Kementrian Lembaga: BPBD

  • Tembok Rumah Jebol sebabkan Banjir Bandang di Kampung Cireundeu, Dua Warga Luka-luka

    Tembok Rumah Jebol sebabkan Banjir Bandang di Kampung Cireundeu, Dua Warga Luka-luka

    JABAR EKSPRES – Diguyur hujan deras sejak Jumat (7/3/2025) sore, wilayah Kampung Cireundeu, RT 02/RW 10, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, diterjang banjir bandang yang mengakibatkan kerusakan di permukiman warga.

    Akibatnya, enam rumah warga mengalami kerusakan, sementara dua orang mengalami luka akibat tertimpa tembok rumah yang jebol.

    Luapan air dari saluran utama di kawasan permukiman, yang tersumbat material longsor akibat runtuhnya Tembok Penahan Tanah (TPT) beberapa hari sebelumnya, menjadi pemicu banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut.

    Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mulai turun sejak pukul 15.00 WIB memperparah kondisi, menyebabkan air meluber dan menerjang rumah-rumah warga.

    BACA JUGA:Gedebage Kembali Dilanda Banjir, Pengendara: Udah Bukan Jalan, Tapi Kolam Renang

    Salah satu korban, Khoeruman (27), mengisahkan detik-detik sebelum tembok rumah warga ambruk. Saat itu, ia tengah berupaya membersihkan saluran air di belakang rumah untuk mencegah genangan masuk ke dalam.

    Namun, di tengah upayanya, ia melihat tembok belakang rumah warga mulai miring, sementara air terus menyembur dari retakan yang semakin melebar.

    Kondisi Rumah Warga yang Jebol Usai Diterjang Air dan Hujan Deras di Kampung Cireundeu, Cimahi Selatan. (Mong / Jabar Ekspres)

    “Posisi saya waktu hujan itu sekitar jam 17.30 (WIB), sedang memperbaiki saluran, karena mampet khawatir air masuk rumah,” ujar Khoeruman saat ditemui, Jumat .

    Tak lama, tembok belakang rumah warga roboh, memicu derasnya air yang langsung menerjang permukiman. Khoeruman sempat terkena reruntuhan di bagian lututnya, namun beruntung ia berhasil menyelamatkan diri sebelum tertimpa lebih parah.

    BACA JUGA:Jabar Dikepung Banjir, Ono Surono Tegaskan Pengembalian Fungsi Hutan Mutlak Dilakukan

    “Pas saya lihat tembok jebol saya langsung mundur. Cuma memang sempat kena bagian kaki, jadi lututnya luka. Alhamdulillah masih selamat, enggak sampai tertimpa. Kalau tetangga sama, luka di kaki juga,” ungkapnya.

    Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi langsung turun ke lokasi untuk melakukan assessment dan penanganan dampak banjir bandang serta ambruknya tembok rumah warga.

  • Strategi Pemprov Jakarta Atasi Banjir, Modifikasi Cuaca hingga Bangun Tanggul NCICD
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Maret 2025

    Strategi Pemprov Jakarta Atasi Banjir, Modifikasi Cuaca hingga Bangun Tanggul NCICD Megapolitan 7 Maret 2025

