Kementrian Lembaga: BPBD

  • Gemuruh Letusan Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki, Apa Upaya Mitigasi Bencana? – Page 3

    Gemuruh Letusan Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki, Apa Upaya Mitigasi Bencana? – Page 3

    Kepala PVMBG Hadi Wijaya saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (21/3/2025) mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah mitigasi sesuai prosedur. Langkah-langkah mitigasi yang sudah dilakukan antara lain, pemantauan intensif, yaitu dengan terus melakukan pemantauan visual dan instrumental secara real-time untuk mendeteksi perkembangan aktivitas vulkanik.

    “Langkah kedua, peningkatan status dan rekomendasi. Kami telah menetapkan zona bahaya dan mengimbau masyarakat yang bermukim di dalam radius tersebut untuk mengungsi sementara,” katanya.

    Langkah mitigasi lainnya adalah dengan berkoordinasi dengan BPBD dan Pemda. “Kami aktif berkoordinasi dengan pihak daerah untuk evakuasi, penyediaan pos pengungsian, serta logistik,: kata Hadi.

    Pihaknya juga tak lelah memberikan edukasi dan sosialisasi. Tim PVMBG, kata Hadi, bersama instansi terkait juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai potensi bahaya dan pentingnya mengikuti arahan resmi.

    “Memang masih ada sebagian warga yang enggan mengungsi karena alasan ekonomi, ternak, atau keterikatan pada lahan. Namun, pendekatan persuasif terus dilakukan oleh aparat desa, BPBD, dan relawan, dengan dukungan data-data ilmiah dari kami,” ungkap Hadi.

    Terkait jalur mitigasi erupsi Gunung Lewotobi, pihak PVMBG juga telah lama menyiapka jalur evakuasi berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB). Jalur ini disesuaikan dengan kondisi medan dan arah potensi bahaya letusan, seperti aliran lava, awan panas, atau guguran material.

    Jika sewaktu-waktu Gunung Lewotobi erupsi besar, langkah-langkah mitigasi yang diambil untuk mengurangi risiko jatuhnya banyak korban jiwa, pihak PVMBG melakukan beberapa cara, antara lain langsung memberikan pesan radio HT ke relawan dan aparat desa yang sudah dilatih. 

    “Cara lainnya adalah dengan share grup WhatsApp atau SMS broadcast untuk menyampaikan informasi secara cepat,” katanya.

    Pihaknhya juga tak putus terus berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah untuk penyebaran info melalui mobil keliling atau masjid.

    “Kami juga rutin lakukan sosialisasi dan simulasi agar warga tahu apa yang harus dilakukan saat erupsi terjadi,” katanya.

    Sementara Pakar Mitigasi Bencana dari UPN Veteran Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno, menekankan bahwa penanggulangan bencana di kawasan ini harus dilakukan secara menyeluruh dan berbasis data terbaru.

    Menurut Eko, erupsi pertama Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat pada 4 November 2004, dengan letusan besar mencapai radius 9 kilometer dan maksimal 10 kilometer pada 9 November.

    “Namun, sebenarnya aktivitas vulkanik sudah terjadi lebih awal dalam skala kecil,” ujar Eko kepada Liputan6.com.

    Erupsi terbaru menunjukkan perubahan pola dengan lontaran material hingga 4,5 kilometer yang berdampak pada peningkatan jumlah korban dan kerugian aset.

    Eko menyoroti bahwa dalam erupsi ini, 9 orang meninggal dan sekitar 13.000 warga mengungsi, baik ke pos pengungsian maupun secara mandiri. “Ada pergeseran arah erupsi yang menyebabkan beberapa wilayah yang sebelumnya aman kini terkena dampak langsung,” jelasnya.

    Salah satu langkah penting dalam mitigasi bencana, menurut Eko, adalah memperbarui Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB).

    “Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) saat ini sedang menyiapkan pembaruan peta KRB yang menjadi acuan utama bagi warga dalam menentukan apakah mereka bisa kembali ke rumah atau harus direlokasi,” katanya.

