Kementrian Lembaga: BPBD

  • Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Jatim, BPBD Siaga 24 Jam sampai Lebaran 2025

    Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Jatim, BPBD Siaga 24 Jam sampai Lebaran 2025

    Liputan6.com, Surabaya – Berdasar informasi dari BMKG, cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung selama 4-5 hari ke depan, termasuk di Jawa Timur.

    Untuk itu, BPBD Jatim memastikan pihaknya akan siaga 24 jam sepanjang musim tersebut serta guna mendukung kelancaran dan keselamatan masyarakat dalam melakukan mudik dan balik saat libur lebaran tahun ini.

    “Sesuai arahan Ibu Gubernur, BPBD menjadi salah satu dari lima OPD yang tidak mendapatkan libur guna memastikan kesiapan penanganan bencana dan keadaan darurat saat musim lebaran tahun ini,” ujar Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Sabtu (22/3/2025).

    Gatot mengungkapkan, tahun ini posko khusus di beberapa wilayah tidak didirikan karena kebijakan efisiensi. Namun, posko pusat di kantor BPBD Jatim tetap melakukan pemantauan dan koordinasi 24 jam.

    “Seluruh BPBD di kabupaten/kota juga telah diarahkan untuk siaga di daerah masing-masing, terutama dalam menghadapi potensi bencana seperti, longsor dan banjir,” ungkapnya.

    Beberapa wilayah yang menjadi perhatian utama dalam pemantauan bencana, di antaranya, meliputi kawasan Mataraman, seperti, Trenggalek, Magetan, dan Pacitan.

    “Selanjutnya wilayah Sidoarjo, Malang Raya dan Pantai Selatan, serta wilayah Tapal Kuda, seperti, Bondowoso dan Situbondo. Sementara, wilayah Madura dan sisi utara Jatim diprediksi dalam kondisi relatif aman,” ujar Gatot.

    Kabid KL Satriyo Nurseno menambahkan, kesiapan BPBD Jatim ini juga didukung para personel Tim Reaksi Cepat (TRC) yang akan melakukan pemantauan 24 jam.

    “Kami tetap siaga 24 jam dengan sistem shift, dari yang biasanya tiga shift menjadi dua shift. Setiap shift terdiri dari 15-20 personel untuk memastikan kesiapan penanganan di seluruh wilayah,” tambahnya.

    Selain kesiapan personel, BPBD Jatim juga telah memastikan ketersediaan logistik untuk mendukung penanganan bencana serta berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Perhubungan untuk membantu kelancaran arus mudik dan balik.

    Satriyo juga mengajak masyarakat dan awak media untuk berperan aktif dalam memberikan informasi terkait bencana yang terjadi.

    “Jika ada kejadian bencana yang belum terpantau oleh kami, mohon segera melaporkan melalui call center 117 atau melalui nomor WhatsApp posko BPBD 0813-3200-9050,” pintanya.

    Dengan kesiapsiagaan ini, BPBD Jatim berharap dapat memberikan respon cepat dan efektif dalam menghadapi segala kemungkinan selama masa mudik dan balik lebaran.

     

    Balita di Cilacap Positif Covid, Ini Riwayat Perjalanannya

  • Seorang Petani Diduga Hilang Tenggelam, Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Jenazah Korban

    Seorang Petani Diduga Hilang Tenggelam, Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Jenazah Korban

    JABAR EKSPRES – Seorang petani diduga tenggelam saat menyebrangi Sungai Ciparang tepatnya di wilayah Desa Sukahurip, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

    Ketika dikonfirmasi, Humas Kantor SAR Bandung, Seni Wulandari membenarkan, adanya laporan orang hilang alias korban tenggelam bernama Ruhyana (86).

    “Kantor SAR Bandung menerima laporan tersebut sekira pukul 15.30 WIB pada Sabtu, 22 Maret 2025 kemarin,” katanya melalui seluler, Senin (24/3).

    Kejadian bermula ketika korban tengah melaksanakan aktivitas seperti biasa sebagai seorang petani.

    “Kronologis hilangnya korban saat menyebrangi Sungai Ciparang tepatnya berada di wilayah Desa Sukahurip, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang,” jelasnya.

