Kementrian Lembaga: BPBD

  • Banjir Kompleks IKPN Bintaro Berangsur Surut, Warga Bersihkan Rumah Mereka dari Lumpur – Halaman all

    Banjir Kompleks IKPN Bintaro Berangsur Surut, Warga Bersihkan Rumah Mereka dari Lumpur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kompleks Ikatan Koperasi Pegawai Negeri (IKPN), Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan (Jaksel) masih terendam banjir. Adapun banjir sudah berlangsung sejak Selasa (4/3/2025).

    Hingga pukul 11.30 WIB, dua blok di Jalan Kompleks IKPN masih terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 50 cm.

    Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan semalam, banjir yang menggenang hari ini sudah berangsur surut.

    Pantauan di lokasi menunjukkan warga sekitar berkumpul di sebuah rumah yang berada di dataran tinggi, tidak jauh dari lokasi banjir. Mereka tampak sedang beristirahat dan berbincang dengan petugas BPBD, kecamatan, maupun TNI-Polri.

    Hujan yang tidak turun sejak pagi hingga siang ini membuat warga yang mengungsi ke area yang lebih tinggi kembali ke kediaman mereka. Mereka membersihkan rumah dari lumpur dan sisa banjir semalam.

    “Kalau menunggu surut banget, nanti lumpurnya kering. Kita malah semakin susah membersihkannya,” kata salah seorang warga di lokasi.

    Hingga berita ini diturunkan, banjir yang menggenangi akses Kompleks IKPN Bintaro belum surut secara signifikan, meskipun sejumlah rumah sudah tidak lagi tergenang.

    Terpisah, Camat Pesanggrahan, Agus Ramdani, mengatakan setidaknya 250 KK terdampak banjir tersebut.

    “Situasi hari ini (pukul 10.00 WIB), alhamdulillah kompleks IKPN sudah berangsur surut. Tentunya pengaruh dari Kali Pesanggrahan yang sudah mulai surut, dengan pompa yang terus bekerja. Tiga pompa menyala 24 jam untuk membantu penyedotan air,” ungkap dia di lokasi.

    “Dan pagi ini, insya Allah, kita juga akan mendatangkan truk mobil penyedot air portabel untuk mempercepat pembuangan debit air ke kali,” kata Agus.

    Agus mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan posko pengungsian di kampus Trisakti yang tidak jauh dari lokasi. Namun demikian, ia mengatakan tidak ada warga yang mengungsi saat ini.

    “Tentunya kita berharap tidak terjadi hujan di hulu, juga hujan lokal tidak ada, sehingga warga bisa kembali ke rumah masing-masing dan kita bisa segera lakukan kerja bakti pembersihan pasca-banjir,” ungkap dia.

    Caption: BANJIR IKPN BINTARO: Warga kompleks IKPN Bintaro tampak membersihkan rumah mereka dari sisa banjir yang menerjang wilayah mereka sejak Selasa (4/3/2025). Mereka membersihkan rumah mereka seiring dengan banjir yang berangsur surut/Tribunnews.com Reza Deni

  • Pengumuman Aturan THR Pekerja Swasta Ditunda, Banjir Jadi Alasan

    Pengumuman Aturan THR Pekerja Swasta Ditunda, Banjir Jadi Alasan

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) batal mengumumkan pemberian tunjangan hari raya (THR) bagi pekerja swasta. Sedianya, surat edaran soal THR dijadwalkan diumumkan Rabu pagi (5/3/2025).

    Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menyampaikan, pihaknya sengaja batal mengumumkan SE THR bagi pekerja swasta sebagai bentuk empati pemerintah terhadap korban banjir di sejumlah wilayah.

    “Bukan kita tidak mengumumkan hari ini, tapi ada bencana kemudian kita umumkan ada THR gimana? Orang lagi bencana kita bicara tentang THR,” kata Noel saat ditemui di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Rabu (5/3/2025).