    Ia juga menekankan perlunya analisis lebih lanjut terkait risiko jatuhan material vulkanik. “Wilayah seperti Hokeng, yang sebelumnya relatif aman, kini mengalami kerusakan akibat pasir, kerikil, dan batuan besar yang terlontar hingga radius 5 kilometer,” tambahnya.

    Dalam menghadapi ancaman bencana, Eko menyarankan agar keputusan relokasi warga didasarkan pada analisis yang matang. “Tidak semua warga harus pindah. Perlu dipetakan daerah mana yang tetap bisa dihuni dengan adaptasi konstruksi, dan mana yang memang harus ditinggalkan demi keselamatan,” ungkapnya.

    Selain itu, ia menyoroti pentingnya sistem evakuasi yang jelas bagi warga. “Pemerintah harus memastikan ada rencana evakuasi yang efektif, termasuk jalur evakuasi yang aman serta tempat perlindungan sementara yang memadai,” kata Eko.

    Eko juga menegaskan bahwa mitigasi bencana tidak hanya berhenti pada tahap darurat, tetapi juga harus menjadi bagian dari perencanaan tata ruang jangka panjang. “Hunian tetap bagi warga terdampak harus mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, dan ekologi. Tidak hanya sekadar aman, tetapi juga memungkinkan warga untuk tetap menjalankan kehidupan sehari-hari dengan layak,” ujarnya.

    Sebagai solusi, ia merekomendasikan konsep dua tempat tinggal bagi warga di kawasan rawan bencana. “Ketika status gunung normal atau waspada, mereka bisa tinggal di lokasi yang dekat dengan sumber mata pencaharian mereka. Namun, saat siaga atau awas, mereka harus memiliki tempat tinggal aman untuk mengungsi dalam jangka panjang,” jelasnya.

  • Tips Jaga Keamanan Rumah dan Barang Sebelum Mudik
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        21 Maret 2025

    Tips Jaga Keamanan Rumah dan Barang Sebelum Mudik Surabaya 21 Maret 2025

    Tips Jaga Keamanan Rumah dan Barang Sebelum Mudik
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengeluarkan imbauan bagi warga untuk memperhatikan keamanan barang dan rumah mereka sebelum memutuskan untuk
    mudik
    atau pulang ke kampung halaman.
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya,
    Agus Hebi Djuniantoro
    , menekankan pentingnya memarkir kendaraan dengan aman untuk menghindari tindak pidana pencurian.
    “Kendaraan itu parkirnya jangan di teras atau tepi jalan, pastikan sudah terkunci ganda dan juga alarm. Selain itu, juga nyalakan lampu teras,” ungkap Hebi saat dihubungi pada Jumat (21/3/2025).
    Hebi juga mengingatkan warga yang memiliki hewan peliharaan agar tidak meninggalkan hewan tersebut sendirian di rumah.
    Selain itu, ia menekankan pentingnya memastikan kran air sudah dalam keadaan mati sebelum bepergian.
    Lebih lanjut, Hebi mengingatkan agar warga memeriksa kondisi tabung LPG di dapur. Ia khawatir gas tersebut bocor ketika pemilik rumah sedang mudik.
    “Matikan kompor, regulatornya diambil jangan sampai menancap di kompor. Selain itu, juga jangan lupa mencabut penahan listrik atau peralatan elektronik lainnya yang tidak digunakan,” ujarnya.
    Pemkot Surabaya
    juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan anggota TNI untuk melakukan pengawasan keamanan di wilayah Kota Pahlawan.
    Selain itu, Pemkot bersama jajarannya berencana untuk memetakan rumah-rumah yang ditinggalkan mudik.
    Mereka akan terus memantau kondisi rumah selama libur Lebaran berlangsung.
    “RT/RW juga harus mengetahui (rumah kosong). Nanti bisa memetakan mana saja yang kosong, maka dari itu kami akan melakukan koordinasi juga dengan TNI/Polri,” tutup Hebi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Modifikasi Cuaca Berhasil Turunkan Curah Hujan Hingga 40 Persen

    Modifikasi Cuaca Berhasil Turunkan Curah Hujan Hingga 40 Persen

    JABAR EKSPRES — Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan selama 10 hari berhasil menurunkan curah hujan secara signifikan.