    Seni menerangkan, saat itu korban sempat menyebrangi aliran air dengan berjalan kaki, dikarenakan lokasi sawah berada di seberang Sungai Ciparang.

    “Sejak tadi pagi Tim SAR gabungan telah melaksanakan pencarian dengan penyisiran di sungai dari LKP hingga Kepuh dan dari Kepuh hinggan jembatan Sasak Gantung Wanareja, erta pencarian menggunakan drone,” terangnya.

    Yang bersangkutan terakhir terlihat ketika menuju arah pulang sekiranya pada pukul 15.30 WIB.

    “Di hari yang sama pada saat kejadian (korban terakhir terlihat), namun hingga malam korban tak kunjung pulang, diduga korban terjatuh dan tenggelam,” ujar Seni.

    Seni menyampaikan, menurut keterangan Komanadan Tim Rescue Unit Siaga SAR Karawang, Sigit Haryanto bahwa korban baru berhasil diketemukan sekira pukul 13.34 WIB pada Senin, 24 Maret 2025.

    “Tim SAR Gabungan menemukan korban yang sebelumnya dilaporkan tenggelam di Sungai Ciparang dalam keadaan meninggal dunia,” ucap Seni.

    Ketika diketemukan oleh Tim SAR Gabungan, korban berada sejauh kurang lebih 5,84 kilometer dari lokasi kejadian ke arah timur.

    Adapun unsur SAR yang terlibat, ungkap Seni, antara lain Basarnas, Unit Siaga SAR Karawang, Kodim 0605, Polsek Cijambe, BPBD Subang, Damkar Subang, Tagana Subang, Pemdes Sukahurip, Semut Lebah Indonesia dan Sagara.

    “Selanjutnya, yang bersangkutan langsung dibawa ke rumah duka oleh Tim SAR Gabungan, untuk diserah terimakan ke pihak keluarga korban,” ungkapnya.

    “Dengan telah ditemukannya korban maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup, seluruh unsur SAR kembali ke satuannya masing masing,” tutup Seni. (Bas)

  • Tak Ada Kejelasan! Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Situwangi Bandung Barat Pilih Tinggalkan Rumah

    Tak Ada Kejelasan! Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Situwangi Bandung Barat Pilih Tinggalkan Rumah

    JABAR EKSPRES  – Warga terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Patrol, Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), memilih meninggalkan tempat tinggalnya.

    Mereka memilih pindah tempat tinggal ke rumah kerabat dengan membawa perabotan rumah. Pasalnya, tempat tinggal mereka sudah tidak laik huni dan takut sewaktu-waktu ambruk.

    “Sekarang ngungsi dulu ke rumah orang tua, soalnya kalau bertahan di rumah khawatir ambruk,” ungkap Lia (37), saat dihubungi, Senin (24/3/2025).

    Dia menceritakan rumahnya mengalami kerusakan yang sangat parah akibat pergerakan tanah. Kerusakan itu terjadi dalam dua pekan terakhi disaat hujan deras terus mengguyur rumahnya.

    “Pergeseran tanahnya setiap ada hujan. Kaya ada getaran sama suara keretek-keretek. Dan sekarang semuanya udah rusak. Harapannya segera ada bantuan dari pemerintah,” ujar Lia.

    Selain Lia, hal serupa jyga dirasakan Komar (47), korban bencana pergeseran tanah lainnya. Ia mengaku sudah memindahkan seluruh anggota keluarganya ke rumah saudaranya karena khawatir rumahnya yang sudah rusak parah tiba-tiba ambruk.

    “Sekarang ngungsi ke rumah neneknya. Kalau saya masih bolak-balik ngecek rumah,” ucap Komar.

    Seluruh bagian rumah Komar dari mulai lantai dan dinding terbelah akibat pergerakan tanah yang terus terjadi jika hujan deras mengguyur. Ia pun berharap pemerintah segera memberikan bantuan dan solusi.

    “Makin hari makin besar. Kalau ada hujan ada kerasa perubahan, kamar mandi, keramik dinding pecah retak semua,” kata dia.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, bencana pergerakan tanah itu terjadi di Kampung Patrol, RT 05/05 dan Kampung Bahubang, RT 03/06, Desa Situwangi. Kejadian awal dimulai pada 9 Maret 2025 dengan total 25 rumah yang terdampak.