    Noel menuturkan, pemerintah telah membahas pengaturan pemberian THR bagi pekerja swasta. Kemungkinan, regulasi THR akan diumumkan dalam satu atau dua hari mendatang.

    Dia juga menyebut, adanya kemungkinan pengaturan THR bagi pekerja swasta akan diumumkan bersamaan dengan pemberian THR bagi aparatur sipil negara (ASN). 

    “Kita berharap bisa bareng lah ya itu pengumuman PNS sama swasta,” ujarnya.

    Sebagaimana diketahui, sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi alias Jabodetabek dilanda banjir akibat air kiriman dari kawasan Puncak, Jawa Barat. 

    Untuk wilayah DKI Jakarta sendiri, sebanyak 85 dari 122 rukun tetangga (RT) masih banjir, meski secara umum sudah berangsur surut.

    Data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Selasa (4/3) pukul 16.00 WIB banjir sempat merendam 122 RT di empat Kota Administrasi, yaitu Jakarta Selatan, Timur, Barat, dan Pusat. 

    BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan mengatakan, pada Rabu pukul 08.00 WIB banjir yang disebabkan oleh meluapnya beberapa sungai di Jakarta dan juga hujan intensitas tinggi sudah berangsur surut dan kini masih ada 85 RT yang terdampak.

    Menurut dia, dari 85 RT yang masih terendam banjir, Jakarta Timur menjadi yang terbanyak dengan 42 RT, disusul Jakarta Selatan 25 RT dan Jakarta Barat 18 RT. 

    “Untuk Jakarta Pusat dua RT sudah surut,” kata Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

  • Banjir Bekasi, PKB Minta Pemerintah Selesaikan Sodetan Kali Bekasi – Page 3

    Banjir Bekasi, PKB Minta Pemerintah Selesaikan Sodetan Kali Bekasi – Page 3

    Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, menyatakan bahwa penyebab banjir di Bekasi bukanlah karena tanggul yang jebol, melainkan akibat intensitas hujan yang sangat tinggi. Hal ini disampaikan Diana saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/3/2025).

    “Berdasarkan pengamatan kami, tidak ada tanggul yang jebol. Namun, volume intensitas hujan memang sangat tinggi, sehingga menyebabkan sungai meluap,” ungkap Diana.

    Diana menambahkan bahwa saat ini Kementerian Pekerjaan Umum menunggu banjir surut sebelum melakukan upaya pemompaan atau penyedotan air. “Jika kita memompa sekarang, airnya mau ditaruh di mana? Kita tunggu surut dulu,” jelasnya.

    Sebagai langkah penanganan darurat, Kementerian PU telah mengirimkan perahu karet dan alat penyelamatan lainnya untuk membantu evakuasi penduduk yang terdampak banjir. “Prioritas utama adalah mengamankan penduduk. Selanjutnya, kami akan melakukan pengerukan sedimentasi di sungai sebagai upaya pencegahan banjir di masa depan,” tegas Diana.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi sebelumnya menyebutkan, hujan deras yang turun sejak Senin (3/3/2025) malam menjadi pemicu banjir yang mengepung kota tersebut.

    “Dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung dalam durasi lama di wilayah hulu Kali Bekasi dan wilayah Kota Bekasi sejak sore hingga malam hari mengakibatkan peningkatan debit air dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kota Bekasi pada hari Senin, 03 Maret 2025, Pkl. 23:07 WIB,” demikian keterangan dari BPBD Kota Bekasi seperti yang dikutip, Selasa (4/3/2025).

    Sementara, menurut data sementara Pemerintah Kota Bekasi, jumlah korban terdampak banjir Bekasi mencapai 16.000 jiwa, dengan 5.000 jiwa di antaranya telah mengungsi.

    Sebelumnya, BPBD Kota Bekasi menyebut sedikitnya 20 titik banjir terjadi di delapan kecamatan, antara lain Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.