    Dari kurun waktu 11 – 20 Maret, Tim Gabungan yang terdiri dari BMKG, BPBD, TNI AU telah menyemai 100 ton garam khusus menggunakan tiga pesawat dari Lanud Husein Sastranegara.

    Pesawat telah melakukan 111 misi (_sortie_) dengan total jam terbang selama 198 jam 43 menit.

    Menurut Plt Kepala Pelaksana BPBD Jabar Anne Hermadiane Adnan, selama pelaksanaan OMC curah hujan dalam kategori lebat – sangat lebat – ekstrem menurun signifikan 47 persen – 96 persen, jika dibandingkan periode sebelum OMC.

    Berdasarkan perbandingan terhadap prakiraan hujan harian, maka terindikasi bahwa curah hujan aktual selama OMC berlangsung di menurun 40 persen.

    Prakiraan curah hujan di dasarian III Maret 2025 untuk wilayah Jawa Barat cenderung berada dalam kategori menengah – tinggi atau dalam rentang 50 — 300 mm/10 hari.

    Sebagian area yang masih berada dalam prakiraan curah hujan tinggi ada di sebagian timur seperti Majalengka, Sumedang, Kuningan dan sebagian Kabupaten Cirebon. Kondisi tersebut menurun dibandingkan kondisi selama dasarian I dan II Maret 2025.

    Anne mengingatkan, OMC merupakan solusi jangka pendek. “Tapi reliable dalam konteks penanggulangan bencana hidrometeorologi,” pungkasnya.

  • Viral Keranda Jenazah di Ponorogo Diseberangkan Pakai Bambu Akibat Jembatan Ambrol Diterjang Banjir – Halaman all

    Viral Keranda Jenazah di Ponorogo Diseberangkan Pakai Bambu Akibat Jembatan Ambrol Diterjang Banjir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan keranda jenazah diseberangkan warga di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menjadi viral di media sosial.

    Tampak warga bergotong royong mengerek keranda itu dengan menunggakan bambu untuk menuju lokasi pemakaman. 

    Hal ini terpaksa dilakukan warga lantaran jembatan utama di wilayah tersebut ambrol akibat banjir yang menerjang pada Senin (17/3/2025) lalu.

    Alhasil, tak ada jalan lain sehingga warga nekat memindahkan keranda jenazah dengan cara mengerek untuk dapat melewati sungai.

    Video itu kemudian menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @infoponorogo pada Kamis (20/3/2025).

    Diketahui, peristiwa itu terjadi di Dusun Sumberejo RT 6, Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo.

    Hal ini diungkapkan oleh Ketua RT 6 Dusun Sumberejo, Paniran.

    “Kejadiannya dua hari lalu yang pemindahan keranda itu. Hari Rabu, 19 Maret 2025,” ungkapnya, Jumat (21/3/2025).

    Paniran menjelaskan, jenazah bernama Saitun (70) itu merupakan warga yang terisolir dari dampak ambrolnya Jembatan Tugu di Dusun Sumberejo, Desa Munggu.

    Lebih lanjut, posisi rumah duka dan tempat pemakaman memang seharusnya melewati jembatan tersebut.

    “Jembatannya kan ambrol pada Senin, 17 Maret 2025 lalu. Sedangkan posisi rumah almarhum ke pemakaman harus melewati lokasi itu,” urainya.

    Warga pengiring jenazah pun terpaksa harus menandu keranda melewati sungai untuk menuju makam setempat.

    Karena bibir sungai cukup tinggi, warga pun berinisiatif mengerek keranda itu dengan tali dengan alas dua batang bambu.

