Kementrian Lembaga: BPBD

  • Kabut Tebal hingga Risiko Bencana Mengintai Jalur Mudik Puncak
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        26 Maret 2025

    Kabut Tebal hingga Risiko Bencana Mengintai Jalur Mudik Puncak Bandung 26 Maret 2025

    Kabut Tebal hingga Risiko Bencana Mengintai Jalur Mudik Puncak
    Tim Redaksi
    CIANJUR, KOMPAS.com
    – Pemudik yang melintasi jalur Puncak, Cianjur, Jawa Barat, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Selain medan jalan yang berkelok dengan turunan dan tikungan tajam, jalur ini juga memiliki sejumlah titik rawan longsor serta pohon tumbang.
    “Melintasi jalur Cianjur membutuhkan konsentrasi penuh dalam berkendara karena terdapat turunan tajam, curam, dan tikungan tajam,” ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cianjur, AKP Hardian Ardianto, di Mako Polres Cianjur, Selasa (25/3/2025).
    Hardian menambahkan, kondisi cuaca di kawasan Puncak juga perlu diantisipasi, terutama saat hujan atau angin kencang.
    “Kadang jalur ini diselimuti kabut tebal yang dapat menghalangi jarak pandang,” kata Hardian.
    Ia mengimbau pemudik untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas, menjaga kecepatan kendaraan, dan mengikuti arahan petugas di lapangan.
    “Pastikan juga kendaraan dalam kondisi prima agar perjalanan mudik berjalan aman dan nyaman bagi keluarga,” tambahnya.
    Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Asep Kusmana Wijaya, menyebut curah hujan yang masih tinggi meningkatkan risiko longsor di beberapa titik.
    “Ada beberapa titik rawan longsor dan pohon tumbang di jalur Puncak, seperti di kawasan Ciloto, Lembah Koi, Cibeureum, dan Cugenang,” kata Asep.
    Ia mengingatkan pengendara untuk tidak memaksakan perjalanan saat cuaca buruk.
    “Jika terjadi hujan lebat, sebaiknya pengendara menepi dan beristirahat di tempat yang aman, tetapi jangan di bawah pohon atau di sisi tebing,” imbaunya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ulasan Badan Geologi soal Gerakan Tanah Rayapan dan Tanah Longsor di Kampung Sekarwangi Garut

    Ulasan Badan Geologi soal Gerakan Tanah Rayapan dan Tanah Longsor di Kampung Sekarwangi Garut

    Liputan6.com, Bandung – Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan warga di empat lokasi Kampung Sekarwangi, Desa Sekarwangi, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada tanggal 24 Februari 2025 sekitar pukul 22.06 WIB terjadi berbagai jenis gerakan tanah dan masih berlangsung sampai sekarang harus meningkatkan kewaspadaannya.

    Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, lokasi gerakan tanah rayapan terjadi di perkebunan campuran milik warga dan jalan desa, pemukiman warga Kampung Sekarwangi RT 02 RW 09, pemukiman warga Kampung Sekarwangi RT 01 RW 09, dan tanah longsor di saluran irigasi sepanjang 245 meter.

    “Masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di lokasi bencana agar meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat hujan,” ujar Wafid dalam keterangannya ditulis, Bandung, Jumat (21/3/2025).

    Wafid mengatakan berdasarkan pengamatan di lokasi bencana yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, batuan dasar berupa breksi tufan dengan warna segar abu-abu terang dan warna lapuk coklat terang.

    Tebal tanah lapukan berkisar antara 0,8-2 m berupa pasir lempungan berwarna coklat tua berukuran sangat halus.

    “Batuan tersebut dapat disebandingkan dengan Satuan Gunungapi Tua (Qtvb) pada Peta Geologi Lembar Tasikmalaya, Jawa Barat (T. Budhitrisna, 1986) yang terdiri dari Breksi gunungapi , lahar dan tufa bersusunan andesit sampai basal dari Gunung Cakrabuana,” terang Wafid.

    Wafid menuturkan berdasarkan peta prakiraan wilayah terjadinya gerakan tanah pada Bulan Februari 2025 di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, lokasi bencana termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah menengah artinya daerah yang berpotensi menengah untuk terjadinya gerakan tanah.