    Hasil assesment terbaru, bencana pergerakan tanah di Desa Situwangi terus meluas dimana ada 56 rumah dan bangunan lainnya mengalami kerusakan. Rinciannya, sebanyak 44 rumah rusak ringan dan 10 rusak berat serta bangunan PAUD dan Madrasah.

    “Jumlah yang mengungsi itu ada 10 kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat, ngungsinya ke rumah sodaranya,” kata petugas lapangan BPBD KBB, Suheri.

    BPBD KBB sudah menyalurkan bantuan untuk kebutuhan berbuka dan sahur warga yang terdampak bencana pergerakan tanah.

  • Banjir dan Longsor di 23 Titik, 3 Ribu Warga Manado Mengungsi

    Banjir dan Longsor di 23 Titik, 3 Ribu Warga Manado Mengungsi

    Liputan6.com, Manado – Hujan deras yang terjadi sejak, Jumat (21/3/2025), menyebabkan banjir dan longsor di 23 titik di Kota Manado, Sulut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, sedikitnya 3.103 warga terpaksa mengungsi.

    Berdasarkan data dari BPBD Kota Manado hingga, Minggu (23/3/2025) pagi, tanah longsor terjadi di 7 titik yakni di Kecamatan Tikala, Paal 2, Tuminting, Singkil, Wanea, dan Malalayang.

    Sedangkan banjir merendam sedikitnya 16 titik yakni di Kecamatan Paal 2, Wanea, Tuminting, Bunaken, Tikala, Singkil, dan Tuminting.

    “Akibat banjir dan longsor ini, 1 warga tewas tertimpa longsor. Sedangkan ada 3.103 warga yang mengungsi,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengutip data dari BPBD Kota Manado.

    Sementara itu, untuk penanganan warga yang terdampak bencana termasuk para pengungsi, Pemkot Manado memastikan distribusi bantuan dirasakan warga.

    Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang pada, Sabtu (22/3/2025), turun langsung melihat daerah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Kelurahan Kombos Timur dan Kelurahan Ternate Tanjung.

    “Kami pemerintah hadir datang memastikan bahwa distribusi bantuan-bantuan akan sampai pada warga yang terdampak,” kata Richard.

    Politisi PDIP ini mengatakan, para camat, lurah dan seluruh perangkat diinstruksikan siaga dan harus tanggap dalam membantu masyarakat.

    Sebelumnya pihaknya juga meninjau sejumlah titik yang terdampak hujan deras berkepanjangan, banjir, dan tanah longsor.

    Lokasi yang dikunjungi meliputi Kelurahan Paal IV, Kelurahan Tingkulu, beberapa titik di Kecamatan Sario, Kelurahan Batu Kota, Jalan Piere Tendean, serta Kelurahan Dendengan Luar.

    “Di beberapa lokasi, air dari drainase dan sungai kecil meluap ke jalan akibat debit air yang tinggi, sehingga sistem drainase tidak mampu menampung aliran hujan. Ini segera diperbaiki,” tuturnya.

    Dia mengimbau warga tetap waspada dan utamakan keselamatan, pemerintah akan terus memberikan pelayanan dan bantuan bagi warga terdampak banjir dan longsor di Manado.

     

    Banjir Bandang Ajibarang Banyumas, Warga Panik Ikat Mobil yang Nyaris Hanyut Terbawa Arus

  • Kronologi Siswi SD di Bunaken Manado Tewas Tertimpa Tanah Longsor

    Kronologi Siswi SD di Bunaken Manado Tewas Tertimpa Tanah Longsor

    Liputan6.com, Manado – Bencana alam berupa tanah longsor di Kota Manado, Sulut, kembali menelan korban jiwa. Seorang siswi di Kelurahan Bailang, Lingkungan IV, Kecamatan Bunaken, pada Sabtu (22/3/2025) malam pukul 19.30 Wita, tewas tertimbun tanah longsor.

    Berdasarkan informasi yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, peristiwa tragis itu bermula sekitar pukul 19.30 Wita, korban bernama Novianti Kapiodo ini bersama neneknya berada di dapur.

