Usai dievakuasi kedua korban ke rumah sakit usai dievakuasi dari dalam jurang.
    “Kondisinya langsung ditangani pihak rumah sakit,” imbuh dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Rumah Lansia di Jalan Gajah Mada Madiun Terbakar

    Kronologi Rumah Lansia di Jalan Gajah Mada Madiun Terbakar

    Madiun (beritajatim.com) – Kebakaran melanda sebuah rumah milik pasangan lanjut usia (lansia) di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Senin (17/02/2025). Peristiwa ini bermula saat pemilik rumah, Siman (75), lupa mematikan kompor saat menggoreng ikan lele. Api dengan cepat menyebar dan melalap sebagian besar rumahnya yang juga difungsikan sebagai toko kelontong.

    Menurut Subkoordinator Inspeksi, Sarana, dan Prasarana Kebakaran Satpol PP dan Damkar Kota Madiun, Heru Prasetyo, kebakaran terjadi sekitar pukul 10.58 WIB. Petugas pemadam kebakaran langsung bergerak cepat setelah menerima laporan. “Saat petugas tiba, api sudah menyebar,” ungkapnya.

    Sementara itu, istri Siman, Sutari (76), yang sedang tidur di kamar akibat menderita stroke kaki kiri, beruntung dapat diselamatkan sebelum api menjalar lebih luas. Petugas Damkar bersama BPBD Kota Madiun menerjunkan dua unit mobil pemadam dan dua unit mobil suplai air. Setelah sekitar 20 menit, api akhirnya berhasil dipadamkan.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, kerugian materiil masih dalam proses perhitungan. Menanggapi kejadian ini, Heru mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam penggunaan kompor dan listrik.

    “Dua hal ini paling sering memicu kebakaran, terutama bagi rumah dengan atap kayu dan bangunan lama,” tambahnya. [fiq/suf]