Kementrian Lembaga: BPBD

  • Kekurangan air bersih, warga Pengadegan cuci piring dengan air banjir

    Kekurangan air bersih, warga Pengadegan cuci piring dengan air banjir

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warga Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan mencuci piring dengan menggunakan air banjir karena kekurangan air bersih pascabencana tersebut.

    “Kalau lumpur enggak dibersihkan, maka akan nempel di barang. Kita bersihin pakai busa pencuci piring aja,” kata warga bernama Eti kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, tidak ada masalah dari mana air itu berasal, asalkan barang-barang di rumahnya pascabanjir ini bebas dari lumpur yang melengket.

    Dia mengaku kesulitan mendapatkan air bersih sejak banjir datang, sehingga harus mendatangi rumah tetangga agar bisa mandi.

    “Kalau mandi aku ke rumah tetangga yang nggak terdampak,” ujarnya.

    Dia pun menilai banjir kali ini tidak separah dengan banjir pada 2020 lalu yang lebih tinggi hingga mencapai dua meter.

    Warga lainnya, Kartini mengaku kekurangan air minum, padahal selama bulan puasa membutuhkan banyak minum.

    “Cuma dikasih air gelas, kalau bisa dikasih lebih karena kan pas puasa jadi butuh buat sahur dan buka,” ujar Kartini.

    Kini, Kartini beserta keluarga mengungsi di GOR Pancoran sembari menunggu ketinggian banjir di rumahnya surut.

    Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) mengerahkan dua pompa keliling (portabel) untuk mengalirkan banjir di kawasan Pengadegan, Pancoran, ke Kali Ciliwung.

    Kapasitas setiap pompa itu yakni sebesar 250 meter kubik (m3) dan 500 m3. Kemudian, petugas SDA yang dikerahkan berjumlah empat personel dan dua orang perbantuan.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat pada Rabu hingga pukul 14.00 WIB, ada 4 rukun tetangga (RT) di Pengadegan, Jakarta Selatan yang terendam banjir dengan ketinggian 150 sentimeter (cm) karena meluapnya air Kali Ciliwung.

    Sedangkan, BPBD DKI juga mencatat sebanyak 30 RT di Jakarta dilanda banjir.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Berangkat Kerja, Pengemudi Nekat Terobos Banjir hingga Mobil Terseret, Diingatkan Warga Tak Digubris

    Berangkat Kerja, Pengemudi Nekat Terobos Banjir hingga Mobil Terseret, Diingatkan Warga Tak Digubris

    TRIBUNJATIM.COM – Seorang pengemudi mobil nekat terobos banjir hingga akhirnya terseret arus viral di media sosial.

    Padahal pengemudi tersebut sudah diingatkan oleh warga agar tidak menerobos namun ia tetap memaksa.

    Potret mobilnya terseret banjir itupun beredar luas hingga menjadi perbincangan.

    Peristiwa ini terjadi di wilayah Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025).

    Dalam video yang beredar, tampak mobil putih jenis SUV itu nekat menerobos banjir. 

    Sejumlah warga terdengar sudah memperingatkannya agar tidak menerobos.

    Namun pengendara tetap memaksa hingga arus banjir yang sangat kuat membuat mobil terseret.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, membenarkan kejadian tersebut.

    Kata dia, insiden itu terjadi di Kampung Nawit, Desa Kertarahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

    “Iya kejadian sekitar jam 6 pagi, korbannya satu orang,” ungkap Dodi saat dikonfirmasi pada Selasa (4/3/2025), dikutip dari Tribun Tangerang.

    Menurut keterangan dari pihak kecamatan setu, kata Dodi, yang bersangkutan pagi tadi hendak berangkat kerja.

    Warga sudah mengingatkan agar tidak lewat jalan itu karena terendam banjir dan arusnya cukup deras.

    BANJIR BEKASI – Dalam video yang beredar, nampak mobil putih jenis SUV itu nekat menerobos banjir. Sejumlah warga terdengar sudah memperingatkannya agar tidak menerobos. (Tangkapan layar video viral Instagram/peristiwa bekasi)

    Namun, pengendara nekat menerobos arus banjir hingga mobilnya terseret.

