Kementrian Lembaga: BPBD

  • Cuaca Besok Rabu 19 Maret 2025: Langit Jakarta Diprediksi Berawan Sepanjang Hari – Page 3

    Cuaca Besok Rabu 19 Maret 2025: Langit Jakarta Diprediksi Berawan Sepanjang Hari – Page 3

    Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Barat (Jabar) diklaim efektif menurunkan intensitas hujan ekstrem. Pemprov Jaba bersama BMKG dan TNI AU bakal melakukan operasi ini hingga sepekan ke depan.

     Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Jabar, Edwin Zulkarnain, menyampaikan, OMC dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi. 

     Beberapa daerah seperti Bogor dan Bekasi telah menetapkan status tanggap darurat, sementara BMKG memperkirakan curah hujan menengah hingga lebat masih akan terjadi sepanjang Maret. 

    “Melalui OMC kami berharap dapat mengurangi intensitas hujan ekstrem sehingga wilayah yang rawan bencana bisa lebih siap menampung curah hujan tanpa mengalami dampak yang parah,” ujar Edwin Zulkarnain, Kamis (13/3/2025). 

    Ketua Tim Teknik OMC BMKG Pusat, Bayu Prayoga, mengatakan, hingga hari ketiga pelaksanaan, OMC telah berhasil menurunkan hujan di laut sehingga curah hujan yang sampai ke daratan berkurang intensitasnya.

    Petugas di Posko Komando Husein Sastranegara terus memantau dan mengevaluasi hasil penyemaian secara real-time. Setiap hari, setelah penerbangan terakhir, tim melakukan analisis dan merancang strategi penyemaian untuk hari berikutnya. 

    Tim di lapangan bekerja secara intensif untuk memastikan operasi berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak maksimal bagi mitigasi bencana.

    “Kami harap masyarakat dapat memahami bahwa OMC adalah salah satu solusi untuk mitigasi risiko bencana di tengah tingginya curah hujan,” kata Bayu Prayoga.

  • Bencana pergerakan tanah di Tasikmalaya mengakibatkan 91 rumah roboh

    Bencana pergerakan tanah di Tasikmalaya mengakibatkan 91 rumah roboh

    Rabu, 5 Maret 2025 19:43 WIB

    Warga menyaksikan rumah yang roboh akibat pergerakan tanah di Desa Cikondang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (5/3/2025). BPBD Kabupaten Tasikmalaya mencatat bencana pergerakan tanah yang melanda di Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya itu semakin meluas dan mengakibatkan 91 rumah tidak bisa ditempati atau roboh dan lahan terdampak seluas 8-10 hektare. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/YU

    Suasana rumah yang ambruk akibat pergerakan tanah di Desa Cikondang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (5/3/2025). BPBD Kabupaten Tasikmalaya mencatat bencana pergerakan tanah yang melanda di Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya itu semakin meluas dan mengakibatkan 91 rumah tidak bisa ditempati atau roboh dan lahan terdampak seluas 8-10 hektare. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/YU

  • Diminta Bentuk BPBD, Pemkot Depok Targetkan Rampung Akhir 2025

    Diminta Bentuk BPBD, Pemkot Depok Targetkan Rampung Akhir 2025

    Jakarta

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Pemkot Depok membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Wakil Wali Kota Depok (Wawalkot Depok) Chandra Rahmansyah menyebut target pembentukan BPBD akhir tahun ini.

    “Iya itu akan ditindak lanjut oleh Pak Wali Kota. Sudah menyampaikan kepada teman-teman OPD juga, saya waktu itu juga hadir, bahwa memang kita ada rencana untuk membentuk BPBD sesegera mungkin,” kata Chandra kepada wartawan, Senin (17/3/2025).

    Chandra mengatakan pembentukan BPBD sesegera mungkin karena melihat intensitas bencana yang semakin tinggi di Kota Depok. Dia menyebut banyak bencana alam yang terjadi di luar prediksi.

    “Karena melihat intensitas bencana yang semakin tinggi hari ini, di mana hari ini juga kita sedang menghadapi perubahan iklim, yang implikasinya adalah banyaknya bencana-bencana alam yang terjadi di luar prediksi yang ada saat ini,” jelasnya.

