Kementrian Lembaga: BPBD

  • Puting Beliung Terjang Bangka Belitung, 40 Rumah Rusak, 2 Warga Terluka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Maret 2025

    Puting Beliung Terjang Bangka Belitung, 40 Rumah Rusak, 2 Warga Terluka Regional 14 Maret 2025

    Puting Beliung Terjang Bangka Belitung, 40 Rumah Rusak, 2 Warga Terluka
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Puluhan rumah warga di daerah Sadai,
    Bangka Selatan
    , Kepulauan
    Bangka Belitung
    , rusak diterjang angin
    puting beliung
    pada Jumat (14/3/2025).
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung,
    Mikron Antariksa
    , mengatakan, tim tanggap darurat telah mendirikan posko di lokasi kejadian untuk membantu warga.
    Selain kerusakan bangunan, peristiwa yang terjadi sekitar pukul 13.00 WIB itu juga menyebabkan dua warga terluka dan dibawa ke puskesmas.
    “Ada 40 rumah yang terkena puting beliung, 21 di antaranya kategori rusak berat dan sedang,” kata Mikron saat dihubungi, Jumat.
    Mikron menjelaskan, puting beliung muncul saat wilayah Sadai diguyur hujan lebat.
    “Kerusakan umumnya berupa atap yang jebol, ada juga kanopi teras yang ambruk,” ujar Mikron.
    “Untuk korban luka sudah dijahit pada bagian kepala dan kaki, kondisi mereka stabil,” tambah Mikron.
    Total 40 kepala keluarga terdampak bencana kini bertahan di rumah masing-masing.
    Petugas membantu membersihkan puing bangunan serta membagikan terpal.
    “Mendirikan posko di lokasi dan melaksanakan
    bantuan darurat
    kepada korban sekaligus pendataan untuk penyaluran dapur umum,” ucap Mikron.
    Saat ini, sebanyak 30 terpal, 15 kasur, dan 200 kotak makanan telah dibagikan.
    Warga diimbau untuk tetap waspada karena masih berpotensi terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
    “Informasi peringatan dini dari BMKG Pangkalpinang bahwa waspada ancaman bencana hidrometeorologi,” ucap Mikron.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPBD DKI: Modifikasi cuaca fokus pada ancaman hujan ekstrem

    BPBD DKI: Modifikasi cuaca fokus pada ancaman hujan ekstrem

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan bahwa modifikasi cuaca yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta fokus pada ancaman hujan ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi.

    “OMC hanya dilaksanakan pada kondisi atmosfer yang diprakirakan akan mengakibatkan bencana, sehingga tidak semua awan hujan akan dilakukan penyemaian,” kata Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta yang juga juru bicara Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) 2025 Michael Sitanggang di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, langkah-langkah mitigasi yang dilakukan termasuk penyemaian awan menggunakan zat higroskopis untuk mempercepat presipitasi di lokasi yang lebih aman.

    Ia mengatakan, bahan semai yang digunakan pada misi operasi hari ke empat ini yakni NaCl sebanyak 1,6 ton pada dua kali sorti dengan total jam terbang selama 4 jam 20 menit.

    “Area semai pada sorti pertama di wilayah Pesisir Ujung Kulon, Perairan Selatan Banten dan Selat Sunda, sedangkan pada sorti kedua di wilayah Selat Sunda dan sekitar Ujung Kulon,” ujarnya.

    Pelaksanaan OMC hingga hari keempat ini sudah terlaksana sebanyak 9 sorti dengan menggunakan 7,2 ton bahan semai NaCl food grade dengan total jam terbang selama 20 jam 10 menit.

    Michael pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

    “Berdasarkan data yang diterima selama 4 hari ke depan potensi hujan semakin meningkat. Kami meminta masyarakat untuk tetap siaga dan waspada menghadapi potensi perubahan cuaca Jakarta yang perubahannya sangat dinamis,” katanya.

    Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI).

    Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan bahwa analisis terbaru, potensi hujan lebat dengan intensitas sedang hingga tinggi di beberapa wilayah menjadi perhatian utama.

    “Analisis kondisi dinamika atmosfer, pada siang hingga dini hari terdapat potensi hujan ringan-sedang dan lebat di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten,” katanya.

    Budi menambahkan bahwa pelaksanaan modifikasi cuaca dilaksanakan untuk mengendalikan curah hujan ekstrem di wilayah DKI Jakarta.