    Pada daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan Lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

    “Dampak gerakan tanah di lokasi pertama gorong-gorong rusak. Munculnya mata air baru pada saluran drainase di samping jalan. Munculnya retakan pada jalan desa dan munculnya retakan pada area perkebunan milik warga,” terang Wafid.

    Pada lokasi kedua kerusakan meliputi tiga rumah rusak, munculnya retakan pada jalan serta munculnya mata air baru.

    Di lokasi ketiga dan keempat masing-masing terdapat lima rumah rusak, munculnya retakan pada jalan dan saluran irigasi rusak.

    “Segera melakukan perbaikan pada rumah yang mengalami kerusakan namun masyarakat harus melakukan pemantauan menerus terhadap perkembangan retakan dan nendatan,” imbau Wafid.

    Wafid mengingatkan jika terjadi pekembangan yang menerus pada retakan yang telah ada dan muncul rembesan air baru atau hilangnya mata air lama atau ada perubahan mata air dari bening menjadi keruh agar segera mengungsi dan melaporkan ke pemerintah daerah setempat.

    Jika retakan berkembang dan meluas ke arah pemukiman, maka pemukiman yang rusak dan terancam sebaiknya direlokasi ke tempat yang lebih aman.

    “Diperlukan pengendalian air permukaan (surface drainage) yang kedap air dengan cara perencanaan tata saluran permukaan, pengendalian air rembesan (sub surface drainage) serta pengaliran parit pencegat yang diarahkan langsung ke sungai utama,” ungkap Wafid. Wafid mengatakan menutup retakan dengan tanah liat dan dipadatkan untuk memperlambat masuknya air kedalam tanah. Aktivitas ini agar dilakukan dengan selalu memperhatikan kondisi cuaca dan faktor keselamatan.

    Wafid menegaskan gerakan tanah pada lokasi ini berupa rayapan, sehingga rumah yang cocok untuk daerah ini adalah rumah dengan kontruksi ringan atau rumah panggung.

    “Selain itu memperkuat lereng dengan cara membuat terasering pada tebing yang curam untuk menstabilkan lereng,” sebut Wafid.

    Wafid menyarankan menanami lereng dengan tanaman berakar kuat dan dalam yang mampu mengikat tanah.

    Sedangkan pembangunan kolam air dapat menyebabkan penjenuhan dan pembebanan pada lereng dan memicu gerakan tanah.

    “Kolam sebaiknya dikeringkan, jika kolam atau tampungan air dipertahankan maka sebaiknya dimensi atau ukurannya diperkecil dan dibuat kedap air (ditembok/semen) bagian dinding dan dasarnya,” terang Wafid.

    Pengaturan lahan pesawahan pada bagian selatan area pemukiman disarankan dengan diselang seling oleh tanaman palawija untuk mengurangi tingkat kejenuhan tanah atau ditanami pohon yang kuat berakar dalam untuk menahan lereng.

    Tak kalah penting sebut Wafid, yakni meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah.

    Serta masyarakat diimbau agar selalu mengikuti arahan dari aparat pemerintah setempat dan BPBD.

     

    Warga Bandel Tak Kenakan Masker di Banyumas Ditilang

  • Waspada, Ada Potensi Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Banten

    Waspada, Ada Potensi Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Banten

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gelombang tinggi mencapai 4 meter berpotensi terjadi di wilayah peraian selatan Lebak dan Selat Sunda barat Pandegalang, serta perairan selatan Pandeglang, Banten, sepanjang hari ini, Selasa (25/3/2025).

    BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kelas 1 Serang dalam laporannya menyebutkan, prakiraan potensi tinggi gelombang laut Banten sepanjang hari ini berkisar antara 2,5 – 4,0 meter.

    Tiupan angin dari arah barat hingga utara dengan kecepatan 05 – 35 km/jam dan suhu 23 – 32 derajat Celsius dengan tingkat kelembapan udara 65–95 persen.