    Saat itu Novianti sedang duduk bermain handphone ditemani neneknya. Beberapa saat kemudian, tanah longsor dari arah rumah warga yang berada di atas menerjang mereka.

    Naas, Novianti tertimbun reruntuhan batu pondasi di area kepalanya. Sementara neneknya selamat dari hantaman material longsor.

    Warga setempat langsung turun tangan menolong korban dan dilarikan di Rumah Sakit Siti Maryam dalam keadaan tidak sadar. Tiba di rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 20.15 Wita.

    Kapolresta Manado, Kombes Pol Julianto Sirait mengungkapkan bahwa personel Kepolisian telah diterjunkan untuk membantu evakuasi korban, membersihkan material longsor, serta mendistribusikan bantuan kepada warga yang terdampak.

    “Keselamatan warga adalah prioritas utama kami. Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan pihak terkait untuk mempercepat proses penanganan,” ujarnya.

    Sehari sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kota Manado, Sulut, sepanjang hari mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor dan banjir di wilayah Malendeng, Lingkungan 6, Kecamatan Tikala. Akibat kejadian ini, seorang warga bernama Arnold Robert Mamahit (76) meninggal dunia.

    Kejadian tragis ini terjadi pada pukul 16:20 Wita, Jumat (21/3/2025). Tim dari Basarnas Manado langsung merespons dengan menurunkan empat tim rescue lengkap dengan perahu karet dan peralatan penyelamatan lainnya untuk melakukan proses evakuasi.

    Setelah melakukan pencarian intensif, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Diketahui, korban tertimpa runtuhan rumah dan kemudian tertimbun longsor.

    Kepala Kantor Basarnas Manado, George Mercy Randang SIP MAP menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah ini.

    Pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat Manado untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati terhadap potensi bencana yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang buruk.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama di daerah yang rawan longsor dan banjir. Jika terjadi situasi darurat, segera hubungi tim Basarnas untuk mendapatkan bantuan secepatnya,” ujar George Mercy Randang.

     

    13 Klaster Covid-19 di Banyumas, Mana Paling Berbahaya?

  • Petugas bersihkan material akibat angin puting beliung di Jakut

    Petugas bersihkan material akibat angin puting beliung di Jakut

    Perugas membersihkan puing bangunan akibat angin puting beliung yang melanda kawasan Koja pada Sabtu (22/3/25). ANTARA/Dokumentasi Pribadi

    Petugas bersihkan material akibat angin puting beliung di Jakut
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 23 Maret 2025 – 15:53 WIB

    Elshinta.com – Petugas gabungan langsung turun membersihkan material bangunan dan pohon yang berserakan akibat dampak angin puting beliung di delapan RT, Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara pada Sabtu (22/3).

    “Kami langsung bergerak cepat mengerahkan petugas gabungan untuk membantu pembersihan dan melakukan perbaikan dampak kejadian puting beliung itu” kata Lurah Tugu Selatan, Yuyun Yuniarti di Jakarta, Minggu

    Ia mengatakan petugas telah melakukan pembersihan seperti reruntuhan puing, pohon tumbang, hingga membantu atap rumah atau kanopi warga yang hancur dalam kejadian tersebut. Sebanyak tiga mobil yang tertimpa kanopi juga sudah kami bantu evakuasi. “Jadi ada yang terdampak ringan hingga berat,” katanya.

    Kemudian, sebagian warga pun sudah ada yang memperbaiki atap rumahnya secara mandiri.

    “Tidak ada korban jiwa dan tidak ada warga yang mengungsi setelah bencana angin puting beliung di sini,” kata dia.

    Ia mengatakan petugas gabungan ini sebanyak 55 orang dari unsur PPSU, Gulkarmat, BPBD, Suku Dinas Lingkungan Hidup, Kepolisian dan jajaran kelurahan. Dirinya mengimbau warga yang masih membutuhkan bantuan untuk segera melapor akan dapat segera menindaklanjuti. Ia mengingatkan warga Tugu Selatan agar selalu waspada dan tetap berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem.