    “Tidak ada jalan lain. Karena lewat pinggir sungai juga tidak bisa, hanya pakai bambu ini,” terang Paniran kepada wartawan.

    Mengutip Kompas.com, pihak Pemkab Ponorogo akan segera membangun jembatan itu.

    Sebab, jembatan itu merupakan akses penting bagi mobilitas warga di Desa Munggu.

    Hal itu diungkapkan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetya.

    “Ada jalan lain, tapi melingkar lebih jauh sehingga butuh waktu lebih lama. Akhirnya warga tandu jenazah dengan menyeberangi sungai,” katanya.

    Pemerintah, ungkap Agung, akan membangun jembatan baru setelah Lebaran. 

    Untuk sementara, sejumlah personel BPBD Kabupaten Ponorogo membangun jembatan sesek agar warga bisa menyebrangi sungai. 

    “Jembatan dari bambu itu untuk sementara. Pembangunan jembatan akan dilakukan setelah hari raya Lebaran,” pungkasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Viral, Warga Ponorogo Seberangkan Keranda Jenazah Pakai Bambu, Darurat karena Jembatan Ambrol.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, SuryaMalang.com/Pramita Kusumaningrum, Kompas.com/Sukoco)

  • Erupsi Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki: Warga Flores Timur Waspadai Ancaman Banjir Lahar dan Hujan Batu – Page 3

    Erupsi Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki: Warga Flores Timur Waspadai Ancaman Banjir Lahar dan Hujan Batu – Page 3

    Puncak aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada Kamis, 20 Maret 2025, sekitar pukul 22.00 WITA. Sebuah ledakan besar mengguncang gunung tersebut, menyebabkan warga di beberapa desa, termasuk Lewotobi, Lewo Awang, dan Riang Rita, berhamburan menyelamatkan diri. 

    Kadib Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Manggota Hallan, membenarkan kejadian tersebut. “Kami tetap siaga,” katanya.

    Ledakan besar tersebut diikuti oleh hujan batu dan kerikil yang melanda desa-desa di sekitar gunung. Menurut kesaksian warga bernama Asis Muda, ledakan tersebut langsung disusul material kerikil dan pasir. Bahkan listrik padam di wilayah tersebut saat warga berusaha menyelamatkan diri. Tidak lama kemudian, hujan lumpur menambah kepanikan warga yang berupaya menyelamatkan diri.

    Situasi ini semakin memprihatinkan karena status Gunung Lewotobi Laki-laki telah dinaikkan menjadi Level IV (Awas). Hal ini menunjukkan tingkat bahaya yang sangat tinggi, sehingga evakuasi dan langkah-langkah antisipasi lainnya menjadi sangat penting untuk keselamatan warga.

    BPBD Flores Timur terus memantau situasi dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan petugas, dan selalu waspada terhadap perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.

  • BPBD DIY Imbau Pemudik Waspada Cuaca Ekstrem Saat Lebaran 2025

    BPBD DIY Imbau Pemudik Waspada Cuaca Ekstrem Saat Lebaran 2025

    Yohyalarta, Beritasatu.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau pemudik dan wisatawan yang melewati Yogyakarta saat Lebaran 2025 agar waspada terhadap cuaca ekstrem. Potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, pohon tumbang, petir, dan angin kencang, masih tinggi selama masa libur Lebaran.

    Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmat, menyebutkan periode libur Lebaran akhir Maret hingga awal April masih berada dalam puncak musim penghujan.

    “Kami mengingatkan pemudik dan wisatawan untuk berhati-hati, terutama di jalur rawan bencana seperti daerah perbukitan dan sungai,” ujarnya, Kamis (20/3/2025).