     

  • Banjir Jakarta akibat luapan sungai dan curah hujan tinggi kian meluas

    Banjir Jakarta akibat luapan sungai dan curah hujan tinggi kian meluas

    Warga mengendong anaknya saat melintasi banjir di Kebon Pala, Jakarta, Selasa (4/3/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir yang merendam kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi merupakan akibat dari hujan deras yang mengguyur Bogor. ANTARA FOTO/Ferlian Wahyusa/Adm/YU

    Banjir Jakarta akibat luapan sungai dan curah hujan tinggi kian meluas
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 05 Maret 2025 – 07:19 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan bahwa banjir yang melanda Jakarta kian meluas hal ini dikarenakan sejumlah sungai di daerah itu meluap serta curah hujan tinggi.

    “Kami mencatat saat ini genangan (banjir) terjadi di 114 RT (rukun warga),” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Rabu.

    Data yang dirilis oleh BPBD DKI Jakarta pada jam 04.00 WIB menyatakan bahwa terdapat empat wilayah di Jakarta yang terendam banjir, yaitu Jakarta Selatan, Timur, Barat, dan Jakarta Pusat. Isnawa mengatakan bahwa untuk banjir yang terjadi di Jakarta disebabkan hujan intensitas tinggi yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu (2/3) dan Senin (3/3), serta pada Selasa (4/3).

    Akibat hujan intensitas tinggi tersebut kata Isnawa, mengakibatkan Bendung Katulampa yang berada di Bogor, Jawa Barat, menjadi bahaya dan menyebabkan Sungai Ciliwung meluap. Kemudian lanjut dia hujan yang terjadi di Jakarta dengan intensitas tinggi menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir.

    Berikut 114 RT yang masih terendam banjir hingga Rabu dini hari;

    Jakarta Barat terdapat 18 RT yang terdiri dari;

    1. Kelurahan Duri Kosambi
    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 60 cm
    Penyebab: Luapan Kali Angke

    2.Kelurahan Kedaung Kali Angke
    Jumlah: 4 RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Luapan Kali Angke

    3. Kelurahan Rawa Buaya
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 150 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    4. Kelurahan Kebon Jeruk
    Jumlah: 3 RT
    Ketinggian: 60-100 cm
    Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

    5. Kel. Kedoya Selatan
    Jumlah: 4 RT
    Ketinggian: 90 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Pesanggrahan

    6. Kelurahan Kembangan Selatan
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 60 cm
    Penyebab: Luapan Kali Angke

    7. Kelurahan Kembangan Utara
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 60 s.d 80 cm
    Penyebab: Luapan Kali Angke

    Jakarta Pusat terdapat 2 RT yang terdiri dari;

    1. Kelurahan Petamburan
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Luapan PHB

    Jakarta Selatan terdapat 44 RT yang terdiri dari;

    1. Kelurahan Lenteng Agung
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    2. Kelurahan Cipulir
    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 70 cm
    Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

    3. Kelurahan Pondok Pinang
    Jumlah: 5 RT
    Ketinggian: 100 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Pesanggrahan

    4. Kelurahan Pengadegan
    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 310 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    5. Kelurahan Rawajati
    Jumlah: 7 RT
    Ketinggian: 90-250 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    6. Kelurahan Pejaten Timur
    Jumlah: 6 RT
    Ketinggian: 30-120 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    7. Kelurahan Bintaro
    Jumlah: 6 RT
    Ketinggian: 100 cm
    Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

    8. Kelurahan Pesanggrahan
    Jumlah: 8 RT
    Ketinggian: 60 cm
    Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

    9. Kelurahan Kebon Baru
    Jumlah: 3 RT
    Ketinggian: 60-200 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    10. Kelurahan Manggarai
    Jumlah: 5 RT
    Ketinggian: 45-125 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung.

    Jakarta Timur terdapat 50 RT yang terdiri dari;

    1. Kelurahan Bidara Cina
    Jumlah: 3 RT
    Ketinggian: 180-220 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    2. Kelurahan Kampung Melayu
    Jumlah: 38 RT
    Ketinggian: 40-250 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    3. Kelurahan Cawang
    Jumlah: 7 RT
    Ketinggian: 160-260 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    4. Kelurahan Cililitan
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 220-230 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung.