    Dengan demikian para pelaku pelayaran, kata dia, seperti perahu nelayan, feri, hingga kapal tongkang yang melintasi perairan selatan Lebak, Selat Sunda barat Pandeglang, serta perairan selatan Pandeglang, agar waspada tinggi gelombang hingga empat meter.

    Begitu juga wisatawan dilarang berenang di sekitar pantai pesisir selatan Lebak, karena khawatir menimbulkan kecelakaan laut.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengingatkan waspada gelombang tinggi tersebut agar tidak menimbulkan kecelakaan laut.

    “Begitu juga nelayan perahu kecil sebaiknya tidak melaut dulu, menyusul tinggi gelombang 4,0 meter,” katanya.

    “Sebaiknya pelaku pelayaran meningkatkan kewaspadaan juga, wisatawan dilarang berenang sekitar pantai guna mencegah kecelakaan laut,” katanya.

    Sementara itu perahu nelayan tradisional di perairan selatan Lebak kebanyakan disandarkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menyusul tinggi gelombang mencapai 4 meter.

    “Kami lebih baik tidak melaut karena tinggi gelombang 4 meter juga tiupan angin cukup kencang disertai hujan,” kata Dudung, seorang nelayan TPI Tanjung Panto Kabupaten Lebak.

     

  • Potensi Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut hingga Lebaran, PLN Siapkan Langkah Antisipatif

    Potensi Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut hingga Lebaran, PLN Siapkan Langkah Antisipatif

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi diprediksi masih akan terus berlanjut hingga periode mudik Lebaran 2025. Menyusul hal tersebut, PLN telah melakukan serangkaian langkah antisipatif guna memastikan keandalan suplai listrik untuk seluruh pelanggan dapat terus terjaga.

    Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto menyampaikan, pihaknya telah melakukan tindakan preventif melalui pengecekan menyeluruh mulai dari pasokan pembangkit, jaringan transmisi hingga jaringan distribusi. PLN juga menyiapkan sistem backup berlapis khususnya di lokasi-lokasi vital yang menjadi pusat kegiatan masyarakat dan lokasi VVIP seperti kantor-kantor pemerintahan dan pelayanan publik lainnya. PLN pun telah menetapkan masa siaga kelistrikan yang dimulai sejak 17 Maret hingga 11 April 2025.

    ”Kita menyadari bahwa Ramadan dan Idulfitri merupakan suatu momen kebahagiaan, kebersamaan yang nantinya akan dinikmati oleh keluarga-keluarga yang melaksanakannya. Tentunya ini menjadi hal yang sangat penting bagi PLN untuk berkomitmen menjaga keandalan listrik di momen-momen istimewa ini,” ucap Adi dalam Konferensi Pers Kesiapan dan Keandalan Pasokan Energi Selama Ramadan & Idulfitri 1446 Hijriah di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, (20/3/2025).

    Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto (kanan) bersama PTH Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra (tengah) dan Juru Bicara Kementerian BUMN Putri Violla (kiri) pada acara Konferensi Pers Kesiapan dan Keandalan Pasokan Energi Selama Ramadan & Idulfitri 1446 H di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, 20 Maret 2025.

    Sementara terkait potensi gangguan di sekitar jaringan listrik yang mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem, pihaknya telah melakukan inpeksi secara luas dan melakukan pembersihan di sepanjang right of way (ROW) jaringan transmisi dan jaringan distribusi PLN. Ia juga meminta dukungan masyarakat untuk dapat menginformasikan apabila menemukan lokasi-lokasi jaringan listrik di sekitar tempat tinggal yang rawan tersentuh pohon, agar segera dilakukan pembersihan oleh PLN.

    “Kami melakukan inspeksi secara menyuluruh, baik untuk jaringan distribusi maupun transmisi kami, khususnya Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Data-data yang kami dapatkan ini untuk memastikan kebersihan jalur ROW di sekitar jaringan, sehingga dapat meminimalisir potensi gangguan seperti kerawanan pohon dan gangguan lainnya,” ucap Adi.

    Ada pun kata Adi, suplai kelistrikan utama saat ini berasal dari kekuatan daya mampu pembangkit sebesar 67 gigawatt (GW). Dengan beban puncak sebesar 45 GW, maka masih terdapat reserve margin hingga 22 GW atau sebesar 49% untuk menghadapi periode Idulfitri 1446 Hijriah.