    “Sebelumnya, warga sudah memperingatkan jangan lewat situ karena ada banjir, tapi nekat tetap lewat,” jelasnya.

    Korban satu orang berhasil selamat setelah terseret kurang lebih 20 meter.

    Penyelamatan dilakukan oleh warga sekitar menggunakan bambu panjang.

    Sementara itu, mobilnya tersangkut di dalam dasar aliran sungai tersebut.

    “Kurang lebih (terseret) 20 meter, tapi alhamdulillah gak ada korban, penumpang selamat,” katanya.

    Sementara itu, aksi warga yang menjebol sebuah tembok di kawasan elite Perumahan Galaxy di Jalan Baru Pekayon, Kecamatan Selatan, Kota Bekasi, viral di media sosial.

    Video amatir yang viral beredar tersebut salah satunya diunggah oleh akun @chechevko lewat Instagram Story.

    Tampak dalam video, tembok tersebut tengah dijebol oleh warga menggunakan linggis.

    Sejumlah warga tampak berupaya untuk menjebol tembok agar banjir yang berada di perumahan elite tersebut dapat berpindah ke permukiman di sebelahnya. 

    Beberapa saat kemudian, separuh tembok beton tersebut terlihat jebol.

    “Airnya deres banget. Banjir di Ruko Galaxy, setinggi sepaha orang dewasa. Dibuang langsung ke got. Jebol,” ujar perempuan yang merekam kejadian tersebut. 

    WARGA JEBOL TEMBOK – Viral sebuah video yang menayangkan sekelompok warga tengah menjebol tembok Perumahan Galaxy pada Rabu (5/3/2025). Diduga tindakan tersebut dilakukan agar banjir di perumahan tersebut mengalir ke permukiman di sebelahnya. (Instagram/chechevko)

    Di unggahan IG Story selanjutnya, terlihat banjir yang tadinya berada di Perumahan Galaxy seketika mengalir deras berpindah ke permukiman di sebelahnya. 

    Tampak tembok sudah jebol hingga air mengalir deras memasuki permukiman. 

    Permukiman di sebelahnya pun menjadi turut banjir seperti Perumahan Galaxy. 

    “Terima kasih Galaxy, mereka hanya warga Kampung belakang tembok,” unggah akun @chechevko di IG Story-nya. 

    Pada kesempatan terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Selatan, Kompol Dedi Herdiana, mengaku telah mendapat informasi kejadian tersebut.

    Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan.

    Mereka juga sambil ikut membantu mengevakuasi korban dampak banjir di wilayah setempat.

    “Itu masih kami lidik (penyelidikan), ini masih prioritas yang evakuasi,” ungkap Dedi, melansir Tribun Jakarta.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Bekasi Lumpuh Direndam Banjir, Operator Seluler Langsung Lakukan Ini

    Bekasi Lumpuh Direndam Banjir, Operator Seluler Langsung Lakukan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Operator seluler terus melakukan pemantauan dan optimasi dalam menjaga kualitas layanan telekomunikasi di wilayah yang terdampak banjir.

    Hujan lebat beberapa hari belakangan membuat sejumlah wilayah Jabodetabek terendam banjir pada Selasa (4/3). Bahkan, 7 kecamatan di Kota Bekasi lumpuh total lantaran banjir dengan ketinggian hingga 3 meter.

    Banjir tersebut bisa berpengaruh pada infrastruktur telekomunikasi. XL Axiata mengaku telah menerjunkan tim teknis untuk melakukan pengecekan dan pemulihan jaringan di berbagai titik yang terdampak banjir guna memastikan layanan tetap berjalan dengan baik.

    Group Head Corporate Communications & Sustainability XL Axiata Reza Mirza mengatakan, hingga saat ini jaringan XL Axiata di wilayah Bekasi secara umum masih berfungsi dengan normal, meskipun terdapat beberapa lokasi yang mengalami tantangan operasional akibat tingginya genangan air dan akses yang terbatas.

    “Kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan operasional jaringan tetap stabil dan berjalan optimal,” ujar Reza dalam keterangan kepada CNBC Indonesia, Rabu (5/3/2025).