    Chandra menyampaikan pembentukan BPBD Kota Depok ditargetkan rampung pada akhir 2025 atau selambatnya pada awal 2026. Namun Chandra akan menyampaikan hal tersebut lebih dulu kepada Wali Kota Depok Supian Suri.

    “Kami mudah-mudahan di akhir tahun ini atau di selambat-lambatnya di tahun depan seperti itu. Nanti saya akan sampaikan lagi kepada Bapak, minta arahan dari Bapak Wali Kota dulu terkait itu,” tutupnya.

    “BNPB mendorong Pemerintah Kota Depok untuk membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar respons terhadap potensi maupun kejadian bencana dapat dilakukan dengan lebih terstruktur dan optimal. Dirinya berharap koordinasi dan rekomendasi pembentukan BPBD di Kota Depok dapat memperkuat upaya pencegahan dan melindungi masyarakat dari potensi bencana di masa yang akan datang,” kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi dalam keterangan tertulis, Kamis (6/3).

    Permintaan ini juga disampaikan setelah Prasinta mengunjungi Markas Komando Pemadam Kebakaran (Makodamkar) Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Depok pada Rabu (5/3). Kunjungan itu dilakukan untuk meninjau aktivasi Posko Penanganan Bencana di wilayah Depok berjalan efektif.

    Berdasarkan laporan Pemkot Depok, banjir pada Selasa (4/3) berdampak ke 20 titik di tujuh kecamatan. Sebanyak 578 KK atau sekitar 2.286 jiwa terdampak banjir. Sebagian besar wilayah terdampak banjir sudah surut.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Modifikasi cuaca Jakarta dioptimalkan untuk antisipasi peringatan BMKG

    Modifikasi cuaca Jakarta dioptimalkan untuk antisipasi peringatan BMKG

    berdasarkan analisis dinamika atmosfer, terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di wilayah DKI Jakarta pada siang hingga dini hari

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta terus melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dengan mengoptimalkan penyemaian di wilayah barat hingga barat laut karena adanya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

    “Sesuai supervisi BMKG, sortie pertama difokuskan di wilayah barat, barat daya Banten, dan perairan Selat Sunda,” kata Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025 Michael Sitanggang di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan pada hari ketujuh pelaksanaan OMC, telah dilakukan tiga sortie penyemaian menggunakan 2,4 ton bahan semai higroskopis.

    Menurut dia, sortie pertama difokuskan di wilayah barat, barat daya Banten, dan perairan Selat Sunda. Sortie kedua dilakukan di area barat, barat laut Merak Banten, perairan Selat Sunda, serta Laut Jawa bagian utara.

    Sementara sortie ketiga menyasar pesisir Serang, Selat Sunda, dan Laut Jawa bagian Utara dengan total durasi penerbangan mencapai 6 jam 15 menit.

    “OMC Jakarta dimulai sejak tanggal 11 Maret 2025 dan telah berhasil melakukan 18 sortie dengan total penggunaan bahan semai mencapai 14,4 ton dan waktu terbang kumulatif mencapai 38 jam,” katanya.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hasil analisis pada siang hingga dini hari, wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat.

    Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan terdapat peningkatan Indeks Surge yang mempengaruhi pembentukan awan secara signifikan di wilayah Jawa bagian Barat dari tanggal 17-18 Maret 2025.

    “Indeks Surge tercatat meningkat sebesar +6.1, meskipun belum mencapai tingkat signifikan. Akan tetapi, nilai CENS menunjukkan signifikansi pada tanggal hari ini dan esok hari, yang berpotensi memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Jawa Bagian Barat termasuk Jakarta,” katanya.

    Budi menjelaskan bahwa berdasarkan analisis dinamika atmosfer, terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di wilayah DKI Jakarta pada siang hingga dini hari.

    “Oleh karena itu, strategi OMC akan dilaksanakan dengan area penyemaian di wilayah barat hingga barat laut,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dampak Pergerakan Tanah di Cihampelas Meluas, Badan Geologi Diminta Selidiki

    Dampak Pergerakan Tanah di Cihampelas Meluas, Badan Geologi Diminta Selidiki

    JABAR EKSPRES – Dampak bencana alam pergeseran tanah di Kampung Cicapar dan Patrol RW 05 dan 06, Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terus meluas.