    Kekuatan daya mampu pembangkit tersebut juga ditopang oleh kecukupan dari pasokan energi primer, seperti batu bara yang mencapai lebih dari 22 hari operasi (HOP), gas lebih dari 30 HOP, dan BBM lebih dari 20 HOP.

    “Ini saya kira adalah sesuatu persiapan yang sangat cukup dari sisi pembangkitan. Selain itu, sebelumnya kami juga melakukan pemeliharaan pembangkit kira-kira satu bulan yang lalu, sehingga pada saat Siaga Idulfitri nanti itu tidak akan ada pemeliharaan-pemeliharaan pembangkit dan siap untuk beroperasi,” ujar Adi.

    Petugas PLN sedang melakukan pemeriksaan salah satu gardu listrik sebelum periode masa Siaga Ramadan dan Idulfitri 1446 H.

    Backup kelistrikan selanjutnya yang disiapkan berupa 1.839 unit genset, 636 uninterruptible power supply (UPS) dan 1.276 unit gardu bergerak (UGB) yang disiagakan di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia. PLN pun telah menerjunkan 69 ribu personel siaga khusus yang dibekali dengan peralatan lengkap serta 3.830 posko siaga yang tersebar seantero tanah air.

    ”Untuk memastikan pasokan listrik kepada pelanggan tetap andal dan aman, kami juga sudah menyiapkan sistem kelistrikan yang berlapis dan peralatan pendukung serta membentuk special force di periode Siaga Idulfitri 1446 Hijriah,” lanjut Adi.

    Adi menjabarkan bahwa lokasi-lokasi yang akan mendapat prioritas pengamanan kelistrikan di antaranya 2.855 tempat salat Ied, 722 bandara, terminal, dan pelabuhan, serta 515 pusat kegiatan masyarakat di seluruh penjuru Tanah Air.

    ”Selain persiapan di sisi internal, dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem ini, PLN juga terus menjalin sinergi dengan BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), aparat keamanan dari TNI dan Polri, dan pejabat pemerintah setempat untuk bisa memitigasi sebaik mungkin apabila terjadi gangguan akibat cuaca ekstrem dalam suplai kelistrikan,” tambah Adi.

    Dirinya berharap kolaborasi dan koordinasi bersama seluruh stakeholder akan semakin memperkuat pengamanan jaringan kelistrikan PLN yang membentang dari Sabang hingga Merauke, termasuk daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Upaya-upaya tersebut dilakukan agar masyarakat bisa merayakan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah dengan tenang dan nyaman tanpa gangguan kelistrikan.

    “Momen-momen istimewa ini harus bisa dinikmati tanpa adanya listrik padam. Untuk itu kami tim PLN secara sigap dan penuh dengan dedikasi menyiapkan mulai dari jaringan pembangkitan, kemudian jaringan transmisi, jaringan distribusi, sampai ke jaringan retail di rumah-rumah. Ini merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain demi masayarakat Indonesia berlebaran dengan khidmat,” tutup Adi.

  • Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Jatim, BPBD Siaga 24 Jam sampai Lebaran 2025

    Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Jatim, BPBD Siaga 24 Jam sampai Lebaran 2025

    Liputan6.com, Surabaya – Berdasar informasi dari BMKG, cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung selama 4-5 hari ke depan, termasuk di Jawa Timur.

    Untuk itu, BPBD Jatim memastikan pihaknya akan siaga 24 jam sepanjang musim tersebut serta guna mendukung kelancaran dan keselamatan masyarakat dalam melakukan mudik dan balik saat libur lebaran tahun ini.

    “Sesuai arahan Ibu Gubernur, BPBD menjadi salah satu dari lima OPD yang tidak mendapatkan libur guna memastikan kesiapan penanganan bencana dan keadaan darurat saat musim lebaran tahun ini,” ujar Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Sabtu (22/3/2025).

    Gatot mengungkapkan, tahun ini posko khusus di beberapa wilayah tidak didirikan karena kebijakan efisiensi. Namun, posko pusat di kantor BPBD Jatim tetap melakukan pemantauan dan koordinasi 24 jam.