    Sejumlah kejadian akibat cuaca ekstrem telah terjadi di Yogyakarta. Salah satunya, longsor di tebing ruas jalan Clongop, Gedangsari, Gunungkidul, pada 17 Maret 2025, yang menutup total akses jalan antara Kabupaten Klaten dan Gunungkidul. Selain itu, pada 11 Maret 2025, hujan es disertai angin kencang melanda tiga kabupaten/kota di DIY, menyebabkan ratusan pohon tumbang dan belasan rumah rusak.

    BPBD DIY mencatat, kejadian longsor paling sering terjadi di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo, serta beberapa titik di Bantul dan Sleman. Jalur rawan longsor umumnya berada di daerah perbukitan dengan tanah labil yang minim vegetasi penahan serta belum dilengkapi sistem pengamanan longsor.

    Berdasarkan kajian BPBD DIY dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, seluruh kabupaten/kota di DIY masih dalam status Siaga Darurat Hidrometeorologi selama masa libur Lebaran 2025. Status ini kemungkinan diperpanjang hingga 8 April 2025 karena potensi cuaca ekstrem akibat bibit siklon di Samudera Hindia, selatan Yogyakarta.

    “Pemudik dan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan. Potensi cuaca ekstrem masih tinggi, terutama di jalur-jalur rawan bencana,” tambah Noviar Rahmat.

    Untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, sejumlah daerah di DIY telah melakukan mitigasi lebih terstruktur. Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta, misalnya, telah mendirikan posko siaga bencana hidrometeorologi hingga tingkat kalurahan atau desa.

    Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menegaskan kesiapan sarana dan prasarana tanggap bencana harus terus ditingkatkan.

    “Yogyakarta menghadapi tiga situasi darurat selama libur Lebaran ini, yaitu bencana hidrometeorologi, aktivitas erupsi Gunung Merapi yang masih berstatus Siaga (Level III), serta potensi kecelakaan dan kemacetan lalu lintas,” ujarnya.

    Sementara itu, Subdirektorat Keamanan dan Keselamatan (Subditkamsel) Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda DIY memastikan akan menerapkan Operasi Ketupat Progo 2025 selama 17 hari, mulai 23 Maret hingga 8 April, guna memastikan kelancaran arus mudik dan balik.

    BPBD DIY mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca ekstrem dan lalu lintas, serta mengikuti arahan petugas di lapangan demi keselamatan bersama.

  • Kapal PT Timah Tenggelam di Perairan Toboali, 2 ABK Berhasil Selamat

    Kapal PT Timah Tenggelam di Perairan Toboali, 2 ABK Berhasil Selamat

    Bangka Selatan, Beritasatu.com – Kapal KCP Baracuda milik PT Timah yang mengangkut dua anak buah kapal (ABK) tenggelam di Perairan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Belitung, pada Kamis (20/3/2025) dini hari. Insiden ini diduga terjadi akibat kapal dihantam ombak besar.

    Dua ABK, yakni Bagus (27) dan Rivansyah (19), berhasil diselamatkan setelah beberapa jam terombang-ambing di tengah laut.

    Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, I Made Oka Astawa, mengatakan laporan tenggelamnya kapal milik PT Timah diterima oleh Unit Siaga SAR Toboali pada Kamis (20/3/2025) pagi.

    “Kami menerima informasi terkait kapal KCP Baracuda yang tenggelam di Perairan Toboali. Selanjutnya, kami mengirimkan tim rescue untuk mengevakuasi para korban yang diketahui berjumlah dua orang,” ujar I Made Oka Astawa, Kamis (20/3/2025).

    Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Rescuer USS Toboali, TNI AL, BPBD Bangka Selatan, serta rekan korban, segera menuju lokasi kejadian menggunakan Kapal Speed Lidah milik TNI AL untuk mengevakuasi para ABK.

    “Tepat pukul 06.35 WIB, Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi kedua korban dalam kondisi selamat. Selanjutnya, mereka dibawa ke RSUD Bangka Selatan untuk pemeriksaan medis,” jelasnya.

    Sebelumnya, pada Rabu (19/3/2025) pukul 23.30 WIB, dua ABK memindahkan kapal ke tengah perairan karena kondisi ombak besar dan angin kencang di sekitar pantai tempat kapal berlabuh.