    Indosat Ooredoo Hutchison Lakukan Ini

    Hal serupa dilakukan oleh tim teknis Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

    Steve Saerang SVP Head of Corporate Communications mengatakan, tim teknis IOH melakukan pemulihan jaringan agar layanan dapat kembali normal dengan pemantauan dan koordinasi intensif.

    “Kondisi banjir ini juga menyebabkan akses jalan terputus dan pemadaman listrik. Seluruh tim teknis Indosat bergotong-royong melakukan pemulihan jaringan agar layanan dapat kembali normal secepatnya, dengan pemantauan dan koordinasi intensif,” ujar Steve.

    “Indosat Ooredoo Hutchison turut berempati atas musibah banjir di wilayah Bekasi, yang berdampak pada operasional jaringan di beberapa area, termasuk Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Cikarang, Tambun, dan Cibarusah,” imbuhnya.

    Dikabarkan sebelumnya, banjir merendam sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Selasa (4/3). Di Jakarta, berdasarkan data pada Selasa malam, ada 119 RT yang terendam. Tersebar 15 RT di Jakarta Barat, dua RT di Jakarta Pusat, 46 RT di Jakarta Selatan dan 56 RT di Jakarta Timur.

    Ketinggian air bervariasi mulai 30 cm hingga di atas 3 meter. Banjir juga merendam dua jalan di Puri Kembangan, Jakarta Barat dan Cilandak, Jakarta Selatan.

    Sementara di Kota Bekasi, BPBD mencatat banjir tersebar di 20 titik di tujuh kecamatan. Yakni, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Kecamatan Rawalumbu.

    (fab/fab)

  • Banjir Karawang, Satu Warga Tewas Terseret Arus
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        5 Maret 2025

    Banjir Karawang, Satu Warga Tewas Terseret Arus Bandung 5 Maret 2025

    Banjir Karawang, Satu Warga Tewas Terseret Arus
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Satu warga Mulyajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, ditemukan tewas seusai terseret arus banjir, Rabu (5/3/2025).
    Komandan Tim Rescue Unit Siaga SAR Karawang, Frengky Jonathan, mengatakan, sekitar pukul 08.45 WIB,
    Tim SAR
    Gabungan menerima informasi telah ditemukan jenazah satu korban atas nama Amanillah Bayu Pratama (14).
    Korban terseret banjir di Desa Mulyajaya, Kecamatan Telukjambe Barat.
    “Selanjutnya, korban dievakuasi ke pesantren tempat ia bersekolah untuk selanjutnya dibawa ke rumah duka dan diserahterimakan dengan pihak keluarga,” kata Frengky.
    Frengky mengatakan, korban dilaporkan terseret banjir bersama kedua orang temannya pada Selasa (4/3/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.
    Dua orang temannya selamat, sementara korban terseret dan tenggelam.
    Korban ditemukan pada Rabu (5/3/2025) pagi dengan jarak sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal terseret.
    Korban merupakan warga Pangungsen, Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
    Saat ini, Tim SAR Gabungan fokus pada pemantauan dan
    evakuasi warga
    terdampak banjir di wilayah Dusun Mujiah, Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang.
    Kantor SAR Bandung juga menerjunkan kembali satu tim rescue untuk penguatan personel di lapangan.
    Sebelumnya, pada Selasa (4/3/2025), Tim SAR Gabungan telah melaksanakan evakuasi terhadap 125 warga di Dusun Mujiah yang terjebak banjir ke lokasi yang lebih aman.
    Lokasinya ialah Klinik Pertama Ar Rasyid, posko gabungan, dan rumah saudara.
    Adapun unsur SAR yang terlibat antara lain Kantor SAR Bandung, Unit Siaga SAR Karawang, BPBD Karawang, Tagana Kabupaten Karawang, PMI Kabupaten Karawang, KRI, dan perangkat Desa Mekarmulya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Pengadegan akui tak ada alat peringatan dini banjir

    Warga Pengadegan akui tak ada alat peringatan dini banjir

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warga di Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan mengakui tak ada alat peringatan dini banjir sebagai antisipasi bencana.

    “Tak ada peringatan dini, informasi cuma dari pak RT,” kata warga RT 07/RW01 bernama Kartini saat ditemui di lokasi banjir Pengadegan Jakarta, Rabu.