    Strategi Pemprov Jakarta Atasi Banjir, Modifikasi Cuaca hingga Bangun Tanggul NCICD
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi Jakarta mengatasi permasalahan banjir melalui berbagai strategi yang mencakup langkah jangka pendek, menengah, hingga panjang.
    Mulai dari
    operasi modifikasi cuaca
    (OMC) untuk antisipasi cepat saat musim hujan, hingga proyek besar seperti
    National Capital Integrated Coastal Development
    (NCICD) untuk mengatasi banjir rob di pesisir utara Jakarta.
    Sekretaris
    Dinas Sumber Daya Air
    (SDA) Jakarta, Hendri, menjelaskan program penanganan banjir telah disusun melalui roadmap yang menjadi landasan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.
    “Pemprov Jakarta melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai upaya jangka pendek penanggulangan banjir,” ujar Hendri saat dikonfirmasi, Jumat (7/3/2025).
    Dalam strategi jangka pendek, Pemprov Jakarta kembali melaksanakan OMC yang dikoordinasikan oleh BPBD.
    OMC dilakukan untuk mengurangi intensitas hujan yang berpotensi menyebabkan banjir.
    Selain itu, normalisasi Kali Ciliwung terus digenjot untuk memperlancar aliran air dan mengurangi risiko genangan.
    “Pemprov juga rutin melakukan pengerukan di kali, waduk, dan saluran air untuk mengangkat sedimen lumpur yang dapat menghambat aliran air,” kata Hendri.
    Pemasangan sheet pile atau tanggul di sisi kali dan sungai, seperti di Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat, serta Kali Sunter segmen Pompa Pulomas, Jakarta Utara, turut dilakukan untuk mencegah tanah longsor.
    Dinas SDA Jakarta telah membangun 47 waduk, situ, dan embung di berbagai wilayah.
    Infrastruktur ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara untuk mengurangi limpasan air saat curah hujan tinggi.
    Selain itu, pemasangan sistem polder diperluas. Saat ini, 52 sistem polder telah dibangun dari target 70 polder.
    Sistem polder ini berfungsi untuk mengalirkan air yang tidak dapat mengalir menggunakan pompa.
    “Ada 47 waduk/situ/embung telah dibangun Dinas SDA di sejumlah wilayah di Jakarta sebagai tempat penampungan sementara agar mampu mengurangi limpasan air,” ungkap Hendri.
    Proyek NCICD Untuk mengatasi banjir rob akibat pasang laut di wilayah pesisir utara Jakarta, pembangunan tanggul pengaman pantai dalam proyek NCICD Fase A dipercepat.
    Pembangunan ini mencakup kawasan Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa-Ancol Barat, dan Kali Blencong (Cilincing-Marunda).
    “Selain itu, dibangun pula pompa dan pintu air di muara sungai serta sistem monitoring dan early warning system banjir rob,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jasad Ibu dan Anak Korban Banjir di Sukabumi Ditemukan Berpelukan, Terjebak dalam Rumah – Halaman all

    Jasad Ibu dan Anak Korban Banjir di Sukabumi Ditemukan Berpelukan, Terjebak dalam Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ibu dan anak korban banjir di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) yang dinyatakan hilang pada Kamis (6/3/2025), akhirnya ditemukan.

    Santi (40) alias Zahra dan anaknya, Nurul (3), ditemukan telah meninggal dunia dengan kondisi berpelukan pada Jumat (7/3/2025).

    Kedua korban terjebak di dalam rumah saat dilanda banjir dan hujan besar. 

    Kasi Operasi Kantor SAR Jakarta, Ahmad Rizkiansyah mengatakan bahwa kedua korban ditemukan pukul 13.30 WIB setelah upaya pencairan dari material rumah yang roboh.

    “Kedua korban bisa ditemukan bersama-sama, keduanya saling berpelukan dalam kondisi sudah meninggal dunia,” kata Ahmad dilansir dari TribunJabar.id.

    Menurut informasi dari saksi, kedua korban tidak bisa menyelamatkan diri karena air sudah tinggi. 

    “Ini pada saat airnya memang sudah tinggi dengan arus yang sangat deras itu ibu dan anak masih di dalam rumah belakang rumah pada saat airnya mulai menghantam rumah tersebut ibu dan anak ini terjatuh,” ungkap Ahmad.

    Kini, tim Basarnas bersama dengan unsur petugas gabungan dan relawan masih berupaya mencari korban lainnya.

    “Secara keseluruhan data yang kita punya kita masih mencari ada lima orang lagi longsor di daerah Lengkong dengan satunya di Simpenan,” tandasnya.

    Sebagai informasi, banjir dan longsor mengepung wilayah Selatan Kabupaten Sukabumi, akibat diguyur hujan deras semalam sejak Kamis hingga Jumat dini hari tadi.

    Puluhan rumah dilaporkan terendam akibat banjir limpasan dari saluran irigasi dan drainase yang tidak mampu menampung debit air yang terus meningkat.

    Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sukabumi, bencana banjir dan longsor terjadi di wilayah Kecamatan Kadudampit, Curugkembar, Simpenan, Palabuhanratu, Waluran, Bantargadung, Cisaat, Cikembar, Warungkiara, Sagaranten, Lengkong, Jampangtengah, Ciemas, Cimanggu, Pabuaran, Gunungguruh, Cikakak, dan Cicantayan.

    “Dampak kejadian sementara 116 kepala keluarga, 204 jiwa terdampak, yang mengungsi 31 KK/159 jiwa,” ujar Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna.