    Guna mengetahui penyebab pasti bencana alam tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat telah melayangkan surat permohonan peninjauan dari Badan Geologi.

    Langkah itu dilakukan untuk mengetahui penyebab bencana pergerakan tanah serta mengetahui tingkat keamanan pemukiman warga di lokasi tersebut.

    Berdasarkan Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bencana pergerakan tanah telah merusak 30 rumah milik warga. BPBD mengklasifikasi 30 rumah rusak terdiri dari 10 rusak ringan, 10 rumah rusak sedang, 10 rusak berat.

    Selain rumah, terdapat pula satu fasilitas pendidikan PAUD rusak diterjang bencana tanah bergerak.

    “Kami sudah surati BPBD dan Badan Geologi supaya turun dan cek kelayakan dan keamanan pemukiman warga di lokasi pergerakan tanah. Nanti mereka akan teliti struktur tanah dan penyebab pergerakan tanah,” kata Camat Cihampelas Agus Rudianto saat dihubungi, Senin (17/3/2025).

    BACA JUGA: Bandung Barat Dikepung Bencana Tahunan, Bupati Diminta Lebih Sigap

    Agus mengatakan, kajian Badan Geologi sangat diperlukan untuk jadi dasar pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah terkait keamanan pemukiman.

    Jika lokasi tersebut dinyatakan tidak aman, maka pemerintah daerah mesti menyiapkan lokasi untuk relokasi rumah.

    “Kalau ternyata hasil kajian di sana memang sudah gak layak, kita harus ambil kebijakan relokasi supaya menjamin keamanan masyarakat,” tambahnya.

    Berdasarkan keterangan warga setempat, kejadian pergerakan tanah di lokasi itu telah dilaporkan sejak tahun 2015.

    Agus menyampaikan, saat itu tingkat pergerakan tanah masih berskala lokal dengan dampak kerusakan bangunan masih kecil.

    “Memang sejak 2015 sudah dilaporkan pergerakan. Tapi kita gak tau waktu itu sempat ada dicek Badan Geologi dan ada rekomendasinya atau tidak. Yang jelas sekarang kembali membesar seiring cuaca hujan beberapa pekan terakhir,” jelas dia.

    Menurutnya, guna menjamin keamanan masyarakat, penghuni rumah dengan kerusakan berat diungsikan sementara ke rumah kerabat.

    BACA JUGA: Sungai Cimeta Meluap, Puluhan Rumah di Cipatat Bandung Barat Terendam Banjir

    Sedangkan bagi warga yang masih tinggal di rumah rusak dengan kategori ringan dan sedang diimbau tetap waspada apalagi saat hujan besar melanda.

  • Kondisi Parapat Diterjang Banjir Bandang, 50 Rumah Terdampak, Belum Ada Laporan Korban Jiwa – Halaman all

    Kondisi Parapat Diterjang Banjir Bandang, 50 Rumah Terdampak, Belum Ada Laporan Korban Jiwa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PARAPAT – Bagaimana kondisi terkini usai banjir bandang yang terjadi di Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Sumut?

    Diperkirakan banjir bandang pada Minggu (16/3/2025) ini berdampak pada 50 rumah warga sekitar dan belum dilaporkan ada korban jiwa.

    Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati menuturkan, banjir bandang terjadi akibat hujan deras selama 3 jam di Kota Parapat. 

    “Saat ini banjir sudah mulai surut dan sedang pembersihan  material lumpur. Ada sekitar dari hasil sementara, 50 rumah terdampak,” ujar Kabid Peralatan BPBD Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati, Minggu (16/3/2025) malam. 

    Banjir bandang tersebut disertai material lumpur dan bebatuan. 

    “Tidak begitu tinggi, tapi deras dan disertai material bebatuan,” 

    Hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan informasi soal adanya korban jiwa.

    “Informasi yang kami dapatkan karena curah hujan yang terlalu tinggi selama tiga jam. Lokasinya di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun,” terangnya. 