    Kartini mengatakan pada 2020, alat peringatan dini berupa toa yang dipasang di Kantor Kelurahan Pengadegan berfungsi dengan baik.

    Pada waktu itu, dia beserta keluarga yang sudah tinggal selama 10 tahun di sana sudah terbiasa berkemas usai adanya informasi banjir.

    “Tahun 2020 ada alatnya, kita bisa langsung ngungsi,” ujarnya.

    Maka itu, Kartini menyarankan sebaiknya peringatan dini banjir kembali diterapkan atau bisa juga informasi perkiraan banjir disebarkan melalui tingkat terkecil seperti RT.

    Sementara, warga RT06/RW01 bernama Eti mengaku melihat informasi prediksi banjir dari pemberitaan televisi maupun media sosial.

    “Udah tahu akan banjir. Karena infonya Senin kemarin udah siaga satu di Bogor. Jadi, siap-siap aja,” ujar Ety.

    Ety berkali-kali memastikan apakah benar informasi tersebut hingga akhirnya benar terjadi.

    Dia menambahkan banjir mulai masuk ke rumahnya pada Selasa (4/3) pagi pukul 08.00 WIB. Keluarganya sempat mengungsi di rumah tetangga.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat pada Rabu hingga pukul 13.00 WIB, ada empat rukun tetangga (RT) di Pengadegan, Jakarta Selatan yang terendam banjir dengan ketinggian 150 sentimeter (cm) karena meluapnya air Kali Ciliwung.

    Sebelumnya, Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, August Hamonangan menerima laporan alat peringatan dini banjir di Pengadegan, Jakarta Selatan rusak dan tidak berfungsi.

    August mengkritik ketidakmampuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memastikan alatnya berfungsi secara optimal.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tinjau Korban Banjir di Bekasi, Mensos: Selama di Pengungsian, Kebutuhan Warga Akan Kami Cukupi

    Tinjau Korban Banjir di Bekasi, Mensos: Selama di Pengungsian, Kebutuhan Warga Akan Kami Cukupi

    Tinjau Korban Banjir di Bekasi, Mensos: Selama di Pengungsian, Kebutuhan Warga Akan Kami Cukupi
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Menteri Sosial (
    Mensos
    ) Saifullah Yusuf memastikan para pengungsi yang terdampak
    banjir di Bekasi
    mendapatkan layanan dengan baik, sesuai dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto.
    Mensos yang akrab disapa Gus Ipul itu menegaskan, kebutuhan para pengungsi akan terus dipenuhi selama mereka masih memerlukan bantuan.
    “Selama (warga) di pengungsian, semua (kebutuhan) akan kami cukupi, baik sahur maupun berbuka dan juga kebutuhan lainnya,” katanya dalam siaran pers, Rabu (5/3/2025). 
    Ia juga menyatakan bahwa selama warga masih berada di pengungsian, mereka menjadi tanggung jawab pemerintah, baik pusat maupun pemerintah daerah (pemda).
    Pernyataan tersebut disampaikan Gus Ipul saat meninjau lokasi pengungsian
    korban banjir
    di Bekasi bersama Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, Selasa (4/3/2025) malam. 
    Ia menambahkan, Kementerian Sosial (Kemensos) juga mendukung penanganan bencana dengan menyediakan logistik dan
    shelter
    bagi warga terdampak.
    “Sampai malam ini cukup banyak (bantuan) yang kami kirim, mulai dari kasur, bantal, obat-obatan, pakaian, makanan siap saji dan tenda. Sebagian lagi kami dukung dengan membuat dapur umum di Kecamatan Jatiasih,” jelas Gus Ipul.
    Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyalurkan bantuan senilai Rp 561 juta yang terdiri dari 3.500 paket makanan siap saji, 500 selimut, 400 kasur, 100
    kidware
    , 50 paket tenda gulung, serta tiga unit perahu karet untuk mendukung proses evakuasi warga terdampak banjir.
    Selain bantuan logistik, Kemensos juga menyediakan kebutuhan khusus bagi anak-anak serta layanan psikososial. Ibu hamil dan anak-anak menjadi prioritas utama dalam pelayanan ini.
    Pada kesempatan yang sama, Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, terdapat dua titik utama pengungsian di Kota Bekasi. Salah satunya berada di Gudang BNPB yang saat ini menampung sekitar 600 jiwa dari 297 kepala keluarga (KK).
    Ia juga menjelaskan bahwa banjir di Kota Bekasi termasuk dalam kategori cukup tinggi dibanding wilayah lain di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
    Untuk mengurangi dampaknya, BNPB telah melakukan upaya modifikasi cuaca.
    Suharyanto menambahkan, kondisi banjir di beberapa wilayah Jabodetabek mulai membaik berkat kerja sama berbagai pihak dalam upaya penanganan bencana.
    Dia berharap, kolaborasi dan sinergi tersebut dapat mempercepat penanggulangan bencana banjir, khususnya di Bekasi dan wilayah terdampak lainnya. 
    “Dengan kerja sama semua pihak, khususnya dari Bapak Mensos Gus Ipul yang langsung turun ke lapangan, mudah-mudahan (banjir) di Kota Bekasi segera terselesaikan,” kata Suharyanto.
    BNPB juga mengerahkan personel untuk mengevakuasi warga yang masih terjebak banjir, bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). 
    Selain itu, Tagana dan relawan turut membantu dalam pendirian dapur umum serta layanan kesehatan di lokasi pengungsian.
    Salah satu pengungsi asal Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Eka Putri (40), mengaku bersyukur atas bantuan yang diterima.
    “Senang mendapat penanganan yang baik, seperti makanan, minuman, dan obat-obatan. Alhamdulillah ini sangat membantu,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua pompa portabel dikerahkan untuk atasi banjir di Pengadegan