    “Kami terus mengoptimalkan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas curah hujan, sehingga potensi curah hujan ekstrem dapat berkurang, terutama di daerah yang rentan terhadap banjir. Sementara itu, potensi hujan dengan intensitas ringan yang dianggap tidak membahayakan, akan dibiarkan berlangsung secara alami,” ujarnya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dishub Kabupaten Bandung Pastikan Jalur Mudik 2025 Siap Dilalui

    Dishub Kabupaten Bandung Pastikan Jalur Mudik 2025 Siap Dilalui

    JABAR EKSPRES – Menjelang mudik lebaran 2025, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung telah melakukan berbagai kesiapan untuk memastikan perjalanan para pemudik.

    Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Hilman Kadar mengatakan pihaknya sudah mengadakan forum lalu lintas angkutan jalan bersama kepolisian, jasa raharja, dan OPD termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

    “Kita sudah survei ruas-ruas jalan yang ada di Kabupaten Bandung khususnya yang menuju objek wisata ya. Karena untuk ruas jalan provinsi nasional itu yang jalur mudik itu jadi kewenangan provinsi, alhamdulillah sudah kita komunikasikan dan misalnya ada hal-hal tertentu, termasuk daerah yang rawan bencana,” ujarnya saat ditemui usai melakukan Ramp Check kendaraan di Katapang, Jumat (14/3/2025).

    Hilman juga menegaskan bahwa pihaknya bekerjasama dengan kepolisian untuk merekayasa lalu lintas jika terjadi kepadatan kendaraan saat mudik khususnya menuju wilayah selatan Kabupaten Bandung.

    “Itu kita antisipasi dan juga kita bersama-sama dengan jajaran dari Polresta Bandung juga untuk kesiapan nanti apakah perlu ada sebuah tindakan rekayasa dan sebagainya ketika ada stabilitas kendaraan pada saat mudik karena jalur yang utama itu adalah yang menuju selatan,” jelasnya.

    BACA JUGA: Jelang Mudik 2025, Polresta Bandung Lakukan Ramp Check Bus di Katapang

    Sebagai bagian dari pelayanan mudik, Hilman juga sudah menyiapkan 9 posko yang terdiri dari satu posko induk dan 8 posko pendukung.

    Tak hanya itu, pihaknya juga sudah menyediakan rest area yang terdiri dari beberapa sekolah yang berada di jalur mudik.

    “Kita juga sudah menyampaikan ke sekolah-sekolah ya, nanti sekolah yang terlalui jalur mudik itu bisa dimanfaatkan untuk rest area. Untuk rest area nanti kita berikan semacam penunjuk tempat dan rambu-rambu kesiapan kelengkapan jalan dan sebagainya ini dimungkinkan barangkali nanti bisa dipergunakan ada yang capek baik itu motor, mobil dan sebagainya bisa beristirahat disana,” jelasnya.

    Sedangkan untuk jalur-jalur alternatif yang sering digunakan para pemudik, Dishub juga sudah melakukan kesiapan dengan melengkapi jalur tersebut dengan penerangan agar lebih aman dan nyaman.

    “Nah untuk contoh jalur Cijapati sendiri karena jadi jalur alternatif kita juga sudah cek kita juga akan lengkapi karena jalur itu kan cukup gelap jadi kita adakan penerangan jalan umum akan kita lengkapi agar lebih aman dan nyaman khususnya pada malam hari,” ungkapnya.

  • 10 Hari Setelah Banjir Dahsyat, Kota Bekasi Perlahan Berangsur Pulih

    10 Hari Setelah Banjir Dahsyat, Kota Bekasi Perlahan Berangsur Pulih

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

    TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memastikan, situasi Kota Bekasi kian pulih pasca dilanda banjir dahsyat yang terjadi pada Selasa (4/3/2025) lalu. 

    Hal ini dikatakan Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso, seluruh wilayah yang terdampak banjir kini sudah surut sepenuhnya. 

    “Kami bersyukur bahwa situasi telah berangsur normal,” kata Priadi dalam keterangannya yang diterima TribunJakarta.com, Jumat (14/3/2025). 

    Priadi menambahkan, jumlah pengungsi juga sudah menurun drastis. Mereka memilih kembali ke rumah masing-masing menyusul situasi yang sudah membaik. 

    Hingga kemarin (13/3),  masih terdapat sejumlah pengungsi yang bertahan di Gudang BNPB Kelurahan Jatirasa Kecamatan Jatiasih sebanyak 33 jiwa. 

    Pemerintah Kota Bekasi bersama unsur TNI-Polir, relawan dan elemen masyarakat lain gotong royong melakukan pembersihan sisa lumpur di permukiman terdampak banjir. 