    Sebelumnya, Daeng menyebutkan bahwa dalam kejadian bencana banjir dan longsor mengakibatkan satu orang meninggal dunia di wilayah Kecamatan Simpenan.

    “7 jiwa hilang belum ditemukan, 2 di Kecamatan Simpenan, 3 di Lengkong dan 2 orang di Palabuhanratu,” papar Daeng.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS, Ibu dan Anak, Korban Banjir Sukabumi, Ditemukan Berpelukan Telah Meninggal Dunia

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah/M Rizal Jalaludin)

  • Balikpapan Dikepung Banjir, Ketinggian Capai 1,5 Meter

    Balikpapan Dikepung Banjir, Ketinggian Capai 1,5 Meter

    JAKARTA – Kota Balikpapan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dikepung banjir dengan ketinggian air mencapai sekitar 1,5 meter.

    Banjir akibat Balikpapan diguyur hujan lebat sejak Jumat 7 Maret dini hari.

    “Ketinggian air terparah capai sekitar satu hingga 1,5 meter,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan Usman Ali di Balikpapan, Jumat 7 Maret, disitat Antara.

    Ia mengatakan, kawasan terparah terendam banjir berada pada empat titik di sekitaran Jalan MT Haryono, mulai dari kawasan Gang Mufakat, Jalan Penegak, serta Jalan Beller. Bahkan di Jalan Beller genangan air melebar hingga di Jalan utama MT Haryono.

    “Jadi jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, dan banjir yang cukup tinggi juga terjadi di kawasan Batu Ampar dan Jalan Jokotole,” ucapnya.

    Petugas BPBD bersama unsur SAR lainnya dari Kantor Pencarian Kelas A Kota Balikpapan, SAR Brimob Polda Kaltim, dan unsur relawan kebencanaan, melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak dengan menggunakan perahu karet.

    Usman Ali meminta masyarakat lebih waspada mengingat hingga saat ini hujan masih mengguyur Kota Balikpapan. Apabila dirasakan air sudah cukup tinggi, segera melakukan evakuasi dini.

    Dansat Brimob Polda Kaltim Kombes Pol Andy Rifai menambahkan, tim SAR Brimob terus disiagakan di lokasi bencana banjir dan fokus membantu proses evakuasi warga yang bersedia mengungsi ke tempat lebih aman.

    Komandan Regu Evakuasi dari Kantor Pencarian Klas A Balikpapan Sianturi menambahkan, tim juga sempat melakukan evakuasi seorang anak terjebak di selokan yang tergenang air. Anak tersebut berhasil dievakuasi dan mengalami luka ringan pada bagian kaki dan langsung dilakukan pengobatan.

    Jalan MT Haryono Kota Balikpapan juga lumpuh total akibat banjir yang menggenangi dengan ketinggian sekitar satu hingga 1,5 meter tersebut. Kepolisian setempat melakukan pengalihan arus lalu lintas untuk jalan tersebut.

    “Kami kerahkan 45 personel berjaga di titik-titik rawan bantu warga agar tidak terjebak banjir,” ujar Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor (Polres) Kota Balikpapan Komisaris Polisi (Kompol) Ropiyani.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan Irfan Taufik mengatakan sejumlah sekolah yang terkena dampak belajar dan dinilai rawan longsor, proses mengajar dilakukan secara daring.

  • Cara Dapat Peringatan Dini Bencana Lewat TV Digital, Cek Infonya

    Cara Dapat Peringatan Dini Bencana Lewat TV Digital, Cek Infonya

    Jakarta

    Bencana alam dapat terjadi kapan saja. Penting bagi masyarakat untuk mendapatkan peringatan dini, khususnya di setiap rumah melalui TV digital.

    Berikut ini cara mendapatkan peringatan dini via TV digital.

    Apa itu Peringatan Dini?

    Menurut “Pedoman Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat” yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

    Adapun menurut situs Indonesiabaik oleh Kominfo, sistem peringatan dini (early warning system/EWS) adalah bagian penting dari mekanisme kesiapsiagaan masyarakat, aparat, dan akademisi dari kegiatan pengurangan risiko bencana. Agar dapat berjalan efektif, sistem peringatan dini harus dikelola secara terpadu dan menyeluruh, serta melibatkan secara aktif masyarakat dan para pemangku kepentingan terkait.