    “Musibah tidak tahu kapan datangnya, jadi kita jangan pernah lengah dan harus tetap waspada,” pesannya.

    Ia mengatakan angin puting beliung melanda wilayahnya terjadi pada Sabtu (22/3), sekitar pukul 03.00 WIB. Adapun lokasi yang terdampak yakni, RW 01 meliputi RT 05, 07, 09 dan RT 10. Kemudian, di lingkungan RW 02 meliputi RT 02 dan RT 09, serta di RW 03 dengan wilayah terdapat di RT 03 dan 04.

    Sementara itu, Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Gatot Sulaeman menambahkan sebanyak tujuh personel untuk membantu warga yang terdampak puting beliung.

    “Kemarin kami sudah langsung mengerahkan personel ke lokasi untuk membantu warga, mulai proses evakuasi hingga pembersihan akibat puting beliung,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Nelayan Hilang Kontak di Halmahera Barat Ditemukan Selamat, Duduk di Atas Perahu Terbalik
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Maret 2025

    Nelayan Hilang Kontak di Halmahera Barat Ditemukan Selamat, Duduk di Atas Perahu Terbalik Regional 23 Maret 2025

    Nelayan Hilang Kontak di Halmahera Barat Ditemukan Selamat, Duduk di Atas Perahu Terbalik
    Tim Redaksi
    HALMAHERA BARAT, KOMPAS.com
    – Seorang nelayan bernama Robert (33) yang hilang kontak di perairan
    Jailolo
    , Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, ditemukan selamat pada Minggu (23/3/2025).
    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ternate, Iwan Ramdani, mengungkapkan bahwa nelayan tersebut sempat dilaporkan hanyut akibat kerusakan mesin longboat yang dialaminya di tengah cuaca buruk pada Sabtu (22/3/2025).
    “Nelayan yang sempat dilaporkan hanyut saat melaut karena mengalami kerusakan pada mesin longboat, akibat cuaca buruk pada Sabtu 22 Maret 2025, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat,” ujar Iwan.
    Robert ditemukan di perairan Desa Susupu, Kecamatan Sahu, pada koordinat 1°8’7.36″N / 127°21’1.83″E, berjarak 6.54 NM atau sekitar 12 kilometer dari titik duga awal tempat ia hanyut.
    Tim SAR gabungan mulai melakukan pencarian terhadap warga asal Buli ini sejak pukul 08.00 WIT setelah menerima laporan dari pemilik longboat.
    Perahu longboat yang digunakan Robert ditemukan dalam kondisi terbalik.
    Sementara itu, korban berhasil mengamankan diri dengan duduk di atas perahu terbalik tersebut, menunggu bantuan.
    Iwan menjelaskan bahwa tim SAR gabungan berhasil menemukan korban setelah menerima informasi dari salah satu kapal ikan yang melintas.
    “Sekitar pukul 12.30 WIT, tim menerima info bahwa kapal ikan KM Tiga Permata 02, yang sedang perjalanan melaut, menemukan korban di sekitar perairan Susupu. Sementara kondisi korban dalam keadaan sehat, namun mengalami kelelahan,” ujarnya.
    Setelah dievakuasi, Robert dibawa menuju Ternate.
    Setelah dilakukan koordinasi serta pemantauan, korban diserahkan kepada pihak keluarga.
    “Dengan ditemukannya korban dalam keadaan selamat, maka operasi SAR selesai dan ditutup,” pungkas Iwan.
    Operasi pencarian ini melibatkan berbagai unsur SAR, termasuk Kansar Ternate, Koramil 1501-03/Jailolo, Koramil 1501-04/Sahu, BPBD Kabupaten Halmahera Barat, KUPP Jailolo, KM Tiga Permata 02, serta masyarakat setempat dan keluarga korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Kali Lebaran di Pengungsian, Warga Korban Pergerakan Tanah Rongga Tagih Janji Pemerintah

    Dua Kali Lebaran di Pengungsian, Warga Korban Pergerakan Tanah Rongga Tagih Janji Pemerintah

    JABAR EKSPRES – Korban terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berharap bisa mendapat bantuan dana perbaikan dan pembangunan rumah secepatnya.