    Dua pompa portabel dikerahkan untuk atasi banjir di Pengadegan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) mengerahkan dua pompa keliling (portabel) untuk mengalirkan banjir di kawasan Pengadegan, Pancoran, ke Kali Ciliwung.

    “Kalau untuk Pengadegan yang sekarang ini dua pompa, satu ‘standby’, yang satu beroperasi,” kata Satuan pelaksana (Satpel) pompa portabel Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan, Irman kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Irman mengatakan kapasitas setiap pompa itu yakni sebesar 250 meter kubik (m3) dan 500 m3. Kemudian, petugas SDA yang dikerahkan berjumlah empat personel dan dua orang perbantuan.

    Adapun waktu penyedotan tidak menentu, lantaran menunggu sampai air di lokasi surut.

    “Penyedotan tergantung perbantuan, targetnya sampai surut karena kita kerja untuk masyarakat,” ujarnya.

    Terkait pompa statis yang ada di lokasi, dia menyatakan perlu dibantu dengan adanya pompa portabel untuk menunjang kecepatan surut.

    Dengan cara ini, maka banjir cepat surut dan warga bisa kembali ke rumah masing-masing.

    “Kalau kendala penyedotan tak ada, kendalanya paling akses jalan kurang lebar,” jelasnya.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat pada Rabu hingga pukul 12.00 WIB, ada empat rukun tetangga (RT) di Pengadegan, Jakarta Selatan yang terendam banjir dengan ketinggian 150 sentimeter (cm) karena meluapnya air Kali Ciliwung.

    Kemudian, BPBD DKI menyatakan masih ada 36 RT terdampak banjir di Jakarta.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai salah upaya mengatasi banjir di Ibu Kota paling lambat pada 6 Maret 2025.

    Adapun banjir di Jakarta terjadi bila curah hujan mencapai di atas 150 mm per hari atau melebihi daya tampung saluran air.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Banjir Rendam Ratusan Rumah di Rancasari Bandung

    Banjir Rendam Ratusan Rumah di Rancasari Bandung

    Liputan6.com, Bandung – Banjir merendam ratusan rumah di Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyebutkan, setidaknya ada 245 unit rumah di lokasi tersebut yang terendam banjir akibat curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.

    Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi mengatakan, ratusan rumah terendam itu karena banjir limpasan yang diduga akibat saluran air tidak mampu menampung derasnya air hujan.