    Hujan mulai reda sekitar pukul 18.00 WIB dan banjir mulai surut. 

    “Pukul 18.00 WIB, sudah mulai surut. Hingga saat ini, tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.

    Banjir bandang yang terjadi di Kota Wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, tepat pada Minggu (16/3/2025) sore mengakibatkan sejumlah fasilitas layanan umum terganggu.

    Salah satunya adalah RSUD Parapat yang tepat berada di inti kota tersebut. 

    Derasnya air pun tak mampu dibendung oleh para Tenaga Kesehatan (Nakes) RSUD Parapat.

    Kebetulan bangunan RSUD Parapat sedikit lebih rendah dari badan jalan, sehingga air pun masuk dengan leluasa. 

    Untungnya tak ada situasi yang signifikan hingga membuat manajemen rumah sakit harus mengevakuasi pasien. 

    “Kondisi saat ini, RSUD Parapat masih menangani pasien dengan baik dan layanan rawat inap masih kondusif,” kata Edwin.

    Adapun para tenaga kesehatan dan manajemen RSUD Parapat saat ini sedang melakukan pembersihan, khususnya pada barang-barang yang mudah rusak seperti dokumen, surat menyurat, alat elektronik dan fasilitas listrik dan alat kesehatan. 

    Para pegawai tampak membersihkan koridor RSUD Parapat hingga mendekati malam hari untuk memastikan fasilitas layanan kesehatan tetap tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan.

    “Sejauh ini masih terkendali. Tidak terjadi hal-hal yang membuat kita terpaksa untuk mengevakuasi pasien,” kata Edwin.

    PARAPAT BANJIR BANDANG – Manajemen RSUD Parapat melakukan pembersihan usai rumah sakit plat merah di Kota Wisata itu dihantam banjir bandang pada Minggu (16/3/2025) (DOKUMEN DINKES SIMALUNGUN) (DOKUMEN DINKES SIMALUNGUN)

    Amatan sejumlah video amatir milik warganet, dilaporkan bahwa banjir bandang memasuki pertokoan Jalan Parapat.

    Derasnya air berwarna coklat itu membuat para pengendara khawatir untuk menerjang. 

    Lalu lintas di Kota Wisata Parapat pun berhenti sementara waktu sampai derasnya air benar-benar berkurang.

    Air bercampur lumpur datang dari sungai kecil yang berhulu di perbukitan, diduga sebagai penyebabnya. 

    Diketahui hujan deras memang sedang terjadi di wilayah Kabupaten Toba hingga ke sebagian Kabupaten Simalungun, termasuk Kota Wisata Parapat.

    Tak ayal, akibat banjir ini lalu lintas kendaraan sempat terhenti. 

    Pengendara yang datang dari arah Siantar menuju Parapat maupun sebaliknya terpaksa menghentikan laju kendaraan sampai air benar-benar berhenti.

    Lurah Parapat, Juniarli Sinaga yang dikonfirmasi reporter Tribun Medan mengatakan bahwa banyak rumah dan toko-toko warga yang dimasuki oleh banjir bermuatan material lumpur tersebut.

    “Kondisi saat ini, banyak rumah, lalu RSU Parapat, Polsek Parapat, Hotel, Pantai bebas Parapat, dan permukiman warga lingkungan I dan II Kelurahan Parapat yang terdampak banjir,” kata Juniarli.

    PARAPAT BANJIR BANDANG – Kota wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, berubah menjadi lautan lumpur setelah banjir bandang menerjang pada Minggu (16/3/2025). (TribunMedan/Arjuna Bakkara)

    Adapun penyebab banjir, kata Juniarli, lantaran meluapnya sungai kecil yang bersumber pada perbukitan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.

    Air kemudian mengalir hingga ke jalan protokol dan bermuara ke Danau Toba. 

    Kondisi saat ini, laju banjir telah berhenti.

    Masyarakat mulai membersihkan rumahnya dari material bercampur tanah tersebut.

    Air tak hanya masuk ke dalam rumah, melainkan pula merusak rumah toko yang ada di sepanjang Jalan Parapat.