    Pasalnya, sejak pergerakan tanah terjadi, pada Februari 2024 lalu hingga saat ini mereka hidup tanpa tempat tinggal.

    Sekadar diketahui, bencana pergerakan tanah yang melanda Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, memaksa 48 kepala keluarga (KK) 192 jiwa itu harus meninggalkan tempat tinggalnya.

    Mereka tak lagi tinggal di rumahnya yang rusak terdampak pergerakan tanah. Apalagi pemerintah sudah melarang warga untuk tidak lagi tinggal di kampung halamannya, karena berada di zona rawan pergerakan tanah.

    BACA JUGA:Dampak Pergerakan Tanah di Cihampelas Meluas, Badan Geologi Diminta Selidiki

    Ironisnya, sudah dua kali lebaran korban pergerakan tanah harus tinggal menumpang di rumah kerabatnya. Hingga kini, mereka masih menunggu realisasi yang dijanjikan oleh pemerintah Kabupaten Bandung Barat.

    “Mengapa warga korban musibah di Cibedug jadi terkatung-katung. Sudah setahun lebih terabaikan. Warga sangat mengharap kepada pihak terkait yang menjanjikan relokasi bagi warga terdampak. Saya mendengar di desa lain yang musibahnya belum lama, tapi sudah dieksekusi,” kata Kepala Desa Cibedug, Engkus Kustendi, Minggu (23/3/2025).

    Secara pribadi, Engkus merasa malu sekaligus kasihan kepada warga korban pergerakan tanah, yang kini menumpang tinggal di mana saja.

    “Saya atas nama Pemerintah Desa Cibedug merasa malu dan kasihan sama warga tinggal nebeng di mana saja,” ucapnya.

    Ia berharap nasib yang kini dialami 192 warga Cibedug bisa diketahui Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Campur tangan gubernur diharapkan bisa mempercepat proses relokasi sampai diwujudkan rumah hunian tetap.

    BACA JUGA:27 Alat Pendeteksi Pergerakan Tanah Dipasang, BPBD dan DPRD Sumedang Tinjau Lokasi Rawan Longsor

    “Sekarang harapan warga Cibedug kepada pak gubernur. Bagaimana pun juga, warga Cibedug menjadi pendukung Kang Dedi Mulyadi (KDM) saat Pilkada lalu. Hampir 80 persen warga Cibedug mendukung KDM,” ujarnya.

    Terkait dengan usulan beberapa tempat relokasi, Engkus menyebut warga lebih memilih lahan Perkebunan PTPN VIII yang berada di Kampung Ciceuri RT 01/RW 09, Desa Cibedug.

  • Selama Arus Mudik Berlangsung, Truk Dilarang Lewat Jalur Padalarang dan Lembang

    Selama Arus Mudik Berlangsung, Truk Dilarang Lewat Jalur Padalarang dan Lembang

    LJABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB) melarang truk masuk wilayah Jalan Raya Padalarang serta Lembang selama arus mudik Idulfitri 1446 Hijriah.

    Pembatasan operasional ini dilakukan sesuai dengan instruksi pemerintah pusat untuk mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas.

    Larangan atau pembatasan operasional itu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Direktur Jenderal Bina Marga tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan serta Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik dan Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2025/1446 Hijriah.

    BACA JUGA:Arus Mudik Lebaran di Jalur Selatan Masih Sepi, Pemda Siapkan Antisipasi Lonjakan H-3

    “Ketentuannya sudah diputuskan dalam SKB. Jadi ada pembatasan operasional truk selama masa arus mudik bagi jalan tol atau non tol. Untuk non tol di wilayah kita yakni Jalan Raya Padalarang dan Lembang,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) KBB, Fauzan Azima, Minggu (23/3/2025).

    Fauzan mengatakan, pembatasan operasional angkutan barang ini berlaku untuk mobil barang dengan sumbu 3 atau lebih, mobil barang dengan kereta tempelan, kereta gandengan, serta mobil barang yang mengangkut hasil galian, tambang, juga bahan bangunan.

    “Dalam SKB itu pembatasan truk berlaku mulai Senin, 24 Maret 2025 pukul 00.00 WIB hingga Selasa, 8 April 2025 pukul 24.00 WIB,” katanya.