    Selain itu, bantuan logistik untuk korban banjir juga terus didistribusikan agar dapat meringankan beban mereka yang terdampak. 

    “Saat ini, fokus kami adalah memastikan seluruh wilayah bersih dari sisa-sisa banjir dan memberikan bantuan yang dibutuhkan warga,” kata Priadi. 

    BPBD Kota Bekasi mencatat, banjir dahsyat yang melanda wilayah setempat merendam permukiman di delapan kecamatan. 

    Permukiman yang paling parah terendam berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kali Bekasi, sebanyak 83.149 jiwa terdampak banjir kiriman tersebut. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • UPDATE Kondisi Bekasi Setelah Diterpa Banjir Parah: Berangsur Pulih, Pengungsi Kembali ke Rumah

    UPDATE Kondisi Bekasi Setelah Diterpa Banjir Parah: Berangsur Pulih, Pengungsi Kembali ke Rumah

    Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

    TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memastikan situasi Kota Bekasi kian pulih setelah dilanda banjir dahsyat yang terjadi pada Selasa (4/3/2025) lalu. 

    Hal ini dikatakan Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso.

    Saat ini, kata Priadi, seluruh wilayah yang terdampak banjir sudah surut sepenuhnya. 

    “Kami bersyukur bahwa situasi telah berangsur normal,” kata Priadi dalam keterangannya yang diterima TribunJakarta.com, Jumat (14/3/2025). 

    Priadi menambahkan, jumlah pengungsi juga sudah menurun drastis.

    Mereka memilih kembali ke rumah masing-masing menyusul situasi yang sudah membaik. 

    Hingga kemarin (13/3), masih terdapat sejumlah pengungsi yang bertahan di Gudang BNPB Kelurahan Jatirasa Kecamatan Jatiasih sebanyak 33 jiwa. 

    Persija mengumumkan kabar penundaan pertandingan di Liga 1 pekan 25 menghadapi PSIS. Sejatinya laga tersebut bergulir pada hari ini, Selasa (4/3/2025), pukul 20.30 WIB di Stadion Patriot Candrabhaga. Penundaan dilakukan karena di sekiatr Stadion Patriot terjadi banjir dan fasilitas tak bisa digunakan secara optimal.

    Pemerintah Kota Bekasi bersama unsur TNI-Polir, relawan dan elemen masyarakat lain gotong royong melakukan pembersihan sisa lumpur di permukiman terdampak banjir. 

    Selain itu, bantuan logistik untuk korban banjir juga terus didistribusikan agar dapat meringankan beban mereka yang terdampak. 

    “Saat ini, fokus kami adalah memastikan seluruh wilayah bersih dari sisa-sisa banjir dan memberikan bantuan yang dibutuhkan warga,” kata Priadi. 

    BPBD Kota Bekasi mencatat, banjir dahsyat yang melanda wilayah setempat merendam permukiman di delapan kecamatan. 

    MOBIL TERTUTUP AIR – Banjir merendam pusat perbelanjaan Mega Bekasi Mal di Jalan Jenderal Ahmad Yani Bekasi Selatan, Kota Bekasi, 700 toko terkena dampak serta sejumlah kendaraan terendam di parkiran, Selasa (4/3/2025). Mobil pengunjung mal di parkiran sampai tertutup air. (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

    Permukiman yang paling parah terendam berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kali Bekasi, sebanyak 83.149 jiwa terdampak banjir kiriman tersebut. 

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 120 Korban Banjir Tasikmalaya Mengungsi, Pemkab Jamin Makanan Sahur dan Buka Puasa
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        14 Maret 2025