    “Kami mendata untuk banjir di Kota Bandung yang terdampak ada di Kelurahan Derwati sebanyak 120 unit rumah dan di Kelurahan Mekarmulya ada sebanyak 125 unit rumah yang terendam,” kata Hadi, Rabu (5/3/2025).

    Hadi mengungkapkan hingga saat ini pihaknya tengah melakukan upaya penyedotan air di titik banjir Rancasari Bandung berkoordinasi dengan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung.

    “BPBD Jabar telah berkoordinasi dengan Diskar PB untuk melakukan kaji cepat ke lokasi dan melakukan upaya penyedotan air untuk mengatasi genangan air,” katanya.

    Hadi juga mengatakan BPBD Jabar telah mengirimkan peringatan dini cuaca ekstrem kepada aparat kewilayahan untuk mengantisipasi bencana yang lebih besar.

    Selain itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan evakuasi mandiri jika situasi membahayakan.

    “Prinsipnya, kita melakukan mitigasi dengan menginformasikan potensi bencana kepada masyarakat. Jika kondisi memburuk, masyarakat diharapkan segera berkoordinasi dengan aparat untuk mendapatkan bantuan darurat,” katanya.

    Menurut dia banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Rancasari ini akibat tingginya curah hujan yang berlangsung selama beberapa hari terakhir.

    Dia menambahkan bahwa banjir tersebut tidak akan berlangsung lama karena sifatnya hanya limpasan.

    “Ketinggiannya banjir di kawasan ini tidak terlalu tinggi karena hanya banjir limpasan,” katanya.

    Lebih lanjut, Hadi mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem di Jawa Barat beberapa hari ke depan karena mengingat bahwa musim hujan masih akan berlangsung hingga April mendatang.

    “Masyarakat diminta terus memantau perkembangan cuaca dan meningkatkan kesiapsiagaan guna menghindari dampak yang lebih besar,” kata Hadi.

     

     

  • BMKG Warning Banjir Susulan Jabodetabek, Kapan Musim Hujan Berakhir?

    BMKG Warning Banjir Susulan Jabodetabek, Kapan Musim Hujan Berakhir?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat dan angin kencang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Minggu (2/3) dan Senin (3/3). Akibatnya, banjir menghantam beberapa wilayah pada Selasa (4/3).

    Banjir bandang di kawasan Puncak, Bogor, menewaskan 2 orang. Sementara itu, banjir di belasan kecamatan di Kota Bekasi disebut menjadi yang terparang dibandingkan 2016 dan 2020 dengan ketinggian mencapai 8 meter.

    Banjir ini masih perlu diantisipasi dalam beberapa waktu ke depan. Prediksi BMKG, curah hujan masih akan tinggi sekitar 10-11 Maret mendatang.

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan ada risiko banjir susulan di sejumlah wilayah Jabodetabek pada 15-20 Maret 2025.

    “Ini ada update terbaru kondisi 10 hari kedua dan 10 hari ketiga di bulan Maret. Update terbaru puncaknya ada di 10 hari kedua Maret sekitar sampai tanggal 21 Maret,” kata Dwikorita dalam rapat koordinasi dengan Menko PMK, BNPB dan Basarnas, serta BPBD Jawa Barat, Banten dan Bogor.

    BMKG mengingatkan daerah-daerah yang terdampak banjir saat ini kemungkinan besar akan terdampak ulang pada 10 hari kedua di bulan Maret ini.

    “Puncaknya tanggal 20 Maret. Range bahaya tanggal 15-20 Maret. Itu bisa jadi waspada. Diimbau untuk mengurangi aktivitas warga di tanggal tersebut,” kata Dwikorita.

    Sebelumnya, Dwikorita menyebut BMKG memprediksi musim hujan akan berakhir di akhir Maret 2025. Pada April 2025, wilayah RI mengalami transisi dari musim hujan ke musim kemarau. 

    Kendati demikian, beberapa daerah dengan pola hujan monsunal kemungkinan masih akan mengalami hujan hingga April atau Mei 2025.

    Solusi BMKG Cegah Banjir

    Menurut Dwikorita, pihaknya bersama BNPB akan melakukan modifikasi cuaca dalam waktu dekat. Caranya dengan menghalangi awan-awan yang bergerak ke daerah rawan, sehingga tidak berdampak ke wilayah pemukiman warga.