    Namun, saat pemindahan berlangsung, air mulai masuk ke ruang kapal melalui buritan. Ilham, rekan korban yang berada di darat, menyadari tidak adanya komunikasi dari para ABK pada pukul 03.00 WIB. Ia kemudian mencoba menghubungi mereka dan mengetahui kapal milik PT Timah itu mulai tenggelam serta membutuhkan bantuan evakuasi.

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Jumat 21 Maret 2025: Hujan Turun di Beberapa Wilayah Siang Ini – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Jumat 21 Maret 2025: Hujan Turun di Beberapa Wilayah Siang Ini – Page 3

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan bahwa modifikasi cuaca yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta fokus pada ancaman hujan ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi.

    “OMC hanya dilaksanakan pada kondisi atmosfer yang diprakirakan akan mengakibatkan bencana, sehingga tidak semua awan hujan akan dilakukan penyemaian,” kata Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta yang juga juru bicara Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) 2025 Michael Sitanggang di Jakarta, Jumat (14/3/2025), seperti dilansir dari Antara.

    Menurut dia, langkah-langkah mitigasi yang dilakukan termasuk penyemaian awan menggunakan zat higroskopis untuk mempercepat presipitasi di lokasi yang lebih aman.

    Ia mengatakan, bahan semai yang digunakan pada misi operasi hari ke empat ini yakni NaCl sebanyak 1,6 ton pada dua kali sorti dengan total jam terbang selama 4 jam 20 menit.

    “Area semai pada sorti pertama di wilayah Pesisir Ujung Kulon, Perairan Selatan Banten dan Selat Sunda, sedangkan pada sorti kedua di wilayah Selat Sunda dan sekitar Ujung Kulon,” ujarnya.

    Pelaksanaan OMC hingga hari keempat ini sudah terlaksana 9 sorti dengan menggunakan 7,2 ton bahan semai NaCl food grade dengan total jam terbang selama 20 jam 10 menit.

    Michael pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

    “Berdasarkan data yang diterima selama 4 hari ke depan potensi hujan semakin meningkat. Kami meminta masyarakat untuk tetap siaga dan waspada menghadapi potensi perubahan cuaca Jakarta yang perubahannya sangat dinamis,” kata dia.

  • Kemenhut Libatkan TNI Antisipasi Kemunculan Titik Api Berujung Karhutla saat Kemarau – Halaman all

    Kemenhut Libatkan TNI Antisipasi Kemunculan Titik Api Berujung Karhutla saat Kemarau – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersiap mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau, dengan menggelar apel siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Daops Manggala Agni, Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Kamis (20/3/2025).

    Berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau diprediksi berlangsung mulai April, Mei, Juni dan puncaknya Agustus.

    Kalimantan Tengah jadi salah satu wilayah rawan hotspot api bersama dengan Gorontalo, NTT, Sumatera Selatan, Jambi, Lambung, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sumatera barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Papua Selatan.

    Dalam operasi kesiapsiagaan karhutla, Kemenhut turut menggandeng sejumlah instansi lain, termasuk TNI/Polri, polisi hutan, relawan, dan BPBD setempat.

    “Kolaborasi TNI/Polri punya pasukan sampai ke desa, ke pelosok, nah kerjasama ini yang membuat kita percaya diri karhutla ini bisa berkurang dari tahun lalu,” kata Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni saat apel kesiapsiagaan.

    “Intinya kita mencoba mengantisipasi, lebih baik mencegah dari pada mengobati,” lanjutnya.

    Raja Antoni menerangkan, ada sejumlah hal yang harus disiapkan untuk pencegahan karhutla. Satu diantaranya mengecek ketersediaan air. 

    Modifikasi cuaca akan dilakukan saat masa transisi musim hujan ke musim kemarau. Gambut yang masih basah diharapkan dapat mencegah potensi kebakaran meluas.