    120 Korban Banjir Tasikmalaya Mengungsi, Pemkab Jamin Makanan Sahur dan Buka Puasa Bandung 14 Maret 2025

    120 Korban Banjir Tasikmalaya Mengungsi, Pemkab Jamin Makanan Sahur dan Buka Puasa
    Tim Redaksi
    TASIKMALAYA, KOMPAS.com
    – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mencatat 120 orang terpaksa tinggal sementara di
    pengungsian darurat
    karena rumahnya tergenang banjir setinggi 1,5 sampai 2 meter pada Jumat (14/3/2025).
    Ratusan rumah dari 4 dusun di 2 desa Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, terendam banjir musiman akibat meluapnya anak Sungai Citanduy saat hujan deras mengguyur beberapa hari terakhir.
    “Kalau rumah banjir yang terdampak ratusan rumah. Jelasnya kami masih pendataan, kalau ribuan tidak sampai. Yang mengungsi saat tadi berhasil dievakuasi ada 120 orang,” jelas Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, kepada
    Kompas.com
    di lokasi kejadian, Jumat pagi.
    Saat banjir menerjang wilayah pemukiman, kata Nuraedidin, petugas BPBD bersama TNI-Polri dan relawan lainnya masih fokus mengevakuasi korban yang terjebak di rumahnya sampai Jumat dini hari.
    Banjir di Sukaresik ini memutuskan jalan desa dari wilayah Pagerageung Ciawi ke Desa Tanjungsari, Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya.
    “Jadi kalau jalan di Sukaresik ke arah Desa Tanjungsari ini lumpuh. Jadi kalau bisa itu memutar dulu ke arah Panumbangan, Ciamis,” ungkap dia.
    Selama ini, proses perbaikan sempadan anak Sungai Citanduy untuk antisipasi banjir pernah dilakukan pemerintah belum lama ini.
    Namun, karena intensitas hujan sangat tinggi, membuat banjir akibat luapan air sungai masih tak terhindarkan.
    “Karena memang daerah ini landai dan debit air besar, jadi saat intensitas hujan tinggi, banjir pasti terjadi lagi. Tapi, sekarang mulai surut lagi genangan airnya. Mudah-mudahan, nanti tidak hujan lagi,” tambah dia.
    Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Aef Syaripuddin, menjamin bantuan dasar makanan sahur dan buka puasa bagi para korban akan dijamin Pemkab Tasikmalaya.
    Soalnya, bencana yang tak diinginkan saat bulan Ramadhan ini meski diperhatikan betul kondisi para korbannya supaya tetap bisa menjalankan ibadah puasa.
    “Iya, ini kami sangat fokus dan dipastikan nanti kepada OPD terkait untuk memastikan bantuan dasar makanan sahur dan buka puasa bagi para korban. Nanti setelah diinventarisir akan diambil langkah selanjutnya untuk penanganannya,” ujar dia.
    Sebelumnya, banjir akibat cuaca buruk di beberapa desa Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menyebabkan ratusan rumah terendam air sejak Kamis (13/3/2025) malam.
    Ketinggian air paling tinggi mencapai 1,5 meter merendam rumah dan paling rendah sampai 60 sentimeter.
    Petugas BPBD, Tagana, Polri, TNI, dan relawan bencana bersama warga sibuk membantu evakuasi yang terjebak di rumahnya untuk diamankan ke pengungsian sampai menjelang sahur pada Jumat (14/3/2025) dini hari.
    Petugas pun menerjang banjir dengan ketinggian air sampai perut dan dada untuk menyelamatkan balita dan para ibu-ibu ke lokasi pengungsian.
    Banjir musiman di lokasi itu akibat meluapnya anak Sungai Citanduy saat intensitas hujan terus menerus sejak beberapa hari terakhir.
    Genangan banjir merendam beberapa desa di kecamatan tersebut sampai ke perbatasan Tasikmalaya-Ciamis di wilayah Desa Panumbangan, Ciamis.
    Kepala Bidang Penanggulangan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Azis, menyebut proses evakuasi warga yang terjebak akibat genangan air dilakukan sejak Kamis malam tadi.
    Genangan air banjir ini pun sampai ada beberapa rumah yang hanya terlihat atap rumahnya saja saat proses evakuasi.
    Beberapa warga dengan rumah satu lantai terpaksa menunggu pertolongan petugas saat mengamankan diri di atap rumahnya.
    “Di Bojong Soban itu ketinggian air sudah 1,5 meter di dalam rumah. Di depan rumah sampai 60 sentimeter dan satu meter. Sudah parah memang banjirnya akibat hujan deras,” jelas Abdul Azis kepada
    Kompas.com
    di lokasi banjir, Jumat (14/3/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPBD DKI: Penanganan bencana di Jabodetabekjur harus berkesinambungan

    BPBD DKI: Penanganan bencana di Jabodetabekjur harus berkesinambungan

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan bahwa penanganan bencana di wilayah Jabodetabekjur tidak bisa terpisah-pisah, namun harus berkesinambungan karena masih dalam kesatuan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sama.

    “Kita tidak bisa bekerja secara terpisah-pisah, tapi harus bersinergi dalam satu sistem yang saling mendukung,” kata Isnawa di Jakarta, saat bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana dan Squad Penanggulangan Bencana Perkuat Kemitraan Stakeholder di Wilayah Aglomerasi Jabodetabekjur, Kamis.