    BACA JUGA:Dishub dan BPBD Kabupaten Bandung Petakan Jalur Mudik Rawan Bencana, Siapkan Hal Ini

    “Yang truk yang diperbolehkan hanya untuk BBM, logistik pangan untuk bencana alam, serta bahan pokok masyarakat. Di luar ini dilarang melintas. Kalau kedapatan pasti kita tindak tegas,” sambungnya.

    Untuk memastikan pembatasan operasional truk berjalan di jalur mudik, Dishub akan memanfaatkan kamera CCTV yang terkoneksi ke area traffic control system (ATCS).

    Jika kedapatan ada truk melintas, pihaknya akan mencatat dan melaporkan ke pihak berwajib di lapangan agar diberi penindakan.

    Fauzan menerangkan, total ada sebanyak 129 kamera CCTV yang terpasang di 59 persimpangan di Bandung Barat untuk monitoring lalu lintas mudik selama 7 hari sebelum dan sesudah Hari Raya Lebaran.

  • Arus Mudik Lebaran di Jalur Selatan Masih Sepi, Pemda Siapkan Antisipasi Lonjakan H-3

    Arus Mudik Lebaran di Jalur Selatan Masih Sepi, Pemda Siapkan Antisipasi Lonjakan H-3

    JABAR EKSPRES – Memasuki H-7 jelang Lebaran 2025, arus mudik di jalur utama khususnya di sekitar wilayah Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat masih sepi. Padahal, ruas jalan ini dikenal sebagai salah satu titik rawan kemacetan karena menghubungkan Kota Banjar, Tasikmalaya, dan jalur lintas selatan Jawa Barat.

    Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Ciamis, Dadang Mulyatna menyebut, fenomena ini dipengaruhi oleh tren masyarakat yang memilih mudik pada H-3 hingga H-1 Lebaran untuk menghindari kepadatan.

    “Prediksi puncak arus mudik akan terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025 atau H-3 Lebaran. Kami telah menyiapkan posko pengamanan di titik strategis dan membatasi operasional angkutan barang untuk mengurangi kepadatan,” ujar Dadang, Minggu (23/3/2025).

    BACA JUGA:Dishub dan BPBD Kabupaten Bandung Petakan Jalur Mudik Rawan Bencana, Siapkan Hal Ini

    Meski arus masih lancar, Pemda Ciamis bersama Kepolisian Resor Ciamis telah menyiagakan posko mudik terpadu di sejumlah titik. Posko ini dilengkapi fasilitas istirahat sementara, pemeriksaan kesehatan gratis, serta layanan pemeriksaan keselamatan kendaraan umum (ramp check).

    Dadang menegaskan, inspeksi keselamatan angkutan dilakukan bersama Satlantas Polres Ciamis untuk memastikan kendaraan umum laik jalan dan memenuhi standar keselamatan.
    Jalur utama Ciamis menjadi lintasan vital pemudik menuju Jawa Tengah dan destinasi wisata seperti Pangandaran.

    “Kami telah menyusun sejumlah langkah antisipatif, seperti pengecekan infrastruktur jalan, pemasangan rambu portabel, serta pengaturan lalu lintas di titik rawan macet, seperti Simpang Cihaurbeuti, Pasar Imbanagara, dan Alun-alun Kawali,” katanya.

    BACA JUGA:Dishub Kabupaten Bandung Sebut Jalur Alternatif Cijapati Belum Bisa Digunakan untuk Mudik 2025, Ini Alasannya!

    Pemantauan arus lalu lintas dilakukan melalui sistem traffic counting berbasis CCTV ATCS di Simpang Imbanagara dan Simpang Kodim. Data ini akan menjadi acuan rekayasa lalu lintas situasional. “Kolaborasi dengan Polri, Dinas Kesehatan, BPBD, dan pihak swasta juga diperkuat agar mudik tahun ini berjalan aman dan lancar,” tambah Dadang.

    Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Dishub Ciamis akan mempublikasikan informasi lalu lintas secara real-time melalui media sosial dan menempatkan petugas di lapangan. Masyarakat diimbau memantau kanal resmi Dishub untuk update kondisi jalan dan alternatif rute.