    (cr3/tribun-medan.com)

     

     

  • 495 Rumah Warga Rusak Akibat Banjir dan Longsor di Padangsidimpuan

    495 Rumah Warga Rusak Akibat Banjir dan Longsor di Padangsidimpuan

    SUMUT – Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kota Padangsidimpuan memberi dampak serius. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara melaporkan setidaknya 495 rumah mengalami kerusakan akibat sapuan air yang meluap.

    Berdasarkan laporan yang diterima ANTARA di Medan, Ahad, ratusan rumah yang rusak akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Kamis, 13 Maret ini dikategori tingkat kerusakannya.

    Pusdalops PB Sumut mencatat rumah yang mengalami rusak berat akibat peristiwa naas tersebut sebanyak 164 unit atau lebih banyak dari rusak sedang yang tercatat 103 unit. Sementara kategori rusak ringan tercatat paling banyak paling banyak dibandingkan dua kategori tersebut atau mencapai 228 rumah.

    Selain itu banjir dan tanah longsor yang melanda enam kecamatan dan puluhan kelurahan maupun desa ini juga mengakibatkan satu sekolah rusak sedang dan rusak ringan serta rumah ibadah satu rusak sedang dan juga satu rusak ringan.

    Adapun enam kecamatan yang terlanda bencana tersebut yakni Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Batunadua, Padangsidimpuan Angkola Julu, Padangsidimpuan Tenggara, dan Hutaimbru.

    Sedangkan kelurahan atau desa yang terdampak yakni Kelurahan Sadabuan, Kelurahan Tobat, dan Kelurahan Kantin di Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Lalu Kelurahan Ujung Padang, Kelurahan Aek Tampang, Kelurahan Losung, Kelurahan Sitamiang Baru di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, kemudian Gang OtoaYana, Gang Salak Permai, Gang Tanggal, Gang Libers – Kawasan Hapinis Kelurahan Batunadua Julu di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.

    Selanjutnya Desa Rimba Shoping, Desa Sima Tohir di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, serta Desa Pulo Bauk dan Desa Huta Lombang di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

    Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan data tersebut merupakan data sementara yang masuk dari Pusdaslops PB Sumut.

    Yuyun sapaan akrabnya mengatakan BPBD setempat telah melakukan upaya penanganan yang melibatkan pemangku kebijakan terkait.

    “Pihak terkait telah melakukan penilaian awal kejadian bencana di lokasi bencana, melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak banjir dan melakukan operasi SAR terhadap korban yang hilang,” kata dia.

    Selain itu dia menambahkan pihak terkait juga melakukan pemenuhan kebutuhan dasar terhadap masyarakat terdampak bencana, melakukan perencanaan, penentuan rencana operasi, dan evaluasi penanganan darurat, serta mendirikan posko.

    Pihaknya juga melakukan pendampingan sistem komando penanganan darurat bencana dan keposkoan dan menurunkan sumber daya manusia di lokasi bencana.

    “Berdasarkan laporan, ketinggian air sudah menurun drastis di enam kecamatan dan masyarakat didukung oleh pemerintah daerah dan relawan melakukan pembersihan material akibat banjir,” ujarnya.

  • Ribuan Rumah di Kabupaten Bandung Terendam Banjir, Warga Dievakuasi

    Ribuan Rumah di Kabupaten Bandung Terendam Banjir, Warga Dievakuasi

    Liputan6.com, Bandung – Banjir menggenang sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Akibatnya, ribuan rumah terendam dan warga terdampak dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama mengatakan pihaknya telah menyerahkan bantuan dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem.

    Bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung itu, kata Uka, berupa perahu pinjam pakai dan kelengkapan peralatan evakuasi yang diberikan kepada 16 kecamatan rawan banjir.

    “Di mana saat ini, cuaca masih terus hujan. Apalagi berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG bahwa cuaca esktrem diperkirakan sampai bulan Mei 2025 masih ada turun hujan. Untuk itu, maka Pak Bupati Bandung menyerahkan bantuan perahu kepada 16 kecamatan,” katanya dalam keterangan tertulis pada Minggu (16/3/2025).