    Menurut dia, wilayah aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur) memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi, seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan kebakaran.

    Oleh karena itu, sinergi antarpihak menjadi krusial dalam memastikan kesiapsiagaan dan mitigasi yang optimal.

    Selain itu, penanganan bencana juga harus melibatkan pemerintah pusat dan daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dunia usaha, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil dan relawan kemanusiaan.

    “Wilayah Jabodetabekjur sendiri merupakan kesatuan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan mobilitas masyarakat yang sangat tinggi. Kondisi ini menyebabkan risiko bencana di satu daerah dapat berdampak pada daerah lainnya,” ujarnya.

    Isnawa mengatakan bahwa pelibatan seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk menciptakan sistem ketahanan bencana yang kuat dan berkelanjutan.

    “Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, serta masyarakat adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan ini,” katanya.

    Sebagai bagian dari langkah strategis,kata dia, ada beberapa program utama yang akan diterapkan, antara lain peningkatan sistem peringatan dini terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi untuk pemantauan bencana secara real-time serta penyebaran informasi kepada masyarakat melalui berbagai platform komunikasi.

    Selain itu, penyelarasan SOP dan protokol tanggap darurat menyusun prosedur operasional standar bersama guna mempercepat respons di seluruh wilayah Jabodetabekjur.

    “Simulasi dan pelatihan bersama dengan mengadakan latihan rutin yang melibatkan berbagai elemen untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan aparat penanganan bencana,” katanya.

    Dengan adanya penguatan kemitraan ini, tambah Isnawa, diharapkan respons penanggulangan bencana di wilayah Jabodetabekjur dapat lebih terkoordinasi dan efektif, sehingga mampu mengurangi dampak dan mempercepat pemulihan pasca-bencana.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • 5,6 ton garam disemai di langit Jakarta selama 3 hari modifikasi cuaca

    5,6 ton garam disemai di langit Jakarta selama 3 hari modifikasi cuaca

    bukan menjadi cara utama, melainkan sebagai satu di antara alat bantu dalam strategi mitigasi bencana hidrometeorologi

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada hari ketiga operasi modifikasi cuaca (OMC) telah menyemai sebanyak 5,6 ton garam atau NaCl di langit Jakarta, untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi.

    “OMC ini bukan menjadi cara utama, melainkan sebagai satu di antara alat bantu dalam strategi mitigasi bencana hidrometeorologi di Jakarta,” kata Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025 Michael Sitanggang di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, OMC tahap ketiga ini merupakan kerja sama antara BPBD Provinsi DKI Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI).

    Michael mengatakan bahwa pada hari ketiga operasi berhasil dilaksanakan sebanyak dua sortie menggunakan 1,6 ton bahan semai NaCl.

    Ia menjelaskan selama tiga hari OMC telah dilaksanakan 7 sortie penyemaian yang menggunakan 5,6 ton bahan semai dengan durasi penerbangan selama 5 jam 10 menit.

    “Untuk misi hari ketiga difokuskan pada beberapa wilayah, yakni sortie 1 menyasar wilayah Selat Sunda dan Perairan Barat Daya Ujung Kulon, sementara sortie 2 dilakukan di Selat Sunda dan Perairan Selatan Ujung Kulon,” ujarnya.

    Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menyebut menurut analisis kondisi dinamika atmosfer, pada siang hingga malam terdapat potensi hujan ringan-sedang dan lebat di wilayah DKI Jakarta.

    “Jika melihat dari aktivitas MJO posisi hari ini berada di kuadran 2 (Indian Ocean), namun spasial MJO melewati Jawa bagian barat dan masih terdeteksi adanya monsun Asia, sehingga masih dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian barat,” katanya.

    MJO (Madden-Julian Oscillation) adalah fenomena alam yang menyebabkan fluktuasi cuaca tropis dalam skala waktu mingguan hingga bulanan.

    Budi juga menjelaskan bahwa kelembaban udara diperkirakan berkisar antara 55-100 persen yang menunjukkan kondisi udara cukup basah di lapisan bawah hingga menengah.

    “Sejalan dengan itu, potensi hujan sedang hingga lebat cenderung meningkat secara spasial beberapa hari ke depan pada tanggal 14-16 Maret 2025,” ujarnya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Modifikasi Cuaca Efektif Turunkan Intensitas Hujan Ekstrem

    Modifikasi Cuaca Efektif Turunkan Intensitas Hujan Ekstrem

    JABAR EKSPRES – Pemda Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan BMKG dan TNI AU terus menjalankan operasi modifikasi cuaca hingga 20 Maret 2025.