    Sumber peringatan dini resmi hanya berasal dari lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan peringatan. Lembaga-lembaga tersebut adalah:

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    BPBD DKI Jakarta menginformasikan beberapa manfaat adanya peringatan dini bencana untuk masyarakat. Apa saja?

    Masyarakat bisa mendapatkan peringatan dini secara langsung lewat TV digital di rumah. Silakan lakukan langkah-langkah di bawah ini.

  • Antisipasi Terjadinya Bencana, Gubernur Pramono Anung Minta BPBD DKI Lakukan Modifikasi Cuaca

    Antisipasi Terjadinya Bencana, Gubernur Pramono Anung Minta BPBD DKI Lakukan Modifikasi Cuaca

    PIKIRAN RAKYAT – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI untuk melakukan modifikasi cuaca sebagai upaya antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem.

    Pramono mengatakan modifikasi cuaca sejauh ini sudah mulai dilakukan. Modifikasi cuaca sebagai antisipasi menghadapi potensi cuaca buruk yang diprediksi terjadi pada 11-20 Maret mendatang.

    “Jadi saya sendiri sudah meminta kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk melakukan modifikasi cuaca,” kata Pramono di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Maret 2025.

    “Dan sekarang ini sudah dimulai dilakukan. Karena memang yang begitu tidak bisa mendadak. Nah, antisipasi paling utama adalah untuk tanggal 11 (Maret),” katanya.

    Pramono menyebut modifikasi cuaca akan dicoba untuk mendorong awan hujan ke arah laut. Dia berharap upaya tersebut mampu mengurangi intensitas hujan di kawasan.

    “Kalau tanggal 11 kemudian kita bisa lalui artinya curah hujannya tidak setinggi seperti kemarin maupun seperti ketika menghadapi malam Imlek, mudah-mudahan itu akan tertangani. Memang modifikasi coba didorong ke laut hujannya,” katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 3 Kecamatan di Balikpapan Dilanda Banjir Hebat

    3 Kecamatan di Balikpapan Dilanda Banjir Hebat

    Balikpapan, Beritasatu.com – Banjir setinggi 1,5 meter melanda sejumlah wilayah di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Banjir yang disebabkan oleh hujan deras dan pasang surut air laut ini meluas hingga ke tiga kecamatan, dengan lebih dari 500 rumah terendam.

    Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas Balikpapan, BPBD, serta TNI-Polri, terus bekerja keras melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir. Prioritas utama dalam evakuasi adalah ibu hamil, lansia, dan balita, yang sebagian besar masih berada di dalam rumah yang terendam.

    Kepala Pelaksana BPBD Kota Balikpapan Usman Ali menjelaskan, banjir terjadi di sejumlah kelurahan, di antaranya Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Gunung Samarinda, dan Kelurahan Damai Bahagia. Namun, kondisi banjir yang paling parah terjadi di Kelurahan Damai Bahagia, dengan ketinggian banjir mencapai 1,5 meter.

    “Banjir terbesar terjadi di Batu Ampar, RT 28, Gunung Samarinda, dan Jalan Beller, Mufakat, serta MT Haryono,” ungkap Usman Ali kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

    Banjir ini berdampak luas di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan Kota, dan Balikpapan Utara. Meski begitu, BPBD Kota Balikpapan belum merencanakan untuk mendirikan posko pengungsian, karena kondisi banjir sudah mulai surut.

    “Untuk saat ini, kami masih fokus pada evakuasi warga yang membutuhkan bantuan,” lanjutnya.

    Tim gabungan masih terus bersiaga di lokasi untuk memastikan proses evakuasi berjalan dengan lancar dan warga yang membutuhkan bantuan dapat segera dipindahkan ke tempat yang aman akibat dampak banjir yang terjadi di Balikpapan.

  • Pasca Banjir, Relawan Pertamina Bantu Pembersihan dan Cek Kesehatan

    Pasca Banjir, Relawan Pertamina Bantu Pembersihan dan Cek Kesehatan

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui tim Relawan Pertamina Peduli bersama tim pemadam kebakaran (damkar) Divisi HSSE PT Pertamina (Persero), serta tenaga medis PT Pertamina Bina Medika IHC turun langsung ke lokasi terdampak membantu pemulihan dan pemeriksaan kesehatan masyarakat terdampak banjir Bekasi. Banjir besar yang merendam Bekasi, kini mulai surut. BPBD mendata sebanyak 61.648 jiwa terdampak banjir sejak Selasa hingga Rabu, pekan ini.