    “Seluruh BPBD di kabupaten/kota juga telah diarahkan untuk siaga di daerah masing-masing, terutama dalam menghadapi potensi bencana seperti, longsor dan banjir,” ungkapnya.

    Beberapa wilayah yang menjadi perhatian utama dalam pemantauan bencana, di antaranya, meliputi kawasan Mataraman, seperti, Trenggalek, Magetan, dan Pacitan.

    “Selanjutnya wilayah Sidoarjo, Malang Raya dan Pantai Selatan, serta wilayah Tapal Kuda, seperti, Bondowoso dan Situbondo. Sementara, wilayah Madura dan sisi utara Jatim diprediksi dalam kondisi relatif aman,” ujar Gatot.

    Kabid KL Satriyo Nurseno menambahkan, kesiapan BPBD Jatim ini juga didukung para personel Tim Reaksi Cepat (TRC) yang akan melakukan pemantauan 24 jam.

    “Kami tetap siaga 24 jam dengan sistem shift, dari yang biasanya tiga shift menjadi dua shift. Setiap shift terdiri dari 15-20 personel untuk memastikan kesiapan penanganan di seluruh wilayah,” tambahnya.

    Selain kesiapan personel, BPBD Jatim juga telah memastikan ketersediaan logistik untuk mendukung penanganan bencana serta berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Perhubungan untuk membantu kelancaran arus mudik dan balik.

    Satriyo juga mengajak masyarakat dan awak media untuk berperan aktif dalam memberikan informasi terkait bencana yang terjadi.

    “Jika ada kejadian bencana yang belum terpantau oleh kami, mohon segera melaporkan melalui call center 117 atau melalui nomor WhatsApp posko BPBD 0813-3200-9050,” pintanya.

    Dengan kesiapsiagaan ini, BPBD Jatim berharap dapat memberikan respon cepat dan efektif dalam menghadapi segala kemungkinan selama masa mudik dan balik lebaran.

     

    Balita di Cilacap Positif Covid, Ini Riwayat Perjalanannya

  • Seorang Petani Diduga Hilang Tenggelam, Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Jenazah Korban

    Seorang Petani Diduga Hilang Tenggelam, Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Jenazah Korban

    JABAR EKSPRES – Seorang petani diduga tenggelam saat menyebrangi Sungai Ciparang tepatnya di wilayah Desa Sukahurip, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

    Ketika dikonfirmasi, Humas Kantor SAR Bandung, Seni Wulandari membenarkan, adanya laporan orang hilang alias korban tenggelam bernama Ruhyana (86).

    “Kantor SAR Bandung menerima laporan tersebut sekira pukul 15.30 WIB pada Sabtu, 22 Maret 2025 kemarin,” katanya melalui seluler, Senin (24/3).

    Kejadian bermula ketika korban tengah melaksanakan aktivitas seperti biasa sebagai seorang petani.

    “Kronologis hilangnya korban saat menyebrangi Sungai Ciparang tepatnya berada di wilayah Desa Sukahurip, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang,” jelasnya.

    Seni menerangkan, saat itu korban sempat menyebrangi aliran air dengan berjalan kaki, dikarenakan lokasi sawah berada di seberang Sungai Ciparang.

    “Sejak tadi pagi Tim SAR gabungan telah melaksanakan pencarian dengan penyisiran di sungai dari LKP hingga Kepuh dan dari Kepuh hinggan jembatan Sasak Gantung Wanareja, erta pencarian menggunakan drone,” terangnya.

    Yang bersangkutan terakhir terlihat ketika menuju arah pulang sekiranya pada pukul 15.30 WIB.

    “Di hari yang sama pada saat kejadian (korban terakhir terlihat), namun hingga malam korban tak kunjung pulang, diduga korban terjatuh dan tenggelam,” ujar Seni.

    Seni menyampaikan, menurut keterangan Komanadan Tim Rescue Unit Siaga SAR Karawang, Sigit Haryanto bahwa korban baru berhasil diketemukan sekira pukul 13.34 WIB pada Senin, 24 Maret 2025.