    Sumber : Antara

  • Banjir Bekasi, PKB Minta Pemerintah Selesaikan Sodetan Kali Bekasi – Page 3

    4 Respons BNPB Terkait Bencana Banjir Jabodetabek – Page 3

    Banjir kembali melanda wilayah Jakarta setelah hujan deras mengguyur sejak awal Maret 2025. Akibatnya, ribuan warga terdampak, ratusan rumah terendam, dan lebih dari seribu orang harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Luapan Kali Ciliwung menjadi penyebab utama bencana ini, menggenangi sejumlah kawasan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

    Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bergerak cepat untuk menyalurkan bantuan bagi para korban. Berbagai kebutuhan dasar seperti makanan siap saji, air bersih, selimut, dan kasur telah didistribusikan ke beberapa lokasi pengungsian untuk memastikan para korban dapat bertahan selama situasi darurat berlangsung.

    Namun, banjir kali ini dinilai lebih lama surut dibandingkan kejadian sebelumnya. BNPB dan instansi terkait terus melakukan evaluasi agar dampak bencana dapat diminimalisir ke depannya. Bagaimana kondisi terkini korban banjir, dan bagaimana langkah penanganannya? Berikut laporan lengkapnya, dirangkum Liputan6, Selasa 4 Maret 2025.

    Banjir yang terjadi akibat luapan Kali Ciliwung merendam ratusan rumah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Berdasarkan data BNPB, sebanyak 485 keluarga atau 1.446 orang terdampak, sementara sekitar 1.229 warga harus mengungsi ke 11 lokasi penampungan yang tersebar di beberapa kelurahan.

    Kawasan yang paling parah terdampak di antaranya adalah Kelurahan Rawajati di Jakarta Selatan serta Kampung Melayu, Bidara Cina, dan Cawang di Jakarta Timur. Warga yang terdampak langsung dievakuasi ke tempat yang lebih aman, seperti sekolah, masjid, dan fasilitas umum lainnya yang dijadikan sebagai lokasi pengungsian sementara.

    Sementara itu, beberapa daerah masih mengalami genangan air yang belum surut sepenuhnya. Situasi ini diperburuk oleh hujan yang terus mengguyur, sehingga memperlambat proses pemulihan di wilayah terdampak.

    “Dari banjir ini tidak seperti biasanya. Biasanya 4-5 jam surut tetapi ini sampai sore belum surut juga. Diharapkan setelah dicarikan solusinya, risikonya tidak terlalu banyak,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah, dikutip dari ANTARA.

     

  • Jabodetabek Dikepung Banjir, DPR Desak Pemda Bekasi Cs Gerak Cepat

    Jabodetabek Dikepung Banjir, DPR Desak Pemda Bekasi Cs Gerak Cepat

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi alias Jabodetabek dilanda banjir akibat air kiriman dari kawasan Puncak, Jawa Barat. 

    Menanggapi itu, Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal berpesan pada pemerintah, terkhusus pemerintah daerah (pemda) untuk sigap membantu masyarakat yang terkena dampak banjir.

    “Utamakan operasi penyelamatan masyarakat. Pemda harus tanggap dan sigap membantu warganya yang terdampak banjir,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (4/3/2025).

    Selain itu, dia juga meminta agar para petugas gabungan memastikan evakuasi terus dilakukan secara menyeluruh. Menurutnya, keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas.

    Tak hanya itu, legislator PKB ini mengungkapkan pihaknya meminta BPBD dan Pemprov setempat agar segera memastikan jalur-jalur yang tergenang bisa cepat dikeringkan, supaya mobilitas masyarakat tak terganggu.

    “Pemda dan BNPB perlu juga memastikan agar warga yang masih bertahan di rumahnya untuk tetap mendapatkan bantuan dan jaminan keamanan serta kenyamanan, apalagi mayoritas warga kini tengah menjalani ibadah puasa,” ujarnya.