    “Jadi dijatuhkannya misalnya masih di laut. Jadi tidak dijatuhkan di darat. Konsepnya seperti itu. Karena kalau di darat, nanti banjir tempatnya,” sambungnya.

    Rencananya modifikasi cuaca ini akan dilakukan di kawasan Jawa Barat (Jabar), karena merupakan daerah paling rentan.

    “Di Puncak kan nanti bisa jadi sumber banjir ke hilir juga. Tidak hanya kena Jawa Barat tapi juga bisa mengalir ke arah utara ke Jakarta,” katanya.

    “Untuk besok prioritas di Jawa Barat karena memang paling rentan di Jawa Barat dan terutama ini di daerah pegunungan, di puncak. Kan nanti bisa jadi sumber banjir ke hilir juga. Tidak hanya kena Jawa Barat, tapi juga bisa mengalir ke arah utara, ke Jakarta, sungai-sungainya kan juga mengalir ke Utara,” sambungnya.

    Dwikorita berharap dengan adanya modifikasi cuaca ini dapat mengurangi intensitas hujan. Namun, Dwikorita mengimbau untuk terus waspada dan siaga hingga tanggal 11 Maret mendatang.

    Adapun beberapa wilayah yang perlu diwaspadai adalah Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung, sebagian Palembang, dan Bengkulu.

    (fab/fab)

  • 7 Kecamatan di Bekasi Terendam Banjir, Ini Upaya Penanganan Kementerian PU

    7 Kecamatan di Bekasi Terendam Banjir, Ini Upaya Penanganan Kementerian PU

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melaporkan terdapat tujuh kecamatan di wilayah Kota Bekasi terdampak banjir akibat tingginya curah hujan.

    Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan, berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, tujuh Kecamatan yang terdampak banjir itu di antaranya berlokasi di Kecamatan Bekasi Timur dan Bekasi Utara.

    Kemudian, banjir juga menggenangi Kecamatan Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, hingga Kecamatan Rawalumbu.

    “Banjir yang terjadi di Kota Bekasi akibat curah hujan ekstrem sejak Senin [3/3/2025] yang menyebabkan sungai-sungai di Kota Bekasi meluap dan menggenangi permukiman warga serta beberapa fasilitas umum,” jelas Dody dalam keterangan resmi, Rabu (5/3/2025).

    Adapun, kondisi di lapangan hingga 4 Maret 2025, banjir belum kunjung surut. Bahkan, di beberapa lokasi banjir tersebut menyebabkan adanya pemadaman listrik.

    Dody menjelaskan, saat ini pihak berwenang masih dalam tahap melakukan evakuasi warga dan melakukan pendataan korban serta melengkapi fasilitas umum yang terdampak.

    “Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir di Bekasi,” tambah Dody.

    Sebagai langkah lanjutan, Kementerian PU melakukan koordinasi dengan BPBD Kota Bekasi serta survei ke lokasi terdampak bencana untuk membantu langkah-langkah tanggap darurat guna mengurangi dampak bencana dan memastikan keselamatan masyarakat terdampak. 

    Selain memobilisasi perahu karet, Tim BPPW Jawa Barat juga telah mendirikan tenda darurat di lokasi pengungsian daerah Kemang Pratama. Di lokasi tersebut sudah terpenuhi sanitasi, tetapi masih membutuhkan kebutuhan air bersih. Saat ini Tim Tanggap Darurat Cipta Karya telah memobilisasi 1 unit mobil tangki air dan 2 unit hidran umum untuk di lokasi pengungsian.

    Dukungan juga diberikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU dengan menurunkan alat berat berupa 6 unit dump truck beserta 4 pompa air berkapasitas 250 liter/detik serta sandbag sebanyak 250 di Kemang Pratama dan 500 sandbag di daerah Rawalumbu Kota Bekasi.

    Kementerian PU bersama dengan instansi terkait terus memantau kondisi di lapangan dan memastikan proses penanganan berjalan dengan baik. Identifikasi lanjutan akan dilakukan untuk memetakan kebutuhan penanganan jangka menengah, terutama di wilayah aliran Sungai Bekasi.