    “Tim SAR Gabungan menemukan korban yang sebelumnya dilaporkan tenggelam di Sungai Ciparang dalam keadaan meninggal dunia,” ucap Seni.

    Ketika diketemukan oleh Tim SAR Gabungan, korban berada sejauh kurang lebih 5,84 kilometer dari lokasi kejadian ke arah timur.

    Adapun unsur SAR yang terlibat, ungkap Seni, antara lain Basarnas, Unit Siaga SAR Karawang, Kodim 0605, Polsek Cijambe, BPBD Subang, Damkar Subang, Tagana Subang, Pemdes Sukahurip, Semut Lebah Indonesia dan Sagara.

    “Selanjutnya, yang bersangkutan langsung dibawa ke rumah duka oleh Tim SAR Gabungan, untuk diserah terimakan ke pihak keluarga korban,” ungkapnya.

    “Dengan telah ditemukannya korban maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup, seluruh unsur SAR kembali ke satuannya masing masing,” tutup Seni. (Bas)

  • Tak Ada Kejelasan! Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Situwangi Bandung Barat Pilih Tinggalkan Rumah

    Tak Ada Kejelasan! Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Situwangi Bandung Barat Pilih Tinggalkan Rumah

    JABAR EKSPRES  – Warga terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Patrol, Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), memilih meninggalkan tempat tinggalnya.

    Mereka memilih pindah tempat tinggal ke rumah kerabat dengan membawa perabotan rumah. Pasalnya, tempat tinggal mereka sudah tidak laik huni dan takut sewaktu-waktu ambruk.

    “Sekarang ngungsi dulu ke rumah orang tua, soalnya kalau bertahan di rumah khawatir ambruk,” ungkap Lia (37), saat dihubungi, Senin (24/3/2025).

    Dia menceritakan rumahnya mengalami kerusakan yang sangat parah akibat pergerakan tanah. Kerusakan itu terjadi dalam dua pekan terakhi disaat hujan deras terus mengguyur rumahnya.

    “Pergeseran tanahnya setiap ada hujan. Kaya ada getaran sama suara keretek-keretek. Dan sekarang semuanya udah rusak. Harapannya segera ada bantuan dari pemerintah,” ujar Lia.

    Selain Lia, hal serupa jyga dirasakan Komar (47), korban bencana pergeseran tanah lainnya. Ia mengaku sudah memindahkan seluruh anggota keluarganya ke rumah saudaranya karena khawatir rumahnya yang sudah rusak parah tiba-tiba ambruk.

    “Sekarang ngungsi ke rumah neneknya. Kalau saya masih bolak-balik ngecek rumah,” ucap Komar.

    Seluruh bagian rumah Komar dari mulai lantai dan dinding terbelah akibat pergerakan tanah yang terus terjadi jika hujan deras mengguyur. Ia pun berharap pemerintah segera memberikan bantuan dan solusi.

    “Makin hari makin besar. Kalau ada hujan ada kerasa perubahan, kamar mandi, keramik dinding pecah retak semua,” kata dia.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, bencana pergerakan tanah itu terjadi di Kampung Patrol, RT 05/05 dan Kampung Bahubang, RT 03/06, Desa Situwangi. Kejadian awal dimulai pada 9 Maret 2025 dengan total 25 rumah yang terdampak.

    Hasil assesment terbaru, bencana pergerakan tanah di Desa Situwangi terus meluas dimana ada 56 rumah dan bangunan lainnya mengalami kerusakan. Rinciannya, sebanyak 44 rumah rusak ringan dan 10 rusak berat serta bangunan PAUD dan Madrasah.

    “Jumlah yang mengungsi itu ada 10 kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat, ngungsinya ke rumah sodaranya,” kata petugas lapangan BPBD KBB, Suheri.

    BPBD KBB sudah menyalurkan bantuan untuk kebutuhan berbuka dan sahur warga yang terdampak bencana pergerakan tanah.