    Pimpinan DPR koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) ini turut meminta pemerintah dengan BNBP, BPBD, BMKG, Basarnas, TNI/Polri dan Pemda di Jabodetabek untuk bersinergi dan bergerak cepat guna mengatasi bencana banjir.

    “Semua stakeholder harus bergerak cepat. Baik mitigasi dan penanganan bencana harus dilakukan dengan maksimal, analisis semakin diefektifkan untuk mengantisipasi banjir semakin besar di Jakarta dan sekitarnya,” pesannya.

    Lebih jauh, dia pun mengingatkan pemerintah pusat untuk segera memberikan bantuan kepada daerah yang wilayahnya terdampak banjir parah.

    “Segera salurkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang terdampak banjir di kawasan Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang dan sekitarnya,” tutup Cucun.

  • Bukan Tanggul Jebol, Ternyata Ini Penyebab Banjir yang Bikin Bekasi Lumpuh – Page 3

    Bukan Tanggul Jebol, Ternyata Ini Penyebab Banjir yang Bikin Bekasi Lumpuh – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, menyatakan bahwa penyebab banjir di Bekasi bukanlah karena tanggul yang jebol, melainkan akibat intensitas hujan yang sangat tinggi. Hal ini disampaikan Diana saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/3/2025).

    “Berdasarkan pengamatan kami, tidak ada tanggul yang jebol. Namun, volume intensitas hujan memang sangat tinggi, sehingga menyebabkan sungai meluap,” ungkap Diana.

    Diana menambahkan bahwa saat ini Kementerian Pekerjaan Umum menunggu banjir surut sebelum melakukan upaya pemompaan atau penyedotan air. “Jika kita memompa sekarang, airnya mau ditaruh di mana? Kita tunggu surut dulu,” jelasnya.

    Sebagai langkah penanganan darurat, Kementerian PU telah mengirimkan perahu karet dan alat penyelamatan lainnya untuk membantu evakuasi penduduk yang terdampak banjir. “Prioritas utama adalah mengamankan penduduk. Selanjutnya, kami akan melakukan pengerukan sedimentasi di sungai sebagai upaya pencegahan banjir di masa depan,” tegas Diana.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi sebelumnya menyebutkan, hujan deras yang turun sejak Senin (3/3/2025) malam menjadi pemicu banjir yang mengepung kota tersebut.

    “Dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung dalam durasi lama di wilayah hulu Kali Bekasi dan wilayah Kota Bekasi sejak sore hingga malam hari mengakibatkan peningkatan debit air dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kota Bekasi pada hari Senin, 03 Maret 2025, Pkl. 23:07 WIB,” demikian keterangan dari BPBD Kota Bekasi seperti yang dikutip, Selasa (4/3/2025).

    Sementara, menurut data sementara Pemerintah Kota Bekasi, jumlah korban terdampak banjir Bekasi mencapai 16.000 jiwa, dengan 5.000 jiwa di antaranya telah mengungsi.

    Sebelumnya, BPBD Kota Bekasi menyebut sedikitnya 20 titik banjir terjadi di delapan kecamatan, antara lain Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.

     

  • Cerita Penyelamatan Pria Tunanetra yang Terjebak Banjir di Cawang, Berdiam Diri Tunggu Bantuan Tiba – Halaman all

    Cerita Penyelamatan Pria Tunanetra yang Terjebak Banjir di Cawang, Berdiam Diri Tunggu Bantuan Tiba – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria tunanetra bernama Laurentius Barus berhasil diselamatkan usai terjebak banjir di rumahnya di wilayah Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (4/3/2025).

    Banjir di wilayah Cawang ini disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung.

    Evakuasi Laurentius Barus bermula dari petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara yang membantu penyelamatan warga di Jaktim mendapat laporan adanya warga yang terjebak.

    Laurentius terjebak di dalam rumah dengan ketinggian air satu meter.