    Ada pun 16 kecamatan penerima bantuan tersebut di antaranya Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Cangkuang, Banjaran, Pameungpeuk, Margahayu, Katapang, dan kecamatan lainnya.

    “Dari masing-masing kecamatan yang menerima bantuan pinjam pakai perahu itu antara satu sampai tiga unit/kecamatan berdasarkan pada kondisi kerawanan dan luasan genangan banjir di setiap kecamatan. Juga berdasarkan pada jumlah desa atau kelurahan yang sering terendam banjir,” tandasnya.

    Uka menjelaskan, perahu tersebut nantinya akan digunakan untuk membantu mempercepat evakuasi warga terdampak banjir.

    “Dengan adanya pendistribusian perahu ini, supaya dalam penanganan atau evakuasi warga yang terdampak banjir lebih cepat. Selain itu, BPBD supaya tidak terlalu repot saat melakukan penanganan korban banjir, jika perahu sudah ada di lokasi kejadian. Jadi BPBD tidak harus bawa perahu dari Kantor BPBD karena sudah lebih awal didistribusikan ke lokasi rawan banjir,” ungkapnya.

  • Pemkab Mojokerto segera Perbaiki Jembatan Putus di Kutorejo Pakai Anggaran BTT

    Pemkab Mojokerto segera Perbaiki Jembatan Putus di Kutorejo Pakai Anggaran BTT

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni

    TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO – Pemkab Mojokerto gerak cepat dalam penanggulangan bencana, yang mengakibatkan jembatan di Dusun Sumberkembar, Desa Wonodadi, Kecamatan Kutorejo, Mojokerto, putus akibat diterjang luapan air sungai.

    Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra mengatakan, pihaknya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto akan secepatnya memperbaiki jembatan rusak tersebut.

    Apalagi, jembatan itu merupakan akses utama masyarakat dan menjadi jalan penghubung antara Dusun Wonokerto menuju Dusun Sumberkembar.

    “Kita pastikan akan segera membangun kembali, untuk pembangunan jembatan sementara,” ucap Gus Barra, sapaan Muhammad Al Barra saat meninjau lokasi jembatan putus di Kutorejo, Minggu (16/3/2025).

    Rencananya, perbaikan darurat  berupa jembatan sementara bakal menggunakan anggaran dari BTT Bencana (Belanja Tidak Terduga).

    Sedangkan, untuk alokasi besaran BTT Pemkab Mojokerto sudah diplot dalam APBD anggaran tahun 2025, sekitar Rp 14 miliar.

    “Nanti segera kita lakukan perbaikan jembatan dari anggaran BTT. Kita bangun secara permanen segera, ini tadi sudah dirapatkan dan ada titik temu agar direalisasikan secepatnya,” ungkap Gus Barra.

    Menurut Gus Barra, jembatan di Dusun Sumberkembar ambrol karena luapan aliran sungai ketika hujan lebat, pada Sabtu (15/3/2025) sekitar pukul 18.30 WIB.

    “Untuk kerusakan jembatan akibat tergerus aliran sungai, ketika hujan intensitas tinggi. Sehingga menggerus bibir sungai, yang membuat konstruksi jembatan ambrol,” pungkasnya.

    Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto, Yoie Afrida Soesetyo Djati, menambahkan, pihaknya mendampingi Bupati Mojokerto, Gus Barra dalam kegiatan peninjauan jembatan putus terdampak bencana banjir atau luapan sungai.

    “Ini tadi tindak lanjut dengan rapat koordinasi untuk rehabilitasi jembatan tersebut,” tandasnya.

  • Gunung Semeru Erupsi Setinggi 900 Meter

    Gunung Semeru Erupsi Setinggi 900 Meter

    Bisnis.com, JAKARTA – Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi dengan tinggi letusan mencapai 900 meter di atas puncak pada Minggu malam.

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 19.38 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, dilansir dari Antara.

    Dia mengatakan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 137 detik.

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status waspada Gunung Semeru, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

    Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

    “Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.

    Ia mengatakan masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

    Sebelumnya, Petugas Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Nur Cahyo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari PVMBG terkait aktivitas Gunung Semeru, serta tidak mudah percaya pada berita yang belum mendapatkan verifikasi secara benar.