  • Banjir dan Longsor di 23 Titik, 3 Ribu Warga Manado Mengungsi

    Banjir dan Longsor di 23 Titik, 3 Ribu Warga Manado Mengungsi

    Liputan6.com, Manado – Hujan deras yang terjadi sejak, Jumat (21/3/2025), menyebabkan banjir dan longsor di 23 titik di Kota Manado, Sulut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, sedikitnya 3.103 warga terpaksa mengungsi.

    Berdasarkan data dari BPBD Kota Manado hingga, Minggu (23/3/2025) pagi, tanah longsor terjadi di 7 titik yakni di Kecamatan Tikala, Paal 2, Tuminting, Singkil, Wanea, dan Malalayang.

    Sedangkan banjir merendam sedikitnya 16 titik yakni di Kecamatan Paal 2, Wanea, Tuminting, Bunaken, Tikala, Singkil, dan Tuminting.

    “Akibat banjir dan longsor ini, 1 warga tewas tertimpa longsor. Sedangkan ada 3.103 warga yang mengungsi,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengutip data dari BPBD Kota Manado.

    Sementara itu, untuk penanganan warga yang terdampak bencana termasuk para pengungsi, Pemkot Manado memastikan distribusi bantuan dirasakan warga.

    Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang pada, Sabtu (22/3/2025), turun langsung melihat daerah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Kelurahan Kombos Timur dan Kelurahan Ternate Tanjung.

    “Kami pemerintah hadir datang memastikan bahwa distribusi bantuan-bantuan akan sampai pada warga yang terdampak,” kata Richard.

    Politisi PDIP ini mengatakan, para camat, lurah dan seluruh perangkat diinstruksikan siaga dan harus tanggap dalam membantu masyarakat.

    Sebelumnya pihaknya juga meninjau sejumlah titik yang terdampak hujan deras berkepanjangan, banjir, dan tanah longsor.

    Lokasi yang dikunjungi meliputi Kelurahan Paal IV, Kelurahan Tingkulu, beberapa titik di Kecamatan Sario, Kelurahan Batu Kota, Jalan Piere Tendean, serta Kelurahan Dendengan Luar.

    “Di beberapa lokasi, air dari drainase dan sungai kecil meluap ke jalan akibat debit air yang tinggi, sehingga sistem drainase tidak mampu menampung aliran hujan. Ini segera diperbaiki,” tuturnya.

    Dia mengimbau warga tetap waspada dan utamakan keselamatan, pemerintah akan terus memberikan pelayanan dan bantuan bagi warga terdampak banjir dan longsor di Manado.

     

    Banjir Bandang Ajibarang Banyumas, Warga Panik Ikat Mobil yang Nyaris Hanyut Terbawa Arus

  • Kronologi Siswi SD di Bunaken Manado Tewas Tertimpa Tanah Longsor

    Kronologi Siswi SD di Bunaken Manado Tewas Tertimpa Tanah Longsor

    Liputan6.com, Manado – Bencana alam berupa tanah longsor di Kota Manado, Sulut, kembali menelan korban jiwa. Seorang siswi di Kelurahan Bailang, Lingkungan IV, Kecamatan Bunaken, pada Sabtu (22/3/2025) malam pukul 19.30 Wita, tewas tertimbun tanah longsor.

    Berdasarkan informasi yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, peristiwa tragis itu bermula sekitar pukul 19.30 Wita, korban bernama Novianti Kapiodo ini bersama neneknya berada di dapur.

    Saat itu Novianti sedang duduk bermain handphone ditemani neneknya. Beberapa saat kemudian, tanah longsor dari arah rumah warga yang berada di atas menerjang mereka.

    Naas, Novianti tertimbun reruntuhan batu pondasi di area kepalanya. Sementara neneknya selamat dari hantaman material longsor.

    Warga setempat langsung turun tangan menolong korban dan dilarikan di Rumah Sakit Siti Maryam dalam keadaan tidak sadar. Tiba di rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 20.15 Wita.

    Kapolresta Manado, Kombes Pol Julianto Sirait mengungkapkan bahwa personel Kepolisian telah diterjunkan untuk membantu evakuasi korban, membersihkan material longsor, serta mendistribusikan bantuan kepada warga yang terdampak.