    Ia hanya bisa berdiam diri di rumah sambil menunggu kedatangan tim penyelamat.

    Petugas melakukan evakuasi dengan mengikatkan tali ke pondasi rumah supaya Laurentius bisa berjalan menerjang banjir hingga ke perahu karet.

    Mengutip TribunJakarta.com, petugas yang menjemput Laurentius juga mencoba memakaikan rompi pelampung ke tubuhnya.

    Laurentius pun dituntun oleh petugas untuk sampai ke perahu karet.

    Kasiops Suku Dinas Penanggung Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara Gatot Sulaeman mengatakan, personel Sudin Gulkarmat Jakarta Utara turut dikerahkan untuk membantu evakuasi warga yang terdampak banjir di Jakarta Timur.

    Gatot menuturkan, sejak Selasa pagi, tiga perahu karet Sudin Gulkarmat Jakarta Utara sudah dikirimkan ke sejumlah titik banjir di Jakarta Timur.

    “Saat itu tim penyelamat damkar Jakarta Utara yang membantu wilayah Jakarta Timur mendapatkan informasi bahwasanya ada seorang tunanetra yang terjebak seorang diri di lantai 2 rumahnya atas nama Laurentius Barus,” ucap Gatot.

    Ia menuturkan, para personelnya bertugas menyisir lokasi banjir dan membantu warga untuk keluar dari rumah yang terendam banjir lebih dari 1 meter.

    Saat itu petugas diinformasikan soal keberadaan pria tunanetra tersebut dan segera melakukan evakuasi.

    “Mendapatkan informasi tersebut lalu tim Penyelamat Jakarta Utara langsung bergegas meluncur ke rumah korban untuk melakukan evakuasi,” pungkas Gatot.

    Balita di Jaksel Tewas Terseret Arus Banjir saat Dievakuasi

    Sementara itu, banjir juga terjadi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

    Balita berusia tiga tahun ditemukan tewas setelah hanyut terbawa arus saat dievakuasi di rumahnya.

    Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Selatan Syamsul Huda menuturkan, korban ditemukan tak jauh dari rumahnya di Gang Perintis, Kelurahan Kebon Baru, Tebet.

    “Korban sudah berhasil ditemukan dan dievakuasi pukul 01.00 WIB tidak jauh dari titik awal korban terbawa arus,” ucapnya, Rabu (5/3/2025).

    Mengutip TribunJakarta.com, jenazah korban saat ini telah dibawa oleh pihak keluarga.

    “Rencananya, jenazah akan dimakamkan hari ini. Kami menyampaikan duka cita mendalam kepada pihak keluarga,” ujarnya.

    Korban hanyut terseret banjir pada Selasa (4/3/2025).

    Saat itu, korban dan keluarganya tengah dievakuasi menggunakan perahu karet.

    “Saat dalam perjalanan menuju tempat evakuasi, perahu terbalik akibat arus deras dari Gang Perintis,” ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya, Rabu (5/3/2025).

    Tiga orang hanyut terbawa arus.

    Dua di antaranya berhasil diselamatkan kembali, namun satu korban hilang.

    Hingga akhirnya, korban ditemukan sudah meninggal dunia di dekat rumahnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Momen Pilu Pria Tunanetra Terjebak Banjir 1 Meter di Cawang, Selamat Berkat Aksi Heroik Damkar

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino/Dionisius Arya Bima Suci)

  • Deretan Wilayah Jakarta yang Masih Terendam Banjir Hari Ini, Ketinggian Air hingga 3 Meter – Page 3

    Deretan Wilayah Jakarta yang Masih Terendam Banjir Hari Ini, Ketinggian Air hingga 3 Meter – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir yang menerjang Jakarta sejak Selasa (4/3/2025) perlahan mulai surut di sejumlah wilayah yang terdampak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Jakarta mencatat banjir Jakarta masih menggenangi 71 RT pada Rabu (5/3/2025) pagi hari. 