    Menurut Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Jabar Edwin Zulkarnain, OMC dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi.

    Beberapa daerah seperti Bogor dan Bekasi telah menetapkan status tanggap darurat, sementara BMKG memperkirakan curah hujan menengah hingga lebat masih akan terjadi sepanjang Maret.

    “Melalui OMC kami berharap dapat mengurangi intensitas hujan ekstrem sehingga wilayah yang rawan bencana bisa lebih siap menampung curah hujan tanpa mengalami dampak yang parah,” ujar Edwin Zulkarnain, Kamis (13/3/2025).

    OMC digunakan untuk memodifikasi hujan. Caranya adalah dengan menyebarkan bahan khusus ke awan yang berpotensi menurunkan hujan lebat. Penyemaian ini dilakukan menggunakan pesawat yang terbang ke titik-titik tertentu yang sudah dipantau sebelumnya.

    Bahan yang digunakan dalam penyemaian awan umumnya berupa natrium klorida (garam) atau bahan higroskopis lainnya. Bahan ini membantu mempercepat pembentukan butiran air dalam awan, sehingga hujan turun lebih cepat atau di lokasi yang lebih aman, seperti di laut.

    “OMC ini bukan untuk menghilangkan hujan sepenuhnya, karena hal itu membutuhkan daya yang sangat besar. Namun, melalui penyemaian yang tepat, kita bisa mengurangi curah hujan ekstrem di wilayah rawan banjir dan longsor,” jelas Ketua Tim Teknik OMC BMKG Pusat Bayu Prayoga.

    Selama operasi, pesawat menyemai awan stiga kali sehari. BMKG bertindak sebagai pengawas utama dalam menentukan titik pertumbuhan awan yang menjadi target penyemaian berdasarkan pantauan radar dan citra satelit.

    Pilot dan tim teknis dari TNI AU memastikan bahan semai tersebar dengan optimal. Dengan cara ini, hujan bisa dialihkan dan diturunkan di tempat yang lebih aman, seperti di laut.

    Bayu menegaskan air hujan hasil OMC tidak berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Penyemaian hanya mengubah proses fisis awan tanpa mempengaruhi sifat kimiawi air hujan.

    “Air hujan yang dihasilkan dari OMC sama dengan hujan alami. Kami juga rutin melakukan uji laboratorium untuk memastikan hal ini,” kata Bayu.

  • Gunung Semeru Alami Erupsi 3 Kali Beruntun dalam 30 Menit, Luncurkan Letusan Asap Setinggi 900 Meter
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Maret 2025

    Gunung Semeru Alami Erupsi 3 Kali Beruntun dalam 30 Menit, Luncurkan Letusan Asap Setinggi 900 Meter Surabaya 13 Maret 2025

    Gunung Semeru Alami Erupsi 3 Kali Beruntun dalam 30 Menit, Luncurkan Letusan Asap Setinggi 900 Meter
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com

    Gunung Semeru
    di Kabupaten
    Lumajang
    , Jawa Timur, kembali mengalami
    erupsi
    pada Kamis (13/3/2025).
    Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00-10.00 WIB, Gunung Semeru mengalami lima kali erupsi.
    Dalam periode tersebut, terdapat empat kali erupsi dengan letusan yang dapat teramati secara visual dan satu erupsi lainnya tidak tampak.
    Erupsi
    yang dapat diamati diawali pada pukul 05.40 WIB.
    Kolom abu teramati berintensitas tebal membubung setinggi 900 meter mengarah ke timur laut.
    Disusul oleh tiga erupsi beruntun dalam kurun waktu kurang dari 30 menit, yakni pada pukul 06.37, 06.42, dan 06.56, dengan ketinggian letusan secara berurutan, yakni 500, 700, dan 600 meter.
    “Terjadi
    erupsi Gunung Semeru
    pada hari Kamis, 13 Maret 2025, pukul 05.40 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 900 meter di atas puncak,” tulis petugas PPGA Semeru, Mukdas Sofian, dalam keterangan tertulis, Kamis (13/3/2025).
    Dalam 24 jam terakhir atau pada Rabu (12/3/2025) sejak pukul 00.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat terjadi erupsi berupa letusan sebanyak 58 kali.
    Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
    Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengatakan bahwa saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau
    waspada
    .
    Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
    Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
    Terlebih lagi, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.

    Waspada
    terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” ujarnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.