    Pasca banjir, masyarakat terdampak biasanya mengantisipasi kondisi pemulihan dan gangguan kesehatan. VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan relawan Pertamina Peduli yang turun membantu proses pembersihan lumpur hingga Jumat, (7/3/2025).

    “Selain itu, Pertamina juga membantu kebutuhan logistik, kesehatan dan pemulihan pasca banjir. Terdiri dari pekerja dari berbagai profesi dan tenaga medis dari Pertamina IHC, mereka membantu warga terdampak,” jelas Fadjar.

    Warga terdampak banjir di Kecamatan Jatiasih misalnya, menderita gangguan kesehatan seperti diare akut, ISPA, luka-luka, gangguan lambung, dan tekanan darah tinggi. Tenaga medis Pertamina IHC, sejak Rabu hingga Jumat mengunjungi warga di kediamannya, serta membuka posko untuk memberi bantuan kesehatan. Sebanyak 26 personil medis diturunkan ke lapangan, setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan BPBD Bekasi.

    Sementara itu, warga di Kampung Lengkak, Bekasi Jaya, Jawa Barat, menghadapi tantangan berbeda. Pasca banjir yang merendam pemukiman warga hingga sampai ke atap, kini mereka harus berjibaku membersihkan endapan lumpur yang tertinggal. Di beberapa titik, endapan lumpur bahkan mencapai lutut orang dewasa.

    VP CSR & SMEPP Pertamina Rudi Ariffianto yang mengikuti kegiatan pembersihan menambahkan, Kampung Lengkak merupakan daerah yang sangat terdampak karena berada di bantaran sungai Bekasi. Luapan sungai meninggalkan endapan lumpur yang kemudian mengeras, menyulitkan proses pemulihan. Selama ini, warga berupaya membersihkan dengan peralatan sederhana.

    Selama dua hari proses pemulihan pemukiman warga, Damkar HSSE Pertamina mengerahkan satu unit mobil pemadam, dua unit mobil rescue, pompa portabel dan total 29 personil. Selain itu, sebanyak 12 Relawan Pertamina Peduli turut membantu proses pembersihan lumpur.

    “Pada Kamis, kami mengerahkan 14 personil dan satu unit pompa portable untuk membantu membersihkan lumpur. Sedangkan hari Jumat, kami menurunkan 15 personil. Kondisi lumpur di lokasi cukup tebal, sehingga proses pembersihan membutuhkan waktu dan tenaga ekstra,” ujar Abdul, perwakilan HSSE Pertamina.

    Abdul menambahkan, pada hari Kamis, tim bekerja hingga malam hari. Sementara pada Jumat, tim kedua akan melanjutkan kembali kegiatan pembersihan sejak pagi hari.

    Rusmini, salah satu warga yang rumahnya terdampak, menyampaikan harapannya agar kejadian serupa tidak terulang. “Terima kasih kepada Pertamina yang telah membantu membersihkan lumpur dengan pompa air. Kami sangat terbantu karena lumpur sudah mulai terangkat. Harapan kami ke depan ada solusi agar banjir seperti ini tidak terjadi lagi,” ungkap Rusmini.

    Senada, Nuraini, warga lain yang terdampak banjir, juga mengapresiasi tindakan cepat Pertamina dalam membantu masyarakat.

    “Kami sudah kelelahan membersihkan lumpur selama berhari-hari. Berkat bantuan Pertamina, rumah kami bisa lebih cepat bersih dan bisa segera ditempati lagi. Terima kasih kepada seluruh tim yang sudah membantu kami,” tutur Nuraini.

    Sebelumnya, Pertamina juga telah menyalurkan bantuan logistik berupa obat-obatan, popok bayi, sembako dan makanan cepat saji, hingga perlengkapan pribadi, yang diserahkan melalui BPBD Kota Bekasi, Selasa (4/5).

    (rah/rah)

  • Segeralah mandi usai beraktivitas di lokasi banjir

    Segeralah mandi usai beraktivitas di lokasi banjir

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mengingatkan masyarakat untuk segera mandi usai beraktivitas di lokasi banjir untuk menghindari terserang penyakit.