    “Keselamatan warga adalah prioritas utama kami. Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan pihak terkait untuk mempercepat proses penanganan,” ujarnya.

    Sehari sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kota Manado, Sulut, sepanjang hari mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor dan banjir di wilayah Malendeng, Lingkungan 6, Kecamatan Tikala. Akibat kejadian ini, seorang warga bernama Arnold Robert Mamahit (76) meninggal dunia.

    Kejadian tragis ini terjadi pada pukul 16:20 Wita, Jumat (21/3/2025). Tim dari Basarnas Manado langsung merespons dengan menurunkan empat tim rescue lengkap dengan perahu karet dan peralatan penyelamatan lainnya untuk melakukan proses evakuasi.

    Setelah melakukan pencarian intensif, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Diketahui, korban tertimpa runtuhan rumah dan kemudian tertimbun longsor.

    Kepala Kantor Basarnas Manado, George Mercy Randang SIP MAP menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah ini.

    Pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat Manado untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati terhadap potensi bencana yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang buruk.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama di daerah yang rawan longsor dan banjir. Jika terjadi situasi darurat, segera hubungi tim Basarnas untuk mendapatkan bantuan secepatnya,” ujar George Mercy Randang.

     

    13 Klaster Covid-19 di Banyumas, Mana Paling Berbahaya?

  • Petugas bersihkan material akibat angin puting beliung di Jakut

    Petugas bersihkan material akibat angin puting beliung di Jakut

    Perugas membersihkan puing bangunan akibat angin puting beliung yang melanda kawasan Koja pada Sabtu (22/3/25). ANTARA/Dokumentasi Pribadi

    Petugas bersihkan material akibat angin puting beliung di Jakut
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 23 Maret 2025 – 15:53 WIB

    Elshinta.com – Petugas gabungan langsung turun membersihkan material bangunan dan pohon yang berserakan akibat dampak angin puting beliung di delapan RT, Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara pada Sabtu (22/3).

    “Kami langsung bergerak cepat mengerahkan petugas gabungan untuk membantu pembersihan dan melakukan perbaikan dampak kejadian puting beliung itu” kata Lurah Tugu Selatan, Yuyun Yuniarti di Jakarta, Minggu

    Ia mengatakan petugas telah melakukan pembersihan seperti reruntuhan puing, pohon tumbang, hingga membantu atap rumah atau kanopi warga yang hancur dalam kejadian tersebut. Sebanyak tiga mobil yang tertimpa kanopi juga sudah kami bantu evakuasi. “Jadi ada yang terdampak ringan hingga berat,” katanya.

    Kemudian, sebagian warga pun sudah ada yang memperbaiki atap rumahnya secara mandiri.

    “Tidak ada korban jiwa dan tidak ada warga yang mengungsi setelah bencana angin puting beliung di sini,” kata dia.

    Ia mengatakan petugas gabungan ini sebanyak 55 orang dari unsur PPSU, Gulkarmat, BPBD, Suku Dinas Lingkungan Hidup, Kepolisian dan jajaran kelurahan. Dirinya mengimbau warga yang masih membutuhkan bantuan untuk segera melapor akan dapat segera menindaklanjuti. Ia mengingatkan warga Tugu Selatan agar selalu waspada dan tetap berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem.

    “Musibah tidak tahu kapan datangnya, jadi kita jangan pernah lengah dan harus tetap waspada,” pesannya.

    Ia mengatakan angin puting beliung melanda wilayahnya terjadi pada Sabtu (22/3), sekitar pukul 03.00 WIB. Adapun lokasi yang terdampak yakni, RW 01 meliputi RT 05, 07, 09 dan RT 10. Kemudian, di lingkungan RW 02 meliputi RT 02 dan RT 09, serta di RW 03 dengan wilayah terdapat di RT 03 dan 04.

    Sementara itu, Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Gatot Sulaeman menambahkan sebanyak tujuh personel untuk membantu warga yang terdampak puting beliung.

    “Kemarin kami sudah langsung mengerahkan personel ke lokasi untuk membantu warga, mulai proses evakuasi hingga pembersihan akibat puting beliung,” kata dia.

    Sumber : Antara