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD, Muhammad Yohan mengatakan, debit air di sejumlah wilayah banjir Jakarta sudah mengalami penurunan. Saat ini beberapa wilayah yang masih terdampak banjir memiliki ketinggian air yang bervariasi mulai dari 30 cm hingga tiga meter.

    Berikut sejumlah wilayah yang masih terdampak banjir.

    Jakarta Barat terdapat 11 RT yang terdiri dari:

    1. Kelurahan Duri Kosambi

    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Luapan Kali Angke

    2. Kelurahan Rawa Buaya

    Jumlah: 2 RT
     Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    3. Kelurahan Kedoya Selatan

    Jumlah: 4 RT
    Ketinggian: 90 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Pesanggrahan

    4. Kelurahan Kembangan Selatan

    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Luapan Kali Angke

    5. Kelurahan Kembangan Utara

    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 60 s.d 80 cm
    Penyebab: Luapan Kali Angke 

    Jakarta Selatan terdapat 20 RT yang terdiri dari:

    1. Kelurahan Lenteng Agung

    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    2. Kelurahan Pengadegan

    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 310 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    3. Kelurahan Rawajati

    Jumlah: 6 RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    4. Kelurahan Bintaro

    Jumlah: 6 RT
    Ketinggian: 100 cm
    Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

    5. Kelurahan Pesanggrahan

    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 60 cm
    Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan

    6. Kelurahan Kebon Baru

    Jumlah: 3 RT
    Ketinggian: 60 s.d 200 cm
    Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

     

    Hujan deras seharian akibat cuaca ekstrem membuat sebagian wilayah Jakarta kebanjiran. Banjir merendam permukiman, akses jalan, dan sejumlah fasilitas umum, sehingga mengakibatkan aktivitas warga terhambat.

  • 12 Posko Kesehatan Disiagakan di Lokasi Banjir Kota Tangerang – Page 3

    12 Posko Kesehatan Disiagakan di Lokasi Banjir Kota Tangerang – Page 3

    Hujan deras yang melanda sejak Senin 3 Maret 2025 membuat Sungai Cimanceuri dan Sungai Cisadane di Kabupaten Tangerang meluap, di mana hal ini menyebabkan banjir ke pemukiman warga hingga mencapai ketinggian 1 meter pada Selasa (4/3/2025).

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang membeberkan, akibat banjir tersebut, kini korban terdampak menjadi 3.000 jiwa dari sebelumnya 2.000 jiwa.

    Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat, mengungkapkan bahwa banjir yang melanda, berdampak ke ribuan jiwa. Rumah-rumah warga terendam dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 1 meter.

    “Sejak kemarin saja sudah ada 2.000 jiwa warga Kabupaten Tangerang terdampak bencana banjir, saat ini bisa sampai 3.000 jiwa,” kata dia, Selasa (4/3/2025).

    Adapun, banjir ini melanda enam wilayah kecamatan, diantaranya di Pagedangan, Teluknaga, Legok, Tigaraksa, Panongan, dan Jambe dengan belasan desa.

    “Wilayah yang terparah itu ada di kecamatan Teluk Naga yaitu di desa Tanjung Burung, di mana di sana sudah dilanda banjir sejak kemarin pagi dengan korban terdampak ratusan kepala keluarga (KK),” jelas Ujat.

    Dari jumlah korban yang terdampak musibah banjir, belum sepenuhnya terdata secara keseluruhan. Sebab, petugas wilayah dari BPBD masih melakukan asesmen atau pendataan di lapangan.

    “Hingga kini, tim BPBD Kabupaten Tangerang juga terus melakukan pemantauan dan monitoring di beberapa titik terjadinya bencana banjir. Hal tersebut dilakukan, sebagai upaya penanganan dan evakuasi terhadap korban yang membutuhkan bantuan,” tutur Ujat.

    Sementara itu, untuk pendistribusian bantuan logistik atau keperluan pangan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait serta Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada kebencanaan.

    “Soal bantuan logistik atau keperluan pangan, kami sudah berkoordinasi dengan dinas terkait,” ujarnya.