    “Jika harus beraktivitas di air banjir, gunakan sepatu boot atau sarung tangan, lalu segera mandi dan ganti pakaian setelahnya,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Yudi mengatakan, air banjir bisa mengandung kuman berbahaya. Karena itu disarankan menghindari kontak langsung jika memungkinkan.

    Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengonsumsi air bersih dan makanan yang aman saat musim hujan. “Gunakan air matang untuk minum dan memasak serta hindari makanan yang sudah terkontaminasi air banjir,” ujarnya.

    Kemudian, untuk mewaspadai gejala penyakit seperti demam, diare dan gatal-gatal disarankan jika badan merasa tidak sehat segera periksa ke fasilitas kesehatan.

    “Selain itu, jaga kebersihan lingkungan dan waspada terhadap tempat-tempat penampungan/genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk,” katanya.

    Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan juga mengimbau warga untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari penyakit terutama bagi warga terdampak banjir.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan lokasi-lokasi yang terkena banjir dipastikan telah surut dan warga mulai membersihkan sisa material banjir.

    Banjir yang melanda sebagian wilayah Jakarta pada Senin (3/3) dini hari dipastikan telah surut pada Rabu (5/3) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

    Dari data yang ada banjir terparah terjadi pada Selasa (4/3), ketika itu jumlah RT yang terendam mencapai 122 dan ketinggian air lebih dari tiga meter.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • 6
                    
                        Sosok Citra Pitriyami, Bupati Pangandaran yang Tak Ikuti Arahan Dedi Mulyadi Itu Ternyata Kakak Penyanyi Terkenal
                        Bandung

    6 Sosok Citra Pitriyami, Bupati Pangandaran yang Tak Ikuti Arahan Dedi Mulyadi Itu Ternyata Kakak Penyanyi Terkenal Bandung

    Sosok Citra Pitriyami, Bupati Pangandaran yang Tak Ikuti Arahan Dedi Mulyadi Itu Ternyata Kakak Penyanyi Terkenal
    Editor
    PANGANDARAN, KOMPAS.com
    – Bupati Pangandaran
    Citra Pitriyami
    menjadi sorotan setelah memutuskan tidak mengikuti arahan Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    terkait jam kerja aparatur sipil negara (
    ASN
    ) selama Ramadhan 2025.
    Menurut kebijakan Gubernur Jabar, ASN di seluruh wilayah seharusnya bekerja mulai pukul 06.30 hingga 14.00 WIB pada Senin hingga Kamis, dan hingga pukul 14.30 WIB pada Jumat.
    Namun, Pemkab Pangandaran tetap menerapkan jam kerja seperti biasa, yaitu masuk pukul 07.30 WIB, istirahat pukul 12.00 WIB, dan pulang pukul 16.00 WIB.
    “Jadi jam kerja kita masih tetap seperti biasa,” ujar Citra Pitriyami kepada wartawan di Setda Kabupaten Pangandaran, Rabu (5/3/2025).
    Citra menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melalui musyawarah dengan Sekretaris Daerah (Sekda) serta Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pangandaran. Menurutnya, kebijakan itu tidak akan mengganggu ibadah selama Ramadan.
    “Prinsip kerja di kita yang penting 8 jam kerja,” kata Citra Pitriyami.
    Keputusan ini menuai perhatian publik karena berbeda dengan kebijakan yang diterapkan di daerah lain di Jawa Barat. Namun, Citra menegaskan bahwa aturan jam kerja yang berlaku di Pangandaran tetap sesuai dengan ketentuan efisiensi kerja ASN.
    Citra Pitriyami merupakan bupati wanita satu-satunya di Jawa Barat. Ia terpilih dalam Pilkada 2024 bersama wakilnya, Ino Darsono, dengan perolehan 132.007 suara.
    Sebelumnya, ia menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Pangandaran periode 2019-2024.
    Di luar kiprah politiknya, Citra juga dikenal sebagai kakak dari penyanyi terkenal Cakra Khan.
    Dukungan dari sang adik tampak saat kampanye Pilkada, di mana Cakra Khan beberapa kali hadir dan bernyanyi di acara kampanye Citra Pitriyami.
    BPBD Provinsi Jawa Barat bersama BPBD Kabupaten Sukabumi dan aparat setempat terus melakukan pencarian serta koordinasi untuk menangani dampak bencana ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.