    Selain itu, selagi masih musim penghujan, Raja Antoni meminta jajaran di daerah untuk memenuhi air di sumur-sumur, kolam, dan embung danau. Ini bertujuan sebagai sumber air untuk menanggulangi kejadian karhutla.

    “Mumpung masih hujan, penuhi sumur-sumur, kolam-kolam, embung danau yang ada untuk menjadi sumber air nanti, meskipun kita punya teknologi secanggih apapun, kalau airnya nggak ada kan nggak bisa, sekat kanal itu menjadi penting,” jelasnya.

    “Patroli secara rutin perlu dilakukan, modifikasi cuaca juga kemaren diputuskan tidak pada musim panas tapi di transisi, ketika gambutnya masih basah, ditambah airnya lagi supaya nanti potensi kebakarannya tidak besar,” kata dia.

    Adapun berdasarkan data karhutla dari tahun ke tahun, kejadian kebakaran lahan dan hutan alami penurunan. 

    Raja Antoni menyebut pada tahun 2019, kebakaran hutan menyentuh 1,6 juta hektare. Namun 4 tahun berselang, karhutla turun menjadi 1,1 juta hektare.

    “Laju karhutla itu masih bisa kita kontrol dan turun terus menerus, dibandingkan 2019. Itu kita kebakaran 1,6 juta hektar, 4 tahun kemudian dengan kerja keras dan kolaborasi kita bisa mengurangi jadi 1,1 juta,” pungkasnya.

  • Seberangi Sungai yang Meluap, Pemuda 20 Tahun Hilang Terseret Arus di Halmahera Utara
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Maret 2025

    Seberangi Sungai yang Meluap, Pemuda 20 Tahun Hilang Terseret Arus di Halmahera Utara Regional 20 Maret 2025

    Seberangi Sungai yang Meluap, Pemuda 20 Tahun Hilang Terseret Arus di Halmahera Utara
    Tim Redaksi
    HALMAHERA UTARA, KOMPAS.com –
    Seorang pria berusia 20 tahun, bernama Valentino, warga Desa Popon, Kecamatan Kao, Kabupaten
    Halmahera Utara
    , Maluku Utara, dilaporkan hilang dan hingga Kamis (20/3/2025) malam masih dalam
    pencarian

    tim SAR
    .
    Valentino dilaporkan hilang saat menyeberangi sungai di desa setempat. Dia diduga terseret arus sungai saat hujan, dan air meluap.
    Kepala Kantor
    Pencarian
    dan Pertolongan (Basarnas) Ternate membenarkan hilangnya pemuda Desa Popon ini.
    Setelah mendapatkan laporan dari kepala desa setempat, Basarnas menerjunkan tim Rescue Pos SAR Tobelo ke lokasi kejadian.
    Menurut Iwan, sebelum dilaporkan hilang, usai menyeberangi sungai hingga korban terseret arus, masyarakat telah melakukan pencarian, namun tidak membuahkan hasil.
    “Ada dua warga Desa Popon mencoba menyeberangi sungai pada Kamis (20/3/2025) sekitar pukul 14.00 WIT. Hujan lebat menyebabkan sungai meluap, satu warga terseret arus sungai. Upaya pencarian warga sudah dilakukan, namun hasilnya nihil,” ungkap Iwan.
    Lanjut Iwan, sekitar satu jam kemudian tim SAR gabungan tiba di lokasi. Setelah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat dan pihak keluarga, pencarian dilanjutkan di malam hari.
    Turut dibantu unsur SAR lainnya dari BPBD Halmahera Utara, TNI/Polri, masyarakat setempat, dan pihak keluarga. Hanya saja, upaya ini juga belum membuahkan hasil.
    Sehingga pencarian akan dilanjutkan pada Jumat (21/3/2025) pagi. “Tim gabungan akan melanjutkan pencarian pada esok hari, Jumat 21 Maret 2025, pukul 07.00 WIT,” sebut dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.